You are on page 1of 16

ANALGESIK

Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita. Nyeri merupakan
suatu pengalaman sensorik dan motorik yang tidak menyenangkan, berhubungan dengan
adanya potensi kerusakan jaringan atau kondisi yang menggambarkan kerusakan tersebut.

Atas dasar kerja farmakologinya, analgetik di bagi menjadi dua golongan obat
kelompok besar,yakni:

Analgetik Non-narkotik

Golongan Analgetik ini dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Analgetik perifer

Analgetik perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu menurunkan suhu badan
pada saat demam.

Berdasarkan rumus kimianya analgesik perifer di golongkan terdri dari golongan salisilat,
golongan para-aminofenol, golongan pirazolon, dan golongan antranilat.

b. Analgetik NSAIDs (Non Steroid Anti Inflammatory Drugs)

Anti radang sama kuat dengan analgesik di gunakan sebagai anti nyeri atau rematik
contohnya asam mefenamat, ibuprofen.

Tabel Analgesik Non-Narkotik

Generik Keterangan
Asetosal Mempunyai efek analgesik, antipiretik, dan antinflamasi.
ES: Iritasi lambung, alergi, kemungkinan peningkatan
perdarahan
Sediaan: tablet
Cara minum: bila perlu tiap 4 jam menurut petunjuk dokter.
Tablet harus diminum sesudah makan.
Asam mefenamat Mempunyai efek analgesik dan antinflamasi, tetapi tidak
memberikan efek antipiretik.
ES: iritasi lambung, diare pada px tua, hipersensitivitas,
gangguan fungsi ginjal
Sediaan: kapsul, kaplet.
Cara minum: Dws dan anak > 14th, Dosis awal 500 mg
kemudian dianjurkan 250 mg tiap 6 jam sesuai kebutuhan.
Celecoxib Untuk osteoartritis dan rematik arthritis pada orang dws.
ES: diare, kembung, mual, nyeri punggung, pusing, sakit
kepala, memperburuk hipertensi, pendarahan saluran cerna.
Sediaan: kapsul.
Cara minum: osteoartritis sehari 1x kap 100 mg, rematik
arthritis sehari 2x kap 100-200 mg.

1
Dexkeprofen Untuk nyeri muskuloskeletal akut, dismenore, sakit gigi, nyeri
trametamol pasca operasi
Sediaan: tablet salut selaput, ampul.
Ds: tab: tiap 8 jam, maks 75 mg
Ampul: tiap 8-12 jam.
Fenilbutazon Hanya digunakan untuk antinflamasi dan mempunyai efek
meningkatkan ekskresi asam urat melalui urin, sehingga bisa
digunakan pada artritis gout.
ES: mual, muntah, reaksi alergi pd kulit, ggn lambung, diare,
vertigo, insomia.
Sediaan: tablet, dragee, kaplet,
Cara minum: sehari 300 mg dlm 3-4 dosis terbagi. Selanjutnya
diturunkan sesuai kebutuhan dgn dosis sehari maks 300 mg.
Ibuprofen Mempunyai efek analgesik, anipiretik, dan antinflamasi, namun
efek antinflamasinya memerlukan dosis lebih besar.
ES: sakit kepala dan iritasi lambung ringan.
Sediaan: sirup, tablet,
Cara minum: harus diminum sesudah makan
Indometasin Untuk sakit persendian yang meradang maupun tidak, artritis
akut.
ES: sakit kepala, pusing, dispepsia, rasa mengantuk, ruam kulit,
diare, ggn mental ringan, eudema.
Sediaan: Kapsul
Cara minum: sehari 2-3x 1kapsul segera sesudah makan.
Kalium diklofenak Untuk pengobatan jangka pendek kondisi akut pada nyeri,
inflamasi, pembengkakan, rematik.
ES: ggn sal. cerna, diare, mutah, keram abdomen, dispepsia,
kembung, sakit kepala, vertgo, kulit kemerahan.
Sediaan: tablet, tablet salut selaput.
Cara minum: sehari 2-3 tab sesudah makan.
Natrium diklofenak untuk peradanganan mengurangi rematik, encok, osteoartrosis,
radang sendi tulang belakang, rematik non-artikular.
ES: ggn sal. cerna, sakit kepala, pusing, vertigo, kemerahan
pada kulit.
Sediaan: tablet, tablet salut enterik, gel, ampul
Ds: tab: sehari 2-3x 1tab, amp; 1-2 ampul, gel: oleskan pd
bagian nyeri dan inflamasi sehari 3-4x.
Ketoprofen Untuk rematik inflamasi kronik, nyeri, bengkak.
ES: mual, muntah, konstipasi, sakit kepala, ggn fungsi ginjal.
Sediaan: tablet, ampul, gel, suppositoria
Ds: tab: sehari 3-4 tablet, amp: sehari 100 mg dapat
ditingkatkan menjadi 200 mg pd kasus berat, gel: gunakan
sehari 2x maks 7hari, supp: gunakan pada malam hari.
Ketorolac Untuk penanganan jangka pendek (maks 2 hari) terhadap nyeri
tromethamine akut derajad sedang berat segera setelah operasi.
ES: pendarahan pasca operasi, gagal ginjal akut, gagal hati.
Sediaan: tablet, ampul
Ds: ampul: dosis awal 10 mg diikuti dg peningkatan dois 10-30
mg setiap 4-6 bila diperlukan. Setiap pasien harus diberikan
dosis efektif terendah yg sesuai dg tingkat nyeri.

