You are on page 1of 195

1

GAMBARAN PERILAKU MEROKOK

PADA REMAJA LAKI-LAKI

SKRIPSI

Guna Memenuhi Persyaratan

Sarjana Psikologi

Oleh :

ADISTI AMELIA
051301020

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
2

ABSTRAK
Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara
Maret 2009

Adisti Amelia : 051301020


Gambaran Perilaku Merokok pada Remaja Laki-Laki
1xxx + 133 Halaman + 3 Tabel + 2 Lampiran

Perilaku merokok merupakan sesuatu yang dilakukan seseorang berupa


membakar dan menghisap tembakau serta menimbulkan asap yang dapat terhisap
oleh orang disekitarnya (Levy, 1984). Prevalensi perokok laki-laki lebih tinggi
dibandingkan perempuan, dimana prevalensi perokok laki-laki paling tinggi pada
umur 15 19 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
perilaku merokok pada remaja laki-laki. Pengambilan data menggunakan metode
kualitatif dengan jumlah responden sebanyak tiga orang remaja akhir laki-laki.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga subjek mempunyai persamaan faktor
yang menyebabkan perilaku merokok yaitu pengaruh orangtua, pengaruh teman
sebaya dan faktor kepribadian. Ketiga subjek melewati tahapan perilaku merokok
yaitu tahap persiapan, tahap permulaan, tahap menjadi seorang perokok dan tahap
mempertahankan perilaku merokok melalui proses yang hampir sama.

Kata Kunci : Perilaku Merokok, Remaja Laki-laki

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
3

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada Allah Subhanallahu

Wataala yang telah memberikan begitu banyak rahmat dan hidayah-Nya sehingga

saya dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi syarat dalam menempuh ujian

akhir, guna memperoleh gelar sarjana jenjang strata (S-1) di Fakultas Psikologi

Universitas Sumatera Utara dengan judul Gambaran Perilaku Merokok pada

Remaja Laki-laki. Tak lupa shalawat beriring salam saya haturkan kepada

Baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang Insya Allah menjadi suri teladan

dalam setiap langkah kehidupan kita semua.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibunda

tercinta, Zumar Fitri; dan Ayahanda tersayang Sri Sujarwo atas segala cinta, kasih

sayang, doa serta dukungannya baik moril maupun materil yang selalu menyertai

langkah penulis walaupun berada jauh di kota yang terpisah. Semoga Allah SWT

selalu mencurahkan kebahagiaan kepada keduanya, di dunia maupun di akhirat.

Tak lupa pula kepada adik-adikku, Dimas Pangestu dan Widya Pangestika yang

selalu memberikan kekuatan dan menjadi penghibur di saat-saat penuh tantangan.

Semoga kita selalu berada dalam lindungan-Nya dan menjadi keluarga yang

harmonis dan saling mendukung satu sama lain. Pada kesempatan ini penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Chairul Yoel, Sp.A.(K), selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sumatera Utara.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
4

2. Ibu Eka Ervika, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi. Terimakasih telah

bersedia meluangkan waktu dan menjadi pembimbing bagi penulis dengan

penuh kesabaran, pengertian dan semangat memberikan masukan, arahan,

saran dan kritikan serta energi baru sehingga sangat membantu penulis dalam

memahami dan menemukan esensi dari sebuah penelitian dan pada akhirnya

dapat menyelesaikan skripsi ini meskipun berada di tengah-tengah kesibukan

yang sangat padat dan rintangan yang sangat berat.

3. Ibu Elvi Andriani Yusuf, M.Si, selaku dosen Pembimbing Akademik. Terima

kasih atas perhatian, bimbingan, masukan dan nasehat ibu dari awal saya

kuliah sampai saat ini.

4. Seluruh staf pengajar dan staf pegawai Fakultas Psikologi USU atas segala

ilmu dan bantuan yang diberikan selama perkuliahan: Pak Iskandar, Pak

Aswan, Pak Wanto, Kak Ari, Kak Devi, Bang Ali, Bu Ila dan Bu Ida yang

selama ini membantu dalam urusan administrasi. Terima kasih ya.

5. Bunda Nana (guru dan bunda terbaik) yang telah bersedia mendengarkan

keluh kesah ku, walaupun jauh tapi tetap memberikan doanya, makasih bunda.

6. Para senior Psikologi, terutama KKiki, KKaka (maaf ya kak atas telponnya

malam-malam), KIndi, KIkun, yang telah bersedia mendengarkan keluh

kesah penulis serta berbagi ilmu dan memberikan masukan bagi penyelesaian

skripsi ini.

7. Sahabat-sahabatku, Roro, Kinan, Sevi, Mita, Acid, Enoq, Eca, Mirna, Vicky,

terimakasih untuk brainstorming, dukungan, semangat, kritik, marah-

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
5

marahnya dan semuanya, kalian yang terbaik. Mbak, Rayi, Acido, Noka,

Mair, Pikang, Kina cepat nyusul ya...

8. Teman seperjuangan angkatan 2005, terutama dini dan tika, ayo semangat!!!

9. Hery, Rama, Nanda, Niko, Dema, Ayu, Mas Sunarto, Heri, terimakasih

banyak atas kritik, dukungan, waktunya untuk menjadi tempat curahanku (dari

mulai aku good mood sampai bad mood). Boy, Ais dan Ari, terimakasih atas

dukungannya.

10. Anak kos 10 M, Kak Andre, Kak Ana, Ririn dan Sari terima kasih atas

dukungannya selama hampir 4 tahun menjalani kehidupan sebagai anak kos.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan.

Penulis sangat mengharapkan masukan dan saran yang membangun dari semua

pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.

Medan, Maret 2009

Penulis

Adisti Amelia

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
6

DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................ 14

C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 15

D. Manfaat Penelitian............................................................................... 15

1. Manfaat Teorits ............................................................................. 15

2. Manfaat Praktis ............................................................................. 15

E. Sistematika Penulisan ......................................................................... 16

BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................... 18

A. Perilaku Merokok.............................................................................. 18

1. Definisi Perilaku Merokok............................................................ 18

2. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok pada Remaja............. 19

3. Tahap dalam Perilaku Merokok .................................................... 21

4. Tipe-tipe Perokok ..........................................................................25

5. Tipe Perilaku Merokok................................................................. 26

6. Dampak Perilaku Merokok ........................................................... 28

B. Remaja.................................................................................................29

1. Definisi Remaja ..............................................................................29

2. Ciri Ciri Masa Remaja ................................................................30

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
7

3. Remaja dan Teman Sebaya ............................................................32

C. Gambaran Perilaku Merokok pada Remaja Laki Laki.......................34

D. Paradigma Perilaku Merokok pada Remaja Laki -Laki ......................37

BAB III. METODE PENELITIAN .....................................................................38

A. Pendekatan Kualitatif...........................................................................38

B. Subyek Penelitian ...............................................................................40

1. Karakteristik Subjek Penelitian ...................................................... 40

2. Jumlah Subjek Penelitian ................................................................40

3. Teknik Pengambilan Sampel ...........................................................41

4. Lokasi Penelitian .............................................................................42

C. Metode Pengumpulan Data..................................................................42

1. Wawancara .....................................................................................42

D. Alat Bantu Pengumpulan data .............................................................43

1. Pedoman Wawancara......................................................................44

2 Alat Perekam (Tape Recorder) ......................................................44

E. Kredibilitas Penelitian......................................................................... 45

F. Prosedur Penelitian..............................................................................46

1. Tahap Persiapan Penelitian.............................................................46

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian.........................................................47

3. Tahap Pencatatan Data....................................................................49

G. Prosedur Pengolahan Data......................................................................49

BAB IV. ANALISA DATA DAN INTERPRETASI...........................................51

A. Deskripsi Data........................................................................................ 51

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
8

1. Subjek I............................................................................... ............51

2. Subjek II .................................................................................. .... 51

3. Subjek III.........................................................................................51

B. Analisa Data

1. Subjek I .............................................................................. ..........53

2. Subjek II ................................................................................ .......69

3. Subjek III................................................................................. .....87

C. Interpretasi Data....................................................................................104

1. Subjek I..........................................................................................104

2. Subjek II........................................................................................108

3. Subjek III.......................................................................................114

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN............................................123

A. Kesimpulan..........................................................................................123

B. Diskusi ........................................................................................... ..125

C. Saran .............................................................................................. ..127

1. Saran Praktis...................................................................... ..............127

2. Saran Penelitian Selanjutnya ....................................................... ..128

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap individu dan masyarakat dunia tahu bahwa merokok itu

mengganggu kesehatan. Masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi masalah

nasional, bahkan internasional. Sering sekali kita melihat orang merokok dimana-

mana dalam kehidupan sehari-hari baik di kantor, di pasar ataupun tempat umum

lainnya atau bahkan dikalangan rumah tangga sendiri (Aditama, 1996). Jumlah

konsumsi rokok di Indonesia, menurut Tobacco 2002, menempati posisi tertinggi

di dunia, yaitu sebesar 1, 634 triliun batang. Mengikuti China sebanyak 451 miliar

batang, Amerika Serikat sebanyak 328 miliar batang, Jepang sebanyak 286 miliar

batang, dan Rusia sebanyak 215 miliar batang.

Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan,

baik untuk diri sendiri maupun orang disekelilingnya. Ada beberapa riset yang

mendukung pernyataan tersebut jika dilihat dari sisi individu yang bersangkutan.

Pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, CO

(Karbonmonosikda) dan tar dapat menimbulkan berbagai penyakit jika dilihat dari

sisi kesehatan. Bahan kimia ini akan memacu kerja susunan syaraf pusat dan

susunan syaraf simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan

detak jantung bertambah cepat (Kendal & Hammen dalam Komasari & Helmi,

2000), menstimuli penyakit kanker dan juga berbagai penyakit lain seperti

penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, jantung, paru-paru dan

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
10

bronkitis kronis (dalam Komasari & Helmi, 2000). Bagi Ibu hamil, rokok dapat

menyebabkan kelahiran prematur, berat badan bayi rendah, mortalitas prenatal,

kemungkinan lahir dalam keadaan cacat, dan mengalami gangguan dalam

perkembangan (Davidson & Neal dalam Komasari & Helmi, 2000).

Merokok juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi orang yang berada

di sekeliling perokok. Risiko yang ditanggung perokok pasif lebih berbahaya

daripada perokok aktif karena daya tahan terhadap zat-zat yang berbahaya sangat

rendah (Sarafino, 1994). Tidak ada yang memungkiri adanya dampak negatif dari

perilaku merokok tetapi perilaku merokok bagi kehidupan manusia merupakan

fenomenal. Artinya, meskipun sudah diketahui akibat negatif dari merokok tetapi

jumlah perokok bukan semakin menurun tetapi semakin meningkat.

Masalah rokok sudah menjadi masalah nasional. Pemerintah Provinsi DKI

telah menerbitkan Peraturan Gubernur No.75/2005 tentang Kawasan Dilarang

Merokok. Peraturan ini merupakan turunan dari Perda No.2/2005 tentang

Pengendalian Pencemaran Udara (Peraturan Gubernur Larangan Merokok Mulai

Disosialisasikan, 2005). Peraturan ini sudah mulai disosialisasikan dari tahun

2005, tapi hingga saat ini masih banyak kita melihat orang merokok dimana saja

tanpa mempedulikan peraturan yang telah dikeluarkan. Langkah selanjutnya

dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan mengeluarkan fatwa yang

menyebutkan bahwa Merokok itu Haram pada tanggal 12 Agustus 2008. Fatwa

ini dikeluarkan dengan alasan merokok itu hukumnya makruh dan mendekati

haram, banyak dilanggarnya peraturan pemerintah tentang merokok melalui

PP/Perda yang dikeluarkan, merokok tidak memiliki manfaat apapun khususnya

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
11

pada anak-anak, dan lain-lain (MUI akhirnya mengeluarkan fatwa merokok itu

haram, 2008). Banyak terjadi pro dan kontra terhadap fatwa yang dikeluarkan

ini. Orang yang pro terhadap fatwa ini berpendapat bahwa fatwa ini tidak perlu

dikeluarkan, karena merokok itu tidak merugikan orang lain. Hal ini diungkapkan

oleh Hendra (dalam MUI akhirnya mengeluarkan fatwa merokok itu haram,

2008):

MUI mestinya membuat fatwa kalau orang koruptor dipotong tangannya,


tempat pelacuran di tutup jangan di legalkan, ngapain urusin orang merokok,
perokok yang matikan dirinya sendiri tidak merugikan orang lain. malah
membuat lapangan pekerjaan.

Ada juga yang kontra terhadap dikeluarkannya fatwa ini. Mereka

beranggapan bahwa rokok itu tidak ada gunanya jika dilihat dari segala sisi. Hal

ini diungkapkan oleh Heru (dalam MUI akhirnya mengeluarkan fatwa merokok

itu haram, 2008):

Saya sangat setuju, karena merokok perbuatan mubazir, dan mubazir itu
adalah kawannya setan. Oleh karenanya sangat setuju apabila MUI
mengeluarkan fatwa rokok hukumnya haram. Ditinjau dari segi manapun
tidak ada manfaatnya.

Fatwa yang dikeluarkan oleh MUI ini merupakan salah satu cara yang

dijalankan agar orang dapat berhenti mengkonsumsi rokok, tapi pada kenyataan

orang yang mengkonsumsi rokok terus meningkat. Kebiasaan merokok dimulai

dengan adanya rokok pertama. Smet (1994) mengatakan, bahwa mulai merokok

terjadi akibat pengaruh lingkungan sosial. Modelling (meniru perilaku orang lain)

menjadi salah satu determinan dalam memulai perilaku merokok (Sarafino, 1994).

Merokok bukan hanya identik dengan pria dewasa, tapi juga pada remaja laki-laki.

Smet (dalam Komasari & Helmi, 2000) menyatakan bahwa usia pertama kali

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
12

merokok pada umumnya berkisar antara 11 13 tahun dan pada umumnya

individu pada usia tersebut merokok sebelum usia 18 tahun. Perilaku merokok

pada remaja umumnya semakin lama akan semakin meningkat sesuai dengan

tahap perkembangannya yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan

intensitas merokok, dan sering mengakibatkan mereka mengalami ketergantungan

nikotin (Laventhal dan Cleary dalam Oskamp, 1984).

Penelitian yang dilakukan oleh Global Youth Tobacco Survey (GYTS)

WHO pada 2006 mengungkap bahwa 37,3% anak-anak usia 13 hingga 15 tahun di

Indonesia pernah merokok. Penelitian lanjutan dilakukan GYTS pada tahun 2007

yang manghasilkan bahwa jumlah perokok anak usia 13-18 tahun di Indonesia

menduduki peringkat pertama di Asia. Bahkan tiga dari sepuluh pelajar SMP di

Indonesia (30,9%) mulai merokok sebelum umur 10 tahun. Jumlah ini

diperkirakan terus meningkat 4% tiap tahunnya (Identitas sebatang rokok,

2008). Menurut hasil survei yang dilaksanakan oleh GYTS di Jakarta, Bekasi dan

Medan, didapatkan bahwa di Jakarta didapatkan 34 % murid sekolah usia SMP

pernah merokok dan sebanyak 16,6 % saat ini masih merokok. Terdapat 33 %

murid sekolah usia SMP di Bekasi pernah merokok dan sebanyak 17,1 % saat ini

masih merokok. Demikian halnya di Medan, didapatkan 34,9 % murid sekolah

usia SMP pernah merokok dan sebanyak 20,9 % saat ini masih merokok (Survei

merokok pada remaja, 2007).

Sirait (2001) menyatakan bahwa perokok laki-laki jauh lebih tinggi

dibandingkan perempuan, jika diuraikan menurut umur, prevalensi perokok laki-

laki paling tinggi pada umur 15-19 tahun. Remaja laki-laki pada umumnya

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
13

mengkonsumsi 11-20 batang/hari (49,8%) dan yang mengkonsumsi lebih dari 20

batang/hari sebesar 5,6%. Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menemukan 27,1%

dari 1961 responden pelajar pria SMA/SMK sudah mulai merokok atau bahkan

terbiasa merokok, umumnya siswa kelas satu menghisap satu sampai empat

batang perhari, sementara siswa kelas tiga mengkonsumsi rokok lebih dari

sepuluh batang perhari.

Perilaku merokok banyak dilakukan pada masa remaja. Masa remaja

adalah masa peralihan dari usia kanak-kanak ke usia dewasa. Terdapat berbagai

pendapat tentang pembatasan usia remaja, rata-rata dimulai dari usia 12 tahun

sampai akhir usia belasan. Periode remaja merupakan periode yang penting karena

pada masa ini terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang pesat (Atkinson

dkk, 1993). Hurlock (1999) membagi perubahan fisik pada remaja menjadi 2

(dua) jenis perubahan, yaitu perubahan eksternal dan perubahan internal.

Perubahan eksternal meliputi perubahan tinggi, berat, proporsi tubuh, organ seks

dan ciri-ciri seks sekunder. Perubahan internal juga terjadi, misalnya terjadi

perubahan di sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernapasan,

sistem endokrin dan jaringan tubuh. Remaja juga akan mengalami perubahan

emosional yang kemudian tercermin dalam sikap dan tingkah laku. Perkembangan

kepribadian pada masa ini dipengaruhi tidak saja oleh orang tua dan lingkungan

keluarga, tetapi juga lingkungan sekolah maupun teman-teman pergaulan di luar

sekolah.

Erikson (Papalia, 2008) mengatakan remaja mengalami krisis aspek

psikososial pada masa perkembangannya yaitu masa ketika mereka sedang

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
14

mencari jati dirinya. Masa remaja sering dilukiskan sebagai masa storm dan stress

karena ketidaksesuaian antara perkembangan fisik yang sudah matang dan belum

diimbangi oleh perkembangan psikososial. Remaja sering berusaha memberikan

kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Remaja sering bertingkah laku yang

membuat mereka merasa seperti orang dewasa, yaitu merokok, minum minuman

keras, dan menggunakan obat-obatan (Hurlock, 1999). Penelitian yang dilakukan

oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI tahun 1999 menghasilkan bahwa

remaja yang pemah menggunakan narkoba 5,8 % dari total responden 8.058

orang, 15 % pernah minum-minuman keras dan sebesar 46,6 % merokok (Rozy,

2001). Hal-hal seperti ini membuat remaja sering dibicarakan dan menjadi

sorotan. Secara psikologis masa remaja merupakan masa persiapan terakhir dan

menentukan untuk memasuki tahapan perkembangan kepribadian selanjutnya

yaitu menjadi dewasa.

Prevalensi perokok remaja laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan remaja

perempuan. Hal ini dapat dikaitkan dengan stres yang dialami oleh remaja.

Sebuah studi menemukan bahwa bagi kalangan remaja, jumlah rokok yang

mereka konsumsi berkaitan dengan stres yang mereka alami. Semakin besar stres

yang mereka alami, semakin banyak rokok yang mereka konsumsi. Compas

(dalam Ormachea, 2004) mengatakan bahwa remaja laki-laki paling sering

mengalami konflik dengan orangtua dan guru. Mereka sering menentang aturan-

aturan yang ada, baik itu peraturan yang ada di sekolah maupun di rumah. Remaja

laki-laki sering tidak mengerjakan tugas-tugas di sekolah, tidak masuk sekolah,

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
15

dan melakukan kenakalan-kenakalan lain seperti merokok, menggunakan obat

terlarang dan berkelahi dengan teman-temannya.

Menurut Baldwin (2002) sumber stres pada remaja laki-laki dan

perempuan pada umumnya sama, hanya saja remaja perempuan sering merasa

cemas ketika sedang menghadapi masalah, sedangkan pada remaja laki-laki

cenderung lebih berperilaku agresif. Remaja laki-laki yang mengalami stres akan

melakukan perbuatan negatif seperti mengkonsumsi rokok dan alkohol

(Hurrelmann dalam Welle, 2004). Perbedaan ketika berada didalam kelompok

teman sebaya juga diperlihatkan antara remaja laki-laki dengan remaja

perempuan. Remaja laki-laki lebih mudah untuk terpengaruh teman-temannya

dalam hal perilaku menyimpang seperti merokok, minum minuman keras dan juga

bolos dari sekolah (Nge-geng, 2008). Hal ini sejalan dengan pernyataan Toni

(Nge-geng, 2008), yaitu:

Waktu SMP, akibat pengaruh teman-teman, gue sering cabut, merokok, dan
minum-minuman keras. Gue nggak mau aja dibilang aneh ma temen gue
kalo gue nolak.

Remaja perempuan biasanya lebih ingin menjalin hubungan harmonis dan

hidup sesuai harapan teman sebayanya seperti cara berpakaian yang sama. Hal ini

sejalan dengan apa yang diungkapkan Kara (Nge-geng, 2008):

Gara-gara satu geng, suka ikut ketularan. Kita kadang beli baju yang
modelnya sama. Kita juga sering hunting-hunting sepatu yang lucu-lucu dan
beli sama-sama.

Menurut Lewin (dalam Komasari & Helmi, 2000) perilaku merokok

merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain

disebabkan faktor-faktor dari dalam diri juga disebabkan faktor lingkungan.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
16

Faktor dalam diri remaja seperti perilaku memberontak dan suka mengambil

risiko turut mempengaruhi apakah remaja akan mulai merokok. Faktor lingkungan

seperti orangtua yang merokok dan teman sebaya yang merokok juga

mempengaruhi seorang remaja merokok atau tidak (Sarafino, 1994). Menurut

Mutadin (2002) faktor penyebab perilaku merokok pada remaja adalah pengaruh

orangtua, pengaruh teman sebaya, faktor kepribadian dan pengaruh iklan.

Perilaku merokok pada dasarnya adalah perilaku yang dipelajari. Salah

satu temuan tentang remaja merokok adalah bahwa remaja yang orangtuanya

merokok merupakan agen imitasi yang baik bagi remaja untuk merokok. Orangtua

yang merokok akan memberi pengaruh tehadap anak remajanya untuk merokok

lebih besar dari pada orangtua yang tidak merokok (Step parents influence

teenage smoking behavior, 2008). Prokop (1981) (dalam Agriawan, 2001)

menyatakan bahwa remaja yang berasal dari keluarga perokok dimana kedua

orangtua dan saudara yang lebih tua merokok akan cenderung menjadi perokok 4

kali dibanding anak yang berasal dari keluarga bukan merokok. Suatu riset

nasional di Amerika Serikat, diketahui bahwa 14% dari anak-anak yang

orangtuanya merokok juga menjadi perokok, sedangkan anak-anak yang merokok

dari orangtua yang tidak merokok hanya 6 %.

Hal ini dapat dijelaskan dengan social learning theory. Bandura (dalam

Sigelman & Rider, 2003) menyatakan orang dapat belajar mengobservasi perilaku

orang lain dan mempraktekkan perilaku tersebut. Peran kognitif sangat penting

dalam belajar yang menekankan pada observational learning sebagai mekanisme

yang sangat penting pada perubahan perilaku manusia. Observational learning

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
17

adalah perilaku yang dihasilkan dari mengobservasi perilaku orang lain (disebut

model) dengan belajar. Observational learning tidak akan terjadi jika proses

kognitif tidak bekerja. Kita harus memberikan perhatian yang penuh terhadap

perilaku model, secara aktif mengkoding apa yang kita observasi dan menyimpan

informasi ini didalam memori. Faktanya, banyak perilaku yang diingat dan

ditampilkan oleh anak hasil dari mengobservasi perilaku model seperti belajar

berbicara, makan sambil berbicara dan merokok (dalam Sigelman & Rider, 2003).

Jadi, ketika seorang anak mengobservasi perilaku orangtuanya yang merokok,

maka anak tersebut akan cenderung menjadi seorang perokok juga.

Pengaruh teman juga menjadi faktor yang menyebabkan remaja merokok,

bukan hanya pengaruh orang tua saja. Hal ini sejalan dengan pendapat Abi (bukan

nama sebenarnya) yang mengatakan:

Bapak, mamak, dan abang Abi nggak merokok kak, Abi pertama kali
merokok karena ditawarin kawan kak. Yauda la Abi coba karena nggak enak
ma kawan kan, coba-coba-coba teros sampe sekarang Abi merokok kak.
(Komunikasi Personal, 16 Okteber 2008).

Diantara remaja perokok terdapat 87 % mempunyai sekurang-kurangnya

satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al

Bachri dalam Mutadin, 2000). Sebuah studi yang dilakukan oleh pusat Nasional

untuk penggunaan obat di Universitas Kolombia (dalam Richmond, 2004)

menemukan bahwa anak yang mempunyai teman-teman perokok memiliki

kemungkinan 9 kali lebih besar untuk menjadi perokok daripada anak yang

memiliki teman yang tidak merokok.

Remaja yang melewati perubahan fisik yang cepat mendapatkan

kenyamanan dengan bersama orang lain yang juga sedang melewati perubahan
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
18

yang sama (Papalia, 2008). Salah satu tugas perkembangan remaja menurut

Havighurst adalah mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman

sebaya. Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja

mempunyai peranan penting bagi perkembangan kepribadiannya. Ketika remaja

berada didalam kelompok teman sebaya, remaja merumuskan dan memperbaiki

konsep dirinya. Remaja dinilai oleh orang lain yang sejajar dengan dirinya ketika

remaja berada didalam kelompok teman sebaya.

Pengaruh teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan

perilaku lebih besar daripada pengaruh orang tua. Misalnya bila anggota

kelompok mencoba minum alkohol, obat-obatan terlarang atau rokok, maka

remaja cenderung mengikutinya tanpa memperdulikan perasaan mereka sendiri

akibatnya (Hurlock, 1980). Hal ini dapat dijelaskan dengan konsep konformitas

yang terjadi pada remaja. Menurut Santrock (1998) konformitas terjadi ketika

remaja mengadopsi sikap atau perilaku remaja lain karena adanya tekanan baik

secara langsung atau tidak. Remaja menyerah pada tekanan kelompok secara

langsung karena adanya permintaan secara langsung untuk mengikuti apa yang

telah dibuat oleh kelompok tersebut. Remaja mengikuti apa yang dibuat oleh

kelompok walaupun bukan dasar keinginan dirinya untuk mempertahankan

kedudukannya didalam kelompok dan juga agar sama seperti sikap dan perilaku

teman-temannya dan agar dirinya tidak dianggap aneh oleh teman-temannya.

Santrock juga menambahkan bahwa konformitas kepada norma kelompok terjadi

apabila norma tersebut jelas dinyatakan dan individu berada dibawah pengawasan

kelompok.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
19

Konformitas juga dijelaskan oleh Syamsu (2000) sebagai motif untuk

menjadi sama, sesuai, seragam, dengan nilai-nilai, kebiasaan, kegemaran (hobi),

atau budaya teman sebayanya. Remaja yang berada didalam kelompok teman

sebaya cenderung untuk menyamakan kebiasaan dan budaya temannya. Hal ini

dapat dikaitkan dengan perilaku merokok, dimana remaja akan merokok jika

teman sebaya mereka juga merokok. Hal ini sejalan dengan penelitian Nicher

(dalam Kimberly, 2003) yang menyebutkan bahwa remaja yang merokok

dipengaruhi oleh teman yang berada dikelompoknya yang juga merokok.

Faktor kepribadian juga merupakan faktor yang menyebabkan remaja

merokok, karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit,

membebaskan diri dari kebosanan (Mutadin, 2002). Hasil penelitian Pederson

(1997) (dalam Murray, 2000) menyebutkan bahwa remaja yang merokok

memiliki skor yang tinggi pada depresi, suka memberontak dan konformitas

sosial. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Tschann (1994)

(dalam Murray, 2000) yang mengatakan bahwa remaja yang menunjukkan emosi

stress kemungkinan besar akan menjadi perokok.

Iklan juga memiliki andil dalam menyebabkan remaja merokok. Iklan

merupakan media promosi yang sangat ampuh dalam membentuk opini publik di

bidang rokok. Iklan-iklan rokok dapat dijumpai dimana saja, mulai dari billboard,

spanduk, umbul-umbul, iklan dimedia cetak ataupun elektronik. Melihat iklan di

media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah

lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
20

mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut (Mari Juniarti, 1991

dalam Mutadin, 2000).

Iklan rokok tidak henti-hentinya mempengaruhi remaja agar

mengkonsumsi rokok. Remaja tidak dapat menghindar dari serbuan 14.249 iklan

rokok di media elektronik, diluar ruang dan media cetak (BPOM, 2006 dalam

Masih remaja kok sudah merokok?, 2008). Gencarnya iklan yang dilakukan

oleh industri rokok membuat Global Youth Tobacco Survey Indonesia melakukan

survei pada tahun 2006 yang menghasilakan bahwa sebanyak 92,9 % anak-anak

terekspos dengan iklan yang berada di papan reklame dan 82,8 % terekspos iklan

yang berada di majalah dan koran (Remaja sasaran empuk industri rokok,

2007).

Seto Mulyadi (dalam Anak-anak, merokoklah, 2007) menyatakan

industri rokok memahami teori psikologi perkembangan psikososial Erikson, yang

menurut teori ini remaja sedang pada tahap krisis identitas, tahap mencari

identitas, termasuk meniru dan mengikuti perilaku merokok model yang menjadi

idolanya. Adanya serangan iklan dan menampilkan identitas yang dicari remaja,

maka remaja akan terpengaruh iklan dan merasa lebih hebat dengan merokok.

Pengaruh orangtua, pengaruh teman sebaya, faktor kepribadian dan

pengaruh iklan adalah faktor faktor penyebab perilaku merokok pada remaja.

Tidak semua remaja yang memiliki orangtua perokok, teman sebaya perokok dan

adanya iklan rokok menyebabkan remaja menjadi perokok. Ovine dan Cynthia

Pomerleau (1989) (dalam Sarafino, 1990), mengatakan orang tidak akan

meneruskan merokok atau berusaha keras untuk tidak merokok karena mereka

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
21

memiliki sikap yang teguh pada akibat-akibat yang ditimbulkan dari nikotin. Hal

ini sejalan dengan pernyataan Bayu (bukan nama sebenarnya) yaitu:

Bayu nggak mau merokok kak, karena merokok kan bisa bikin penyakit aja,
paru-paru rusak, banyak lah sakit nya. Ayah aja udah sakit pun, sering batuk-
batuk, pasti karena rokoknya. Tapi Ayah tetap aja merokok. Rokok emang
nggak ada gunanya kak. (Komunikasi Personal, 19 Oktober, 2008)

Leventhal dan Clearly (dalam Oskamp, 1984) menyebutkan ada 4 tahap

dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok, yaitu tahap persiapan

(preparatory), tahap permulaan (initiation), tahap menjadi seorang perokok

(becoming a smoker), dan tahap mempertahankan merokok (maintenance of

smoking). Tahap yang pertama adalah tahap persiapan, dimana pada tahap ini

seseorang belum mencoba rokok. Tahap ini meliputi perkembangan sikap dan

informasi tentang merokok. Seseorang mendapatkan gambaran yang

menyenangkan tentang merokok dengan cara mendengar, melihat (observasi) dari

orang tua atau dari media masa, atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan

minat untuk merokok.

Tahap yang kedua adalah tahap permulaan. Seseorang sudah mencoba

untuk merokok. Tahap ini juga disebut tahap perintisan merokok yaitu tahap

apakah seseorang akan meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku merokok.

Reaksi negatif terhadap rokok seperti rasa rokok yang tajam dan panas merupakan

faktor yang menyebabkan seseorang untuk tidak meneruskan perilaku merokok.

Kebanyakan dari remaja mengacuhkan rasa ini dan meneruskan perilaku merokok

mereka (Leventhal & Everhart, 1979). Hal ini sejalan dengan pernyataan Abi

(bukan nama sebenarnya) yang mengatakan:

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
22

Pertama kali Abi coba rokok, Abi batuk-batuk kak. Nggak enak kali lah
rasanya, panas ditenggorokan, pokoknya nggak enak lah. Tapi tu pertama-
tama aja kak, terus dicoba lagi terus-terusan udah nggak gitu lagi. Apalagi
sekarang udah enak kali merokok itu.. (Komunikasi Personal, 16 Okteber
2008).

Tahap ketiga adalah tahap menjadi perokok. Seseorang menjadi perokok

apabila orang tersebut telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang per hari.

Individu yang telah mencoba sampai rokok ke 4, cenderung menjadi perokok

tetap. Tahap yang terakhir adalah tahap mempertahankan perilaku merokok.

Tahap ini merupakan tahap akhir, ketika faktor psikologis dan mekanisme

biologis menyatu agar perilaku merokok dipelajari terus-menerus.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui

bagaimana perilaku merokok pada remaja laki-laki.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, maka perumusan masalah

penelitian ini adalah:

1. Faktor apa yang menyebabkan remaja laki-laki merokok?

2. Bagaimana tahap persiapan merokok pada remaja laki-laki?

3. Bagaimana tahap permulaan merokok pada remaja laki-laki?

4. Bagaimana tahap menjadi seorang perokok pada remaja laki-laki?

5. Bagaimana tahap mempertahankan perilaku merokok pada remaja laki-laki?

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
23

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku

merokok pada remaja laki-laki.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberi dua manfaat, yaitu: manfaat

secara teoritis dan manfaat secara praktis.

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep

atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan psikologi,

khususnya ilmu Psikologi Perkembangan yang terkait dengan perilaku

merokok. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi

peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat praktis

a. Memberikan sumbangan informasi bagi remaja laki-laki yang merokok

maupun yang tidak merokok untuk dapat lebih memahami gambaran

perilaku merokok pada remaja laki-laki.

b. Sebagai referensi bagi orangtua dan pemerintah agar dapat mengetahui

gambaran perilaku merokok pada remaja laki-laki.

c. Sebagai sumbangan informasi bagi masyarakat tentang gambaran perilaku

merokok pada remaja laki-laki.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
24

I.D SISTEMATIKA PENULISAN

Penelitian ini terdiri dari lima bab dimulai dari bab I sampai bab III.

Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah :

Bab I Pendahuluan

Memuat latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Memuat tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam

permasalahan. Teori-teori yang dimuat adalah teori tentang

perilaku merokok termasuk definisi perilaku merokok, faktor

penyebab perilaku merokok pada remaja, tahapan perilaku

merokok, tipe-tipe perokok, faktor yang mempengaruhi perilaku

merokok dan dampak perilaku merokok. Teori remaja termasuk

didalamnya definisi remaja, ciri-ciri masa remaja dan remaja dan

teman sebaya.

Bab III Metodologi Penelitian

Menjelaskan Karakteristik Subjek dan Jumlah Subjek, Metode

Pengambilan Data, Teknik Pengambilan Sampel, dan Alat Bantu

Pengambilan Data.

Bab IV Analisa Data dan Interpretasi Data

Mendeskripsikan data responden, analisa dan interpretasi data

yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan dan

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
25

pembahasan data-data penelitian sesuai dengan teori yang

relevan.

