You are on page 1of 56

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin

pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin

tinggi dan ketat.Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada

umumnya berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup,

mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal serta dapat

memperkuat posisi dalam menghadapi perusahaan pesaing dimana untuk

mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari usaha pemasaran yang harus

dipikirkan dan direncanakan sebelum produk.Menyadari hal itu,

pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan

perusahaan untuk mencapai tujuan. Kegiatankegiatan seperti

pengembangan produk, penelitian komunikasi, distribusi,penetapan harga

dan pelayanan merupakan inti kegiatan pemasaran.Fungsi pemasaran

memegang peranan yang sangat penting bagi perusahaan dalam

menjalankan semua aktifitas yang berhubungan dengan arus barang dan

jasa sejak dari produsen sampai konsumen akhir.

Penjualan produk merupakan variabel yang memiliki peran penting

dan strategis bagi suatu perusahaan. Hal ini disebabkan tujuan dari

pembuatan produk adalah untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan

konsumen, oleh karena itu produk yang telah dibuat oleh perusahaan

harus dapat sampai kepada konsumen yang memerlukannya melalui

proses pembelian.

Perusahaan menyerahkan produk dan konsumen menyerahkan

uang. Uang yang diterima dari konsumen tersebut sebagian untuk

menutup biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan produk, seperti

biaya untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, membayar

bunga pinjaman, membayar pajak, dan lain-lain. Sisanya akan menjadi

keuntungan atau laba perusahaan. Keuntungan tersebut sebagian

mungkin dibagikan kepada pemilik perusahaan atau pemegang saham,

dan sebagian lagi kemungkinan digunakan untuk kegiatan investasi

seperti untuk membeli.

Namun demikian pada produk riil di lapangan, banyak produk

sejenis yang di produksi oleh perusahaan lain atau perusahaan pesaing,

dengan tujuan sama yaitu memenuhi kebutuhan dan memuaskan

konsumen. Dalam kondisi demikian, berarti perusahaan menghadapi

suatu kondisi pesaing.Semakin banyak produk sejenis di pasar, berarti

semakin tinggi intensitas persaingan yang dihadapi perusahaan.

Promosi sangat mempengaruhi penjualanan , itu semua menjadi

beberapa cara strategi pemasaran untuk menghadapi persaingan .produk

minuman salah satunya, minuman adalah kebutuhan pokok setiap

manusia.ada beberapa minuman yang di konsumsi yaitu air

mineral,minumanberalkohol,minuman energy dll Selain untuk menjaga

kesehatan minuman kali ini bisa di kategorikan beberapa hal,

1.menambah stamina 2.lifestyle 3.menjaga kebugaran ketika berkendara

dll . Di sisi lain para konsumen dihadapkan pada berbagai macam pilihan

produk yang masing - masing berlomba melakukan inovasi produk

dengan tipe, model dan rasa yang disesuaikan dengan kebutuhan, gaya

hidup, dan pilihan konsumen itu sendiri. Salah satu produk

minumannyaitu adalah minuman energy Kukubima

Jika dikategorikan ke dalam kualitas produk minuman energy

KUKUBIMA lebih unggul dari pada produk yanglain mulai dari kemasan

lebih menarik isi lebih banyak, harga lebih murah , namun penjualan

dilapang lebih banyak produk lain , apakah strategi bauran promosi

KUKUBIMA kurang menarik konsumen

Kukubima mulai digemari konsumen sejak pertama kali

diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan diawalan tahun 2000 oleh

operator PT Sidumuncul. Kondisi tersebut dapat dilihat dari peningkatan

penjualan kukubima yang mengalami peningkatan penjualan dari tahun

2006 sampai 2010. (lihat gambar 1.1)

Gambar 1.1 Kondisi Peningkatan Penjualan kukubima Tahun 2000 - 2010

produkkukubimadaritahunke
tahun
20000

15000

10000 produkkukubimadari
tahunketahun
5000

0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : foodid ( Februari 2017)

Seiring dengan peningkatan penjualan diatas, di berbagai

pesaing di pusat perbelanjaan kini banyak yang menjual produk

minumana energy sejenis.

Akan tetapi, seiring keberhasilan Kukubima di Indonesia, Para

pesaing sejenis yang lain juga tidak mau kalah bersaing dengan produk

Kukubima. Seiring meningkatnya persaingan penjualan, banyak

perusahaan berlomba lomba menciptakan produk yang sama tetapi

yang bisa menarik perhatian konsumen. Dengan menyediakan varian

rasa yang tidak kalah saing dengan produk Kukubima, seperti hemaviton,

extrajoss dan yang lainnya.. Hal ini bisa dilihat dari data peningkatan

penjualan produk kukubima pada tahun 2017. (lihat gambar 1.2)

Gambar 1.2

250000

200000 extrajoss
kukubima
150000
hemaviton
100000 kratingdaeng
m150
50000
Others
0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : foodid ( agustus 2017 )

Dari data diatas, bisa dilihat bahwa para pesaing kukubima

memang benar benar serius untuk menggeser kedudukan kukubima

sebagai market leader..

Gambar 1.3 Kondisi Penurunan Penjualan produk Tahun 2009-2013

datapenjualankukubima
20000

15000

10000 datapenjualan
kukubima
5000

0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : foodid( September 2017 )

Dari data diatas, sangat terlihat jelas penurunan signifikan yang

ditunjukkan dari penjualan kukubima dari lima tahun terakhir.

Banyak hal yang mempengaruhi penurunan penjualan

kukubima dikalangan konsumen diantaranya banyak bermunculan produk

seruapa. Selain itu karena bauran promosi yang terdapat di produk

kukubima masih memiliki kekurangan dibanding para pesaingnya. Namun

demikian, kukubima masih mempunyai kelemahan kelemahan

diantaranya bauran promosi tergolong sederhana dan kurang kuat dalam

promosi yang masih harus ditingkatkan.

