You are on page 1of 21

1

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR


KINERJA

(Studi Empiris pada Koperasi Wanita BAKTI PERTIWI)

Laila Gita Afara

Universitas Negeri Surabaya

lailagitaafara@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to analyze performance of Koperasi Wanita "Bakti
Pertiwi" (Kopwan) using Balanced Scorecard, in order to expand its business
unit. The performance assessments consists of financial perspective, customer
perspective, internal business processes perspective, and learning and growth
perspective. Using survey method on 50 respondents consists of customers,
members and employees of Kopwan; this study finds that the performance of
financial perspective is fluctuated, all financial performance measures show
significant declining in 2013. The finding for customer perspective shows that on
average satisfaction of members was very satisfied and liveliness level is 59.18%.
The performance of internal business processes perspective is not good because
still limited to one business unit. In addition, average employee satisfaction of
Kopwans products shows highly satisfied; the last finding is among
administrators and members of Kopwan have good relationships.
Keywords: Balanced Scorecard, Performance, Women Cooperative

PENDAHULUAN

Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan non-bank yang

berperan besar dalam mewujudkan keadilan dan kemakmuran masyarakat

berdasarkan prinsip ekonomi kerakyatan. Sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 bahwa sebagai wujud dari pelaksanaan

demokrasi ekonomi, pelaksanaan usaha koperasi dilandasi atas asas kekeluargaan.

Dalam hal ini, pemberdayaan koperasi menjadi begitu penting karena dengan

adanya koperasi tidak hanya menguntungkan anggota tetapi juga berpengaruh


2

terhadap perluasan kesempatan berwirausaha dan penyerapan tenaga kerja bagi

masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan.

Di Jawa Timur, perkembangan koperasi menunjukkan peningkatan yang

pesat dan salah satu yang cukup menarik perhatian yaitu peningkatan jumlah

volume Koperasi Wanita. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM

Jawa Timur terdapat 8.506 Koperasi Wanita (Kopwan) yang telah tersebar di

Jawa Timur sampai tahun 2015. Dengan jumlah yang tergolong cukup besar

tersebut menandakan adanya kesiapan dan komitmen untuk mengembangkan

Kopwan dalam rangka membantu kesejahteraan ekonomi anggotanya hingga

masyarakat kecil.

Memasuki era globalisasi yang begitu cepat, baik individu maupun

kelompok tentu tidak dapat diam, mereka dituntut untuk mengikuti arus

persaingan dengan melakukan perbaikan baik dari segi infrastruktur maupun

kinerjanya. Beberapa Kopwan yang masih berada dalam masa pertumbuhan juga

didorong untuk melakukan perbaikan kinerja demi tujuan mensejahterakan

anggota, salah satunya yaitu Kopwan Bakti Pertiwi. Dalam melakukan

pengukuran kinerjanya, Kopwan Bakti Pertiwi memiliki alat ukur berupa

Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi tiap

tahun. Akan tetapi dalam penerapannya, pengukuran kinerja Kopwan Bakti

Pertiwi hanya terfokus kepada RAPB yang merupakan aspek keuangan.

Menurut Tayler (2009) bahwa kualitas dalam sebuah organisasi tidak

tercermin secara keseluruhan pada pengukuran kinerja dari segi keuangan. Untuk

itu, agar dapat mencerminkan kualitas dengan baik maka dapat diterapkan metode
3

Balanced Scorecard. Metode ini mengukur kinerja organisasi berdasarkan aspek

keuangan dan aspek non-keuangan yang disajikan dalam empat perspektif yaitu

perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan

pembelajaran. Tidak hanya pada organisasi bisnis, penerapan Balanced Scorecard

juga perlu dilakukan pada koperasi sehingga tidak hanya berfokus pada aspek

keuangan berupa Sisa Hasil Usaha (SHU) tetapi pengukuran kinerja koperasi juga

berfokus pada aspek non-keuangan seperti tingkat kepuasan anggota dan

karyawan atau tingkat perkembangan jenis usaha.

