Professional Documents
Culture Documents
ISSN 2252-4444
VOLUME 5, NOMOR 1, TAHUN 2014
DEWAN REDAKSI
Pelindung:
Direktur Politeknik Kediri
Penasehat:
Pembantu Direktur I Polteknik Kediri
Pembantu Direktur II Politeknik Kediri
Pembantu Direktur III Politeknik Kediri
Pembina:
Ketua UPT - PPMK (Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama)
Penanggung Jawab:
Putut Jatmiko Dwi Prasetio, ST., MT
Editor Ilmiah
Ahmad Dony Mutiara Bahtiar, ST., MT
Editor Teknis
Ahmad Zakaria Anshori, SST
Copyright 2014
JURNAL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK KEDIRI
ISSN 2252-4444
Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014
PENGANTAR REDAKSI
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena Jurnal Teknik
Mesin telah terbit untuk edisi perdana yaitu Volume 5 Nomor 1 pada tahun
2014. Hal ini berkat kerja sama yang baik antara pihak-pihak yang semakin
banyak terlibat dalam memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan
Jurnal ini serta ketekunan dan ketabahan kita bersama.
Pada kesempatan ini kami dari tim redaksi tak lupa mengucapkan terima
kasih kepada Rekan-rekan yang telah turut membantu dalam penerbitan Jurnal
ini. Kami juga mengharapkan agar kerja sama ini dapat terus berlanjut pada masa
yang akan datang.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan semoga jurnal ini dapat
bermanfaat bagi staf pengajar, peneliti, dan juga para pembaca.
DAFTAR ISI
PERANCANGAN MESIN
Perancangan Alat Peraga Mesin Frais Vertikal dengan 1 15
Sistem Penggerak Pneumatik
Putut Jatmiko Dwi Prasetio dan
Rizki Pradana
PERAWATAN MESIN
Perencanaan Perawatan dan Perbaikan Car Brake System 44 66
Trainer
Anang Septiantoni
Abstrak
Alat peraga mesin frais vertikaldengan sistem penggerak pn eumatikmerupakan salah satu
sarana yang digunakan untuk mendukung kegiatan dalam suatu kegiatan belajar mengajar.
Dengan menggunakan alat peraga, kegiatan belajar mengajar akan bisa berjalan dengan baik.
Dengan alat peraga mahasiswa bisa lebih mudah menyerap dan mengaplikasikan teori yang
mereka pelajari. Proses pembuatan alat peraga memerlukan beberapa proses pengerjaan.
Proses pengerjaan itu meliputi perancangan dan pembuatan. Dengan melakukan perancangan,
kita bisa memperhitungkan seberapa besar kapasitas dari alat peraga yang kita buat. Sehingga
dapat menentukan berapa estimasi biaya yang kita perlukan dalam pembuatan alat peraga
tersebut. Berdasarkan perancangan alat peraga ini, didapatkan hasil berupa diameter masing-
masing piston 25 mm, kebutuhann udara untuk piston A 0,785 liter/min, piston B 0,785
liter/min, piston C 1,57 liter/min, piston D 0,39 liter/min. Dari hasil pembuatan didapatkan
biaya produksi Rp. 6.589.500,-/unit dan harga jual Rp. 8.054.000,-/unit serta Break Event
Pointdapat terpenuhi dalam 46 kali pengoperasian.
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 2
dengan Sistem Penggerak Pneumatik. Alat antara lain tujuan, bahan, metode dan alat,
peraga ini akan digunakan sebagai alat peraga serta evaluasi. Unsur metode dan alat
proses pembelajaran di Program Studi merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan
Perawatan dan Perbaikan Mesin Politeknik dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai
Kediri. cara atau teknik untuk mengantarkan sebagai
Rumusan Masalah bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam
pencapain tersebut, peranan alat bantu atau
Berdasarkan latar belakang diatas, alat peraga memegang peranan yang penting
dapat diambil rumusan masalah yaitu sebab dengan adanya alat peraga ini bahan
Bagaimana perancangan dan pembuatan dengan mudah dapat dipahami oleh siswa.
Alat Peraga Mesin Frais Vertikal dengan Alat peraga sering disebut audio visual, dari
Sistem Penggerak Pneumatik?. pengertian alat yang dapat diserap oleh mata
dan telinga. Alat tersebut berguna agar
Batasan Masalah pelajaran yang disampaikan guru lebih
Dalam Perancangan dan Pembuatan mudah dipahami oleh siswa (Sudjana, 2002).
Alat Peraga Mesin Frais Vertikal dengan Definisi lain dari alat peraga yaitu alat
Sistem Penggerak Pneumatik, dibatasi bantu atau pelengkap yang digunakan guru
beberapa persoalan sebagai berikut: dalam berkomunikasi dengan para siswa
1. Membahas mengenai biaya pembuatan alat (Natawijaya, 1979). Selanjutnya definisi lain
peraga. alat peraga yaitu alat untuk menerangkan
2. Tidak membahas mengenai perawatan alat atau mewujudkan konsep (Russefendi, 1992).
peraga. Memperhatikan pengertian-pengertian alat
3. Tidak merancang dan membuat mesin peraga di atas maka dapat disimpulkan
frais. bahwa alat peraga adalah alat bantu
4. Beban yang diangkat maksimal 10 kg, yaitu pengajaran yang digunakan oleh guru dalam
meja frais dan komponen 2,5 kg dan 7,5 menerangkan materi pelajaran dan
beban benda kerja maksimal. berkomunikasi dengan siswa, sehingga
mudah memberi pengertian kepada siswa
Tujuan tentang konsep materi yang diajarkan.
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 3
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 4
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 5
pneumatik. Alat yang digunakan untuk 2. Katup Kontrol Aliran (Ftow Control
menyuplai udara bertekanan yaitu kompresor. Vatve/FCV).
3. Katup Satu Arah (Check Valve).
b. Kompresor 4. Katup Kontrol Tekanan (Pressure Relief
Kompresor berfungsi untuk Valve/PRV).
membangkitkan/menghasilkan udara g. Katup Kontrol Arah
bertekanan dengan cara menghisap dan Katup ini mengendalikan mengalir atau
memampatkan udara tersebut kemudian tertutupnya aliran dari udara tekan. Jenis-jenis
disimpan di dalam tangki udara kempa untuk katup kontrol arah(Jatmiko, 2008):
disuplai kepada pemakai (sistem pneumatik). 1. Katup Kontrol Arah 2/2 (2/2-DCV).
Kompressor dilengkapi dengan tabung untuk 2. Katup Kontrol Arah 3/2 (3/2-DCV).
menyimpan udara bertekanan, sehingga 3. Katup Kontrol Arah 4/2 dan 5/2 (4/2- dan
udara dapat mencapai jumlah dan tekanan 5/2-DCV).
yang diperlukan. 4. Katup Kontrol Arah 4/3 dan 5/3 (4/3- dan
c. Penggerak Kompresor 5/3-DCV).
Kompresor secara umumnya 5. Katup Penunda Waktu (Time Delay Valve).
digerakkan oleh motor listrik, tapi kadang- 6. Pengontrolan Signal Pulsa.
kadang juga oleh motor bakar (diesel). h. Katup Pengontrol Aliran (Flow Control
d. Tangki Penyimpan Valve)
Tangki penyimpan berfungsi Melalui pengaturan (penyempitan)
menyimpan udara bertekanan dan menjaga penampang aliran pada katup kontrol aliran
agar tekanan udara yang akan digunakan ini, akan befungsi mengontrol banyaknya
pada rangkaian pneumatik tetap konstan dan aliran udara tekan masuk, yang mendorong
stabil (Jatmiko, 2008). piston-silinder atau motor (pengaturan aliran
e. Penyiapan Udara Tekan masuk/metering-in) atau banyak aliran udara
Partikel-partikel yang terdapat pada tekan keluar, yang keluar dari piston-silinder
saluran perpipaan, mulai unit pembangkit atau motor (pengaturan aliran
hingga rangkaian pneumatik, yang dapat keluar/metering-out)(Jatmiko, 2008).
mengakibatkan gangguan pada kerja elemen i. Katup Pengontrol Aliran Satu Arah (One
penggerak, harus dipisahkan dari udara Way Flow Control Valve)
tekan. Katup ini mengatur banyaknya aliran
udara tekan hanya pada satu arah, sedang
pada arah lain aliran udara tekan bebas. Guna
pengaturan kecepatan piston-silinder, katup
ini digunakan dalam rangkaian.
Gambar 2.4. Gambar Aktual Air Service Unit
Sumber:www.esska-tech.co.uk (2013)
f. Katup
Gambar 2.26. Simbol One Way Flow Control
Melalui katup akan dapat dilakukan
Valve
pengaturan terhadap awal dan akhir gerakan,
Sumber: Jatmiko (2012)
arah, besar tekanan dan volume aliran,
j. Katup Satu Arah (Non Return Valve)
kecepatan dan gaya dorong dari piston-
Katup satu arah ini, berfungsi
silinder atau motor. Katup dapat dibagi
menutup aliran pada satu arah dan pada arah
menurut fungsinya menjadi (Jatmiko, 2008):
sebaliknya dapat mengalir. Yang termasuk
1. Katup Kontrol Arah (Directional Control
jenis katup ini adalah (Jatmiko, 2012):
Valve/DCV).
1. Katup Satu Arah Langsung (CheckValve).
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 6
Gambar 2.41. Aktual Katup Pengatur Tekanan Gambar 2.49. Simbol Piston-Silinder Kerja
Sumber: www.festo-didactic.com Tunggal
(2013) Sumber:Jatmiko (2012)
Katup pengatur tekanan ini, mengatur Pada silinder membran, gaya tekan diubah
tekanan kerja sesuai yang diinginkan dan oleh membran. Jarak pergerakannya
konstan, walaupun tekanan masuknya lebih memberikan panjang langkah dari batang
tinggi. Pada air serv ice unit, katup ini piston. Gerakan balik diperoleh dari
dinamakan pengontrol tekanan. Melalui kekakuan m embran, gaya beban luar, atau
pengaturan katup jenis ini, dalam suatu pegas. Panjang langkah bisa mencapai 40
rangkaian, gaya dorong piston dapat diubah mm, pada roll membran bisa mencapai 80
sesuai keinginan (Jatmiko, 2012). mm. silinder jenis membran hampir tidak
memerlukan perawatan dan biasanya
digunakan untuk peralatan penepat
2 (fixture).
