You are on page 1of 12

Modul Penangan Limbah Padat

Insinerasi/Pembakaran
Standar Kompetensi :
Memahami Polusi dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan
Kompetensi Dasar :
2.4 Mendeskripsikan cara-cara menangani limbah
Indikator :
1.Menyebutkan proses pengolahan limbah padat metode Insinerasi
2.Menjelaskan proses pengolahan limbah padat dengan metode Insinerasi
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mendengarkan penjelasan dari guru Siswa mampu
menyebutkan penanganan limbah padat metode insinerasi dengan baik dan
benar serta siswa memiliki rasa peduli terhadap lingkungan dan diharapkan
dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah mendengarkan penjelasan dari guru Siswa mampu menjelaskan
pengolahan limbah padat dengan metode insinerasi dengan baik dan benar
serta siswa memiliki rasa peduli terhadap lingkungan dan diharapkan dapat
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Petunjuk penggunaan Modul
Untuk mempelajari Modul ini, hal-hal yang perlu anda lakukan adalah sebagai berikut :

1.Baca dan pahami dengan benar tujuan yang terdapat dalam Modul ini, perhatikan

materi pokok dan uraian materinya.

2.Bila dalam mempelajari Modul ini mengalami kesulitan diskusikan dengan teman-teman

yang lain, bila belum terpecahkan kamu bisa menanyakan pada gurumu di kelas.

3.Kerjakan soal evaluasi dengan cermat. Jika Anda menemui kesulitan dalam

mengerjakan soal evaluasi, kembalilah mempelajari materi yang terkait.

4.Periksalah hasil penyelesaian tugas tersebut melalui kunci yang tersedia. Bila semua

kegiatan dalam Modul dapat diselesaikan dengan baik. Kamu berhak mengikuti tugas

akhir Modul yang diselenggarakan gurumu.

5.Uraian kegiatan ini harus Kamu taati, agar Kamu lebih cepat berhasil mempelajari

modul ini.