Pada penelitian sebelumnya, penerapan metode Balanced Scorecard

menghasilkan penilaian kinerja yang berbeda untuk tiap jenis koperasi. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Permana (2013), bahwa kinerja koperasi pada

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) mendapat penilaian yang baik

melalui metode Balanced Scorecard. Sedangkan hasil penelitian Tajudin dkk.

(2014) mengenai penerapan Balanced Scorecard pada Koperasi Unit Desa

(KUD), menunjukkan penilaian kinerja yang kurang baik.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana penerapan metode Balanced Scorecard dalam menilai

kinerja suatu koperasi dengan melakukan penelitian lebih lanjut melalui jurnal

ilmiah yang berjudul Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur

Kinerja (Studi Empiris pada Koperasi Wanita BAKTI PERTIWI).


4

KAJIAN PUSTAKA

Kinerja

Kinerja dapat dikatakan sebagai suatu prestasi yang merupakan wujud dari

pencapaian standar kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja merupakan

cerminan keadaan atau kondisi yang sedang dialami oleh organisasi. Maka dari itu

organisasi perlu melakukan pengukuran terhadap kinerjanya dimana hasil dari

pengukuran tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan

dan tindakan untuk memperbaiki kinerja dalam mencapai sasaran atau target

organisasi. Dalam hal ini, penggunaan tolok ukur harus diperhatikan karena

keakuratan tolok ukur akan menghasilkan informasi yang relevan. Beberapa tolok

ukur yang digunakan dalam mengukur kinerja menurut Bastian (2001: 331) antara

lain aspek finansial terkait anggaran dan arus kas, aspek kepuasan yang dapat

dirasakan semua pihak baik pelanggan maupun pegawau, aspek operasi dalam

merancang langkah atau usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran organisasi, dan

aspek waktu yang efektif dan efisien.

Balanced Scorecard

Balanced Scorecard merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mengukur kinerja organisasi. Sejak dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan

David P. Norton (1992), keberadaan Balanced Scorecard menjadi begitu penting

karena sebagai pelengkap pengukuran kinerja tradisional yang selama ini masih

berfokus pada kinerja keuangan yang bersifat jangka pendek. Dalam hal ini, tidak

hanya berfokus pada kinerja keuangan namun Balanced Scorecard juga berfokus
5

pada kinerja operasional atau non keuangan yaitu Perspektif Pelanggan, Perspektif

Bisnis Internal, serta Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.

Setiap perspektif memiliki fokus atau tolok ukur yang berbeda. Perspektif

Keuangan berfokus pada penggunaan asset, kewajiban, modal, pertumbuhan

pendapatan, dan penurunan biaya sedangkan Perspektif Pelanggan lebih berfokus

pada ukuran pelanggan. Tolok ukur dari Perspektif Proses Bisnis Internal terletak

pada proses operasi, inovasi dan proses layanan sedangkan Perspektif

Pembelajaran dan Pertumbuhan berfokus pada ukuran karyawan.

Maka dari itu, penyatuan aspek non-keuangan dengan aspek keuangan

dalam Balanced Scorecard ini menyebabkan pengukuran kinerja menjadi lebih

kompleks dan memberi nilai tambah serta manfaat bagi organisasi, seperti

koperasi dalam menyusun rencana kerja serta sebagai alat evaluasi organisasi. Hal

ini menandakan bahwa sasaran koperasi tidak hanya terfokus pada ukuran

keuangan tetapi juga menciptakan nilai kepuasan terhadap pelanggan dan

melakukan evaluasi terkait cara atau langkah yang akan diambil dalam

meningkatkan kemampuan internal serta kelangsungan hidup organisasi hingga

masa mendatang.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Objek yang menjadi penelitian adalah Koperasi Wanita Bakti Pertiwi

Desa Latsari Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang, salah satu Koperasi

Wanita tingkat Desa yang bergerak dalam pengelolaan unit usaha simpan pinjam.

