You are on page 1of 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

Herpes zoster merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus


varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan
reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer. Herpes zoster terjadi pada
orang yang pernah menderita varisela sebelumnya karena varisela dan herpes
zoster disebabkan oleh virus yang sama yaitu virus varisela zoster. Setelah
sembuh dari varisela, virus yang ada di ganglion sensoris tetap hidup dalam
keadaan tidak aktif dan aktif kembali jika daya tahan tubuh menurun. Lebih dari
2/3 usia di atas 50 tahun dan kurang dari 10% usia di bawah 20 tahun. Kurnia
Djaya pernah melaporkan kasus hepes zoster pada bayi usia 11 bulan.

Gejala prodromal herpes zoster biasanya berupa rasa sakit dan parestesi
pada dermatom yang terkena. Gejala ini terjadi beberapa hari menjelang
timbulnya erupsi. Gejala konstitusi, seperti sakit kepala, malaise, dan demam,
terjadi pada 5% penderita (terutama pada anak-anak) dan timbul 1-2 hari sebelum
terjadi erupsi. Gambaran yang paling khas pada herpes zoster adalah erupsi yang
lokalisata dan unilateral.

Pengobatan herpes zoster yaitu diberikan antivirus berupa aciklovir tablet


dengan dosis 800 mg lima kali sehari selama tujuh sampai 10 hari. Selain itu
diberikn analgetik untuk menghilangkan rasa nyerinya dan bedak salicyl talk
untuk memantu mengurangi gesekan sehingga menghindari pecahnya vesikel.
Komplikasi yang paling sering terjadi yaitu timbulnya Post Herpetic Neuralgia
(PHN).
2

BAB II
STATUS PASIEN

2.1. Identitas Pasien


Nama : Ny. K
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kintamani
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Agama : Hindu
Status Perkawinan: Menikah
Suku : Bali
Tanggal Periksa : 26 Juni 2017

2.2. Anamnesis
1) Keluhan Utama : bintil-bintil di sekujur tubuh
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Ny.K datang ke UGD RSU Bangli dengan keluhan muncul bintil-
bintil di sekujur tubuh sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengeluhkan
awalnya gatal-gatal, kadang terasa nyeri di sekujur tubuh, dan juga
mengeluhkan badan meriang sejak 4 hari yang lalu setelah
sebelumnya pasien merasa kelelahan dikarenakan ikut membantu
acara pernikahan di tetangganya. Kemudian 3 hari yang lalu
muncullah bintil-bintil tersebut di sekujur tubuh. Bintil-bintil
tersebut semakin bertambah dan berisi cairan jernih. Pasien mengira
karena gigitan serangga seperti yang pernah dialami suaminya
beberapa bulan yang lalu, lalu dibiarkan saja. Pasien juga mengeluh
susah makan sejak 2 hari yang lalu. Oleh karena pasien takut
keluhan semakin memberat sehingga pasien memutuskan pergi ke
UGD RSU Bangli dengan harapan penyakitnya bisa cepat sembuh.
Dokter jaga UGD RSU Bangli memutuskan untuk
mengkonsultasikan pasien ke poli penyakit kulit dan kelamin RSU
Bangli

3) Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat sakit serupa sebelumnya disangkal. Pasien pernah
menderita cacar air waktu duduk dibangku SMP. Riwayat alergi
3

makanan disangkal, riwayat alergi obat-obatan yaitu tetrasiklin.


Riwayat sakit jantung, kencing manis, dan riwayat sakit kronis
lainnya disangkal.
4) Riwayat Pengobatan
Pasien sempat berobat dengan asiklovir 5 x 500 mg dan sanmol 3 x
500 mg, namun keluhan tidak berkurang
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat serupa pada keluarga disangkal. Riwayat alergi makanan
maupun obat-obatan disangkal. Riwayat sakit jantung, kencing
manis, dan riwayat sakit kronis lainnya disangkal.
6) Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang istri yang memiliki seorang suami dan anak.
Pasien tidak bekerja, sehari-hari hanya mengerjakan pekerjaan
rumah tangga di rumah. Hubungan sosial baik, Ny.K tidak merokok
dan tidak mengkonsumsi alcohol.
7) Riwayat Gizi
Makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk, buah dan minum
air putih. Kesan gizi baik.