Bab V Kesimpulan, Diskusi dan Saran

Menguraikan mengenai kesimpulan, diskusi dan saran mengenai

gambaran perilaku merokok pada remaja laki-laki.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
26

BAB II

LANDASAN TEORI

A. PERILAKU MEROKOK

1. Definisi Perilaku Merokok.

Bermacam-macam bentuk perilaku yang dilakukan manusia dalam

menanggapi stimulus yang diterimanya, salah satu bentuk perilaku manusia yang

dapat diamati adalah perilaku merokok. Merokok telah banyak dilakukan pada

zaman Tiongkok kuno dan Romawi, pada saat itu orang sudah menggunakan

suatu ramuan yang mengeluarkan asap dan menimbulkan kenikmatan dengan

jalan dihisap melalui hidung dan mulut (Danusantoso, 1991). Danusantoso (1991)

mengatakan bahwa asap rokok selain merugikan diri sendiri juga dapat berakibat

bagi orang lain yang berada disekitarnya.

Menurut Sitepoe (2001), merokok adalah membakar tembakau yang

kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa.

Levy (1984) mendefinisikan perilaku merokok sebagai sesuatu yang dilakukan

seseorang berupa membakar dan menghisap tembakau serta menimbulkan asap

yang dapat terhisap oleh orang disekitarnya. Armstrong (1990) mengatakan

bahwa perilaku merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar kedalam

tubuh dan menghembuskannya kembali keluar.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan

bahwa perilaku merokok adalah suatu aktivitas membakar dan menghisap

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
27

tembakau kemudian mengeluarkan asapnya yang dapat terhisap oleh orang

disekitarnya, baik menggunakan rokok maupun pipa.

2. Faktor Faktor Penyebab Perilaku Merokok pada Remaja

Smet (1994) mengatakan, bahwa permulaan untuk merokok terjadi akibat

pengaruh lingkungan sosial. Modelling (meniru perilaku orang lain) menjadi salah

satu determinan dalam memulai perilaku merokok (Sarafino, 1990). Sejalan

dengan pernyataan diatas, Lewin (Komasari & Helmi, 2000) menyatakan bahwa

perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya

perilaku merokok selain disebabkan faktor dalam diri (seperti perilaku

memberontak dan suka mengambil resiko) dan faktor lingkungan (seperti orang

tua yang merokok dan teman sebaya yang merokok).

Menurut Mutadin (2002) faktor penyebab remaja merokok adalah

pengaruh orang tua, pengaruh teman, faktor kepribadian dan pengaruh iklan.

a. Pengaruh Orang Tua

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda

yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu

memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih

mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari

lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, 1999).

Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial

dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat

dengan rokok/tembakau/obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
28

dengan penekanan pada falsafah kerjakan urusanmu sendiri-sendiri", dan yang

paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu

sebagai perokok, maka anak-anaknya akan memiliki kemungkinan besar untuk

mencontohnya dan menjadi perokok.

b. Pengaruh Teman Sebaya

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok

maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan

demikian sebaliknya. Fakta tersebut menunjukkan dua kemungkinan yang terjadi,

pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman

remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka

semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai

sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan

remaja non perokok (Al Bachri, 1991).

c. Faktor Kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin

melepaskan diri dari rasa sakit, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu

sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk

rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai

tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna rokok dibandingkan dengan

mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
29

d. Pengaruh Iklan

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran

bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja

seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.

Berdasarkan pemaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor

penyebab perilaku merokok adalah pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya,

faktor kepribadian dan pengaruh iklan.

3. Tahap dalam Perilaku Merokok

Saat pertama kali menkonsumsi rokok, gejala-gejala yang mungkin terjadi

adalah batuk-batuk, lidah terasa getir, dan perut terasa mual, tetapi sebagian dari

pemula tersebut mengabaikan perasaan tersebut, biasanya berlanjut menjadi

kebiasaan, dan akhirnya menjadi ketergantungan. Ketergantungan ini

dipersepsikan sebagai kenikmatan yang memberikan kepuasan psikologis. Gejala

ini dapat dijelaskan dari konsep tobacco dependency (ketergantungan rokok).

Artinya, perilaku merokok merupakan perilaku yang menyenangkan dan bergeser

menjadi aktivitas yang bersifat obsesif.

Secara manusiawi, orang cenderung untuk menghindari

ketidakseimbangan dan lebih senang mempertahankan apa yang selama ini

dirasakan sebagai kenikmatan sehingga dapat dipahami jika perokok sulit untuk

berhenti merorok. Klinke & Meeker (dalam Komasari & Helmi, 2000)

mengatakan bahwa motif para perokok adalah relaksasi. Dengan merokok dapat

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
30

mengurangi ketegangan, memudahkan berkonsentrasi, pengalaman yang

menyenangkan, dan relaksasi.

Leventhal dan Clearly (dalam Oskamp, 1984 ) mengungkapkan 4 tahap

dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok yaitu:

a. Tahap Persiapan (preparatory).

Seseorang belum mencoba rokok pada tahap ini. Tahap ini meliputi

perkembangan sikap dan informasi tentang merokok. Seseorang mendapatkan

gambaran yang menyenangkan tentang merokok dengan cara mendengar, melihat

(observasi) dari orang tua atau dari media masa atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini

menimbulkan minat untuk merokok. Leventhal dan Clearly (1980) mengatakan

terdapat tiga perangkat sikap terhadap merokok pada remaja. Perangkat sikap

yang pertama adalah gambaran keren dari merokok. Penelitian menunjukkan

bahwa hanya sedikit murid sekolah yang mempersepsikan perokok sebagai orang

bodoh, kurang perhatian, keras, easygoing, pemalas, bermasalah, dan sebagainya.

Kebanyakan murid memandang bahwa perokok itu sebagai orang yang bebas

(independent), jantan, dan pemberontak tehadap otoritas (Bland, Bewley, & Day,

1975 dalam Oskamp, 1984).

Perangkat sikap yang kedua adalah merokok sebagai bentuk kecemasan

dan mencari perhatian. Ini memberikan kesempatan untuk anak muda mencoba

merokok untuk mendapat penerimaan teman sebaya dan menjadi anggota sebuah

kelompok. Perangkat sikap yang ketiga adalah gambaran bahwa merokok dapat

membantu tetap tenang dalam kondisi stres dan tampil baik dalam pekerjaan atau

situasi akademis.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
31

b. Tahap Permulaan (initiation)

Seseorang sudah mencoba untuk merokok. Tahap ini juga disebut tahap

perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan merokok

ataukah tidak meneruskan merokok. Teman sebaya adalah tempat eksperimen

pertama yang memungkinkan remaja untuk mencoba rokok. Sebuah studi oleh

Leventhal dkk (1967) menemukan bahwa pada umumnya anak-anak muda

mencoba rokok pertama mereka pada saat bersama dengan teman teman

sebayanya dan disertai dengan dukungan dari teman-teman tersebut.

Data menunjukkan bahwa remaja yang merokok sebanyak 4 batang per

hari memiliki 80 % kesempatan untuk menjadi seorang perokok regular. Jumlah

remaja yang pernah mencoba rokok setidaknya 1 batang perhari adalah 70 %

sampai 80%, namun setengahnya saja yang menjadi perokok regular (Grant &

Weitman, 1968 dalam Oskamp, 1984). Reaksi negatif terhadap rokok seperti rasa

rokok yang tajam dan panas merupakan faktor yang menyebabkan seseorang

untuk tidak meneruskan perilaku merokok. Namun kebanyakan dari remaja

mengacuhkan rasa ini dan meneruskan perilaku merokok mereka (Leventhal &

Everhart, 1979).

Sarafino (1994) menyatakan bahwa seseorang memutuskan untuk

meneruskan perilaku merokok jika individu:

memiliki setidaknya salah satu orang tua yang merokok

merasa bahwa orang tuanya tidak peduli dan mendorong mereka untuk

merokok

memiliki saudara kandung atau teman yang merokok

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
32

merasa ada tekanan dari teman sebaya untuk merokok, seperti Kamu

akan ditertawakan orang-orang bila tidak merokok atau Kamu harus

merokok bila sedang berada dengan teman-teman yang merokok

memiliki sikap yang positif terhadap rokok, misalnya Merokok sangat

menyenangkan atau Merokok dapat membantu orang-orang

menghilangkan rasa bosan, stres dan kecemasan

tidak percaya kalau merokok dapat membahayakan kesehatan mereka,

misalnya merasa bahwa merokok hanya akan berbahaya bagi orang-

orang yang telah tua, atau merokok hanya akan berbahaya jika telah

mengkonsumsinya dalam waktu yang cukup lama.

c. Tahap menjadi seorang perokok (becoming a smoke).

Oskamp (1984) mengatakan bahwa seseorang menjadi perokok apabila

orang tersebut telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang per hari. Individu

yang telah mencoba sampai rokok ke 4 cenderung menjadi perokok tetap. Banyak

penelitian mengindikasikan bahwa secara tipikal seorang menjadi perokok

regular menghabiskan waktu selama 2 tahun. Hal ini belum begitu jelas, apakah

kebanyakan individu mengalami transisi ini dalam waktu yang sama, lebih lama

atau bahkan membutuhkan waktu bertahun-tahun. Leventhal dan Clearly (1967)

melihat tahap ini sebagai suatu proses belajar, kapan dan dimana merokok dan

memasukkan peran dari seorang perokok kedalam didirinya. Selama tahap ini ,

toleransi berkembang sebagai efek fisiologis dari merokok (Russell, 1979).

Remaja secara umum tidak menyadari bagaimana bergantungnya orang dewasa

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
33

terhadap rokok dan memandang rokok tidak baik bagi orang yang sudah tua

bukan untuk dirinya sendiri (Leventhal & Everhart, 1979).

d. Tahap mempertahankan perilaku merokok (maintance of smoking).

Tahap ini merupakan tahap akhir, ketika faktor psikologis dan mekanisme

biologis menyatu agar perilaku merokok dipelajari terus-menerus. Penelitian

menemukan berbagai variasi alasan psikologis untuk terus merokok (Ikard, Green

& Horn, 1969), diantaranya adalah:

kebiasaan

ketergantungan

penurunan kecemasan dan tensi

relaksasi

pergaulan dan social reward

stimulasi dan keterbangkitan (arousal).

4. Tipe-tipe Perokok

Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi

rokok lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah

bangun pagi. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang

waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6 - 30 menit. Perokok sedang

menghabiskan rokok 11 21 batang dengan selang waktu 31 - 60 menit setelah

bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok kurang dari 10 batang dengan

selang waktu setelah 60 menit dari bangun pagi (Mohammad Efendi, 2002).

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
34

Sitepoe (1997) membagi perokok menjadi 2 jenis berdasarkan asap yang

dihisap, yaitu:

a. Perokok Aktif

Perokok aktif adalah perokok yang menghisap asap rokok melalui mulut

langsung dari rokok yang dibakar (asap mainstream).

b. Perokok Pasif

Perokok pasif adalah orang-orang yang disekitar perokok aktif yang

menghisap rokok yang terbentuk pada ujung rokok yang terbakar serta asap

rokok yang dihembuskan keudara oleh perokok aktif (asap sidestream).

5. Tipe Perilaku Merokok

Menurut Tomkins (dalam Mu'tadin, 2002) ada 4 tipe perilaku merokok

berdasarkan Management of affect theory, ke empat tipe tersebut adalah :

a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok

seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Green (dalam Mutadin,

2002) menambahkan ada 3 sub tipe ini :

1) Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau

meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah

minum kopi atau makan.

2) Stimulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan

sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.

3) Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dengan

memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
35

menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan

untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau

perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan

jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan api.

b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang

menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia

marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka

menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari

perasaan yang lebih tidak enak.

c. Perilaku merokok yang adiktif. Green menyebutnya sebagai psychological

Addiction. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang

digunakan setiap saat setelah efek dari rokok sekalipun, karena ia khawatir

kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.

d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok

sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi

karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada

orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat

otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api

rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
36

5. Dampak Perilaku Merokok

Ogden (2000) membagi dampak perilaku merokok menjadi 2, yaitu:

a. Dampak Positif

Merokok menimbulkan dampak positif yang sangat sedikit bagi kesehatan.

Graham (dalam Ogden, 2000) menyatakan bahwa dengan merokok dapat

menghasilkan mood positif dan dapat membantu individu menghadapi keadaan-

keadaan yang sulit. Graham juga menyebutkan keuntungan merokok (terutama

bagi perokok) yaitu mengurangi ketegangan, membantu berkonsentrasi, dukungan

sosial dan menyenangkan.

b. Dampak Negatif

Merokok dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang sangat

berpengaruh bagi kesehatan. Merokok bukanlah sebagai penyebab suatu penyakit,

tetapi dapat menimbulkan suatu jenis penyakit sehingga dapat dikatakan merokok

tidak menyebabkan kematian, tetapi dapat mendorong munculnya jenis penyakit

yang dapat menyebabkan kematian. Terdapat berbagai jenis penyakit yang dapat

ditimbulkan karena merokok, dimulai dari penyakit dikepala sampai dengan

penyakit kardiovaskuler, kanker, saluran pernapasan, meningkatkan tekanan

darah, menurunkan fertilitas (kesuburan) dan nafsu seksual, sakit maag, gangguan

pembuluh darah, menghambat pengeluaran air seni serta polusi udara dalam

ruangan sehingga terjadi iritasi mata, hidung dan tenggorokan.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
37

B. REMAJA

1. Definisi Remaja

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke

masa dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya

setempat. Menurut WHO (World Health Organization) batasan usia remaja

adalah 12 sampai 24 tahun.

Masa remaja merupakan masa yang paling sulit untuk dilalui oleh individu

jika dilihat dari siklus kehidupan. Masa ini dapat dikatakan sebagai masa yang

paling kritis bagi perkembangan pada tahap-tahap kehidupan selanjutnya. Hal ini

dikarenakan pada masa inilah terjadi begitu banyak perubahan dalam diri individu

baik itu perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan dari ciri kanak-kanak

menuju pada kedewasaan. Perubahan pada wanita ditandai dengan mulainya

menstruasi atau buah dada yang membesar. Perubahan pada pria antara lain

ditandai dengan perubahan suara, otot yang semakin membesar serta mimpi

basah. (United Nation Population Fund (UNFPA), 2001).

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere yang

berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Lazimnya masa remaja dianggap

mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia

mencapai usia matang secara hukum. Papalia (2008) membagi masa remaja

menjadi 2 bagian, yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja

awal berlangsung kira-kira dari 11 tahun atau 12 tahun sampai 14. Masa remaja

akhir berlangsung kira-kira 15 tahun sampai 20 tahun.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
38

2. Ciri-ciri Masa Remaja

Menurut Hurlock (1999), seperti halnya dengan semua periode yang

penting selama rentang kehidupan, masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang

membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut

adalah:

a. Masa remaja sebagai periode yang penting.

Dianggap periode yang penting karena akibatnya yang langsung terhadap

sikap dan perilaku, dan karena akibat-akibat jangka panjang. Awal masa

remaja ditandai dengan perkembangan fungsi fisik disertai perkembangan

mental yang cepat, mengakibatkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya

membentuk sikap, nilai dan minat baru.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan.

Peralihan tidak berarti terputus atau berubah dari yang telah terjadi

sebelumnya, melainkan peralihan dari satu tahap ke tahap perkembangan

berikutnya. Perubahan fisik yang terjdi sebelum tahun awal masa remaja

mempengaruhi tingkat perilaku individu dan mengakibatkan diadakannya

penilaian kembali penyesuaian nilai-nilai yan telah tergeser.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan.

Ada empat perubahan yang hampir bersifat universal, yaitu:

1) Meninggginya emosi yang intesitasnya bergantung pada tingkat

perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.

2) Perubahan tubuh, minat, dan peran yang diharapkan oleh kelompok

sosial menimbulkan masalah baru.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
39

3) Perubahan minat dan pola perilaku mengakibatkan perubahan nilai-

nilai.

4) Sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap perubahan sikap.

Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan tapi takut bertanggung

jawab.

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah.

Kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah namun

merasa dirinya mandiri untuk mengatasi masalahnya sendiri sehingga menolak

bantuan orang lain. Ketidakmampuan untuk mengatasi masalahnya sendiri

mengakibatkan penyelesaian tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan.

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri.

Erikson menjelaskan bahwa identitas diri yang dicari remaja berupa usaha

untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya didalam masyarakat, apakah ia

seorang anak-anak atau orang dewasa. Awal masa remaja diperlihatkan

dengan penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting namun lambat

laun mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi

sama seperti temannya dalam segala hal.

Salah satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai individu

adalah dengan menggunakan simbol status dalam menggunakan mobil,

pakaian dan barang-barang mewah lain, sementara pada saat yang sama ia

mempertahankan identitas dirinya didalam kelompok dengan mengikuti apa

yang dilakukan kelompok seperti merokok dan minum minuman keras.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
40

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.

Stereotip yang berlaku dalam masyarakat berfungsi sebagai cermin yang

ditegakkan masyarakat bagi remaja yang menggambarkan citra diri remaja

sendiri yang lambat laun dianggapnya sebagai gambaran yang asli dan remaja

membentuk perilakunya sesuai gambaran ini. Dengan menerima stereotip

tersebut dan adanya keyakinan bahwa orang dewasa mempunyai pandangan

yang buruk tentang remaja, membuat peralihan kemasa dewasa menjadi sulit.

g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis.

Remaja cenderung melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana

yang diinginkannya dan bukan sebagaimana dirinya.

h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.

Dengan semakin mendekatnya usia kematangan, para remaja mulai

memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu

merokok, minum minuman keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat

dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa perilaku tersebut akan

memberikan citra yang mereka inginkan.

3. Remaja dan Teman Sebaya

Salah satu tugas perkembangan remaja menurut Havighurst adalah

mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya. Teman sebaya

merupakan sumber status, persahabatan dan rasa saling memiliki yang penting

dalam setiap situasi apapun (Santrock, 1998). Kelompok teman sebaya merupakan

sumber afeksi, simpati, pemahaman, dan panduan moral; tempat bereksperimen;

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
41

dan setting untuk mendapatkan otonomi dan independensi dari orangtua (Papalia,

2008).

Remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-teman

sebaya sebagai kelompok, maka pengaruh teman-teman sebaya pada sikap,

pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar daripada pengaruh

keluarga. Misalnya bila anggota kelompok mencoba minum alkohol, obat-obatan

terlarang atau rokok, maka remaja cenderung mengikutinya tanpa memperdulikan

perasaan mereka sendiri akibatnya (Hurlock, 1980). Hal ini dijelaskan Syamsu

(2000) sebagai konformitas, dimana konformitas diartikan sebagai motif untuk

menjadi sama, sesuai, seragam, dengan nilai-nilai, kebiasaan, kegemaran (hobi),

atau budaya teman sebayanya. Remaja yang berada didalam kelompok teman

sebaya cenderung untuk menyamakan kebiasaan dan budaya temannya.

Santrock (1998) menjelaskan bahwa konformitas terjadi ketika remaja

mengadopsi sikap atau perilaku remaja lain karena adanya tekanan baik secara

langsung atau tidak. Remaja mengikuti apa yang dibuat oleh kelompok walaupun

bukan dasar keinginan dirinya untuk mempertahankan kedudukannya didalam

kelompok dan juga agar sama seperti sikap dan perilaku teman-temannya dan agar

dirinya tidak dianggap aneh oleh teman-temannya. Hal ini dapat dikaitkan dengan

perilaku merokok, dimana remaja akan merokok jika teman sebaya mereka juga

merokok.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
42

C. GAMBARAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI

Masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi masalah nasional, bahkan

internasional. Sering sekali kita melihat orang merokok dimana-mana dalam

kehidupan sehari-hari baik di kantor, di pasar ataupun tempat umum lainnya atau

bahkan dikalangan rumah tangga sendiri (Aditama, 1996). Mulai dari orang

dewasa sampai dengan anak kecil mengkonsumsi rokok. Perilaku merokok dilihat

dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun

orang disekelilingnya. Pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti

nikotin, CO (Karbonmonosikda) dan tar dapat menimbulkan berbagai penyakit

jika dilihat dari sisi kesehatan. Merokok juga dapat menimbulkan dampak negatif

bagi orang yang berada disekeliling perokok. Risiko yang ditanggung perokok

pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif karena daya tahan terhadap zat-zat

yang berbahaya sangat rendah (Sarafino dalam Komasari & Helmi, 2000).

Perilaku merokok banyak dilakukan pada usia remaja. Masa remaja adalah

masa peralihan dari usia kanak-kanak ke usia dewasa. Erikson (Papalia, 2008)

mengatakan bahwa remaja mengalami krisis aspek psikososial pada masa

perkembangannya yaitu masa ketika mereka sedang mencari jati dirinya. Remaja

sering berusaha memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa dengan

bertingkah laku seperti orang dewasa, yaitu merokok, minum minuman keras, dan

menggunakan obat-obatan (Hurlock, 1999). Perokok laki-laki jauh lebih tinggi

dibandingkan perempuan dimana jika diuraikan menurut umur, prevalensi

perokok laki-laki paling tinggi pada umur 15 - 19 tahun. Hal ini dapat dikaitkan

dengan stres yang dialami oleh remaja. Sebuah studi menemukan bahwa bagi

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
43

kalangan remaja, jumlah rokok yang mereka konsumsi berkaitan dengan stres

yang mereka alami.

Menurut Baldwin (2002) sumber stres pada remaja laki-laki dan

perempuan pada umumnya sama, hanya saja remaja perempuan sering merasa

cemas ketika sedang menghadapi masalah, sedangkan pada remaja laki-laki

cenderung lebih berperilaku agresif. Remaja laki-laki yang mengalami stres akan

melakukan perbuatan negatif seperti mengkonsumsi rokok dan alkohol

(Hurrelmann dalam Welle, 2004). Perbedaan ketika berada didalam kelompok

teman sebaya juga diperlihatkan antara remaja laki-laki dengan remaja

perempuan. Remaja laki-laki lebih mudah untuk terpengaruh teman-temannya

dalam hal perilaku menyimpang seperti merokok, minum minuman keras dan juga

cabut dari sekolah. Remaja perempuan biasanya lebih ingin menjalin hubungan

harmonis dan hidup sesuai harapan teman sebayanya seperti cara berpakaian yang

sama.

Menurut Mutadin (2002) faktor penyebab perilaku merokok pada remaja

adalah pengaruh orangtua, pengaruh teman sebaya, faktor kepribadian, dan

pengaruh iklan. Keempat faktor ini yang menyebabkan remaja merokok. Tidak

semua remaja yang memiliki orangtua yang merokok, memiliki teman sebaya

yang merokok dan adanya iklan rokok mempengaruhi mereka untuk merokok.

Ovine & Cynthia (1989) mengatakan bahwa sseorang yang memiliki sikap yang

teguh pada akibat-akibat yang ditimbulkan dari nikotin berusaha keras untuk tidak

merokok.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
44

Terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok

(Leventhal dan Clearly, 1984 ). Pertama adalah tahap persiapan (prepatory)

dimana seseorang belum mencoba merokok. Seseorang mendapatkan gambaran

yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau

dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok. Kedua adalah

tahap permulaan (initiation), pada tahap ini seseorang sudah mencoba untuk

merokok dan menentukan apakah seseorang akan menjadi perokok ataukah tidak.

Ketiga adalah tahap menjadi perokok (becoming a smoker) dimana seseorang

dikatakan sebagai perokok bila telah mengkonsumsi 4 batang per hari. Keempat

adalah tahap mempertahankan perilaku merokok (maintenance of smoking)

dimana ketika faktor psikologis dan mekanisme biologis menyatu agar perilaku

merokok dipelajari terus-menerus.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
45

D. PARADIGMA PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI

Remaja

Ciri-ciri masa remaja


Masa remaja sebagai
periode perubahan
Masa remaja sebagai masa
mencari identitas diri.
Masa remaja sebagai
ambang masa dewasa

Faktor penyebab
perilaku merokok pada
remaja merokok Tidak merokok
Pengaruh orang tua
Pengaruh teman
sebaya
Faktor kepribadian
Pengaruh iklan

Tahap merokok
Persiapan
Sikap teguh
Permulaan
terhadap akibat
Menjadi seorang
dari rokok
perokok
Mempertahankan
perilaku merokok

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. PENDEKATAN KUALITATIF

Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2000) metode penelitian

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati. Pendekatan ini juga digunakan untuk menggambarkan dan menjawab

pertanyaan seputar subyek penelitian beserta konteksnya.

Menurut Poerwandari (2001) pendekatan kualitatif dipandang sebagai

pendekatan yang lebih sesuai untuk penelitian yang tertarik dalam memahami

manusia dengan segala kompleksitasnya sebagai makhluk subjektif. Untuk itu

peneliti berusaha untuk menangkap, memahami dan menaksirkan apa dan

bagaimana suatu pengertian dikembangkan oleh subjek penelitian. Maka

kemudian yang dianggap penting adalah pengalaman, pendapat, perasaan dan

pengetahuan subjek yang ditelitinya. Hasil dari pendekatan tersebut dapat

diperoleh dari bagaimana perilaku merokok pada remaja laki-laki.

Beberapa alasan peneliti memilih menggunakan metode penelitian

kualitatif untuk melihat gambaran perilaku merokok pada remaja laki-laki

dikarenakan tema tersebut tidak umum dikaji dalam penelitian psikologi

perkembangan dan bersifat masih baru. Menurut peneliti, metode kualitatif yang

digunakan dalam penelitian ini dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dan perilaku yang dapat diamati sehingga data-data tersebut

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
47

dapat digunakan untuk mengetahui perilaku merokok pada remaja laki-laki.

Peneliti juga tertarik menggunakan metode kualitatif ini karena perilaku merokok

dalam hal ini faktor penyebab dan tahapan menjadi perokok pada setiap individu

bersifat subjektif dan unik, berbeda antara satu individu dengan individu yang

lain.

Hal ini sejalan dengan Padgett (1998) mengemukakan beberapa alasan

mengapa menggunakan penelitian kualitatif. Alasan-alasan tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian kualitatif digunakan jika peneliti ingin menggali suatu topik yang

masih sedikit diketahui.

2. Jika topik yang ingin diteliti memiliki tingkat kedalaman sensitivitas dan

emosional.

3. Penelitian tersebut diharapkan dapat menggambarkan pengalaman hidup

dari perspektif orang yang hidup di dalamnya dan menciptakan arti darinya.

Poerwandari (2001) menambahkan bahwa salah satu tujuan penting

penelitian kualitatif adalah diperolehnya pemahaman yang menyeluruh dan utuh

tentang fenomena yang diteliti, sebagian besar aspek psikologis manusia juga

sangat sulit direduksi dalam bentuk elemen dan angka sehingga akan lebih etis

dan kontekstual bila diteliti dalam setting alamiah. Artinya tidak cukup mencari

what dan how much, tetapi perlu juga memahaminya (why dan how)

dalam konteksnya.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
48

Peneliti berharap, dengan menggunakan metode kualitatif dapat menggali

informasi yang lebih kaya dan mendalam tentang bagaimana gambaran perilaku

merokok pada remaja laki-laki.

B. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian untuk penelitian kualitatif adalah subjek yang memenuhi

kriteria yang telah ditetapkan dan bisa memberikan sebanyak mungkin data yang

dibutuhkan. Dengan persetujuan yang sudah diperoleh maka peneliti bisa

mengatur waktu dan tempat untuk melakukan wawancara yang disertai dengan

observasi yang mendukung (Gay & Airasian, 2003).

1. Karakteristik Subjek Penelitian

Adapun karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian telah

disesuaikan dengan tujuan penelitian yang akan diteliti adalah:

a. Jenis kelamin laki-laki.

b. Remaja akhir (15-20 tahun).

Sirait (2001) menyatakan bahwa prevalensi remaja merokok paling besar

adalah pada usia 15 19 tahun.

c. Perokok (yang telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang perhari).

Oskamp (1984) mengatakan bahwa seseorang menjadi perokok apabila orang

tersebut telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang per hari.

2. Jumlah Subjek Penelitian

Penelitian kualitatif tidak mementingkan jumlah subjek penelitian, yang

terpenting dalam penelitian kualitatif adalah subjek yang bisa memberikan


Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
49

sebanyak mungkin informasi yang ingin didapatkan. Waktu, biaya, kemampuan

partisipan, ketertarikan partisipan dan faktor lain yang mempengaruhi banyaknya

subyek menjadi hal yang harus diperhatikan dalam mengambil sampel penelitian

(Gay dan Airasian, 2003).

Sarantakos (1993) (dalam Poerwandari, 2001) menyatakan bahwa

pengambilan sampel secara teoritis menambahkan unit-unit baru dalam

sampelnya, sampai penelitian tersebut mencapai titik jenuh (saturation point), saat

dimana penambahan data dianggap tidak lagi memberikan tambahan informasi

baru dalam analisis.

Pada penelitian ini jumlah partisipan yang direncanakan sebanyak 3 orang

remaja akhir laki-laki, dengan pertimbangan 3 orang subyek tersebut dapat

mewakili tipe-tipe perokok agar hasil penelitian ini dapat lebih bervariasi serta

dengan pertimbangan keterbatasan dari peneliti sendiri baik waktu, biaya maupun

kemampuan peneliti.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

berdasarkan teori atau berdasarkan konstruk operasional (theory based/

operasional construct sampling), yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria

tertentu, berdasarkan teori atau konstruk operasional sesuai dengan studi-studi

sebelumnya, atau sesuai dengan tujuan penelitian (Poerwandari, 2001).

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
50

4. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Medan, karena terdapat alasan kemudahan bagi

peneliti dalam menemukan sampel, mengingat peneliti juga berdomisili di kota

Medan sekaligus menghemat biaya penelitian. Lokasi penelitian dapat berubah

sewaktu-waktu dan disesuaikan dengan keinginan dari responden penelitian agar

responden merasa nyaman.

C. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara. Hal ini sesuai dengan pendapat Padgett (1998) yang mengatakan

bahwa ada tiga bentuk dasar metode pengumpulan data dalam penelitian

kualitatif, yaitu: (a) observasi, (b) wawancara dan (c) analisis dokumen. Namun

metode observasi dan analisis dokumen tidak dijadikan metode pengumpulan data

dalam penelitian ini karena peneliti mempertimbangkan faktor efektifitas dan

keterbatasan peneliti.

1. Wawancara

Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data melalui wawancara.

Peneliti menggunakan metode wawancara ini agar dapat mengetahui secara

mendalam mengenai perilaku merokok pada remaja laki-laki. Bungin (dalam

Poewandari, 2001) mendefinisikan wawancara sebagai metode pengumpulan data

dengan cara tanya jawab antara pewawancara dengan responden atau orang yang

diwawancarai. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini sifatnya tidak

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
51

terstruktur. Metode wawancara ini berbeda dari wawancara terstruktur dalam hal

waktu bertanya dan cara memberikan respons, yaitu jenis ini jauh lebih bebas

iramanya. Wawancara tidak terstruktur memberi kesempatan pada subjek untuk

mengeluarkan buah pikiran, pandangan dan perasaannya dengan bebas (Moleong,

2006).

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam (in-depth interview). Banister (1994) menjelaskan bahwa wawancara

mendalam adalah wawancara yang tetap menggunakan pedoman wawancara,

namun penggunaannya tidak sekedar wawancara terstruktur. Pedoman wawancara

berisi open-ended question yang bertujuan agar arah wawancara tetap sesuai

dengan tujuan penelitian (Poerwandari, 2001).

D. ALAT BANTU PENGAMBILAN DATA

Alat bantu pengambilan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah pedoman wawancara dan alat perekam (tape recorder). Hal ini sejalan

dengan pendapat Moleong (2002) yang menyatakan menyatakan bahwa

pencatatan data selama penelitian penting sekali karena data dasar yang akan

dianalisis berdasarkan kutipan hasil wawancara. Oleh karena itu, pencatatan data

harus dilakukan dengan cara yang sebaik dan setepat mungkin. Kedudukan

peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, untuk itu diperlukan instrumen

atau alat penelitian agar dapat membantu peneliti dalam pengumpulan data

(Moleong, 2002).

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
52

1. Pedoman wawancara

Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara sebagai salah satu alat

pengambil data. Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan

tidak menyimpang dari tujuan penelitian dan dapat dijadikan Pedoman umum

wawancara memuat isu-isu yang berkaitan dengan tema penelitian tanpa

menentukan urutan pertanyaan karena akan disesuaikan dengan situasi dan

kondisi saat wawancara berlangsung. Pedoman ini digunakan untuk mengingatkan

sekaligus sebagai daftar pengecek bahwa semua aspek yang relevan telah dibahas

atau ditanyakan.

Poerwandari (2001) menyatakan bahwa pedoman wawancara ini juga

sebagai alat bantu untuk mengkategorisasikan jawaban sehingga memudahkan

pada tahap analisis data. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan

penelitian, tapi juga berdasarkan pada berbagai teori yang berkaitan dengan

masalah yang ingin dijawab.

2. Alat perekam (tape recorder)

Penelitian ini juga menggunakan alat perekam sebagai alat pengambil data

agar memudahkan peneliti untuk mengingat kembali apa yang telah dikatakan

subjek. Peneliti menggunakan alat perekam dengan seizin subjek.

Hal ini sejalan dengan pendapat Poerwandari (2001) yang menyatakan

bahwa sedapat mungkin wawancara perlu direkam dan dibuat transkripnya secara

verbatim (kata demi kata), sehingga tidak bijaksana jika peneliti hanya

mengandalkan ingatan. Untuk tujuan tersebut, perlu digunakan alat perekam agar

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
53

peneliti mudah mengulang kembali rekaman wawancara dan dapat menghubungi

subjek kembali apabila ada hal yang masih belum lengkap atau belum jelas.

Penggunaan alat perekam ini dilakukan dengan seizin subjek. Penggunaan tape

recorder memungkinkan peneliti untuk lebih berkonsentrasi pada apa yang

dikatakan oleh subjek, tape recorder dapat merekam nuansa suara dan bunyi serta

aspek-aspek dari wawancara seperti tertawa, desahan dan sarkasme secara tajam

(Padgett, 1998).

E. KREDIBILITAS PENELITIAN

Kredibilitas adalah istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif

untuk menggantikan konsep validitas (Poerwandari, 2001). Deskripsi mendalam

yang menjelaskan kemajemukan (kompleksitas) aspek-aspek yang terkait (dalam

bahasa kuantitatif: variabel) dan interaksi dari berbagai aspek menjadi salah satu

ukuran kredibilitas penelitian kualitatif. Kredibilitas penelitian ini nantinya

terletak pada keberhasilan penelitian dalam mengungkapkan faktor apa yang

menyebabkan remaja laki-laki merokok dan bagaimana tahapan-tahapan perilaku

merokok pada remaja laki-laki.