2
tablet: dosis awal 10 mg tiap 4-6 jam untuk nyeri sesuai
kebutuhan. Dosis maks: 40 mg.
Meloxicam Untuk osteoartitis, reumatoid artritis.
ES: ggn sal. cerna, nyeri, pusing, sakit kepala, anemia, insomia,
batuk, infeksi sal. nafas, ruam, ISK.
Sediaan: tablet, ampul, suppositoria.
Cara minum: tab: sehari 1 tablet.
Metamisol Na meringankan rasa nyeri terutama nyeri kolik dan sakit pasca
operasi.
ES: hipersensitivitas, serangan asma, mual.
Sediaan: sirup, drops, ampul.
Cara minum: sirup: 2 sdtk tiap 6-8 jam.
Paracetamol Parasetamol mempunyai efek analgesik dan anipiretik, tetapi
kemampuan antinflamasinya sangat lemah.
ES: Dosis besar menyebabkan kerusakan fungsi hati.
Sediaan: Kapsul, Kaplet, Tablet, Sirup, Suspensi.
Cara minum: sehari 3-4x, sesudah makan.
Parecoxib Untuk terapi jangka pendek pasca operasi.
ES: hipertensi, hipotensi, nyeri punggung, edema, kembung,
insomia, anemia pasca operasi, ggn sal. nafas.
Sediaan: vial
Ds: 40 mg inj diikuti dg 20-40 mg tiap 6-12 jam.
Piroxicam Hanya diindikasikan untuk inflamasi sendi.
ES: mual, nyeri perut, muntah, kembung, lemas, vertigo.
Sediaan: Kapsul, gel, tablet, kaplet.
Ds: gel: oeleskan pd bagian yg sakit sehari 3-4x
kap tab/ kapl: sehari 1x1.
Tramadol Untuk pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri pasca
operasi.
ES: mual, muntah, berkeringat, mengantuk, dispepsia, lelah,
pusing, kemerahan pd kulit, mulut kering.
Sediaan: kapsul, ampl, tablet retard, suppositoria.
Ds: sehari 1-8 tab; 1-4 supp; 1-8 amp; tablet retard: 1-2 tab
sebagai dosis tunggal, diutamakan pagi dan malam hari.
Valdecoxib Terapi simtomatik osteartitis dan rheumatic artritis, terapi untuk
dismonera primer.
ES: mulut kering, hipertensi, edema perifer, insomia, anmia,
batuk, faringitis, ruam, ISK.
Sediaan: tablet
Ds: untuk OA dan RA: sehari 1x 10-20 mg. Maks 20 mg.
Dimonera primer: sehari 1x40 mg tambahan 40 mg dapat
diberikan pada hari pertama terapi.

3
Analgetik Narkotik

Analgetik narkotik bekerja di SSP, memiliki daya penghalang nyeri yang hebat sekali
yang bersifat depresan umum (mengurangi kesadaran) dan efek sampingnya dapat
menimbulkan rasa nyaman (euforia). Obat ini khusus di gunakan untuk penghalau rasa nyeri
hebat, seperti pada fractura dan kanker. Contoh obatnya : Fentanil, kodein, morfin, sufentanil.

Generik Keterangan
Fentanil Menangani nyeri kronis pada pasien yang memerlukan analgetik
opioid.
ES: mual, muntah, sembelit, somnolen (ketagihan tidur,
mengantuk terus), bingung, kekacauan, halusinasi, euforia
(keadaan emosi yg gembira berlebihan).
Sediaan: ampul.
Ds: tergantung pada keaadaan masing-masing pasien dan harus
dipekirakan/ dinilai jarak waktu yang teratur setelah penggunaan.
Kodein In: meredakan rasa nyeri yang hebat.
ES: ketergantungan, depresi pernafasan, depresi jantung, depresi
mental.
Sediaan: tablet.
Morfin sulfat In: penatalaksanaan nyeri kronik yang perlu analgetik opioid
ES: mual, mutah sembelit, somnolen, halusinansi, euforia.
Sediaan: Tablet ( 10 mg, 15 mg, 30 mg, 60 mg, 100 mg)
Ds: pasien yg tidak pernah memakai opioid: awal 10-15 mg. efek
obat selama 12 jam; nyeri yang tidak dapat dikontrol dg opioid:
awal 20-30 mg tiap 12 jam. Telan utuh, jangan dibagi/ dikunyah/
dihancurkan.
Sufentanil Sebagai tambahan analgetik dan sebagai zat anastesi.
ES: depresi nafas, kekakuan otot skelet, mual, muntah, hipotensi,
dan deyut jantung sementara.
Sediaan: Ampul

