Professional Documents
Culture Documents
(Makalah)
Dosen : Prof.Dr.Teti Indrawati.MS.Apt
Oleh:
Durrotun nashriyyah
NIM. 11334086
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong Kami menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami (penyusun) tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Kosmetologi. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah yang Kami buat ini akan membahas mengenai Formulasi Pembuatan Sediaan
Mascara Waterproof. Kami mengucapkan terima kasih kepada Prof.Dr.Teti indrawati.MS.Apt
selaku dosen Kosmetologi kami.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
Penulis
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Bab I. Pendahuluan 4
IV.1 Kesimpulan 26
IV.2 Saran 27
Daftar Pustaka 28
PENDAHULUAN
Sejak 5000 tahun yang lalu bangsa Mesir kuno sudah berlomba untuk mempercantik diri
mereka, terutama para kaum bangsawan. Mereka berusaha tampil cantik layaknya dewi-dewi
sesembahan mereka. Seni melukis wajah awalnya merupakan ritual keagamaan pada jaman itu.
Para wanita membingkai wajah mereka menyerupai biji almond dan mewarnai pipi mereka
dengan tanah liat
Sekitar tahun 1920, seorang bernama Max Factor menciptakan berbagai macam formula
produk kosmetik. Salah satu ciptaannya adalah campuran kohl yang dipanaskan di atas api.
Ketika meleleh, lelehan tersebut dioleskan pada bulu mata, dan mata pun terlihat lebih dramatis.
Dan di tahun 1923, diciptakan penjepit bulu mata. Bentuknya hamper serupa dengan penjepit
bulu mata yang ada sekarang. Namun tentunya tidak secanggih penjepit bulu mata yang ada saat
ini.
Pada umumnya zat yang ditemukan pada kehidupan sehari-hari berada dalam keadaan
koloid. Salah satunya adalah pada produk kosmetik wanita. Jika kita membicarakan produk
kosmetika terpenting, dapat dipastikan maskara menjadi prioritas utama. Layaknya kosmetika
lainnya, maskara hadir dalam berbagai formula dan jenis, yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan setiap wanita, sekaligus membantu mengatasi permasalahan seputar bulu mata.
Wanita dan kosmetika adalah 'sahabat sejati', keduanya saling melengkapi satu sama lain.
Kosmetika menjadi berguna karena adanya wanita, sementara wanita dapat menonjolkan
kelebihan wajah serta menutupi kekurangannya dengan kosmetika. Menurut peraturan menteri
kesehatan RI No. 220/ Menkes/ Per/XI/76, tanggal 6 September 1976 menyatakan bahwa:
Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan,
dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan ke dalam, dipergunakan pada badan atau
bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik
atau mengubah rupa dan tidak termasuk golongan obat. Kosmetik yang paling sering digunakan
oleh para wanita adalah kosmetik mata. Kosmetika mata yang telah banyak dijumpai pada dunia
Maskara diandalkan banyak wanita untuk menghidupkan atau memperindah mata mereka.
Maskara memberi solusi bagi wanita yang menyukai efek dari bulu mata palsu, tapi tidak
menyukai kerepotan. Dengan maskara, bulu mata asli bisa tampak ke permukaan hingga terlihat
lentik, berisi, dan mata pun indah dipandang.
II.A Kosmetik
1. Sejarah Kosmetik
Sejarah kosmetika menunjukkan bahwa sejak semula kosmetika diramu oleh para tabib atau
dukun yang sekaligus juga menjadi pakar pengobatan disuatu negri. Kemudian terjadi kemajuan
dalam segala bidang termasuk dalam bidang sains dan teknologi, kosmetika berubah menjadi
komoditi yang diproduksi secara luas dan diatur oleh berbagai peraturan dan perssyaratn tertentu
untuk memenuhi standart mutu (kualitas) dan keamanan bagi konsumen [1]. Peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku untuk pembutan kosmetika berbeda dari satu Negara dengan
Negara lainnya. Berbagai masalah kosmetika di Indonesia ditangani oleh Direktorat Kosmetika
Ditjen POM Departemen Kesehatan RI.