Menurut Poerwandari (2001), kredibilitas penelitian kualitatif juga terletak

pada keberhasilan mencapai maksud mengeksplorasi masalah dan

mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang

kompleks.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
54

F. PROSEDUR PENELITIAN

1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap persiapan penelitian, peneliti melakukan sejumlah hal yang

diperlukan untuk melakukan penelitian.

a. Mengumpulkan data

Peneliti mengumpulkan berbagai informasi dan teori-teori yang

berhubungan dengan perilaku merokok, khususnya yang berkaitan dengan

perilaku merokok pada remaja laki-laki.

b. Menyusun pedoman wawancara

Agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian,

peneliti menyusun butir-butir pertanyaan berdasarkan kerangka teori

perilaku merokok yang meliputi faktor yang menyebabkan perilaku

merokok dan tahap-tahap perilaku merokok untuk menjadi pedoman

dalam wawancara.

c. Persiapan untuk mengumpulkan data

Peneliti mengumpulkan informasi tentang calon subjek penelitian. Setelah

mendapatkannya, lalu peneliti menghubungi calon subjek untuk

menjelaskan tentang penelitian yang dilakukan dan menanyakan

kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian.

d. Membangun rapport dan menentukan jadwal wawancara

Setelah memperoleh kesediaan dari subjek penelitian, peneliti membuat

janji bertemu dengan subjek dan berusaha membangun rapport yang baik

dengan subjek. Setelah itu, peneliti dan responden penelitian menentukan

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
55

dan menyepakati waktu untuk pertemuan selanjutnya untuk melakukan

wawancara penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah tahap persiapan penelitian dilakukan, maka peneliti memasuki

beberapa tahap pelaksanaan penelitian, antara lain:

a. Mengkonfirmasi ulang waktu dan tempat wawancara

Sebelum wawancara dilakukan, peneliti mengkonfirmasi ulang waktu dan

tempat yang sebelumnya telah disepakati bersama dengan subjek.

Konfirmasi ulang ini dilakukan sehari sebelum wawancara dilakukan

dengan tujuan agar memastikan responden dalam keadaan sehat dan tidak

berhalangan dalam melakukan wawancara.

b. Melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara

Sebelum melakukan wawancara, peneliti meminta responden untuk

menandatangani Lembar Persetujuan Wawancara yang menyatakan

bahwa responden mengerti tujuan wawancara, bersedia menjawab

pertanyaan yang diajukan, mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari

penelitian sewaktu-waktu serta memahami bahwa hasil wawancara adalah

rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Setelah itu,

peneliti mulai melakukan proses wawancara berdasarkan pedoman

wawancara yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti melakukan beberapa

kali wawacara untuk mendapatkan hasil dan data yang maksimal.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
56

c. Memindahkan rekaman hasil wawancara ke dalam bentuk transkrip

verbatim. Setelah proses wawancara selesai dilakukan dan hasil

wawancara telah diperoleh, peneliti kemudian memindahkan hasil

wawancara ke dalam verbatim tertulis. Pada tahap ini, peneliti melakukan

koding dengan membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh.

Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi

data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan

gambaran tentang topik yang dipelajari (Poerwandari, 2001).

d. Melakukan analisa data

Bentuk transkrip verbatim yang sudah selesai kemudian dibuatkan

salinannya dan diserahkan kepada pembimbing. Pembimbing membaca

verbatim berulang-ulang untuk mendapat gambaran yang lebih jelas.

Setelah itu verbatim wawancara disortir untuk memperoleh hasil yang

relevan dengan tujuan dan diberi kode.

e. Menarik kesimpulan, membuat diskusi dan saran

Setelah analisa data selesai, peneliti menarik kesimpulan untuk menjawab

rumusan permasalahan. Kemudian peneliti menuliskan diskusi

berdasarkan kesimpulan dan data hasil penelitian. Setelah itu, peneliti

memberikan saran-saran sesuai dengan kesimpulan, diskusi dan data hasil

penelitian.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
57

3. Tahap Pencatatan Data

Semua data yang diperoleh pada saat wawancara direkam dengan alat

perekam dengan persetujuan responden penelitian sebelumnya. Dari hasil

rekaman ini kemudian akan ditranskripsikan secara verbatim untuk dianalisa.

Transkrip adalah salinan hasil wawancara dalam pita suara yang dipindahkan ke

dalam bentuk ketikan di atas kertas.

G. PROSEDUR PENGOLAHAN DATA

Data yang diperoleh dari pendekatan kualitatif adalah berupa kata-kata.

Untuk itu perlu melakukan analisis data. Analisis data adalah proses yang merinci

usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide seperti yang

disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan

ide itu (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2005).

Proses analisa data yang peneliti gunakan berdasarkan proses analisa data

yang diajukan Poerwandari (2001), sebagai berikut:

a. Peneliti melakukan organisasi data secara sistematis untuk memperoleh

kualitas data yang baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan dan

menyimpan data dan analisis yang berkaitan dengan penyelesaian

penelitian.

b. Setelah melakukan organisasi data, peneliti melakukan koding dan

analisis. Peneliti kemudian menyusun transkripsi verbatim dengan

menyediakan kolom kosong sebelah kanan transkrip untuk tempat kode-

kode tertentu, kemudian secara urut dan kontinyu melakukan penomoran

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
58

pada baris-baris transkrip. Selanjutnya peneliti memberi pemaknaan pada

substansi data yang telah dikumpulkan.

c. Peneliti kemudian melakukan pengujian terhadap dugaan. Peneliti

membaca berulang-ulang transkrip wawancara dan mempelajari data yang

ada untuk kemudian mengembangkan dugaan-dugaan yang merupakan

kesimpulan sementara.

d. Peneliti kemudian melakukan strategi analisis. Proses analisis peneliti

lakukan dengan melibatkan konsep-konsep yang muncul dari jawaban atau

kata-kata responden dan sebagian peneliti lakukan berdasarkan konsep

yang peneliti kembangkan untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis.

e. Setelah itu peneliti melakukan interpretasi data yang bertujuan untuk

memahami data secara ekstensif dan mendalam. Peneliti menggunakan

perspektif teori perilaku merokok dan menginterpretasikan data melalui

perspektif tersebut.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
59

BAB IV

ANALISA DATA DAN INTERPRETASI

Pada bagian ini akan diuraikan hasil analisa wawancara dalam bentuk

narasi. Untuk mempermudah pembaca dalam memahami faktor penyebab perilaku

merokok dan tahapan perilaku merokok, maka data akan dijabarkan, dianalisa,

dan diinterpretasi per-subjek. Interpretasi akan dijabarkan dengan menggunakan

aspek-aspek yang terdapat dalam pedoman wawancara.

A. DESKRIPSI DATA

Tabel I

Gambaran Umum Subjek Penelitian

Keterangan Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3

Nama Ari Titi Odoy

Usia 19 Tahun 16 Tahun 18 Tahun

Urutan Kelahiran Ke1 dari 2 Ke 3 dari 5 Ke 1 dari 2

Agama Islam Islam Islam

Status Mahasiswa Siswa Mahasiswa

Suku Melayu Minang Jawa

Lama merokok 6 tahun 2 tahun 4 tahun

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
60

1. Subjek 1

a. Tanggal Wawancara

Proses wawancara dilakukan di rumah peneliti sebanyak tiga kali, dengan

rincian sebagai berikut:

1) Hari Rabu, 4 Februari 2009; Pukul 20.00 20.25 Wib.

2) Hari Jumat, 6 Februari 2009; Pukul 19.30 20.15 Wib.

3) Hari Jumat, 27 Februari 2009; Pukul 15.00 15.20 Wib.

2. Subjek 2

a. Tanggal Wawancara

Proses wawancara dilakukan di rumah peneliti sebanyak tiga kali, dengan

rincian sebagai berikut:

1) Hari Sabtu, 7 Februari 2009; Pukul 19.40 20.10 Wib.

2) Hari Jumat, 13 Februari 2009; Pukul 12.00 12.30 Wib.

3) Hari Sabtu, 28 Februari 2009; Pukul 12.00 12.20 Wib.

3. Subjek 3

a. Tanggal Wawancara

Proses wawancara dilakukan di rumah peneliti sebanyak tiga kali, dengan

rincian sebagai berikut:

1) Hari Minggu, 8 Februari 2009; Pukul 20.00 20.25 Wib.

2) Hari Rabu, 11 Februari 2009; Pukul 14.15 15.00 Wib.

3) Hari Minggu, 1 Maret 2009; Pukul 12.10 12.30 Wib.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
61

B. ANALISA DATA

1. Subjek 1

a. Latar belakang subjek

Subjek bernama Ari (bukan nama sebenarnya). Subjek adalah anak

pertama dari 2 besaudara. Subjek lahir 19 tahun yang lalu dari keluarga Melayu.

Adik subjek berjenis kelamin laki-laki yang sekarang duduk dibangku Sekolah

Dasar. Ayah subjek adalah seorang pensiunan pegawai negeri dan ibu subjek

adalah seorang pegawai negeri disalah satu Instansi Pemerintah. Hubungan subjek

dengan ayahnya tidak begitu dekat, subjek lebih dekat dengan ibunya. Saat ini

subjek terdaftar sebagai mahasiswa semester 3 disalah satu Universitas Swasta di

Medan.

Subjek mencoba rokok pertamanya pada saat duduk dibangku Sekolah

Dasar dan berhenti saat itu juga karena subjek batuk-batuk ketika mencobanya.

Subjek kembali merokok saat duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama hingga

saat ini. Subjek menjadi perokok sudah selama 6 tahun. Subjek merokok disaat

bersama teman-temannya dan ketika merasa bosan atau suntuk. Setiap harinya

subjek menghabiskan 16 batang rokok. Jumlah rokok ini akan berkurang ketika

subjek sedang sakit dan akan bertambah ketika subjek bergadang bersama teman-

temannya. Jika subjek sakit, subjek hanya mengahabiskan 1 batang rokok perhari.

Jika subjek bergadang bersama teman-temannya, subjek dapat menghabiskan

20 22 batang rokok dalam 1 hari.

Peneliti mengenal subjek dari adik sepupu peneliti yang merupakan teman

subjek. Peneliti mengenal subjek sejak 6 bulan yang lalu. Peneliti menanyakan

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
62

secara langsung apakah subjek bersedia menjadi subjek penelitian pada penelitian

ini dan peneliti menjelaskan prosedur penelitian yang akan dilakukan. Setelah

mendapatkan kesediaan langsung dari subjek untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini, peneliti kemudian menentukan jadwal pertemuan berikutnya

dengan subjek untuk selanjutnya melakukan wawancara.

b. Data Hasil Wawancara

1). Faktor penyebab perilaku merokok

Orang yang pertama yang dilihat subyek merokok adalah temannya.

Subyek sering sekali melihat teman-temannya merokok baik disekolah, diluar

sekolah, maupun dilingkungan rumah tempat tinggal subyek. Hampir semua

teman subyek merokok, bahkan om dan abang sepupu subyek juga merokok.

Subyek memperhatikan cara temannya merokok sehingga timbul rasa ingin tahu

dan ingin mencoba rokok tersebut.

em....orang yang pertama kali awak liat merokok itu ya kawan..


(S1. W1/b. 22-23/hal. 1)

Dulu sering kali liat teman merokok, pulang sekolah awak liat kawan
awak merokok, dilingkungan rumah juga orang-orang itu banyak yang
merokok... om awak merokok, abang sepupu awak merokok, kayak amper
semua lah banyak orang merokok kan. Kawan awak aja hampir semua
juga merokok... kok kayaknya enak kali lah merokok itu kan, hisap-hisap
gitu, keluar asap, ya gitu lah liat-liat kawan..
(S1. W3/b. 2-11/hal. 14)

Ya...pengen tau aja. Ya kalau dulu ya, waktu pertama kali ya, baru tahu
apa itu rokok kan, kenapa orang itu merokok. Pertama kali waktu kecil itu
kan, pengen coba gitu kan, karena masih kecil itu kan nggak enak gitu kan
karena belum tau juga rokok itu gimana kan, coba sekali aja.. terus kan
awak perhatikan cara orang tu merokok kan, yah jadi pengen aja..
(S1. W3/b. 14-22/hal. 14)

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
63

Pertama kali subyek mencoba rokok dihalaman rumah subyek ketika

abang sepupu subyek datang kerumah subyek. Subyek mengambil 1 batang rokok

abang sepupunya. Subyek ingin mencoba rokok tersebut karena rasa ingin tahu

subyek terhadap rokok yang dilihatnya dari teman-temannya. Ketika mencoba

rokok pertama, subyek batuk-batuk karena belum tahu cara merokok yang benar

dan langsung membuang rokok tersebut. Sejak saat itu subyek tidak merokok lagi.

Pernah ada abang ini..abang sepupu datang kerumah, nginap dirumah


bawa rokok dia. Jadi yaudah liat dia merokok gitu kan, yaudah ari ambil
sebatang, bakar gitu kan, hisap, hanya sekedar hisap fuh...buang, hisap
buang, hisap buang gitu kan, sempat batuk-batuk dikit, terus yaudah
buang... disitu lah pertama kalinya....
(S1. W2/b. 7-13/hal. 6)

Kan batuk-batuk tu, jadi malas awak merokoknya, namanya belum tau
cara merokok, hanya sekedar ngeliat orang...o....kayak gitu
merokok...tengok kawan merokok, om...o...merokok kayak gitu..pengen
tau aja kan, penasaran..yaudah..
(S1. W2/b. 20-25/hal. 6)

Pada saat subyek duduk di bangku SMP, tepatnya kelas 1 SMP, subyek

mencoba merokok lagi. Subyek mencoba rokok lagi karena pergaulan, menurut

subyek pada zaman itu kalau tidak merokok tidak gaul. Teman-teman subyek

merokok semua sebelum subyek merokok. Teman subyek menawarkan rokok

kepada subyek. Subyek tidak dapat menolak tawaran rokok dari temannya dengan

alasan ingin mecoba rokok tersebut dan alasan yang lain adalah karena semua

teman subyek yang ada disitu merokok, subyek tidak enak jika tidak merokok.

Orang itu udah pernah merokok duluan gitu, padahal masih sebaya awak,
tapi dah duluan..parah kan...
(S1. W2/b. 90-92/hal. 8)

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
64

Ya..reaksi nya, waktu ditawarin coba ni, yaudah coba... karena pengen
tahu aja, ya diambil aja lah.. kan kayak awak bilang kemaren tu juga kan,
teman awak merokok semua masak awak nggak, kan gitu aja.... kan waktu
SMP gitu kan, cemana ya... kalau nggak merokok nggak gaul katanya..
jadi itu lah... kalau ngumpul kan kawan merokok semua, masa Cuma kau
nggak merokok, kata kawan gitu kan, yaudah lah awak coba juga..
(S1. W3/b. 27-37/hal. 14-15)

Saat ini didalam keluarga hanya subyek yang merokok. Dulu ayah subyek

juga merokok. Subyek mengetahui ayahnya merokok saat subyek SMP disaat

subyek sudah muali merokok. Ayah subyek tidak pernah merokok didepan

keluarganya dan jarang merokok didalam rumah. Jika ayahnya merokok didalam

rumah itu, hanya dibelakang rumah, tidak diruang TV. Subyek tidak keberatan

ayahnya merokok, karena bagi subyek siapun yang merokok harus menanggung

sendiri akibat dari rokok tersebut termasuk ayahnya.

klo sekarang nggak ada, Cuma ari aja kak yang merokok, tapi dulu Ayah
merokok, sekarang nggak lagi.
(S1. W1/b. 41-43/hal. 2)

Setahu awak sih papa merokok...ehm....dari SMP awak kalau nggak salah
dia merokok.. itupun kalau merokok nggak dirumah dia, jarang lah
merokok-merokok dirumah.. Merokok-merokok tapi nggak ini kali
dirumah.. ehm nggak gini kali kadang kan nggak mau dia kalau lagi kami
ngumpul didepan TV nggak mau dia merokok gitu.. Nti kadang sendirian
dia dibelakang gitu.. nti kadang awak lewat kebelakang dia lagi merokok,
yaudah ngeliat..
(S1. W2/b. 36-45/hal. 7)

Subyek lebih dekat dengan ibunya daripada ayahnya. Hubungan subyek

dengan ayahnya tidak begitu dekat dan subyek jarang berkomunikasi dengan

ayahnya. Menurut subyek ayahnya terlalu keras dalam mendidik anak. Subyek

sering berantam dengan ayahnya. Subyek tidak suka bila ayahnya berlaku kasar

terhadapnya. Subyek pernah dimarahi habis-habisan dan dipukuli oleh ayahnya


Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
65

karena ketahuan cabut dari sekolah. Didikan yang keras dari ayahnya ini sempat

membuat subyek ingin lari dari rumah, tapi niat ini tidak terlaksana.

kalau dikeluarga, kalau dengan mama ari dekat kali kak, kalau ada apa-
apa ari larinya kemamaya dekat lahtapi hubungan dengan ayah nggak
berapa dekat gitu, dalam arti kata ya..nggak dekat, lebih dekat ma mama..
jarang berkomunikasi ma ayah..karena dulu, cemana ya..baru sekarang aja
dekat-dekat gitu aja. Lantaran dulu kan SMP dulu, sering berantam
(S1. W3/b. 70-78/hal. 15-16)

Cemana ya... dulu kan kecil macem merasa didikannya keras gitu, masih
kecil dulu.. jadi mulai masuk SMP, mulai kenal kawan-kawan yang apa,
ya..jadi macem ari, macem nggak suka aja gitu dikerasin kan
(S1. W3/b. 80-84/hal. 16)

Dikerasin.. dalam arti kata, apa ya... pernah dulu ketahuan cabut sekolah
kan, dimarahi abis-abisan, dipukulin, pernah juga ari amper sporing gitu
Cuma nggak jadi, pergi aja 1 harian aja, dicariin juga ma dia..
(S1. W3/b. 86-90/hal. 16)

2). Tahapan Perilaku Merokok

a). Tahap Persiapan

Sejak kecil subyek sering melihat orang merokok disekitar subyek, mulai

dari om, abang sepupu dan juga teman subyek. Subyek melihat ada keasyikan

tersendiri melihat orang merokok. Subyek berfikir bahwa orang yang merokok itu

memiliki banyak teman.

apa ya?? Ya ngeliat orang merokok asik aja gitu keliatannya kak,
kayaknya orang merokok itu banyak kawan gitu kan...
(S1. W1/b. 26-28/hal. 1)

Sebelumnya subyek tidak mempunyai gambaran dan informasi apapun

tentang rokok, yang subyek tahu hanya melihat teman-temannya merokok.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
66

Nggak ada sedikitpun tahu informasi tentang rokok itu... Cuma liat
kawan ma orang merokok aja...
(S1. W3/b. 105-107/hal. 16)

Sering melihat teman-temannya merokok mulai timbul pertanyaan dalam

diri subyek apa itu rokok dan kenapa orang orang merokok. Pertanyaan inilah

yang membuat subyek ingin tahu dan ingin mencoba rokok tersebut.

Yah masih kecil waktu itu kak, agak-agak lupa juga awak, yang awak
ingat itu pokoknya ehm....SD-SD gitu ngeliat teman-teman awak ada yang
merokok gitu kan....
(S1. W2/b. 28-31/hal. 6)

Ya...pengen tau aja. Ya kalau dulu ya, waktu pertama kali ya, baru tahu
apa itu rokok kan, kenapa orang itu merokok......
(S1. W3/b. 14-16/hal. 14)

b). Tahap Permulaan

Rasa ingin mencoba rokok membuat subyek memulai rokok pertamanya

pada saat subyek kelas 3 SD. Subyek mengambil sebatang rokok abang

sepupunya lalu mencoba untuk merokok

pertama kali merokok ehm.... umur?? Kelas 3 SD gitu kak .


(S1. W1/b. 6-7/hal. 1)

Subyek hanya mencoba satu batang rokok karena subyek batuk-batuk

ketika merokok lalu membuangnya. Inilah yang membuat subyek tidak merokok

lagi.

coba sekali kan, abis tu batuk-batuk trus berhenti kak karena batuk-batuk
itu
(S1. W1/b. 13-14/hal. 1)

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
67

iya kak, karena batuk-batuk tadi makanya berhenti. Tapi masuk kelas 1
SMP yaudah aku merokok lagi sampe sekarang nggak berhenti.
(S1. W1/b. 16-19/hal. 1)

Rasa ingin mencoba lagi timbul saat subyek duduk di kelas 1 SMP. Saat

itu subyek pulang sekolah dan berkumpul dengan teman-temannya. Subyek

melihat semua teman-temannya sedang merokok. Subyek ditawari rokok oleh

temannya. Subyek tidak dapat menolak tawaran temannya untuk merokok dengan

alasan tidak enak jika tidak merokok sedangkan semua teman-temannya merokok.

Saat mencoba rokok kedua kalinya, subyek tidak batuk-batuk karena subyek

pernah mencoba rokok sebelumnya.

Nah.. ini waktu pas masuk SMP tu lah pengaruh lingkungan itu kak besar
kali. Liat kawan merokok, nyoba.. ceritanya tu waktu kelas 1 SMP, liat
temen merokok.. ceritanya..ehm... Pas baru-baru masuk SMP, pas pulang
sekolah, gabung-gabung ngumpul, ngeliat temen merokok, yaudah Ari
coba merokok, ditawarin pertamanya ya...pengen aja kan, ngeliat kawan
duduk semua merokok, nggak enak kan, masak yang laen merokok, awak
nggak merokok, pas pula dikasih dia yaudah cobalah..
(S1. W2/b. 52-62/hal. 7)

Iya lah kak... kawan-kawan awak merokok semua, cemana ya...kalau


nolak gitu ada perasaan nggak enak awak, ehmm....pas pun waktu SD
awak dah coba kan, pengen coba lagi jadinya..
(S1. W2/b. 64-68/hal. 7)

nggak, nggak tau kenapa nggak batuk-batuk lagi, mungkin karena


pertama merokok kecl itu nggak tau kan. Trus waktu SMP nyoba-nyoba
karena ikut kawan, yaudah enak aja merokoknya
(S1. W1/b. 74-78/hal. 2-3)

Pertama merokok subyek tidak mengetahui cara merokok yang benar.

Subyek diajari oleh teman-temannya cara merokok yang benar agar rasanya lebih

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
68

nikmat. Sejak saat itu subyek belajar cara merokok yang benar bersama

temannya.

Pertama-tama rasanya..cemana ya? Karena dulu kan belum tau orang


merokok itu kan gimana, kadang-kadang orang hanya dihisap lalu dibuang
yang hanya asapnya sampe dimulut aja kan. Dulu waktu SMP pertama
merokok gitu taunya, lama-kelamaan waktu di SMP juga tu, pas dikasih
tau kawan kan caranya, jangan kayak gitu merokoknya, agak ditarik, jadi
asapnya masuk paru-paru.. Nah disitu baru agak laen rasanya, gitu..
(S1. W2/b. 72-81/hal. 7-8)

Subyek mengetahui ayahnya ternyata juga merokok. Diawal merokok

subyek menghabiskan 2 batang rokok. Subyek mulai merokok ketika pagi hari

sebelum masuk sekolah dan sepulang sekolah bersama teman-temannya. Saat pagi

hari subyek jarang merokok, subyek sering merokok ketika pulang sekolah di

pinggir pasar dekat dengan sekolah subyek.

Ehm....paling ada pas ditawarin kawan paling ada 2 batang gitu lah..
(S1. W1/b. 46-47/hal. 2)

pulang sekolah, pulang sekolah biasa aku nongkrong-nongkrong dulu ma


kawan-kawan, yaudah merokok. Tapi pagi aku jarang merokok kak, yang
seringnya sih pulang sekolah merokok, nongkrong-nongkrong dulu
(S1. W1/b. 56-60/hal. 2)

Dulu waktu SMP, waktu pulang sekolah di... dimana ya, kalau sekolah
SMP kami kan agak masuk kedalam gitu, jadi kalau jalan nunggu angkot
agak jalan kedepan gitu. Yaudah dipinggir pasar itulah merokoknya..
(S1. W2/b. 83-87/hal. 8)

Subyek membeli rokok dari uang jajan yang diberikan orangtuanya.

Subyek membeli rokok tanpa sepengetahuan orangtuanya. Subyek tidak merasa

kekurangan uang jajan untuk membeli rokok, tapi jika itu terjadi menurut subyek

pasti ada temannya yang membawa rokok.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
69

Dari uang jajan lah kak.. nggak mungkin juga kan awak minta uang
langsung ma mama, ma minta uanglah mu beli rokok, pasti nggak
dikasih la, apalagi dulu masih kecil..
(S1. W1/b. 146-150/hal. 4)

Nggak ada...cukup-cukup aja sih.. curi-curi juga kan beli rokok nya.
Kalau kurang uang di disekolah pun, kawan kan pasti ada aja yang bawa
rokok gitu...
(S1. W3/b. 165-168/hal. 18)

Pertama merokok subyek tidak mengetahui kerugian dari merokok.

Subyek merokok hanya ikut-ikut temannya dan rasa ingin mencoba. Subyek

mengetahui bahaya merokok sejak SMA yang didapatnya dari membaca artikel-

artikel dan membacanya dari bungkusan rokok. Walaupun subyek sudah

mengetahui bahaya dari merokok tersebut, tapi subyek tetap melanjutkan perilaku

merokok tersebut dengan alasan bahwa jika subyek berani untuk merokok, maka

subyek harus berani menanggung resikonya.

Tahu ruginya dari SMA gitu lah.... dulu SMP waktu pertama coba nggak
tahu ruginya merokok itu, Cuma ikut kawan-kawan itu dan pengen coba
itu aja. Semenjak SMA itu kan, pemikiran udah semakin luas, itu mulai
tahu-tahu lah...
(S1. W3/b. 109-114/hal. 16)

Belajarlah.. baca-baca apalah artikel-artikel gitu gitu, dibelakang bungkus


itu pun ada kan, ya dari situlah...
(S1. W3/b. 116-118/hal. 16-17)

Hm...kalau bisa dibilang sih ya..nggak takut juga sih, karena ya... kalau
ari gini ya prinsip nya ya, ya.... resiko tanggung sendiri lah kalau kita
berbuat.. jaid kalau ari udah merokok, ya resiko sakit tanggung sendiri
lah.. nggak takut la....
(S1. W3/b. 121-126/hal. 17)

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
70

c). Tahap Menjadi Seorang Perokok

Subyek belajar untuk menjadi perokok yang benar. Awalnya subyek

belajar merokok dari temannya, lama-kelamaan subyek belajar merokok sendiri.

Ya pernah lah.. karena udah ngeliat kawan kan, kadang-kadang kalau


biasanya jalan sendirian mau kerumah sepupu kan, yaudah nti beli
sebatang..merokok... jadi ama kawan merokok, sendirian pun awak
merokok
(S1. W2/b. 108-112/hal. 8)

Ya...waktu pertama-tama kan diajarinlah ma kawan kan, dihisap, abis itu


dibuang dikit asapnya katanya, abis tu ya ditarik kedalam macam tarik
nafas. Yaudah..abis tu setelah diajari kawan, yaudah coba-coba sendiri
juga, jadinya tahu lah... nanti kan kalau pulang sekolah jalan sendiri coba
rokok, curi-curi lah merokok diwarung dekat rumah itu dibelakangnya
gitu..ya coba-coba terus hisap, tarik yang benar sampe bisa kayak sekarang
lah...
(S1. W3/b. 137-147/hal. 17)

Subyek terus melanjutkan perilaku merokoknya hingga subyek menghisap

4 batang rokok perhari dalam 1 bulan karena lingkungan disekitar subyek perokok

semua.

Nggak lama tu.. paling sekitar 1 bulanan lah ada mungkin.. yah
berangsur-angsur gitulah.. Yang pertama kan pagi, mu pergi kemana
karena pengaruh lingkungan juga kak, pengaruh lingkungan tempat tinggal
aku aja perokok semua, yaudah gimana aku nggak kenal rokok kan. Pagi
nanti merokok, siang pulang sekolah juga aku merokok....
(S1. W2/b. 120-127/hal. 9)

Ketika SMP subyek tidak pernah merokok didalam lingkungan

sekolahnya. Subyek mulai merokok dilingkungan sekolah sejak SMA. Subyek

biasanya bersama temannya merokok dikamar mandi dan dikantin sekolah tanpa

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
71

sepengetahuan guru maupun pihak sekolah. Subyek sering merokok pada jam

istirahat dan selesai jam olah raga.

Waktu SMP..ehm..nggak pernah, paling pulang sekolah. Kalau SMA


sering
(S1. W2/b. 130-131/hal. 9)

Seringnya di kamar mandi, dikantin ama kawan.. seringnya ehm..waktu


keluar maen-maen, waktu siap olah raga. Waktu SMA tu la kan udah tau
lah dimana tempat merokok, jadinya misalnya gini, ditanya ma kawan,
mu kemana?, kamar mandi awak jawab, yaudah siapa mau ikut-ikut, tau
aja nya orang ini klo kekamar mandi tu mau merokok..
(S1. W2/b. 133-140/hal. 9)

Subyek dan temannya pernah ketahuan merokok dikamar mandi oleh

seorang wartawan yang sedang berada disekolah subyek pada saat itu. Subyek

dan temannya dipanggil keruangan BP untuk diminta pertanggungjawaban atas

kesalahan yang mereka buat. Pihak sekolah tidak memberikan hukuman, hanya

menasehati mereka saja. Keesokan harinya subyek dan teman-temannya tetap

merokok dilingkungan sekolah.

Ketahuan guru nggak pernah, tapi ketahuan sama wartawan pernah.


(S1. W2/b. 142-143/hal. 9)

Wartawan TVRI tu. Gini kan, pas SMA kelas 3 tu kan ada apa namanya?
Semacam penyuluhan hemat listrik, jadi datanglah orang PLN, terus ada
wartawan ada juga, wartawan TVRI gitukan, mereka datang. Jadi pas
keluar maen-maen itu sebagian siswa kan dimasukkan kedalam aula kan,
penyuluhannya. Sementara kami ini nggak lah, karena kan mau ujian
UAN. Jadi kami biasalah merokok dikamar mandi kan, didalam WC tu 4
orang kami disitu, jadi wartawan ini mau kekamar mandi, begitu pas
masuk, ditengok kami dalam 1 WC tu ada 4 orang kan, heran lah dia..
ngapai kalian ber 4 di kamar mandi, kata wartawan itu kan, diciumnya
bau rokok, yaudah ketahuan ma dia, dilaporkanlah kami ama guru BP
(S1. W2/b. 146-161/hal. 10)

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
72

Ya biasa aja kak...karena kan kami ber 4 dengan kawan dan nggak
marah-marah kali kok, Cuma dinasehatin aja.. besoknya kami tetap
merokok juga..
(S1. W1/b. 175-178/hal. 10)

Subyek juga pernah ketahuan dengan orangtua nya. Ketahuan merokok

dengan ibunya ketika subyek pulang kerumah bau rokok dan kedapatan mancis

dikantong celana subyek. Ibu subyek tidak memarahi subyek hanya

menasehatinya saja.

Ehm....ketahuan secara langsung nggak pernah, tapi kalu ketahuan kalau


pulang bau rokok, terus ada mancis, sering ketahuannya ma mama...
(S1. W2/b. 196-198/hal. 11)

Ehm.. ditanya kau merokok diluar?, diam aja ari, langsung masuk
kamar, nggak pernah ari jawab-jawab gitu kan. Nti kadang kalau udah
batuk dirumah, tu lah kau kebanyakan merokok, kurangi rokok mu, kata
mama gitu, yodah gitu aja, nggak terlalu marah-marah gitu..
(S1. W2/b. 200-205/hal. 11)

Selain disekolah subyek mulai merokok dirumah ketika orang tuanya tidak

berada dirumah dan didalam kamar. Subyek pernah ketahuan merokok didalam

kamar oleh ibunya. Ibunya tidak suka jika subyek merokok dirumah ibunya, jika

berada didalam rumah subyek harus mengikuti peraturan yang ada.

Hm...dirumah.. tapi tergantung, kalau dirumah kosong, diterasnya atau


dibelakang gitu lah... pernah hari itu coba merokok di kamar kan, kena
marah ma mama. Dibilang kau kalau misalnya merokok, jangan kau
merokok dikamar, ini rumah mama, kalau dirumah mu sendiri iyalah suka
mu kau mau ngapain aja. Kalau dirumah ini patuh terhadap peraturan sama
mama, udah gitu ajalah.. udah 3 kali soalnya digituin, jadi nggak pernah
lagi awak merokok dikamar.. tapi diluar tetap merokok lah..
(S1. W3/b. 194-205/hal. 18-19)

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
73

Hal ini membuat subyek berhenti merokok jika berada didalam kamar tapi

tidak diluar rumah. Subyek juga pernah ketahuan sedang merokok digang dekat

rumah subyek oleh ayahnya. Ayah subyek tidak marah kepada subyek, hanya

menasehati saja.

Hm...ketahuannya gini, nti kan ari merokok di ujung gang, nti papa lewat,
paling dia liatin aja, dia tahu ari merokok, tapi nggak pernah mau negur ari
merokok, nggak pernah.. paling ntar kalau ari mu keluar gitu, dia Cuma
kasih tahu aja, jangan mabuk-mabuk, merokok banyak-banyak, Cuma
bilang gitu aja. Kalau ngelarang, hm...kalau ngelarang nggak lah, kasih
nasehat lah.. asal mau keluar, malam-malam apalagi dulu kan masih kecil
kan keluar malam, kau ingat jangan mabuk-mabuk, jangan merokok-
merokok, beganja, pake narkoba, gitu aja..
(S1. W3/b. 51-63/hal. 15)

Subyek terus merokok, baik sedang bersama temannya atau ketika berada

sendiri. Keinginan untuk terus merokok timbul didiri subyek akibat dari nikotin

yang ada didalam rokok. Subyek merokok jika sedang bergabung dengan teman-

temannya, ketika merasa bosan atau suntuk dan sehabis makan.

Kalau itu kan semuanya proses kak.. ya... awal-awal merokok itu ya
merokok kalau lagi ma kawan gitu, 1 batang 2 batang lama-lama kan tetap
merokok gitu walau sendirian.. gimana ya...kadang-kadang kalau misalnya
apa..pengen merokok aja bawaannya, nggak bisa dibilang itu cemana.
Nanti kalau lagi apa, lagi suntuk merokok, nti kalau jumpa kawan juga
merokok, lagi dingin malam-malam nanti merokok.. nggak terasa aja tu
kak...prosesnya tu ya gitu aja... cemana ya... kan ada nikotin dirokok itu
kak yang ngebuat kita untuk terus merokok-terus merokok, gitu aja nya...
(S1. W3/b. 173-186/hal. 18)

Biasanya subyek merokok ketika bersama teman-temannya. Subyek tetap

merokok walaupun sedang bersama temannya yang tidak merokok, karena bagi

subyek rasanya tidak enak jika sedang berbicara dengan temannya tidak merokok.

Disaat sedang sendiri, sedang merasakan kebosanan atau suntuk subyek juga
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
74

merokok. Subyek juga merokok ketika pagi hari karena udara dipagi hari dingin.

Menurut subyek dengan merokok dapat menghangatkan dipagi hari. Subyek

merasa lebih berani ketika berjalan sendirian dengan merokok. Setelah makan

subyek wajib untuk merokok, karena dengan merokok akan lebih menambah

kenikmatan makan tersebut.