12 1
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 7
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 8
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 9
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 10
Prinsip Kerja
Perakitan Rangka Perancangan alat peraga merupakan
langkah-langkah untuk merencanakan
Perakitan Komponen
Tidak Pneumatik pembuatan alat peraga. Yang direncanakan
tersebut meliputi rancangan rangkaian sistem
Apakah perakitan sesuai pneumatik dan perancangan rangka.
gambar rancangan alat?
Perancangan rangkaian pneumatik
Ya yang pertama yaitu mementukan prinsip kerja
Pengujian Alat alat. Selanjutnya menentukan rangkaian
pneumatik menggunakan metode diagram
Berfungsi dengan baik langkah. Kemudian menggambar rangkaian
atau tidak?
pneumatik mulai dari pressure element, control
Ya element, signal element, hingga working element.
Pembuatan Laporan Dalam perencanaan rangka ada
beberapa faktor yang perlu diperhitungkan.
Selesai
Pertama menentukan beban yang akan
Gambar 3.1. Diagram Alir Tahap Pelaksanan
ditanggung oleh rangka, selanjutnya
Sumber: Dokumen Penulis (2013)
menghitung dimensi pelat dan menentukan
jenis bahan yang digunakan untuk membuat
Tahap 1.Pengumpulan Data
rangka. Selain itu perlu diperhitungkan
Tahap pengumpulan data merupakan
kekuatan sambungan yang digunakan yaitu
langkah awal yang bertujuan untuk
sambungan mur dan baut serta sambungan
mengetahui dasar-dasar teori serta informasi-
las.
informasi yang mendukung pembuatan
laporan akhir ini. Pengumpulan data ini dapat
Perancangan Alat Peraga
diperoleh dari buku-buku yang berhubungan
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 11
Sebelum merancang alat peraga, perlu Piston D berfungsi sebagai ragum untuk
mengetahui gerakan-gerakan piston serta menjepit benda kerja.
jalur-jalur pneumatik alat peraga. Untuk itu Piston yang digunakan adalah piston jenis
terlebih dahulu membuat rancangan Double Acting Cylinder (DAC). Masing masing
rangkaian pneumatik alat peraga. Rangkaian piston mempunyai dua katup, satu untuk
tersebut dapat dilihat pada gambar 3.2. menggerakkan piston maju, satu untuk
menggerakkan piston mundur. Katup yang
digunakan yaitu katup 3/2. Dan masing-
30% 30%
30%
50%
50%
diatur menggunakan katup kontrol aliran
2
1 3
satu arah (one way flow control valve). Dan ada
2 2 2 2
2
3 1
2
3 1
2
3 1
2
3
satu katup utama menggunakan katup 3/2
1 3 1 3 1 3 1 3
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 12
F d = 530,79
A=
P. d =23,04 mm
100 N Diameter yang tersedia 25, 35, 70, 100, jadi
A= 5
4 . 10 N/m 2 . 0,6 diameter yang digunakan adalah diameter 25.
100 N . m 2 Untuk menentukan diameter piston D
A=
4 . 10 5 N . 0,6 (penjepit/ragum) ditentukan gaya yang
100 N . 10 6 . mm 2 digunakan untuk menjepit. Pada alat peraga
A=
4 . 10 5 N . 0,6 ini ditentukan gaya jepit 100 N dan tekanan 4
d = 530,79 bar. Berikut ini perhitungan untuk mencari
d =23,04 mm diameter piston D berdasarkan persamaan
Diameter yang tersedia 25, 35, 70, 100, jadi (2.1.).
diameter yang digunakan adalah diameter 25. Diameter silinder:
Untuk menentukan diameter piston B F = P. A .
(pendorong/sumbu y) ditentukan gaya F
A=
dorong. Pada alat peraga ini ditentukan gaya P.
dorong 100N dan tekanan 4 bar. Berikut ini 100 N
A= 5
perhitungan untuk mencari diameter pist on B 4 . 10 N/m 2 . 0,9
berdasarkan persamaan (2.1.). 100 N . m 2
A=
Diameter silinder: 4 . 10 5 N . 0,9
F = P. A . 100 N . 10 6 . mm 2
F A=
A= 4 . 10 5 N . 0,9
P. d = 353,87
100 N d = 18,81 mm
A= 5
4 . 10 N/m 2 . 0,6 Diameter yang tersedia 25, 35, 70, 100, jadi
100 N . m 2 diameter yang digunakan adalah diameter 25.
A=
4 . 10 5 N . 0,6
100 N . 10 6 . mm 2 Analisa Kebutuhan Udara Piston-Silinder
A=
4 . 10 5 N . 0,6
d = 530,79 Berikut perhitungan kebutuhan udara
d =23,04 mm untuk masing-masing piston-silinder
Diameter yang tersedia 25, 35, 70, 100, jadi berdasarkan persamaan (2.2.):
diameter yang digunakan adalah diameter 25. 1. Piston A
Untuk menentukan diameter piston C x . A . s 1 . Pabsolut . n
Qlangk ah =
(pendorong/sumbu x) ditentukan gaya Patm
dorong. Pada alat peraga ini ditentukan gaya 2 . 0,196dm 2 . 0,5 dm .4 bar . 1
Qlangk ah =
dorong 100 N dan tekanan 4 bar. Berikut ini 1bar.min
perhitungan untuk mencari diameter piston C Qlangk ah =0,785 dm 3 /min
berdasarkan persamaan (2.1.). Qlangk ah =0,785 liter/min
Diameter silinder: 2. Piston B
F = P. A . Piston A = Piston B
F Qlangk ah =0,785 liter/min
A=
P.
100 N
A= 3. Piston C
5
4 . 10 N/m 2 . 0,6 x . A . s 3 . Pabsolut . n
100 N . m 2 Qlangk ah =
A= Patm
4 . 10 5 N . 0,6 2 . 0,196dm 2 . 1 dm .4 bar . 1
100 N . 10 6 . mm 2 Qlangk ah =
A= 1bar.min
4 . 10 5 N . 0,6 Qlangk ah = 1,57 dm 3 /min
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 13
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 14
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 15
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 16
Abstrak
Sistem yang terdapat pada mobil saling berhubungan satu sama lain sehingga gangguan
yang terjadi pada satu sistem dapat mempengaruhi kinerja sistem yang lain. Gangguan -
gangguan dalam sistem pengisian yang sering terjadi antara lain sistem pengisian tidak
bekerja, tegangan pengisian tidak stabil, dan tegangan pengisian terlalu tinggi. Sistem
pengendalian tegangan pengisian harus bekerja dengan baik dan akurat. Metode
penelitian menggunakan metode analisis, variabel bebas yang digunakan adalah
Diameter puli motor dan alternator sebesar 7cm, 10cm, dan 12cm, dan variabel terikat
yang digunakan pada penelitian ini adalah Kekuatan Arus dalam system pengisian,
variabel terkontrol pada penelitian ini adalah Motor 0,5 HP dengan Kecepatan motor
1400 rpm dan 800 rpm. Dalam penelitian ini arus yang terkecil keluar dari alternator
adalah sebesar 16A yaitu pada pengujian pulley alternator 7cm dan pulley motor 7cm,
menggunakan variasi ini waktu yang didapatkan untuk melakukan pengisian adalah
sebesar 2,625jam (2 jam 37 menit 30 detik). Sedangkan untuk arus yang terbesar adalah
159A yaitu pada variasi pulley motor 7cm dan diameter pulley 10cm dan 12cm, pada
arus 159A diharapkan untuk tidak digunakan karena akan mempercepat memoory
deffect pada baterai.
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 17
tidak stabil. Hal ini dapat menyebabkan energi gerak menjadi energi listrik.
kerusakan komponen kelistrikan seperti Tegangan yang dihasilkan oleh alternator
lampu, komponen indikator, baterai dan bervariasi tergantung dari kecepatan
lain-lain. Oleh karena itu sistem putaran dan besarnya beban. Karena
pengendalian tegangan pengisian harus tegangan alternator bervariasi akibat
bekerja dengan baik dan akurat. putaran, maka digunakan regulator yang
berfungsi untuk menjaga tegangan output
Rumusan Masalah alternator agar tetap konstan dengan
Berdasarkan latar belakang diatas, mengatur besar kecilnya arus listrik atau
maka rumusan masalah yang diambil kuat lemahnya medan magnet pada
dalam laporan ini adalah Bagaimana kumparan rotor (rotor coil).
pengaruh variasi diameter pulley dan daya
motor terhadap proses pengisian baterai Tipe Sistem Pengisian
pada mobil 5K ? Didalam sistem pengisian pada mobil
dibedakan menjadi dua tipe yaitu:
Batasan Masalah 1. Menggunakan Generator fungsinya
Untuk membuat perancangan dan untuk menghasilkan arus searah atau
pembuatan alat peraga sistem pengisian lebih dikenal dengan arus DC (Direct
pada kendaraan roda empat 5K diperlukan Current).
beberapa batasan masalah, diantaranya: 2. Menggunakan Alternator untuk
1. Hanya membahas prinsip kerja sistem menghasilkan arus bolak-balik atau
pengisian pada kendaraan roda empat lebih dikenal dengan arus AC
5K. (Alternating Current).
2. Hanya membahas sistem pengisian Namun disini hanya akan membahas
menggunakan tipe kontak point. sistem pengisian yang menggunakan
3. Pulley yang digunakan diameter 7cm, alternator, karena konstruksinya lebih
10cm, 12cm. kecil dan tahan lama selain itu juga mampu
4. Motor yang digunakan HP, 1 HP menghasilkan arus output saat kecepatan
iddle.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang diharapkan
yaitu dapat mengetahui pengaruh variasi
diameter pulley dan daya motor terhadap
proses pengisian baterai pada mobil 5K ?.
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1. Rangkaian sistem pengisian.
Pengertian Sistem Pengisian Sumber: made-info.blogsport.com (2012).
Suatu sistem yang dapat mengisi
baterai kembali, sekaligus sebagai sumber Komponen Sistem Pengisian
listrik yang fungsinya untuk mensuplai Didalam sistem pengisian pada mobil
sistem kelistrikan pada kendaraan yang terdiri dari beberapa komponen-komponen
membutuhkan pada saat mesin yang saling mendukung satu sama lain
dihidupkan. Komponen-komponen pada yaitu:
sistem pengisian terdiri dari baterai, kunci 1. Baterai.
kontak, alternator, dan regulator. Baterai basah berfungsi sebagai
Alternator berfungsi untuk mengubah media penyimpan dan pensuplai arus
listrik pada waktu kendaraan di starter.
