You are on page 1of 10

PENGELOLAAN NYERI

DENGAN GUIDING IMAGINATION AND RELAXTION

DI SUSUN OLEH:

1. Annisa Intan SR (106112046)


2. Eka Desy Kristiyanti (106112051)
3. Robi Julian P (106112056)
4. Popi Andriyani (106112068)
5. Eli Widiastuti (106112072)
6. Jean Maharani P (106112075)
7. Novi Haryanti (106112076)
8. Anwar Sahid (106112088)

D3 KEPERAWATAN 1B

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN 2013
IMAJINASI TERBIMBING

a. Pengertian

Imajinasi terbimbing adalah menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara yang
dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu (Smeltzer dan Bare, 2002).

b. Tujuan Teknik Imajinasi Terbimbing

Menurut Potter dan Perry dan Perry (2006), dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan
kesan dalam pikiran, berkonsentrasi dalam kesan tersebut sehingga secara bertahap klien
kurang merasakan nyeri. Stimulus yang menyenangkan menyebabkan pelepasan endorfin
(substansi seperti morfin yang diproduksi oleh tubuh yang menghambat transmisi impuls
nyeri). Pelepasan endorfin ini menghambat transmisi neurotransmiter tertentu (substansi P)
sehingga terjadi penurunan intensitas nyeri.

c. Dampak Imajinasi Terbimbing

Latihan teknik imajinasi terbimbing merupakan intervensi perilaku untuk mengatasi


kecemasan, stres dan nyeri. Menurut Smeltzer dan Bare (2002) imajinasi terbimbing dapat
mengurangi tekanan dan berpengaruh terhadap proses fisiologi seperti menurunkan tekanan
darah, nadi dan respirasi. Hal itu karena teknik imajinasi terbimbing dapat mengaktivasi
sistem saraf parasimpatis.

d. Macam Teknik Imajinasi terbimbing

Berdasarkan pada penggunaannya terdapat beberapa macam teknik imajinasi


terbimbing (holistic-online.2006) :

1. Guided Walking Imagery


Teknik ini ditemukan oleh psikoleuner. Pada teknik ini pasien dianjurkan untuk
mengimajinasikan pemandangan standar seperti padang rumput, pegunungan,
pantai dll. kemudian imajinasi pasien dikaji untuk mengetahui sumber konflik.
2. Autogenic Abeaction
Dalam teknik ini pasien diminta untuk memilih sebuah perilaku negatif yang ada
dalam pikirannya kemudian pasien mengungkapkan secara verbal tanpa batasan.
Bila berhasil akan tampak perubahan dalam hal emosional dan raut muka pasien
3. Covert sensitization
Teknik ini berdasar pada paradigma reinforcement yang menyimpulkan bahwa
proses imajinasi dapat dimodifikasi berdasarkan pada prinsip yang sama dalam
modifikasi perilaku.
4. Covert Behaviour Rehearsal
Teknik ini mengajak seseorang untuk mengimajinasikan perilaku koping yang dia
inginkan. Teknik ini lebih banyak digunakan.