2.3. Pemeriksaan Fisik


1) Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Derajat kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6
Status gizi : gizi baik
2) Vital sign
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit, regular
Respirasi : 20 x/menit.
Suhu : 36,5 C
BB : 55 kg
TB : 150 cm
3) Kulit
Sawo matang, kelembaban baik, turgor (< 2 detik).
4) Kepala
Bentuk kepala normosocephali, luka (-), rambut tidak mudah dicabut,
keriput (-), macula (-), papula (-), nodula (-).
4

5) Mata
Mata cowong (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
isokor (+/+), reflek cahaya (+/+), tanda radang (-/-).
6) Hidung
Pernapasan cuping hidung (-/-), sekret(-/-), epistaksis (-/-), deformitas
hidung(-/-), hiperpigmentasi(-/-).
7) Mulut
Bibir pucat(-), bibir kering(-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-),
tepi lidah hiperemi (-), gusi berdarah (-), sariawan (+), vesikel (+) di
seluruh tubuh.
8) Telinga
Nyeri tekan mastoid (-/-), sekret (-/-), pendengaran berkurang (+/+),
cuping telinga dalam batas normal.
9) Tenggorokan
Tonsil membesar (-/-), hiperemi faring(-/-).
10) Leher
JVP meningkat (-). Trakea di tengah, pembesaran KGB (-),
pembesaran kelenjar tiroid (-), lesi pada kulit (-).
11) Toraks
Normochest, simetris, pernapasan thorakoabdominal, retraksi (-),
spider navi (-), pulsasi intrasternalis (-), sela iga melebar (-).
Cor
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis tak kuat angkat
Perkusi :
batas kiri atas : ICS II parastrenalis line sinistra
batas kanan atas : ICS II parasternalis line dextra
batas kiri bawah : ICS V midclavicularis line sinistra
batas kanan bawah: ICS IV parastrenalis line dextra
pinggang jantung : ICS II parastrenalis line sinistra
(kesan jantung tidak melebar)
Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, regular, bising (-).
Pulmo
Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan dada kiri
Palpasi : fremitus raba kanan sama dengan kiri
Perkusi :
Sonor Sonor
Sonor Sonor
Sonor Sonor
5

Auskultasi : vesikuler
+ +
+ +
+ +

suara tambahan: ronkhi wheezing


- - - -
- - - -
- - - -

12) Abdomen
Inspeksi : flat, dinding perut sejajar dengan dinding dada.
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : meteorismus (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba.
Perkusi : timpani
13) Ekstremitas
Palmar eritema (-/-)
Akral dingin Edem Ulkus

- - - - - -
- - - - - -
14) Sistem genitalia
Tidak diperiksa.
15) Pemeriksaan neurologik
Kesadaran : GCS E4V5M6
Fungsi Luhur : dalam batas normal
16) Status dermatologis
Lokasi : Regio facialis, abdomen, punggung
Efloresensi : terdapat gerombolan vesikel di atas kulit yang
eritematous, antar gerombolan vesikel yang satu dengan yang lain
dipisahkan oleh kulit yang normal, vesikel (+), bulla (+).
6

