Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
SURAKARTA
2015
STATUS PASIEN
A ANAMNESIS
1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. P
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
No RM : 2692932
Masuk RS : 30 Desember 2014
2 KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan nyeri di leher bagian belakang. Nyeri dirasakan
setelah pasien jatuh dari pohon. Nyeri dirasakan terus menerus. Sembilan jam sebelum
masuk rumah sakit pasien jatuh dari pohon dengan ketinggian 6 meter, posisi jatuh
tidak diketahui. Riwayat pingsan (+), mual (-), muntah (-), tangan kanan dan kiri tidak
didapatkan kelainan, kaki kanan dan kiri tidak bisa digerakkan. Kemudian pasien
dibawa ke RS Orthopedi Prof Soeharso.
6 RIWAYAT KEBIASAAN
NAPZA : disangkal
7 RIWAYAT GIZI
Penderita makan 3 kali sehari dengan lauk berganti-ganti. Nafsu makan baik.
Penderita adalah seorang wanita umur 50 tahun, bekerja sebagai petani. Saat ini
penderita tinggal bersama anaknya. Biaya hidup sehari-hari dibiayai dari hasil kerjanya
dan bantuan dari anaknya. Pasien berobat dengan fasilitas BPJS.
B PEMERIKSAAN FISIK
I Primary Survey
a Airway : Bebas
P : krepitasi (-/-)
P : sonor / sonor
Kepala : Mesocephal
Mata : Conjungtiva anemis (-/-) sclera ikterik (-/-) reflek cahaya (+/+),
pupil isokor (+/+)
Hidung : Nafas cuping hidung (-) secret (-) darah (-) septum deviasi (-)
Mulut : Sianosis bibir (-) mukosa basah (+) faring hiperemis (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Pulmo
Genitourinaria : BAK normal, BAK darah (-), BAK nanah (-), nyeri BAK (-).
Ekstremitas :
Regio : Cervical
Feel : Neurovasculer disturbance (+), CRT < 2 detik, nyeri tekan (+)
Motorik :
D S D S
C5 4 4 L2 0 0
C6 4 4 L3 0 0
C7 3 3 L4 0 0
C8 0 0 L5 0 0
T1 0 0 S1 0 0
C ASSESSMENT I
D PLANNING I
Planning Kegawatdaruratan
Resusitasi
Pemeriksaan radiologi
Hb : 12,5 g/dl
Hct : 37%
AL : 14,3 ribu/ul
AT : 278 ribu/ul
AE : 4,1 juta/ul
Gol. Darah :B
HbsAg : Nonreactive
PT : 15,1 detik
INR : 1,27
Ureum : 40 mg/dL
SGPT : 65 U/L
Natrium : 136 mmol/L
Tampak dislokasi VC 6 VC 7
Kesimpulan : Dislokasi VC 6 - VC 7
F ASSESSMENT II
G PLANNING II
Planning Rehabilitasi
Fase pertama
latihan isometrik
masase
Fase kedua
menyiapkan keadaan mental penderita agar tetap dapat berkarya walaupun
cacat
Planning Edukasi
Edukasi kepada pasien dan keluarga pasien tentang sakit yang diderita pasien,
hasil pemeriksaan dan terapi yang akan dilakukan. Pasien juga harus diedukasi tentang
posisi tubuh yang baik, posisi yang harus dijauhi, penanganan bila terjadi serangan
nyeri dan apa yang harus dilakukan, serta latihan-latihan yang bisa dilakukan dirumah
juga harus diajarkan.