You are on page 1of 4

PERUSAHAAN YANG DIANGGAP TIDAK AKAN PERNAH

BANGKRUT

Kebangkrutan suatu perusahaan pastilah menjadi headline


dimana-mana. Baik itu kebangkrutan karena kesalahan
manajemen perusahaan, pengeluaran yang tidak terkendali,
atau karena perusahaan tersebut tidak mampu mengikuti
perkembangan zaman. Bahkan perusahaan besar yang sudah
lama berdiri juga tidak luput dari ancaman kebangkrutan.
Tapi lucunya, ada juga beberapa peristiwa kebangkrutan
perusahaan yang malah gagal mengejutkan dunia. Pada tahun
2013 yang lalu misalnya, Atari Inc., perusahaan pembuat
konsol video game yang pernah sangat terkenal di akhir tahun
1970an sampai pertengahan tahun 1980an mengajukan
kebangkrutan. Banyak media yang meliput justru heran dan
tidak percaya kalau perusahaan tersebut masih ada dan masih
bertahan lama setelah dekade mereka populer.
Ada juga perusahaan-perusahaan yang tidak pernah disangka-
sangka akan mengalami kebangkrutan. Khususnya selama
krisis di tahun 2oo8 kemarin, beberapa perusahaan raksasa
yang sudah lama berdiri juga terpaksa mengajukan
kebangkrutan. Contoh berikut ini mungkin dapat menjelaskan
sedikit, mengapa perusahaan-perusahaan besar sekalipun bisa
saja mengalami kebangkrutan.
1. KODAK
Kodak adalah pemain utama dalam dunia film, kamera dan industri
percetakan selama lebih dari 125 tahun. Perusahaan ini didirikan oleh
George Eastman dengan inovasi dry-plate-nya di tahun 1888.
Perusahaan ini juga menciptakan film, bahkan kamera digital.
Sayangnya, manajemen yang buruk dan kurangnya inovasi menyebabkan
Kodak kalah bersaing - mirisnya di era yang diciptakannya sendiri. Kodak
jatuh dari posisi atas dan kalah bersaing dengan perusahaan berkembang
seperti GoPro (GPRO) yang memiliki manajemen perusahaan dan strategi
berkembang yang lebih baik.
Pendapatan dan pangsa pasar Kodak terus menerus menurun karena
gagal mengikuti perkembangan teknologi di era digital. Dalam usahanya
untuk menghindari kebangkrutan dari tahun 2003 sampai dengan tahun
2013 Kodak telah merumahkan kurang lebih 47.000 karyawan. Usaha
pengurangan karyawan tersebut tidak dapat membantu Kodak
meningkatkan efisiensi pengerjaan produk-produk digitalnya dan akhirnya
pada bulan Januari 2012 terpaksa mengajukan permohonan perlindungan
kebangkrutan. Kodak dapat kembali pulih setelah membayar hutangnya
sebesar kurang lebih $ 3,4 Milyar, menyusutkan jenis usahanya dan
mengkhususkan diri sebagai perusahaan percetakan untuk perusahaan.

2. RADIOSHACK
RadioShack adalah perusahaan yang menjual berbagai jenis radio dan
alat-alat elektronik yang dipakai sehari-hari. Perusahaan ini sendiri
berkembang pesat pada era tahun 1950 sampai 1970an, mengikuti
permintaan alat-alat elektronik yang sedang marak pada saat itu.
RadioShack juga menjadi yang terdepan ketika untuk pertama kalinya
mulai menjual telepon selular di tahun 1984. Sepanjang perusahaan ini
berdiri mereka telah berhasil menjual lebih dari 73 juta telepon selular
dan memegang rekor penjualan untuk CD dan Walkman.
Sangat disayangkan RadioShack yang selama ini selalu terdepan dalam
inovasi produk-produknya justru tidak mengikuti perkembangan teknologi
smartphone saat ini. RadioShack memilih untuk tetap bertahan dengan
memfokuskan diri menjual produk-produk usang yang dulu sekali pernah
mendominasi pasar.
Sebagai tambahan, pesaing-pesaing dari RadioShack seperti Best Buy dan
Circuit City melakukan beberapa perubahan dengan meluncurkan situs e-
commerce sehingga semakin menyebabkan penjualan RadioShack
semakin menurun. Karena drastisnya perubahan permintaan pasar dan
ketidakmampuan RadioShack untuk menyesuaikan diri dengan keadaan
tersebut, mereka akhirnya terpaksa mengajukan permohonan
kebangkrutan di Bulan Februari 2015 ini.