Koperasi ini merupakan satu diantara delapan belas Koperasi Wanita di


6

Kecamatan Mojowarno yang belum melakukan perkembangan unit usaha lain dan

hanya menyediakan unit usaha simpan pinjam. Dalam penelitian ini, populasi

yang digunakan untuk mendukung Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) dalam

perspektif pelanggan adalah anggota Koperasi Wanita Bakti Pertiwi sebanyak

98 orang yang melakukan transaksi simpan pinjam. Sedangkan populasi yang

digunakan untuk mendukung Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) dalam perspektif

pertumbuhan dan pembelajaran adalah seluruh pengurus dan pengawas Koperasi

Wanita Bakti Pertiwi sebanyak 5 orang.

Metode pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling

dan simple random sampling yaitu gabungan teknik pengambilan sampel dimana

anggota populasi yang dipilih, diambil berdasarkan kemudahan mendapatkan data

yang diperoleh sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama

untuk dipilih menjadi sampel. Ukuran sampel untuk anggota Koperasi Wanita

Bakti Pertiwi sebanyak 50 responden. Untuk sampel karyawan menggunakan

seluruh pengurus dan pengawas Koperasi Wanita Bakti Pertiwi sebanyak 5

orang. Adapun perhitungan sampel menggunakan rumus Slouvin yang dikutip

dalam M. Iqbal Hasan (2002:61) sebagai berikut:

N
=
1 + Ne2

98
=
1 + 98 (0,01)

= 49,49 (dibulatkan 50)

Keterangan:

n = Ukuran sampel
7

N = Ukuran populasi

e = Prosentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir/ diinginkan - sebesar 10% (populasi berjumlah

banyak)

Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer

yang diperoleh langsung dari sumbernya yaitu pengurus dan anggota Kopwan

Bakti Pertiwi dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan

hasil wawancara dengan pengurus Kopwan. Kuesioner yang digunakan dalam

penelitian diambil dari penelitian Marisah (2010) dan Nazia (2010). Sedangkan

data sekunder diperoleh dengan metode dokumentasi berupa Laporan Rapat

Anggota Tahunan dari tahun 2013 sampai dengan 2015 dan data pengurus dan

anggota Koperasi Wanita Bakti Pertiwi.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Selama proses pengukuran, variabel-variabel yang diteliti akan bersifat

operasional setelah didefinisikan (Sarwono, 2006). Dalam penelitian ini, beberapa

variabel yang digunakan merupakan pengembangan dari penelitian Indranathaa

(2013) dengan Satriyadi (2015) sebagai berikut:

Perspektif Keuangan

Alat ukur yang digunakan dalam kinerja perspektif keuangan:

1) Rasio Profitabilitas,
8

a. Net Profit Margin, rasio yang menunjukkan kemampuan

pendapatan dalam menghasilkan laba bersih operasi (SHU).

Sisa Hasil Usaha


= 100%
Pendapatan Bruto

b. Return of Asset (ROA), rasio yang menunjukkan kemampuan modal

berupa asset yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba bersih

operasi (SHU).

Sisa Hasil Usaha


() = 100%
Total Aktiva

c. Return of Equity (ROE), rasio yang menunjukkan kemampuan

modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba bersih operasi

(SHU).

Sisa Hasil Usaha


() = 100%
Modal Sendiri

2) Rasio Likuiditas

Current Ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva

untuk segera melunasi kewajiban atau hutang lancar yang dimiliki.

Aktiva Lancar
= 100%
Hutang Lancar

Perspektif Pelanggan

Alat ukur yang digunakan dalam kinerja perspektif pelanggan:

a) Tingkat Pertumbuhan Anggota

Mengukur kemampuan koperasi dalam memperoleh pelanggan atau

anggota baru dengan menggunakan perbandingan jumlah anggota tahun

sekarang dikurangi dengan jumlah anggota tahun lalu dibagi jumlah

anggota tahun lalu dikalikan dengan prosentase.


9

jumlah anggota sekarang jumlah anggota lalu


= 100%
jumlah anggota lalu

b) Tingkat Profitabilitas Anggota

Mengukur kemampuan koperasi dalam mendorong peran serta dan

keaktifan anggota dalam meningkatkan kualitas koperasi dengan

membandingkan jumlah anggota yang aktif dan jumlah anggota yang

pasif.

