You are on page 1of 5

Teori Caring Jean Watson

Jean Watson memulai karya tentang teori metafisik dan transpersonalnya mengenai caring
pada manusia pada tahun 1970-an. Watson berkeyakinan bahwa keperawatan jauh lebih dari
sekedar pendekatan eksistensial fenomologis untuk memadukan konsep kejiwaan dan
transendensi. Jiwa adalah esensi dari seseorang, mengandung geist ( roh atau kesan diri yang
lebih tinggi ), yang memiliki kesadaran, tingkat kesadaran yang lebih tinggi, suatu kekuatan
internal dan kekuatan yang dapat memperbesar kapasitas manusia serta memungkinkan sesorang
untuk melebihi diri lazimnya
Asumsi dasar teori watson terletak pada 7 asumsi dasar yang menjadi kerangka kerja
dalam pengembangan teori; yaitu

1. Caring dapat dilakukan dipraktekkan secara interpersonal.


2. Caring meliputi faktor-faktor caratif yang dihasilkan dari kepuasan terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia.
3. Caring yang efektif akan menigkatkan status kesehatan dan perkembangan individu dan
keluarga.
4. Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai seseorang berdasarkan saat ini
tetapi seperti apa dia mungkin akan menjadi dimasa depannya.
5. Caring environment, menyediakan perkembangan potensi dan memberikan keluasan memilih
kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam waktu yang telah ditentukan.
6. Caring bersifat healt hogenic daripada sekedar curing. Praktek caring mengitegrasikan
pengetahuan biopisikal dan perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan.
7. Caring merupakan inti dari keperawatan.
Nilai-nilai yang mendasari konsep caring menurut Jean Watson meliputi:
1. Konsep tentang manusia Dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu)
2. Konsep tentang kesehatan Kesehatan merupakan kuutuhan dan keharmonisan pikiran fungsi
fisik dan fungsi sosial.
3. Konsep tentang lingkungan caring dan nursing merupakan konstanta dalam setiap keadaan di
masyarakat. Perilaku caring tidak diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya.
4. Konsep tentang keperawatan Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan
penyakit dan caring
Teori Caring Kristen Swanson
Teori caring Swanson menjelaskan tentang proses caring yang terdri dari bagaimana perawat
mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara emosional, melakukan
suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan
memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan
seseorang dalam menjalani hidupnya.
Struktur Caring Swanson
Secara umum, proses yang terjadi sebagai berikut, membantu klien mempertahankan
keyakinannya, yang berarti bahwa perawat mendorong pasien dan membantu untuk memperkuat
harapan mereka mengatasi kesulitan saat ini.
Dimensi Caring Menurut Kristen Swanson
1. Maintaining Belief
Yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap peristiwa hidup dan masa-masa
transisi dalam hidupnya serta menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan
2. Knowing
knowing adalah memahami pengalaman hidup klien dengan mengesampingkan asumsi perawat
mengetahui kebutuhan klien, menggali/menyelami informasi klien secara detail, sensitive
terhadap petunjuk verbal dan non verbal, fokus kepada satu tujuan keperawatan, serta melibatkan
orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dan menyamakan persepsi antara
perawat dan klien.
3. Being With
Being with maksudnya tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga komunikasi, berbagi perasaan
tanpa beban dan secara emosional bersama sama klien dengan maksud menawarkan kepada
klien dukungan, kenyamanan, pemantauan dan mengurangi intensitas perasaan yang tidak
diinginkan.
4. Doing For
Doing for berarti bersama sama melakukan sesuatu tindakan yang bisa dilakukan,
mengantisipasi kebutuhan yang diperlukan, kenyamanan, menjaga privasi dan martabat klien.
5. Enablings
Enabling adalah memampukan atau memberdayakan klien.
Asumsi Teori Caring Terhadap Konsep Sentral Disiplin Ilmu Keperawatan
1. Manusia
Asumsi Swanson tentang caring sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Watson (1985)
bahwa manusia merupakan makhluk yang unik dan utuh yang memiliki pemikiran, perasaan dan
tingkah laku.
2. Kesehatan
Perawat tidak hanya berfokus bagaimana klien sembuh dari penyakitnya tetapi perawat
membantu klien untuk dapat mencapai, memelihara, atau mendapatkan kembali tingkat
kesehatan atau kesejahteraan hidupnya yang optimal. Pada saat perawat berfokus pada kesehatan
sebagai suatu kesejahteraan hidup, perawatan yang diberikan haruslah meliputi manusia sebagai
manusia yang utuh yaitu menjadi seseorang, bertumbuh, merefleksikan diri dan selalu berusaha
untuk dapat berhubungan dengan sesamanya (Swanson, 1993).
3. Lingkungan
lingkungan adalah suatu konteks yang mempengaruhi atau yang terpengaruh oleh klien.
Pengaruh itu sendiri ada beberapa termasuk budaya, politik, ekonomi, sosial, biofisik, psikologi
dan spiritual.
4. Perawat
Swanson (1991,1993) mendefinisikan keperawatan atau pemberian pelayanan keperawatan
untuk mencapai kesejahteraan individu
Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan
Pandangan Swanson (1993) tentang keperawatan adalah siapa yang kita layani, bagaimana
kita memberikan pelayanan dan kenapa kita terus untuk melayani merupakan keharusan bagi
perawat untuk dapat mengintegrasikan ilmu pengetahuan, diri sendiri, fokus pada kemanusian
dan caring. Yang kemudian disempurnakan dengan adanya transaksi antara keperawatan, setiap
perawat dan klien bahwa perawat adalah profesi yang memiliki komitmencaring, pemeliharan
akan martabat manusia dan meningkatkan kesehatan.
Teori Caring Leininger