e. Pelaksanaan Teknik Imajinasi Terbimbing

Perawat melatih klien dalam membangun kesan dan berkonsentrasi pada pengalaman
sensori. Mula-mula perawat meminta klien untuk memikirkan pemandangan yang
menyenangkan atau pengalaman yang meningkatkan penggunaan semua indra. Klien
kemudian menjelaskan pemandangan tersebut dan perawat mencatatnya sehingga catatan
tersebut dapat digunakan untuk latihan selanjutnya. Berikut contoh dari bagian latihan teknik
imajinasi:
1. Bayangkan diri anda berbaring di atas tempat tidur sejuk yang terbuat dari rumput
disertai suara air yang mengalir dari sungai yang dekat. Hari ini, cuacanya sejuk.
Anda menoleh untuk melihat kelompok bunga-bunga liar berwarna biru sedang
bermekaran dan anda dapat mencium wanginya.
2. Perawat duduk cukup dekat dengan klien supaya dapat didengar klien, tetapi tidak
mengganggu klien. Ketenangan dan suara yang lembut membantu klien semakin
berfokus seutuhnya pada gambaran yang dianjurkan perawat. Saat relaksasi, klien
berfokus pada gambaran tersebut dan gambaran tersebut tidak diperlukan apabila
perawat masih berbicara. Apabila klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah,
perawat harus menghentikan latihan dan mulai lagi jika klien lebih tenang (Potter dan
Perry, 2006).
Persiapan dan pelaksanaan teknik imajinasi terbimbing (Kozier dan Erb, 2009):
1. Persiapan
Sediakan lingkungan yang nyaman dan tenang.
2. Pelaksanaan
a. Jelaskan rasional dan keuntungan dari teknik imajinasi terbimbing.Klien merupakan
partisipan aktif dalam latihan imajinasi dan harus memahami secara lengkap tentang
apa yang harus dilakukan dan hasil akhir yang diharapkan.
b. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lainnya yang sesuai.
c. Berikan privasi klien.
d. Bantu klien ke posisi yang nyaman.
e. Bantu klien pada posisi bersandar dan minta klien menutup matanya. Posisi nyaman
dapat meningkatkan fokus klien selama latihan imajinasi.
f. Gunakan sentuhan hanya jika hal ini tidak membuat klien merasa terancam. Bagi
beberapa klien, sentuhan fisik mungkin mengganggu karena kepercayaan budaya dan
agama mereka.
g. Implementasikan tindakan untuk menimbulkan relaksasi.
a. Gunakan nama yang disukai klien.
b. Bicara jelas dengan nada suara yang tenang dan netral.
c. Minta klien menarik nafas dalam dan perlahan untuk merelaksasikan semua otot.
d. Untuk penatalaksanaan nyeri atau stres, dorong klien untuk pergi ke tempat yang
sebelumnya ia rasa sangat tenteram.
h. Bantu klien merinci gambaran dari bayangannya.Minta klien untuk menggunakan
semua indranya dalam menjelaskan bayangan dan lingkungan bayangan tersebut.
i. Minta klien untuk menjelaskan perasaan fisik dan emosional yang ditimbulkan oleh
bayangannya.Arahkan klien untuk mengeksplorasi respons terhadap bayangan karena
ini akan memungkinkan klien memodifikasi imajinasinya. Respons negatif dapat
diarahkan kembali oleh perawat untuk memberikan hasil akhir yang lebih positif.
j. Berikan umpan balik kontinu kepada klien.Beri komentar pada tanda-tanda relaksasi
dan ketenteraman.
k. Bawa klien keluar dari bayangannya.Hitung mundur secara perlahan dari 5 hingga 1.
Katakan kepada klien bahwa ia akan merasa telah beristirahat ketika mata dibuka.
l. Setelah pengalaman imajinasi, diskusikan perasaan klien mengenai pengalamannya
tersebut.Identifikasi setiap hal yang dapat meningkatkan pengalaman imajinasi.
m. Dorong klien untuk mempraktikkan teknik imajinasi.
n. Dokumentasikan respons klien.

F. Waktu yang Dibutuhkan untuk Latihan Teknik Imajinasi Terbimbing

Dibutuhkan waktu yang banyak untuk menjelaskan teknik imajinasi terbimbing dan
waktu untuk mempraktikkannya. Pasien diminta mempraktikkan imajinasi terbimbing
selama sekitar 5 menit, diulangi sebanyak 3 kali. Banyak pasien mengalami efek rileks dari
imajinasi terbimbing saat pertma kali mereka mencobanya. Nyeri mereda dapat berlanjut
selama berjam-jam setelah imajinasi terbimbing dilakukan (Smeltzer dan Bare, 2001).
RELAKSASI

Menurut orang awam relaksasi sering kali diartikan dengan rileks, yaitu suatu
tindakan yang digunakan untuk melepas ketegangan atau kelelahan. Misalnya olahraga,
menonton acara televisi, rekreasi ke tempat-tempat wisata dan menyalurkan hobi yang
dimiliki. Sehingga untuk menghindari kerancuan dalam pemahaman arti relaksasi, maka
dibawah ini akan membahas teori-teori yang berkaitan dengan rileksasi, meliputi pengertian,
metode dasar, manfaat, jenis-jenis, dan prosedur umum pelaksanaan relaksasi

1. Pengertian Relaksasi

Relaksasi adalah teknik yang dapat digunakan semua orang untuk menciptakan
mekanisme batin dalam diri seseorang dengan membentuk pribadi yang baik, menghilangkan
berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat ketidak berdayaan seseorang dalam
mengendalikan ego yang dimilikinya, mempermudah seseorang mengontrol diri,
menyelamatkan jiwa dan memberikan kesehatan bagi tubuh

2. Metode dasar relaksasi

Metode dasar relaksasi adalah suatu proses melawan efek otonomis yang menyertai
rileksasi dengan kecemasan dan ketegangan sehingga akan menimbulkan counter
conditioning atau penghilangan.