Antidiabetik

4
Pada diabetes tipe 1, mutlak memerlukan suntikan insulin setiap hari; sedangkan pada
diabetes tipe 2, kadang dengan diet dan olahraga saja glukosa darah bisa menjadi normal,
namun umumnya perlu minum obat anti diabetes secara oral atau tablet, pada keadaan
tertentu diabetes tipe 2 memerlukan suntikan insulin, atau bahkan perlu kombinasi suntikan
insulin dan tablet.

Antidiabetik Oral

a. Sulfonylurea

Sulfonylurea adalah tablet OAD (Oral Anti Diabetes) untuk menurunkan glukosa
darah, obat ini merangsang sel beta dari pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin.
Jadi syarat pemakaian obat ini adalah apabila pankreas masih baik untuk membentuk insulin,
sehingga obat ini hanya bisa dipakai pada diabetes tipe 2.
Efek Samping:
Sulfonylurea bisa menyebabkan hipoglikemia, terutama bila dipakai dalam 3 4 bulan
pertama pengobatan akibat perubahan diet dan pasien mulai sadar berolahraga serta minum
obat. Apabila ada gangguan fungsi ginjal atau hati, dosis perlu diperhatikan karena lebih
mudah timbul hipoglikemia. Namun secara umum obat ini baik untuk menurunkan glukosa
darah.

Golongan Generik Keterangan


Sulfonylurea Klorpropamid ES: erupsi kulit.
(khusus DM Sediaan: tablet (100 mg, 250 mg)
tipe 2) Ds: per hari: penderita dalam keadaan setengah
parah, mula-mula 250 mg; penderita lansia,
dimulai 100-250 mg. Pemeliharaan: 250 mg;
penderita lebih ringan, 100 mg.
Glibenklamid cukup kuat menurunkan glukosa darah
ES: pada dosis yang tinggi bisa menyebabkan
hipoglikemia, reaksi alergi kulit.
ES: ggn sal. cerna, hipersensitif, diskrasia darah.
Sediaan: tablet, kaplet. ( 5 mg)
Ds: sehari tab bersama makan pagi, dosis dapat
ditingkatkan hingga 1 tab, maks sehari 3 tab.
Glikuidon ES: gejala hipoglikemia, ruam, ggn sal. cerna,
mual, sakit kepala.
Sediaan: tablet 30 mg.
Ds: awal: sehari 1x tab sebelum makan pagi.
Gliklazide ES: gejala hipoglikemia, ruam, ggn sal. cerna,
mual, sakit kepala.
Sediaan: tablet 80 mg.
Ds: awal: sehari 1x tab sebelum makan pagi,
ditambah tab selama beberapa hari sampai gula
darah terkendali, jika perlu 2 tab dalam sehari
(harus diberikan sewaktu pagi dan makan
malam).

5
Glipizide Relatif lebih ringan dan lebih jarang
menimbulkan hipoglikemia, tinggal dalam
peredaran darah hanya beberapa jam, kecuali
dalam dosis besar, beredar dalam darah sampai
24 jam.
ES: hipoglikemia, ggn sal cerna, ggn hati.
Sediaan: tablet (5 mg, 10 mg)
Cara minum: sehari 1x tab sebelum makan
pagi.
Glimepirid Obat ini aman bagi penderita dengan komplikasi
ginjal, karena tidak mengganggu absorpsi
maupun kerja obat.
ES: ggn metabolik, ggn sal cerna, alergi pd kulit,
penglihatan kabur.
Sediaan: tablet (1 mg, 2mg, 3mg, 4mg)
Ds: awal: sehari 1x 1 mg, dosis pemeliharaan:
sehari 1x1-4 tab. Maks 8 mg.