Caring adalah bentuk perhatian kepada orang lain, berpusat kepada orang lain,
menghargai harga diri dan kemanusiaan , berusaha mencegah terjadi suatu yang buruk, serta
memberi perhatian dan cinta. Caring adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam memberikan
dukungan kepada individu secara utuh,. Caring dalam keperawatan adalah fenomena
transkultural dimana perawat berinteraksi dengan klien, staf dan kelompok lain.

Alasan utama untuk mempelajari caring adalah :

1) Konsep care muncul secara kritis pada pertumbuhan manusia, perkembangan manusia,
dan kemampuan bertahan pada makhluk hidup.

2) Untuk secara eksplisit mengerti secara menyeluruh aturan-aturan pemberi pelayanan dan
penerima pelayanan pada kultur yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
secara kultural.

3) Care adalah studi untuk memenuhi kebutuhan yang esensial untuk proses
penyembuhan, perbaikan dan untuk bertahan pada manusia dan kelompok sepanjang
waktu.

4) Profesi keperawatan telah mempelajari care secara terbatas tetapi secara sistematis dari
persfektif kultural dan telah melupakan aspek-aspek epistemology dan ontology yg
berlandaskan pada pengetahuan keperawatan.

Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan pelayanan
yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja dengan prinsip
care dan pemahaman yang dalam mengenai care sehingga cultures care, nilai-nilai,
keyakinan, dan pola hidup memberikan landasan yang realiabel dan akurat untuk
perencanaan dan implementasi yang efektif terhadap pelayanan pada kultur tertentu
Teori Caring Simon Roach
Menurut Roach (1995 dalam Kozier, Barbara, et.al, 2007) ada lima komponen caring. 5
komponen tersebut adalah:
1. Compassion (kasih sayang) Compassion adalah kepekaan terhadap kesulitan dan kepedihan
orang lain dapat berupa membantu seseorang untuk tetap bertahan, memberikan kesempatan
untuk berbagi, dan memberi ruang bagi orang lain untuk berbagi perasaan, serta memberikan
dukungan secara penuh.
2. Competence (kemampuan) Competence adalah memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, energi dan motivasi sebagai rasa tanggung jawab terhadap profesi. Compassion
tanpa competence akan terjadi kelalaian klinis, sebaliknya competence tanpa compassion
menghasilkan suatu tindakan
3. Confidence (kepercayaan diri) Confidence adalah suatu keadaan untuk memelihara
hubungan antar manusia dengan penuh percaya diri. Confidence dapat berupa ekpresi caring
yang meningkatkan kepercayaan tanpa mengabaikan kemampuan orang lain
4. Concience (suara hati) untuk tumbuh dan menyampaikan kebenaran. Perawat memiliki
standar moral yang tumbuh dari sistem nilai humanistik altruistik (peduli kesejahteraan orang
lain) yang dianut dan direfleksikan pada tingkah lakunya.
5. Commitment Melakukan tugas secara konsekuen dan berkualitas terhadap tugas, orang,
karier yang dipilih.

You might also like