Jumlah Persaingan produk Tahun 2013-2017

MERK PANGSA PASAR

EXTRA JOS 45,6 %

HEMAVITON 20,2 %

KUKUBIMA 11,8 %

KRATINGDAENG 8,9 %

M-150 4,5 %

Mokow31.wordpress.com 2017

Dari latar belakang diatas, terkait dengan abauran promosi dan

keputusan pembelian maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul Pengaruh Bauran promosi Terhadap Keputusan Pembelian

produk kukubima (Studi Kasus masyarakat kelurahan cipedes)

1.2. Identifikasi Masalah

Ada beberapa masalah yang dapat di identifikasikan dari latar

belakang masalah yaitu :

1. Bagaimana gambaran bauran promosi produk minuman energy

kukubima di Kelurahan Cipedes Bandung?

2. Bagaimana gambaran keputusan pembelian konsumen terhadap

minuman energy kukubima di Kelurahan Cipedes Bandung?

3. Bagaimana pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pembelian

penjualan produk minuman energy KUKUBIMA di Kelurahan Cipedes

Bandung?

1.3. Maksud Dan Tujuan

Dari penelitian yang dilakukan, ada beberapa hal yang dituju

oleh penulis dan diharapkan dapat tercapai :

1. Untuk mengetahui gambaran bauran promosi produk minuman energy

KUKUBIMA di Kelurahan Cipedes Bandung

2. Untuk mengetahui gambaran keputusan pembelian konsumen terhadap

minuman energy KUKUBIMA di Kelurahan Cipedes Bandung

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh strategi bauran promosi

penjualan produk KUKUBIMA terhadap keputusan pembelian di

Kelurahan Cipedes Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian

Merujuk pada tujuan penelitian, maka penelitian ini sekurang-kurangnya

diharapkan dapat memberikan dua kegunaan/ manfaat, yakni:

1. Manfaat teoritis

Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong

perkembangan ilmu pengetahuan manajemen pemasaran, khususnya

yang terkait dengan pengaruh bauran promosi suatu produk terhadap

keputusan pembelian konsumen.

2. Manfaat praktis

Dapat memberikan masukan yang berarti bagi PT.Sidomuncul,

khususnya dalam meningkatkan kualitas produk melalui bauran

promosi yang akan dilakukan ke depannya.

1.5. Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Menurut Kotler, marketing mix/ bauran pemasaran adalah campuran

dari variabel-variabel pemasaran yang dapat di pergunakan oleh suatu

perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diiginkan dalam

pasar sasaran. Bauran pemasaran sendiri terdiri dari 4 variabel utama

yang dikenal dengan 4P, yakni product, price, place, dan promotion.

Bauran Promosi

Di jaman yang serba canggih saat ini, banyak bermunculan perusahaan-

perusahaan baru yang menyerupai PT Sisomuncul dengan produk

KUKUBIMA serupa menciptakan minuman energy. Diperlukan

pemahaman yang lebih mendalam mengenai bauran promosi yang efektif

agar PT Sidomuncul dengan produk KUKUBIMA bertahan dan bersaing

dengan perusahaan lainnya.

Menurut Kotler dan Gary Amstrong (2010:426) menjelaskan bahwa

bauran promosi adalat alat pemasaran untuk berkomunikasi dengan

pelanggan dan stakeholder lainnya. Dari sekian banyak alat promosi,

perusahaan harus berhati-hati dalam mengkoordinasikan konsep

komunikasi pemasaran agar dapat memberikan pesan yang jelas dan

menarik. Adapun unsur-unsur promosi, meliputi: 1) Periklanan

(Advertising), 2) Promosi Penjualan (Sales Promotion), 3) Penjualan

Pribadi (Personal Selling), 4) Hubungan Masyarakat dan Publisitas (Public

Relation), 5) Pemasaran Langung (Direct Selling).

Keputusan Pembelian

Keputusan Pembelian Konsumen merupakan sebuah tindakan

yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk. Setiap produsen

pasti menjalankan berbagai strategi agar konsumen memutuskan untuk

membeli produknya.

Keputusan pembelian menurut Kotler & Armstrong dalam

Zoeldhan (2012) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan

pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Konsumen bebas

memilih produk yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya,

memutuskan tempat pembelian, bagaimana caranya, banyak pembelian,

kapan membeli, dan mengapa harus membeli.Konsumen membeli dan

mengkonsumsi produk bukan sekedar karena nilai fungsi awalnya, namun

juga karena nilai sosial dan emosionalnya.

Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam

melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu

mempertimbangkan kualitas, harga dan produk yang sudah dikenal oleh

masyarakat sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya

konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu :

1. Pengenalan masalah

2. Pencarian informasi

3. Evaluasi alternatif

4. Keputusan membeli atau tidak

10

5. Perilaku pasca pembelian

Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa keputusan

pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan

pembelian sebuah produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan

pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari

beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang

nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan

kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.

Dalam melaksanakan keputusan pembelian, konsumen bisa

mengambil lima sub - keputusan yaitu :

1. Merk

2. Dealer (Pemasok)

3. Kuantitas (Jumlah)

4. Waktu

5. Metode Pembayaran

Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian

Bauran promosi sangat berpengaruh terhadap Keputusan

Pembelian. Dimana kegiatan promosi sangat menentukan keberhasilan

11

perusahaan dalam menginformasikan, memasarkan produk unggulannya

kepada masyarakat. Keputusan pembelian merupakan tahap proses

keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk.

Secara umum keputusan pembelian konsumen akan membeli desain

yang disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan

pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang

lain, karena konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian

berdasar pada pendapatan yang diharapkan. Faktor kedua adalah faktor

situasi yang tak terduga, dapat mengubah kecenderungan pembelian.

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa bila terdapat

beberapa barang atau jasa yang akan dikonsumsi, pertimbangan pertama

yang dilakukan adalah membandingkan nilai nilai atribut pada masing

masing barang atau jasa tersebut.

Apabila perusahaan dapat mengelola bauran promosi tersebut

dengan baik maka akan lebih mudah bagi perusahaan untuk merebut

peluang bisnis yang ada dibandingkan dengan perusahaan yang tidak

begitu memperhatikan bauran promosi pada produk, karena kualitas

produk merupakan pilihan pertama bagi konsumen yang benar benar

memahami arti pentingnya sebuah produk karena Bauran promosi sangat

berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian. Dimana kegiatan promosi

12

sangat menentukan keberhasilan perusahaan dalam menginformasikan,

memasarkan produk unggulannya kepada masyarakat.