Anggota aktif
= 100%
Total jumlah anggota

Anggota pasif
= 100%
Total jumlah anggota

c) Menghitung Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) dengan menggunakan

instrumen penelitian berupa kuesioner dengan 27 butir pernyataan yang

terdiri dari 9 butir pernyataan terkait Pelayanan Menabung, 9 butir

pernyataan terkait Pelayanan Kredit, dan 9 butir pernyataan terkait

Organisasi.

Perspektif Proses Bisnis Internal

Alat ukur yang digunakan dalam kinerja perspektif proses bisnis internal:

a) Tingkat Pertumbuhan Peminjam

Mengukur eksistensi koperasi dalam menggerakkan minat masyarakat

atau anggota untuk menggunakan produk simpan pinjam koperasi.

jumlah peminjam sekarang jumlah peminjam lalu


= 100%
jumlah peminjam lalu

b) Tingkat Perkembangan Jenis Usaha


10

Melakukan perkembangan jenis usaha berdasarkan apa yang

dibutuhkan oleh pelanggan atau anggota sebagai langkah inovasi

melalui perancangan produk dan jasa.

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Alat ukur yang digunakan dalam kinerja perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan:

a) Tingkat Retensi Karyawan

Perbandingan jumlah karyawan (pengurus) yang keluar dengan jumlah

karyawan pada periode yang bersangkutan.

jumlah karyawan yang keluar


= 100%
jumlah karyawan

d) Menghitung Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) dengan menggunakan

instrumen penelitian berupa kuesioner dengan 8 butir pernyataan yang

terdiri dari 3 butir pernyataan terkait Perspektif Bisnis Internal serta 5

butir pernyataan terkait Pembelajaran dan Pertumbuhan.

Pengujian Instrumen Penelitian

Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) dan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK)

menggunakan skala likert yang dikembangkan oleh Sugiyono (2003: 107) sebagai

pengukuran terhadap sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang terkait fenomena sosial. Dalam penelitian ini, item instrumen menggunakan

gradasi skor positif, sebagai berikut:

1 = Sangat Tidak Puas (STP)

2 = Tidak Puas (TP)

3 = Cukup Puas (CP)


11

4 = Puas (P)

5 = Sangat Puas (SP)

Beberapa langkah penentuan kriteria penelitian secara keseluruhan:

1. Menentukan skor maksimal, yaitu banyaknya sampel dikali skor

maksimal yang diperoleh tiap responden.

2. Menentukan skor minimal, yaitu banyaknya sampel dikali skor

minimal yang diperoleh tiap responden.

3. Menentukan nilai median, yaitu hasil penjumlahan total skor

maksimal dengan total skor minimal dibagi dua.

4. Menentukan nilai kuartil 1, yaitu hasil penjumlahan median dengan

total skor minimal dibagi dua.

5. Menentukan nilai kuartil 3, yaitu hasil penjumlahan median dengan

total skor maksimal dibagi dua.

6. Menentukan interval atau batas-batas skor untuk masing-masing

kategori sikap. Pada dasarnya, pernyataan dalam skala likert hanya

dua yaitu pernyataan item positif dan pernyataan item negatif.

Kategori Batas-batas Skor


Sangat Tidak Puas Skor minimal x < kuartil 1
Tidak Puas Kuartil 1 x < Median
Puas Median x < Kuartil 3
Sangat Puas Kuartil 3 x Skor Maksimal

Uji Kualitas Data

Uji Validitas
12

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen

penelitian (kuesioner) dianggap relevan atau tidak. Menurut Sugiyono (2008:363),

instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dihitung dengan menggunakan

korelasi person dimana nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item

Total Correlation. Suatu instrumen dikatakan valid apabila hasil r hitung lebih

besar dari hasil r tabel.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrumen penelitian

yang berupa kuesioner ini dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh

responden yang sama. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan koefisien

cronbachs alpha sebagai hasil dari program software SPSS. Secara umum suatu

instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien cronbachs alpha > 0,6.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebuah instrumen penelitian dianggap valid jika nilai r hitung lebih besar

dari nilai r tabel. Kuesioner untuk Indikator Kepuasan Pelanggan (IKP) dengan 27

butir pernyataan yang diuji pada 50 responden dinyatakan valid karena hasil nilai

r hitung untuk tiap pernyataan lebih besar dari nilai r tabel sebesar 0,361.