3. BLOCKBUSTER
Blockbuster pada masanya adalah pemain terbesar dalam bidang
penyewaan Video dan DVD. Namun sekarang mereka tidak mampu untuk
melakukan inovasi untuk menyikapi era baru internet. Masyarakat lebih
memilih untuk streaming (menonton) atau mengunduh film
melalui internet. Mereka juga melakukan beberapa strategi penyesuain
pasar yang keliru, salah satunya dengan memperbesar ukuran permen,
popcorn dan pernak-pernik yang juga tersedia di cabang-cabang mereka.
Ketika Blockbuster memfokuskan diri untuk meningkatkan ukuran snack
yang mereka jual, perusahaan-perusahaan lain seperti Netflix dan HBO
Go muncul dengan inovasi baru melalui teknologi internet. Mereka
menawarkan pilihan dan cara baru untuk menonton film yang dengan
cepat menghancurkan pangsa pasar bisnis penyewaan Video dan DVD. Di
bulan November 2013 Blockbuster menutup 300 cabangnya yang masih
tersisa dan mengajukan permohonan kebangkrutan.
4. GENERAL MOTORS
Ketika mereka mengajukan petisi perlindungan terkait masalah
kebangkrutan di bulan Juni 2009 yang lalu, General Motors dihargai
senilai $91 Milyar. Sangat disayangkan, karena perusahaan ini sendiri
sudah dianggap sebagai patokan sepanjang sejarah manufaktur
Amerika. Bersama dengan 2 kompetitor lainnya, Ford dan Chrysler,
mereka disebut-sebut sebagai The Big Three yang terus mendominasi
industry mobil di Amerika sepanjang abad 20.
General Motors sendiri sebenarnya sudah mengalami penurunan selama
beberapa dekade. Biaya tenaga kerja yang sangat berat dan terus
meningkatnya persaingan dengan mobil-mobil Jepang merupakan faktor
penyebabnya. Kalau bukan karena bailout yang didanai oleh pajak,
perusahaan ini pasti sudah hancur berantakan di resesi sebelumnya.
5. CHRYSLER
Perusahaan mobil ini juga mengajukan kebangkrutan di tahun 2009. Pada
saat itu berarti sudah 2 dari The Big Three yang tumbang akibat resesi.
Hanya Ford yang berhasil bertahan.
Chrysler mengajukan petisi kebangkrutan di bulan April 2009, lebih awal
2 bulan dari General Motors. Kondisi keuangan pada saat itu memang
cukup genting, ditambah lagi dengan bubarnya Lehman Brother pada
bulan September 2008. Pemerintah Amerika membantu dengan
menjembatani kesepakatan dengan Fiat, produsen mobil asal Italia yang
berhasil menyelamatkan Chrysler dari kebangkrutan. Perusahaan ini
sekarang dikenal dengan nama Fiat Chrysler.

6. LEHMAN BROTHERS
Investment Bank terkenal ini akhirnya mengumumkan kebangkrutannya
di bulan September 2008 yang lalu, setelah sebelumnya ditaksir bernilai
sebesar $691 milyar. Banyak ahli ekonomi yang berpendapat peristiwa ini
merupakan puncak dari krisis ekonomi yang sedang berlangsung saat itu.
Ditambah lagi dengan keputusan pemerintah untuk tidak ikut campur
untuk membantu mereka keluar dari masalah ini, serupa dengan
kebijakan yang juga pemerintah terapkan untuk Bear Stearns yang juga
menyatakan diri bangkrut beberapa bulan sebelumnya.

7. LEHMAN BROTHERS
Investment Bank terkenal ini akhirnya mengumumkan kebangkrutannya
di bulan September 2008 yang lalu, setelah sebelumnya ditaksir bernilai
sebesar $691 milyar. Banyak ahli ekonomi yang berpendapat peristiwa ini
merupakan puncak dari krisis ekonomi yang sedang berlangsung saat itu.
Ditambah lagi dengan keputusan pemerintah untuk tidak ikut campur
untuk membantu mereka keluar dari masalah ini, serupa dengan
kebijakan yang juga pemerintah terapkan untuk Bear Stearns yang juga
menyatakan diri bangkrut beberapa bulan sebelumnya.

8. ENRON
Tahun 2001 yang lalu, terjadi skandal pembukuan besar-besaran di salah
satu perusahaan energy raksasa di Houston. Skandal tersebut
meruntuhkan salah satu firma accounting paling ternama di Amerika,
Arthur Andersen. Karena skandal tersebut, Enron menjadi perusahaan
impian semua orang. Dengan gaji yang luar biasa, diyakini masa depan
yang cerah menanti orang-orang yang bekerja di perusahaan ini. Tidak
tanggung-tanggung, karyawan juga mendapat bonus berupa cash dan
stock options (hak kepada karyawan atas kepemilikan saham).
Kesuksesan Enron ternyata hanya topeng. Kondisi asli perusahaannya
sebenarnya sangat mengerikan dengan jumlah utang yang luar biasa dan
asset perusahaan yang minim sehingga ujungnya menyeret perusahaan
ke arah kebangkrutan. Selama bertahun-tahun, kebohongan publik
berupa data palsu ini disembunyikan dari neraca keuangan perusahaan
stidak diketahui analis dan para pemegang saham.

KESIMPULAN
Kesamaan yang bisa kita tarik dari kasus kebangkrutan perusahaan-
perusahaan tersebut adalah kurangnya inovasi dan kesalahan manajemen
perusahaan. Kalau saja mereka bersedia melakukan inovasi-inovasi baru
dan menyesuaikan produk-produk mereka untuk mengimbangi
permintaan pasar, mereka mungkin masih menjadi raksasa di bidangnya.
(HL)

You might also like