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 18
Fungsi lainnya sebagai pemasok arus rotor. Stator terdiri dari stator core
listrik untuk kebutuhan lampu-lampu (inti stator) dan stator coil. Desain
waktu kendaraan berhenti/parkir di stator coil ada 2 macam yaitu model
malam hari, alarm, jam elektronik, dan delta dan model Y. Pada
sebagainya saat mesin mati. Ketika model Y, ketiga ujung kumparan
mesin hidup, baterai berhenti bekerja. tersebut disambung menjadi satu.
Baterai hanya menerima pengisian dari Titik sambungan ini disebut titik N
alternator (dinamo ampere). (Sumber: (neutral point). Pada model delta
http://masruddin.freevar.com. 2013). ketiga ujung lilitan dijadikan satu
2. Kunci Kontak. sehingga membentuk segi tiga
Kunci kontak berfungsi sebagai (delta).
pemutus dan penghubung arus dari e. End Frame, End Frame terbuat dari
baterai ke regulator. aluminium tuang. Rumah bagian
3. Alternator depan sebagai dudukan bantalan
Alternator berfungsi untuk depan, dudukan pemasangan
mengubah energi mekanis yang alternator pada mesin, dan dudukan
didapatkan dari mesin tenaga listrik. penyetel kekencangan sabuk
Energi mekanik dari mesin disalurkan penggerak. Sedangkan rumah bagian
sebuah puli, yang memutarkan roda belakang juga sebagai tempat
dan menghasilkan arus listrik bolak- dudukan bantalan belakang dan
balik pada stator. Arus listrik bolak- dudukan terminal-terminal keluaran,
balik ini kemudian diubah menjadi arus dudukan plat-plat diode dan
searah oleh dioda. (Sumber: dudukan rumah sikat. (Sumber:
http://masruddin.freevar.com. 2013). qtussama files.wordpress.com).
Komponen Alternator terdiri dari: f. Dioda (Rectifier), Dioda berfungsi
a. Puli, Puli berfungsi untuk menerima untuk menyearahkan arus AC yang
tenaga mekanis dari mesin untuk dihasilkan oleh stator coil menjadi
memutarkan rotor. arus DC, disamping itu juga
b. Kipas, Kipas berfungsi berfungsi untuk menahan agar arus
mendinginkan rangkaian dioda dan dari baterai tidak mengalir ke stator
kumparan-kumparan pada coil. (Sumber: qtussama
alternator. files.wordpress.com).
c. Rotor, Rotor merupakan bagian yang g. Carbon brush, Carbon brush atau sikat
bergerak (berputar). Rotor berfungsi karbon berfungsi untuk mengalirkan
untuk membangkitkan medan arus listrik dari regulator ke rotor coil
magnet. Kuku-kuku yang terdapat melalui slip ring untuk menghasilkan
pada rotor berfungsi sebagai kutub - kemagnetan.
kutub magnet dan dua slip ring yang h. Bearing, Bearing fungsinya untuk
terdapat pada alternator berfungsi memungkinkan rotor dapat berputar
sebagai penyalur listrik kekumparan dengan lembut (tidak kasar).
rotor. Rotor terdiri dari kutub-kutub 4. Charging warning lamp, Charging
magnet, inti field winding dan slip warning lamp berfungsi sebagai
ring.(Sumber:masruddin.freevar.com pengontrol adanya pengisian pada
. 2013). mobil. Sedangkan indikator pengisian
d. Stator, Stator berfungsi sebagai aki mobil di instrumen panel dashboard
kumparan yang menghasilkan listrik mobil dengan gambar aki berfungsi
saat terpotong medan magnet dari
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 19
untuk memonitor tegangan pengisian saat itu arus field ke rotor coil mengalir
baterai mobil dari alternator. dari B rotor coil F Tr1 E.
5. Regulator,
Regulator berfungsi untuk mengatur
besarnya arus listrik yang masuk
kedalam rotor coil sehingga tegangan
yang dihasilkan oleh alternator
tetap/konstan meskipun kecepatannya Gambar 3. Tegangan output di teminal B
berubah-ubah, Selain itu juga rendah.
berfungsi untuk mematikan tanda Sumber: modul sistem pengisian (2011).
dari lampu pengisian. Pada tegangan Pada saat tegangan output pada
sistem 12 volt tegangan regulasi antara terminal B tinggi, tegangan yang lebih
14,4 14,8 volt, untuk tegangan sistem tinggi itu dialirkan ke zener diode (ZD)
24 volt tegangan regulasi pada 28 volt. dan bila tegangan ini mencapai tegangan
Untuk meregulasi tegangan keluaran zener, maka ZD menjadi penghantar.
alternator dilakukan dengan cara Akibatnya, Tr2 ON dan Tr1 OFF. Ini akan
mengatur arus yang mengalir ke menghambat arus field dan mengatur
kumparan rotor. tegangan output.
(http://masruddin.freevar.com. 2013).
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 20
akan menjadi magnet dan membangkit kan Altenator yaitu B, E,F, N. (Sumber:
garis gaya magnet pada saat dialiri arus. qtussama. wordpress.com ).
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 21
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan
dilaksanakan adalah metode rancang
Gambar 8. Rangkaian mesin dari kecepatan bangun atau rekayasa dan dibagi dalam
rendah ke sedang. beberapa tahapan antara lain:
Sumber: New Step (1995). 1. Studi literatur
Catatan: Studi literatur di sini menitik beratkan
Bila gerakan P 0 dari voltage relay, membuat pada teori-teori tentang belt conveyor. Hal-
hubungan dengan titik kontak P 2. Maka hal berhubungan sebagai berikut:
pada sirkuit sesudah dan sebelum lampu Studi tentang Alternator
pengisian teganganya sama. Sehingga arus Studi tentang pulley
tidak mengalir ke lampu dan akhirnya Studi literatur dilaksanakan di
lampu mati. Perpustakaan politeknik Kediri dan
internet.
Cara kerja mesin dari kecepatan sedang 2. Variabel Penelitian
ke kecepatan tinggi Dalam proses penelitian ini terdapat
Bila putaran mesin bertambah, voltage variable penelitian sebagai berikut:
yang dihasilkan oleh kumparan stator naik. Penelitian Pengaruh Variasi diameter
Dan gaya tarik dari kemagnetan kumparan pulley dan Daya Motor terhadap sistem
voltage regulator menjadi lebih kuat. pengisian baterai pada mobil 5K ini
Dengan gaya tarik yang lebih kuat, field terdapat dua variabel bebas dan satu
current yang ke rotor akan mengalir variabel tetap
terputus-putus. Dengan kata lain, gerakan Variabel Bebas
titik kontak PL0 dari voltage regulator Variabel bebas yang digunakan adalah
kadang-kadang membuat hubungan Diameter puli motor dan alternator sebesar
dengan kontak PL2. (Sumber: New Step 7cm, 10cm, dan 12cm.
1995). Variabel Terikat
Variabel terikat yang digunakan pada
penelitian ini adalah : Kekuatan Arus
dalam system pengisian
Variabel Terkontrol
Variabel terkontrol pada penelitian ini
adalah:
Gambar 9. Rangkaian mesin dari kecepatan 1. Motor 0,5 HP
sedang ke tinggi. 2. Kecepatan motor 1400 rpm dan 800
Sumber: New Step (1995). rpm
Catatan:
Bila gerakan titik kontak PL0 pada ANALISIS DAN PEMBAHASAN
regulator berhubungan dengan titik kontak
PL2, field current akan dibatasi. Analisis Arus Yang Mengalir Untuk
Bagaimanapun juga, point P 0 dari voltage Mengisi Baterai
relay tidak akan terpisah dari point P 2, Untuk menentukan besar arus yang
sebab tegangan netral terpelihara dalam mengalir untuk mengisi baterai pada alat
sisa flux dari rotor. peraga sistem pengisian ditentukan sebagai
berikut:
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 22
191
1. Menggunakan diameter puley sama = = 15,91 A.
12
pada motor 1 dengan daya HP
dibulatkan menjadi 16 A.
Diketahui data bahwa Besar putaran
g. Perbandingan waktu yang dibutuhkan
motor 1400 rpm, dan diameter puli motor 7
untuk mengisi baterai sampai penuh
cm, diameter puli alternator 7 cm untuk
antara menggunakan charge baterai
menghasilkan putaran minimal 800 rpm.
dengan menggunakan alat peraga.
Sehingga diperoleh perhitungan
Data yang diperoleh dari laboratorium
sebagai berikut:
Otomotif Politeknik Kediri: charge
a. Putaran motor
1 2 7
baterai kapasitas 15 A digunakan
. = . untuk mengisi baterai sampai penuh
2 1 7 1400
X = 1400 rpm jadi putaran alternator dengan output sebesar 50 A
yang keluar adalah 1400 rpm. membutuhkan waktu 2 jam.
b. Daya motor = 1 hp = 745,7 watt = 0,746 Sedangkan output yang dihasilkan
KW. alternator sebesar 16 A. maka untuk
1 1
Jadi Daya motor hp = . 745.7 = menentukan berapa lama waktu yang
2 2
372,85 Watt dibutuhkan alat peraga mengisi baterai
Daya akan ditransmisikan melalui sampai penuh dengan menggunakan
pully pada motor dengan diameter 7 rumus perbandingan.
cm. Maka:
15
c. Torsi pulley motor diperoleh =
16 2
berdasarkan perhitungan: 15 . 2
= = 1,875 jam.
T = F . d(motor) 16
Jadi dapat disimpulkan sebagai
= 373 . 0,0035 m
2 berikut:
= 1,3055 16 A alat peraga untuk mengisi baterai
d. Power pulley motor diperoleh 50 A = (1,875 jam) atau setara dengan 1
berdasarkan perhitungan torsi yang jam 52 menit 30 detik.
didapat pada pully motor , rumus daya 1) Sedangkan 15 A charge untuk
= Torsi (Nm) x 2 . mengisi baterai 70 A yaitu:
60.000
1400 50 2
= 1,3055 . 2. 3,14 . =
60.000 70
11477,956 70 . 2
= = = 2,8 jam (2 jam 48
60.000 50
= 0,191 KW . 1000 = 191 Watt. menit).
Putaran pully motor akan 2) 16 A alat peraga untuk mengisi
ditransmisikan melalui belt kepada baterai 70 A yaitu:
pullyalternator dengan diameter pully 15
=
16 2,8
alternator sebesar 7 cm. 15 . 2,8
= = 2,625 (2 jam 37 menit
e. Karena diameter pully alternator sama 16
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 23
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 24
didapat pada pully motor , rumus daya Jadi dapat disimpulkan sebagai
berikut:
= Torsi (Nm) x 2 .
60.000 16 A alat peraga untuk mengisi baterai
1400
= 1,3055 . 2. 3,14 .