Hubungan antara Bauran Promosi dengan Keputusan Pembelian dapat

dilihat pada model perilaku pembelian (Kotler dan Keller :2011) dimana pada

modl tersebut terdapat 3 faktor yang mempengaruhi pengambilan keutusan

konsumen, yakni :

1. Individual konsumen

2. Pengaruh Lingkungan

3. Strategi pemasaran yang merupakan variable dan dapat dikontrol untuk

pemasar dalam usaha untuk member informasi dan mempengaruhi

konsumen. Variable ini adalah produk,

harga, promosi dan lokasi

Komponen Komponen Bauran Promos. Menurut Boyd dkk (2000:65),

Perusahaan mengembangkan program pemasarannya melalui penggunaan

iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat.

. Menurut Ibrahim dalam yunita (2011:80) efektifitas suatu iklan apat di

ukur melalui beberapa variable yaitu iklan, televise, surat kabar, majalah,

iklan radio, papan reklame dan spanduk.

Menurut Tjiptono (2011), iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung

yang didasari pada informasi tentang keunggulan dan keuntungan suatu

produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa

13

menyenangkan akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan

pembelian Selanjutnya

menurut Peter dan Olson , pertama-tama iklan mempengaruhi afeksi dan

kognisi, tujuan paling akhir adalah bagaimana mempengaruhi perilaku

pembelian konsumen.

Selain itu menurut Sofjan (2010:272), iklan adalah cara untuk

mempromosikan barang, jasa ide/gagasan dalam rangka untuk menarik

calon konsumen guna melakukan pembelian.

Komponen selanjutnya yaiti promosi penjulan. Menurut Chandra

berpendapat (2012), bahwa Promosi penjualan merupakan segala bentuk

penawaran atau insentif jangka pendek yang ditujukan bagi pembeli,

pengecer atau pedagang grosir dan dirancang untuk memproleh respon

spesifik dan segera.

Menurut Tjiptono (2010), Promosi penjualan adalah bentuk persuasi

langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat di atur untuk

merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan

jumlah barang yang dibeli pelanggan.

Selanjutnya menurut Kotler (2012) promosi penjualan sebagai unsur

utama dalam kampanye pemasaran, adalah berbagai kumpulan alat-alat

insentif yang sebagai besar berjangka pendek, yang dirancang untuk

mbelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh

konsumen atau pedagang.

14

Menurut Boyd dkk (2010), Hubungan masyarakat (public relations)

adalah stimulasi permintaan yang tidak dibayar dan nonpribadi atas

sebuah produk, jasa atau unit bisnis dengan menghasilkan berita-berita

menarik ebut atau presentasi yang disukai tentang hal tersebut di media.

, program Publisitas/Berita yang lebih dikenal dengan Public Relations

memberikan alasan atau keyakinan tertentu bagi konsumen untuk

melakukan pembelian dan membangun akseptansi pelanggan.

menurut Kotler & Amstrong (2012:168), Hubungan masyarakat (public

relations) membangun hubungan baik dengan berbagai masyarakat

perusahaan dengan memperoleh publisitas yang diinginkan, membangun

citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor,

cerita, dan kejadian yang tidak menyenangkan.

Chandra (2010) berpendapat, Penjualan personal menekankan aspek

penjualan melalui proses komunikasi person to person. Menurut Boyd dkk

(2011), penjualan pribadi (personal selling) merupakan salah satu dari

beberapa sarana promosi termasuk iklan, promosi konsumen dan

perdagangan seta hubungan masyarakat yang dapat digunakan pemasar

untuk berkomunikasi dengan pelanggan potensial.

Menurut Omneya dan Ayman (2012; 3) Personal selling can be defined

as a positioning tool for goods and services in consumers and prospects

mind, rather than only a selling tool to increase companies sales.Menurut

Tjiptono (2011) disebutkan bahwa Personal Selling adalah komunikasi

15

langsung antara penjualan dan calon pelanggan untuk memperkenalkan

suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman

pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mecoba dan

membelinya.

Dan yang terakhir yaitu Pemasaran langsung. Menurut Tjiptono (2011),

Penjualan langsung adalah system pemasaran yang bersifat int eraktif,

yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan

respon yang terukur dan atau transaksi disembarang lokasi

Menurut Kotler&Armstrong (2012), pemasaran langsung adalah

hubungan langsung dengan konsumen individual yang di targetkan

secara hati-hati untuk meraih respon segera dan mencapai hubungan

pelanggan yang abadi

Penelitian ini akan menganalisis mengenai bauran promosi,

keputusan pembelian, serta pengaruh bauran promosi terhadap

keputusan pembelian yang difokuskan pada konsumen produk

KUKUBIMA di Kelurahan Cipedes Bandung

16

Bagan Hubungan Antar Variabel

Bag.Pemasaran

promosiMix

Konsumen
.
1.Periklanan

2.promosipenjualan

3.hubunganmasyarakat

4.penjualantatapmuka KeputusanPembelian:

1. Keputusan pembelian tentang jenis


5.penjualanlangsung
produk
2. Keputusan pembelian tentang
bentuk produk
X Y 3. Keputusan pembelian tentang
merek
Bauranpromosi Keputusanpembelian
4. Keputusan pembelian tentang
penjualnya
Bauranpromosisangatberpengaruhterhadap 5. Keputusan pembelian tentang waktu
keputusanpembelian.Karenatujuanpokokbagi pembelian

perusahaangunamenarikkonsumenuntukmelakukan 6. Keputusan pembelian tentang cara


pembayaran
pembeliansebuahproduk

1.5.2 Hipotesis

17

Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2015:97), merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

Adapun jawaban sementara dari penelitian ini adalah adanya

pengaruh yang signifikan antara bauran promosi dengan keputusan

pembelian.

Ho = Tidak terdapat pengaruh antara bauran promosi terhadap keputusan

pembelian

Ha = Ada pengaruh signifikan dari bauran promosi terhadap keputusan

pembelian

1.6 Metode Penelitian

Metode dapat diartikan sebagai suatu cara kerja untuk mencapai

tujuan tertentu, agar dapat terkumpul data serta dapat mencapai tujuan

penelitian itu sendiri.

Menurut Sugiyono (2015:3) menyatakan bahwa metode penelitian pada

dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu.

Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang

menghasilkan ilmu pengetahuan. Menurut Fellin, Tripodi & Meyer (1996)

=> Penelitian adalah suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan,

memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat di

sampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain

18

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada konsumen yang menggunakan produk

Kukubima di Kelurahan. Waktu dan penelitian pada bulan juni 2017

sampai dengan selesai.

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bauran Promosi

Promosi menurut Kotler dan Keller (2013:27) adalah aktivitas yang

mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan untuk

membeli produk tersebut

Promosi sebagai salah satu alat pemasaran memiliki beberapa komponen

promosi yang disatukan kedalam sebuah bauran promosi. Bauran

promosi ini menjadi pilihan perusahaan ketika akan mengenalkan

produknya kepada konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong (2012)

definisi bauran promosi adalah sebagai berikut :

Promotion mix or marketing communication mix is the specific blend of

promotion tools that the company uses to persuasively communicate

customer value and build customer relationships.

Elemen bauran promosi yang dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong

seperti pada definisi diatas adalah Advertising, Sales Promotion, Personal

Selling, Public Relations, Direct Marketing.

Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa bauran promosi adalah

alat komunikasi dalam promosi untuk menyampaikan produk yang

20

dihasilkan perusahaan kepada konsumen dan membangun hubungan

dengan konsumen yang dimana alat yang dimaksud adalah periklanan,

promosi penjualan, penjualan personal, hubungan masyarakat, dan

pemasaran langsung

Variabel- Variabel Bauran Promosi

Di dalam pemasaran produk terdapat beberapa strategi promosi

yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan. Kegiatan ini merupakan

variabel variabel strategi promosi yang disebut dengan bauran

promosi (promotional mix).Menurut Kotler & Armstrong (2012) variabel-

variabel yang ada di dalampromotional mix ada lima, yaitu:

2.1.1. Periklanan (advertising)

Pengertian periklanan menurut Lupioyadi

(2011) adalah merupakan salah satu komunikasi

impersonal (impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan

baik barang atau jasa.

Periklanan menurut Kotler (2010) didefinisikan sebagai segala

bentuk penyajian non-personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh

suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

21

Sedangkan peranan periklanan dalam pemasaran produk atau jasa

adalah untuk membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan

jasa yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang

jasa yang ditawarkan, untuk membujuk calon konsumen untuk membeli

atau menggunakan jasa tersebut, dan untuk membedakan diri

perusahaan satu dengan perusahaan lain (differentiate the service) yang

mendukung positioning jasa.

Adapun fungsi utama iklan adalah :

a. Informative; menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk

produk.

b. Persuading; mempengaruhi khalayak untuk membeli.

c. Reminding; menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak.

d. Entertainment; menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu

khalayak menerima dan mencerna informasi.

Jadi, iklan yang baik adalah iklan yang mencapai orang banyak yang

dapat dan akan membeli apa yang harus dijual, dengan biaya serendah

mungkin. Iklan yang memberikan secara logis pada hal terpenting dan

iklan tersebut bukanlah iklan yang cerdik untuk kepentingan

kecerdikan.Tujuan periklanan adalah :

22

1. Iklan yang bersifat memberikan informasi, adalah iklan yang secara

panjang lebar menerangkan produk jasa dalam tahap rintisan

(perkenalan) guna menciptakan permintaan atas produk tersebut.

Misalnya sebuah Bank Syariah yang baru berdiri menjelaskan melalui

iklan adversarial apa dan bagaimana sistem operasi dan produk jasa yang

ditawarkan Bank Syariah.

2. Iklan yang membujuk, adalah iklan yang penting dalam situasi

persaingan, dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan

yang selektif akan merk tertentu. Misalnya perusahaan Asuransi Takaful

mengiklankan kelebihan kelebihan produknya dibanding asuransi

konvensional.

3. Iklan pengingat, iklan ini penting dalam tahap kedewasaan suatu

produk untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut.

Misalnya, perusahaan penerbangan Garuda Indonesia mengingatkan

kembali kepada masyarakat bahwa kini Garuda lebih baik meski di

usianya yang sudah mapan.

4. Iklan pemantapan, yang berusaha meyakinkan para pembeli bahwa

mereka telah mengambil pilihan yang tepat. Misalnya lembaga pendidikan

Nurul Fikri mempublikasikan bahwa 80% siswanya diterima di berbagai

23

perguruan tinggi negeri terkemuka. Sehingga makin memantapkan pilihan

para siswa SMU untuk memilih bimbingan belajar tersebut.

Sedangkan media yang dapat digunakan untuk melakukan

pengiklanan, antara lain melalui Surat kabar, Majalah, Radio, Televisi,

Papan Reklame, Direct Mail.

2.1.2. Penjualan Personal (personal selling)

Personal selling adalah interaksi secara langsung antara penjual

dengan satu atau lebih calon konsumen dengan melakukan presentasi,

menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. (Kotler:2010)

Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangk

amensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pela

nggan.Penjualan personal (wiraniaga) mempunyai peranan yang penting

dalam pemasaran produk/jasa, karena :

1. Interaksi secara personal antar penyedia jasa dan konsumen sangat

penting.

2. Jasa tersebut disediakan oleh orang bukan oleh mesin.

3. Orang merupakan bagian dari produk jasa.

Sifat penjualan personal dapat dikatakan lebih luwes karena

tenaga penjual dapat secara langsung menyesuaikan penawaran

24

penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing masing calon

pembeli. Selain itu, tenaga penjual dapat segera mengetahui reaksi calon

pembeli terhadap penawaran penjualan, sehingga dapat mengadakan

penyesuaian penyesuaian di tempat pada saat itu juga.Adapun sifat

sifat penjualan personal adalah :

a. Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup,

langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih.

b. Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala

macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan

suatu hubungan yang lebih akrab.

c. Response, yaitu situasi yang seolah olah mengharuskan

pelanggan untuk mendengar, memperhatikan dan menanggapi.

Ada beberapa jenis kewiraniagaan, yaitu :

1. Penjualan eceran, sebagaimana digambarkan oleh aktivitas

wiraniaga di toko pakaian.

2. Wiraniaga mobil, aktivitasnya juga melukiskan penjualan eceran,

tetapi mereka seringkali mengadakan kontak dengan calon pembeli di

rumah mereka dan bukan di tempat bisnis penjual.