3. Manfaat relaksasi

Mampu meningkatkan kesehatan secara umum dengan mempelancar proses


metabolisme tubuh, laju denyut jantung, peredaran darah, dan mengatasi berbagai
macam problem penyakit.
Mendorong racun dan kotoran dalam darah keluar dari tubuh.
Menurunkan tingkat agretifitas dan perilaku-perilaku buruk dari dampak stres seperti
mengkonsumsi alkohol serta obat-obat terlarang.
Menurunkan tingkat egosentris ehingga hubungan intra personal ataupun
interpersonal menjadi lancar.
Mengurangi kecemasan.
Pada anak-anak dapat meningkatkan intelegency meliputi karakter kognitif,
matematis, logis, serta karakter afektif, relational, kreatif dan emosional.
Meningkatkan rasa harga diri dan keyakinan diri.
Pola pikir akan menjadi lebih matang.
Mampu mempermudah dalam mengendalikan diri.
Mengurangi stres secara keseluruhan, meraih kedamaian dan keseimbangan
emosional yang tinggi.
Meningkatkan kesejahteraan.
4. Jenis-jenis Relaksasi

Ada bermacam-macam jenis relaksasi antara lain relaksasi otot, relaksasi kesadaran
indera, dan relaksasi melalui hipnosa, yoga, dan meditasi. Berikut ini akan di uraikan satu-
persatu mengenai relaksasi diatas.

a. Relaksasi Otot

Relaksasi otot bertujuan untuk mengurangi ketegangan dengan cara melemaskan


badan. dalam latihan relaksasi otot individu diminta menegangkan otot dengan ketegangan
tertentu dan kemudian diminta untuk mengendurkannya. Sebelum dikendorkan penting
dirasakan ketegangan tersebut sehingga individu dapat membedakan antara otot tegang
dengan otot yang lemas. Relaksasi otot dibagi menjadi tiga antara lain :

1). Relaksasi via Tension-relaxation

Dalam metode ini individu diminta untuk menegangkan dan melemaskan masing-
masing otot, kemudian diminta merasakan dan menikmati perbedaan antara otot tegang
dengan otot lemas. Disini individu diberitahu bahwa fase menegangkan akan membantu dia
lebih menyadari sensasi yang berhubungan dengan kecemasan dan sensasi-sensasi tersebut
bertindak sebagai isyarat atau tanda untuk melemaskan ketegangan. Individu dilatih untuk
melemaskan otot-otot yang tegang dengan cepat seolah-olah mengeluarkan ketegangan dari
badan, sehingga individu akan merasa rileks.

2). Relaxation-Via Letting Go

Metode ini bertujuan untuk memperdalam relaksasi. Setelah individu berlatih


relaksasi pada semua kelompok otot tubuhnya, maka langkah selanjutnya adalah latihan
relaksasi via letting go. Pada face ini individu dilatih untuk lebih menyadari dan merasakan
rileksasi. Individu dilatih untuk menyadari ketegangannya dan berusaha sedapat mungkin
untuk mengurangi serta menghilangkan ketegangan tersebut. Dengan demikian individu akan
lebih peka terhadap ketegangan dan lebih ahli dalam mengurangi ketegangan.