2. Definisi Kosmetika
Kosmetika berasal dari kata kosmein (yunani) yang berarti berhias. Sejak tahun 1938 di
Amerika Serikat dibuat akta tentang definisi kosmetika yang menjadi acuan peraturan.
Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, diletakkan, dipercikkan, atau
disemprotkan dimasukkan ke dalam dipergunakan dalam badan atau bagian badan manusia
dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik, atau mengubah rupa
dan tidak termasuk dalam golongan obat. Ilmu yang mempelajari kosmetik disebut kosmetologi
yaitu ilmu yang berhubungan dengan pembuatan, penyimpanan, aplikasi penggunaan, efek dan
efek samping kosmetika [2]. Definisi kosmetik dalam peraturan menteri kesehatan RI no.
445/menkes/permenkes/1998 adalah sebagai berikut.
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk
membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam
keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit[3].
3. Penggolongan Kosmetik
Penggolongan kosmetik antara lain menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, menurut sifat
modern atau tradisionalnya dan menurut kegunaannya bagi kulit.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibagi dalam 13 kelompok [3]:
1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dll.
2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dll.
3. Preparat untuk mata, misalnya mascara, eye shadow, dll.
4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll.
5. Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dll.
6. Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut, dll.
7. Preparat untuk make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstick, dll.
8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, dll.
9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dll.
10. Prepart kuku, misalnya cat kuku, lotion kuku, dll.
4. Komponen Kosmetika
Pada umumnya kosmetika terdiri aats berbagai macam bahan yang mempunyai tugas
tertentu di dalam campuran tersebut. Antara lain yaitu :
1. Bahan dasar (vehiculum)
Bahan dasar sebagai pelarut atau mrupakan tempat dasar bahan lain sehingga umumnya
menepati volume yang jauh lebih besar dari bahan lainnya.
2. Bahan aktif (activeingridients)
Merupakan bahan kosmetik terpenting dan mempunyai daya kerja diunggulakn dalam
kosmetik tersebut sehingga memberikan nama daya kerjanya seluruh campuran bahan
tersebut.
3. Bahan yang menstabilkan campuran (stabilized)
Bahan-bahan yang menstabilkan campuran sehingga kosmetik tersebut dapat lebih lama
lestari baik dalam warna, bau, dan bentuk fisik. Bahan-bahan tersebut meliputi :
1. Emulgator
2. Pengawet
3. Pelekat (adhesive)
4. Bahan pelengkap kosmetika
Sebagai bahan pelengkap kosmetika yang berupa pewangi (perfumery) maksudnya agar
kosmetik segar baunya bila dipakai, dan pewarna (colouring) agar kosmetika enak dipandang
mata sebelum dan sewaktu dipakai [1].
5. Manfaat Kosmetika
Kosmetik memiliki beberapa manfaat di antaranya:
1. Pemeliharaan dan perawatan kulit
2. Pembersih
3. Pelembab
Bola mata berdiameter sekitar 2,5 cm dengan 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata dan
hanya 1/6 bagian yang tampak dari luar. Bagian-bagian mata tersebut memiliki fungsi berbeda,
secara rinci diuraikan sebagai berikut :
.
1. Retina
Definisi : lapisan terdalam penyusun bola mata yang tersusun atas sel-sel saraf serta sel-sel
fotoreseptor.
Fungsi : mendeteksi ada tidaknya cahaya
2. Fovea
Definisi : bagian terkecil pada bagian tengah retina yang tersusun atas sel-sel kerucut.
Fungsi : memberikan ketajaman pengelihatan yang tinggi.