25

3. Penjualan dari rumah ke rumah, menggambarkan tipe pendekatan

konsumen dengan mendatangi dan menawarkan produk langsung

kerumahnya.

4. Kontak pribadi dengan para pemakai industrial oleh para wiraniaga

suatu perusahaan yang membuat barang produsen.

2.1.3. Promosi penjualan (sales promotion)

Promosi Penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk

mendorong keinginan dan untuk mencoba atau membeli suatu produk /

jasa, menurut Kotler & Amstrong (2014:662)

Promosi penjualan bertujuan untuk merangsang tanggapan

pembeli yang cepat (quick buying response) yang antara lain adalah

perlombaan, pemberian hadiah, kombinasi penawaran, kupon, dan

potongan harga untuk konsumen.

Daya tarik pokok dari promosi konsumen adalah hasrat untuk tawar

menawar(bargain) atau untuk mendapatkan sesuatu secara cuma

cuma. Yang erat kaitannya dengan ini adalah berbagai tipe promosi

perdagangan seperti barang barang gratis, upah(allowances), dan

potongan potongan khusus yang bertujuan untuk mempengaruhi

kerjasama penjualan lagi (reseller cooperation).Secara umum tujuan dari

promosi penjualan :

26

1. Meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial dan/atau

konsumen akhir.

2. Meningkatkan kinerja perusahaan

3. Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan

iklan.

Sifat sifat promosi penjualan adalah :

a. Komunikasi; mampu menarik perhatian dan memberi informasi

yang memperkenalkan pelanggan kepada produk.

b. Insentif; memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai

bagi pelanggan.

c. Undangan; mengundang khalayak untuk membeli saat itu juga.

2.1.4. Hubungan masyarakat (public relation)

Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk

memperoleh dukungan, membangun "citra perusahaan" yang baik dan

menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat

merugikan. Hubungan masyarakat (public relations) merupakan

strategi pemasaran penting lainnya, dimana perusahaan tidak harus

berhubungan hanya dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur tetapi ia

juga berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar.

27

Menurut kotler (2010), hubungan masyarakat merupakan fungsi

pemasaran yang mengevaluasi sikap publik, identifikasi area di dalam

organisasi yang masyarakat mungkin tertarik dan menjalankan suatu

program tindakan untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan

masyarakat.Kegiatan kegiatan public relations meliputi hal hal berikut

1. Press Relations : Tujuan hubungan dengan pers adalah untuk

memberikan informasi yang pantas/layak dimuat di surat kabar agar dapat

menarik perhatian publik terhadap seseorang, produk, jasa atau

organisasi.

2. Product Publicity: Aktivitas ini meliputi upaya untuk mempublikasikan

produk produk tertentu.

3. Corporate Communication: Kegiatan ini mencakup komunikasi internal

dan eksternal, serta mempromosikan pemahaman tentang organisasi.

4. Lobbying: Lobbying merupakan usaha untuk bekerjasama dengan

pembuat undang undang dan pejabat pemerintah sehingga perusahaan

mendapatkan informasi informasi penting yang berharga. Bahkan

kadangkala juga dimaksudkan untuk mempengaruhi keputusan yang akan

diambil.

28

5. Counseling: Aktivitas ini dilakukan dengan jalan memberi saran dan

pendapat kepada manajemen mengenai masalah yang berkaitan dengan

publik dan mengenai posisi dan citra perusahaan.

Kegiatan kegiatan di atas tidak seluruhnya mendukung tujuan

pemasaran. Oleh karena itu, dalam departemen public relations biasanya

dibentuk seksi khusus yang disebutMarketing Public Relations (MPR).

Tujuannya adalah agar departemen pemasaran dan departemen public

relations dapat berjalan bersama. Melalui MPR banyak kegiatan public

relations yang diselaraskan dengan situasi situasi pemasaran

sedemikian rupa sehingga menguntungkan produknya.

2.1.5. Pemasaran langsung (direct marketing)

Menurut Kotler (2010) Pemasaran langsung adalah sistem

pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau lebih media untuk

mempengaruhi suatu tanggapan atau transaksi terukur pada lokasi mana

pun.

Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung

kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan pesan tersebut

ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau

dengan datang langsung ke tempat pemasar. Teknik ini berkembang

sebagai respon terhadap demasifikasi (pengecilan) pasar, dimana

29

semakin banyak ceruk pasar (market niche) dengan kebutuhan serta

pilihan yang sangat individual. Di satu sisi, dengan berkembangnya

sarana transportasi dan komunikasi mempermudah kontak dan transaksi

dengan pasar, dimana perusahaan relatif mudah mendatangi calon

pelanggan ataupun menghubungi via telepon atau surat.

Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan pemasaran

langsung adalah panjangnya antrian di kasir sehingga menyebabkan

konsumen harus sabar menunggu sekian lama baru dilayani,

meningkatnya biaya transportasi, lalu lintas yang semakin padat, dan

sulitnya mencari tempat parkir menyebabkan orang malas berbelanja ke

toko toko atausupermarket. Sebagai akibatnya, pemasaran langsung

semakin berkembang dan diminati konsumen. Melalui direct marketing,

konsumen juga dapat memperoleh manfaat berupa penghematan waktu

dalam berbelanja dan bahkan dapat berbelanja secara rahasia.

Sementara itu bagi penjual, manfaat yang diperoleh adalah dapat memilih

calon pembeli secara selektif, dapat menjalin hubungan jangka panjang

dengan pelanggannya, dan memperoleh peluang baru yang

menguntungkan.

Meskipun demikian, pemasaran langsung juga menghadapi

masalah masalah seperti orang yang terganggu karena penjualan

agresif, timbulnya citra buruk bagi industri bila ada salah satu direct

30

marketer yang menipu pelanggannya, menganggu privacy orang lain, dan

kadang kala terjadi pula ada beberapa direct marketer yang

memanfaatkan atau mengeksploitasi pembeli impulsif atau pembeli yang

kurang mengerti teknologi.

2.2 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menurut Kotler dan Armstrong (2012) adalah

keputusan pembeli tentang pilihan merek yang akan dibeli. Keputusan

pembelian merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung

terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang

ditawarkan. Perusahaan dituntut harus mampu menanamkan sebuah

kesadaran merek kepada konsumen ataupun konsumen potensial, karena

kesadaran merek yang tinggi dapat mempengaruhi pilihan konsumen

dalam memutuskan suatu pembelian pada kategori produk tertentu.