b. Biguanides

Obat biguanides memperbaiki kerja insulin dalam tubuh, dengan cara mengurangi
resistensi insulin. Pada diabetes tipe 2, terjadi pembentukan glukosa oleh hati yang melebihi
normal. Biguanides menghambat proses ini, sehingga kebutuhan insulin untuk mengangkut
glukosa dari darah masuk ke sel berkurang, dan glukosa darah menjadi turun. Karena cara
kerja yang demikian, obat ini jarang sekali menyebabkan hipoglikemia.
Ada satu keuntungan obat ini adalah tidak menaikkan berat badan, jadi sering
diresepkan pada diabetes tipe 2 yang gemuk. Obat ini juga sedikit menurunkan kolesterol dan
trigliserida. Obat ini biasanya diminum dua sampai tiga kali sehari sesudah makan.
Efek Samping:
pada beberapa orang bisa timbul keluhan terutama pada saluran cerna, misalnya :
* Gangguan pengecapan
* Nafsu makan menurun
* Mual, muntah
* Kembung, sebah, atau nyeri perut
* Banyak gas di perut, atau diare
* Pada beberapa penderita, dilaporkan bisa
menimbulkan ruam atau bintik-bintik di kulit. Efek samping di atas biasanya timbul pada
beberapa minggu pertama penggunaan obat, yang akan berangsur berkurang. Untuk
menghindari efek samping ini, dianjurkan minum obat bersama atau sesudah makan, dan
dimulai dari dosis kecil yang kemudian dosis ditingkatkan.

Golongan Generik Keterangan


Biguanides Metformin Sediaan: tablet (500 mg, 850 mg), kaplet 850 mg.
Ds: sehari 3x1 500 mg atau 2x1 850 mg. Maks
sehari 3 g. Sebelum atau sesudah makan.

6
c. Alpha-Glocosidase Inhibitors

Obat golongan ini bekerja di usus, menghambat enzim di saluran cerna, sehingga
pemecahan karbohidrat menjadi glukosa atau pencernaan karbohidrat di usus menjadi
berkurang. Hasil akhir dari pemakaian obat ini adalah penyerapan glukosa ke darah menjadi
lambat, dan glukosa darah sesudah makan tidak cepat naik. Obat diminum bersamaan dengan
makanan, ditujukan terutama untuk mengatasi kenaikan glukosa darah sesudah makan.
Efek Samping:
Obat ini umumnya aman dan efektif, namun ada efek samping yang kadang mengganggu,
yaitu perut kembung, terasa banyak gas, banyak kentut, bahkan diare. Keluhan ini biasanya
timbul pada awal pemakaian obat, yang kemudian berangsur bisa berkurang.

Golongan Generik Keterangan


Alpha- Acarbose Sediaan: tablet (50 mg, 100 mg),
Glocosidase Ds: awali dengan50 mg; kemudian ditingkatkan
Inhibitors hingga 100-200 mg, sehari 3x; dosis dapat
ditingkatkan setelah 4-8 minggu.

d. Meglitinides

Obat ini secara susunan kimiawi berbeda dengan sulfonylurea, namun cara kerjanya
sama. Obat ini menyebabkan pelepasan insulin dari pankreas secara cepat dan dalam waktu
singkat. Sehubungan dengan sifat cepat dan singkat ini, maka obat ini harus diminum
bersama dengan makanan.
Efek Samping:
Meskipun sama seperti sulfonylurea, efek samping hipoglikemia boleh dikatakan
jarang terjadi, hal ini disebabkan oleh efek rangsangan pelepasan insulin hanya terjadi pada
saat glukosa darah tinggi.

Golongan Generik Keterangan


Meglitinides Neteglinides In: DM tipe 2 (non insulin) tunggal atau
kombinasi dengan metformin.
Sediaan: tablet 125 mg
Ds: sehari 3x1 tablet.
Repaglinides In: diabetes militus tipe 2
Sediaan: tablet (0,5 mg, 1mg, 2 mg)
Ds: dosis awal: 0,5 mg; pasien pindahan dari
OAD lain: dosis awal 1 mg; dosis maks sekali 4
mg; dosis maks sehari 16 mg.

e. Thiazolidinediones

Obat ini baik bagi penderita diabetes tipe 2 dengan resistensi insulin, karena bekerja
dengan merangsang jaringan tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin, sehingga insulin
bisa bekerja dengan lebih baik, glukosa darahpun akan lebih banyak diangkut masuk ke
dalam sel, dan kadar glukosa darah akan turun. Selain itu, obat thiazolidinediones juga
menjaga hati agar tidak banyak memproduksi glukosa. Efek menguntungkan lainnya adalah
obat ini bisa menurunkan trigliserida darah.

7
Efek Samping:
Beberapa efek merugikan yang mungkin timbul adalah bengkak, berat badan naik, dan rasa
capai. Efek serius yang jarang terjadi adalah gangguan hati, sehingga pada pemakaian
pioglitazone atau rosiglitazone, perlu pemeriksaan faal hati terutama pada tahun pertama
pemakaian obat. Keluhan gangguan hati yang mungkin terjadi antara lain:
* Mual dan muntah
* Nyeri perut
* Rasa capai
* Nefsu makan turun
* Warna urin kuning tua
* Warna kulit kuning

Golongan Generik Keterangan


Thiazolidinediones Pioglitazone Sediaan: tablet (15 mg, 30 mg)
Ds: sehari 1x1 tab, sebelum atau sesuah
makan.
Rosiglitazone Sediaan: tablet 4 mg.
Ds: sehari 1x1 tab. Maks 2 tab.