Tunika fibrosa
Tunika fibrosa terdiri dari sclera yang berwarna putih dan tidak tembus cahaya, serta
kornea yang tembus cahaya (transparan). Kornea tidak mengandung pembuluh darah,
II.C Maskara
II.C.a Pengertian dan Sejarah Mascara
Maskara adalah kosmetik yang diterapkan pada bulu mata untuk membuat bulu mata
lebih tebal, lebih lama, dan lebih gelap. Ini adalah salah satu kosmetik yang paling kuno yang
dikenal, yang telah digunakan di Mesir kemungkinan pada awal 4000 SM Mesir menggunakan
kohl zat yang disebut untuk menggelapkan bulu mata mereka, alis, dan kelopak mata. Kohl
Mesir mungkin dibuat dari galena atau sulfit memimpin, perunggu, dan arang atau jelaga. Orang
Babel dan Yunani kuno juga menggunakan kosmetik mata hitam, seperti yang dilakukan Roma
nanti. Kosmetik dari segala macam jatuh dari digunakan di Eropa setelah jatuhnya Roma,
meskipun kosmetik mata terus menjadi penting di dunia Arab. Penggunaan kosmetik dihidupkan
kembali di Eropa selama Renaissance.
Maskara awal dari era modern biasanya berupa kue ditekan. Hal diaplikasikan pada bulu
mata dengan sikat dibasahi. Bahan-bahan yang biasanya 50% dan sabun 50% pigmen hitam.
Pigmen diayak dan dikombinasikan dengan chip sabun, jalankan melalui pabrik beberapa kali,
dan kemudian ditekan ke kue. Variasi ini krim maskara, zat lotion seperti yang dikemas dalam
sebuah tabung. Untuk menerapkannya, pengguna akan memeras sejumlah kecil maskara keluar
dari tabung ke sikat kecil. Ini adalah proses yang berantakan yang lebih ditingkatkan dengan
penemuan pada tahun 1960 dari aplikator maskara. Paten perangkat ini adalah batang beralur
aplikasi yang mengambil sejumlah konsisten maskara saat ditarik dari botol. Batang beralur
segera digantikan dengan kuas. Ini kemudahan baru aplikasi mungkin telah memberi kontribusi
pada meningkatnya popularitas maskara pada akhir 1960-an.
1) Mascara cair
Formulasi didasarkan pada aqueous mucilages dari gum tragacanth, quince seed, dan
mucin-mucin lainnya. Formulasi ini tidak begitu bermanfaat karena mudal larut dalam air
sehingga mudah terhapus oleh perspirasi atau air mata. Mascara yang diasarkan pada
alcohol yang berisi resin-resin lain atau ethyl cellulose, membentuk sejenis cat pada bulu
mata yang tahan air, tetapi karenamengandung alcohol, mascara ini dapat mengiritasi
mata jika sampai masuk ke dalam mata.
Mascara cair merupakan bentuk mascara yang banyak dipakai karena mudah disapukan
dan mudah dihapus, tetapi kelemahannya mudah luntur. Pemakaian lensa kontak
sebaiknya menghindari jenis ini karena mascara dapat mengotori lensa kontak. Mascara
cair dikemas dalam botol kecil dengan penutup yang dilengkapi sikat untuk menyapukan
mascara pada bulu mata.
2) Mascara waterproof
Mascara yang mengandung conditioner sangat baik digunakan pada bulu mata yang
mudah rontok dan terputus. Kandungan conditionernya dapat memberi nutrisi yang
menguatkan bulu mata. Biasanya mascara jenis ini tidak berwarna (bening), karena hanya
berisi perawatan dan tidak untuk riasan dekoratif.
4) Mascara bulu
Jenis mascara ini cukup unik, karena berupa mascara cair yang berisi bulu. Jika
disapukan pada bulu mata, mascara ini dapat memberikan kesan bulu mata tampak tebal
dan panjang. Mascara ini cocok bagi mereka yang memiliki bulu mata tipis dan jarang.