Berikut penyajian hasil pengujian validitas butir instrumen dengan

menggunakan program SPSS versi 22.0.


13

Tabel 1. Hasil Uji SPSS Perspektif Pelanggan

Corrected Item-Total
Butir pertanyaan Keterangan
Correlation (R Hitung)
X1.1 .445 Valid
X1.2 .452 Valid
X1.3 .500 Valid
X1.4 .721 Valid
X1.5 .759 Valid
X1.6 .369 Valid
X1.7 .553 Valid
X1.8 .623 Valid
X1.9 .373 Valid
X1.10 .417 Valid
X1.11 .500 Valid
X1.12 .695 Valid
X1.13 .773 Valid
X1.15 .537 Valid
X1.16 .546 Valid
X1.19 .487 Valid
X1.20 .632 Valid
X1.23 .578 Valid
X1.24 .484 Valid
X1.26 .588 Valid
Sumber: Data SPSS

Berdasarkan tabel diatas, tersisa 20 butir pernyataan valid yang dapat

digunakan dalam penelitian. Hasil dari r tabel (df=n-2, 10%) sebesar 0,361. Pada

run test pertama terdapat 6 butir pernyataan yang tidak valid kemudian dilakukan

run test kedua dengan penghilangan 6 butir pernyataan dan hasilnya masih

terdapat 1 butir pernyataan yang tidak valid. Run test ketiga dilakukan dengan

penghilangan 1 butir pernyataan yang tidak valid sehingga diperoleh hasil diatas

dengan nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel yang menandakan butir

pernyataan dalam kuesioner valid.

Tabel 2. Hasil Uji SPSS Perspektif Pelanggan

Cronbachs Alpha Keterangan


.909 Reliabel
Sumber: Data SPSS
14

Berdasarkan tabel diatas, hasil cronbachs alpha menunjukkan bahwa

butir pernyataan dalam kuesioner layak (reliabel) untuk digunakan dalam

penelitian, karena cronbachs alpha (0,909) lebih besar dari 0,6.

Perspektif Keuangan

Pengukuran kinerja terhadap perspektif keuangan didasarkan pada

perbandingan rasio-rasio keuangan yang terjadi selama periode tertentu.

Tabel 3. Hasil Pengukuran Kinerja Perspektif Keuangan


Koperasi Wanita Bakti Pertiwi untuk Periode 2013-2015

Realisasi (%)
No. Indikator
2013 2014 2015
1. Profitabilitas
a. NPM 75,88 71,26 70,69
b. ROA 18,91 13,11 16,88
c. ROE 24,61 13,59 17,48
2. Likuiditas (CR) 2359,2 2809,75 2885,7
Sumber: Data di olah

Berdasarkan Tabel 3 diatas, maka dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Hasil prosentase dari Net Profit Margin mengalami penurunan untuk tahun

2012 sebesar 75,88% menurun menjadi 71,26% tahun 2014 sampai dengan

tahun 2015 juga mengalami penurunan menjadi 70,69%.

b. Hasil prosentase dari ROA mengalami fluktuasi selama kurun waktu tiga

tahun dengan mengalami penurunan untuk tahun 2014 sebesar 13,11%.

c. Hasil prosentase dari ROE juga mengalami fluktuasi dari tahun 2013, 2014

dan 2015 dengan masing-masing prosentase sebesar 24,61%, 13,59%, dan

17,48%.

d. Hasil prosentase dari Current Ratio mengalami peningkatan selama tiga

tahun terakhir.
15

Perspektif Pelanggan

Tabel 4. Hasil Pengukuran Kinerja Perspektif Pelanggan


Koperasi Wanita Bakti Pertiwi untuk Periode 2013-2015

Realisasi (%)
No. Indikator
2013 2014 2015
1. Tingkat Pertumbuhan Anggota 14,55 50,79 3,16
2. Tingkat Profitabilitas Anggota
a. Anggota Aktif 58,73 - 59,18
b. Anggota Pasif 41,27 - 40,82
Sumber: Data di olah

Berdasarkan Tabel 4 diatas, maka dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Hasil prosentase dari Tingkat Pertumbuhan Anggota terjadi peningkatan pada

tahun 2014 sebesar 50,79% dari yang semula 14,55% pada tahun 2013

dikarenakan terjadi penambahan jumlah anggota sebanyak 35 orang.