60.000 50 A = (1,32 jam) atau setara dengan 1
11477,956
= = 0,191 KW . 1000 = 191 Watt. jam 19menit.
60.000
Putaran pully motor akan Sedangkan 15 A charge untuk
ditransmisikan melalui belt kepada mengisi baterai 70 A yaitu:
50 2
pullyalternator dengan diameter pully =
70
alternator sebesar 7 cm. 70 . 2
= = 2,8 jam (2 jam 48 menit).
d. Karena diameter pully alternator tidak 50
22,7 A alat peraga untuk mengisi
sama dengan diameter pully 10 motor,
baterai 70 A yaitu:
maka putaran pully alternator tidak 15
=
sama dengan putaran pully motor dan 22,7 2,8
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 25
15 . 2,8
= = 1,85 (1 jam 51menit). didapat pada pully alternator , rumus
22,7
daya = Torsi (Nm) x 2 .
60.000
2400
Langkah ke lima: = 1,305 . 2. 3,14 .
60.000
Diketahui data bahwa besar putaran 19668,96
= = 0,327 KW = 327WATT
60.000
motor 1400 rpm diameter puli motor 12 cm, f. Jadi arus yang keluar dari alternator
diameter puli alternator 7 cm untuk dapat diperoleh melalui rumus:
menghasilkan putaran minimal 800 rpm. 327
= = 27,2 A.
Sehingga diperoleh perhitungan 12
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 26
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 27
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 28
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 29
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 30
Abstrak
Las tahanan adalah suatu hasil tahanan listr ik pada dua lembar pelat yang dicairkan secara
bersamaan. Salah satu jenis las tahanan adalah las titik dimana pencairan yang terjadi pada
ujung-ujung elektroda akan membentuk pencairan berupa bulatan atau titik (nugget). Sistem
pendingan berfungsi untuk menjaga suhu optimal pada pengelasan. Sistem aliran tertutup (Closed
Flow) merupakan sitem pendinginan dimana output dari pendinginan digunakan kembali pada
input dan masuk dalam elektorda las titik yang telah didesain dengan berupa hole (lubang
pendinginan). Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan dan membuat mesin pendingin mesin
las tititipe DN 25 (modifikasi las titik yang memiiki mesin pendingin). Berdasarkan pembahasana
rancang bangun mesin pendingin diatas didapatkan kesimpulan yaitu; bahwa energi panas
tertinggi adalah pada arus 8 (dalam 10.000 amper kuadrat), resistensinya 4 (dalam 0,0001ohm),
dan waktu pengelasan 90 detik diperoleh energy panas sebesar 23.040 joule atau 23.040 watt per
detik atau 23,04 kW. Kecepatan dan Kapasitas Fluida untuk selang 1/4 inchi adalah ),
sesangkan energi potensial, (Ep = 0), energi kinetiknya adalah ( 4,5), Re = 0,171 maka jenis
aliranya adalah laminar karena bilangan Reynold kurang dari 4000. Kerugian Head (Head loss),
kerugian mayor ( ), kerugian minor ( m), total losses (hls = 4,813 m), percabangan
dan pertemuan selang ( ), kerugian head di katup( ).
Kata Kunci: Las Titik Stationer, Mesin pendingin, Sistem Closed Flow
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 31
suatu mesin las titik berskala kecil yang 3) Hanya membahas perakitan dan
mampu las titik, soldering, brazing. pembuatan rancang bangun mesin
Dari penjabaran diatas maka kami pendingin pada mesin las stationer
merancang mesin pendingin pada mesin las menggunakan sistem closed flow.
titik yang terkait dengan konsep, dimana
mesin las titik stationer yang telah dimiliki Target Luaran
dimodifikasi dengan adanya mesin Target Luaran yang dapat dihasilkan dari
pendingin tersebut. Dalam pembuatan penelitian rancang bangun mesin pendingin
mesin tersebut, hal pertama yang menjadi pada mesin las stationer menggunakan sistem
pusat perhatian kami adalah memodifikasi closed flow ini yaitu:
model mesin pendingin dari mesin las jenis 1. Produk rancang bangun (modifikasi)
lain yang sudah ada dan terkonsep mesin pendingin pada mesin las stationer
sebelumnya sehingga menj adi ciri khas menggunakan sistem closed flow.
tersendiri dan mampu menghasilkan kinerja 2. Publikasi ilmiah dari rancang bangun
mesin yang baik. Mesin Las titik telah (modifikasi) mesin pendingin pada mesin
memiliki saluran pendingin didalamnya las stationer menggunakan sistem closed
sehingga modifikasi mesin las tersebut flow.
hanya ditujukan pada mesin pendingin.
TINJAUAN PUSTAKA
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, Penelitian sebelumnya
diambil suatu rumusan masalah sebagai Penelitian oleh Gedeon dan Edgar
berikut: Bagaimana rancang bangun terhadap variasi material dan modifikasi
(modifikasi) mesin pendingin pada mesin proses agar memperoleh kondisi yang tepat
las stationer menggunakan sistem closed untuk pengelasan titik menunjukkan bahwa
flow? baja dengan lapisan seng yang lebih tipis
memiliki rentang kondisi aplikasi yang lebih
Tujuan Perencanaan baik dibandingkan dengan baja galvanis
Sesuai dengan permasalahan yang penuh.
dihadapi, maka tujuan dari Per ancangan Penelitian untuk mengkaji pengaruh
Rancang Bangun (Modifikasi) Mesin lapisan tipis timah putih (Sn) berbentuk
Pendingin pada mesin las stationer lapisan intermetalik Cu 3Sn di bagian ujung
menggunakan Sistem Closed Flow adalah elektroda (electrode tip) dalam aplikasi
sebagai berikut: Dapat merancang dan pengelasan titik baja galvanis. Variabel utama
membuat rancang bangun mesin pendingin yang diberikan pada penelitian ini adalah
pada mesin las stationer menggunakan beda ketebalan lapisan tersebut. Hasil
sistem closed flow dengan perencanaan yang pengamatan dan pengujian menunjukkan
baik.. bahwa pemberian lapisan intermetalik Cu 3Sn
pada ujung elektroda dengan ketebalan
Batasan Masalah terbatas, khusus dalam penelitian ini kurang
Dalam rancang bangun mesin dari 1 m, menghasilkan kuat tarik geser dan
pendingin pada mesin las stationer ukuran diameter nugget yang relatif sama
menggunakan sistem closed flow, batasan (comparable) dengan nilai kuat tarik geser hasil
masalah yang diambil, yaitu: las titik menggunakan elektroda tanpa lapisan
1) Hanya membahas proses perancangan intermetalik Cu 3Sn. (kurniawan, 2010)
rancang bangun mesin pendingin pada Las Resistensi
mesin las stationer menggunakan sistem Resistance Welding atau Las Tahanan
closed flow. merupakan salah satu pengembangan
2) Hanya membahas skema pendinginan teknologi industri secara cepat dan efesien
pada sistem closed flow. untuk menyambungan pelat. Penyambungan
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 32
yang dilakukan yaitu dengan menempatkan kedua bahan yang akan disambung harus
dua permukaan benda kerja yang saling dibawa ketempat dua jenis mesin las tersebut.
berimpitan dan mendapatkan tekanan a. Las titik portable
dengan arus secara langsung dengan waktu Las titik tipe ini digunakan untuk
singkat. Proses ini dapat dilakukan dengan menyambung pelat baja yang tidak dapat
pengontrolan secara manual dan otomatis. dipindah atau benda kerja yang tidak dapat
dilas dengan menggunakan las titik standar,
namun mesin las titik ini mempunyai
keterbatasan karena tidak dilengkapi dengan
sistem pendingin, sehingga tidak dapat dipakai
terus menerus.
b. Las titik stationer
Mesin las ini digunakan untuk
menyambung pelat secara cepat dan efesien
dimana pelat dapat dengan mudah dibawa
pada mesin untuk di las. Kapasitas mesin las
titik ini lebih besar dan dilengkapi dengan
sistem pendingin (sirkulasi air pendingin ).
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 33
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 34
diimbangi dengan pendinginan. Pada dilalui fluida tersebut. Adapaun bebarapa hal
gambar dibawah ditunjukka sebuah mesin tersebut diuraikan pada bagian dibawah ini.
pendingin las yang digunakan pada mesin a. Kecepatan dan Kapasitas Fluida
las TIG. Dari konsep inilah penelitiakan Penentuan kecepatan di sejumlah titik
mencoba merancang mesin pendingin pad pada suatu penampang memungkinkan
alas Titik. untuk membantu dalam menentukan
besarnya kapasitas aliran sehingga
Sistem Closed Flow pengukuran kecepatan merupakan fase yang
Sistem pendinginan memiliki banyak sangat penting dalam menganalisa suatu
metode atau system diantaranya adalah aliran fluida. Bentuk kecepatan yang
system aliran terbuka dan system aliran digunakan pada aliran fluida umumnya
tertutup. Sistem aliran terbuka yaitu menunjukkan kecepatan yang sebenarnya jika
merupakan sirkulasi pendinginan baik tidak ada keterangan lain yang disebutkan
menggunakan media air, udara atau yang (Soetanto, 2010).
lain dimana input dan ouput terpisah.
Dengan kata lain system terbuka yaitu
system pendinginan yang tidak
berhubungan (output dari pendinginan Gambar 5. Profil Kecepatan Pada Saluran
tidak digunakan lagi pada input). Tertutup
Sedangkan sistem aliran tertutup (Closed Sumber: Sagala, 2008
Flow) merupakan kebalikan dari sitem
terbuka dimana outpu dari pendinginan
digunakan kembali pada input dan terus
berputar sampai proses pengelasan selesai.
Gambar 6. Profil Kecepatan Pada Saluran
Aliran Pendinginan pada Elektorde Las Terbuka
Titik Sumber: Sagala, 2008
Dalam mesin las titik komponen utama Besarnya kecepatan akan mempengaruhi
yang sangat membutuhkan pendinginan besarnya fluida yang mengalir dalam suatu
adalah elektroda las titik. Hal ini selang. Jumlah dari aliran fluida dinyatakan
dikarenakan elektroda merupakan sebagai volume, berat atau massa fluida
komponen penyambung (berupa tahanan dengan masing-masing laju aliran ditunjukan
listrik) yang menimbulkan panas pada suhu sebagai aliran volume ( ), laju aliran berat
tertentu. Oleh sebab itu sebagian besar desai ( ) dan laju aliran massa ( ). Kapasitas
dari elektorda las titik didesain dengan aliran ( ) untuk fluida yang inkompressible
sistem pendinginan berupa hole (lubang yaitu (Soetanto, 2010):
pendinginan) seperti pada gambar 2.9. = (2.1.)
berikut. dimana:
= Laju aliran volume .