Ya...tetap merokok lah... kan orang tu juga ngerti lah, nggak pernah
larang-larang merokok. Ya..mau ama teman yang merokok, kalau ada
teman yang nggak merokok, ari tetap merokok aja.... nggak enak kak kalau
lagi ngobrol-ngobrol gitu nggak merokok..
(S1. W3/b. 41-46/hal. 15)

Ehm.....nggak pasti juga la, kalau gabung ma kawan tu pasti merokok,


kalau lagi bosan, suntuk tu merokok, tapi yang lebih pasti kalau abis
makan... kalau mau kuliah itu, dijalan merokok, kalau kuliah masuk pagi
merokok pagi2, karenakan pagi udara dingin gitukan, jadi merokok biar
hangat...
(S1. W2/b. 224-230/hal. 11)

Kek mana ya? Kalau siap makan itu kan... kalau kita makan kan perut
kita terasa terisi gitu kan, agak merasa hangat perut itu kan..kalau
merokok, gitu juga..jadi asap itu kan terasa hangat didada, jadi badan kita
tu terasa hangat aj gitu. Agak merasa lebih...cemana ya? Ehm...agak
merasa enak aja gitu..
(S1. W2/b. 233-239/hal. 11)

Semakin hari jumlah batang rokok yang dikonsumsi subyek semakin

bertambah hingga saat ini mencapai 16 batang perhari. Subyek memulai rokok

pertamanya dalam 1 hari selang - 1 jam setelah bangun pagi. Jumlah batang

rokok yang dikonsonsumsi subyek dapat bertambah juga berkurang pada keadaan

tertentu. Biasanya jumlah rokok bisa bertambah hingga 20 22 batang ketika

subyek sedang bergadang bersama temannya. Jumlah batang rokok subyek dapat

berkurang hingga 1 batang rokok perhari ketika subyek sedang sakit.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
75

1 bungkus lah paling 16 batang lah 1 harinya...


(S1. W1/b. 85-86/hal. 3)

o... bangun tidur duduk-duduk bentar, sarapan jam 9 gitu, trus langsung
keluar merokok, paling ada antara jam sampe 1 jam lah...
(S1. W1/b. 101-103/hal. 3)

Iya... tergantung juga kadang-kadang, kalau lagi sakit berkurang gitu,


kalau lagi sakit tu kadang mau tu Cuma 1 batang sehari, kalau lagi betul-
betul sakit ya..tu batuk, terus sakit nafas ya itu Cuma 1 batang, cuma untuk
ngilangin mulut nggak enak aja.. kalau begadang sama kawan tu bisa jadi
bertambah sampe 20-22 batang pun bisa, malam juga banyak.. kalau
keadaan biasa... 16 batang gitu lah...
(S1. W3/b. 93-102/hal. 16)

Subyek juga merokok ketika berada didalam lingkungan kampus. Subyek

merokok dikamar mandi dan ketika berada dikantin bersama teman-temannya.

Pihak kampus mengetahui perilaku merokok yang dilakukan oleh mahasiswanya

dan membiarkannya.

Kadang kalau dulu waktu semester 1 semester 2, masuk pagi pergi dari
rumah nggak sempat merokok, sampe kampus, masuk sebentar, permisi
kekamar mandi..merokok..terus masuk lagi.. dikantin sering kali. Istirahat
atau dah selesai kuliah tu kan, duduk-duduk dikantin gabung-gabung ma
kawan ngobrol-ngobrol sambil maen batu juga kadang-kadang, ya
merokok...
(S1. W2/b. 246-254/hal. 12)

Tau lah kak... ya mu cemana lagi mereka, kami kan udah gede-gedenya
jadi nggak perlu dilarang-larang lagi merokok..
(S1. W2/b. 257-259/hal. 12)

d). Tahap Mempertahankan Perilaku merokok

Perilaku merokok dipelajari terus-menerus oleh subyek. Subyek pernah

merokok disekolah, dirumah dan sekarang subyek merokok dikampusnya. Subyek

menganggap rokok sebagai kawan untuk menghilangkan rasa bosan dan suntuk

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
76

yang dirasakan subyek. Jika dalam 1 hari tidak merokok, subyek merasa suntuk

dan mulutnya terasa pahit. Menurut subyek dengan merokok paru-paru subyek

menjadi hangat karena asapnya masuk kedalam paru-paru. Merokok sudah

menjadi sebuah kebiasaan bagi subyek, jika tidak merokok subyek merasa ada

sesuatu yang hilang.

Ya kawan disaat suntuk... Nanti klo lagi ada..cemana ya..penghilang rasa


klo lagi kesepian gitu kan merokok hm...kalau lagi suntuk gitu merokok
jadi lebih tenang aja, kayak ada kawan yang menemani awak gitu...
yaudah gitu aja..
(S1. W2/b. 210-215/hal. 11)

Rasanya apa ya? Suntuk..nggak enak aja gitu, pahit aja mulut.. Biasa
cemana ya? Kalau merokok ini kan ngisap filter ini kan manis-manis, kalo
nggak merokok kan pahit tu mulut..ya kayak gitu lah...
(S1. W2/b. 262-266/hal. 12)

ya..enak aja kak..klo kita merokok itu kan paru-paru kita hangat gitu kan
kak. Jadi kita tarik dalam-dalam gitu kan, asapnya masuk paru-paru,
jadinya hangat apalagi kalau lagi dingin-dingin gitu...
(S1. W1/b. 140-144/hal. 4)

...udah jadi kebiasaan awak aja, udah jadi kawan aja.. gimana ya...ada
yang hilang aja gitu kalau nggak merokok. Cem apa ya..kalau suatu hal itu
udah menjadi kebiasaan orang pasti nggak enak kalau nggak dilakukan
kan.. yah kayak gitu juga dengan rokok itu kak...
(S1. W1/b. 125-131/hal. 4)

Subyek pernah tidak merokok selama 3 hari karena sakit, tapi hal itu tidak

membuat subyek berhenti merokok. Subyek kembali merokok ketika sudah

sembuh sakit karena tidak tahan untuk tidak merokok apalagi ketika sedang

bersama teman-temannya. Subyek terdorong kembali untuk merokok.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
77

Iya... eh pernah tu waktu itu kak 3 hari awak nggak merokok karena sakit
demam, dirumah aja awak, pengen kali merokok, tapi nggak mungkin kan
sakit-sakit merokok, dibunuh awak ma mamak awak (tertawa kecil)...tapi
pas sembuh merokok lagi..
(S1. W2/b. 94-99/hal. 8)

Ya...nggak tahan aja gitu kak kalau nggak merokok, apalagi nanti lagi ma
kawan, kawan awak merokok, hm...ada dorongan hehehe dorongan gitu
untuk ambil rokok itu dan merokok
(S1. W2/b. 101-105/hal. 8)

Subyek memiliki keinginan untuk berhenti merokok tapi belum terlaksana

sampai saat ini karena merokok sudah menjadi kebiasannya. Subyek akan berhenti

merokok ketika subyek sudah bekerja karena itu sudah menjadi niatnya sejak

awal.

Ada lah, tapi belum kesampean aja.... udah kebiasaan kak, ehm... cemana
ya..ehm...kayak awak bilang itu lah dah jadi kawan dia, gimana la kalau
uda jadi kawan kan susah lepasnya
(S1. W2/b. 300-304/hal. 13)

.......Klo aku merokok kan udah tau, ya berhentinya nanti. Klo aku punya
prinsip, klo aku dah punya kerja, aku berhenti merokok kak..
(S1. W1/b. 135-138/hal. 4)

Ya...karena udah niat aja, karena uda niat pengen berhenti ya berhenti
lah... kan kalau kita ada niat semua bisa, merokok juga gitu lah.. sekarang
nggak berhenti merokok karena belum niat, gitu aja kan...
(S1. W3/b. 130-134/hal. 17)

2. Subjek 1I

a. Latar belakang subjek

Subjek bernama Titi (bukan nama sebenarnya). Subjek adalah anak ke 3

dari 5 bersaudara. Subjek memiliki 1 orang kakak yang telah menikah, 1 orang

abang yang duduk dikelas 3 SMU, 2 orang adik laki-laki yang masih duduk
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
78

dibangku Sekolah Dasar. Subjek lahir 16 tahun yang lalu dikeluarga Minang.

Ayah subjek adalah seorang konsultan disebuah Perusahaan Swasta dan sering

berada diluar kota. Ibu subjek adalah Ibu Rumah Tangga. Subjek saat ini duduk

dikelas 2 SMU disalah satu Sekolah Swasta di Medan.

Subjek mencoba rokok pertama pada kelas 5 SD bersama abangnya

dirumahnya secara sembunyi-bunyi dibelakang sofa. Subjek batuk-batuk ketika

mencoba rokok pertamanya tersebut. Subjek dan abangnya ketahuan oleh

mamanya ketika merokok dibelakang sofa, mereka dicubit dan dimarahi agar

tidak merokok lagi. Sejak saat itu subjek tidak merokok lagi dan dimulai lagi pada

saat subjek SMP. Subjek menjadi perokok sudah selama 2 tahun. Subjek merokok

ketika bersama teman-temannya dan sedang merasa bosan. Setiap hari subjek

menghabiskan 11 batang rokok. Disaat subjek tidak memiliki uang untuk membeli

rokok, subjek hanya merokok 4 batang dalam 1 hari. Subjek banyak menghisap

rokok ketika sendiri dan merasa bosan, ketika bersama teman-temannya dan

ketika malam hari.

Peneliti mengenal subjek sejak 3 bulan lalu ketika subjek sedang bermain

Play Station didekat rumah peneliti. Peneliti melakukan pendekatan kepada

subjek, kemudian peneliti menanyakan secara langsung apakah subjek bersedia

menjadi subjek penelitian pada penelitian ini dan peneliti menjelaskan prosedur

penelitian yang akan dilakukan. Setelah mendapatkan kesediaan langsung dari

subjek untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, peneliti kemudian menentukan

jadwal pertemuan berikutnya dengan subjek untuk selanjutnya melakukan

wawancara.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
79

b. Data Hasil Wawancara

1). Faktor penyebab perilaku merokok

Orang yang pertama sekali subyek lihat merokok adalah ayahnya. Ayah

subyek merokok sejak subyek kecil. Ayah subyek sering merokok didalam rumah

ketika selesai makan dan ketika sedang menonton TV. Ayah subyek juga merokok

diluar rumah. Ayah subyek tidak merokok lagi sejak subyek SMA karena darah

tinggi dan saki-sakitan.

Ehm...papa kak
(S2. W1/b. 6/hal. 20)

Dari kecil ....ya..titi liat papa merokok


(S2. W1/b. 8/hal. 20)

Ehm...dirumah aja, diluar juga, dirumah sering..sering kali tu kalau abis


makan merokok dimeja makan didepan kami, terus kalau lagi nonton
lah....tapi sekarang papa udah nggak merokoklagi kak..
(S2. W2/b. 16-21/hal. 28)

Ehm...sejak saya kelas 1 SMA..


(S2. W1/b. 223/hal. 25)

Yah..mungkin karena darah tinggi, terus sakit-sakit gitu kak..


(S2. W1/b. 225-226/hal. 25)

Subyek mulai memperhatikan cara ayahnya merokok. Subyek mengetahui

bahaya rokok adalah dapat menyebabkan serangan jantung dari om nya sejak dia

SD, tapi subyek tidak percaya apa yang dikatakan omnya bahwa rokok itu tidak

menyebabkan serangan jantung karena subyek melihat ayah dan om nya merokok

tidak mengalami serangan jantung. Rasa ingin coba dan ketidakpercayaan subyek

terhadap bahaya rokok membuat subyek untuk mencoba rokok seperti yang

dilakukan ayahnya hingga subyek mengambil 1 batang rokok ayahnya dan

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
80

mencobanya. Subyek berhenti merokok karena batuk-batuk dan tenggorokannya

terasa panas.

Ehm...Diperhatikan lah ayah merokok kak, emang sih nggak diperhatikan


kali, ngelihatnya rasanya enak gitu. Terus-terus titi liat ayah merokok, ya
udah titi ambil rokok ayah 1, tes merokok ma abang waktu kecil itu kelas
5 itu..ehmm.. yaudah ngetes gitu kak, batuk-batuk kak, panas kayak apa
gitu tenggorokan kak...
(S2. W3/b. 7-15/hal. 33)

Hm...apa ya... dulu yang titi tau rokok tu bisa serangan jantung, tu lah
waktu kecil itu...
(S2. W3/b. 172-174/hal. 37)

Om yang bilang tu..


(S2. W3/b. 176/hal. 37)

Ya...karena ngelihat papa tadi, penasaran aja. Papa aja kan nggak kena
serangan jantung, jadi saya pikir kan, karena papa kan kok makin banyak
merokok nya, kok makin enak, nggak ada kena serangan jantung juga, jadi
nggak percaya aja gitu rokok bisa bikin serangan jantung..
(S2. W3/b. 186-193/hal. 37)

Yah...pengen aja, pengen buat kayak yang papa buat gitu...


(S2. W3/b. 60-61/hal. 34)

Subyek lebih dekat dengan ibunya daripada dengan ayahnya. Dulu subyek

sering bercerita-cerita dengan ibunya, tapi sekarang hal itu jarang terjadi karena

subyek banyak menghabiskan waktunya diluar rumah dan ibunya juga jarang

dirumah. Ayah subyek jarang berada dirumah karena sering tugas keluar kota.

Walaupun ayahnya berada diluar kota, ayah subyek tetap menjaga komunikasi

dengan keluarganya termasuk subyek. Jika subyek berbuat salah, ayah subyek

menghukum subyek dengan memukulinya menggunakan rotan. Ibu subyek

menghukum subyek dengan memarahi dan mencubit jika subyek berbuat salah.

Hm...biasa aj kak. Ama mama lebih dekat dari pada ma papa. Paling ada
ma mama komunikasi lebih lancar lah, dulu sering kami cerita-cerita gitu,
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
81

tapi sekarang jarang kak.. titi kan dah sering keluar kan, mama pun sering
keluar sekarang, jalan-jalan aja kerjanya (sambil tersenyum)...kalau
dengan papa... Ya..gitu la kak, kan papa jarang dirumah, kan sering tugas
diluar kota gitu...tapi tiap telepon kan pasti ngobrol ngobrol ma keluarga,
ma titi juga. Sekali pulang gitu kan kadang-kadang pulang papa, 2 hari
kemudian pergilah sekeluarga gitu kak.. liburan gitu kak, entah ke prapat
gitu kak, ke danau toba gitu lah...
(S2. W3/b. 238-253/hal. 38)

Hm....kalau papa.. kalau masih kecil dulu ya kak, dilibas gitu kak pake
rotan (sambil tersenyum), kalau dengan mama Cuma dicubit-cubit aja,
palingan juga dimarah-marah aja.. tapi kalau sekarang papa nggak gitu lagi
kak, kan papa juga jarang dirunah kan, paling mama lah suka marah-marah
kalau kami buat salah...
(S2. W3/b. 156-163/hal. 36-37)

Ketika subyek kelas 3 SMP, subyek sering melihat teman-temannya

merokok setelah pulang sekolah. Subyek mencoba untuk merokok kembali ketika

temannya menawarkan rokok. Alasan subyek untuk merokok kembali adalah

ingin mencoba rokok dan ingin terlihat sama dengan teman-temannya yang

sedang merokok.

Dari...ehm...kelas 3 SMP itu lah.. ehm...iyalah..iya kelas 3 an gitu kak

(S2. W1/b. 27-28/hal. 20)


Waktu SMP itu kan sering gitu ngelihat temen-temen merokok kak, kalau
pulang sekolah gitu, duduk merokok.. gitu terus tiap harinya.. gimana ti
nggak ikut kak... pas hari tu ditawarin rokok ma kawan, ya coba lah...
(S2. W1/b. 19-24/hal. 20)

Ya....pengen coba aja kak, lagian juga kan nggak enak juga kak ma
kawan...e.....ya pengen dilihat teman tu jadi kayak sama la gitu kak,
mereka merokok, titi juga merokok..
(S2. W2/b. 25-29/hal. 28)

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
82

2). Tahapan Perilaku Merokok

a). Tahap Persiapan

Sejak kecil subyek memperhatikan ayahnya merokok. Ketika subyek

melihat ayahnya merokok, subyek berpikir bahwa dengan merokok itu lebih

tenang dan lebih anggar. Subyek juga memperhatikan ayahnya merokok yang

sering memainkan asap rokok. Melihat ayahnya merokok, subyek ingin mencoba

merokok sama seperti ayahnya.

Dari kecil lah kak.. tapi pas kelas 5 SD tu lah coba rokoknya, ya..ya...gitu
deh..
(S2. W3/b. 4-5/hal. 33)

Ya..... papa kan merokok dirumah, jadi titi liat papa merokok dengan cara
ngisapnya kayaknya enak banget, enak dia, santai dia, enak gitu kan, jadi
rasa pengen coba itu ada gitu.. pernah juga dulu kepikiran klo ngelihat
papa dan orang-orang merokok gitu kan kayak ada kelihatan lebih anggar
gitu kak..
(S2. W2/b. 5-12/hal. 28)

Ya...kan keluar asap gitu... kayak mana ya.. ehm... kan papa kan sering
main-mainin asap gitu kan,masih kecil dulu kan kak jadi mau ngetes
gitu.
(S2. W3/b. 53-57/hal. 34)

Subyek mencoba rokok saat kelas 5 SD bersama abangnya dirumahnya.

Saat itu subyek ketahuan oleh ibunya merokok. Ibu subyek mencubit dan

memarahi subyek.

Ehm..kan kan titi ambil rokok ayah 1 kan titi ngelihat ayah merokok enak
kali gitu, jadi titi ambil 1, papa pas itu kan papa pergi kerja, ya merokok
diteras dibelakang sofa teras gitu ama abang, yaudah merokok-merokok
aja, terakhir emang ketahuan sama mama, tu kok ada rokok disitu
katanya
(S2. W3/b. 17-24/hal. 33)

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
83

Ehm..nggak ada...kena marah lah, dicubit, dibilang jangan lagi merokok


tapi nggak diaduin ke papa...
(S2. W3/b. 26-28/hal. 33)

Sejak saat itu subyek tidak merokok lagi. Seiring berjalannya waktu,

ketika SMP subyek meliki teman yang perokok. Subyek sering melihat temannya

merokok ketika pulang sekolah sehingga muncul niat subyek untuk mencoba

rokok kembali.

Waktu SMP itu kan sering gitu ngelihat temen-temen merokok kak, kalau
pulang sekolah gitu, duduk merokok.. gitu terus tiap harinya.. gimana ti
nggak ikut kak...
(S2. W1/b. 19-22/hal. 20)

b). Tahap Permulaan

Subyek mencoba rokok pertamanya ketika subyek kelas 5 SD bersama

abangnya. Ketika mencoba rokok tersebut, subyek batuk-batuk dan tenggorokan

subyek terasa panas. Sejak saat itu subyek tidak merokok lagi.

....tes merokok ma abang waktu kecil itu kelas 5 itu..ehmm.. yaudah


ngetes gitu kak, batuk-batuk kak, panas kayak apa gitu tenggorokan kak...
(S2. W3/b. 11-15/hal. 33)

Subyek mulai kembali merokok sejak subyek SMP, tepatnya kelas 3 SMP.

Saat itu subyek cabut sekolah dan bersama temannya ke bilyard. Teman subyek

menawarkan rokok kepada subyek. Awalnya subyek tidak menerima tawaran

rokok oleh temannya karena subyek masih mengingat ketika kecil mencoba rokok

subyek batuk-batuk. Pada akhirnya subyek sendiri yang mengambil rokok itu dan

mencobanya. Subyek merasa tidak enak sendirian tidak merokok diantara teman-
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
84

temannya yang merokok. Ketika mencoba merokok untuk kedua kalinya, subyek

kembali batuk-batuk, tapi subyek terus mencoba.

Ehm...kelas 1 SMA eh...nggak lah pas kelas 3 SMP juga..


(S2. W1/b. 15-16/hal. 20)

Tu.. waktu itu cabut sekolah trus nongkrong di bilyard, udah nongkrong
di bilyard disodorin rokok.. ya ngetes gitu, pertama batuk-batuk juga
pertama, trus ya dicoba-coba..
(S2. W1/b. 31-35/hal. 20)

Waktu ditawari teman itu..e... emang pertama mau nggak mau gitu lah
kak, pertama nggak mau gitu, terus kan terakhir titi yang ambil sendiri tu
lah karena nggak enak juga ma kawan kan semua merokok masa titi
nggak...
(S2. W3/b. 39-44/hal. 34)

Ehm... karena kan kemaren tu udah batuk-batuk gitu kan, jadi nggak mau
merokok, tu juga masih kecil dulu. Tapi karena kawan tadilah makanya
dicoba lagi...
(S2. W3/b. 47-51/hal. 34)

Pertama merokok subyek tidak mengetahui cara mrokok yang benar

sehingga subyek batuk-batuk. Teman-teman subyek yang mengajarkan cara yang

merokok yang benar. Subyek terus belajar sampai pada hari ke dua subyek

merokok, subyek sudah dapat merokok dengan benar. Selain belajar merokok

dengan temannya, subyek juga belajar merokok sendiri dikamarnya.

...pertama tu mau ngetes kayak yang dibilang kawan ditarik lah, trus
langsung dihisap baru dilepasi, ditarik baru dilepasi batuk-batuk
lah..kawan ngajarin caranya kan... Belajar-belajar terus merokok ya gitu
kak ya sampe bisa dan nggak batuk-batuk lagi, ada sekitar 2 harian lah
belajarnya..
(S2. W1/b. 38-45/hal. 21)

Ya...ceritanya ti lagi dikamar, diambil rokoknya yang beli dari pulang


sekolah ya kan kak, ti bakar, pertama ti apa? E.....ti pengen ditarik gitu la
kak rokoknya, pas udah ditarik, masih agak batuk-batuk juga pertamanya,
terakhir kali nya nyoba tariknya akhirnya bisa...
(S2. W2/b. 33-39/hal. 28-29)
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
85

Subyek merokok ketika berada diluar rumah misalnya di warung-warung,

temapat-tempat yang tersembunyi, dirumah teman subyek bahkan juga disekolah.

Awal merokok subyek hanya menghabiskan 1 hingga 2 batang rokok.

hmmm... di luar rumah lah kak.. misalnya di kede gitu, tempat2


tersembunyi gitu la kak ya.. yang orang jarang bisa tengok, kayak didalam
pos, di rumah temen yang kosong nggak ada orangtuanya, disekolah juga
kak, tapi curi-curi juga kak, kayak di kamar mandi gitu lah..
(S2. W2/b. 123-129/hal. 23)

Ehm..masih 1, 2 batang gitu...


(S2. W1/b. 67/hal. 21)

Ketika subyek mencoba merokok kembali, subyek sudah mengetahui lebih

banyak bahaya yang ditimbulkan oleh rokok dari teman-teman yang lebih tua

darinya. Hal ini tidak membuat subyek berhenti merokok karena menurut subyek

banyak orang yang merokok tapi tidak ada yang meninggal karena rokok.

Udah banyak kak.. tahu dari temen-temen gitu, bicara-bicara gitu ma


teman yang lebih tua yang kasih tau juga...
(S2. W3/b. 197-199/hal. 37)

....emang pertama ada ketakutan juga dengar berita gitu pertama-tama


gitu kak ya.. ketakutan gitu, tapi rasanya nggak mungkin lah rokok bisa
buat penyakit gitu, karena kan banyak ti liat orang merokok, ti pikir kan
orang ni banyak yang merokok, tapi nggak ada yang mati, yaudah lah
dicoba aja lah...
(S2. W3/b. 204-212/hal. 38)

Selain subyek, abang subyek juga seorang perokok. Subyek mengetahui

abangnya merokok ketika melihat abangnya sedang merokok dikamar. Sejak saat

itu subyek sering merokok bersama abangnya ditempat-tempat mereka berkumpul

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
86

dengan teman-temannya dan juga dikamar dengan rokok sisa yang dibawa dari

luar. Subyek dan abangnya berbagi rokok ketika merokok dikamar.

Saya dengan abang aja yang merokok, papa dah berhenti..


(S2. W1/b. 220-221/hal. 25)

Ya...titi ya... ti liat di merokok dikamar, ti bilang dah merokok ya?..jadi


merokok bersama...
(S2. W2/b. 131-133/hal. 31)

Kalau lagi nongkrong ketemu bareng lah.. kadang-kadang kan tempat


nongkrongnya sama, ntah kadang-kadang di Sun kan gitu kak , ya
disitulah bagi rokok nya.. kalau dirumah ya rokok sisa lah..
(S2. W2/b. 119-124/hal. 30)

Kalau kan titi keluar gitu misalnya, ti kan beli rokok, ya dia minta juga.
Ya merokok lah kami dikamar...
(S2. W2/b. 126-128/hal. 31)

...bagi-bagi rokok pun kami, dikamar tu kalau saya ada rokok saya
bagikan kedia, dia juga kalau ada rokok bagikan kesaya
(S2. W1/b. 228-231/hal. 25)

Subyek membeli rokok dengan uang jajan yang diberi ibunya. Subyek

tidak merasa kekurangan uang jajan untuk membeli rokok, tapi jika itu terjadi

subyek meminta rokok atau meminta kepada temannya untuk membelikannya

rokok.

Ya dari uang jajan yang dikasih mama..


(S2. W2/b. 74-75/hal. 29)

Nggak pernah....kalau untuk beli rokok pasti ada aja uang, walaupun
Cuma seribu perak ada, kalau nggak keluar, paling nggak nanti ada teman
yang nongkrong, ya..minta rokok dia gitu, kadang minta dibeliin rokok...
(S2. W3/b. 231-236/hal. 38)

Subyek pernah ketahuan oleh ibunya merokok ketika subyek baru

emngkonsumsi rokok 1 batang. Saat itu ibu subyek mencium bau rokok pada
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
87

subyek ketika subyek pulang kerumah. Awalnya subyek tidak mengakui bahwa

dirinya merokok, tapi akhirnya subyek mengaku bahwa dirinya merokok. Subyek

dihukum tidak diberi uang jajan selama 2 hari. Selama 1 minggu ibu subyek selalu

memeriksa subyek ketika pulang dari rumah. Sebelum pulang kerumah subyek

membersihkan tangannya dulu dan memakai parfum agar tidak ketahuan.

Ehm...itu baru-baru merokok gitu lah kak.. baru-baru 1 batang sampe 1


batang setengah nyanting ma kawan gitu kak..
(S2. W3/b. 146-149/hal. 36)

Ceritanya, ti pulang sekolah, baru deket ma mama, tercium hawa


rokoknya gitu kak, terus katanya kok bau rokok ni? Coba cium
tangannya gitu katanya kak. Terus dicium la tangan ti, ada kuning-kuning
dijari bekas nokotin rokok tadi kan, terus dicium, katanya ini bau rokok,
kamu merokok ya? Katanya gitu...
(S2. W2/b. 95-103/hal. 30)

Pertama ngelak gitu ya kan kak, nggak-nggak temen, kata ti, terus
ditanya-tanyain terus kayak gitu, baru terakhir ngaku sendiri lah...
(S2. W2/b. 105-108/hal. 30)

Ya...nggak dikasih uang jajan selama 2 hari.. terus titi bilang nggak
merokok lagi ma mama..semenjak dari situ mama tau nya titi nggak
merokok lagi..
(S2. W2/b. 110-114/hal. 30)

Emang selama seminggu ada lah kak, selama seminggu. Tiap ti pulang
sekolah atau ti pulang dari mana gitu, pulang kerumah, dilihatnya tangan
ti, karena kan nikotin kan ada lengket ditangan gitu, ya...sebelum pulang
biasanya bersih-bersihin tangan dulu lah pake sabun gitu, trus agak-agak
pake parfum gitu kan (sambil tersenyum). Tapi Cuma diliat gitu aja..
Cuma seminggu aja kayak gitu.....
(S2. W3/b. 132-141/hal. 36)

Sekarang ibu subyek tidak pernah memeriksa subyek lagi karena jarang

berada dirumah. Ibu subyek sering keluar rumah bersama tantenya.

Ehm...nggak.. pernah lagi karena mama pun jarang dirumah sekarang..


(S2. W2/b. 170-171/hal. 32)

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
88

e..apa mama sering keluar ama tante gitu jalan-jalan..


(S2. W2/b. 173-174/hal. 32)

c). Tahap Menjadi Seorang Perokok

Subyek terus melanjutkan perilaku merokoknya hingga subyek

mengkonsumsi 4 batang rokok perhari dalam 1 bulan.

Saya kan coba-coba merokok terus ama kawan, belajar sendiri, yaudah
pas hari ke 5 saya sudah bisa ditarik dengan benar la kan, jadi rasa
candunya ada.. ehm... tapi..ehm...jadinya 4 batang perhari ada sekitar 1
bulanan gitu la kak kurang dan lebih.
(S2. W1/b. 76-82/hal. 21-22)

Ketika SMP subyek merokok di lingkungan sekolahnya. Subyek bersama

temannya biasa merokok dikamar mandi dan dibelakang sekolah. Subyek pernah

ketahuan merokok disekolah sebanyak 3 kali, 2 kali dikamar mandi dan 1 kali

dibelakang sekolah. Saat itu subyek merokok dikamar mandi bersama temannya

karena tidak ada guru didalam kelas. Subyek dan temannya ketahuan merokok

oleh gurunya dikamar mandi. Subyek dan teman-temannya dihukum oleh pihak

sekolah dengan dipermalukan didetengah lapangan dan 7 batang rokok

dimasukkan kemulut mereka untuk dihisap. Subyek tidak merokok 4 hari

dilingkungan sekolah, tetapi pada hari ke 5 subyek kembali merokok dengan

alasan ada perasaan nggak enak kalau tidak merokok.

e...kalau disekolah SMP gitu kan ti sering merokok di WC gitu kak ma


kawan, pas istirahat lah kadang juga dibelakang sekolah gitu kan...
(S2. W1/b. 238-241/hal. 25)

Pernah kak 3 kali tu..


(S2. W1/b. 246/hal. 25)

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
89

2 kali kami ketahuan merokok di WC, 1 kali dibelakang sekolah...


Waktu yang pertama kali ketahuan itu, kan lagi nggak ada guru tu yang
masuk, yaudah teman ti ngajak ngerokok ke WC, yaudah ikut lah... ada 3
orang tu kami.. pas lagi merokok dikamar mandi tu, eh..rupanya guru ti tu
lagi dikamar mandi juga.. yaudah digedor lah pintu kamar mandi,
ya...nggak bisa ngelak lagi kami tu....
(S2. W1/b. 248-258/hal. 26)

Ya marah-marah lah dia kak, dibilang nya kalian saya nggak ada dikelas
bukannya belajar, malah merokok, kami nunduk aja kak... yaudah kami
dibawa ke BP, trus dihukum lah...
(S2. W1/b. 260-264/hal. 26)

dimaluiin di tengah lapangan, terus e...digantung dileher gitu kayak nama


bawasannya saya nggak merokok lagi, terus 7 batang rokok ditaruk di
mulut disuruh hisap.. gitu lah....
(S2. W1/b. 266-270/hal. 26)

Ya mau-nggak mau kami jalani kak hukumannya... selama 4 hari tu kami


nggak merokok disekolah, tapi hari ke 5 merokok lagi...
(S2. W1/b. 272-275/hal. 26)

Ya...nggak enak gitu kak kalau nggak merokok, kalau tunggu pulang
sekolah kelamaan..
(S2. W1/b. 277-279/hal. 26)

Subyek mulai merokok saat subyek berada dijalan menuju ke sekolah.

Subyek dan temannya membeli rokok di warung lalu mereka merokok dijalan.

Sesampainya disekolah subyek merokok lagi bersama temannya dikamar mandi

dan setelah pulang sekolah didepan sekolahnya. Setelah tiba dirumah subyek

kembali merokok setelah makan siang, tetapi dilakukannya diluar rumah. Sorenya

ketika subyek berkumpul dengan temannya, subyek merokok lagi.

Ya kadang-kadang kalau selesai bangun pagi, sarapan, pas mau pergi ke


sekolah itu kan ama temen pergi ke kede, entar beli rokok.. merokok
dijalan..
(S2. W1/b. 132-135/hal. 23)

Terus di sampe di sekolah kadang-kadang ada temen yang bawa rokok ke


sekolah, merokok di WC. Trus pas pulang sekolah, nongkrong-nongkrong
bentar di depan sekolah, merokok.
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
90

(S2. W1/b. 137-142/hal. 23)

Pas sampe rumah, abis makan siang merokok lagi...


(S2. W1/b. 144-145/hal. 23)

Merokok diluar kak... abis tu sorenya pas kalau ada kawan-kawan ada
diluar, gabung-gabung merokok juga.
(S2. W1/b. 147-149/hal. 23)

Selain disekolah subyek mulai merokok dirumah ketika orang tuanya tidak

berada dirumah dan didalam kamar disaat mendengarkan MP3 atau sedang

bersama teman-temannya. Subyek tidak pernah ketahuan merokok didalam

kamarnya karena yang ibu subyek tahu hanya teman subyek yang merokok,

subyek tidak merokok. Biasanya subyek menyemprotkan pengharum ruangan agar

ibu subyek tidak mengetahui bahwa mereka sedang merokok didalam kamar.

e..karena temen yang dari luar datang.. jadi kadang-kadang kan mereka
merokok didalam kamar, jadi dah terbiasa didalam kamar tu ada asap
rokok gitu..Yang mama tau temen-temen yang merokok, titi nggak....
Karena kan hidupi kipas angin, baru semprot pengharum ruangan itu..jadi
nggak ketahuan kak...
(S2. W2/b. 84-92/hal. 30)

Subyek selalu merokok ketika bersama temannya. Teman-teman subyek

sebagian besar perokok. Subyek tetap merokok walaupun teman-temannya tidak

merokok. Bagi subyek ada sesuatu yang kurang jika sedang berbincang-bincang

dengan temannya tidak merokok.

Iya... ti pasti merokok kalau lagi dengan teman..


(S2. W2/b. 61-62/hal. 29)

Hm...emang nggak semua lah, tapi sebagian besar merokok..


(S2. W3/b. 219-220/hal. 38)

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
91

Ya...titi tetap merokok kak, walaupun teman nggak merokok.. kan nggak
enak gitu kak kalau lagi ngobrol-ngobrol gitu nggak merokok, ada yang
kurang aja..
(S2. W3/b. 224-227/hal. 38)

Semakin hari jumlah rokok yang dikonsumsi subyek semakin bertambah

hingga saat ini subyek mengahabiskan 11 batang rokok dalam satu hari. Subyek

memulai rokok pertamanya dalam 1 hari selang jam 1 jam setelah bangun

pagi

Ehm... (sambil menghitung) ada sampe sekitar 11 batang lah.. Kadang-


kadang disekolah, terus pulang sekolah, pas selesai makan siang, baru
ehm...pas nongkrong-nongkrong lah, nongkrong ma temen-temen...
(S2. W1/b. 91-96/hal. 22)

Ehm....setengah jam gitulah kak atau 1 jam gitu. Pas bangun pagi, selesai
mandi , sarapan, keluar mu pergi sekolah singgah ke kede sebentar, baru
beli rokok, terus ya merokok sambil jalan..
(S2. W1/b. 162-166/hal. 24)

Menurut subyek prosesnya berjalan dengan sendirinya karena ada nikotin

didalam rokok yang membuat subyek ketagihan untuk merokok. Setiap habis

makan subyek pasti merokok karena merokok setelah makan itu memiliki rasa

yang berbeda daripada disaat yang lain.