6. Kirim Jawaban evaluasi ke sarayusika4@gmail.com


Penanganan Limbah Padat
2. Insinerasi/Pembakaran
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah Padat menggunakan suatu alat
yang disebut insinerator.
Pembakaran sampah dengan menggunakan incenerator adalah salah satu cara
pengolahan sampah padat. Didalam incenerator, sampah dibakar secara
terkendali dan berubah menjadi gas (asap) dan abu. Dalam proses pembuangan
sampah, cara ini bukan merupakan proses akhir. Abu dan gas yang dihasilkan
masih memerlukan penanganan lebih lanjut untuk dibersihkan dari zat-zat
pencemar yang terbawa, sehingga cara ini masih merupakan intermediate
treatment (Sidik et al.,1985).
Salah satu kelebihan incenerator menurut Salvato (1982) adalah dapat
mencegah pencemaran udara dengan syarat incenerator harus beroperasi
secara berkesinambungan selama enam atau tujuh hari dalam seminggu
dengan kondisi temperatur yang dikontrol dengan baik dan adanya alat
pengendali polusi udara hingga mencapai tingkat efisiensi, serta mencegah
terjadinya pencemaran udara dan bau.
Kelebihan incenerator sebagai alat pengolah sampah juga dikemukakan oleh
Sidik et al. (1985), yaitu meskipun incenerator masih belum sempurna sebagai
sarana pembuangan sampah, akan tetapi terdapat beberapa keuntungan
sebagai berikut :
1. Terjadi pengurangan volume sampah yang cukup besar, sekitar 75% hingga
80% dari sampah awal yang datang tanpa proses pemisahan.
2.Sisa pembakaran yang berupa abu cukup kering dan bebas dari pembusukan
3.Pada instalasi yang cukup besar kapasitasnya (lebih besar dari 300 ton/hari)
dapat dilengkapi
Menurut Sidik et al. (1985), sistem incenerator pada dasarnya terdiri
atas dua macam, yaitu :
Sistem pembakaran berkesinambungan. Sistem ini menggunakan
gerakan mekanisasi dan otomatisasi dalam kesinambungan
pengumpanan sampah ke dalam ruang bakar (tungku) dan
pembuangan sisa pembakaran. Sistem ini umumnya dilengkapi
fasilitas pengendali pembersih sisa pembakaran untuk membersihkan
abu dan gas. Sistem ini dapat digunakan untuk instalasi dengan
kapasitas besar (lebih besar dari 100 ton/hari) dan beroperasi selama
24 jam atau 16 jam per hari.
Sistem pembakaran terputus. Sistem ini umumnya sederhana dan
mudah dioperasikan. Digunakan untuk kapasitas kecil (kurang dari
100 ton/hari). Biasanya beroperasi kurang dari 8 jam per hari. Cara
kerjanya terputus-putus dalam arti bila sampah yang sudah dibakar
menjadi abu, maka untuk pembakaran berikutnya abu tersebut harus
dikeluarkan lebih dahulu. Setelah bersih, baru dapat dilakukan
pembakaran sampah selanjutnya. Proses yang terdapat pada
incenerator pada dasarnya terdiri atas enam tahap, yaitu : 1) proses
pembakaran; 2) proses pengolahan abu; 3) proses pendinginan gas;
4) proses pengolahan gas; 5) proses pengolahan air kotor; dan 6)
proses pemanfaatan panas (Sidik, et al., 1985). Proses tersebut
menunjukkan bahwa pengolahan sampah dengan incenerator
dilakukan dengan memperhatikan aspek keamanan terhadap
lingkungan.
Meski demikian tidak semua sampah atau jenis limbah
padat dapat dibakar dalam insinerator. Jenis limbah
padat yang cocok untuk insinerasi adalah kertas,
plastik, dan karet. Sedangkan jenis limbah padat yang
tidak bisa dibakar dengan insinerator adalah kaca,
sampah makanan, dan baterai.
Kelemahan Insinerasi :
Membutuhkan biaya oprasi yang tinggi, selain itu
menghasilkan asap buangan yang dapat mencemari
udara serta abu yang dihasilkan memungkinkan
mengandung senyawa kimia yang berbahaya.
Kelebihan Insinerasi:
Dapat menghilangkan volume sampah hingga 90 %,
selain itu proses insinerasi menghasilkan panas yang
bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau
pemanas ruangan.
Sampah memang menjadi masalah di kota
besar di seluruh dunia. Khususnya di indonesia
seperti menumpuknya sampah dijalan jalan
protokol kota bandung. Belum lagi konflik antara
pemerintah dengan warga masyarakat yang
lokasinya menjadi tempat pembuangan akhir
(TPA).
Di negara negara maju seperti Denmark, Swis,
Amerika dan Prancis. Mereka telah
memaksimalkan proses pengolahan sampah.
Tidak hanya mengatasi bau busuk saja tapi
sudah merobah sampah sampah ini menjadi
energi listrik. Khusus di Denmark 54 % sampah di
Gambar gambar contoh
insinerasi
Rangkuman
Pembakaran sampah dengan menggunakan
incenerator adalah salah satu cara pengolahan
sampah padat yang dapat digunakan.Didalam
incenerator, sampah dibakar secara terkendali dan
berubah menjadi gas (asap) dan abu.
Kelebihan incenerator sebagai alat pengolah sampah
juga dikemukakan oleh Sidik et al. (1985), yaitu
meskipun incenerator masih belum sempurna
sebagai sarana pembuangan sampah, akan tetapi
terdapat beberapa keuntungan sebagai berikut :
1. Terjadi pengurangan volume sampah yang cukup
besar, sekitar 75% hingga 80% dari sampah awal
yang datang tanpa proses pemisahan.
2. Sisa pembakaran yang berupa abu cukup kering
dan bebas dari pembusukan
3. Pada instalasi yang cukup besar kapasitasnya
(lebih besar dari 300 ton/hari) dapat dilengkapi
dengan peralatan pembangkit listrik
Evaluasi
1.Contoh limbah padat yang cocok untuk proses insinerasi adalah.....
a.Kaca, baterai, karet
b.Kaca, sampah makanan, baterai
c.Kaca, karet,plastik
d.Kertas, plastik, karet
e.Kertas,sampah makanan,plastik

2.Berikut ini adalah kelemahan pada sistem insinerasi, kecuali.......


a.Insinerasi memerlukan biaya operasi yang sangat mahal
b.insinerasi menghasilkan asap buangan yang dapat menjadi
pencemar udara
c.Abu hasil Insinerasi kemungkinan mengandung senyawa berbahaya.
d.Insinerasi bisa menyebabkan pencemaran udara
e.Insinerasi bisa menghilangkan semua limbah padat
3.Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang
sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu proses inserinasi
menghasilkan..yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan listrik atau pemanas ruangan.
Jawaban yang paling tepat untuk mengisi titik titik diatas adalah..
a.Suhu
b.Panas
c.Cahaya
d.Uap
e.Asap
Daftar Pustaka

http://majarimagazine.com/2007/12/teknologi-
pengolahan-sampah/
http://nurlitaseptiani.blog.esaunggul.ac.id/energi-
alternatif/teknologi-pengolahan-sampah/
http://mix-maxy.blogspot.com/2012/05

You might also like