Keputusan konsumen untuk melakukan pembelian dipengaruhi

oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebih besar

dibandingkan dengan pengorbanan untuk mendapatkannya maka

dorongan untuk membelinya semakin tinggi. Sebaliknya bila manfaatnya

lebih kecil dibandingkan pengorbanannya maka pembeli biasanya

menolak untuk membeli atau beralih mengevaluasi produk lain yang

sejenis.

31

Kotler dan Amstrong (2010) mengemukakan bahwa keputusan

pembelian konsumen adalah tahap dimana konsumen juga mungkin

membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai, dimana

keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindar

sangat dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan.

Kotler dan Keller (2010) juga mengemukakan terdapat enam dimensi

keputusan pembelian :

a. Pemilihan Produk

Konsumen mengambil keputusan pembelian atau menggunakan

uangnya untuk tujuan yang lain dalam hal ini perusahaan harus

memusatkan perhatiannya kepada orang orang yang berniat membeli

untuk mereka pertimbangkan.

b. Pemilihan Merek

Konsumen harus memutuskan merek mana yang akan digunakan.

Setiap merek memiliki perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan

harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

c. Pemilihan Perantara

Konsumen harus mengambil keputusan tentang perantara mana

yang dapat dijadikan pilihan perantara untuk keputusan pembelian.

d. Penentuan Waktu Pembelian

32

Keputusan konsumen untuk membeli dalam pemilihan waktu bisa

berbeda beda, misalnya : dua minggu sekali, sebulan sekali, atau

sesuai keinginan.

e. Jumlah Pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang berapa banyak

produk yang akan dipesan untuk pembelian, keputusan pembelian yang

dilakukan mungkin lebih dari satu, dalam hal ini perusahaan harus

mempersiapkan, banyak produk sesuai dengan kebutuhan konsumen

yang berbeda beda.

f. Metode Pembayaran

Konsumen dalam melakukan keputusan pembelian dapat memilih

metode pembayaran dengan cara tunai atau dengan kredit.

Dalam suatu lingkungan yang berbeda, konsumen memiliki

penelitian, kebutuhan, selera, pendapat, dan sikap yang berbeda pula.

Oleh karena itu para pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam

keputusan membeli. Keputusan pembelian bisa melibatkan beberapa

peserta yang memainkan peran, pencetus ide, pemberi pengaruh,

pengambil keputusan, pembeli dan pemakai. Pemasar perlu

mengidentifikasi peserta pembeli lain, kriteria pembelian, dan pengaruh

mereka terhadap pembeli

Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian

33

Konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk

berdasarkan Bauran Promosi tersebut Bauran promosi sangat

berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian. Dimana kegiatan promosi

sangat menentukan keberhasilan perusahaan dalam menginformasikan,

memasarkan produk unggulannya kepada masyarakat. Konsumen yang

menerima dan memperhatikan suatu stimulus (rangsangan) yang sama,

mungkin akan mengartikan stimulus tersebut berbeda. Bagaimana

seseorang memahami stimulus akan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai,

harapan dan kebutuhannya, yang sifatnya sangat individual. Semakin

tinggi stimulus, maka akan berpengaruh terhadap tindakan konsumen,

seperti melakukan pembelian

BAB III

METODE PENELITIAN DAN OBJEK PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode dapat diartikan sebagai suatu cara kerja untuk mencapai

tujuan tertentu, agar dapat terkumpul data serta dapat mencapai tujuan

penelitian itu sendiri.

Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau

jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode

menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang

34

menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Menurut Rothwell & Kazanas,

Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan

informasi.

Menurut Sugiyono (2015:3) menyatakan bahwa metode penelitian pada

dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu..

3.1.1. Metode penelitian yang digunakan

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan

pendekatan studi kasus.dan riset korelasional. Metode desktiptif dengan

pendekatan studi kasus digunakan karena penelitian ini hanya berlaku

secara khusus bagi instansi perusahaan yang menjadi objek dalam

penelitian ini. Sedangkan metode deskriptif dengan pendekatan riset

korelasional digunakan untuk mencari hubungan serta menemukan

pengaruh antara bauran promosi sebagai variabel X dan keputusan

pembelian sebagai variabel Y.. Menurut Sugiyono (2015) menyatakan

bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak

digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

35

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

3.1.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama dengan

melakukan pengamatan langsung pada perusahaan atau instansi yang

menjadi objek penelitian. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan

cara:

a. Angket/Kuesioner

b. Observasi

c. Wawancara

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data historis perusahaan,

seperti dalam bentuk laporan komplain/keluhan konsumen selama

periode tertentu, serta berupa studi kepustakaan, jurnal, skripsi, literatur-

literatur yang diberkaitan dengan permasalahan.

3.1.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.1.3.1 Populasi

36

Menurut Sugiyono (2015), populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat

Kelurahan Cipedes Bandung

3.1.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015). Berdasarkan pengertian diatas

maka peneliti mengambil sample dari jumlah pelanggan yang

menggunakan Produk KUKUBIMA di Kelurahan Cipedes Bandung.

Adapun teknik Metode penarikan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode simple random sampling

Simple random sampling karena pengambilan sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam

populasi itu, cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap

homogen (Sugiyono.2015). Dalam hal ini peneliti akan mengambil sampel

pada masyarakat Kelurahan cipedes bandung. Peneliti akan mengambil

sampel responden Masyarakat yang menggunakan Produk KUKUBIMA di

Kecamatan Sukajadi Bandung

3.1.4 Operasionalisasi Variabel

37

a. Variabel X = Bauran Promosi

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi terhadap variabel

lain (Sugiyono.2015) variabel bebas dari masalah ini adalah bauran

promosi produk KUKUBIMA.

b. Variabel Y = Keputusan Pembelian

Variabel dependen adalah variable terikat merupakan variable yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas

(Sugiyono.2015)

Adapun variabel dependen dari masalah ini adalah Keputusan Pembelian

konsumen dari Produk KUKUBIMA di Kelurahan Cipedes Bandung.