= Luas penampang aliran .
= Kecepatan aliran fluida .
Laju aliran berat fluida (G) dirumuskan
sebagai:
Gambar 4. Aliran pendinginan pada (2.2.)
elektorde las titik dimana:
= Laju aliran berat fluida .
Aliran Fluida = Berat jenis fluida .
Aliran fluida biasanya ditunjukkan Laju aliran massa dinyatakan sebagai:
dalam kecepatan dan kapasitas, hal ini (2.3.)
berhubungan dengan penampang yang
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 35
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 36
diamana:
= Massa jenis fluida .
d = Diameter selang . Diagram Moody digunakan untuk
v = Kecepatan aliran fluida menyelesaikan permasalahan aliran fluida
. di dalam selang dengan menggunakan
= Viskositas dinamik fluida faktor gesekan selang (f). Untuk aliran
. laminer dimana bilangan Renold kurang
dari 2000, faktor gesekan dihubungkan
Karena viskositas dinamik dibagi dengan bilangan Reynold, dinyatakan
dengan massa jenis fluida merupakan dengan rumus:
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 37
Keterangan:
v = Kecepatan rata-rata di dalam pipa
.
f = Koefisien kerugian.
g = percepatan gravitasi .
= Kerugian head.
Cara menentukan harga f untuk
berbagai bentuk transisi pipa akan diperinci Gambar 9. Koefisien Kerugian Pada Belokan
seperti di bawah ini. Sumber: Sularso, et al, 2006
1. Ujung masuk pipa.
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 38
Tahapan-tahapan Penelitian
Sumber: Sularso, et al, 2006 Langkah-langkah dalam
pembuatan rancang bangun modifikasi mesin
3. Percabangan dan pertemuan selang. pendingin pada mesin las titik stationer
Dalam masalah percabangan dan sebagai berikut:
pertemuan selang, tidak ada hasil 1. Pengumpulan data
percobaan yang dapat diterima secara Tahapan awal adalah melakukan
umum. Kerugian head untuk pengumpulan data dengan tujuan untuk
percabangan, gambar 2.32 (a), dapat merangkum teori-teori dasar, acuan secara
dinyatakan dengan rumus: umum dan khusus, serta untuk memperoleh
berbagai informasi pendukung lainnya yang
berhubungan dengan pengerjaan penelitian
dimana: ini.
= Kerugian head cabang dari 1 ke 3 Tahap 2. Perancangan dan pembuatan alat
(m). Pada tahap ini dilakukan pemodelan
= Kerugian head cabang dari 1 ke 2 sistem dari data yang sudah ada dari hasil
pengumpulan data sehingga data tersebut
(m).
dapat dijadikan acuan dalam proses
= Kecepatan di 1 sebelum
berikutnya.
percabangan .
Tahap 3. Proses perakitan
, = koefisien kerugian.
Pada tahap ini dilakukannya perakitan
rancang bangun mesin pendingin mesin las
yang sesuai dengan desain yang di buat.
Tahap 4. Pengujian alat
Pada tahap ini akan diberikan data-
data hasil percobaan yang akan di buat
Gambar 10. Percabangan dan Pertemuan didalam penelitian dan akan dilakukan
Pipa pengujian sekaligus analisa dari sistem
Sumber: Sularso, et al, 2006 keseluruhan panas pengelasan dan laju
Kerugian head untuk pertemuan, gambar pendinginan yang secara keseluruhan
2.32 (b) dapat dinyatakan dengan rumus: berfungsi.
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 39
Proses Pembuatan
Pada proses pembuatan modifikasi
Gambar 11. Diagram alir mesin pendingin pada mesin las titik terdapat
Sumber: Penulis (2013) beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Mempersiapkan gambar kerja.
Tahap 5. Proses pembuatan laporan 2. Mempersiapkan bahan yang akan
Proses perencanaan penelitian digunakan.
dengan rancang bangun mesin pendingin 3. Mempersiapkan mesin yang akan
pada mesin las titik. digunakan.
4. Mempersiapkan alat yang akan
Lokasi dan Tempat Penelitian digunakan.
Lokasi penelitian dilaksanakan di 5. Proses pembuatan alat yang akan
kampus politeknik kediri, dengan dikerjakan.
pembagian tahapan; di perpustakaan 6. Proses perakitan.
politeknik kediri, laboratorium dan bengkel Adapun tindakan yang dilakukan
program studi perawatan dan perbaikan. untuk keselamatan kerja dalam proses
pembuatan rancang bangun mesin pendingin
Model yang Digunakan adalah melakukan proses kerja sesuai standar
Rencana desain rancang bangun K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
mesin pendingin pada mesin las titik adalah Langkah-langkah dalam pengerjaan sebagai
sebagai berikut: berikut:
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 40
2. Persiapan Bahan.
Bahan yang digunakan untuk
pembuatan rangka bak air adalah besi
siku ukuran 4 x 4 cm dengan tebal 2 mm
dan bahan bak air adalah besi pelat
dengan tebal 3 mm yang mempunyai Gambar 15. Modifikasi Mesin pendingin pada
dimensi panjang 38 cm, lebar 20 cm dan t Mesin las titik Stationer
2 mm.
3. Mesin dan Alat yang digunakan. Prinsip Kerja Mesin pendingin ini
Mesin yang digunakan dalam proses yaitu terdiri dari mesin pompa air, kompresor
pembuatan bak air pendingin sebagai penggerak pompa, bak air penampungan dan
berikut: perlengkapan lainnya. Prisipnya pertama-
a. Las SMAW (Shield Metal Arc Welding). tama yaitu air yang berada di bak air akan
b. Gerinda halus. dipompa oleh pompa diapraghma melalui
c. Gerinda potong. selang masuk menunuju ke inlet pompa,
d. Mesin bor tangan. kemudian air tersebut didorong oleh vane
4. Proses Pembuatan. (impeller) dari pompa tersebut dengan cara
Dalam proses pembuatan rancang ditekan oleh udara yang berasal dari
bangun mesin pendingin dibedakan kompresor. Air tersebut didorong menuju
menjadi 3 bagian yaitu: outlet pompa menuju inlet mesin las melalui
a. Rangka. selang masuk. Air yang telah masuk
Dalam proses pembuatan rangka tersirkulasi menuju kedua arah, yang pertama
langkah-langkah yang dilakukan tersirkulasi ke tuas las (elektroda) bagian atas
adalah: yang didinginkan dan tuas bagian bawah.
b. Bak air. Setelah air tersirkulasi (mendinginkan tuas)
Bak air dibuat dari plat dengan tebal 2 maka air akan mengalir menuju outlet mesin
mm dengan ukuran panjang 80 cm, las. Dari oulet mesin las air didorong kembali
lebar 52 cm dan tinggi 20 cm. Dalam masuk kedalam bak air. Hal teresbut terjadi
proses penyambunganya berulang-ulang sampai penggunaan mesin
menggunakan las SMAW (Shield pendinin dimatikan. Sirkulasi tersebut itulah
Metal Arc Welding). yang dinamakan dengan system closed flow.
5. Proses Perakitan.
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 41
H = I2 R t
dimana :H = panas yang dihasilkan, W -sec.
atau J (1 J= 1/1055 Btu);
I = arus listrik, A;
R = resistansi listrik, ;
t = waktu, detik (sec.)
Gambar 16. Mesin pendingin tampak dari Dari persamaan diatas dapat
belakang diaplikasikan pada mesin las titik stationer,
dimana pada spesifikasi mesin las titik
Analisa Panas Pengelasan pada Elektrode tersebut memiliki waktu maksimal
Las titik pengelasan sampai dengan 0,9 detik, dan arus
Energi panas yang diberikan pada listrik 8 (dalam 10.000 Amper kuadrat),
operasi pengelasan tergantung pada aliran sedangkan resistansinya 4 (dalam 0,0001
arus listrik, resistansi rangkaian, dan ohm), Sehingga diperoleh panas pengelasan
panjang waktu arus dialirkan, seperti rumus kuat arus dan tahanan menjadi 1 watt sebagai
berikut ini. berikut.
Tabel 3. Panas pengelasan Titik Dari tabel dibawah maka dapat
diketahui bahwa energy panas tertinggi
adalah pada arus 8 (dalam 10.000 amper
kuadrat), resistensinya 4 (dalam 0,0001ohm),
dan waktu pengelasan 90 detik diperoleh
energy panas sebesar 23.040 joule atau 23.040
watt per detik atau 23,04 kW.
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 42
Ep = 18 .0
Ep = 0.
b. Berdasarkan persamaan energi
kinetik adalah
m
m = Massa fluida (Kg)
dimana:
v = Kecepatan aliran
hlf = Minor losses.
m/s
n = Jumlah fitting/valve untuk
4,5 diameter yang sama.
3. Jenis Aliran. k = Koefisien gesekan.
Berdasarkan persamaan v = Kecepatan aliran fluida dalam
selang.
g = Percepatan gravitasi.
5. Total losses.
Re = 0,171 Berdasarkan persamaan adalah:
Karena bilangan Reynold kurang dari hls = hlp + hlf
4000 maka jenis aliranya adalah laminar. hls = 0,613 + 4,2
dimana: hls = 4,813 m
= Massa jenis fluida . dimana:
d = Diameter selang . hl = Total losses.
v = Kecepatan aliran fluida . hlp = Jumlah mayor losses (kerugian
= Viskositas dinamik fluida . gesekan selang dalam).
4. Kerugian Head (Head loss). hlf = Jumlah minor losses (kerugian pada
a. Berdasarkan persamaan (2.14.) fitting dan valve).
kerugian mayor adalah 6. Percabangan dan pertemuan selang.
Berdasarkan persamaan adalah
dimana:
= Mayor losses.
= Faktor gesekan (diperoleh dari
diagram Moody).
L = Panjang selang (m).
v = Kecepatan rata-rata cairan
dalam selang .
d = Diameter dalam selang (m).
g = Percepatan gravitasi.
Asumsi:
i. Untuk selang inchi.
dimana:
= Kerugian head temu dari 1 ke 2 (m).
= Kerugian head temu dari 2 ke 3 (m).
= Kecepatan di 3 setelah pertemuan
(m).
m
, = Koefisien kerugian.
b. berdasarkan persamaan kerugian
7. Kerugian head di katup.
minor adalah:
Berdasarkan persamaan (2.29.) adalah
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 43
DAFTAR PUSTAKA
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 44
Anang Septiantoni
Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Politeknik Kediri.