Antidiabetik Parenteral

FUNGSI INSULIN :
Berikatan dengan reseptor pada sel / jaringan untuk membuka jalan bagi
masuknya glukosa darah ke dalam sel untuk dirubah menjadi tenaga.

Golongan Generik Keterangan


Rapid acting Glirisine Dipakai 15 menit sebelum makan
Aspartan Menurunkan gula darah setelah 2 jam.
Lispro
Short acting Regular insulin Dipakai 30 menit sebelum makan
Menurunkan gula darah 2 jam setelah makan.
Long acting Glargine Sehari 1-2 0,2 iu/kgBB/hari secara subkutan.
Determin

8
ANTIHIPERTENSI
beta blocker
Obat Dosis awal Dosis max Frek sediaan
(mg/hari) (mg/hari) pemberian
a.kardioselektif
asebutolol 200 800 1-2 x Cap 200mg tab 400mg
atenolol 25 100 1x Tab 50mg 100 mg
bisoprolol 2,5 10 1x Tab 5 mg
metoprolol
-biasa 50 200 1-2 x Tab 50,100mg
-lepas lambat 100 200 1x Tab 100mg

b.non selektif
alprenolol 100 200 2x Tab 50 mg
karteolol 2,5 10 2-3x Tab 5 mg
nadolol 20 160 1x Tab 40 ,80 mg
oksprenolol
-biasa 80 320 2x Tab 40,80 mg
-lepas lambat 80 320 1x Tab 80,160 mg
Pindolol 5 40 2x Tab 5,10 mg
Propanolol 40 160 2-3x Tab 10,40 mg
Timolol 20 40 2x Tab 10,20 mg
Karvedilol 12,5 50 1x Tab 25mg
labetalol 100 300 2x Tab 100mg

alfa blocker
Obat Dosis awal Dosis max Frekuensi sediaan
(mg/hari) (mg/hari) pemberian
Prazosin 0,5 4 1-2 x Tab 1, 2 mg
Terazosin 1-2 4 1x Tab 1, 2 mg
Bunazosin 1,5 3 3x Tab o,5 ,1 mg
Duksazosin 1-2 4 1x Tab 1 , 2 mg

antagonis kalsium
Obat Dosis Frekuensi/hari sediaan
Nifedipin 3-4 x Tab 10 mg
Nifedipin(long 30-60 Tab 30.60dan 90 mg
action) 1x
Amlodipin 2,5-10 mg 1x Tab 5 dan 10 mg
Felodipin 2,5-20 mg 1x Tab 2,5 ; 5 dan 10 mg

9
ACE inhibitor dan angiotensin receptor blocker
Obat Dosis (mg/hari) Frekuensi sediaan
pemberian

a.ace inhibitor
kaptopril 25-100 2-3 x Tab 12,5 dan 25 mg
benazepril 10-40 1-2 x Tab 5 dan 10 mg
enalapril 2,5-40 1-2x Tab 5 dan 10 mg
fosinopril 10-40 1x Tab 10 mg
lisinopril 10-40 1x Tab 5 dan 10 mg
perindopril 4-8 1-2x Tab 4 mg
quinapril 10-40 1x Tab 5,10 dan 20 mg
ramipil 2,5-20 1x Tab 10 mg
trandolapril 1-4 1x
imidapril 2,5-10 1x Tab 5 dan 10 mg

b. arb
losartan 25-100 1-2x Tab 50 mg
valsartan 80-320 1x Tab 40 dan 80 mg
irbesartan 150-300 1x Tab 75 dan 150 mg
telmisartan 20-80 1x Tab 20,40 dan 80 mg
candesartan 8-32 1x Tab 4,8 dan 16 mg

Asam Urat

10
Penanganan gout biasanya dibagi menjadi penanganan serangan akut dan penanganan
hiperurisemia pada pasien artritis kronik. Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini:
Mengatasi serangan akut
Mengurangi kadar asam urat untuk mencegah penimbunan kristal urat pada jaringan,
terutama persendian
Terapi pencegahan menggunakan terapi Hipourisemik.

