You are on page 1of 3

Antidepresan

Penggunaan antidepresan dapat dipertimbangkan sebagai tambahan selain


penggunaan antipsikotik ketika tampak gejala depresi walau gejala psikotiknya mulai
stabil. Antidepresan dapat mengurangi agresi dan mengobati penyakit yang
mendasarinya. Terdapat beberapa golongan antidepresan, yaitu sebagai berikut:

Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs)


Serotonin partial agonist/reuptake inhibitors (SPARIs)

Serotoninnorepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs)

Norepinephrinedopamine reuptake inhibitors (NDRIs)

Selective norepinephrine reuptake inhibitors (NRIs)

Agomelatine

Alpha-2 antagonist actions and mirtazapine

Serotonin antagonist/reuptake inhibitors (SARIs)

Classic antidepressants: MAO inhibitors

Classic antidepressants: tricyclic & tetracyclic antidepressants

SSRI merupakan kelas antidepresan yang paling direkomendasikan bila


dibandingkan dengan kelas antidepresan lainnya. Hal ini disebabkan oleh profil efek
samping SSRI kurang menonjol dibandingkan dengan obat lain, sehingga berdampak
pada kepatuhan pasien yang lebih baik. SSRI tidak memiliki risiko disritmia jantung yang
terkait dengan antidepresan trisiklik (TCA). Risiko disritiria sangat penting dalam
overdosis, dan risiko bunuh diri harus selalu dipertimbangkan dalam merawat anak atau
remaja dengan gangguan mood. Meski ada efek samping yang ditimbulkan oleh
antidepresan, namun risikonya minimal bila dibandingkan dengan kemungkinan manfaat
mengurangi gejala mood yang menyedihkan. Namun, jika psikosis memburuk atau jika
tidak ada perbaikan yang diamati, pemberian antidepresan harus sebaiknya dihentikan.
(Brannon GE, 2016)
Gambar 2.3 Mekanisme kerja obat antidepresan SSRI (Stahl, 2013)

Contoh antidepresan dari golongan SSRI adalah Fluoxetine dan Sertraline. Kedua
obat ini digunakan untuk mengontrol impuls dari masalah atau penyakit yang mendasari.
Obat golongan ini secara selektif menghambat pengambilan kembali serotonin di pre-
sinaps dengan efek yang minimal bahkan tidak berefek pada pengambilan kembali
norefinefrin maupun dopamin.

Fluoxetine merupakan SSRI yang juga memiliki sifat antagonis 5HT 2C. Sifat
antagonis 5HT2C ini memberikan efek yang menambah energi dan mengurangi rasa lelah,
meningkatkan konsentrasi dan perhatian. Fluoxetin ini baik diberikan kepada seseorang
yang menderita depresi dengan gejala berkurangnya afek positif, hipersomnia, retardasi
psikomotor, apatis dan kelelahan. Antagonis 5HT2C juga berpengaruh pada peningkatan
rilis dari dopamin dan norepinefrin untuk memediasi efek antidepresan dari kombinasi ini.
Fluoxetine memiliki half-life yang panjang (2-3 hari) dan metabolit aktif nya pun memiliki
half life yang panjang (2 minggu). Dosis awal Fluoxetine ialah 1x20 mg/hari, dosis
maintenance 20-60 mg/ hari dan dosis maksimum 80 mg. Dosis diatas 20mg/hari
diberikan dalam dosis terbagi. (Stahl, 2013)

Sertraline merupakan SSRI yang memiliki inhibitor transporter dopamin (DAT in


dan sigma-1 receptor binding. Penelitian menunjukkan pasien dengan tipe depresi yang
atipikal dengan pemberian terapi sertraline didapatkan adanya peningkatan gejala
hipersomnia, energi yang berkurang serta reaktivitas mood. Sertraline dapat
meningkatkan energi, motivasi dan konsentrasi. Selain itu, pemberian sertraline juga
memberikan efek anticemas terutama pada depresi yang disertai dengan gejala psikotik
dan delusi. Dosis awal sertraline ialah 1 x 50 mg/ hari dengan dosis maintenance 50-200
mg/ hari. (Stahl, 2013).

You might also like