Abstrak
Alat peraga merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk mendukung kegiatan dalam
suatu kegiatan mengajar. Dengan menggunakan alat peraga, kegiatan mengajar akan bisa
berjalan dengan baik. Hal ini sangat beralasan karena dengan alat peraga, para mahasiswa bisa
mengaplikasikan teori yang diperoleh. Dalam proses pembuatan alat peraga diperlukan
beberapa proses pengerjaan. Langkah-langkah proses pengerjaan itu meliputi perancangan dan
pembuatan serta perencanaan perawatan dan perbaikan yang meliputi perencanaan jadwal
perawatan dan perencanaan SOP. Dengan demikian kita bisa menentukan berapa estimasi biaya
yang kita perlukan dalam pembuatan alat peraga tersebut. Alat peraga sistem pengereman
mobil merupakan salah satu jenis sarana penunjang kegiatan belajar. Alat peraga ini sangat
berguna sebagai alat peraga untuk menerapkan teori dalam mata kuliah. Berdasarkan
perancangan yang dilakukan.
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 45
indera maupun alat canggih. Tujuan tidak muncul pada sebuah mobil produksi
perawatan adalah mempertahankan sistem sekalipun. Akhimya pada tahun 1954
operasi pada kondisi siap kerja (Politeknik meluncurkan Citroen DS yang si pertama.
Kediri, 2009). Perbaikan adalah suatu kegiatan semi-automatic gearbox, active headlights dan
untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi composite body panels (Banaran, 2010)
dengan mengganti komponen-komponen Sistem rem dirancang untuk
yang rusak. Oleh karena itu, pada Laporan memperlambat dan menghentikan kendaraan
Akhir ini akan dibahas mengenai perencanaan atau memungkinkan parkir pada tempat yang
perawatan dan perbaikan sistem rem pada menurun. Peralatan ini sangat penting untuk
mobil. Alat ini akan digunakan sebagai alat keamanan berkendara dan juga berhenti
peraga proses pembelajaran di Program Studi ditempat manapun, dan dalam berbagai
Perawatan dan Perbaikan Mesin Politeknik kondisi dapat berfungsi dengan baik dan
Kediri . aman. Energi kinetik yang hilang dari benda
yang bergerak ini biasanya diubah menjadi
Rumusan Masalah panas karena gesekan (Restu, 2010).
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat
diambil rumusan masalah sebagai berikut; Prinsip Kerja Sistem Rem
Bagaimana perencanaan perawatan dan Rem merupakan salah satu bagian
perbaikan alat peraga sistem rem mobil?. kendaraan yang sangat penting pada sebuah
kendaraan baik roda dua maupun roda empat
Batasan Masalah yang saat ini banyak digunakan oleh
Dalam perawatan dan perbaikan sistem masyarakat dari perkotaan sampai pedesaaan.
rem mobil dibatasi beberapa persoalan Rem ini dapat mengatur kecepatan ataupun
sebaigai berikut: menghentikan lajunya kendaraan sesuai
1. Tidak membahas perancangan dan dengan yang kita harapkan, pengaturan
pembuatan alat peraga sistem rem mobil. kecepatan ataupun diberhentikannya lajunya
2. Alat peraga ini menggunakan penggerak kendaraan ini diatur melalui suatu gesekan
motor bakar. antara komponen rem dengan roda yang
berputar (Andun et al, 2005).
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
tujuan Laporan Akhir ini sebagai berikut:
Dapat merencanaan perawatan dan
perbaikan alat peraga sistem rem mobil.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Rem
Gambar 1. Rangkaian Rem pada Kendaraan
Rem cakram diciptakan pada tahun
Sumber: Anonim (2013)
1902 dan dipatenkan oleh pembuat mobil
Birmingham Frederick William Lanchestcr.
Syarat-syarat penggunaan sebuah rem
Desain aslinya punya dua cakram yang
sebagai berikut (Andun et al, 2005):
menempel satu sama lain untuk menghasilkan
1. Dapat bekerja dengan cepat.
gesekan dan memperlambat mobilnya
2. Apabila beban pada semua roda sama,
kebawah. Sampai tahun I949 rem cakram
maka daya pengereman harus sama
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 46
dengan atau gaya pengereman seimbang Cara kerja pedal rem didasarkan pada
dengan beban yang diterima oleh masing- prinsip tuas yang mengubah tekanan
masing roda. pedal rem yang kecil menjadi besar.
3. Dapat dipercaya dan mempunyai daya
tahan cukup.
4. Mudah disetel dan diperbaiki pengemudi Klasifikasi Rem
waktu pengereman. Berdasarkan penggunaannya di sebuah
kedaraan, rem dibedakan menjadi dua yaitu
Komponen Sistem Rem rem kaki dan rem tangan. Berdasarkan
Komponen sistem rem terdiri dari pelayanannya, rem kaki diklasifikasikan
(Farid, 2000): menjadi dua jenis, yaitu rem tromol dan rem
1. Master Silinder. cakram.
Master silinder (master cylinder)
mengubah gerak pedal rem ke dalam Rem Tromol
tekanan hidraulik. Master silinder terdiri Rem tromol adalah salah satu konstruksi
dari reservoir tank, yang berisi minyak rem, rem yang cara pengereman kendaraan dengan
demikian juga piston dan silinder, yang menggunakan tromol (brake drum), sepatu rem
membangkitkan tekanan hidraulik. Cara (brake shoe), dan silider roda (wheel cylinder).
kerja pedal rem didasarkan pada prinsip Pada dasarnya tromol yang berputar ketika
tuas yang mengubah tekanan pedal rem pengereman sepatu rem yang di dalam tromol
yang kecil menjadi besar. (Restu, 2010): akan bersentuhan di bagian dalam tromol dan
2. Booster Rem. menimbulkan gesekan (Andun et al, 2005).
Booster rem berfungsi untuk melipat
gandakan (dua sampai empat kali) daya
penekanan pedal rem, sehingga daya
pengereman yang lebih besar dapat
diperoleh. Tenaga penekanan pedal rem
dari seorang pengemudi tidak cukup kuat
untuk segera dapat menghentikan
kendaraan. Booster rem melipat gandakan
daya penekan pedal, sehingga daya
Gambar 2.5. Rem Tromol
pengereman yang lebih besar dapat
Sumber: Anonim (2013)
diperoleh. Boster rem dapat dipasang
Berikut ini adalah nama dari komponen rem
menjadi satu dengan master silinder (tipe
tromol yaitu (Andun et al, 2005):
integral) atau dapat juga dipasang
1. Silinder Roda (Wheel Cylinder).
terpisah dari master rem itu sendiri. Tipe
Fungsi dari silinder roda adalah untuk
integral ini banyak digunakan pada
menekan sepatu rem (brake shoe) ke rem
kendaraan penumpang dan truk kecil.
tromol (brake drum). Di dalam silinder roda
Boster melipat gandakan tekanan yang di
terpasang satu atau dua buah piston beserta
berikan pedal rem terasa ringan tetapi
seal tergantung dari kostruksi rem tromolnya.
tekanan yang dihasilkan untuk proses
Bila brake pedal diinjak, tekanan minyak rem
pengereman besar.
dari master silinder disalurkan ke semua wheel
3. Pedal Rem.
silinder, tekanan didalam wheel silinder
Pedal rem adalah median untuk
menekan piston kearah luar dan selanjutnya
menekan master silinder, master silinder
piston menekan menekan brake shoe
akan menghasilkan tekanan hidraulis.
menggesek tromol sehingga roda berhenti.
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 47
Bila brake pedal dilepas maka, brake shoe dalam satu wheel cylinder hanya ada satu, yaitu
kembali ke posisi semula oleh tarikan pegas, ke arah penekanan kampas rem bagian depan.
roda bebas.
6. Penyetel Rem.
Penyetel rem adalah komponen rem yang
2. Sepatu Rem (Brake Shoe). berguna mengatur jarak antara tromol dengan
Sepatu rem (brake shoe) berfungsi untuk kampas rem. Pada tipe ini penyetel rem
menahan putaran brake drum melalui gesekan. dipasangkan pada bagian bawah pada ujung
Pada bagian luar brake shoe terbuat dari asbes kampas rem depan dan kampas rem belakang.
dengan tembaga atau campuran plastik yang Sementara bagian atas dari kampas rem depan
tahan panas. dan belakang dipasangkan pada piston rem.
Penyetel rem pada tipe rem tromol ini dibuat
mengambang terhadap backing plate.
7. Spring Retainer.
Gambar 2.7. Sepatu Rem dan Kanvas. Spring retainer adalah komponen rem yang
Sumber: www.motorplus.otomotifnet.com berguna mengkaitkan kampas rem ke backing
(2013) plate.
3. Pegas Pengembali (Return Spring). Semua rem memilikai kelebihan dan
Pegas pengembali berfungsi untuk kekurangan yang berbeda-beda. Berikut ini
mengembalikan sepatu rem (brake shoe) ke adalah kelebihan dan kekurangan rem tromol
posisi semula pada saat tekanan silinder roda sebagai berikut (Restu, 2010):
turun. 1. Kelebihan Rem Tromol.
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 48
besi tuang yang berputar dengan roda dan memiliki lubang sehingga pendinginan rem
dijepit oleh komponen di dalam caliper lebih maksimal digunakan. Kegunaan rem
sehingga mengakibatkan terjadi daya cakram banyak dipergunakan pada roda
pengereman. Rem cakram mempunyai depan kendaraan karena gaya dorong untuk
beberapa kelebihan, diantaranya konstruksi berhenti pada bagian depan kendaraan lebih
sederhana, penggantian pad mudah, tanpa besar dibandingkan di belakang sehingga
penyetelan, bidang gesek selalu terkena udara membutuhkan pengereman yang lebih pada
sehingga radiasi panasnya sangat baik dan bagian depan. Namun saat ini telah banyak
water recovery sangat baik karena air akan mobil yang menggunakan rem cakram pada
terlempar keluar dari permukaan cakram dan keempat rodanya.
pad karena adanya gaya sentrifugal. Pada 2. Kekurangan Rem Cakram.
dasarnya cakram yang berputar ketika
pengereman pad yang di luar cakram akan Rem cakram yang sifatnya terbuka
bersentuhan di bagian luar cakram dan memudahkan debu dan lumpur menempel,
menimbulkan gesekan (Restu, 2010). lama kelamaan lumpur (kotoran) tersebut
dapat menghambat kinerja pengeraman
sampai merusak komponen pada bagian
caliper, seperti piston bila dibiarkan lama. Oleh
sebab itu, perlu dilakukan pembersihan
sesering mungkin.