Sedangkan pada tahun 2015 mengalami penurunan rasio secara drastis

menjadi 3,16% karena sebanyak 7 anggota keluar dan penambahan jumlah

anggota hanya sebanyak 10 orang.

b. Hasil prosentase dari Tingkat Profitabilitas Anggota terjadi peningkatan rasio

jumlah anggota aktif pada tahun 2013 sebesar 58,73% menjadi 59,18% pada

tahun 2015, sedangkan untuk rasio jumlah anggota pasif mengalami

penurunan menjadi 40,82% yang semula 41,27%.

Tabel 5. Hasil Perhitungan Indeks Kepuasan Pelanggan


Koperasi Wanita Bakti Pertiwi
Skor
Kategori Keterangan
1 2 3 4
Pelayanan Menabung 5 45 Sangat Puas
Pelayanan Kredit 19 41 Sangat Puas
Organisasi 4 46 Sangat Puas
Sumber: Data diolah
16

Berdasarkan Tabel 5, dapat dijelaskan bahwa 45 anggota merasa sangat

puas terhadap pelayanan menabung, 41 anggota merasa sangat puas terhadap

pelayanan kredit dan sebanyak 46 anggota merasa sangat puas terhadap pelayanan

serta peran Kopwan Bakti Pertiwi dalam menjalin hubungan baik dengan

anggotanya.

Perspektif Bisnis Internal

Tabel 6. Tingkat Pertumbuhan Peminjam

Koperasi Wanita Bakti Pertiwi untuk Periode 2013-2015

Realisasi (%)
Indikator
2013 2014 2015
Tingkat Pertumbuhan Peminjam -20 337,5 -71,4
Sumber: Data di olah

Seperti yang dapat dilihat pada tabel diatas, hasil prosentase Tingkat

Pertumbuhan Peminjam pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Hasil

prosentase pada tahun 2013 dan 2015 negatif dikarenakan peningkatan jumlah

peminjam pada tahun tersebut tidak begitu signifikan hanya sebanyak 8 orang

pada tahun 2013 dan 10 orang pada tahun 2015. Sedangkan pada tahun 2014

peningkatan jumlah peminjam dikatakan signifikan sebanyak 35 orang sedangkan

anggota yang keluar hanya 3 orang.

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Tabel 7. Tingkat Retensi Karyawan


Koperasi Wanita Bakti Pertiwi untuk Periode 2013-2015

Realisasi (%)
Indikator
2013 2014 2015
Tingkat Retensi Karyawan 0 0 0
Sumber: Data di olah
17

Berdasarkan Tabel 7, prosentase Tingkat Retensi Karyawan tidak

mengalami penurunan ataupun kenaikan karena selama tiga tahun terakhir tidak

ada karyawan (pengurus) yang keluar. Hal ini disebabkan karena jumlah

pengurus Kopwan Bakti Pertiwi tergolong sedikit yaitu sebanyak 5 orang

dimana kelima pengurus tersebut telah memiliki dan menjalankan tugas masing-

masing dengan baik sesuai dengan job description yang telah ditentukan dan

disepakati.