Mascara jenis ini berbentuk cake, sehingga sepintas menyerupai perona mata. Mascara
ini jika akan digunakan harus dicampur terlebih dahulu dengan air dan dibubuhkan
dengan kuas khusus. Preparat jenis ini terdiri dari campuran zat pewarna, lemak-lemak,
waxes, serta bahan-bahan emulgator oil-in-water. Sabun-sabun kalium dan natrium, yang
sewaktu-waktu pernah digunakan sebagai emulgator, menyebabkan iritasi mata. Sekarang
triethanolamine stearate adalah yang paling umum dipakai. Preparat ini digunakan
dengan menggunakan sikat basah. Air pada sikat basah menyebabkan terbentuknya
emulsi oil-in-water di permukaan mascara. Mascara ini dapat memberikan kesan bulu
mata tampak alamiah. Dalam pemakaian mascara, perhatikan jangan sampai mascara
mengenai kelopak mata, dan mata tidak perlu benar-benar dipejamkan. Posisi terbaik
kelopak mata saat diberi mascara adalah seperti melihat objek yang berada di bagian
Ada banyak formula yang berbeda untuk maskara. Semua mengandung pigmen. Di
Amerika Serikat, peraturan federal melarang penggunaan setiap pigmen yang berasal dari batu
bara atau tar dalam kosmetik mata, sehingga maskara menggunakan warna-warna alami dan
pigmen anorganik. Karbon hitam adalah pigmen hitam di sebagian besar resep maskara, dan besi
oksida memberikan warna coklat. Warna lain seperti biru laut biru yang digunakan dalam
beberapa rumus. Salah satu jenis umum dari maskara terdiri dari emulsi minyak, lilin, dan air.
Dalam rumus untuk jenis maskara, lilin lebah sering digunakan, seperti lilin carnauba dan
parafin. Minyak mungkin minyak mineral, lanolin, minyak biji rami, minyak jarak, minyak
terpentin, minyak kayu putih, dan bahkan minyak wijen. Beberapa formula mengandung alkohol.
Asam stearat adalah bahan yang umum formula berbasis lotion, seperti pengaku seperti ceresin
dan gusi seperti permen karet tragacanth dan metil selulosa. Beberapa maskara termasuk serat
rayon halus, yang membuat produk yang lebih kental.
Ada dua jenis utama dari maskara saat ini diproduksi. Salah satu jenis disebut anhidrat,
yang berarti tidak mengandung air. Tipe kedua dibuat dengan dasar lotion, dan diproduksi
dengan metode emulsi.
a. Metode anhidrat
1 Dalam metode ini, bahan-bahan tersebut dicampur dalam tangki atau ceret, yang
membuat batch kecil 10-30 gal (38-114 1). Bahan-bahan yang pertama hati-hati diukur
dan ditimbang. Lalu seorang pekerja bermuara ke dalam
tangki pencampuran. Panas diterapkan untuk mencairkan lilin, dan campuran gelisah,
biasanya dengan cara pisau baling-baling. Agitasi terus sampai campuran mencapai
keadaan semi-padat.
b. Metode emulsi
2 Dalam metode ini, air dan pengental digabungkan untuk membuat lotion atau cream.
Lilin dan emulsifier dipanaskan dan mencair secara terpisah, dan pigmen ditambahkan.
Kemudian lilin dan basis lotion digabungkan dalam mixer kecepatan yang sangat tinggi
atau homogenizer. Berbeda dengan tangki atau ketel di atas, homogenizer yang tertutup
dan mencampur bahan-bahan dengan kecepatan yang sangat tinggi tanpa memasukkan
udara atau menyebabkan penguapan. Minyak dan lilin dipecah menjadi manik-manik
yang sangat kecil dengan tindakan cepat dari homogenizer dan diadakan di suspensi
dalam air. Homogenizer dapat terus sesedikit 5 gal (19 1), atau sebanyak 100 gal (380 1).
Kecepatan tinggi tindakan pencampuran terus sampai campuran mencapai suhu kamar.