Hubungan antar variabel = Bauran promosi sangat berpengaruh terhadap

keputusan pembelian. Dimana kegiatan promosi sangat menentukan

keberhasilan perusahaan dalam menginformasikan, memasarkan produk

unggulannya kepada masyarakat untuk menjadikan konsumen memilih

pruduk tersebut.

MATRIKS

Variabe Definisi Dimensi Indikator Kategor Sk No

l Variabel /sub i ala Pernyata

variabel an

38

Bauran Menurut 1. a.Pembua a. Or 1

Promosi Kotler dan Periklan tan iklan Frekuen din

(X) Gary an pada si al

Amstrong media pembuat

(2010:426) cetak an iklan

menjelaska

n bahwa

bauran

promosi
b. Design b. 2
adalat alat
yang Kualitas
pemasaran
digunakan design
untuk
harus yang
berkomuni
menarik digunak
kasi
an agar
dengan
menarik
pelanggan

dan

stakeholder 3
c.Informa c.
lainnya.
si yang Penggu

disampaik naan

an harus kata

jelas yang

tepat

dan

mudah

39

dipaham

d. Pesan d. 4

yang Keakura

terkandun tan

g dalam pesan

berbagai yang

media disampa

dapat ikan

dipercaya

2. a. Diskon/ a. 5

Promosi potongan Frekuen

Penjuala harga dan si

n (Sales kupon mengad

Promoti berhadiah akan

on) diskon/

potonga

n harga

40

b. b. 6

Membuat Frekuen

kupon si dalam

berhadiah mengad

/undian akan

kupon

berhadia

h /

undian

3. a. a. 7

Penjuala Wiraniaga Kemam

n Pribadi menjelask puan

(Persona an dan wirania

l memprese ga

Selling) ntasikan menjela

produk skan

dan

mempre

sentasik

an

produk

b. b. 8

Wiraniaga Wawasa

41

menguasa n

i wirania

informasi ga

perusahaa mengen

n dan ai

produk informa

si

perusah

aan dan

produk

c.Wirania c. 9

ga dapat Ketepat

menjawab an

pertanyaa wirania

n ga

konsumen dalam

menjaw

ab

pertanya

an

konsum

en

42

4. a. a. Posisi 10

Humas Membang perusah

dan un dan aan di

Pemasar memeliha mata

an ra citra masyara

perusahaa kat

n setempa

b. b. 11

Mengada Kedekat

kan an pihak

Kegiatan perusah

Pelayanan aan

Masyarak dengan

at pihak di

luar

perusah

aan

c. c. 12

Publikasi Menspo

produk nsori

43

berbagai

acara

untuk

mempu

blikasik

an

produk

5. a. Media a. 13

Pemasar yang Respon

an digunakan yang

Langsun adalah timbul

g (Direct telepon, dari

Marketi pos atau konsum

ng) langsung en

datang ke

tempat

konsumen

b. b. 14

Komunik Komuni

asi kasi

44

melalui yang

pemasara interakti

n f dengan

langsung konsum

dengan en.

konsumen

Keputus Kotler dan a. a. Or 15

an Amstrong Pememili melakuk din

Pembeli (2010) h Produk an al

an keputusan pemilih

pembelian an
(Y)
adalah produk

tahap

dimana

konsumenn b. b. 16

juga Pemilihan Melaku

mungkin Merk kan

membentu pemilih

k niat an merk

45

untuk c. 17

membeli mendap
c.
produk atkan
Pemilihan
yang informa
Perantara
paling si dari

disukai , perantar

dimana a orang

keputusan lain

konsumen
d. d. 18
untuk
Penentuan menentu
memudifik
Waktu kan
asi,menund
Dan waktu
a, atau
Pembelia pembeli
menghinda
n an
r sangat

dipengaruh e. Jumlah e. 19

i oleh Pembelia menentu

resiko yang n kan

dirasakan jumlah

pembeli

an

F. Metode Menggu 20

Pembayar nakam

an metode

pembara

46

langsun

g/tidak

langsun

3.1.5 Intrusmen Penelitian

3.1.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data (Sugiyono.2015) meruapakan langkah yang

paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari peniltian adalah

mendapatkan data.

a. Angket/Kuesioner

Angket/kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan

kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Pada

penelitian ini kuesioner diberikan kepada warga Kelurahan Cipedes

Bandung dalam bentuk pernyataan.

b. Observasi

47

Observasi dilakukan melalui pengamatan secara langsung dan tidak

langsung terhadap konsumen/pengguna produk KUKUBIMA warga

Kelurahan Cipedes Bandung

c. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung kepada pengguna/konsumen

produk KUKUBIMA di kecamatan sukajadibandung dengan tujuan untuk

memperoleh informasi mengenai gambaran umum atas persepsi mereka

terhadap produk KUKUBIMA, serta memperoleh data konsumen dan

komplain konsumen terhadap produk tersebut.

3.1.5.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara untuk mencari dan

memperoleh data mengenai variabel variabel yang berupa catatan dan

laporan serta dokumentasi.

Menurut Sugiyono (2010:37) menjelaskan bahwa terdapat dua hal

utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas

instrumen penelitian dan kualitas dari hasil penelitian.

Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan

reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data, untuk memperoleh

data yang diperlukan, maka metode pengumpulan data yang dilakukan

48

dalam penelitian ini adalah :

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah

lainnyanyang berkaitan dengan budaya, nilai dan norma yang

berkembang pada situasi sosial yang diteliti (Sugiyono: 2012). Sudi

kepustakaan pada penelitian ini didapat dari beberapa sumber sebagai

berikut:

a. Perpustakaan STIEMB, dan universitas lainnya

b. Skripsi angkatan terdahulu

c. Jurnal angkatan terdahulu

d. Media cetak (majalah, koran, brosur, dan sebagainya)

3.1.5.3 Uji Validitas Alat Ukur

Menurut Sugiyono (2015) bahwa instrumen yang valid/sah adalah

alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid adalah data

yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data

yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Dalam hal ini, apabila

49

kuesioner yang diberikan berisi pernyataan untuk mengukur satu hal,

maka data itu valid.

Ukuran keterkaitan antar butir pernyataan ini umumnya ditandai

dengan korelasi atau hubungan jawaban antar pernyataan. Pernyataan

yang memiliki korelasi rendah, dinyatakan tidak valid. Metode yang

digunakan untuk memberikan penilaian terhadap validitas kuesioner

adalah korelasi produk momen (moment product correlation).