Golongan Generik Keterangan


NSAID Indometasin In: serangan akut artritis gout.
ES: pusing dan gangguan saluran cerna.
Cara pemakaian: Ds:awal 75-100 mg/hari;
diberikan dengan dosis sepenuhnya (full dose)
pada 24-48 jam pertama atau sampai rasa nyeri
hilang. Dosis yang lebih rendah harus diberikan
sampai semua gejala
reda.
Naproxen Ds: awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari
Piroxicam Ds: awal 40 mg, kemudian 10-20 mg/hari
Diclofenac Ds: awal 100 mg, kemudian 50 mg 3 kali/hari
selama 48 jam, kemudian 50 mg dua kali/hari
selama 8 hari.
COX-2 Inhibitor Etoricoxib Sediaan: tablet (60 mg, 90 mg,120 mg)
Ds: 1x 60 mg.
Colchicine Kolsisin ES: mual dan muntah, diare dan nyeri abdomen
yang terjadi pada 80% pasien. Komplikasi utama
terapi ini adalah dehidrasi. Efek samping lain
adalah kejang, depresi nafas, hepatik dan nekrosis
otot, kerusakan ginjal, demam, granulositopenia,
anemia aplastik.
Sediaan: tablet 0,5 mg.
Ds: awal 1 mg yang kemudian diikuti dengan 0.5
mg setiap 2-3 jam selama serangan akut sampai
nyeri sendi mereda.
Steroid Prednisolon Ds: awal 20-40 mg/hari. Obat ini memerlukan 12
jam untuk dapat bekerja dan durasi terapi yang
dianjurkan adalah 1-3 minggu.
Metilprednisolon Ds: intravena 50-150 mg/hari.
Triamsinolon Ds: intramuskular 40-100 mg/hari dan diturunkan
dalam 5 hari.
Allopurinol Sediaan: tablet (100 mg, 300mg)
Ds: awal: sehari 100-300 mg; pemeliharaan:
sehari 200-600 mg.

Penurun kolesterol

11
Golongan Generik Keterangan
Asam Nikotinat In: meningkatkan HDL pada pasien
hiperkolesterolemia primer .
(vitamin B7)
ES: rasa panas dan kemerahan pada wajah,
sakit kepala, nyeri, nyeri perut, mual,
muntah ruam, ggn sal cerna, asam urat,
penurunan toleransi glukosa, penurunan
kadar fosfor.
Sediaan: tablet (375 mg, 500 mg, 750 mg,
1000 mg)
Ds: minggu ke-1 tab 375 mg, minggu ke-2
tab 500 mg, minggu ke-3 tab 750 mg,
minggu ke4-7 2tab 500 mg. Diminum
sebelum tidur.
Derivat Asam Fibrat Gemfibrozil In: hiperlipidemia
Es: sakit kepala, penglihatan kabur, diare,
ruam kulit.
Sediaan: tablet (300 mg, 600 mg)
Ds: sehari 2x 600 mg, 30 menit sebelum
makan pagi dan malam.
Klofibrat In: hiperlipidemia.
ES: ggn sal cerna, mengantuk, ruam kulit.
Sediaan: kapsul (250 mg, 500mg)
Ds: 1 -2 g, setelah makan.
Bezafibrat In: hiperlimidemia.
ES: mual, muntah, diare, kembung, dan
ggn lambung.
Sediaan: tablet 200 mg.
Ds: sehari 3x1 tab pada waktu makan atau
setelah makan.
Fenofibrat In: hipeekolesterolemia.
ES: alergi pada kulit, sakit kepala,
kelelahan yang menyeluruh.
Sediaan: kapsul (100 mg, 300 mg)
Ds: sehari 3x 100 mg.
Resin Pengikat Asam Kolestiramin In: menurunkan kolesterol
ES: perut tidak enak dan rasa terbakar,
Empedu Anhidrat
mual, muntah, diare, ruam kulit.
Sediaan: serbuk 4 mg.
Ds: sehari 3-4x 1 bungkus.
Inhibitor HMG-CoA Atorvastatin In: hiperkolesterolemia
ES: sakit kepala, mual, insomia, pandangan
(Hidroksimetilglutari
kabur, ruam kulit, hipoglikemia.
l Koenzim A) Sediaan: tablet (10 mg, 20 mg)
Ds:10-8- mg perhari.
Fluvastin In: mengurangi kadar kolesterol.
ES: dispepsia, mual, insomnia, sakit perut,
sakit kepala.
Sediaan: kapsul 40 mg, tablet 80 mg.
Ds: sehari 1x 20-40 mg pada malam hari.

12
Simvastatin In: menurunkan kolesterol.
Es: konstipasi, kembung, pusing, ggn sal
cerna.
Sediaan: tablet (5 mg, 10 mg).
Ds: sehari 1x 5-10 mg pada malam hari.
Pravastatin In: terapi zat pengubah lemak penunjang
diet ketat, sebagai hiperkolesteromia.
ES: ggn sal cerna, bercak merah pada kulit.
Sediaan: tablet (10mg, 20 mg)
Ds: sehari 1x 20 mg pada malam hari.
Lovastatin In: penurunan kadar kolesterol total.
ES: tremor, hipersensitif, ggn sal cerna,
sakit kepala.
Sediaan tablet 20 mg.
Ds: sehari 1x 20 mg, diberikan pada waktu
makan malam.

Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran
dan menghilangkan rasa atau mengurangi rasa nyeri.

13
Golongan Narkotika:
1) Narkotika golongan I : berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan tidak
digunakan untuk terapi (pengobatan). Contoh : heroin, kokain dan ganja. Putauw adalah
heroin tidak murni berupa bubuk.

2) Narkotika golongan II : berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Digunakan pada


terapi sebagai pilihan terakhir. Contoh : morfin, petidin dan metadon.

3) Narkotika golongan III : berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan banyak


digunakan dalam terapi. Contoh : kodein.

Jenis Narkotika:
1) Heroin dikenal dengan nama Putau atau PTW
Merupakan Narkoba yang sangat cepat menimbulkan ketergantungan.
Cara penggunaan dapat disuntikan, dihirup dan dimakan.
Efek:
(1) Menimbulkan rasa kantuk, lesu, penampilan dungu, jalan mengambang, rasa
senang yang berlebihan.
(2) Konsumsi dihentikan menimbulkan rasa sakit dan kejang-kejang, kram perut,
menggigil, muntah-muntah, mata berair, hidung berlendir, hilang nafsu makan dan
kehilangan cairan tubuh.
(3) Menimbulkan kematian bila over dosis.
2) Ganja dikenal dengan nama mariyuana, hashish, gelek, Budha stick, cimeng, grass
Menimbulkan ketergantungan psikis yang diikuti oleh kecanduan fisik dalam waktu
lama, terutama bagi mereka yang telah rutin menggunakannya.
Efek:
(1) Menurunkan keterampilan motorik, peningkatan denyut jantung, rasa cemas,
banyak bicara, perubahan persepsi tentang ruang dan waktu, halusinasi, rasa
ketakutan dan agresif, rasa senang berlebihan, selera makan meningkat.
(2) Pengaruh jangka panjang peradangan paru-paru, aliran darah ke jantung
berkurang, daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun, mengurangi kesuburan, daya
pikir berkurang, perhatian ke sekitar berkurang.
3) Morfin
Analgesik yang kuat.
Efek:
(1) Mengurangi rasa nyeri, kantuk atau turunnya kesadaran.
(2) Sembelit, gangguan menstruasi dan impotensi.
(3) Pemakaian dengan jarum suntik menyebabkan HIV/AIDS, Hepatitis B & C.
(4) Pemakaian dikurangi atau dihentikan : hidung berair, keluar air mata otot kejang,
mual, muntah dan mencret.

Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat dan menyebabkan perubahan
khas pada aktifitas mental dan perilaku.

14
Golongan Psikotropika:
1) Psikotropika golongan I : amat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak digunakan
dalam terapi. Contoh : MDMA (ekstasi), LSD dan STP.

2) Psikotropika golongan II : kuat menyebabkan ketergantungan, digunakan amat terbatas


pada terapi. Contoh : amfetamin, metamfetamin (shabu), fensiklidin dan ritalin.

3) Psikotropika golongan III : potensi sedang menyebabkan ketergantungan, banyak


dipergunakan dalam terapi, Contoh : pentobarbital dan flunitrazepam.

4) Psikotropika Golongan IV : potensi ringan menyebabkan ketergantungan dan sangat luas


digunakan dalam terapi, Contoh : diazepam, klobozam, fenobarbital, barbital, klorazepam,
klordiazepoxide, dan nitrazepam (Nipam, Pil BK/KopIo, DUM, MG, Lexo, Rohyp, dll).

Psikotropika banyak digunakan dalam dunia kesehatan dan perkembangan ilmu


kedokteran. Berdasarkan penggunaan secara klinik, psikotropika terbagi atas 4 golongan
yaitu :

a. Obat Antipsikosis

Obat antipsikosis disebut juga neuroleptik yang bermanfaat pada terapi psikosis (sakit
jiwa/gila) akut maupun kronik. Disebut obat antipsikotika adalah obat yang mengatur supaya
fungsi umum seperti berpikir dan berkelakuan normal dapat berfungsi lagi. Obat-obat ini
meredakan emosi dan agresi yang umumnya dideritaoleh psikosis (mengalami gangguan
kejiwaan/gila). Obat yang termasuk golongan
antipsikosis antara lain promazin, domperidon dan karfenazin.

b. Antiansietas

Antiansietas terutama berguna untuk pengobatan psikoneurosis (gangguan emosi).