Tabel 8. Hasil Perhitungan Indeks Kepuasan Karyawan


Koperasi Wanita Bakti Pertiwi

Skor Keterangan
Kategori
1 2 3 4
Perspektif Bisnis Internal 1 4 Sangat Puas

Pembelajaran dan Pertumbuhan 0 5 Sangat Puas


Sumber: Data di olah

Berdasarkan Tabel 8, dapat dijelaskan hasil skor Indeks Kepuasan

Karyawan yang diperoleh dari penyebaran kuesioner untuk tiap tiap sub

pernyataan yaitu Perspektif Bisnis Internal sebanyak 4 pengurus menunjukkan

bahwa proses bisnis atau usaha yang dijalankan oleh koperasi dapat dikategorikan

sangat puas atau baik dalam memenuhi kebutuhan anggota. Sedangkan skor

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan sebesar 5 pengurus menunjukkan

bahwa pengurus koperasi dapat dikategorikan atau merasa sangat puas atas

fasilitas yang mereka terima dan kinerja yang mereka berikan atau kontribusikan

dalam koperasi.
18

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan analisis sejauh mana penerapan metode

Balanced Scorecard dalam menilai kinerja Koperasi Wanita Bakti Pertiwi yang

dijabarkan dalam paragraf berikut:

Dari keempat tolok ukur keuangan, hanya rasio likuiditas yang

mengalami kenaikan sedangkan ketiga rasio lainnya mengalami fluktuasi bahkan

penurunan yang mana diartikan bahwa kinerja keuangan Koperasi Wanita Bakti

Pertiwi kurang baik. Hal ini disebabkan karena tidak adanya langkah koperasi

untuk mempertahankan atau mencanangkan target penambahan jumlah anggota

koperasi tiap tahun. Banyaknya anggota yang masuk terkadang lebih sedikit dari

jumlah anggota yang keluar dimana secara tidak langsung hal itu dapat

memengaruhi jumlah pendapatan Koperasi Wanita Bakti Pertiwi. Selain itu,

struktur modal yang masih lemah juga menjadi pemicu masih rendahnya kinerja

keuangan Koperasi Wanita Bakti Pertiwi dimana sebagian besar proporsri

struktur modal masih didominasi oleh bantuan modal dari Pemerintah sebesar Rp

50.000.000 sedangkan total modal sendiri koperasi sebesar Rp 27.625.000 per 31

Desember 2015.

Hasil Indeks Kepuasan Pelanggan berupa penyebaran kuesioner kepada

anggota Koperasi Wanita Bakti Pertiwi menunjukkan hasil bahwa koperasi

telah memberikan pelayanan yang memuaskan. Pelayanan tersebut dirasa cepat

dan tidak memberatkan anggota koperasi yaitu berupa unit usaha simpan pinjam

dengan jumlah pinjaman minimal Rp 500.000 dan maksimal Rp 3.000.000.

Jangka waktu pengajuan pinjaman yaitu minimal dua bulan setelah menjadi
19

anggota dari koperasi dengan memberi simpanan pokok Rp 100.000 dan

simpanan wajib Rp 5.000 per bulan. Jangka waktu realisasi satu bulan setelah

pengajuan dengan bunga sebesar 1,5%, biaya administrasi 1% dan angsuran

selama 10 bulan.

Hasil Indeks Kepuasan Karyawan juga menunjukkan bahwa Perspektif

Bisnis Internal Koperasi Wanita Bakti Pertiwi dikatakan baik. Namun Koperasi

Wanita Bakti Pertiwi dapat mencapai kinerja yang lebih tinggi dengan

melakukan inovasi atau pengembangan pada unit usaha lainnya. Pengembangan

unit usaha lain ini dapat memperbaiki kinerja keuangan koperasi dari sisi

penambahan jumlah pendapatan dan struktur modal. Sedangkan, Perspektif

Pembelajaran dan Pertumbuhan juga dikatakan baik karena dari kelima pengurus

Kopwan Bakti Pertiwi telah memiliki dan menjalankan tugas masing-masing

dengan baik sesuai dengan job description yang telah ditentukan dan disepakati

serta mereka merasa sangat puas dengan fasilitas yang telah mereka terima dan

terjalinnya hubungan baik dengan sesama pengurus maupun anggota Kopwan

Bakti Pertiwi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan metode

Balanced Scorecard dalam menilai kinerja Koperasi Wanita Bakti Pertiwi Desa

Latsari Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang. Setelah dilakukan analisis,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian kinerja tidak hanya dapat

dilakukan dari segi keuangan namun juga dari segi non keuangan melalui
20

penerapan Balanced Scorecard dalam sebuah organisasi salah satunya koperasi.