2.5. Pemeriksaan Laboratorium (Penunjang)


DL
WBC : 12.3
HB : 15.3
PLT : 367
7

2.6. Resume
Ny.K datang ke UGD RSU Bangli dengan keluhan muncul bintil-
bintil di sekujur tubuh sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengeluhkan awalnya
gatal-gatal, kadang terasa nyeri di sekujur tubuh, dan juga mengeluhkan
badan meriang sejak 4 hari yang lalu setelah sebelumnya pasien merasa
kelelahan dikarenakan ikut membantu acara pernikahan di tetangganya.
Kemudian 3 hari yang lalu muncullah bintil-bintil tersebut di sekujur tubuh.
Bintil-bintil tersebut semakin bertambah dan berisi cairan jernih. Pasien
mengira karena gigitan serangga seperti yang pernah dialami suaminya
beberapa bulan yang lalu, lalu dibiarkan saja. Pasien juga mengeluh susah
makan sejak 2 hari yang lalu. Oleh karena pasien takut keluhan semakin
memberat sehingga pasien memutuskan pergi ke UGD RSU Bangli dengan
harapan penyakitnya bisa cepat sembuh. Dokter jaga UGD RSU Bangli
memutuskan untuk mengkonsultasikan pasien ke poli penyakit kulit dan
kelamin RSU Bangli
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang, kesadaran
compos mentis. Tanda vital lainnya dalam batas normal. Status dermatologis:
Regio facialis, abdomen, punggung terdapat gerombolan vesikel di atas kulit
yang eritematous, antar gerombolan vesikel yang satu dengan yang lain
dipisahkan oleh kulit yang normal, vesikel (+), bulla (+).

2.7. PENATALAKSANAAN
1. MRS
2. IVFD NaCL 0,9 % : Dexrose 5 % = 1:1 20 tpm
3. Asiklovir 5 x 800 mg
4. Metylprednison 1x 0,5 vial
5. Sanmol 3 x 1 g
6. Ambroxol 3 x cth II
7. Salicyl talk
8. Kompres NaCl 0,9 %
9. Fuladic
8

2.8. FOLLOW UP
28/06/2017
S Nyeri, bengkak
O St. Dermatologis
Lokasi : wajah, badan
Eff : vesikel multiple
A Herpes Zoster Generalisata
P
IVFD NaCL 0,9 % : Dexrose 5 % = 1:1 20 tpm
Asiklovir 5 x 800 mg
Metylprednison 1x 0,5 vial
Sanmol 3 x 1 g
Ambroxol 3 x cth II
Salicyl talk
Kompres NaCl 0,9 %
Fuladic

29/06/2017
S Nyeri , bengkak
O St. Dermatologis
Lokasi : wajah, badan
Eff : vesikel multiple
A Herpes Zoster Generalisata
P
IVFD NaCL 0,9 % : Dexrose 5 % = 1:1 20 tpm
Asiklovir 5 x 800 mg
Metylprednison 1x 0,5 vial
Sanmol 3 x 1 g
Ambroxol 3 x cth II
Salicyl talk
Kompres NaCl 0,9 %
Fuladic

30/06/2017
S Nyeri , bengkak
O St. Dermatologis
Lokasi : wajah, badan
9

Eff : vesikel multiple


A Herpes Zoster Generalisata
P
IVFD NaCL 0,9 % : Dexrose 5 % = 1:1 20 tpm
Asiklovir 5 x 800 mg
Metylprednison 1x 0,5 vial
Sanmol 3 x 1 g
Ambroxol 3 x cth II
Salicyl talk
Kompres NaCl 0,9 %
Fuladic

01/07/2017
S Nyeri , bengkak
O St. Dermatologis
Lokasi : wajah, badan
Eff : vesikel multiple
A Herpes Zoster Generalisata
P
IVFD NaCL 0,9 % : Dexrose 5 % = 1:1 20 tpm
Asiklovir 5 x 800 mg
Metylprednison 1x 0,5 vial
Sanmol 3 x 1 g
Ambroxol 3 x cth II
Salicyl talk
Kompres NaCl 0,9 %
Fuladic