Antiansientas yang terutama adalah golongan Benzodiazepin. Golongan Benzodiazepin yang
banyak disalahgunakan diantaranya adalah Dizepam (valium), Bromazepam (lexotan),
Flunitrazepam (rohypnol), Nitrazepam (mogadon) dan Nitradizepam (nipam). Penggunaan
antiansietas dosis tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan ketergantungan
psikis dan fisik.

c. Obat Antidepresi

Obat Antidepresi ialah obat untuk mengatasi depresi mental, selain itu digunakan untuk
menghilangkan, memperbaiki dan meringankan gejala-gejala suasana jiwa seperti murung
dan lain sebagainya, yang termasuk obat golongan antidepresi antara lain Zolof, Anafrinie,
dan Prozac.

d. Obat Psikogenik

Psikogenik adalah obat yang dapat menimbulkan kelainan tingkah laku, disertai
halusinasi, ilusi, dan gangguan cara berpikir, jadi dapat menimbulkan psikosis (gangguan
kejiwaan yang sangat akut dan kronik). Salah satu golongan psikogenik yang banyak dikenal
oleh masyarakat adalah marihuana atau ganja. Sesuai dengan Undang-undang RI no 5 tahun

15
1997 tentang psikotropika, yang termasuk golongan psikotropika adalah Sedative-Hipnotik,
Amfetamin, dan Halusinogen.

1. Sedative-Hipnotik (Depresant)

Sedative-Hipnotik merupakan penekan susunan saraf pusat. Dalam dosis kecil dapat
mengatasi ansietas (perasaan cemas) sedangkan dalam jumlah besar dapat menginduksi
tidur. Contohnya antara lain : sedatin/pil BK, rohypnol, magadon, valium dan mandrax (MX).
Sedative-Hipnotik yang banyak disalahgunakan adalah golongan Benzodiazepin yang dapat
dikonsumsi secara oral (ditelan). Benzodiazepin yang telah dikonsumsi akan mengalami
metabolisme di hati. Dari mekanisme metabolisme tersebut dapat dilihat akumulasi
Benzodiazepin mana yang mengalami akumulasi di darah dan yang tidak. Sebelum diekskresi
melalui ginjal, Benzodiazepin dan metabolitnya akan dimetabolisasi lebih lanjut oleh enzim
di hati (hepar). Pengaruh Sedative-Hipnotik terhadap susunan saraf pusat bergantung pada
dosis atau jumlah yang dipakai, dengan tingkat pengaruh sebagai berikut :
Dalam jumlah kecil, menyebabkan rasa tenang, mengurangi ansietas, dan terjadi
pengendalian diri yang kurang terkontrol.
Dalam jumlah sedang, menyebabkan mengantuk, menginduksi tidur dan
memperpanjang tidur.
Dalam dosis yang lebih banyak, menimbulkan efek anestesi, hilang kesadaran, dan
amnesia.
Obat penenang golongan Benzodiazepin, menimbulkan efek di otak dengan mempengaruhi
neurotransmitter GABA yang bertanggung jawab akan sadartidaknya manusia dan juga pada
reseptor yang mendatangkan rasa nyaman.

2. Amfetamin (Stimulan)
Amfetamin adalah suatu bahan sintetik (buatan) yang tergolong perangsang susunan
saraf.
Ada tiga jenis amfetamin yaitu laevoamfeamin (benzedrin), dekstroamfetamin (deksedrin),
dan metilamfetamin (metedrin). Golongan amfetamin yang banyak disalahgunakan adalah
MDMA (3,4, metilan-di-oksi met-amfetamin) atau lebih dikenal dengan ekstasi dan
metamfetamin (shabu-shabu). Amfetamin dapat dikonsumsi dengan cara ditelan, yang
kemudian akan diabsorbsi seluruhnya ke dalam darah. Pada penggunaan secara intravena
dalam beberapa detik akan sampai di otak. Penggunaan dengan cara dihirup, mula-mula uap
amfetamin akan mengendap di paru-paru kemudian diabsorbsi secara cepat oleh darah.
Pengaruh penggunaan amfetamin bergantung pada jenis amfetamin, jumlah yang digunakan
dan cara menggunakannya. Secara umum amfetamin sendiri digolongkan pada dosis rendah
dan dosis sedang ialah 5-50 mg, sedangkan dosis tinggi, lebih dari 100mg, biasanya
digunakan secara oral.

3. Halusinogen
Halusinogen banyak yang alami, yaitu terdapat pada tumbuhan tertentu atau terdapat pada
bagian tertentu dari hewan tertentu. Selebihnya adalah sintetik (buatan). Halusinogen
alami antara lain ganja, kecubung, mescalin yang berasal dari kaktus Liphophora williamsii
dan psilocybin yang berasal dari jamur Psilocybe mexicana dan halusinogen sintetik antara
lain adalah LSD (Lysergic acid Diethylamide). Ganja akan menimbulkan halusinogen bila
pada dosis yang tinggi.

16

You might also like