Pengisian
3 Setelah solusi maskara telah didinginkan atau mencapai keadaan yang tepat, pekerja
transfer ke bin tote. Selanjutnya, mereka menggulung bin tote ke daerah mengisi dan
mengosongkan solusi dalam hopper pada mesin mengisi. Mesin mengisi pompa jumlah
diukur (biasanya sekitar 0,175 oz [5 g]) larutan ke dalam gelas atau botol plastik maskara.
Botol biasanya dibatasi dengan tangan. Sampel dikeluarkan untuk pemeriksaan, dan
sisanya disiapkan untuk distribusi.
Memeriksa kualitas dan kemurnian yang diambil pada berbagai tahap dalam pembuatan
maskara. Bahan kimia diperiksa dalam tangki sebelum pencampuran dimulai untuk memastikan
bahan yang benar dan jumlah yang tepat berada di tempat. Setelah batch dicampur, itu diperiksa
ulang. Setelah batch adalah kemasan, sampel perwakilan dari awal, tengah, dan akhir bets
dibawa keluar. Ini diperiksa untuk komposisi kimia. Pada titik ini mereka juga diuji untuk
kotoran mikrobiologi.
FORMULASI
KADAR (%)
BAHAN FUNGSI
F1 F2 F3 F4 F5
Trietanolamine stearat 4,5 2,75 3,6 3,6 3,5 Emulsifying agent
Asam stearat - 9,1 11,2 11,2 12 Emulsifier
Emulient
Isopropil miristat - - 7,3 - 7
Petrolatum - 5,5 - - - pelarut
Pepelmbab, pelicin,
Paraffin 10 - - - - pembentuk masa cream
Lanolin anhydrous 10 - - - - Basis cream
Propyl p-aminobenzoat 0,2 - - - - Pengawet
Methyl p- aminobenzoat - - 0,2 - - pengawet
Carbon black 19,8 9,1 9,1 - 10 Pembentuk pigmen hitam
Mineral oil - 9,1 - - - Emolient
PEG - - 9,1 - - Pelarut
Emolient, solubilizing
Glycerin monostearat - - 4,5 - 5 agent
Glycerin - - - - 5 Cosolvent, emolient
Air - 64,45 55 - 57,5 Pelarut
Carnauba wax yellow 15 - - - - Zat pewarna
Hexadryl Alcohol - - - 7,3 - Penstabil
Ultramarine blue - - - 9,1 - Zat pewarna
R/ A Asam stearate 12 %
Isopropil miristat 7%
Gliseril monosterat 5%
B Gliserin 5%
Trietanolamin 3,5 %
C Carbon black 10 %
Warna : Hitam
Dapat dihasilkan dari penambahan zat warna ke dalam suatu vanishing cream atau dengan
melarutkan zat warna pada minyak yang sesuai. Untuk ini diperlukan zat pembasah yang sesuai, yang
berguna untuk menurunkan tegangan permukaan, sehingga zat warna akan menempel pada sikat. Maskara
bentuk krim tidak boleh mongering dalam penyimpanan dan harus menempel dengan balik pada bulu
mata.
Maskara bentuk krim ini paling disukai oleh konsumen karena konsistensinya dan susunannya rata,
mudah digunakan, cukup cepat kering dan tahan air. Karena bentuk sediaan lunak maka dapat
dimasukkan dalam tube dan sikatnya menempel pada tube sehingga pemakaiannya akan lebih praktis dan
tahan lama
PEMBAHASAN
Karakteristik Bahan
1. Asam stearate
Nama kimia : Octadecanoic acid
Rumus molekul : C18H36O2
Bobot molekul : 284.47
Struktut molekul :
Kegunaan : Emulsifier
Pemerian : zat keras mengkilat ,menunjukkan susunan hablur, putih atau
kekuninganpucat, mirip lemak lilin.
Kelarutan : Sangat larut dalam benzene,CCl4, kloroform, dan eter; larut dalam etanol
(95%), hexane, dan propilen glikol; praktis tidak larut dalam air.