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1. DEFINISI
Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Varisela-
Zoster yang sifatnya localized, terutama menyerang orang dewasa dengan
ciri khas berupa nyeri radikuler, unilateral dan gerombolan vesikula yang
10

tersebar sesuai dermatom yang diinervasi oleh satu ganglion saraf sensoris
(Murtiastutik, dkk., 2010).
Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan
reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer (Handoko, 2009).
Herpes zoster ditandai oleh vesikel-vesikel unilateral yang nyeri dan
seringkali tersusun seperti pita. Vesikelnya sama dengan yang dijumpai pada
herpes simpleks (Steigleder dan Howard, 1995).
Seringkali, zoster mulai timbul sebagai eritema atau rasa nyeri.
Biasanya, vesikel-vesikelnya terletak unilateral, mengikuti persarafan
sensorik karena virus lewat melalui ganglion spinalis. Nervus oftalmikus
(trigeminus I) sering terkena (Steigleder dan Howard, 1995).
Neuralgia dapat timbul beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun
setelah zoster, khususnya pada penderita di atas umur 50 tahun. Pada
penderita kelainan system kekebalan dapat dijumpai adanya ruam seperti
varisela (vesikel aberans). Seringkali, vesikel pada zoster menjadi
hemoragik atau bahkan nekrotik. Kelainan ini meninggalkan parut
pigmentasi atau depigmentasi, suatu petunjuk bahwa pernah menderita
zoster (Steigleder dan Howard, 1995).

3.2. EPIDEMIOLOGI
Penyebaran penyakit sama seperti varisela. Penyakit ini, seperti
yang diterangkan dalam definisi, merupakan reaktivasi virus yang terjadi
setelah penderita menderita varisela. Kadang-kadang varisela ini
berlangsung subklinis. Tetapi ada pendapat yang menyatakan
kemungkinan transmisi virus secara aerogen dari pasien yang sedang
menderita varisela atau herpes zoster (Handoko, 2009)

3.3. PATOFISIOLOGI
Virus varisela-zoster berdiam di ganglion posterior susunan saraf
tepid an ganglion kranialis. Kelainan kulit yang timbul memberikan lokasi
yang setingkat dengan daerah persarafan ganglion tersebut. Kadang-
11

kadang virus ini juga menyerang ganglion anterior, bagian motorik


kranialis sehingga memberikan gejala-gejala gangguan motorik (Handoko,
2009).
Daerah yang sering terkena adalah daerah torakal, walaupun
daerah-daerah lain tidak jarang. Frekuensi penyakit ini pada pria dan
wanita sama, sedangkan umur lebih sering pada orang dewasa (Handoko,
2009).
Sebelum timbul gejala kulit terdapat gejala prodromal baik
sistemik (demam, pusing, malaise), maupun gejala prodromal lokal (nyeri
otot tulang, gatal, pegal, dan sebagainya). Setelah itu timbul eritema yang
dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar
kulit yang eritemotosa dan edema. Vesikel ini berisi cairan yang jernih,
kemudian menjadi keruh (berwarna abu-abu), dapat menjadi pustule dan
krusta. Kadang-kadang vesikel mengandung darah disebut sebagai herpes
zoster hemoragik. Dapat pula timbul infeksi sekunder sehingga
menimbulkan ulkus dengan penyembuhan berupa sikatrik (Handoko,
2009).
Masa tunasnya 7-12 hari. Masa aktif penyakit ini berupa lesi-lesi
baru yang tetap timbul berlangsung kira-kira seminggu, sedangkan masa
resolusi berlangsung kira-kira 1-2 minggu. Di samping gejala kulit dapat
juga dijumpai pembesaran kelenjar getah bening regional. Lokalisasi
penyakit ini adalah unilateral dan bersifat dermatomal sesuai dengan
tempat persarafan. Pada susunan saraf tepi jarang timbul kelainan motorik,
tetapi pada susunan saraf pusat kelainan ini lebih sering karena struktur
ganglion kranialis memungkinkan hal tersebut. Hiperestesi pada daerah
yang terkena member gejala yang khas. Kelainan pada muka sering
disebabkan oleh karena gangguan pada nervus trigeminus (dengan
ganglion gaseri) atau nervus fasialis dan otikus (dari ganglion
genikulatum) (Handoko, 2009).
Herpes zoster oftalmikus disebabkan oleh infeksi cabang pertama
nervus trigeminus, sehingga menimbulkan kelainan pada mata, di samping
itu juga cabang kedua dan ketiga menyebabkan kelainan kulit pada daerah
12