3). Deffrential Relaxation

Deffrential relaxation merupakan salah satu penerapan ketrampilan progresif. Pada


waktu individu melakukan sesuatu bermacam-macam kelompok otot menjadi tegang. otot
yang diperlukan untuk melakukan aktifitas tertentu sering lebih tegang daripada yang
seharusnya (ketegangan yang berlebih) dan otot lain yang tidak diperlukan untuk melakukan
aktifitas juga menjadi tegang selama aktifitas berlangsung. oleh karena itu untuk merilekskan
otot yang tegangannya berlebihan dan otot yang tidak perlu tegang, pada waktu individu
melakukan aktifitas tersebut dapat digunakan relaksasi defferential.
b. Relaksasi Kesadaran Indera

Dalam teknik ini individu dapat diberi satu-persatu seri pertanyaan yang tidak dijawab
secara lisan tetapi untuk dirasakan sesuai dengan apa yang dapat atau tidak dapat dialami
individu pada waktu intruksi diberikan. Pengembangan teknik dapat mengacu pada teori
Golfried.

c. Relaksasi melalui Hipnosa, Yoga, dan Meditasi

Metode ini merupakan suatu tehnik latihan yang digunakan untuk meningkatkan
kesadaran yang selanjutnya membawa proses mental lebih terkontrol secara dasar.
Selanjutnya tujuan dari latihan ini ada dua yaitu pertama agar seseorang dapat memiliki
insight yang paling dalam tentang proses mental didalamnya, insight tentang kesadaran
identitas dan realitas; kedua seseorang memperoleh perkembangan kesejahteraan psikologis
dan kesadaran yang optimal. Berikut ini akan diperinci mengenai penjelasan teori di atas.

1). Hipnosa

Hipnosa adalah kondisi yang menyerupai tidur lelap tapi lebih aktif, saat seseorang
memiliki sedikit keinginan tahu dari dirinya dan bertindak menurut sugesti dari orang yang
menyebabkan terjadinya kondisi tersebut. Hipnosa adalah sebuah teknik yang lebih dikenal
luas tetapi masih kurang dipahami, hipnosa didefinisikan sebagai suatu kesadaran yang
berubah secara semu dimunculkan dan dicerna oleh meningkatnya penerimaan terhadap
sugesti.

2). Yoga

Pengertian Yoga sistem filsafat agama hindu yang memerlukan disiplin fisik dan
mental intens sebagai cara mencapai kesatuan dengan ruh universal. Yoga adalah sebuah
sistematika baru yang mampu menjelaskan manusia secara utuh, bagaimana menjalani hidup
secara berimbang serta bagaimana cara bertahan hidup jika tidak ada keseimbangan.

3). Meditasi

Dewasa ini meditasi banyak digunakan dalam banyak hal. Ada yang melaksanakan
meditasi untuk mendapatkan kedamaian dan kekuatan jiwa. ada yang melakukan
pengendalian diri, ada yang untuk mendapatkan kekuasaan atas orang lain, bahkan ada hanya
untuk mendapatkan ketenangan, atau rileksasi setelah keseharian kerja.

Istilah meditasi dikenal luas baik di Indonesia maupun di manca negara, baik orang
awam maupun ilmiah. Bahkan praktek meditasi telah banyak menyebar luas keseluruh
lapisan masyarakat, akan tetapi banyak orang yang belum memahami tentang meditasi itu
sendiri.
5. Prosedur Umum Pelaksanaan Tehnik Relaksasi

Ada beberapa tahap yang harus dipertimbangkan dalam relaksasi

a. Tahap Persiapan

Sebelum memulai relaksasi ada yang perlu diperhatikan antara lain adalah lingkungan
fisik (psycal setting) sehingga individu dapat berlatih dengan tenang. Lingkungan fisik
tersebut antara lain :

1). Kondisi Ruangan

Kondisi ruangan yang digunakan harus tenang, segar, dan nyaman. Untuk
menghindari dan mengurangi cahaya dari luar sebaiknya jendela dan pintu ditutup.
Penerangan ruangan sebaiknya remang-remang saja dan dihindari adanya sinar langsung
yang mengenai mata individu.

2). Kursi

Dalam latihan relaksasi perlu digunakan kursi yang dapat memudahkan individu
untuk menggerakan otot dengan kosentrasi penuh. Berdasarkan pengalaman yang ada dengan
menggunakan kursi malas, sofa, dan kursi yang ada sandarannya akan mempermudah
individu dalam melakukan relaksasi. Latihan rileksasi dapat juga dilakukan dengan berbaring
ditempat tidur.