Itu....berjalan dengan sendirinya kak.. ya...titi kayak kecanduan gitu la


kak.. kayak yang ti bilang gitulah abis makan merokok... kek mana ya kak,
kan dirokok itu ada nikotin gitu kan, jadi ada rasa candu gitu kak..semakin
hari nggak terasa gitu kak, awalnya 1 2 batang gitu, lama-lama udah
sampe 11 batang gitu kak... kan semakin lama banyak kawan juga kan,
nongkrong-nongkrong.. ya gitulah kak....
(S2. W3/b. 65-75/hal. 34)

e...biar rasanya...keyak mana ya kak...beda rasa abis makan merokok


dengan kalau kita lagi jalan gitu beli rokok.. pokoknya lebih enak aja lah
kak..
(S2. W2/b. 56-59/hal. 29)
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
92

Jumlah rokok yang dikonsumsi subyek akan berkurang hingga 4 batang

dalam 1 hari jika subyek tidak memiliki uang untuk membeli rokok. Tapi hal ini

jarang terjadi. Subyek banyak mengkonsumsi rokok ketika merasa bosan, malam

hari dan ketika bersama temannya. Jika subyek menghabiskan waktu bersama

temannya dalam waktu yang lama, subyek bisa menghabiskan 14 batang rokok

dalam 1 hari.

Keadaannya...hm...tergantung hm..duitnya juga kak. Kalau duitnya


sedikit ya jumlah rokoknya berkurang
(S2. W3/b. 80-82/hal. 35)

Hm...ya kalau lagi nggak ada duit gitu kak minimal 4 batang gitu perhari
kak.. tapi jarang...
(S2. W3/b. 85-87/hal. 35)

Hm..keadaan lagi sendiri gitu biasanya kan sendiri ngearasa bosan gitu
kan, rokok itu tadi lah temannya, atau malam gitu kan karena udaranya
dingin jadi lebih hangat aja.. lagi sama teman juga ngobrol-ngobrol gitu..
kalau duduk ma teman lama kali gitu kan, kadang bisa juga tu sampe 14
batang gitu dalam 1 hari.
(S2. W3/b. 94-101/hal. 35)

Ketika SMA subyek juga merokok dilingkungan sekolah. Biasanya subyek

merokok dikamar mandi dan dibangunan yang tidak terpakai lagi dibelakang

sekolah. Subyek pernah ketahuan satu kali sedang merokok bersama teman-

temannya ketika ada razia mendadak disekolahnya 6 bulan yang lalu. Subyek dan

temannya dihukum lari keliling lapangan sebanyak 3 kali tanpa menggunakan

baju dengan 10 batang rokok dimulut mereka. Sejak saat itu subyek jarang

merokok disekolah karena peraturan sekolah sudah semakin ketat.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
93

Ada lah kak... di WC juga.... (sambil tersenyum).. oh kadang-kadang di


e...kayak ada apa tu...e... bangunan nggak terpake gitu dibelakang sekolah
kak, disitu lah sering juga merokok.
(S2. W1/b. 283-287/hal. 26)

e...Cuma sekali
(S2. W1/b. 289/hal. 27)

Ya..e... baru-baru 6 bulan yang lalu lah kak...waktu tu lagi istirahat kak,
kalau istirahat kami sering kesitu, ya udah merokok... kayaknya ada yang
bilang gitu kami sering merokok dibelakang. Yaudah kena razia mendadak
kami...
(S2. W1/b. 291-296/hal. 27)

Em....biasa lah dibawa ke BP.. dihukum juga, hukumannya sama kayak


waktu SMP dulu, tapi ni disuruh lari keliling lapangan 3 kali sambil buka
baju gitu dan rokoknya lebih banyak sampe 10 batang...Sekarang dah
jarang kami merokok disekolah kak, karena peraturannya dah lebih ketat,
sering ada razia gitu...Tapi sekali-sekali pernah juga lah..
(S2. W1/b. 299-308/hal. 27)

Hingga saat ini ayah subyek tidak mengetahui bahwa subyek seorang

perokok karena ayah subyek sedang di Kalimantan dan jarang pulang. Ayah

subyek tidak pernah menanyakan kepada subyek apakah subyek merokok. Ibu

subyek tidak mengatakan kepada ayah subyek ketika subyek ketahuan merokok

oleh ibunya.

Papa nggak tahu, papa lagi di Kalimantan, jarang pulang...


(S2. W2/b. 176-177/hal. 32)

e...Nggak...nggak pernah tanya sekalipun titi merokok apa nggak kak..


(S2. W2/b. 179-180/hal. 32)

Nggak pernah kak... toh sampe sekarang juga papa nggak pernah nanya-
nanya gitu ma titi, singgung-singgung pun tentang rokok nggak pernah..
(S2. W3/b. 120-123/hal. 36)

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
94

d). Tahap Mempertahankan Perilaku merokok

Perilaku merokok terus dipelajari oleh subyek hingga menjadi perokok

sampai saat ini. Subyek mengganggap rokok sebagai teman untuk penghilang rasa

bosan dan suntuk. Subyek sudah merasa ketagihan terhadap rokok karena adanya

nikotin yang dikandung rokok sehingga subyek memiliki dorongan untuk selalu

merokok. Alasan subyek untuk mempertahan perilaku merokok adalah karena

kecanduan.

...bisa dianggap sebagai temen gitu lah kak bisa dibilang


(S2. W1/b. 104-106/hal. 22)

Kadang-kadang kalau sendiri kan yah paling nggak merokok ya biar


nggak suntuk nggak bosan gitu lah... jadi teman setia dia kak..
(S2. W1/b. 108-111/hal. 22)

Ya...rasa candu aja gitu kak. Kan kalau bisa dibilang kan, kan ada
nikotinnya tu kak yang mendorong kita untuk terus merokok dan candu
rokok tersebut kan kak, jadi...yah..mungkin itu lah kak faktor
pendorongnya kak, udah kecanduan..
(S2. W1/b. 170-176/hal. 24)

Kayaknya udah ketergantungan gitu lah kak...ketergantungan gitu...


(S2. W2/b. 153-154/hal. 31)

Subyek merasa lebih konsentrasi, lebih tenang dan tidak memikirkan apa-

apa ketika sedang merokok. Jika dalam 1 hari tidak merokok, subyek merasa tidak

enak badan, pusing dan lidah terasa pahit sehingga subyek mencari rokok.

Nggak ada ti lebih konsentrasi aja gitu, kayak nganggap rokok itu temen
gitu, ya...lebih tenang la, nggak mikirin apa-apa gitu...
(S2. W2/b. 42-45/hal. 29)

Ya...e...nggak enak gitu la badan kak, e..agak pusing gitu, lidah e...agak
pahit gitu...rasanya pengen mencari rokok itu aja.. kadang-kadang sisanya
rokok diluar saya bawa pulang dikamar biar bisa merokok..
(S2. W1/b. 311-316/hal. 27)

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
95

Subyek pernah berhenti merokok selama 1 minggu karena batuk. Ketika

sembuh dari batuk subyek kembali merokok karena ditawari temannya dan

subyek merasa seperti ada dorongan untuk merokok kembali dan akhirnya subyek

merokok kembali. Subyek memiliki keinginan untuk berhenti merokok, tapi hal

itu belum terlaksana karena efek dari rokok belum pernah dirasakan subyek dan

adanya rasa ketagihan terhadap rokok.

Pernah 1 minggu dulu kak, karena sakit batuk gitu....dah gitu sembuh,
pergi gabung-gabung lagi, baru ditawari rokok, ni ti rokok katanya, ya
merokok lagi, ntah kayak ada rasa gitu mu ambil lagi kak... jadi merokok
lah...
(S2. W2/b. 156-161/hal. 31)

e...memang rasanya pengen berhenti juga, tapi kayaknya belum bisa lah
kak.. entah karena efeknya belum nampak ama titi, entah karena
nikotinnya itu yang buat candu.. kayak gitu lah... jadi kalau bisa dibilang
karena candu itu dan efeknya juga belum ada, makanya merokok terus..
(S2. W3/b. 257-264/hal. 39)

3. Subjek III

a. Latar belakang subjek

Subjek bernama Odoy (bukan nama sebenarnya). Subjek adalah anak 1

dari 2 bersaudara. Subjek lahir 18 tahun yang lalu dari keluarga Melayu. Ayah

subjek adalah seorang wiraswasta dan ibu subjek adalah seorang Ibu Rumah

Tangga. Subjek memiliki seorang adik laki-laki yang duduk dikelas 4 SD. Saat ini

subjek terdaftar sebagai mahasiswa semester 1 (satu) disalah satu Universitas

Swasta di Medan.

Subjek mencoba rokok pertama pada saat duduk dikelas 2 SMP. Subjek

melihat ayahnya merokok dari kecil. Ketika SMP subjek mencoba untuk merokok
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
96

karena ingin merasakan rokok yang selama ini dilihatnya dari orangtua nya.

Subjek merokok ketika subyek berada diluar rumah, jika subjek merokok dirumah

itu hanya didalam kamar karena subjek tidak ingin untuk merokok didepan

orangtuanya. Bagi subjek merokok didepan orangtua seperti menampakkan

kesombongan diri. Subjek menjadi perokok sudah selama 4 tahun. Dalam 1 hari

subjek menghabiskan 8 hingga 10 batang rokok. Subjek akan merokok lebih

banyak hingga 16 batang rokok dalam 1 hari ketika subjek lebih banyak berada

diluar rumah. Subjek akan merokok lebih sedikit hanya 4 batang jika subjek lebih

banyak berada dirumah.

Peneliti mengenal subjek ketika subjek menjadi salah satu relawan

saHIVa. Subjek merupakan junior peneliti di saHIVa. Peneliti mengenal subjek 5

bulan yang lalu. Peneliti menanyakan secara langsung apakah subjek bersedia

menjadi subjek penelitian pada penelitian ini dan peneliti menjelaskan prosedur

penelitian yang akan dilakukan. Setelah mendapatkan kesediaan langsung dari

subjek untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, peneliti kemudian menentukan

jadwal pertemuan berikutnya dengan subjek untuk selanjutnya melakukan

wawancara.

b. Data Hasil Wawancara

1). Faktor penyebab perilaku merokok

Orang yang pertama kali subyek melihat merokok adalah ayahnya. Subyek

melihat ayahnya merokok sejak subyek kecil. Subyek memperhatikan ayahnya

merokok. Setiap saat ketika subyek berada dirumah bersama ayahnya, subyek

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
97

selalu melihat ayahnya merokok. Rasa ingin tahu dan ingin mencoba terhadap

rokok muncul dan subyek mulai bertanya apa itu rokok dan kenapa ayah merokok.

Dari ayah..
(S3. W1/b. 24/hal. 40)

Ehm...kalau memperhatikan secara detail sih nggak pernah, karena odoy


tu ingin tahunya agak besar gitukan karena...ya mungkin....karena odoy
ngelihat ayah gitu, maksudnya gini e...disetiap saat dirumah kan odoy
masih bersama ayah, e... dan ayah tu seperti odoy sekarang kan setiap
waktu dengan rokok.. e...mungkin dari situ gitu karena setiap hari kan
e...kecil dan beranjak besar kita ingin tahu mungkin bisa semakin besar,
disitu mungkin kita akan bertanya apa yang dilakukan orang tua kita
pengen tau gitukan, disitu barulah mengerti itu apa sih yang dipegang-
pegang, setelah tahu itu rokok, itu rokok gitu ya...kemudian ingin mencoba
rokok, itu enak nggak..
(S3. W1/b. 36-52/hal. 41)

Ya... rasa ingin tau itu pasti ada kan...e.. ya...yang pertama rasa ingin
tau..yang kedua rasa ingin coba, apa sih sebenarnya rokok dan kenapa
ayah sampe merokok...
(S3. W1/b. 27-30/hal. 40)

Saat itu subyek mencoba rokok permen yang dijual. Subyek berpikir

bahwa rokok yang dihisap oleh ayahnya manis seperti permen yang dihisapnya.

Subyek menirukan cara ayahnya merokok dengan menggunakan permen.

eh dulu kan mbak ada yang dijual bon-bon kayak rokok, itukan manis..
nah jadi pengen tahu apa rokok itu manis juga kayak bon-bon itu rokok
yang dihisap oleh ayah, tapi kok nggak bisa dibakar, coba-coba merokok
kayak ayah gitu lah... mungkin itu kan yang dipikir waktu kecil dulu.
Setelah tahu rokok yang betulannya, ada yang manis, ada yang nggak ada
rasanya..
(S3. W1/b. 54-62/hal. 41)

Subyek mencoba rokok untuk pertama kalinya saat kelas 2 SMP. Subyek

melihat temannya merokok diwarung depan sekolah sebelum masuk sekolah.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
98

Ketika melihat temannya merokok, subyek langsung membeli rokok dan

mencobanya. Subyek merasa segan tidak merokok sedangkan semua temannya

merokok. Ketika teman subyek bertanya apakah subyek merokok, subyek

berbohong dengan mengatakan bahwa dia juga merokok. Subyek ketahuan tidak

bisa merokok oleh temannya, lalu temannya mengajarkan cara merokok yang

benar. Sejak hari itu ketika pulang sekolah subyek merokok bersama teman-

temannya.

Ehm..pertama kali kelas 2 SMP.. kan waktu kelas 2 SMP tu liat kawan-
kawan sering diwarung depan sekolah gitu kan ngumpul sebelum masuk
sekolah. Yaudah pergi kesitu lah, liat kawan-kawan merokok disitu.. beli
rokok sendiri odoy... coba ngerokok. yaudah...gitu disitu saya mulai
merokok....
(S3. W1/b. 6-13/hal. 40)

Ehm... ada perasaan sendiri aja gitu untuk merokok, kawan-kawan pada
merokok yaudah segan aja kalau nggak merokok kan, yaudah merokok.
Terus ditanya kawan kan eh kau merokok juga?, iya lah aku jawabkan,
rupanya pas hari pertama tu ketahuan aku nggak bisa merokok kan, kayak
gini loh cara merokok yang benarnya kata orang ni gitu... terus
selanjutnya kalau gabung-gabung lagi pulang sekolah, pas datang
langsung ditawarin rokok, rokok doy.., terus merokok aja kami sama-
sama
(S3. W2/b. 144-156/hal. 50)

Hubungan subyek dengan ayahnya tidak begitu dekat. Ketika ayah subyek

sedang santai, biasanya subyek ngobrol-ngobrol dengan ayahnya. Subyek lebih

dekat dengan ibunya. Dulu, ketika masih kecil subyek sering dipukuli oleh

orangtuanya karena subyek nakal.

e...dengan ayah kalau dibilang deket sih..e..nggak juga, Cuma disaat dia
lagi santai gitu, sering juga ngomong-ngomong sama dia, dalam arti kata,
sering itu bukan berarti tiap hari atau sangat dekat gitu kan asal ada apa-
apa ngomong sama ayah gitu, jarang kalau yang kayak gitu...kalau mama

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
99

e...lebih dekat kak, lebih sering ngomong-ngomong ma mama.. misalnya


kalau minta duit gitu lebih sering minta ma mama..
(S3. W3/b. 104-114/hal. 56)

Kalau aku nggak salah itu SD gitu, tapi aku lupa kelas berapa. Itu gara-
gara e...maen di paret (sambil tertawa kecil), jadi pulang-pulang pada
basah semua nya, baju-baju sekolahnya basah gitu, jadi dicubit pantatnya
dan dilibas...(sambil tersenyum).. dulu aku bandel gitu waktu kecil, sering
maen paret, terus disuruh tidur siang aku lari entah kemana, kalau udah
dilibas baru pulang
(S3. W3/b. 132-140/hal. 57)

2). Tahapan Perilaku Merokok

a). Tahap Persiapan

Subyek melihat dan memperhatikan ayahnya sejak kecil. Subyek ingin

mengetahui apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Subyek berfikir ayahnya

kelihatan lebih santai ketika merokok. Lambat laun minat subyek muncul untuk

mencoba rokok tersebut.

Nggak langsung...ehm..mungkin kan disaat kita menjadi anak-anak gitu


kan pengen tahu apa yang dilakukan orang tua gitu, ehm...ya kayaknya
ayah kok nyantai gitu kan kalau setiap merokok...mungkin karena itu
sering terlihat didepan anak, sering ngelihat ayahnya melakukan terus-
terusan merokok, lambat laun anak itu pengen coba..
(S3. W2/b. 21-29/hal. 47)

Sebelumnya subyek tidak memiliki gambaran apapun mengenai rokok.

Subyek hanya tahu bahwa rokok itu adalah sesuatu yang dihisap oleh ayahnya.

e... ya Cuma tahu rokok itu dihisap aja yang kayak ayah hisap, bisa
dibilang odoy nggak tahu gambaran lain atau informasi-informasi tentang
rokok itu, em....mungkin karena dulu tidak terlalu peduli, jadi nggak
ngerti..
(S3. W3/b. 19-24/hal. 54)

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
100

b). Tahap Permulaan

Subyek mencoba merokok pertama kali saat subyek duduk dikelas 2 SMP.

Subyek pertama kali mencoba rokok didepan sekolah. Saat itu sebelum masuk

sekolah subyek singgah diwarung yang berada didepan sekolahnya. Melihat

teman-temannya merokok, subyek membeli rokok dan mencoba merokok.

Ehm..pertama kali kelas 2 SMP..


(S3. W1/b. 6/hal. 40)

Ehm...pertama kali nyoba rokok didepan sekolah..


(S3. W1/b. 64-65/hal. 41)

Pertama datang sekolah kan waktu SMP, sekolahnya kan siang, itu
datang sekitar jam-jam..ehm..masuk hari itu jam 1, datangnya sekitar jam
12. Pas didepan sekolah itu biasanya ada warung, ada warung itu, disana
tu ada temen-temen, temen-temen pada merokok, ehm... odoy langsung
beli rokok aja mbak, ya merokoklah ...coba merokok...
(S3. W1/b. 67-74/hal. 41)

Pertama mencoba rokok dan belum mengetahui cara merokok yang benar,

subyek merasa sesak. Subyek merasakan ketagihan untuk mencoba terus belajar

merokok yang benar hingga dada subyek tidak sesak lagi ketika merokok. Teman-

teman subyek yang mengajarkan subyek merokok.

Pertama-pertama sih karena belum tahu cara menggunakannya, ya..


pertama pasti batuk, yang kedua pasti terasa sesak gitu. Karena belum tau
aja kak
(S3. W1/b. 118-121/hal. 43)

Itu kan waktu pertama kan karena belum tau cara menggunakannya yang
betul makanya kayak gitu kan...ehm..disaat tau caranya gimana, rasanya
laen kan dari dada yang sesak gitu kan, ehm...lain aja rasanya kalau udah
tau cara penggunaan yang sebetulnya... karena udah tau caranya yang betul
itu, jadi pengen mencoba lagi, coba lagi...bahwasanya cara yang ku
gunakan pertama kan salah, ku coba lagi dengan cara ku yang baru ini... ya
kawan-kawan juga yang ajar tu mbak cara yang benernya, sampe sekarang
jadi ketagihan aja merokoknya...
(S3. W2/b. 118-130/hal. 49-50)
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
101

Subyek terus mempelajari perilaku merokok. Awalnya subyek diajarkan

cara merokok yang benar oleh temannya. Subyek juga belajar merokok sendiri

tanpa sepengetahuan temannya diwarung dekat rumah subyek. Subyek tidak ingin

diejek oleh teman-temannya bahwa subyek tidak bisa merokok dengan benar.

Setelah tau dari temen..ehm...ada nyoba-nyoba sendiri diwarung deket


rumah tanpa ketahuan temen-temen yang laen kan supaya nggak dibilang,
ah baru pande merokok gitu, kan malu kalau ketahuan belum pande
merokok, diejek-ejek dikit lah... dibilang ah gimana sih pande nggak
merokok?, paling dibilang kayak gitu aja...
(S3. W2/b. 133-140/hal. 50)

Pertama kali mencoba rokok subyek meghabiskan 2 hingga 3 batang.

Subyek merokok 1 batang ketika subyek pergi sekolah. Setelah pulang sekolah,

subyek menghabiskan 1 batang rokok setelah makan siang. Selanjutnya subyek

merokok dimalam hari setelah selesai belajar.

Ya...pertama itu karena ada nyoba rokok yang salah gitu kan, ada rokok
yang pahit, ada rokok yang manis...ya pertama-tama sebatang, kemudian
tau-tau yang lain ada yang enak lagi, langsung ketagihan jadi 2 batang 3
batang....
(S3. W1/b. 96-102/hal. 42)

Ehmm...mungkin kalau yang pertama waktu sekolah dulu kan, abis


bangun pagi kan sarapan, abis sarapan tu baru pergi, nah waktu pergi
sekolah itu merokok. Bisa ada 1 batang. Disaat pulang sekolah tu bisa 1
batang, tu disaat abis makan siang. Malam.... mungkin malam itu yang
bisa banyak, karena e.... mungkin karena siang itu tidurkan, jadi aktifitas
nggak begitu banyak. E...kalau malam itu kan sesudah belajar kan maen-
maen, e...ya maen-maen itu ya..sambil merokok, itu aja...
(S3. W1/b. 200-212/hal. 44-45)

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
102

Biasanya subyek merokok bersama teman-temannya diwarung depan

sekolah subyek.

Ehm...disekolah...itu kan didepan sekolah kan ada warung, ya di warung


itu lah sama teman-teman...
(S3. W3/b. 169-171/hal. 58)

Subyek membeli rokok dari uang jajan yang diberikan kepadanya. Subyek

pernah merasa kekurangan uang jajan karena membeli rokok. Jika kekurangan

uang jajan seperti itu, subyek bersama temanya patungan untuk membeli rokok.

Rasa penyesalan pernah dirasakan subyek karena uang jajannya kekurangan untuk

membeli rokok, tapi perasaan itu tidak berlangsung lama karena jika subyek

kurang jajan, subyek mendapatkan rokok dari temannya.

Dari jajan juga..tapi pernah kekurangan uang gitu karena beli rokok ,
karena udah ketagihan gitu kan udah-udah sering melakukannya. Kalau
nggak nggak cukup uang patungan ma kawan. Dulu SMP ku dulu
kebetulan dekat dengan rumah gitu, jadi e...kalau untuk menyesal itu ada
karena uang jajan berkurang untuk rokok kan, tapi nggak berkepanjangan
gitu, biasa aja gitu..
(S3. W3/b. 230-238/hal. 59)

Karena e...merokok itu kalau disaat mu pergi sekolah itu jarang, disaat
mau masuk gitu kan masuk sekolah siang dulukan, jarang, paling sering
waktu pulang sekolah itu, karena uang itu udah dipisah-pisahin gitu.
Misalnya kan kalau disaat ada uang lebih, mau beli rokok ya beli rokok,
kalau nggak ada ya dari kawan juga ada...
(S3. W3/b. 240-247/hal. 60)

Subyek mengetahui bahaya rokok saat diawal-awal subyek mencoba rokok

dari bungkusan, iklan dan pelatihan-pelatihan yang pernah dijumpai subyek.

Walaupun subyek mengetahui bahaya rokok tersebut, subyek tidak begitu takut

karena subyek belum merasakan sakit yang ditimbulkan oleh rokok tersebut.

Subyek memiliki keinginan untuk tidak meneruskan perilaku merokoknya, tapi itu
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
103

tidak terlaksana karena pengaruh lingkungan. Subyek mulai terbiasa merokok jika

sedang berkumpul dengan teman-temannya, tidak enak jika menolak tawaran

rokok oleh temannya khususnya teman yang lebih tua dari subyek. Ketika sudah

bosan berbicara dengan temannya, subyek merokok bersama teman subyek

tersebut.

Tahu bahaya rokok itu setelah odoy coba rokok pertama-tama


itulah...em..tahu dari bacaan di bungkusannya dan tahu dari iklan-iklan
yang lain, atau dari pelatihan-pelatihan yang pernah dijumpai..
(S3. W3/b. 27-31/hal. 54)

hm...kalau bisa dibilang sih, ada rasa takut gitu ada, tapi kecil.. karena
mungkin bisa dibilang e....belum pernah, mungkin...kalau orang belum
ngerasai pahitnya, mereka akan terus melakukan itu. Ya jadi karena odoy
belum merasa kan sakitnya, ya terus merokok... sebenarnya rasa ingin
tidak meneruskannya itu ada, tapi karena pengaruh lingkungan itu lah...
(S3. W3/b. 34-42/hal. 55)

Pengaruh lingkungan aku tu besar kali mbak... ehm...karena terbiasa gitu


dengan adanya sebuah cerita dari kawan-kawan, cerita-cerita, sapa-sapaan,
duduk cerita, merokok.. sekarang biasanya kan mereka yang nawarin
merokok, ya merokok. Ada perasaan nggak enak ma kawan kalau nggak
merokok, apalagi kalau abang-abangan gitu yang nawarin kan, lebih nggak
enak aku mbak... Kadang juga misalnya kita udah bosan bicara berdua,
udah bosan, terpikir kita beli rokok yok... ayok jadi sama-sama lah
merokoknya...
(S3. W2/b. 193-205/hal. 51-52)

c). Tahap Menjadi Seorang Perokok

Subyek terus melanjutkan perilaku merokoknya hingga subyek

mengkonsumsi 4 batang rokok perhari dalam 1 bulan karena lingkungan disekitar

subyek banyak yang merokok.

Ehm....karena dilingkungan juga banyak yang merokok, jadi banyak-


banyak tau kan e...nanya itu rokok apa, itu manis nggak, eh boleh coba
nggak, manis nggak, manis nggak. e... mungkin kalau dilihat dari
lingkungan paling cepat.
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
104

(S3. W1/b. 106-111/hal. 42)

.. klo sampe 4 batang bisa dibilang waktunya ehm... sebulan lah..


(S3. W1/b. 114-116/hal. 42)

Subyek tidak merokok didalam lingkungan sekolah saat SMP, tetapi disaat

SMA subyek mulai merokok didalam lingkungan sekolah. Subyek merokok

didalam kelas bersama temannya saat jam olahraga. Subyek saat itu tidak dapat

mengikuti oleh raga karena sakit. Teman subyek tidak dapat mengikuti olahraga

karena tidak memakai seragam olahraga. Teman subyek membawa rokok pada

saat itu, lalu mereka merokok bersama didalam kelas. Selain itu subyek juga

merokok dikamar mandi. Subyek tidak pernah ketahuan merokok oleh pihak

sekolah.

Kalau SMP...e...di sekolah dulu sih nggak... diluar sekolah aja...tapi


waktu STM ada...
(S3. W2/b. 79-80/hal. 49)

Didalam lokal waktu ada jadwal olahraga kan, kebetulan jauh dari kantor
kepala sekolah...jauh itu ada dilantai 3. jadi waktu itu ada kegiatan olah
raga, kebetulan pernah ada sakit kuning gitukan aku nggak boleh olah
raga, jadi terserah aku mu kemana gitu istirahatnya. Ehm...ada juga kawan
yang nggak pake baju olahraga jadi dia dihukum gitu nggak boleh ikut
olahraga, jadi kami sama gitu didalam kelas. Yaudah kami didalam,
kebetulan kawan aku tu kantongin rokok, yaudah..merokok didalam..
(S3. W2/b. 82-94/hal. 49)

Dikamar mandi lah paling... dalam waktu seminggu tu pasti ada kami
merokok dikamar mandi..
(S3. W2/b. 96-98/hal. 49)

Ketahuan sih...nggak pernah...karena rejeki bagus kali


(S3. W2/b. 100-101/hal. 49)

Subyek tidak pernah ketahuan merokok saat subyek SMP oleh ibu subyek.

Subyek ketahuan merokok setelah tamat STM. Saat itu subyek sedang merokok
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
105

diwarung dekat rumahnya dalam keadaan mati lampu. Orangtua subyek sedang

menjemput neneknya di Rumah Sakit. Tiba-tiba ibu subyek datang dan

memanggil subyek yang saat itu sedang merokok. Subyek ketahuan merokok oleh

ibunya. Ibunya hanya menasehati subyek, tidak memarahi subyek dengan emosi

karena menurut subyek orangtua subyek mengetahui bahwa anak tidak akan jauh

beda dengan orangtuanya. Hal ini tidak membuat subyek berhenti untuk merokok.

Dulu waktu masih sekolah nggak pernah ketahuan saya mbak, main
cantik..haha (sambil tertawa). Tapi pas tamat STM baru ketahuan 2 kali
merokok..
(S3. W1/b. 136-139/hal. 43)

Waktu itu kan dah tamat STM kan, itu lagi dirumah kan, malam itu kan,
orang tua lagi dirumah kan, jemput nenek di Rumah Sakit. Aku lagi di
warung itu kan, warung dekat-dekat rumah, tempat kawan sih memang
lagi merokok, itu kondisinya lagi mati lampu kan pake lilin, jadi nggak
nampak ke jalan itu posisinya kan. Nggak lama kemudian tiba-tiba datang
mama gitu, aku dipanggil pas lagi ngisap rokok gitu.. yaudah ketahuan...
(S3. W1/b. 141-151/hal. 43)

Pertama-pertama sih biasalah kalau orang tua itu memberi nasehat gitu
kan.. yang kedua ya..e...sebenarnya sih nggak ada nada-nada marahi gitu
dengan rasa emosi yang besar itu nggak ada, karena orang tua juga tau
karena saya anak laki-laki pasti tau gitu gimana kedepannya, yah gimana
dia mencontoh orang tuanya, karena air hujan itu jatuhnya pasti kebawah
gitu
(S3. W1/b. 153-161/hal. 43-44)

Subyek juga pernah ketahuan merokok oleh ayahnya. Saat itu subyek

sedang merokok bersama teman-temannya dirumah. Tiba-tiba ayah subyek keluar

dari rumah yang sama dengan subyek dan ayah subyek melihat melihat subyek

merokok. Reaksi ayah subyek biasa saja tanpa ekspresi, lalu subyek membuang

rokok dengan sendirinya. Ayah subyek hanya mengatakan jangan banyak-banyak

merokok kepada subyek.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
106

..........pernah sekali, itu..kebetulan itu lagi ngumpul-ngumpul sama


kawan gitu dirumah kawan, rupanya tanpa disangka-sangka si Bapak itu
lagi didalam rumah itu, pas dia keluar dan dia liat aku lagi merokok gitu...
(S3. W3/b. 84-89/hal. 56)

e...karena dia..mungkin dia udah tahu dari mama kan bahwasannya aku
udah merokok gitu udah-udah.. itu kejadiannya aku udah tamat sekolah,
baru-baru tahun lalu gitu kan...e... dia pertama biasa aja gitu, biasa aja,
dengan ekspresi wajah yang terkejut gitu kan..e....tapi selanjutnya kan aku
ngerti sendiri, aku buang rokok itu, aku buang rokok itu yaudah aku
matiin. Terus dia, e....bilang seperti mama bilang gitu jangan merokok
banyak-banyak gitu, Cuma gitu aja sih...
(S3. W3/b. 91-102/hal. 56)

Subyek merokok setelah makan dan sedang berada diluar rumah bersama

teman-temannya. Menurut subyek jika merokok setelah makan akan menambah

kenikmatan dan merasa lebih plong. Subyek lebih banyak menghisap rokok ketika

bersama teman-temannya. Subyek juga merokok ketika subyek merasa bosan, jika

subyek tidak merokok ketika bersama teman subyek yang merokok, itu artinya

subyek tidak memiliki uang untuk membeli rokok.

Disetiap ngerasa...maksudnya, misalnya abis makan itu merokok, baru


kan mungkin jam diluar rumah itu kan banyak ngumpul ma kawan,
disitukan waktunya lebih lama, bisa di apa ya...bisa dimungkinkan 2 jam
aja ngumpul ma teman bisa sekitar 6 batangan juga...
(S3. W2/b. 43-49/hal. 48)

e....kalau abis makan merokok, itu dapat menambah kenikmatan kak. Kan
perut kita kenyang tu kalau selesai mekan, jadi kalau merokok lebih plong
aj....
(S3. W2/b. 51-54/hal. 48)

Sendiri merokok..ehm...itu sering juga terjadi, biasanya kalau lagi bosan


aja... Sendiri merokok..ehm...itu sering juga terjadi, biasanya kalau lagi
bosan aja, tapi kalau ada teman yang merokok, saya nggak merokok, itu
artinya saya lagi nggak ada duit....
(S3. W1/b. 249-253/hal. 46)
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
107

Jika sedang bersama teman yang tidak merokok, subyek tidak merokok.

Subyek dapat menahan untuk tidak merokok karena melakukan aktifitas lain

seperti tertawa bersama teman dan didukung warung yang letaknya jauh. Subyek

merasakan suatu kejenuhan jika sedang tidak merokok ketika bersama temannya

yang tidak merokok. Namun perasaan jenuh itu bisa diatasinya dengan melakukan

sesuatu yang lucu. Subyek akan merokok jika bersama temannya yang merokok.

...tapi kalau aku gitu pergi ama teman yang nggak merokok gitu kan, ada
sekitar 3 orang yang nggak merokok, kami hanya 4 orang, jadi Cuma aku
yang merokok, kadang aku dengan...dengan melakukan aktifitas yang lain
seperti ya ketawa-ketawa kan, jauh dari warung kan supaya bisa beli
rokok, itu nggak merokok. Tapi kalau disaat e...disaat bersama dengan
kawan yang merokok, aku pasti merokok...
(S3. W3/b. 48-58/hal. 55)

e...terkadang sih ada dirasain itu..e..macem satu kejenuhan gitu.. tapi


ya.aku emang kayak gitu orang nya kak, kalau dengan teman yang tidak
merokok, aku tetap nggak merokok walaupun jenuh.. karena kan disaat
jenuh itu kan kita bisa terlupa lagi kan, misalnya e...disaat ini saya
merasakan jenuh, rupanya beberapa detik kemudian kalau saya melakukan
suatu hal yang lucu, itu bisa lupa gitu....
(S3. W3/b. 62-71/hal. 55)

Subyek merokok didalam kamar sekitar 2 kali dalam seminggu jika

subyek berada dirumah. Saat itu subyek tidak bisa tidur, lalu subyek merokok.

menurut subyek dengan merokok tadi subyek merasa lebih tenang dan subyek jadi

tertidur.

Dikamarlah palingan ada... tapi nggak sering lah, dalam seminggu itu ada
satu atau 2 kali merokok dikamar. pernah kan waktu itu nggak bisa
tidurkan, jadi kamar tu paling depan ada jendela kaca kan tu panjang
kebawah, jadi ya tinggal buka jendela, ya merokok sendiri dikamar..
ehm...sambil diam-diam merokok.. udah, sehabis merokok itu kan ngerasa
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
108

tenang aja gitu, ngerokok-ngerokok terus kan, mata jadi berat, jadi bisa
tidur jadinya...
(S3. W2/b. 159-168/hal. 51)

Subyek tidak mau merokok didepan orangtuanya. Menurut subyek

merokok didepan orangtua hanya memperlihatkan kesombongan diri. Merokok

didepan orangtua dapat menjatuhkan harga diri orangtua. Subyek juga tidak

merokok didepan orangtua temannya.

...bagi odoy didepan mata orang tua odoy nggak mau merokok untuk
menampakkan kesombongan diri gitu..
(S3. W1/b. 171-174/hal. 44)

......Jadi odoy kurang suka gitu merokok didepan orangtua, seakan-akan


harga diri orangtua itu jatuh gitu, karena dengan merokok itu kalau bisa
dibilang itu seperti hal yang dilarang gitu kan, jadi seperti menjatuhkan
orang tua gitu, sama-sama merokok gitu kan, didepan mereka kita
merokok gitu kan, nggak suka odoy kayak gitu.. kalau didepan orangtua
kawan juga odoy segan aja kalau merokok didepan mereka gitu..
(S3. W3/b. 210-220/hal. 59)

Semakin hari jumlah batang rokok yang dikonsumsi subyek semakin

bertambah. Awalnya subyek hanya merokok 3 batang dalam satu hari. Saat ini

subyek merokok 8 hingga 10 batang dalam satu hari. Subyek memulai rokok

pertamanya dalam 1 hari selang 2 3 jam setelah bangun pagi. Jumlah batang

rokok yang dikonsonsumsi subyek dapat bertambah juga berkurang pada keadaan

tertentu. Biasanya jumlah rokok bisa bertambah hingga 16 batang ketika subyek

banyak menghabiskan waktunya diluar rumah bersama teman-temannya dan

bergadang selama 24 jam diluar rumah, seperti acara 17 Agustus. Jumlah betang

rokok subyek dapat berkurang hingga 4 batang rokok perhari ketika subyek

banyak menghabiskan waktunya dirumah.


Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
109

Iya lah pasti....dulunya kan 1 sampe 2 batang aja... makin lama makin
banyak aktifitas diluar rumah makin sering gabung ma kawan makin
bertambah dia jumlah rokoknya. Sekarang aja kira-kira 8-10 batang nggak
kemana itu mbak...
(S3. W2/b. 34-39/hal. 47-48)

Ehm...paling ada 2 3 jam setelah bangun pagi lah.. karena itu kan pasti
udah berada dijalan dan diluar rumah gitu..
(S3. W1/b. 225-227/hal. 45)

e...disaat aku banyak diluar, banyak melakukan aktifitas diluar rumah


bersama teman-teman yang lagi merokok itu.. bisa jadi mungkin bisa
dihitung misalnya, disaat e...malam 17 an gitukan begadang sampe lama
gitu kan, mungkin bisa dibilang kalau dalam 24 jam itu aku kerja dari pagi
sampe malam, e.....kalau ditambah-tambahin bisa jadi sebungkus
e...sekitar 16 batang lah.. tapi itu disaat tertentu aja yang banyak kali
aktifitas kayak itu lah... tapi biasanya juga 8 10 batang lah.. tapi bisa
juga kurang..
(S3. W3/b. 146-158/hal. 57)

e...kurangnya itu...kalau kebanyakan lagi dirumah. Misalnya tu dari pagi


sampe sore dirumah, itu jarang untuk terpikir merokok, mungkin saat
malamnya gitu, disaat keluar, malam paling, jalan-jalan gitu, jalan itu
paling nggak tunggu sampe jam 10 gitu kan, paling ada 1hm...4 batangan
lah...
(S3. W3/b. 160-166/hal. 58)

Subyek membeli rokok dari uang jajan subyek. Terkadang ayah subyek

memberikan uang kepada subyek untuk membeli rokok. Subyek merokok ketika

sedang berada didalam lingkungan kampus. Biasanya subyek merokok dikantin

bersama teman-teman subyek saat istirahat. Subyek juga merokok didalam kelas

saat sedang menunggu dosen. Hingga saat ini subyek tidak pernah ketahuan

merokok didalam kelas oleh dosen.

Sekarang ya..dari jajan juga.. tapi kadang-kadang tu kan...ehm..dikasih


uang gitu kan, ni uang tuk rokok, papa bilang kayak gitu. Istilah aja kan,
tapi emang aku beli rokok kak uangnya...
(S3. W1/b. 83-87/hal. 42)

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
110

Kalau dikampus...kebanyakan merokok itu dikantin.. dikantin kalau lagi


istirahat atau dah selesai kuliah kan ma kawan-kawan, dilokal kalau lagi
nunggu dosen datang, ya kalau dosennya datang rokoknya dimatiin lah..

kalau udah gabung-gabung ma kawan tu, walaupun nggak ada yang


nyodorin, aku punya rokok, aku bakar sendiri gitu...
(S3. W2/b. 239-246/hal. 52-53)

Ehm....karena aku baru-baru masuk kan, nggak pernah ketahuan sampe


sekarang mbak
(S3. W2/b. 249-251/hal. 53)

d). Tahap Mempertahankan Perilaku merokok

Perilaku merokok dipelajari terus-menerus oleh subyek. Subyek pernah

merokok disekolah. Saat ini subyek merokok dirumah dan dikampus. Subyek

menganggap rokok sebagai suatu kebiasaan karena rokok itu berada disekitar

subyek dan pengaruh lingkungan, dimana subyek tidak merokok jika bersama

teman subyek yang tidak merokok. Subyek akan merokok ketika bersama teman

subyek yang merokok.

Kalau menurut odoy e....itu nggak seperti nasi sebetulnya, itu nggak
pokok kan. e... bisa dibilang sih sebenernya itu sebagai kebiasaan gitu,
karena pengaruh lingkungan dan benda itu ada disekitar saya..
(S3. W1/b. 182-187/hal. 44)

e...karena waktu STM dulu ada temen-temen 2 orang yang nggak


merokok, itu kalau jalan ma mereka odoy nggak merokok, tapi disaat sama
temen yang lain yang merokok, odoy bisa merokok..
(S3. W1/b. 190-194/hal. 44)

Jika dalam 1 hari subyek tidak merokok, subyek merasa kebingungan,

merasa bosan dan seperti ada sesuatu yang kurang. Subyek merasa tenang ketika

sedang merokok seperti ditiup angin sepoi-sepoi.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
111

Ehm...jadi kayak apa aja gitu... macem kebingungan aja gitu... bingung,
bingung...ehm..cemana dibilang ya...macem ada..apa ya...cem ngerasa
bosan aja gitu, kebosanan aja gitu. Misalnya ehm...bangun pagi gitu kan,
diem-diem diem aja dirumahkan, nonton TV, makan, gitu-gitu aja kan,
nggak merokok gitu kan. Kayak ada suatu kebiasaan yang hilang gitu..
susah lah bilangnya, kayak ada yang kurang aja gitu...
(S3. W2/b. 208-218/hal. 52)

Mungkin ada terasa nikmat tersendiri dari dalam diri gitu.. kayaknya
ngerasa apa gitu ya...ngerasa mungkin kalau dibilang ngerasa tenang
ada..ehm ngerasa tenang macem apa ya dibilang ya, ehm...macem kita
duduk didepan teras gitu, kena angin sepoi-sepoi, tenang gitu perasaan
kan... gitu lah kalau rasanya merokok mbak...
(S3. W2/b. 9-16/hal. 47)

Subyek pernah tidak merokok 1 hari karena subyek menghisap rokok yang

salah yang menyebabkan subyek merasa sesak ketika tidur. Hari berikutnya

subyek kembali merokok karena ketagihan terhadap rokok dan karena pengaruh

lingkungan.

Pernah tu waktu satu hari tu kan teman saya ada yang meninggal di
Rantau, saya coba rokok yang salah, salah beli rokok. Nggak cocok
ditenggorokan gitu, e...kalau malam gitu terasa sesak disaat tidur..
E....disitu pada saat tau sakitnya karena rokok itu, pengen mencoba gitu 1
hari untuk nggak mencoba merokok dan ternyata bisa...tapi keesokan
harinya merokok lagi, nggak tahan juga..
(S3. W1/b. 230-239/hal. 45)

Ya itu tadi udah ketagihan gitu mbak, nggak enak aja kalau nggak
merokok... ditambah lagi pengaruh lingkungan, makin nggak bisa lah
nggak merokok..
(S3. W1/b. 241-244/hal. 46)

Subyek belum memiliki niat untuk berhenti merokok dengan alasan

subyek sudah terbiasa dengan rokok, jika tidak merokok ada sesuatu yang kurang.

Ehm...untuk sekarang sih belum ada niat mbak...


(S3. W2/b. 259-260/hal. 53)
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
112

Karena udah terbiasa aja dengan mempergunakan rokok itu. Kayak yang
tadi aku bilang, ada yang kurang kalau nggak merokok mbak.....
(S3. W2/b. 266-269/hal. 53)

C. Interpretasi Data

1. Subjek I

a. Faktor Penyebab Perilaku Merokok

1) Pengaruh Orang Tua

Menurut subyek hubungannya dengan ayah tidak begitu dekat. Ayah

subyek mendidiknya dengan keras. Subyek tidak suka bila ayahnya berlaku kasar

kepadanya. Ketika subyek kecil, subyek pernah dipukuli oleh ayahnya karena

ketahuan tidak sekolah. Didikan keras dari ayahnya pernah membuat subyek ingin

lari dari rumah, tapi hal itu tidak terlaksana. Baer & Corado (dalam Atkinson,

1999) menyatakan bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang

tidak bahagia, dimana orangtua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan

memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok

dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang

bahagia.

2) Pengaruh Teman Sebaya

Orang yang pertama kali subyek lihat merokok adalah temannya. Subyek

sering melihat temannya merokok baik disekolah, diluar sekolah, maupun

dilingkungan tempat tinggal subyek. Subyek mencoba rokok ketika subyek

ditawari rokok oleh temannya. Menurut subyek pada saat itu jika tidak merokok

berarti tidak gaul. Subyek tidak dapat menolak tawaran itu karena subyek merasa

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
113

tidak enak. Al Bachri (1991) menyatakan bahwa diantara remaja perokok terdapat

87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu

pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991).

3) Faktor Kepribadian

Sering melihat teman dan lingkungan sekitar merokok menimbulkan

perasaan ingin tahu dan ingin mencoba rokok pada diri subyek. Mutadin (2002)

mengatakan bahwa orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau

ingin melepaskan diri dari rasa sakit, membebaskan diri dari kebosanan.

Menurut subyek ada perasaan tidak enak yang dirasakan subyek ketika

subyek ditawari rokok oleh temannya sehingga subyek tidak dapat menolak untuk

mencoba rokok. Atkinson (1999) menyebutkan bahwa orang yang memiliki skor

tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna rokok

dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah.

b. Tahap dalam Perilaku Merokok

1) Tahap Persiapan

Menurut subyek ketika subyek melihat temannya yang merokok, subyek

beranggapan bahwa orang yang merokok itu memiliki banyak teman dan orang

yang merokok kelihatan asyik. Subyek tidak memiliki gambaran apapun tentang

rokok. Melihat temannya yang merokok membuat subyek mulai bertanya apa itu

rokok dan kenapa mereka merokok. Hal inilah yang menimbulkan minat subyek

untuk merokok.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
114

2) Tahap Permulaan

Subyek mencoba rokok pertamanya saat kelas 3 SD. Subyek mengambil 1

batang rokok abang sepupunya yang saat itu sedang berada dirumah subyek. Saat

mencoba rokok subyek batuk-batuk dan langsung membuang rokok tersebut.

Sejak saat itu subyek tidak merokok lagi. Leventhal & Everhart (1979)

menyatakan bahwa reaksi negatif terhadap rokok seperti rasa rokok yang tajam

dan panas merupakan faktor yang menyebabkan seseorang untuk tidak

meneruskan perilaku merokok.

Menurut subyek kelas 1 SMP subyek mulai merokok lagi. Subyek

merokok karena merasa tidak enak menolak tawaran temannya yang saat itu

sedang merokok. Teman subyek mengajari cara merokok yang benar hingga

subyek dapat merokok dengan cara yang benar dan rokok jadi terasa lebih nikmat.

Mulai saat itu subyek merokok bersama teman-temannya setelah pulang sekolah

diwarung depan sekolah subyek. Awal merokok subyek menhabiskan 2 batang

rokok. Sarafino (1994) menyebutkan bahwa seseorang memutuskan untuk

meneruskan perilaku merokok jika individu memiliki teman yang merokok.

3) Tahap menjadi seorang perokok

Subyek belajar merokok sendiri setelah sebelumnya subyek diajarkan cara

merokok oleh temannya. Awalnya subyek mengkonsumsi rokok sebanyak 2

batang rokok. Subyek membutuhkan waktu 1 bulan hingga mengkonsumsi rokok

4 batang dalam 1 hari. Oskamp (1984) mengatakan bahwa seseorang menjadi

perokok apabila orang tersebut telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang per

hari.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
115

Subyek terus melakukan perilaku merokoknya. Subyek merokok

dilingkungan sekolah bersama teman-temannya sewaktu SMA. Subyek pernah

ketahuan merokok disekolah oleh pihak sekolah. Pihak sekolah tidak memberikan

hukuman apapun kepada subyek dan temannya. Hal ini membuat subyek

meneruskan untuk merokok dilingkungan sekolah. Subyek pernah ketahuan

merokok oleh ayah dan ibunya. Reaksi kedua orangtua subyek sama, yaitu hanya

menasehati subyek dan tidak melarang subyek untuk tidak merokok lagi. Subyek

juga mulai merokok didalam kamarnya. Subyek merokok didalam kamar hanya 3

kali. Ibu subyek melarang subyek untuk merokok didalam kamar. Hal inilah yang

membuat subyek tidak pernah merokok lagi ketika berada dikamar. Subyek juga

merokok dilingkungan kampus bersama teman-temannya saat sedang istirahat

dikantin dan dikamar mandi.

Keinginan untuk terus merokok timbul pada diri subyek. Menurut subyek,

akibat nikotin yang ada didalam rokok yang membuat subyek ingin terus

merokok. Subyek merokok disaat bersama temannya yang merokok maupun yang

tidak merokok. Bagi subyek tidak enak rasanya bila sedang berbicara dengan

teman tidak merokok. Subyek juga merokok disaat subyek merasa bosan dan

suntuk dan yang pasti subyek harus merokok setelah makan. Menurut subyek

merokok setelah makan wajib karena rokok dapat menambah kenikmatan setelah

makan.

Semakin hari jumlah rokok yang dikonsumsi subyek semakin bertambah.

Saat ini subyek mengkonsumsi rokok 16 batang rokok dalam 1 hari. Jumlah ini

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
116

akan bertambah jika subyek bergadang bersama temannya dan berkurang ketika

subyek sedang sakit.

Leventhal dan Clearly (1967) mengatakan bahwa tahap ini sebagai suatu

proses belajar, kapan dan dimana merokok dan memasukkan peran dari seorang

perokok kedalam didirinya. Selama tahap ini , toleransi berkembang sebagai efek

fisiologis dari merokok (Russell, 1979).

4) Tahap mempertahankan perilaku merokok

Subyek menganggap rokok sebagai teman, dimana rokok dapat

menghilangkan rasa bosan dan suntuk. Menurut subyek dengan merokok paru-pru

dapat menjadi hangat karena asap dari rokok masuk kedalam paru-paru. Subyek

pernah tidak merokok 3 hari karena sakit. Subyek merasa suntuk dan mulut terasa

pahit jika tidak merokok. Subyek terdorong untuk merokok kembali saat subyek

sembuh. Subyek belum memiliki niat untuk berhenti merokok karena merokok

sudah menjadi suatu kebiasaan bagi subyek. Ikard, Green & Horn (1969)

menyatakan bahwa alasan untuk terus merokok adalah sebagai sebuah kebiasaan,

relaksasi, dan pergaulan.

2. Subjek II

a. Faktor Penyebab Perilaku Merokok

1) Pengaruh Orang Tua

Orang pertama yang dilihat subyek merokok adalah ayah subyek. Ayah

subyek sering merokok didalam rumah maupun diluar rumah. Ayah subyek

merokok setelah makan dan saat nonton TV. Subyek mulai memperhatikan

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
117

ayahnya merokok. Menurut subyek melihat ayahnya merokok kelihatan enak.

Mutadin (2002) menyatakan bahwa bila orang tua sendiri menjadi figur contoh

yaitu sebagai perokok, maka anak-anaknya akan memiliki kemungkinan besar

untuk mencontohnya dan menjadi perokok.

Subyek lebih dekat dengan ibunya daripada ayahnya. Saat subyek kecil

subyek pernah dipukuli dan dilibas dengan rotan oleh ayahnya ketika subyek

berbuat salah. Ibu subyek hanya mencubit dan memarahi subyek jika subyek

berbuat salah. Baer & Corado (dalam Atkinson, 1999) menyatakan bahwa anak-

anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua

tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang

keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang

berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia.

2) Pengaruh Teman Sebaya

Ketika subyek kelas 3 SMP, subyek memiliki teman yang perokok dan

sering melihat temannya merokok setelah pulang sekolah. Saat itu subyek melihat

temannya merokok dan subyek ditawari rokok oleh temannya. Subyek tidak dapat

menolak tawaran rokok dari temannya karena subyek ingin terlihat sama dengan

teman-temannya yang merokok. Al Bachri (1991) menyatakan bahwa diantara

remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih

sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991).

3) Faktor Kepribadian

Subyek sering melihat ayahnya merokok dari kecil dan subyek juga

melihat temannya merokok ketika SMP. Subyek mengetahui bahwa merokok itu

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
118

menimbulkan serangan jantung dari om nya. Subyek tidak percaya bahwa rokok

dapat menimbulkan serangan jantung karena ayah dan omnya merokok tapi tidak

terkena serangan jantung. Sering melihat ayah dan temannya merokok serta tidak

percaya bahaya yang ditimbulkan oleh rokok membuat subyek ingin tahu dan

ingin mencoba rokok. Mutadin (2002) mengatakan bahwa orang mencoba untuk

merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit,

membebaskan diri dari kebosanan.

Subyek tidak dapat menolak tawaran rokok dari temannya agar terlihat

sama dengan temannya. Atkinson (1999) menyebutkan bahwa orang yang

memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi

pengguna rokok dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah.

b. Tahap dalam Perilaku Merokok

1) Tahap Persiapan

Sejak kecil subyek melihat ayahnya merokok. Subyek memperhatikan cara

ayahnya merokok yang memainkan asap rokok. Saat itu subyek berpikir bahwa

ayahnya yang sedang merokok kelihatan tenang dan lebih anggar. Subyek juga

melihat temannya yang merokok. Melihat ayah dan temannya yang merokok

menimbulkan minat subyek untuk mencoba rokok.

2) Tahap Permulaan

Subyek mencoba rokok pertamanya saat kelas 5 SD. Subyek merokok

bersama abangnya. Pertama mencoba rokok subyek batuk-batuk dan

tenggorokannya panas. Sejak saat itu subyek tidak pernah merokok lagi.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
119

Leventhal & Everhart (1979) menyatakan bahwa reaksi negatif terhadap rokok

seperti rasa rokok yang tajam dan panas merupakan faktor yang menyebabkan

seseorang untuk tidak meneruskan perilaku merokok.

Subyek kembali merokok saat kelas 3 SMP. Awalnya subyek menolak

tawaran rokok yang diberikan temannya karena subyek dulu pernah batuk-batuk

ketika merokok. Selanjutnya subyek sendiri yang mengambil rokok tersebut

dengan alasan merasa tidak enak sendirian tidak merokok diantara teman-

temannya yang merokok. Subyek kembali batuk-batuk ketika merokok, lalu teman

subyek mengajarkan cara merokok yang benar hingga subyek dapat merokok

dengan benar.

Subyek merokok ditempat-tempat tersembunyi dan dirumah teman

subyek. Subyek menghabiskan 1 hingga 2 batang rokok. Subyek semakin banyak

memperoleh informasi tentang bahaya merokok dari temannya yang lebih tua. Hal

ini tidak membuat subyek untuk berhenti merokok karena subyek masih tidak

percaya bahwa rokok dapat menyebabkan kematian

Abang subyek juga seorang perokok. Subyek dan abangnya sering berbagi

rokok dan mereka merokok dikamar. Menurut subyek diawal merokok subyek

pernah ketahuan merokok oleh ibunya. Ibu subyek menghukum subyek dengan

tidak memberikan uang jajan selama 2 hari. Selama 1 minggu ibu subyek selalu

memeriksa subyek, tapi setelahnya ibu subyek tidak pernah memeriksa lagi karena

ibu subyek jarang dirumah. Sarafino (1994) menyebutkan bahwa seseorang

memutuskan untuk meneruskan perilaku merokok jika individu memiliki

setidaknya salah satu orang tua yang merokok, memiliki saudara kandung atau

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
120

teman yang merokok dan tidak percaya kalau merokok dapat membahayakan

kesehatan mereka, misalnya merasa bahwa merokok hanya akan berbahaya bagi

orang-orang yang telah tua, atau merokok hanya akan berbahaya jika telah

mengkonsumsinya dalam waktu yang cukup lama

3) Tahap menjadi seorang perokok

Subyek membutuhkan waktu 1 bulan hingga mengkonsumsi rokok

sebanyak 4 batang dalam sehari. Oskamp (1984) mengatakan bahwa seseorang

menjadi perokok apabila orang tersebut telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4

batang per hari. Ketika SMP subyek dan temannya merokok disekolahnya dan

pernah ketahuan oleh pihak sekolah. Subyek dan temannya mendapatkan

hukuman, tapi hal ini tidak membuatnya berhenti merokok disekolah karena

subyek tidak tahan menunggu pulang sekolah untuk merokok.

Subyek merokok dijalan menuju kesekolah dan setelah berada disekolah

bersama temannya. subyek kembali merokok setelah pulang sekolah dan setelah

makan siang. Sorenya subyek kembali merokok bersama temannya diluar rumah.

Subyek mulai merokok dirumah ketika orangtuanya tidak berada dirumah dan

merokok dikamar baik saat sedang sendiri maupun bersama teman-temannya.

Subyek merokok baik sedang bersama temannya yang merokok maupun bersama

temannya yang tidak merokok.

Semakin hari jumlah rokok yang dikonsumsi subyek terus bertambah

hingga 11 batang perhari. Menurut subyek nikotin yang dikandung rokok

membuat subyek ketagihan terhadap rokok. Setelah makan subyek pasti merokok

karena merokok setelah makan memiliki rasa yang berbeda daripada merokok

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
121

disaat yang lain. Subyek mengkonsumsi rokok lebih banyak ketika merasa bosan,

malam hari dan sedang bersama temannya. Ketika subyek tidak memiliki uang

subyek mengkonsumsi rokok dalam jumlah yang sedikit. Saat ini subyek juga

merokok dilingkungan sekolahnya walaupun sudah jarang dilakukannya. Sampai

saat ini ayah subyek tidak tahu bahwa subyek seorang perokok. Leventhal dan

Clearly (1967) mengatakan bahwa tahap ini sebagai suatu proses belajar, kapan

dan dimana merokok dan memasukkan peran dari seorang perokok kedalam

didirinya. Selama tahap ini , toleransi berkembang sebagai efek fisiologis dari

merokok (Russell, 1979).

4) Tahap mempertahankan perilaku merokok

Subyek terus mempelajari perilaku merokok. Subyek menganggap rokok

sebagai teman untuk menghilangkan rasa bosan dan suntuk. Subyek sudah

ketagihan dengan rokok. Menurut subyek nikotin yang dikandung rokok

mendorongnya untuk selalu merokok. Subyek merasa lebih konsentrasi, lebih

tenang dan tidak memikirkan apa-apa ketika sedang merokok. Subyek pernah

tidak merokok selama 1 minggu karena sakit. Subyek tidak enak badan, pusing,

dan lidah terasa pahit ketika tidak merokok. Subjek kembali merokok setelah sakit

kerena subyek terdorong untuk mengambil rokok itu lagi ketika subyek bersama

temannya.

Subyek memiliki keinginan untuk merokok, tapi hal itu belum terlaksana

karena efek dari rokok belum dirasakan subyek dan adanya rasa ketagihan. Ikard,

Green & Horn (1969) menyatakan bahwa alasan untuk terus merokok adalah

ketagihan, relaksasi, dan pergaulan.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
122

2. Subjek III

a. Faktor Penyebab Perilaku Merokok

1) Pengaruh Orang Tua

Orang yang pertama kali subyek merokok adalah ayah subyek. Sejak kecil

subyek melihat ayahnya merokok. Setiap saat subyek berada dirumah bersama

ayahnya, subyek selalu melihat ayahnya merokok. Subyek mulai memperhatikan

ayahnya merokok dan subyek mulai bertanya apa itu rokok dan kenapa orang

merokok. Subyek mencoba permen rokok dan menirukan cara ayahnya merokok.

Mutadin (2002) menyatakan bahwa bila orang tua sendiri menjadi figur contoh

yaitu sebagai perokok, maka anak-anaknya akan memiliki kemungkinan besar

untuk mencontohnya dan menjadi perokok.

Menurut subyek ketika subyek kecil orangtuanya sering memukulinya

karena subyek nakal. Baer & Corado (dalam Atkinson, 1999) menyatakan bahwa

anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana

orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman

fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda

yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia.

2) Pengaruh Teman Sebaya

Kelas 2 SMP subyek melihat teman-temannya merokok didepan sekolah.

subyek langsung membeli rokok dan menghisapnya. Subyek merasa segan tidak

merokok sedangkan semua teman subyek merokok. Al Bachri (1991) menyatakan

bahwa diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
123

satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al

Bachri, 1991).

3) Faktor Kepribadian

Subyek sering melihat ayahnya merokok didalam rumah ketika bersama

subyek membuat subyek ingin mengetahui dan mencoba rokok hingga subyek

membeli permen rokok. Mutadin (2002) mengatakan bahwa orang mencoba

untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit,

membebaskan diri dari kebosanan.

Ketika SMP subyek melihat temannya merokok. Subyek langsung

membeli rokok dengan sendirinya karena merasa segan tidak merokok diantara

teman-temannya yang merokok. Atkinson (1999) menyebutkan bahwa orang yang

memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi

pengguna rokok dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah.

b. Tahap dalam Perilaku Merokok

1) Tahap Persiapan

Subyek melihat ayahnya merokok sejak kecil. Subyek melihat ayahnya

kelihatan lebih santai ketika merokok. Hal ini menimbulkan minat subyek untuk

mencoba rokok. Sebelum mencoba rokok, subyek tidak memiliki gambaran

apapun tentang rokok. Subyek hanya tahu bahwa rokok adalah sesuatu yang

sering dihisap ayahnya.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
124

2) Tahap Permulaan

Subyek mencoba rokok pertama pada kelas 2 SMP. Subyek merokok

karena melihat semua temannya merokok. Dada subyek terasa sesak saat pertama

merokok, tapi hal itu diabaikan subyek. Subyek merasa ketagihan untuk terus

belajar merokok hingga dada subyek tidak merasa sesak lagi. Leventhal &

Everhart (1979) menyatakan bahwa reaksi negatif terhadap rokok seperti rasa

rokok yang tajam dan panas merupakan faktor yang menyebabkan seseorang

untuk tidak meneruskan perilaku merokok, namun kebanyakan dari remaja

mengacuhkan rasa ini dan meneruskan perilaku merokok mereka.

Teman subyek yang mengajarkan subyek merokok. Selain teman, subyek

juga belajar merokok sendiri tanpa sepengetahuan temannya agar temannya tidak

mengejek subyek jika subyek tidak bisa merokok. Pertama merokok subyek hanya

menghabiskan 2 3 batang rokok. Subyek merokok ketika pergi sekolah, pulang

sekolah, setelah makan dan dimalam hari. Biasanya subyek merokok bersama

temannya didepan sekolah. Jika subyek tidak memiliki uang untuk membeli

rokok, subyek dan temannya patungan untuk membeli rokok. Subyek mulai

mengetahui bahaya rokok dari bungkusan rokok, iklan, dan pelatihan-pelatihan.

Namun, hal itu tidak membuat subyek berhenti merokok karena subyek belum

merasakan sakit yang ditimbulkan oleh rokok.

Sarafino (1994) menyebutkan bahwa seseorang memutuskan untuk

meneruskan perilaku merokok jika individu memiliki setidaknya salah satu orang

tua yang merokok, memiliki saudara kandung atau teman yang merokok dan tidak

percaya kalau merokok dapat membahayakan kesehatan mereka, misalnya merasa

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
125

bahwa merokok hanya akan berbahaya bagi orang-orang yang telah tua, atau

merokok hanya akan berbahaya jika telah mengkonsumsinya dalam waktu yang

cukup lama

3) Tahap menjadi seorang perokok

Subyek terus mempelajari perilaku merokoknya. Subyek membutuhkan

waktu selam 1 bulan hingga merokok 4 batang rokok dalam 1 hari. Oskamp

(1984) mengatakan bahwa seseorang menjadi perokok apabila orang tersebut telah

mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang per hari. Subyek mulai merokok

dilingkungan sekolah ketika SMU. Subyek biasanya merokok dikamar mandi.

Subyek ketahuan merokok oleh ibunya setelah subyek tamat STM. Ibu subyek

tidak memarahi subyek hanya menasehati saja. Menurut subyek ibu subyek

mengetahui bahwa anak tidak akan jauh beda dengan orang tuanya, maksudnya

subyek pasti akan merokok karena ayahnya juga merokok.

Subyek juga pernah ketahuan sedang merokok oleh ayahnya. Sama seperti

ibu subyek, ayah subyek tidak marah hanya menasehati saja. Subyek merokok

ketika berada diluar rumah bersama teman-temannya. Subyek tidak akan merokok

ketika sedang bersama teman yang tidak merokok dan sebaliknya. Subyek merasa

jenuh saat tidak merokok, namun hal itu dapat diatasi subyek dengan melakukan

aktifitas yang lucu. Setelah makan subyek merokok untuk menambah kenikmatan

dan merasa plong. Subyek juga merokok disaat subyek merasa bosan. Subyek

juga merokok 2 kali dalam 1 minggu dikamar. Semakin hari rokok yang

dikonsumsi subyek semakin bertambah hingga 8 10 batang dalam 1 hari. Jumlah

ini akan bertambah jika subyek banyak menghabiskan waktu diluar rumah dan

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
126

berkurang jika subyek banyak menghabiskan waktu dirumah. Saat ini subyek

tetap melakukan aktifitas merokok ketika berada dilingkungan kampus, seperti

dikantin.

Leventhal dan Clearly (1967) mengatakan bahwa tahap ini sebagai suatu

proses belajar, kapan dan dimana merokok dan memasukkan peran dari seorang

perokok kedalam didirinya. Selama tahap ini , toleransi berkembang sebagai efek

fisiologis dari merokok (Russell, 1979).

4) Tahap mempertahankan perilaku merokok

Perilaku merokok dipelajari terus menerus oleh subyek. Subyek

menganggap rokok sebagai suatu kebiasan karena rokok itu berada disekitar

subyek dan pengaruh lingkungan. Subjek merasa tenang ketika sedang merokok.

Subyek pernah 1 hari tidak merokok karena salah mencoba rokok sehingga

subyek merasa sesak ketika tidur. Subyek merasa kebingungan, merasa bosan dan

seperti ada yang kurang bila tidak merokok. Subyek belum memiliki niat untuk

berhenti merokok dengan alasan rokok itu sudah menjadi suatu kebiasaan bagi

subyek. Ikard, Green & Horn (1969) menyatakan bahwa alasan untuk terus

merokok adalah kebiasaan, relaksasi, dan pergaulan.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
127

Tabel IV. B
Rangkuman Hasil Wawancara

No Data Penelitian Subyek 1 Subyek II Subyek III


1 Faktor penyebab Ayah subjek Ayah subjek Ayah subjek
perilaku berlaku kasar merokok dari merokok dari
merokok pada subjek. subjek kecil. subjek kecil.
Subjek pernah Subjek Subjek
Pengaruh orang dipukuli dan memperhatikan memperhatikan
tua dimarah abis- ayahnya cara ayahnya
abisan saat subjek merokok. Subjek merokok. Subjek
berbuat salah. dipukul oleh sering dipukul
orangtuanya jika jika berbuat salah
berbuat salah. karena subjek
nakal.

Pengaruh teman Subjek melihat Subjek sering Subjek melihat


sebaya temannya melihat temannya temannya
merokok dan merokok didepan merokok dan
subjek ikut sekolah. Awalnya secara langsung
merokok karena subjek menolak membeli rokok
ada perasaan tidak tawaran rokok karena merasa
enak berada dari temannya, segan jika tidak
diantara teman- lalu subjek yang merokok diantara
temannya yang mengambil rokok temannya yang
merokok itu karena ada merokok.
perasaan tidak
enak jika tidak
merokok diantara
teman-temannya
yang merokok.

Faktor Subjek memiliki Subjek memiliki Melihat ayah dan


kepribadian rasa ingin tahu rasa ingin tahu temannya
dan rasa ingin dan ingin merokok
mencoba rokok mencoba rokok membuat subjek
karena sering karena sering ingin tahu dan
melihat temannya melihat ayah dan ingin mencoba
merokok. Subjek temannya rokok. Subjek
merasa tidak enak merokok. Subjek secara langsung
jika tidak tidak enak jika mencoba rokok
merokok diantara tidak merokok ketika melihat
temannya yang diantara teman temannya
merokok. yang merokok merokok karena
merasa segan jika
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
128

tidak merokok.

2 Tahap perilaku Subjek Subjek Ketika


merokok beranggapan memperhatikan memperhatikan
bahwa orang yang ayahnya yang ayahnya
Tahap persiapan merokok memiliki memainkan asap merokok, subjek
banyak teman dan ketika sedang berpikir ayahnya
merokok merokok. Subjek kelihatan lebih
kelihatan asyik memiliki santai ketika
ketika melihat pemikiran bahwa merokok. Hal ini
temannya orang yang menimbulkan
merokok. Hal ini merokok minat untuk
menimbulkan kelihatan lebih merokok.
minat untuk tenang dan lebih
mencoba rokok. anggar. Hal ini
menimbulkan
minat untuk
mencoba rokok.

Tahap Subjek merokok Subjek mencoba Subjek mencoba


permulaan kelas 3 SD dan rokok kelas 5 SD rokok kelas 2
langsung dan lagsung SMP. Subjek
membuang rokok membuangnya batuk-batuk dan
tersebut karena karena batuk- dada terasa sesak
batuk-batuk. batuk dan ketika merokok,
Subjek kembali tenggorokan namun hal itu
merokok kelas 1 terasa panas. diabaikan oleh
SMP karena Subjek kembali subjek dan
tawaran merokok kelas meneruskan
temannya. Subjek 3 SMP. Awalnya untuk merokok.
mengetahui subjek menolak Subjek mulai
bahaya rokok saat tawaran rokok mengetahui
SMU namun hal dari temannya, bahaya rokok.
itu tidak membuat pada akhirnya Subjek tetap
subyek berhenti subjek merokok karena
untuk merokok. mengambil rokok subjek belum
itu sendiri karena merasakan sakit
subjek merasa akibat
tidak enak mengkonsumsi
dengan temannya rokok.
karena tidak
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
129

merokok. Subjek
tidak
mempercayai
bahwa rokok
dapat
menyebabkan
kematian. Abang
subjek juga
seorang perok.