Adapun komponen-komponen utama rem
cakram adalah sebagai berikut (Andun et al,
2005):
1. Cakram.
Gambar 2.13. Rem Cakram
Sumber: www.image.importtuner.com (2013) Pada rem cakram komponen cakram atau
Semua rem memilikai kelebihan dan piringan merupakan bagian yang secara
kekurangan yang berbeda-beda. langsung menghasilkan pegereman dengan
Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan adanya gesekan dengan pad. Cakram atau
rem cakram sebagai berikut (Restu, 2010): piringan terbesar dari besi tuang yang mampu
1. Kelebihan Rem Cakram. menahan panas akibat gesekan dan tahan
korosi (Restu, 2010).
Rem cakram dapat digunakan dari berbagai
suhu, sehingga hampir semua kendaraan
menerapkan sistem rem cakram sebagai
andalannya. Selain itu rem cakram tahan
terhadap genangan air sehingga pada
kendaraan yang
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 49
silinder-silinder rem akan bekerja secara untuk diteruskan ke pad rem lalu menekan
hidraulik sehingga sepatu-sepatu rem atau pad disc rotor guna melakukan pengereman (Restu,
akan menjepit, manahan dan menghentikan 2010).
cakram rem yang sedang berputar (Restu,
2010).
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 50
Gambar 2.21. Piston Seal Gambar 2.23. Rem Cakram Tipe Floating
Sumber: www.daemar.com (2013) Caliper
Tipe-tipe rem cakram yaitu sebagai berikut Sumber:
(Andun et al, 2005): www.toturialotomotif.wordpress.com (2013)
1. Tipe Tetap (Fixed Caliper Type). 2.1.3.3. Rem Tangan
Tipe caliper ini konstruksinya terpasang dua Rem tangan adalah suatu komponen yang
silinder yang bekerja secara hidroponik digunakan untuk memarkir kendaraan. Rem
menekan pad dari dua arah. Prinsip kerjanya tangan terbagi menjadi dua tipe, yaitu tipe
ialah pada saat terjadi tekanan akibat roda belakang dan tipe center brake. Tipe roda
hidroponik oil pressure maka piston akan belakang umumnya digunakan pada
mendorong kedua pad dan pegas karet hingga kendaran ringan atau kendaraan penumpang,
pad menekan cakram. Pada saat tekanan sedangkan pada angkutan berat umumnya
hilang maka pegas karet akan mengembang mengunakan center brake seperti terdapat pada
(reaksi) dan kedudukan pad rem kembali pada truck (Andun et al, 2005).
keadaan semula.
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 51
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 52
Untuk mencegah minyak rem dari 2. Untuk menjaga kesiapan pengoprasian dari
penyerapan air, ia harus ditempatkan seluruh peralatan pada waktu diperlukan.
dikaleng yang tertutup rapat selama Sehingga proses produksi bisa berjalan lancar.
penyimpanan. Hal ini juga mencagah
tercemar dari debu dan kotoran. 3. Menjaga kondisi mesin mendekati umur
yang ditentukan oleh pabrik pembuat mesin
2.2. Perawatan (maintenance) tersebut.
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 53
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 54
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 55
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 56
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 57
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 58
Keterangan:
I = Inspeksi
SR = Small Repair
MR = Medium Repair
O = Overhaull
Kegiatan perawatan meliputi Inspeksi,
Small Repair, Medium Repair serta Complete
Repair dapat dilihat pada penjadwalan di atas.
Kegiatan pertama adalah Complete Repair
dilakukan pada minggu pertama, selanjutnya
adalah kegiatan Inspeksi, sedangkan Small
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 59
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 60
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 61
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 62
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 63
Tabel 4.10. Gaji teknisi dalam kegiatan 1 kali Biaya yang diperlukan dalam 1 kali small
inspeksi (Tahun 2013) repair tahun 2014 adalah Rp 6.400
Tabel 4.14. Gaji teknisi dalam kegiatan 1 kali
madium repair (Tahun 2014)
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 64
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 65
KESIMPULAN
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 66
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 67
Wahyu Sulistya
Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin - Politeknik Kediri
Abstrak
Alat peraga perawatan instalasi pompa merupakan salah satu sarana yang digunakan
untuk mendukung kegiatan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Agar alat peraga
tersebut tetap dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai setiap waktu, maka
perlu adanya tindakan perencanaan perawatan dan perbaikan yang harus diberikan
untuk alat peraga tersebut. Dalam perencanaan perawatan dan perbaikan alat peraga
perawatan instalasi pompa diperlukan beberapa langkah-langkah pekerjaan. Langkah-
langkah pekerjaan itu meliputi pencarian literatur dari berbagai sumber (Buku dan
Internet) dan pengumpulan data-data alat peraga perawatan instalasi pompa.
Berdasarkan perencanaan perawatan dan perbaikan alat peraga perawatan instalasi
pompa yang telah dilakukan, didapatkan hasil kegiatan perawatan 32 kali Inspeksi, 10
kali Small Repair dan 5 kali Medium Repair untuk mencapai Complete Repair yang kedua.
Standard Operational Procedure (SOP) Alat Peraga Perawatan Instalasi Pompa yang
digunakan, yaitu terdiri dari SOP Penggunaan, SOP Pengoperasian, SOP Perawatan dan
SOP Perbaikan. Dari perhitungan biaya perawatan, didapatkan biaya perawatan harian
adalah sebesar Rp 900.000,-, total biaya kegiatan bulanan adalah sebesar Rp 204.000,-,
biaya Preventive Maintenance pada tahun 2012 adalah Rp 1.308.000,-, biaya Preventive
Maintenance untuk tahun 2013 adalah Rp 1.504.200,-, biaya Preventive Maintenance untuk
tahun 2014 adalah Rp 1.729.830,-, biaya Overhaul pompa tahun 2014 adalah Rp 136.217,5.
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 68
spesifikasi yang sama, dengan jumlah lebih 30L/Min Periode 2012-2014 diperlukan
dari satu pompa air yang digunakan beberapa batasan masalah, antara lain:
nantinya instalasi pompa yang dibuat dapat 1. Membahas langkah-langkah
dirangkai secara seri maupun secara paralel. perencanaan perawatan dan perbaikan
Sehingga dapat diketahui perbedaan antara komponen utama dan komponen
sistem kerja rangkaian instalasi pompa penunjang Alat Peraga Perawatan
secara seri dengan sistem kerja rangkaian Instalasi Pompa.
instalasi pompa secara paralel. Agar alat 2. Membuat jadwal perawatan dan
peraga tersebut tetap dapat berfungsi perbaikan Alat Peraga Perawatan
dengan baik dalam kondisi siap pakai setiap Instalasi Pompa.
waktu untuk proses pembelajaran, penting 3. Membuat Standard Operational Procedure
adanya tindakan perawatan dan perbaikan (SOP) penggunaan, pengoperasian,
yang harus diberikan. perawatan dan perbaikan.
Perencanaan perawatan dan perbaikan 4. Menentukan estimasi biaya perawatan
Alat Peraga Perawatan Instalasi Pompa dan perbaikan Alat Peraga Perawatan
tersebut berisikan langkah-langkah Instalasi Pompa.
pekerjaan perawatan dan perbaikan 5. Tidak merencanakan perhitungan
komponen Alat Peraga Perawatan Instalasi perencanaan pembuatan Alat Peraga
Pompa, Jadwal Perencanaan perawatan dan Perawatan Instalasi Pompa.
perbaikan yang dilakukan, Standard
Operational Procedure (SOP) dan Estimasi Tujuan
Biaya Perawatan yang dikeluarkan. Tujuan dari Perencanaan Perawatan
Perencanaan perawatan dan perbaikan Alat dan Perbaikan Alat Peraga ini seb agai
Peraga Perawatan Instalasi Pompa tersebut berikut: Dapat membuat Perencanaan
dilakukan dari Overhaul ke Overhaul, Perawatan dan Perbaikan Alat Peraga
direncanakan dengan periode perawatan Perawatan Instalasi Pompa (Pump
dari Overhaul ke Overhaul selama dua tahun. Installation Maintenance Trainer) Jenis Pompa
Untuk mengetahui estimasi biaya yang Sentrifugal Kapasitas 30L/Min Periode 2012-
dikeluarkan dalam perawatan dan 2014.
perbaikan yang dilakukan, maka diambil
dan dimunculkan periode perawatan tahun TINJAUAN PUSTAKA
2012-2014.
Instalasi Pompa
Rumusan Masalah Instalasi memiliki arti suatu proses yang
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan dengan cara menggabungkan,
dapat diambil rumusan masalah sebagai menyatukan dan mengumpulkan suatu
berikut: Bagaimana membuat Perencanaan komponen dengan syarat-syarat yang telah
Perawatan dan Perbaikan Alat Peraga ada yang bertujuan untuk memudahkan
Perawatan Instalasi Pompa (Pump jalannya suatu aktifitas atau fungsi tertentu.
Installation Maintenance Trainer) Jenis Pompa Perencanaan instalasi merupakan segala
Sentrifugal Kapasitas 30L/Min Periode 2012- bentuk penyusunan rencana yang berkaitan
2014?. dengan kegiatan penginstalasian yang akan
dilakukan. Dimana rencana berarti suatu
Batasan Masalah usaha yang belum dilakukan dengan cara
Dalam Perencanaan Perawatan dan menyusun langkah-langkah untuk tujuan
Perbaikan Alat Peraga Perawatan Instalasi tertentu (Tim Dosen, 2011).
Pompa (Pump Installation Maintenance Dalam penggunaannya, instalasi pompa
Trainer) Jenis Pompa Sentrifugal Kapasitas dapat dirangkai secara seri dan secara
paralel sesuai dengan kebutuhan, untuk
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 69
mewujudkannya diperlukan lebih dari satu (misalnya air pendingin atau pelumas yang
pompa dalam pemasangannya. Pemasangan melewati mesin-mesin dan peralatan).
rangkaian instalasi pompa secara seri Pompa memiliki berbagai macam
digunakan untuk keperluan pemindahan ukuran untuk penggunaan yang luas.
fluida cair yang relatif jauh atau tinggi Pompa-pompa dapat digolongkan menurut
dalam arti head yang besar, maka prinsip operasi dasarnya seperti pompa
diperlukan pemasangan pompa secara seri dinamik atau pompa pemindahan positif.
dengan kapasitas pompa relatif sama Berikut ini merupakan klasifikasi dari jenis-
(anonim, 2012). Head adalah bentuk energi jenis pompa.
yang dinyatakan dalam satuan panjang "m" a. Pompa Perpindahan Positif
(SI). Head pada persamaan diatas terdiri Pompa Perpindahan Positif yaitu
dari head ketinggian "Z", head kecepatan pompa yang bekerja menghisap zat cair,
"v2/2g", dan head tekanan "P/g (Anis, kemudian menekan zat cair tersebut,
Karnowo, 2008). selanjutnya zat cair dikeluarkan melalui
katup atau lubang keluar (Anis, Karnowo,
2008).