3). Pakaian

Pada waktu rileksasi sebaiknya gunakan pakaian yang longgar, dan hal-hal yang
menganggu jalannya relaksasi (kacamata, jam tangan, gelang, sepatu dan ikat pinggang)
dilepas terlebih dahulu.

b. Tahap latihan

Selain lingkungan fisik, juga perlu kiranya dipersiapkan diri individu yang akan
dilatih. Berikut ini adalah prosedur yang dapat dilakukan antara lain :

1). Belajar untuk tegang dan rileks

2). selama fase permulaan latihan rileksasi paling sedikit 30 Menit setiap hari dan
selama fase tengah atau fase lanjut dapat dilaksanakan selama 15 atau 20 menit.
Latihan ini dapat dilakukan dua atau tiga kali setiap minggu. jumlah ini tergantung
pada keadaan individu dan strestor yang dialami dalam kehidupannya.
3). Ketika latihan harus di obsearvasi bamhwa bermacam-macam otot secara
sistematis tegang dan rileks. Ketegangan harus dikendorkan segera dan tidak boleh
pelan-pelan.

4). Dalam proses latihan rileksasi yang penting individu dapat membedakan perasaan
tegang dan rileks pada otot-otot yang ditegangkan (merilekskannya) dan selalu
memonitoring perasaan-perasaan tersebut.

5). Setelah semua otot rileks penuh, apabila individu mengalami ketidak enakan
sebaiknya kelompok otot itu tidak digerakan meskipun individu itu merasa bebas
bergerak dalam posisinya.

6). Tertidur dalam latihan ini harus dihindari karena tujuan relaksasi adalah untuk
rileks sementara tapi masih dalam kondisi sadar (terjaga) kecuali relaksasi untuk
mengatasi penyakit imsomnia.

7). Perlu diketahui kemampuan rileks dapat bervariasi dari hari ke hari. Mungkin pada
suatu saat dapat dicapai relaksasi yang mendalam, akan tetapi pada hari lain tidak. Hal
tersebut tergantung pada keadaan fisiologis dan psikologis saat itu.

8). Pada waktu belajar relaksasi, mungkin individu akan mengalami perasaan yang
tidak umum, misalnya gatal-gatal pada jari, sensasi yang mengambang di udara,
perasaan berat pada bagian-bagian tubuh, kontraksi otot yang tiba-tiba dan
sebagainya. Apabila sensasi-sensasi tersebut dialami maka tidak perlu takut karena
sensasi-sensasi tersebut merupakan petunjuk adanya relaksasi, akan tetapi jika
seandainya perasaan itu dapat diatasi dengan membuka mata, maka berafaslah dengan
sedikit lebih dalam serta pelan-pelan dan mengonsentrasikan seluruh badan kemudian
latihan relaksasi dapat diulangi.

9). Pada waktu relaksasi individu tidak perlu takut kehilangan kontrol karena ia tetap
dalam kontrol dasar. Untuk memperoleh kontrol diri sendiri dapat dilakukan dengan
cara membiarkan segala sesuatu terjadi sebagaimana orang mengambang di atas air,
supaya dapat mengambang di atas air dengan efektif, maka ia harus diam saja dan
membiarkan daya hanyut alami tubuhnya berinteraksi dengan daya tarik air.

10). Di anjurkan latihan ini dilakukan tidak dalam waktu satu jam sebelum tidur
karena dalam latihan relaksasi ada kecenderungan untuk relaksasi akan lebih efektif
dilakukan sebagai metode kontrol diri.
DAFTAR PUSTAKA

1. Benson, H dan Z. Kliper, M.2000. Respon Relaksasi Tehnik Meditasi Sederhana Untuk
Mengatasi Tekanan Hidup. Bandung:Kaifa

2. Benson, H dan Proktor, W.2000. Dasar-dasar Relaksasi. Bandung:Kaifa

3. Chaplin, JP.1999. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta:PT Raja Grafiada Persada

4. Santoso, Am R.2001. Mengembangkan Otak Kanan. Jakarta:PT Pustaka Gramedia

5. Shangkara.Sehat Lewat Kundalini Yoga (Majalah Intisari edisi bulan juli 2001)

6. Subandi, S.2002. Psikoterapi Pendekatan Konvensional dan Kontemporer.


Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset

7. Yayasan Spritualis Brahma Kumaris. 1976. Mengenal Diri Melalui Meditasi. Bali:Pusat
Studi Spritualis Brahma Kumari

8. Kozier B., Erb G. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis, Edisi 5. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

9.Potter P. A., Perry A. G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
Praktik. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

You might also like