persarafannya. Sindrom Ramsay Hunt diakibatkan oleh gangguan nervus


fasialis dan otikus, sehingga memberikan gejala paralisis otot muka
(paralisis Bell), kelainan kulit yang sesuai dengan tingkat persarafan,
tinnitus, vertigo,gangguan pendengaran, nistagmus dan nausea, juga
terdapat gangguan pengecapan. Herpes zoster abortif, artinya penyakit ini
berlangsung dalam waktu singkat dan kelainan kulitnya hanya berupa
beberapa vesikel dan eritem. Pada herpes generalisata kelainan kulitnya
unilateral dan segmental ditambah kelainan kulit menyebar secara
generalisata berupa vesikel yang solitary dan ada umbilikasi. Kasus ini
terutama terjadi pada orang tua atau pada orang yang kondisi fisiknya
sangat lemah, misalnya pada penderita limfoma malignum (Handoko,
2009).
Neuralgia pasca herpetik adalah rasa nyeri yang timbul pada daerah
bekas penyembuhan. Nyeri ini berlangsung sampai beberapa bulan bahkan
bertahun-tahun dengan gradasi nyeri yang bervariasi dlam kehidupan
sehari-hari. Kecenderungan ini dijumpai pada orang yang mendapat herpes
zoster di atas usia 40 tahun (Handoko, 2009).

3.4. MANIFESTASI KLINIS


1. Stadium prodromal
Gejala pertama adalah berupa gatal atau rasa nyeri pada dermatom yang
terserang disertai dengan panas, malaise, dan nyeri kepala.
2. Stadium erupsi
Mula-mula timbul papel atau plakat berbentuk urtika yang setelah 1-2
hari akan timbul gerombolan vesikula di atas kulit yang eritemotus
sedangkan kulit di antara gerombolan tetap normal, usia lesi pada satu
gerombolan adalah sama sedangkan usia lesi dengan gerombolan lain
adalah tidak sama. Lokasi lesi sesuai dengan dermatom, unilateral dan
biasanya tidak melewati garis tengah tubuh.

3. Stadium krustasi
Vesikula menjadi purulen, mengalami krustasi dan lepas dalam waktu 1-
2 minggu. Sering terjadi neuralgi pascaherpetika, terutama pada orang
tua yang dapat langsung berbulan-bulan parestesi yang bersifat
sementara.
13

3.5. PENEGAKKAN DIAGNOSIS


Penegakkan diagnosis didasarkan pada hasil anamnesis, pemeriksaan
fisik, maupun pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang untuk
membantu penegakkan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan percobaan
Tzanck yang hasilnya akan ditemukan sel datia berinti banyak (Handoko,
2009). Diagnosis banding Herpes zoster, diantaranya yaitu:
1. Dermatitis Kontak Alergika
2. Varisela
3. Herpes Simpleks
4. Pemfigus Vulgaris

3.6. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat ditimbulkan, yaitu:
1. Infeksi sekunder
2. Neuralgi pascaherpetika
3. Kerato-konjungtivitis pada herpes zoster oftalmikus
4. Sindroma Ramsay-Hunt
5. Zoster generalisata: suatu zoster yang disertai dengan varisela