2. Isopropil miristat
Nama kimia : 1-Methylethyl tetradecanoate
Struktut molekul :
Kegunaan : Emulient
Pemerian : Jernih, tidak berwarna, cairan tidak berbau, memiliki viskositas yang rendah
5C.
Kelarutan : Larut dalam aseton, kloroform, etanol (95%), etil asetata, lemak, asam
lemak, minyka, cairan hidrokarbon, toluene, dan wax. Tidak larut dalama
gliserin, glikol, dan air.
3. Gliseril monosterat
Nama kimia : Octadecanoic acid, monoester with 1,2,3-propanetriol
Struktut molekul :
Pemerian : Berwarna putih hingga krem, seperti lilin padat dalam bentuk manik-manik,
serpih, atau bubuk. Hal ini lilin dengan sentuhan dan memiliki bau lemak
sedikit dan rasa
Kelarutan : Larut dalam alcohol panas, eter, kloroform, aseton panas, minyak mineral,
dan minyak. Parktis tidak larut dalam air, tapi mudah terdispersi dalam air
dengan penambahan sabun ataupun surfaktan.
4. Gliserin
Nama kimia : Propane-1,2,3-triol
Struktut molekul :
Pemerian : Jernih, tidak berwarna, tidak berbau, kental, cairan higroskopik, rasa manis.
5. Trietanolamin
Nama kimia : 2,20,200-Nitrilotriethanol
Struktut molekul :
Pemerian : Jernih, tidak berwarna, hingga kekuningan, kental, cairan yang memiliki
sedikit bau amoniak.
Kelarutan :
6. Air suling
Fungsi : sebagai bahan pembawa
7. Zat warna
Karakteristik Sediaan
Indikasi : Melentikkan bulu mata, memberi efek mata yang terlihat lebih besar
Komponen Bahan
R/ A Asam stearate 12 %
Isopropil miristat 7%
Gliseril monosterat 5%
B Gliserin 5%
Trietanolamin 3,5 %
C Carbon black 10 %
Metode Pembuatan
Penimbangan
A Asam stearate 12 g
Isopropil miristat 7g
Gliseril monosterat 5g
B Gliserin 5g
Trietanolamin 3,5 g
Cara Pembuatan
Evaluasi
Homogenitas
Cara : Letakkan sedikit lotion pada kaca objek lalu dilihat apakah kadar atau ukuran
partikel zat aktif sama di seluruh bagian krim.
Atau Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan alat metalograf. Adapun caranya
adalah sebagai berikut :
- Sejumlah krim yang akan diamati dioleskan pada kaca objek yang bersih dan kering
sehingga membentuk suatu lapisan yang tipis, kemuian ditutup dengan kaca preparat
(cover glass).
- Preparat krim diletakkan pada tempat yang tersedia pada metalograf. Pengamatan
dilakukan dengan pembesaran 400 kali. Krim dinyatakan homogen apabila krim
mempunyai fase dalam yang tampak rata dan tidak menggumpal.
Tanda iritasi pada mata : merah, bengkak, sakit, panas( erythema, edema, pain, heat)
PRECINICAL TEST
KESIMPULAN
Pada pembuatan sediaan mascara waterproof ini, kami menggunakan cara amhidrat (pembakaran),
yaitu 1 Dalam metode ini, bahan-bahan tersebut dicampur dalam tangki atau ceret, yang membuat
batch kecil 10-30 gal (38-114 1). Bahan-bahan yang pertama hati-hati diukur dan ditimbang.
Dalam metode anhidrat, semua bahan dicampur, dipanaskan, dan hati-hati. Dengan metode
emulsi, air dan pengental digabungkan, sedangkan lilin dan emulsifier yang dicampur dan
dipanaskan secara terpisah. Pigmen ditambahkan sebelum kedua campuran digabungkan dalam
agitator berkecepatan tinggi yang disebut homogenizer. Agitasi terus sampai campuran mencapai
keadaan semi-padat.