Tahap menjadi Subjek merokok 4 Subjek merokok Subjek merokok


seorang perokok batang rokok 4 batang dalam 1 4 batang dalam 1
dalam 1 hari hari hari
membutuhkan membutuhkan membutuhkan
waktu 1 bulan. waktu 1 bulan. waktu 1 bulan.
Subjek merokok Subjek merokok Subjek merokok
dilingkungan disekolahnya dilingkungan
sekolah saat baik ketika SMP sekolah saat
SMA. Subjek maupun SMU SMU. Saat ini
merokok ketika seperti saat ini subjek merokok
diluar rumah dan subjek merokok dikampus. Subjek
dulu pernah 3 kali dilingkungan akan merokok
dikamar. Menurut sekolah. Subjek sedang bersama
subjek keinginan merokok diluar temannya yang
untuk terus dan dikamar. merokok dan
merokok timbul Subjek merokok sebaliknya.
didiri subjek ketika sedang Subjek merokok
karena pengaruh bersama diluar dan
nikotin. Subjek temannya baik dikamar. Subjek
merokok saat yang merokok merokok disaat
bersama maupun yang merasa bosan dan
temannya baik tidak merokok, setelah makan.
yang merokok ketika merasa Jumlah rokok
maupun yang bosan dan setelah yang dikonsumsi
tidak merokok, makan. Menurut subjek saat ini 8
subyek merokok subjek karena 10 dalam 1
saat subjek nikotin yang ada hari. Jumlah ini
merasa bosan dan didalam rokok akan bertambah
suntuk serta yang jika subjek
setelah makan. membuatnya banyak
Subjek merokok terus merokok menghsbiskan
16 batang dalam 1 hingga saat ini 11 waktunya diluar
hari. Jumlah batang dalam 1 rumah dan akan
rokok akan hari. Jumlah ini berkurang jika
bertambah jika akan bertambah subjek banyak
subjek bergadang saat subjek menghabiskan
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
130

bersama merasa bosan, waktunya


temannya dan dimalam hari dan dirumah. Saat ini
berkurang jika sedang bersama subjek juga
subjek sakit. Saat temannya. jumlah merokok
ini subjek juga rokok akan dikampus.
merokok berkurang jika
dikampus subjek tidak
memiliki uang
untuk membeli
rokok.

Tahap Subjek Subjek Subjek


mempertahankan menganggap menganggap menganggap
perilaku rokok sebagai rokok sebagai rokok sebagai
merokok teman yang dapat teman penghilang sebuah kebiasaan
menghilangkan rasa bosan dan yang ada
rasa bosan dan suntuk. Subjek disekitar subjek
suntuk. Menurut sudah ketagihan adn pengaruh
subjek paru-paru dengan rokok dan lingkungan.
subjek akan selalu terdorong Subjek merasa
hangat saat untuk merokok. lebih tenang
sedang merokok. subjek merasa ketika sedang
Subjek merasa lebih merokok. Subjek
suntuk dan mulut berkonsentrasi, merasa
terasa pahit jika lebih tenang dan kebingungan,
tidak merokok. tidak memikirkan merasa bosan dan
Subjek belum apa-apa ketika seperti ada yang
memiliki niat sedang merokok. kurang bila tidak
untuk berhenti Subjek merasa merokok. Subjek
karena merokok tidak enak badan, belum memiliki
adalah suatu pusing dan lidah niat untuk
kebisaan baginya. terasa pahit jika berhenti merokok
tidak merokok. karena rokok
Subjek memiliki sudah menjadi
keinginan untuk suatu kebiasaan
berhenti merokok bagi subjek.
tapi belum
terlaksana karena
subjek sudah
ketagihan
terhadap rokok.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
131

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN DISKUSI

A. Kesimpulan

1. Faktor penyebab perilaku merokok pada remaja laki-laki

Ketiga subjek dalam penelitian ini memiliki persamaan faktor yang

menyebabkan perilaku merokok pada mereka yaitu pengaruh orangtua,

dimana pada subjek II (Titi) dan subjek III (Odoy) memiliki ayah yang

merokok sejak mereka kecil, namun subjek I (Ari) memiliki ayah yang

tidak merokok dan mereka akan dipukuli oleh orangtua mereka jika

mereka berbuat salah ketika mereka masih kecil; pengaruh teman sebaya,

dimana ketiga subjek mencoba merokok ketika sedang bersama teman-

teman mereka dan memiliki perasaan yang tidak enak jika mereka tidak

merokok diantara teman-teman mereka yang merokok; faktor kepribadian,

yaitu ketiga subjek memiliki rasa ingin tahu dan ingin mencoba rokok

ketika mereka melihat orangtua (subjek I dan subjek II) dan teman mereka

yang merokok.

2. Tahap persiapan

Ketiga subjek memiliki pemikiran yang sama bahwa merokok itu

menyenangkan ketika melihat orangtua dan teman mereka merokok.

Subjek I beranggapan bahwa orang yang merokok memiliki banyak teman

dan merokok kelihatan mengasyikkan ketika subjek melihat temannya

merokok. Subjek II memiliki pemikiran bahwa orang yang merokok

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
132

kelihatan lebih tenang dan lebih anggar ketika melihat ayahnya merokok.

Subjek III berpikir ayahnya kelihatan lebih asyik ketika merokok. Melihat

merokok sebagai hal yang menyenangkan membuat ketiga subjek

memiliki minat untuk mencoba rokok.

3. Tahap permulaan

Subjek I dan subjek II mencoba rokok pertama mereka ketika mereka SD,

yaitu subjek I pada kelas 3 SD dan subjek II pada kelas 5 SD. Mereka

langsung membuang rokok pertama mereka karena batuk-batuk dan

kembali merokok saat SMP (subjek I kelas 1 SMP dan subjek III kelas 3

SMP). Subyek III mencoba rokok pertamanya pada kelas 2 SMP, subjek

batuk-batuk ketika mencoba rokok pertamanya tetapi mengabaikan batuk-

betuk tersebut dan melanjutkan perilaku merokoknya.

4. Tahap menjadi seorang perokok

Ketiga subjek memiliki waktu yang bersamaan untuk merokok 4 batang

rokok dalam 1 hari, yaitu 1 bulan. Subjek II merokok ketika berada

dilingkungan sekolah baik ketika SMP maupun SMA. Subjek I dan subjek

III tidak merokok dilingkungan sekolah ketika SMP, mereka merokok

disekolah ketika SMA. Ketiga subjek memiliki persamaan merokok yaitu

ketika bersama teman, sedang sendirian dan setelah makan. Jumlah rokok

yang dikonsumsi ketiga subjek tidak tetap, jumlah rokok akan bertambah

dan berkurang disaat-saat tertentu.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
133

5. Tahap mempertahankan perilaku merokok

Subjek I dan subjek III mempertahankan perilaku merokok mereka karena

merokok sudah menjadi kebiasaan bagi mereka, sedangkan subjek II

mempertahankan perilaku merokoknya karena sudah ketagihan terhadap

rokok.

B. Diskusi

Mutadin (2002) mengatakan bahwa bila orangtua sendiri yang menjadi

figur contoh yaitu sebagai perokok, maka anak-anaknya akan memiliki

kemungkinan besar untuk mencontohnya dan menjadi perokok. Sigelman & Rider

(2003) menjelaskan obsevational learning sebagai perilaku yang dihasilkan dari

mengobservasi perilaku orang lain (disebut model). Kedua teori diatas sejalan

dengan hasil pada penelitian ini, dimana subjek II dan subjek III mencoba untuk

merokok karena melihat ayah mereka merokok sejak kecil. Mereka

memperhatikan cara ayah mereka merokok sehingga mereka memiliki minat

untuk mencoba rokok dan kemudian mereka merokok.

Sebuah studi oleh Leventhal dkk (1967) menemukan bahwa pada

umumnya anak-anak muda mencoba merokok pertama mereka pada saat bersama

dengan teman-teman sebayanya. Penelitian tersebut tidak sejalan dengan hasil

penelitian ini, khususnya pada subjek I dan subjek II. Subjek I mencoba rokok

pertamanya ketika sedang sendiri dan subjek II mencoba rokok pertamanya

bersama abang subjek.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
134

Santrock (1998) mengatakan bahwa konformitas terjadi ketika remaja

mengadopsi sikap atau perilaku remaja lain karena adanya tekanan baik secara

langsung atau tidak. Remaja menyerah pada tekanan kelompok secara langsung

karena adanya permintaan secara langsung untuk mengikuti apa yang telah dibuat

oleh kelompok tersebut. Remaja mengikuti apa yang dibuat oleh kelompok

walaupun bukan dasar keinginan dirinya untuk mempertahankan kedudukannya

didalam kelompok dan juga agar sama seperti sikap dan perilaku teman-temannya

dan agar dirinya tidak dianggap aneh oleh teman-temannya.

Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Santrock,

dimana ketiga subjek mencoba untuk merokok karena memiliki perasaan tidak

enak dan ingin terlihat sama dengan teman mereka yang merokok. Subjek I dan

subjek II ditawari rokok oleh teman mereka dan mereka tidak dapat menolak

tawaran rokok dari teman mereka karena merasa tidak enak jika tidak merokok

sedangkan semua teman mereka merokok. Subjek III langsung membeli sebatang

rokok ketika melihat temannya merokok. Subjek merasa segan jika tidak

merokok diantara teman-temannya yang merokok.

Laventhal dan Cleary (dalam Oskamp, 1984) menyatakan bahwa perilaku

merokok pada remaja umumnya semakin lama akan semakin meningkat sesuai

dengan tahap perkembangannya yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi

dan intensitas merokok, dan sering mengakibatkan mereka mengalami

ketergantungan nikotin. Hal ini terjadi pada ketiga subjek dalam penelitian ini.

Semakin hari rokok yang dikonsumsi subjek I semakin bertambah. Awal merokok

subjek I hanya menghabiskan 2 batang rokok. Seiring dengan berjalannya waktu,

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
135

jumlah rokok yang dikonsumsi subjek untuk saat ini mencapai 16 batang dalam 1

hari. Hal ini juga terjadi pada subjek II. Semakin hari rokok yang dikonsumsi

subjek II semakin bertambah. Awal merokok subjek II hanya menghabiskan 1

hingga 2 batang rokok, lambat laun jumlah rokok yang dikonsumsi subjek untuk

saat ini mencapai 11 batang dalam 1 hari. Subjek III juga mengalami hal yang

sama. Awal merokok subjek hanya menghabiskan 2 hingga 3 batang rokok dan

sekarang subjek menghabiskan 8 10 batang rokok dalam 1 hari. Semakin

bertambah jumlah rokok yang dikonsumsi maka semakin sering pula subjek

merokok.

C. Saran

1. Saran Praktis

a. bagi remaja yang merokok agar menumbuhkan kesadaran bahwa merokok

dapat menimbulkan dampak yang negatif dikemudian hari sehingga

termotivasi untuk mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi secara

bertahap. Selain itu, remaja dapat mengurangi interaksi dengan perokok

aktif sehingga lebih mudah untuk mengurangi jumlah rokok yang

dikonsumsi.

b. bagi orangtua diharapkan untuk tidak menjadi figur yang buruk yaitu

sebagai perokok sehingga anak-anak tidak mencontoh perbuatan

orangtuanya untuk menjadi perokok juga dan orangtua juga diharapkan

untuk tidak menggunakan kekerasan fisik kepada anak jika anak berbuat

salah. Selain itu, orangtua juga diharapkan untuk lebih memperhatikan

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
136

pergaulan anak dengan teman-temannya sehingga anak tidak terjerumus

untuk merokok.

c. bagi pemerintah diharapkan lebih tegas dalam menjalankan peraturan

larangan merokok agar jumlah perokok di Indonesia dapat berkurang,

khususnya perokok remaja.

d. bagi pihak sekolah agar lebih sering melakukan razia siswa yang merokok

dan memberikan hukuman yang setimpal agar perilaku merokok tidak

dilakukan disekolah oleh para siswa.

2. Saran Penelitian Selanjutnya

a. Agar peneliti selanjutnya melakukan penelitian mengenai gambaran

perilaku merokok pada remaja perempuan sehingga dapat dijadikan

pembanding dengan hasil penelitian ini.

b. Agar penelitian selanjutnya menggunakan subjek pada remaja awal dan

remaja pertengahan sehingga didapat gambaran yang lebih luas dan

bervariasi tentang perilaku merokok

c. Peneliti selanjutnya disaranakan untuk lebih memperhatikan kondisi dan

lingkungan saat proses wawancara.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
137

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tjandra Yoga. (1996). Rokok dan Kesehatan. Jakarta: UI Press

Aggriawan, L. 2001. Perbedaan Sikap terhadap Perilaku Merokok diantara


Remaja dari Keluarga Perokok dengan Keluarga Bukan Perokok di SLTP
St.Thomas I Medan. Skripsi. Tidak diterbitkan. Medan: Fakultas Psikologi
Universitas Medan Area.

Armstrong, M. (1990). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.


Gramedia.

Atkinson dkk. (1993). Pengantar psikologi (Edisi 11, Jilid 1).Batam : Interaksara.

Baldwin, R.D. (2002). Stress and Illnes in Adolescence: Issue of race and gender.
http//www.fidarticles.com/[on-line].

Banister, P. (1994)s. Qualitative Methods in Psychology. A Research Guide.


Buckingham: Open University Press.

Danusantosa, H. (1997). Rokok dan Perokok. Jakarta: Aksara.

Effendi, M. (2002). Penggunaan cognitive behavior therapy untuk mengendalikan


kebiasaan merokok di kalangan siswa melalui peningkatan perceived self
efficacy berhenti merokok. http://www.padangekspres.co.id/mod. php?mod=
publisher&op=viewarticle&artid=2318

Haryono. 2007. Hubungan Antara Ketergantungan Merokok Dengan Percaya Diri


Pada Siswa SMAN 2 Blitar. Jurnal Psikologi Universitas Negeri Malang.
Malang: Univsersitas Negeri Malang Press.

Hurlock, B.E. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Perkembangan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Identitas sebatang rokok, 2008. http://www.quittobaccoindonesia.net/v3/?pg=


berita &id=32.

Kobus, Kimberly. 2003. Peers and Adolescents Smoking. http://drspock.com [on-


line].

Komasari, D. & Helmi, AF. (2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok


pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada, 2. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada Press.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
138

Levy, M.R. (1984). Life and Health. New York: Random House.

Masih Remaja kok Sudah Merokok?. 2008. http:// freedomofme. multiply.com/


journal/item/186/Masih_remaja_kok_sudah_merokok.htm.

Moleong, L.J. Dr. MA. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet.13).


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Monks, P.J. 2002. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Universitas Gadjah


Mada Press.

MUI akhirnya mengeluarkan fatwa merokok itu haram, 2008.


http://www.ramuracik.com/ [on-line].

Mulyadi, Seto. 2007. Anak-anak Merokoklah!. http://www.kompas.co.id/ kompas-


cetak/0707/28/opini/3717553.htm.

Munir, Rozy. (2001). Penduduk Usia Remaja. http:// www. sinarharapan. co.id/
berita/0521/11/nas07.html.

Murray, dkk. 2000. Health Psychology. London: Sage Publication Ltd 6 Bonhill
Street.

Mutadin, Z. 2002. Remaja & Rokok (Online). Available: http://www.e-psikologi.


com/remaja/050602.htm.

Ogden, Jane. (2000). Health Psychology. Buckingham: Open University Press.

Ormachea, dkk. (2004). Gender and Gender Role Orientation Differences on


Adolescents Coping with Peer Stressors. Journal of Youth & Adolesce.
New York. http//www.proquest.com/ [on-line].

Oskamp, Stuart. (1984). Applied Social Psychology. New Jersey: Prentice Hall.

Papalia. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan). Edisi Sembilan.


Jakarta: Kencana.

Padget, D. (1998). Qualitative Methods in Social Works Research. USA: Sage


Publication.

Peraturan Gubernur Larangan Merokok Mulai Disosialisasikan. 2005.


http://www.hukumonline.com/detail.asp?id=13799cl=aktual.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
139

Poerwandari (2001) Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia.


Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia: Lembaga Pengembangan Sarana
Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3).

Remaja Sasaran Empuk Industri Rokok. 2007. www.kompas.com.

Rini, Jacinta. 2002. Memupuk Rasa Percaya Diri. http://www.e-psikologi. \com/


epsi/ individual_detail.asp?id=84.

Sack, J.M. & Kroupat, E. 1998. Social and Its Application (2nd ed). Singapore:
Mc.Graw Hill Company.

Santrock, J.W. 1998. Remaja. Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Sarafino, F.P. (1994). Health Psychology (2-nd Edition). New York: John Wiley
& Sons.

Sigelman, C. & Rider, E. (2003). Human Development (Fourth Edition).


Wadsword: Thomson Learning.

Sirait, M.A. dkk (2001). Perilaku Merokok di Indonesia. Jurnal Fakultas


Kesehatan Masyarakat. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Sitepoe, Mangku. (2000). Kekhususan Rokok di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia


Widiasarana.

Step Parents Influence Teenage Smoking Behavior. 2008. http//www.news-


medical.net/?d=35624.

Survei merokok pada remaja, 2007. http:// www. sinarharapan. co.id/


berita/0601/16/nas04.html.

Taylor, S.E. Peplau, L.A., Sears, D.O. (2000), Social psychology, 10th edition.
New jersey : Prentice Hall, Inc.

Welle. D. (2004). Stres di Kalangan Remaja Jerman. http://www.dw-world.htm


[on-line].

Yusuf, Syamsu. 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
140

LAMPIRAN A

PEDOMAN WAWANCARA

1. Faktor yang menyebabkan remaja laki-laki merokok

1. kapan pertama kali anda mencoba merokok?

2. siapa yang pertama kali anda lihat merokok? Bagaimana ceritanya?

3. siapa yang pertama kali memperkenalkan rokok dengan anda?

4. bagaiman tindakan orangtua anda ketika anak-anaknya berbuat

salah?

2. Tahap persiapan perilaku merokok

1. apa yang anda pikirkan saat anda melihat seseorang merokok?

2. apakah saat pertama melihat seseorang merokok anda berniat untuk

mencobanya?

3. Tahap permulaan perilaku merokok

1. dimana anda pertama sekali mencoba untuk merokok?

2. saat pertama sekali anda mencoba merokok bagaimana perasaan

anda?

3. dimana saja biasanya anda merokok?

4. mengapa anda memutuskan untuk meneruskan perilaku merokok

tersebut?

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
141

4. Tahap menjadi seorang perokok

1. saat pertama sekali merokok, anda mencobanya berapa batang?

2. berapa lamakah anda membutuhkan waktu hingga anda merokok 4

batang per hari?

3. apakah anda merokok didalam lingkungan sekolah?

4. anda merokok pada keadaan yang bagaimana?

5. apakah jumlah batang rokok yang anda hisap semakin hari semakin

bertambah?

5. Tahap mempertahankan perilaku merokok

1. apakah setiap hari anda merokok

2. bagaimana perasaan anda jika tidak merokok?

3. apa yang anda rasakan ketika sedang merokok?

4. apa alasan anda untuk tetap terus merokok?

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
142

LAMPIRAN VERBATIM
Subyek 1
Wawancara I

Tanggal: 4 Februari 2009


Pukul : 20.00 20.25 Wib
Durasi : 25 Menit

Baris Iter/Itee Transkrip wawancara Pemaknaan


1 R selamat malam Ari
2 E malam kak..
3 R kita langsung aja wawancaranya ya
4 E oke kak..
5 R Ari pertama kali merokok mulai kapan?
6 E pertama kali merokok ehm.... umur?? Kelas Subyek pertama
7 3 SD gitu kak mencoba rokok pada
8 R kelas 3 SD ya? kelas 3 SD
9 E iya kak, sekitar umur 7 atau 8 tahun gitu la
10 kak.. disitulah aku mulai tau dan coba merokok
11 kak. (Itee menghidupkan rokoknya)
12 R berarti disitu udah coba merokok?
13 E coba sekali kan, abis tu batuk-batuk trus Pertama mencoba
14 berhenti kak karena batuk-batuk itu rokok subyek batuk-
15 R jadi cuma coba sebatang? batuk lalu berhenti,
16 E iya kak, karena batuk-batuk tadi makanya SMP subyek mulai
17 berhenti. Tapi masuk kelas 1 SMP yaudah merokok lagi.
18 aku merokok lagi sampe sekarang nggak
19 berhenti...haha
20 R o..gitu ya... pertama kali ngeliat orang Orang pertama yang
21 merokok ngeliat siapa ri? dilihat subyek
22 E em....orang yang pertama kali awak liat merokok adalah
23 merokok itu ya kawan.. kawannya.
24 R apa yang ari pikirin waktu pertama kali ngeliat
25 kawan ari merokok?
26 E apa ya?? Ya ngeliat orang merokok asik aja
27 gitu keliatannya kak, kayaknya orang merokok
28 itu banyak kawan gitu kan...ikut-ikut kawan Subyek merokok
29 aja aku merokok kak, namanya masih kecil kembali karena
30 dulu pergaulan dengan
31 R oke...itu waktu pertama kali coba la ya? temannya yang
32 E yoi kak.. merokok.
33 R waktu SMP kelas 1 kan merokok lagi, apa
34 yang ngebuat ari merokok lagi?
35 E ya karena pergaulan aja kan, teman-teman
36 merokok semua kan nggak mungkin ari nggak
37 merokok sendiri kan, kan gitu aja..
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
143

38 R o..karena pergaulan la ya??


39 E ya...
40 R kalau dirumah siapa yang merokok ri? Dirumah hanya
41 E klo sekarang nggak ada, Cuma ari aja kak subyek yang
42 yang merokok, tapi dulu Ayah merokok, merokok.
43 sekarang nggak lagi
44 R waktu pertama kali merokok, sehari ari Pertama kali merokok
45 ngabisin berapa batang rokok? subyek
46 E Ehm....paling ada pas ditawarin kawan paling menghabiskan 2
47 ada 2 batang gitu lah., dari pagi dah mulai batang rokok.
48 merokok (tertawa kecil)..
49 R pagi merokok dimana? Subyek merokok
50 E sebelum pergi sekolah lah.. sebelum pergi
51 R nggak kena marah orang tua? sekolah dan pulang
52 E ya nggak la dirumah aku merokok kak, masih sekolah bersama
53 kelas 1 aku merokok, bisa-bisa dibunuh aku temannya.
54 kak...hahaha, merokoknya dijalan la..
55 R terus??? Subyek tidak
56 E pulang sekolah, pulang sekolah biasa aku merokok di rumah.
57 nongkrong-nongkrong dulu ma kawan-
58 kawan, yaudah merokok. Tapi pagi aku
59 jarang merokok kak, yang seringnya sih pulang
60 sekolah merokok, nongkrong-nongkrong dulu
61 R balik lagi kita waktu pertama kali merokok,
62 waktu SD kan pertama kali coba rokok, terus
63 batuk-batuk, itu langsung berhenti merokok
64 ri?
65 E yailah langsung berhenti, SD kan Cuma
66 pengen tau aja, ya pengen tau aja gitu, yaudah
67 nyoba nggak sampe berapa hisapan langsung
68 batuk, yaudah buang
69 R pas kelas 1 SMP karena kawan mulai merokok Kelas 1 SMP subyek
70 lagi? merokok lagi karena
71 E iya karena kawan coba lagi.. temannya.
72 R o..gitu... waktu kelas 1 SMP coba rokok
73 pertama lagi nggak batuk-batuk?
74 E nggak, nggak tau kenapa nggak batuk-batuk
75 lagi (sambil tersenyum), mungkin karena
76 pertama merokok kecl itu nggak tau kan. Trus
77 waktu SMP nyoba-nyoba karena ikut kawan, Subyek merokok
78 yaudah enak aja merokoknya ketika sendirian.
79 R awalnya karena kawan, sekarang walaupun
80 nggak ada`kawan tetap merokok jadinya? Subyek
81 E iya...klo nanti kan lagi sendirian gitu kan , menghabiskan 16
82 klo merokok jadi lebih enak, gitu aja.. batang dalam 1 hari
83 R oke... sekarang Ari merokok 1 hari berapa
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
144

84 batang?
85 E 1 bungkus lah paling 16 batang lah 1 Siap makan subyek
86 harinya.. wajib merokok
87 R dalam 1 hari itu, pertama merokok dimulai
88 kapan?
89 E pagi lah dah mulai merokok, tapi lebih sering Subyek merokok
90 siap makan. Klo siap makan itu wajib diluar rumah
91 merokok aku. Bangun tidur, makan, baru
92 merokok.
93 R merokoknya didalam rumah?
94 E nggak, diluar.. Subyek memulai
95 R biasanya dari bangun tidur itu merokok rokok pertama dalam
96 waktunya selang berapa jam? 1 hari selang - 1
97 E maksudnya? (menghidupkan rokok kedua) jam setelah bangun
98 R kan ari bangun tidur, terus makan, baru pagi.
99 merokok. Kira-kira berapa jam waktu ari dari
100 bangun tidur ke merokok?
101 E o... bangun tidur duduk-duduk bentar, sarapan Setelah makan, ketika
102 jam 9 gitu, trus langsung keluar merokok, bersama teman dan
103 paling ada antara jam sampe 1 jam lah... ketika sendirian
104 R jadi abis siap makan ari merokok ya? subyek merokok.
105 E iya...pokoknya abis siap makan wajib pasti
106 merokok, mau makan pagi, makan siang, sore,
107 makan malam, pokoknya abis makan lah..
108 selebihnya klo lagi ma kawan atau kalau lagi
109 pengen aja.
110 R kalau lagi pengen aja maksudnya?
111 E ya..kalau lagi sendiri nggak ada kerjaan, lagi
112 suntuk, bosan, merokok. Gimana ya kak,
113 rokok ini kan udah jadi kawan aku. Klo jalan
114 sendirian malam misalnya, klo aku merokok Subyek belum
115 jadi lebih berani aja bawaannya. Klo malam kesampaian untuk
116 merokoknya agak banyak kak, karena malam berhenti merokok.
117 lebih dingin, ya lebih banyak merokoknya. Setiap hari subyek
118 R pernah kepikiran untuk berhenti merokok? merokok.
119 E Ada lah, tapi belum kesampean aja
120 berhentinya (sambil tersenyum) Alasan subyek untuk
121 R tapi pernah 1 hari nggak merokok? terus merokok karena
122 E ehm.......nggak pernah kak, tiap hari aku kebiasaan.
123 merokok..
124 R apa alasan ari untuk tetap terus merokok?
125 E yaitu tadi kak, udah jadi kebiasaan awak aja,
126 udah jadi kawan aja.. gimana ya...ada yang
127 hilang aja gitu kalau nggak merokok. Cem apa
128 ya..kalau suatu hal itu udah menjadi kebiasaan Subyek akan berheni
129 orang pasti nggak enak kalau nggak dilakukan merokok ketika sudah
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
145

130 kan.. yah kayak gitu juga dengan rokok itu bekerja.
131 kak...
132 R kan ari tau klo merokok itu dapat merusak
133 kesehatan, tapi kok tetap merokok?
134 E gimana ya kak, klo ada permulaan pasti akan
135 ada akhirnya. Klo aku merokok kan udah tau,
136 ya berhentinya nanti. Klo aku punya prinsip, Merokok dapat
137 klo aku dah punya kerja, aku berhenti merokok menghangatkan paru-
138 kak.. paru.
139 R apa yang ari rasakan ketika lagi merokok?
140 E ya..enak aja kak..klo kita merokok itu kan
141 paru-paru kita hangat gitu kan kak. Jadi kita
142 tarik dalam-dalam gitu kan, asapnya masuk Subyek membeli
143 paru-paru, jadinya hangat apalagi kalau lagi rokok dari uang
144 dingin-dingin gitu... jajannya
145 R kalau beli rokok uangnya dari mana?
146 E Dari uang jajan lah kak.. nggak mungkin
147 juga kan awak minta uang langsung ma mama,
148 ma minta uanglah mu beli rokok, pasti
149 nggak dikasih la, apalagi dulu masih kecil..
150 (sambil tersenyum..)..kalau sekarang kalau
151 minta uang ya minta aja, lagian kak mereka tau
152 lah.... Orang tua subyek
153 R orang tua tau klo ari merokok? mengetahui bahwa
154 E tau... subyek seorang
155 R ada marah? perokok dan tidak
156 E mpe sekarang nggak pernah marah, paling marah.
157 klo ari batuk-batuk Cuma dibilang kurangilah
158 rokok mu itu, ntah apa merokok-merokok.
159 R itu kata siapa?
160 E mama yang sering ngomong gitu, papa jarang,
161 papa diam-diam aja nggak terlalu ngurusi kali,
162 mama lah yang sering ngomong-ngomong gitu
163 ma abi.
164 R oke kalau begitu ari, untuk sekarang cukup
165 segini dulu kakak nanya-nanya nya ya... nti
166 kakak hubungi lagi ya..
167 E oke kak, atur aja...
168 R makasih ri....
169 E sami-sami kak...

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
146

LAMPIRAN VERBATIM
Subyek 1
Wawancara II

Tanggal: 6 Februari 2009


Pukul : 19.30 20.15 Wib
Durasi : 45 Menit

Baris Iter/Itee Transkrip wawancara Pemaknaan


1 R malam ri....
2 E malam kak..
3 R Kita langsung aj ya...
4 E yup...
5 R Kemarenkan ari bilang pertama coba rokok kelas
6 3 SD gitu, gimana ceritanya?
7 E Pernah ada abang ini..abang sepupu datang Subyek mencoba
8 kerumah, nginap dirumah bawa rokok dia. Jadi rokok pertama kali
9 yaudah liat dia merokok gitu kan, yaudah ari saat ketika abang
10 ambil sebatang, bakar gitu kan, hisap, hanya sepupunya datang
11 sekedar hisap fuh...buang, hisap buang, hisap kerumahnya
12 buang gitu kan, sempat batuk-batuk dikit, terus
13 yaudah buang... disitu lah pertama kalinya....
14 (menghidupkan rokok pertama)
15 R Nyobanya dimana?
16 E Diam-diam tu nyobanya dihalaman rumah, ari Subyek mencoba
17 liat kan orang rumah lagi sepi pada tidur siang rokok pertama kali
18 semua, yaudah merokok lah jadinya.... dihalaman rumahnya
19 R Kenapa langsung dibuang? dan langsung
20 E Kan batuk-batuk tu, jadi malas awak membuangnya
21 merokoknya, namanya belum tau cara merokok, karena subyek batuk-
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
147

22 hanya sekedar ngeliat orang...o....kayak gitu batuk.


23 merokok...tengok kawan merokok,
24 om...o...merokok kayak gitu..pengen tau aja kan,
25 penasaran..yaudah..
26 R Kan ari pertama ngeliat teman merokok dari
27 teman, gimana ceritanya? Subyek pertama kali
28 E Yah masih kecil waktu itu kak, agak-agak lupa melihat temannya
29 juga awak, yang awak ingat itu pokoknya merokok.
30 ehm....SD-SD gitu ngeliat teman-teman awak
31 ada yang merokok gitu kan, terus ya udah
32 pengen awak coba, pas pulak lah datang abang
33 sepupu awak itu kan..kesempatan awak coba kak
34 (sambil tersenyum)
35 R Ayah merokok?
36 E Setahu awak sih papa merokok...ehm....dari Ayah subyek
37 SMP awak kalau nggak salah dia merokok.. merokok saat subyek
38 itupun kalau merokok nggak dirumah dia, SMP dan ayah
39 jarang lah merokok-merokok dirumah.. subyek jarang
40 Merokok-merokok tapi nggak ini kali dirumah.. merokok dirumah
41 ehm nggak gini kali kadang kan nggak mau dia dan tidak merokok
42 kalau lagi kami ngumpul didepan TV nggak didepan keluarganya.
43 mau dia merokok gitu.. Nti kadang sendirian
44 dia dibelakang gitu.. nti kadang awak lewat
45 kebelakang dia lagi merokok, yaudah ngeliat.
46 R o..jadi duluan ari merokok baru ngelihat ayah
47 merokok?
48 E Iya lah... awk coba rokok tu kan SD, liat papa
49 SMP gitu lah kak....
50 R Terus kan ari bilang SMP coba lagi merokoknya,
51 gimana ceritanya?
52 E Nah.. ini waktu pas masuk SMP tu lah pengaruh Subyek mencoba
53 lingkungan itu kak besar kali. Liat kawan merokok kembali
54 merokok, nyoba.. ceritanya tu waktu kelas 1 karena ajakan teman-
55 SMP, liat temen merokok.. ceritanya..ehm... Pas temannya.
56 baru-baru masuk SMP, pas pulang sekolah,
57 gabung-gabung ngumpul, ngeliat temen
58 merokok, yaudah Ari coba merokok, ditawarin
59 pertamanya ya...pengen aja kan, ngeliat kawan
60 duduk semua merokok, nggak enak kan, masak
61 yang laen merokok, awak nggak merokok, pas
62 pula dikasih dia yaudah cobalah..
63 R Langsung berminat?
64 E Iya lah kak... kawan-kawan awak merokok Subyek langsung
65 semua, cemana ya...kalau nolak gitu ada berminat untuk
66 perasaan nggak enak awak, ehmm....pas pun merokok karena ada
67 waktu SD awak dah coba kan, pengen coba lagi perasaan tidak enak
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
148

68 jadinya.. jika menolak.