1. Pompa Reciprocating
2. Pompa Rotary
b. Pompa Dinamik
Gambar 1. Rangkaian Instalasi Pompa Seri
Pompa Dinamik juga dikarakteristikkan
Sumber: Bell, Gossett (2010)
oleh cara pompa tersebut beroperasi.
Sedangkan pemasangan rangkaian
Impeller yang berputar mengubah energi
instalasi pompa secara paralel memberikan
kinetik menjadi tekanan atau kecepatan
solusi yang terbaik untuk persoalan yang
yang diperlukan untuk memompa fluida
menyangkut kapasitas atau debit air yang
(Anonim, 2006). Secara umum Pompa
dihasilkan, dengan kata lain pemasangan
dinamik dibagi mejadi dua, yaitu Pompa
rangkaian instalasi pompa secara paralel
Sentrifugal dan Pompa dengan efek khusus.
digunakan untuk menambah kapasitas
1. Pompa Sentrifugal
karena peningkatan kebutuhan akan zat
Pada Pompa Sentrifugal terdapat
cair. Rangkaian instalasi pompa secara
sudu-sudu impeller yang berfungsi
pararel dipergunakan dua atau lebih pompa
mengangkat zat cair dari tempat yang
yang tipe, jenis, ukuran dan data teknis
lebih rendah ketempat yang lebih tinggi.
yang sama (anonim, 2012).
Impeller dipasang pada poros pompa
yang berhubungan dengan motor
pengerak, biasanya motor listrik atau
motor bakar. Poros pompa akan
berputar apabila pengeraknya berputar.
Anis, Karnowo, 2008).
Gambar 2. Rangkaian Instalasi Pompa
Paralel
Sumber: Bell, Gossett (2010)
Pompa
Gambar 3. Jenis Pompa Sentrifugal
Dalam penggunaannya pompa memiliki
Sumber: Anis, Karnowo (2008)
dua kegunaan utama, antara lain; dapat
a) Pompa Jenis Rumah
memindahkan cairan dari satu tempat ke
b) Pompa Jenis Difuser,
tempat lainnya (misalnya air dari aquifer
c) Pompa Jenis Turbin
bawah tanah ke tangki penyimpan air), dan
untuk mensirkulasikan cairan sekitar sistem
Perpipaan
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 70
Perpipaan adalah suatu alat yang fungsi tujuan membantu guru agar proses belajar
atau kegunaannya sebagai tempat mengajar siswa lebih efektif dan efisien
mengalirnya zat cair dari satu tempat ke (Sudjana, 2002). Alat peraga sering disebut
tempat yang lain. Bahan-bahan pipa secara audio visual, dari pengertian alat yang
umum terbuat dari; carbon steel, carbon moly, dapat diserap oleh mata dan telinga. Alat
galvanees, ferro nikel, stainless steel, PVC tersebut berguna agar pelajaran yang
(paralon) dan Chrome moly. Sedangkan disampaikan guru lebih mudah dipahami
bahan-bahan pipa secara khusus oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar,
dikelompokkan sebagai berikut; vibre glass, alat peraga dipergunakan dengan tujuan
aluminium, wrought iron (besi tanpa tempa), membantu guru agar proses belajar siswa
copper (tembaga), red brass (kuningan lebih efektif dan efisien (Sanjaya, 2008).
merah), monel (timah tembaga), inconel (besi
timah chrom) (Raswari, 2007). Perawatan (Maintenance)
Perawatan atau yang lebih dikenal
Katup (Valve) dengan kata maintenance dapat didefinisikan
Katup digunakan untuk mengatur sebagai suatu aktifitas yang diperlukan
aliran suatu fluida dengan menutup, untuk menjaga atau mempertahankan
membuka atau menghambat sebagian dari kualitas pemeliharaan suatu fasilitas agar
jalannya aliran. Katup merupakan salah fasilitas tersebut tetap dapat berfungsi
satu komponen penting dalam sistem dengan baik dalam kondisi siap pakai.
perpipaan. Dibawah ini ada berbagai Pengertian Manajemen perawatan
macam katup yang biasa digunakan di adalah pengelolaan pekerjaan perawatan
dunia industri dan rumah tangga (Raswari, dengan melalui suatu proses perencanaan,
2007). pengorganisasian serta pengendalian
1. Katup Pintu (Gate Valves) operasi perawatan untuk memberikan
2. Katup Cek (Check Valves) performasi mengenai fasilitas industri
3. Katup Bola (Ball Valves). (Sudradjat, 2011).
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 71
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 72
(Sudradjat, 2011).
Pembuatan
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 73
Perbaikan Alat Peraga Perawatan Instalasi melalui diagram alir (flowchart) sebagai
Pompa ditunjukkan melalui langkah- berikut:
langkah pekerjaan sebagai berikut: Mulai
Mulai
Troubleshooting/
Pencarian Literatur Kerusakan
Pengumpulan Data
Alat Peraga Instalasi Identifikasi, Analisa
Pompa
Kerusakan
Perencanaan
Perawatan dan
Perbaikan
SOP Perbaikan
Perawatan Perbaikan
Selesai
Menentukan Tahapan
Dasar Pekerjaan
Perawatan
Penjadwalan
Rencana Perawatan
Merencanakan
Pekerjaan Perawatan
Komponen Alat
Peraga Instalasi
Pompa
Membuat SOP
Pekerjaan Perawatan
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 74
4 7
12
1
11
10
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 75
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 76
f. Pengecatan body pompa, body motor Repair dilaksananakan setelah lima kali
listrik dan rangka apabila kondisi Medium Repair ditambah dua kali Inspeksi.
lapisan cat telah rusak. Berikut ini adalah urutan kegiatan diatas:
4. Perbaikan Menyeluruh (Complete Repair) CR1 - I1 I2 SR1 I3 I4 SR2 1 5 1 6 MR1
Pekerjaan yang dikerjakan adalah I7 I8 SR3 I9 I10 SR4 1 11 1 12 MR2 -
sebagai berikut: I13 I14 SR5 I15 I16 SR6 1 17 1 18 MR3
a. Melakukan pekerjaan inspeksi, I19 I20 SR7 I21 I22 SR8 I23 I24 MR4
pekerjaan reparasi kecil dan I25 I26 SR9 I27 I28 SR10 1 29 1 30 MR5
pekerjaan reparasi menengah secara I31 I32 CR2.
keseluruhan. Perawatan dan Perbaikan yang diperlukan
b. Overhaul pompa, memeriksa, dari Complete Repair 1 sampai Complete
membersihkan dan memperbaiki atau Repair 2 adalah 32 kali Inspeksi, 10 kali Small
mengganti komponen-komponen dari Repair dan 5 kali Medium Repair.
pompa yang telah rusak atau cacat.
c. Memperbaiki instalasi pipa yang Rencana Perawatan Komponen Alat Peraga
mengalami kecacatan (pecah, retak Perawatan Instalasi Pompa
atau robek) dengan metode Alat Peraga Perawatan Instalasi Pompa
pengeleman, pengelasan plastik terdiri dari beberapa komponen utama dan
(PVC) dan penggantian apabila komponen pendukung. Perawatan
kondisi tidak memungkinkan untuk komponen utama dan komponen
dilakukan perbaikan dengan metode pendukung Alat Peraga Perawatan Instalasi
pengeleman maupun metode Pompa adalah sebagai berikut:
pengelasan plastik (PVC). Tabel 2. Perawatan komponen Alat Peraga
Perawatan Instalasi Pompa
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 77
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 78
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 79
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 80
KESIMPULAN
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2014 81
untuk tahun 2014 adalah Rp 1.729.830,-, Sanjaya. (2008). Pengertian Alat Peraga.
biaya Overhaul pompa tahun 2014 adalah http://www.sarjanaku.com/2011/03/pen
Rp 136.217,5,-. gertian-alat-peraga.html. Diakses
tanggal 8 juni 2012.
DAFTAR PUSTAKA Sularso, IR. MSME. dan Prof. Dr. Haruo
Tahara. (2004). Pompa dan Kompresor.
Anis, S. ST., MT. dan Karnowo, ST., MT. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
(2008). Dasar Pompa Universitas Negeri Tim Dosen. (2011). Perencanaan Instalasi
Semarang. Semarang: PKUPT UNES. dan Perawatan Pabrik. Kediri: Program
Anonim. (2001). Office of Industrial Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin
Technologies. Pump Life Cycle Costs: A Politeknik Kediri.
guide to LCC analysis for pumping
systems.
http://www1.eere.energy.gov/industry/
bestpractices/techpubsmotors.html.
Diakses tanggal 9 Mei 2012.
Anonim. (2006). Pompa dan Sistem
Pemompaan.
http://www.energyefficiencyasia.org.
Diakses tanggal 9 Mei 2012.
Anonim. (2012). Pengertian Periode.
http://www.elbirtus.info/2012/07/penger
tian-periode.html#ixzz26dXBVNHe.
Diakses tanggal 16 September 2012.
Anonim. (2012). Tugas Instalasi Pompa.
http:/www.scribd.com. Diakses tanggal
9 Mei 2012.
Ating Sudradjat, IR. MT. (2011). Pedoman
Praktis Manajemen Perawatan Mesin
Industri. Bandung: PT Refika Aditama.
Bell and Gossett. (2010). Parallel and Series
Pump Application.
http://www.bellgossett.com. Diakses
tanggal 2 Agustus 2012.
Hicks, T.G. P. E. dan T.W. Edwards, P. E.
(1971). Teknologi Pemakaian Pompa.
Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
I Nyoman Pujawan. (2009). Ekonomi Teknik
Edisi Kedua. Surabaya: Guna Widya.
Pompa Air Sunrise. (2012). Manual Book
Pompa Air Sunrise. Indonesia.
Raswari, IR. (2007). Perencanaan dan
Penggambaran Sistem Perpipaan. Jakarta:
Universitas Indonesia (UI-Press).
Raswari, IR. (2007). Teknologi dan
Perencanaan Sistem Perpipaan. Jakarta:
Universitas Indonesia (UI-Press).
Robert J. Kodoatie. (2005). Analisi Ekonomi
Teknik. Yogyakarta: ANDI.
ISSN 2252-4444