Satu diantara keempat perspektif yang dianalisis pada Koperasi Wanita Bakti

Pertiwi yaitu Perspektif Keuangan dinilai kinerjanya kurang baik sedangkan

ketiga perspektif yang lain yaitu Perspektif Pelanggan, Perspektif Bisnis Internal

serta Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan menunjukkan hasil sebaliknya.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas terkait pengukuran kinerja Kopwan Bakti

Pertiwi dengan empat perspektif Balanced Scorecard, dapat disarankan pada

pengurus Kopwan untuk mengoptimalkan kinerja dalam segi keuangan. Salah satu

yang menjadi fokus yaitu melakukan ekspansi melalui fasilitas unit usaha ataupun

menambah unit usaha lain untuk meningkatkan kualitas Kopwan. Kelengkapan

data, luasnya periode pengamatan, dan banyaknya objek atau jenis unit usaha lain

menjadi pertimbangan dalam memperoleh informasi lebih mendalam untuk

penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Edisi Pertama.
Yogyakarta: BPFE.
Dharma, Citra Setyani. 2010. Penggunaan Balanced Scorecard Sebagai Tolok
Ukur Kinerja Koperasi. Surabaya: Universitas Katolik Widya Mandala.
Hasan, M Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Indranatha, I Gst. Ngr. Agung L. dan I Ketut Suryanawa. 2013. Pengukuran
Kinerja Berbasis Balanced Scorecard pada Koperasi Serba Usaha Kuta
Mimba. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.3 (2013): 451-471.
Indrilestari, Frida. 2016. Analisis Penerapan Konsep Balanced Scorecard (BSC)
Sebagai Suatu Alat Pengukuran Kinerja di Koperasi Bahagia Kota Kediri.
Jurnal Skripsi. Kediri: Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Kaplan, Robert S. and David P. Norton. 1992. The Balanced Scorecard
Measures that Drive Performance. Harvard Business Review.
21

Marisah, 2010. Pengukuran Kinerja Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara


(KPSBU) Jawa Barat Melalui Pendekatan Balanced Scorecard. Skripsi.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Nazia, Ayu Lestasi Choirin. 2014. Mengukur Kinerja Koperasi dengan
Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PKPRI
Kabupaten/ Kota Mojokerto). Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim.
Padmakusumah, Rizal Ramdan. 2014. Analisis Perkembangan Kinerja Koperasi
Mahasiswa di Kota Bandung dengan Menggunakan Pendekatan Balanced
Scorecard, Bandung: Universitas Widyatama.
Permana, Rezki Adi. 2013. Analisis Kinerja dengan Pendekatan Metode Balanced
Scorecard (Studi pada KPRI Husada Sakti RSU Dr. Sayidiman Magetan),
Artikel Publikasi Ilmiah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Satriyadi, I Gede Hardiaksa dan I Ketut Suryanawa. 2015. Pengukuran Kinerja
Berbasis Balanced Scorecard pada Koperasi Pegawai PT. Telkom (Kopegtel)
Insan Denpasar. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 11.3 (2015): 828-
847.
Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
________, 2008. Stastika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Tajudin, dkk. 2014. Analisis Balanced Scorecard Terhadap Kinerja KUD Susu
Getasan Kabupaten Semarang. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Tayler, Wiiliam. 2009. The Balanced Scorecard as a Strategy-Evaluation Tool:
The Effects of Implementation Involvement and a Causal-Chain Focus.
http://ssrn.com.
www.diskopumkm.jatimprov.go.id/

You might also like

  • 1 PB
    1 PB
    Document9 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document8 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document4 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document10 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document7 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document13 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document7 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document6 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document11 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document6 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB 2
    1 PB 2
    Document10 pages
    1 PB 2
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB 2
    1 PB 2
    Document20 pages
    1 PB 2
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document7 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document5 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document6 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document5 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document7 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document8 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document6 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB 2
    1 PB 2
    Document8 pages
    1 PB 2
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document7 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document12 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document11 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document16 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document9 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document7 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet
  • 1 PB
    1 PB
    Document7 pages
    1 PB
    alimsumarno
    No ratings yet