You are on page 1of 2

3

ABSTRAK

Keberadaan pedagang gorengan semakin banyak ditemukan di Kota Medan.


Beberapa diantaranya berlokasi di persimpangan jalan raya dekat dengan lampu lalu
lintas, dimana beresiko tercemar timbal yang dihasilkan emisi asap kendaraan
bermotor. Timbal yang bersifat lipofilik dapat menempel pada minyak goreng. Hal ini
dapat mengindikasikan sumber awal pencemaran timbal pada pengolahan gorengan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar timbal pada minyak sebelum
dan sesudah penggorengan yang digunakan pedagang gorengan sekitar kawasan
lampu lalu lintas, serta untuk mengetahui perilaku pedagang tentang pencemaran
udara akibat asap kendaraan bermotor.
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran kadar
timbal (Pb) pada minyak sebelum dan sesudah penggorengan yang digunakan
pedagang gorengan. Objek penelitian ini adalah 10 sampel minyak yang terdiri dari 5
sampel sebelum dilakukan penggorengan dan 5 sampel sesudah dilakukan
penggorengan.
Hasil penelitian menunjukkan, terdapat satu sampel minyak sebelum
penggorengan yang tidak memenuhi syarat menurut Peraturan Kepala BPOM RI No.
HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009, sedangkan empat lainnya memenuhi syarat. Untuk
sampel minyak sesudah penggorengan, seluruhnya tidak memenuhi syarat. Perilaku
pedagang di lima persimpangan ini juga masih belum sesuai dengan prinsip higiene
dan sanitasi makanan dalam menghindarkan makanan olahannya dari pencemaran
timbal (Pb).
Disarankan kepada para pedagang hendaknya lebih memperhatikan prinsip
higiene dan sanitasi makanan, jarak tempat berdagang dari lampu lalu lintas,
pelindung/penghalang di sekitar kuali penggorengan, dan pemakaian minyak goreng
yang tidak berulang karena dapat membahayakan kesehatan konsumen makanan
gorengan. Kepada Dinas Kesehatan Kota Medan agar dilakukan pembinaan serta
pengawasan kepada pelaku usaha dagang gorengan yang semakin banyak ditemukan
berjualan di tepi jalan raya.

Kata kunci : Minyak Goreng, Timbal, Pedagang Gorengan, Persimpangan Jalan


Raya

Universitas Sumatera Utara


4

ABSTRACT

The presence of many fried food sellers can be found in the city of Medan.
some of which were located at the intersection of the highway near the traffic lights,
where it was risk contaminated by lead resulting smoke emission vehicles. Lipophilic
of lead could be attached to the cooking oils. It could indicate an initial source of
lead contamination in the processing of fried foods.
This study aimed to determine the lead levels in the oil before and after fried
process that used fried merchants around the area of traffic lights, also to determine
the behaviors of traders about the air pollution due to motor vehicle fumes.
This study was descriptive research, to know the levels of lead (Pb) in the oil
before and after fried that used fried merchants caused smoke pollution by motor
vehicles around the area of traffic lights in the city of Medan. The object of this study
were 10 points oil samples consist of 5 samples before and 5 samples after fried.
The results of the study showed that there was one sample before frying oils
that were not eligible under the Regulation of BPOM RI No. HK.00.06.1.52.4011
2009, while the other four were eligible. For a sample of oil after fried, all points
were not eligible. Behaviors of traders at five intersections also was still not in
accordance with the principles of food hygiene and sanitation in food processed to
avoid contamination of lead (Pb).
It was recommended to the traders should paid more attention to the
principles of food hygiene and sanitation, the distance of the trade from the traffic
lights, protective / barrier around the frying pan, and the using of cooking oil that
were not repeated because it can harm consumers health. To the Medan City Health
Department was suggested to coach and supervise the fried food trade that were
found sold friend food in the highway intersections.

Key words: cooking oil, lead, merchant fried, highway intersection

Universitas Sumatera Utara

You might also like