3.7. PENATALAKSANAAN
Terapi sistemik umumnya bersifat simtomatik, untuk nyerinya diberikan
analgetik. Jika disertai infeksi sekunder diberikan antibiotik.
Pada herpes zoster oftalmikus mengingat komplikasinya diberikan obat
antiviral atau imunostimulator. Antiviral yang biasa digunakan yaitu
asiklovir. Satu tablet ada yang 200 mg dan 400 mg. sebaiknya diberikan
dalam 3 hari pertamasejak lesi muncul. Dosis yang dianjurkan ialah 5 x 800
mg sehari. Dosis yang lebih rendah dapat diberikan 5 x 400 mg sehari
selama 7 hari hasilnya cukup baik (Handoko, 2009).
A. Umum
1. Analgetika: Metampiron 4x 1 tab/hari
2. Bila ada infeksi sekunder: Eritromisin 4x250-500 mg/hari,
Dikloksasilin 3x125-250 mg/hari, atau lainnya.
3. Lokal:
Bila basah: kompres larutan garam faali
Bila erosi: salep sodium fusidat
Bila kering: bedak salisil 2%
14

B. Khusus
1. Asiklovir
Dosis: dewasa 5 x 800 mg/hari selama 7-10 hari
Anak: 20 mg/kgBB/kali sampai 800 mg/kali, 4x/hari
Asiklovir tidak dapat menghilangkan neuralgi pascaherpetika.
2. Neuralgi pascaherpetika
Aspirin: 3x1 tablet (500 mg)/hari
Antidepresan trisiklik misalnya amitriptyline 50-100 mg/hari:
Hari 1: 1 tablet (25 mg)
Hari 2: 2 x 1 tablet
Hari 3: 3 x 1 tablet
Karbamasepin (Tegretol): 1-2 x 1 tablet (200 mg)/hari khusus
untuk trigeminal neuralgia.
3. Herpes zoster oftalmikus perlu konsul spesialis mata atau dapat
diberikan:
Asiklovir salep mata 5x/4 jam; dan
Ofloxasin atau ciprofloxasin obat tetes mata
Hari 1 dan 2: 1 tetes/ 2-4 jam
Hari 3-7: 1 tetes 4x/hari
C. Pencegahan
Pemberian vaksin varicella virus vaccine (oka strain). Indikasi:
1. Usia tua (> 60 tahun)
2. Pasien imunokompromais dengan penyait kronis.
15

BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Varisela-
Zoster yang sifatnya localized, terutama menyerang orang dewasa dengan
ciri khas berupa nyeri radikuler, unilateral dan gerombolan vesikula yang
tersebar sesuai dermatom yang diinervasi oleh satu ganglion saraf sensoris.
Telah ditegakan diagnosis dari anamnesis berupa keluhan muncul
bintil-bintil di sekujur tubuh sejak 3 hari yang lalu, awalnya gatal-gatal,
kadang terasa nyeri di sekujur tubuh, dan juga mengeluhkan badan meriang
sejak 4 hari. Bintil-bintil tersebut semakin bertambah dan berisi cairan
jernih dan dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis. Tanda vital lainnya dalam batas normal. Status
dermatologis: Regio facialis, abdomen, punggung terdapat gerombolan
vesikel di atas kulit yang eritematous, antar gerombolan vesikel yang satu
dengan yang lain dipisahkan oleh kulit yang normal, vesikel (+), bulla (+).
Jadi dapat ditegakan diagnosis dari anamnesis dan dari pemeriksaan fisik
terhadap Ny.K yaitu Herpes Zoster
16

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, Ronny P. 2009. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Murtiastutik, Dwi, dkk. 2010.Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 2. Departemen


Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Unair RSUD dr. Soetomo, Surabaya.

Prasetyawati, Arsita Eka. 2010. Kedokteran Keluarga. RinekaCipta, Jakarta.

Steigleder, Gerd Klaus dan Howard I. 1995. Atlas Saku Penyakit Kulit. Bina Rupa
Aksara. Jakarta.

You might also like