Korelasi produk momen untuk mencapai pengaruh dan

membuktikan hipotesis adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y,

digunakan rumus sebagai berikut (Sugiyono):


rxy=
.

Keterangan:

rxy: koefisien korelasi yang dicari

X: skor/nilai yang diterima konsumen

Y: skor/nilai yang diharapkan konsumen

n: jumlah responden

Penjelasan:

Nilai r xy bervariasi dari -1 s.d +1, atau secara matematik dapat ditulis

menjadi -1< r xy < +1, atau dapat disebutkan sebagai berikut:

rxy = 0, atau mendekati nol, menyatakan korelasi yang sangat lemah dan

tidak ada korelasi sama sekali diantara dua variabel.

50

rxy = +1, menyatakan bahwa korelasi antara dua variabel dikatakan positif/

baik dan sangat kuat sekali atau dalam kata lain korelasi positif.

rxy = -1, menyatakan bahwa korelasi antara dua variabel dikatakan

negatif/buruk dan sangat kuat sekali atau dengan kata lain korelasi negatif

sempurna.

Menurut Sugiyono (2015) bahwa ketentuan validitas instrumen

yang kuat, apabila nilai korelasi (r) hitung lebih besar dari r kritis yaitu 0,3.

Selain itu Sugiyono menambahkan bahwa korelasi tiap faktor adalah

positif dan besarnya 0,3 keatas maka faktor tersebut merupakan construct

yang kuat.

3.1.5.4 Uji Reabilitas Alat Ukur

Selain tingkat validitas, alat ukur juga memiliki karakteristik

reabilitas. Sugiyono (2015) menyatakan bahwa reliabel berarti instrumen

tersebut bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama

akan menghasilkan data yang sama pula.

Uji reabilitas menggunakan metode Alpha Cronbachs yang diukur

berdasarkan skala Alpha Cronbachs berupa angka 0 sampai 1,0.

Sugiyono menyatakan bahwa jika skala dikelompokkan kedalam lima

kelas, dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan Alpha

Cronbachs dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

51

1. Nilai 0,00 s.d 0,20 berarti Kurang Reliabel

2. Nilai 0,21 s.d 0,40 berarti Agak Reliabel

3. Nilai 0,41 s.d 0,60 berarti Cukup Reliabel

4. Nilai 0,61 s.d 0,80 berarti Reliabel

5. Nilai 0,81 s.d 0,100 berarti Sangat Reliabel

Menurut Sugiyono (2010) bahwa reliabilitas suatu konstruk dinyatakan

baik apabila memiliki Alpha Cronbachs lebih dari 0,60. Maka pengujian

reliabilitas instrument dalam sebuah penelitian dilakukan karena

keterhandalan instrumen berkaitan dengan taraf kepercayaan terhadap

instrumen penelitian tersebut.

3.1.6. Uji Statistik

3.1.6.1 Analisa Regresi

Setelah diketahui data kedua variabel tersebut dan merupakan

data kuantitatif, maka skala pengukuran menggunakan skala ordinal.

Analisa regresi adalah suatu analisis yang digunakan untuk mendapatkan

hubungan antara dua variabel atau lebih, sehingga dapat memprediksi

kondisi suatu variabel apabila variabel lain diketahui. Dalam penelitian ini

analisis regresi digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

antara bauran promosi terhadap keputusan pembelian

52

Persamaan regresi yang digunakan adalah regresi linier

sederhana, karena hanya melihat dua variabel saja yaitu bauran promosi

sebagai variabel independen (X) dan keputusan pembelian sebagai

variabel dependen (Y). Analisis regresi mempelajari hubungan yang

diperoleh dinyatakan dalam persamaan matematika yang menyatakan

hubungan fungsional antara variabel-variabel. Maka menurut Sugiyono

(2010) bentuk persamaannya menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Y = a + Bx

Keterangan:

Y = data/subjek pada variabel dependen (keputusan pembelian)

X=data/subjek pada variabel independen yang memiliki nilai tertentu (bauran

promosi)

a = harga Y bila X = 0 (harga constant)

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan penyebab

peningkatan atau penurunan variabel dependen, berdasarkan variabel

independen. Apabila b (+) maka terjadi kenaikan dan apabila b (-) maka

terjadi penurunan.

Nilai a dan b pada persamaan linear, dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

a
n X X

53

b n XY X Y
n X X

3.1.6.2. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk menghitung besarnya pengaruh

variabel (X) yang dalam penelitian ini adalah bauran promosi terhadap

variabel (Y) yang dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian, dan

nilai koefisien determinasi dihitung menggunakan rumus:

KD = r2 x 100%

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi

R = nilai koefisien korelasi

3.1.6.3. Pengujian Hipotesis

Pengujian ini membuktikan H0 atau Ha yang akan diterima. Jika Ha

diterima maka H0 ditolak, dan begitu juga sebaliknya.

Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan yaitu bauran promosi

terhadap keputusan pembeli, digunakan pengujian hipotesis sebagai

berikut:

H0 : p = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara bauran promosi

terhadap keputusan pembelian

54

Ha : p 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara bauran promosi

terhadap keputusan pembelian

3.1.6.4. Uji t Hitung

Menurut Sugiyono untuk hasil t hitung dapat disimpulkan jika:

a nilai t hitung nilai ttabel maka H0 ditolak, berarti Ha diterima, atau bauran

promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

B nilai t hitung nilai ttabel maka H0 diterima, berarti Ha ditolak, atau bauran

promosi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Adapun perhitungannya menggunakan rumus:


t=

Sugiono 2012: 184

Keterangan:

r = nilai korelasi

n = jumlah sampel

3.2 Objek Penelitiian

55

Objek yang menjadi bahan penelitian didalam menyelesaikan penelitian ini

adalah masyarakat Kelurahan Cipedes Kota Bandung. Adapun data

kependudukan secara singkat (per Juni 2017) dapat dilihat sebagai berikut:

Jumlah RW 11
Jumlah RT 78
Jumlah KK 5.976
Jumlah penduduk laki-laki 15.414
Jumlah penduduk perempuan 16.333

56

You might also like