69 R Apa rasanya nyoba rokok lagi?
70 E Ya kayak gitulah...
71 R Kayak gitu gimana, bisa digambarkan?
72 E Pertama-tama rasanya..cemana ya? Karena dulu Subyek mempelajari
73 kan belum tau orang merokok itu kan gimana, cara rokok yang
74 kadang-kadang orang hanya dihisap lalu dibuang benar diajari oleh
75 yang hanya asapnya sampe dimulut aja kan. temannya.
76 Dulu waktu SMP pertama merokok gitu
77 taunya, lama-kelamaan waktu di SMP juga
78 tu, pas dikasih tau kawan kan caranya, jangan
79 kayak gitu merokoknya, agak ditarik, jadi
80 asapnya masuk paru-paru.. Nah disitu baru agak
81 laen rasanya, gitu..
82 R Dulu waktu merokok ma kawan dimana?
83 E Dulu waktu SMP, waktu pulang sekolah di... Subyek merokok
84 dimana ya, kalau sekolah SMP kami kan agak dipasar dekat
85 masuk kedalam gitu, jadi kalau jalan nunggu sekolahnya bersama
86 angkot agak jalan kedepan gitu. Yaudah teman-temannya.
87 dipinggir pasar itulah merokoknya..
88 R Ehm...pas pertama kali ari mencoba merokok itu,
89 temen-temen dah pada ngerokok duluan? Teman subyek sudah
90 E Orang itu udah pernah merokok duluan gitu, merokok sebelum
91 padahal masih sebaya awak, tapi dah subyek merokok.
92 duluan..parah kan...(sambil tertawa kecil)
93 R Setiap hari merokok?
94 E Iya... eh pernah tu waktu itu kak 3 hari awak Subyek tidak
95 nggak merokok karena sakit demam, dirumah merokok ketika
96 aja awak, pengen kali merokok, tapi nggak sedang sakit dan
97 mungkin kan sakit-sakit merokok, dibunuh awak merokok kembali
98 ma mamak awak (tertawa kecil)...tapi pas merokok ketika
99 sembuh merokok lagi (sambil tersenyum) sudah sembuh.
100 R Kenapa merokok lagi?
101 E Ya...nggak tahan aja gitu kak kalau nggak
102 merokok, apalagi nanti lagi ma kawan, kawan
103 awak merokok, hm...ada dorongan hehehe
104 dorongan gitu untuk ambil rokok itu dan
105 merokok (sambil tersenyum)
106 R Pas pertama-tama merokok pernah nyoba
107 sendiri?
108 E Ya pernah lah.. karena udah ngeliat kawan kan, Subyek mencoba
109 kadang-kadang kalau biasanya jalan sendirian merokok ketika
110 mau kerumah sepupu kan, yaudah nti beli sendiri.
111 sebatang..merokok... jadi ama kawan merokok,
112 sendirian pun awak merokok...
113 R Alasan ari sekarang untuk tetap merokok apa
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
149

114 sih?
115 E Kalau menurut ari sih, cemana ya.. penghilang Alasan subyek untuk
116 bosan aja kalau merokok ni. Jadi ya..bosan tetap merokok adalah
117 merokok, ya gitu lah... untuk menghilangkan
118 R Ari membutuhkan waktu berapa lama sampai ari perasaan bosan.
119 merokok 4 batang perhari?
120 E Nggak lama tu.. paling sekitar 1 bulanan lah Subyek
121 ada mungkin.. yah berangsur-angsur gitulah.. membutuhkan waktu
122 Yang pertama kan pagi, mu pergi kemana karena 1 bulan hingga
123 pengaruh lingkungan juga kak, pengaruh merokok 4 batang
124 lingkungan tempat tinggal aku aja perokok perhari.
125 semua, yaudah gimana aku nggak kenal rokok
126 kan. Pagi nanti merokok, siang pulang sekolah
127 juga aku merokok (menghidupkan rokok kedua). .
128 R Waktu disekolah pernah merokok didalam
129 lingkungan sekolah?
130 E Waktu SMP..ehm..nggak pernah, paling pulang
131 sekolah. Kalau SMA sering..
132 R Gimana tu cerita waktu SMA?
133 E Seringnya di kamar mandi, dikantin ama Dilingkungan
134 kawan.. seringnya ehm..waktu keluar maen- sekolah subyek
135 maen, waktu siap olah raga. Waktu SMA tu la merokok dikamar
136 kan udah tau lah dimana tempat merokok, mandi dan dikantin
137 jadinya misalnya gini, ditanya ma kawan, mu bersama teman-
138 kemana?, kamar mandi awak jawab, yaudah temannya.
139 siapa mau ikut-ikut, tau aja nya orang ini klo
140 kekamar mandi tu mau merokok..
141 R Pernah ketahuan guru?
142 E Ketahuan guru nggak pernah, tapi ketahuan
143 sama wartawan pernah..(sambil tertawa kecil)... Subyek ketahuan
144 R Wah gimana tu ceritanya sampe ketahuan merokok disekolah
145 wartawan? oleh wartawan TVRI
146 E Wartawan TVRI tu. Gini kan, pas SMA kelas 3 dan subyek bersama
147 tu kan ada apa namanya? Semacam penyuluhan teman-temannya
148 hemat listrik, jadi datanglah orang PLN, terus diberikan nasehat
149 ada wartawan ada juga, wartawan TVRI gitukan, oleh guru BP.
150 mereka datang. Jadi pas keluar maen-maen itu
151 sebagian siswa kan dimasukkan kedalam aula
152 kan, penyuluhannya. Sementara kami ini nggak
153 lah, karena kan mau ujian UAN. Jadi kami
154 biasalah merokok dikamar mandi kan, didalam
155 WC tu 4 orang kami disitu, jadi wartawan ini
156 mau kekamar mandi, begitu pas masuk, ditengok
157 kami dalam 1 WC tu ada 4 orang kan, heran lah
158 dia.. ngapai kalian ber 4 di kamar mandi, kata
159 wartawan itu kan, diciumnya bau rokok, yaudah
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
150

160 ketahuan ma dia, dilaporkanlah kami ama guru


161 BP.
162 R Lalu?
163 E Siap keluar maen-maen itu dipanggil lah kami.
164 Yaudah ditanya kami, pertamanya
165 nggak..lantaran dah mau ujian gitu nggak
166 dimarahi kali lah... Cuma dibilang guru tu
167 kalian bikin malu sekolah aja ni, sempat masuk
168 koran, sekolah kita juga yang tercemar. Ya
168 kami ngelak-ngelak lah.. bukan kami bu yang
170 merokok situ, anak kelas satu tu buk.. ibu tahu
171 sendiri lah kalau kami merokok dibelakang
172 kantin, kami bilang gitu aja ma ibu itu (sambil
173 tertawa kecil)
174 R Gimana perasaan ari ketika dipanggil ke BP itu?
175 E Ya biasa aja kaka...karena kan kami ber 4
176 dengan kawan dan nggak marah-marah kali kok,
177 Cuma dinasekatin aja.. besoknya kami tetap
178 merokok juga (sambil tersenyum)...
179 R Enak kali kalian nggak dihukum.. tapi biasanya Sekolah tidak
180 kalau ada yang ketahuan merokok, hukumannya memberikan
181 apa? hukuman bagi siswa
182 E SMA nggak pernah ada ini lah.. paling Cuma yang ketahuan
183 dinasehatin, udah, gitu-gitu aja nya... kalau merokok hanya
184 SMP itu pernah juga, Cuma nggak ikut kena dinasehati.
185 gitukan. Pas mau masuk sekolahkan, depan
186 sekolah ada warung, merokok disitu. Tiba-tiba
187 datang guru BP nya kesitu, diciumi tangan kami
188 satu-satu kan, ketahuan merokok, dipanggilin..
189 Ari nggak kena pula pas disitu, karena baru
190 datang dan belum sempat merokok, beruntung
191 kali awak hari tu..(sambil tersenyum)
192 R Terus..orang tua tau kalau ari merokok sekarang? Orangtua subyek
193 E Tau... mengetahui subyek
194 R Pertama kali ketahuan merokok itu kapan ama seorang perokok.
195 orang tua?
196 E Ehm....ketahuan secara langsung nggak pernah, Orangtua subyek
197 tapi kalu ketahuan kalau pulang bau rokok, terus hanya memberikan
198 ada mancis, sering ketahuannya ma mama nasehat ketika
199 R Gimana reaksi mama? pertama kali
200 E Ehm.. ditanya kau merokok diluar?, diam aja mengetahui anaknya
201 ari, langsung masuk kamar, nggak pernah ari merokok.
202 jawab-jawab gitu kan. Nti kadang kalau udah
203 batuk dirumah, tu lah kau kebanyakan merokok,
204 kurangi rokok mu, kata mama gitu, yodah gitu
205 aja, nggak terlalu marah-marah gitu.
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
151

206 R Terus...untuk sekarang rokok itu ari anggap


207 seperti apa?
208 E Kawan...
209 R Maksudnya kawan seperti apa? Subyek menganggap
210 E Ya kawan disaat suntuk... Nanti klo lagi rokok sebagai kawan
211 ada..cemana ya..penghilang rasa klo lagi penghilang rasa
212 kesepian gitu kan merokok hm...kalau lagi suntuk dan kesepian
213 suntuk gitu merokok jadi lebih tenang aja, kayak
214 ada kawan yang menemani awak gitu... yaudah
215 gitu aja..
216 R Dari dulu jumlah batang rokok ari semakin Semakin hari jumlah
217 bertambah? batang rokok yang
218 E Iyalah pasti tu kak.. awal-awal kan awak 1, 2 dikonsumsi subyek
219 batang gitu. Semakin banyak bergaul, bertambah dari awal
220 semakin ketagihan, semakin- merokok.
221 semakinlah..(sambil tersenyum) sampe 16
222 batang perhari kayak gini...
223 R ari merokok itu disaat yg gimana?
224 E Ehm.....nggak pasti juga la, kalau gabung ma Subyek merokok
225 kawan tu pasti merokok, kalau lagi bosan, ketika merasa bosan,
226 suntuk tu merokok, tapi yang lebih pasti suntuk, abis makan,
227 kalau abis makan... kalau mau kuliah itu, dijalan, dan ketika
228 dijalan merokok, kalau kuliah masuk pagi berada bersama
229 merokok pagi2, karenakan pagi udara dingin teman-temannya.
230 gitukan, jadi merokok biar hangat...
231 R Kan ari bilang kemaren tiap abis makan wajib
232 merokok, itu kenapa siap makan harus merokok?
233 E Kek mana ya? Kalau siap makan itu kan... kalau Setiap habis makan
234 kita makan kan perut kita terasa terisi gitu kan, subyek pasti
235 agak merasa hangat perut itu kan..kalau merokok agar lebih
236 merokok, gitu juga..jadi asap itu kan terasa enak.
237 hangat didada, jadi badan kita tu terasa hangat aj
238 gitu. Agak merasa lebih...cemana ya?
239 Ehm...agak merasa enak aja gitu..
240 R Kalau dikampus merokok?
241 E Pasti la kak.... (sambil tersenyum)
242 R Dimana biasanya merokok?
243 E Dimana aja, mau dimana ari berada, dimana
244 kalau ari pengen merokok, ya ari merokok...
245 R Contohnya gimana?
246 E Kadang kalau dulu waktu semester 1 semester 2,
247 masuk pagi pergi dari rumah nggak sempat Dikampus subyek
248 merokok, sampe kampus, masuk sebentar, merokok dikamar
249 permisi kekamar mandi.merokok..terus masuk mandi dan dikantin.
250 lagi.. dikantin sering kali. Istirahat atau dah
251 selesai kuliah tu kan, duduk-duduk dikantin
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
152

252 gabung-gabung ma kawan ngobrol-ngobrol


253 sambil maen batu juga kadang-kadang, ya
254 merokok...
255 R Apakah pihak kampus tahu kalau kalian Pihak kampus
256 merokok? mengetahui bahwa
257 E Tau lah kak... ya mu cemana lagi mereka, mereka merokok dan
258 kami kan udah gede-gedenya jadi nggak perlu tidak dapat berbuat
259 dilarang-larang lagi merokok. apa-apa
260 R Kan tadi ari bilang pernah nggak merokok, apa
261 sih yang ari rasain kalau nggak merokok itu?
262 E Rasanya apa ya? Suntuk..nggak enak aja gitu, Subyek merasa
263 pahit aja mulut.. Biasa cemana ya? Kalau suntuk dan mulut
264 merokok ini kan ngisap filter ini kan manis- subyek pahit ketika
265 manis, kalo nggak merokok kan pahit tu tidak merokok dalam
266 mulut..ya kayak gitu lah... 1 hari.
267 R Seberapa besar lingkungan mempengaruhi ari
268 merokok? Pengaruh lingkungan
269 E Wah..besar kali lah..kalau mulai dari dulu ya sangat besar dalam
270 pertama-pertama ngelihat dan ngajarin mempengaruhi
271 merokok kawan awak juga kan.. apalagi perilaku merokok
272 lingkungan deket-deket rumah awak pun pada diri subyek.
273 merokok semua kan, dudu-duduk di pos gitu,
274 pada merokok semua....ya jadi sangat besar
275 lah...
276 R Ari tau rugi nya dari merokok? Subyek mengetahui
277 E Tau.. kerugian dari rokok.
278 R Apa tu?
279 Otomatis yang namanya rokok kan namanya
280 racun, mengandung zat-zat berbahaya. Ya...dapat
281 merugikan kesehatan lah.. Keuntungan dari
282 R Kalau untungnya merokok bagi ari apa? rokok bagi subyek
283 E Ya...karena sebagai kawan itu tadi lah.. adalah sebagai
284 suntuk bosan awak, apalagi...rokok lah yang kawan.
285 ada menemani awak.. untuk menghilangkan
286 kejenuhan..
287 R Apa yang ari persepsikan ketika ngelihat orang Subyek tidak
288 merokok? memiliki persepsi
289 E Kalau ari sih ngeliat orang dewasa merokok, apapun terhadap
290 nggak ada persepsi gitu ya... Cuma, ngeliat orang yang merokok.
291 anak-anak kecil, semakin banyak kan kita liat
292 anak kecil merokok dimana-mana, masih SD
293 usah merokok kan, sayang kali... kecil-kecil udah
294 merokok..
295 R Tapi kan ari SD coba merokok?
296 E Iya..tapi kan Cuma sekali, waktu SMP baru awak
297 merokok lagi. Anak sekarang SD udah merokok Subyek belum
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
153

298 ampe banyak-banyak gitu lah.... berniat untuk


299 R pernah kepikiran untuk berhenti merokok? berhenti merokok
300 E Ada lah, tapi belum kesampean aja.... udah dengan alasan
301 kebiasaan kak, ehm... cemana ya..ehm...kayak merokok sudah
302 awak bilang itu lah dah jadi kawan dia, menjadi suatu
303 gimana la kalau uda jadi kawan kan susah kebiasaan dan teman
304 lepasnya (sambil tersenyum) bagi subyek.

LAMPIRAN VERBATIM
Subyek 1
Wawancara III

Tanggal: 27 Februari 2009


Pukul : 15.00 15.20 Wib
Durasi : 20 Menit

Baris Iter/Itee Transkip wawancara Pemaknaan


1 R Dulu ari melihat teman merokok dimana aja?
2 E Dulu sering kali liat teman merokok, pulang Subyek sering
3 sekolah awak liat kawan awak merokok, melihat temannya
4 dilingkungan rumah juga orang-orang itu merokok.
5 banyak yang merokok... om awak merokok,
6 abang sepupu awak merokok, kayak amper
7 semua lah banyak orang merokok kan. Kawan
8 awak aja hampir semua juga merokok... kok
9 kayaknya enak kali lah merokok itu kan, hisap-
10 hisap gitu, keluar asap, ya gitu lah liat-liat
11 kawan..
12 R Apa yang ari pikirkan ngelihat teman ari
13 merokok?
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
154

14 E Ya...pengen tau aja. Ya kalau dulu ya, waktu Rasa ingin tahu dan
15 pertama kali ya, baru tahu apa itu rokok kan, ingin mncoba timbul
16 kenapa orang itu merokok. Pertama kali waktu ketika subyek melihat
17 kecil itu kan, pengen coba gitu kan, karena temannya merokok.
18 masih kecil itu kan nggak enak gitu kan
19 karena belum tau juga rokok itu gimana
20 kan, coba sekali aja.. terus kan awak
21 perhatikan cara orang tu merokok kan, yah
22 jadi pengen aja.. waktu SMP itu lah karena
23 ditawarin kawan, kawan merokok juga, ya
24 awak jadi merokok gitu...
25 R Kan waktu pertama ari kan disodorin merokok
26 rokok ma teman, bagaiman reaksi ari?
27 E Ya..reaksi nya, waktu ditawarin coba ni, Subyek mencoba
28 yaudah coba... karena pengen tahu aja, ya rokok karena rasa
29 diambil aja lah.. kan kayak awak bilang ingin tahu dan karena
30 kemaren tu juga kan, teman awak merokok semua temannya
31 semua masak awak nggak, kan gitu aja.... ka merokok.
32 waktu SMP gitu kan, cemana ya... kalau
33 nggak merokok nggak gaul katanya.. jadi
34 itu lah... kalau ngumpul kan kawan
35 merokok semua, masa Cuma kau nggak
36 merokok, kata kawan gitu kan, yaudah lah
37 awak coba juga..
38 R Teman ari kan hamper semuanya perokok,
39 ketika sedang bersama dengan teman yan tidak
40 merokok ari bagaimana?
41 E Ya...tetap merokok lah... kan orang tu juga Subyek tetap
42 ngerti lah, nggak pernah larang-larang merokok walaupun
43 merokok. Ya..mau ama teman yang merokok, sedang bersama
44 kalau ada teman yang nggak merokok, ari temannya yang tidak
45 tetap merokok aja.... nggak enak kak kalau merokok.
46 lagi ngobrol-ngobrol gitu nggak merokok..
47 R Kemaren kan ari bilang pernah ketahuan ma
48 mama dikantong ada mancis dan bau rokok,
49 kalau papa bagaimana, apa pernah ketahuan
50 juga?
51 E Hm...ketahuannya gini, nti kan ari merokok di Ayah subyek
52 ujung gang, nti papa lewat, paling dia liatin mengetahui bahwa
53 aja, dia tahu ari merokok, tapi nggak subyek perokok dan
54 pernah mau negur ari merokok, nggak tidak pernah
55 pernah.. paling ntar kalau ari mu keluar gitu, melarangnya.
56 dia Cuma kasih tahu aja, jangan mabuk-
57 mabuk, merokok banyak-banyak, Cuma
58 bilang gitu aja. Kalau ngelarang, hm...kalau
59 ngelarang nggak lah, kasih nasehat lah.. asal
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
155

60 mau keluar, malam-malam apalagi dulu kan


61 masih kecil kan keluar malam, kau ingat
62 jangan mabuk-mabuk, jangan merokok-
63 merokok, beganja, pake narkoba, gitu aja..
64 R Waktu pertama-tama kali nyoba ada ketahuan Subyek tidak pernah
65 ma ayah? ketahuan dengan
66 E Ehm..nggak pernah.. udah lama merokok ayahnya ketika
67 baru ketahuan yang kayak awak cerita pertama-tama
68 tadi... mencoba rokok
69 R Hubungan ari dengan orang tua gimana?
70 E Kalau di keluarga, kalau dengan mama ari Hubungan subyek
71 dekat kali kak, kalau ada apa-apa ari dengan mamanya
72 larinya kemama... ya dekat lah... tapi dekat tetapi dengan
73 hubungan dengan ayah nggak berapa dekat ayahnya tidak begitu
74 gitu, dalam arti kata ya..nggak dekat, lebih dekat karena ayah
75 dekat ma mama.. jarang berkomunikasi ma subyek bersikap keras
76 ayah..karena dulu, cemana ya..baru kepadanya.
77 sekarang aja dekat-dekat gitu aja. Lantaran
78 dulu kan SMP dulu, sering berantam gitu...
79 R Kenapa sering berantam?
80 E Cemana ya... dulu kan kecil macem merasa
81 didikannya keras gitu, masih kecil dulu.. jadi
82 mulai masuk SMP, mulai kenal kawan-kawan
83 yang apa, ya..jadi macem ari, macem nggak
84 suka aja gitu dikerasin kan..
85 R Dikerasin bagaimana?
86 E Dikerasin.. dalam arti kata, apa ya... pernah
87 dulu ketahuan cabut sekolah kan, dimarahi
88 abis-abisan, dipukulin, pernah juga ari amper
89 sporing gitu Cuma nggak jadi, pergi aja 1
90 harian aja, dicariin juga ma dia..
91 R O gitu...lalu 1 hari ari pasti ngehabisin 1
92 bungkus rokok?
93 E Iya... tergantung juga kadang-kadang, kalau Ketika sedang sakit
94 lagi sakit berkurang gitu, kalau lagi sakit tu jumlah rokok subyek
95 kadang mau tu Cuma 1 batang sehari, kalau berkurang hanya 1
96 lagi betul-betul sakit ya..tu batuk, terus sakit batang dan kalau
97 nafas ya itu Cuma 1 batang, cuma untuk begadang sampai 16
98 ngilangin mulut nggak enak aja.. kalau batang.
99 begadang sama kawan tu bisa jadi
100 bertambah sampe 20-22 batang pun bisa,
101 malam juga banyak.. kalau keadaan biasa...
102 16 batang gitu lah... Waktu kecil subyek
103 R Waktu kecil dulu, apa yang ari tahu tentang tidak mengetahui
104 rokok? gambarang tentang
105 E Nggak ada sedikitpun tahu informasi rokok.
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
156

106 tentang rokok itu... Cuma liat kawan ma


107 orang merokok aja...
108 R Mulai tau kerugian dari merokok itu kapan?
109 E Tahu ruginya dari SMA gitu lah.... dulu Subyek mengetahui
110 SMP waktu pertama coba nggak tahu bahaya rokok saat
111 ruginya merokok itu, Cuma ikut kawan- SMA dari artikel-
112 kawan itu dan pengen coba itu aja. artikel dan bungkusan
113 Semenjak SMA itu kan, pemikiran udah rokok.
114 semakin luas, itu mulai tahu-tahu lah...
115 R Tahu dari mana?
116 E Belajarlah.. baca-baca apalah artikel-artikel
117 gitu gitu, dibelakang bungkus itu pun ada
118 kan, ya dari situlah...
119 R Ketika udah tahu rugi nya rokok itu,
120 bagaimana perasaan ari?
121 E Hm...kalau bisa dibilang sih ya..nggak takut Subyek tidak takut
122 juga sih, karena ya... kalau ari gini ya akan bahaya rokok.
123 prinsip nya ya, ya.... resiko tanggung sendiri
124 lah kalau kita berbuat.. jaid kalau ari udah
125 merokok, ya resiko sakit tanggung sendiri
126 lah.. nggak takut la....
127 R Kemaren kan ari pernah bilang kalau udah
128 bekerja akan berhenti merokok, itu bagaimana
129 maksudnya?
130 E Ya...karena udah niat aja, karena uda niat Subyek akan berhenti
131 pengen berhenti ya berhenti lah... kan kalau merokok ketika sudah
132 kita ada niat semua bisa, merokok juga gitu bekerja karena sudah
133 lah.. sekarang nggak berhenti merokok karena memiliki niat seperti
134 belum niat, gitu aja kan... itu.
135 R Ari bisa ceritain gimana tu awal-awal belajar
136 rokok?
137 E Ya...waktu pertama-tama kan diajarinlah
138 ma kawan kan, dihisap, abis itu dibuang dikit Subyek belajar cara
139 asapnya katanya, abis tu ya ditarik kedalam merokok ketika
140 macam tarik nafas. Yaudah..abis tu setelah sedang sendirian.
141 diajari kawan, yaudah coba-coba sendiri
142 juga, jadinya tahu lah... nanti kan kalau
143 pulang sekolah jalan sendiri coba rokok,
144 curi-curi lah merokok diwarung dekat
145 rumah itu dibelakangnya gitu..ya coba-coba
146 terus hisap, tarik yang benar sampe bisa
147 kayak sekarang lah...
148 R Lalu...sekarang ari beli rokok uang nya dari
149 mana?
150 E Dari jajan yang dikasih mama.. Subyek membeli
151 R Kan mama udah tahu ari merokok, apakah rokok dari uang
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
157

152 mama kasih uang juga untuk beli rokok? jajannya.


153 E Hm..mama kan kasih uang jajan aja..
154 hm..misalnya ari nggak ada uang kan, minta
155 uang ma mama, yaudah dikasih.. dibilang kau
156 jangan banyak-banyak merokok, yaudah
157 Cuma bilang gitu aja. Awak iyakan aja lah..
158 nggak ada ngelarang gitu lah.. paling nanti kan
159 ada kakak sepupu gitu kan kasih uang, baru dia
160 gajian, ni uang jajan, jangan belikan rokok
161 ya.. iya..iya ajalah awak bilang...
162 R Dulu waktu sekolah ari bilang kan beli rokok Jika subyek
163 juga dari uang jajan, itu gimana ada ngerasa kekurangan jajan
164 kurang untuk jajan karena beli rokok? untuk beli rokok,
165 E Nggak ada...cukup-cukup aja sih.. curi-curi teman subyek selalu
166 juga kan beli rokok nya. Kalau kurang ada yang bawa rokok.
167 uang di disekolah pun, kawan kan pasti ada
168 aja yang bawa rokok gitu...
168 R Kan semakin hari jumlah ari semakin hari
170 semakin bertambah, bisa ari ari ceritain nggak
171 dari awal 1-2 batang sampe 16 batang kayak
172 gini?
173 E Kalau itu kan semuanya proses kak.. ya... Semakin hari jumlah
174 awal-awal merokok itu ya merokok kalau lagi rokok yang
175 ma kawan gitu, 1 batang 2 batang lama-lama dikonsumsi subyek
176 kan tetap merokok gitu walau sendirian.. semakin bertambah
177 gimana ya...kadang-kadang kalau misalnya tanpa terasa.
178 apa..pengen merokok aja bawaannya, nggak
179 bisa dibilang itu cemana. Nanti kalau lagi apa,
180 lagi suntuk merokok, nti kalau jumpa
181 kawan juga merokok, lagi dingin malam-
182 malam nanti merokok.. nggak terasa aja tu
183 kak...prosesnya tu ya gitu aja... cemana ya...
184 kan ada nikotin dirokok itu kak yang
185 ngebuat kita untuk terus merokok-terus
186 merokok, gitu aja nya...
187 R Waktu pertama kali ketahuan merokok ma
188 orang tua itu kapan ri?
189 E Udah lama la itu..udah jadi perokok, waktu Orangtua subyek
190 SMA gitu, waktu SMP baru-baru itu nggak mengetahui subyek
191 pernah tau.. merokok saat subyek
192 R Selain disekolah dulu, dikampus dan diluar SMA
193 rumah, ari merokok dimana lagi?
194 E Hm...dirumah.. tapi tergantung, kalau Subyek merokok
195 dirumah kosong, diterasnya atau diumah ketika romah
196 dibelakang gitu lah... pernah hari itu coba kosong.
197 merokok di kamar kan, kena marah ma mama.
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
158

198 Dibilang kau kalau misalnya merokok, jangan


199 kau merokok dikamar, ini rumah mama, kalau
200 dirumah mu sendiri iyalah suka mu kau mau
201 ngapain aja. Kalau dirumah ini patuh terhadap
202 peraturan sama mama, udah gitu ajalah.. udah
203 3 kali soalnya digituin, jadi nggak pernah lagi
204 awak merokok dikamar.. tapi diluar tetap
205 merokok lah..(sambil tersenyum)
206 R Waktu itu kan ari bilang ayah ari tahu ayah
207 merokok waktu SMP, dan ari duluan yang
208 merokok. Itu gimana ceritanya sampe ari tahu
209 ayah merokok?
210 E Yah waktu itu la.. pulang sekolah gitu awak Subyek mengetahui
211 kebelakang kan mu cuci muka, yaudah ayahnya merokok
212 terlihat ayah dibelakang lagi merokok, saat SMP.
213 yaudah ari diam aja.. abis tu ya ada
214 beberapa kali terlihat juaga merokok
215 dibelakang, tapi lebih sering diluar rumah
216 lah...
217 R Apa yang fikirkan ketika ngeliat ayah
218 merokok?
219 E Nggak ada mikirin apa-apa sih kak... ya Subjek berpikir jika
220 mungkin karena..kalau pikiran ari sih nggak ayahnya merokok
221 ada mikirin apa-apa, kalau dia merokok, maka ayahnya sendiri
222 yaudah merokok aja gitu kan, toh kan kalau yang akan
223 dia yang merokok dia sendiri yang menanggung akibat
224 nanggung resikonya. Kalau ari prinsipnya dari rokok tersebut.
225 gitu aja...

LAMPIRAN VERBATIM
Subyek 11
Wawancara I
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
159

Tanggal: 7 Februari 2009


Pukul : 19.40 20.10 Wib
Durasi : 30 Menit

Baris Iter/Itee Transkrip wawancara Pemaknaan


1 R Malam ti...
2 E Malam juga kak..
3 R Kita wawancara langsung ya...
4 E Iya kak..
5 R Siapa yang pertama kali titi lihat merokok? Orang yang pertama
6 E Ehm...papa kak.. kali subyek merokok
7 R Itu kapan? adalah papa subyek.
8 E Dari kecil ....ya..titi liat papa merokok
9 R Pas titi ngeliat ayah merokok apa yang titi Ketika pertama kali
10 pikirkan? ngelihat ayahnya
11 E Yah...pengen coba aja, tiap hari ngeliat merokok, subyek
12 ayah merokok, jadi pengen coba aja ingin mencoba
13 gimana rasa rokok itu merokok.
14 R Titi kapan mulai coba ngerokok?
15 E Ehm...kelas 1 SMA eh...nggak lah pas subyek pertama kali
16 kelas 3 SMP juga merokok saat kelas 3
17 R Gimana cerita kok sampe titi coba SMP.
18 ngerokok?
19 E Waktu SMP itu kan sering gitu ngelihat Subyek sering
20 temen-temen merokok kak, kalau pulang melihat teman-
21 sekolah gitu, duduk merokok.. gitu terus temannya merokok.
22 tiap harinya.. gimana ti nggak ikut kak...
23 pas hari tu ditawarin rokok ma kawan, ya
24 coba lah... (sambil tersenyum)
25 R Itu dari kapan ngeliat teman-teman
26 merokok? Subyek pertama
27 E Dari...ehm...kelas 3 SMP itu lah.. merokok di bilyard
28 ehm...iyalah..iya kelas 3 an gitu kak dan subyek batuk-
29 R Prosesnya gimana waktu dengan teman batuk pertama kali
30 sampe merokok? mencoba rokok.
31 E Tu.. waktu itu cabut sekolah trus
32 nongkrong di bilyard, udah nongkrong Subyek meneruskan
33 di bilyard disodorin rokok.. ya ngetes perilaku merokoknya
34 gitu, pertama batuk-batuk juga karena rasa ingin
35 pertama, trus ya dicoba-coba.. mencoba cara
36 R Kan titi batuk-batuk tu, kenapa dilanjutkan merokok yang benar
37 merokoknya? bersama teman-
38 E Nggak ada pengen....e..pertama tu mau temannya.
39 ngetes kayak yang dibilang kawan ditarik
40 lah, trus langsung dihisap baru dilepasi,
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
160

41 ditarik baru dilepasi batuk-batuk


42 lah..kawan ngajarin caranya kan... Belajar-
43 belajar terus merokok ya gitu kak ya sampe
44 bisa dan nggak batuk-batuk lagi, ada sekitar
45 2 harian lah belajarnya.
46 R Itu ngetesnya ma kawan-kawan?
47 E Iya...
48 R Klo sendiri pernah ngetes?
49 E Ya pernah juga.. itu pas 3 hari
50 kemudiannya lah coba merokok sendiri Subyek mencoba
51 dikamar, tarik hisap, tarik hisap (sambil merokok sendiri
52 tersenyum) dikamar.
53 R Pas pertama kali ngelihat ayah merokok
54 langsung tertarik untuk merokok? Subyek langsung
55 E Iya gitu..pengen langsung coba aja kak tertarik mencoba
56 (sambil tersenyum) rokok ketika pertama
57 R Ayah merokok dari kapan? kali melihat ayahnya
58 E Ayah merokok dari saya kecil kak.. merokok.
59 R Dari kecil titi ngeliat ayah merokok, ada
60 pernah kepikiran bertanya kenapa ayah Ayah subek merokok
61 merokok? sejak subyek kecil
62 E Ehm...nggak ada kepikiran kesitu, Cuma
63 ngeliat aja. Pagi sampe malam merokok Subyek tidak pernah
64 pulaknya....(sambil tertawa) bertanya kenapa
65 R Oh....gitu... waktu pertama kali merokok ayahnya merokok.
66 ngabisin berapa batang?
67 E Ehm..masih 1, 2 batang gitu...
68 R Setiap hari? Pertama kali
69 E Ya...yaiya sih kak... kan baru-baru coba itu merokok, subyek
70 makanya 1, 2 batang.. menghabiskan 1 2
71 R Semakin hari semakin bertambah jumlah batang rokok dan
72 rokoknya? semakin hari semakin
73 E Iyah kak... bertambah.
74 R Trus sampe akhirnya ,mencapai 4 batang
75 sehari gimana ceritanya?
76 E Saya kan coba-coba merokok terus ama
77 kawan, belajar sendiri, yaudah pas hari ke 5 Subyek
78 saya sudah bisa ditarik dengan benar la membutuhkan waktu
79 kan, jadi rasa candunya ada.. ehm... 1 bulan hingga
80 tapi..ehm...jadinya 4 batang perhari ada mengkonsumsi rokok
81 sekitar 1 bulanan gitu la kak kurang dan 4 batang perhari.
82 lebih (sambil tersenyum)
83 R Terus??
84 E Disitulah lah mulai terus-terusan merokok,
85 setiap habis makan merokok (sambil Setelah makan
86 tertawa) subyek merokok.
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
161

87 R Setiap abis makan pasti merokok?


88 E Iya....sampe sekarang pun kak..
89 R Sehari bisa berapa batang ngehabisin
90 rokok?
91 E Ehm... (sambil menghitung) ada sampe
92 sekitar 11 batang lah.. Kadang-kadang Subyek
93 disekolah, terus pulang sekolah, pas selesai mengkonsumsi 11
94 makan siang, baru ehm...pas nongkrong- batang rokok setiap
95 nongkrong lah, nongkrong ma temen- harinya.
96 temen...
97 R Setiap hari merokok?
98 E Iya... Setiap hari subyek
99 R Ada pernah berhenti 1 hari misalnya? merokok.
100 E Ehmmm....nggak.. tiap hari pasti merokok
101 R Orang tua tau titi merokok?
102 E Nggak tau..(sambil tersenyum) Orang tua subyek
103 R Rokok itu titi anggap sebagai apa? tidak tahu subyek
104 E Ya Bisa dibilang..... ya apa ya rasa?? Ya seorang perokok.
105 bisa dianggap sebagai temen gitu lah kak
106 bisa dibilang..
107 R Sebagai teman itu bagaimana?
108 E Kadang-kadang kalau sendiri kan yah Subyek menganggap
109 paling nggak merokok ya biar nggak rokok sebagai teman
110 suntuk nggak bosan gitu lah... jadi teman penghilang rasa
111 setia dia kak (sambil tertawa).. bosan.
112 R Pas pertama kali titi disodorin rokok ama
113 teman, titi langsung mau?
114 E Ya...(sambil tersenyum)...
115 R Kenapa??
116 E Ya karena itulah tadi ngeliat papa merokok Pertama ditawari
117 rasa pingin langsung timbul untuk coba rokok oleh temannya
118 rokok gitu lah, trus didukung pula subyek langsung
119 temen-temen saya... ya udah komplit lah mau.
120 (sambil tertawa kecil)
121 R Waktu pertama-tama merokok titi merokok
122 dimana aja?
123 E hmmm... di luar rumah lah kak.. misalnya Subyek merokok saat
124 di kede gitu, tempat2 tersembunyi gitu la pergi kesekolah,
125 kak ya.. yang orang jarang bisa tengok, dikamar mandi
126 kayak didalam pos, di rumah temen yang sekolah, saat bersama
127 kosong nggak ada orangtuanya, teman-temannya dan
128 disekolah juga kak, tapi curi-curi juga setelah makan.
129 kak, kayak di kamar mandi gitu lah..
130 R Lalu... sekarang jadwal merokoknya itu
131 gimana?
132 E Ya kadang-kadang kalau selesai bangun Subyek merokok
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
162

133 pagi, sarapan, pas mau pergi ke sekolah sebelum kesekolah,


134 itu kan ama temen pergi ke kede, entar disekolah dan
135 beli rokok.. merokok dijalan.. sepulang sekolah.
136 R Terus??
137 E Terus di sampe di sekolah kadang-kadang
138 ada temen yang bawa rokok ke sekolah,
139 merokok di WC (sambil tersenyum). Trus
140 pas pulang sekolah, nongkrong-
141 nongkrong bentar di depan sekolah,
142 merokok.
143 R Terus??
144 E Pas sampe rumah, abis makan siang Subyek merokok
145 merokok lagi... setelah makan siang
146 R Merokok dimana? dan sore hari
147 E Merokok diluar kak... abis tu sorenya pas bersama teman.
148 kalau ada kawan-kawan ada diluar,
149 gabung-gabung merokok juga.
150 R Jadi lebih sering merokok ama teman ya? Subyek sering
151 E Iya...kalau sendiri itu paling abis makan merokok bersama
152 atau lagi-lagi suntuk gitu lah. temannya dari pada
153 R Setiap habis makan pasti merokok? disaat sendiri.
154 Iya...kadang-kadang kalau ketiduran nggak
155 merokok. Tapi merokok dah jadi kebiasaan Setelah makan
156 E lah kak bagi saya... subyek merokok.
157 R Tadi dari bangun pagi sampe merokok
158 pertama kira-kira butuh waktu berapa
159 lama?
160 E Ehm....dari bangun pagi ya?
161 R Iya..
162 E Ehm....setengah jam gitulah kak atau 1 Subyek memulai
163 jam gitu. Pas bangun pagi, selesai mandi , rokok pertama dalam
164 sarapan, keluar mu pergi sekolah singgah 1 hari selang jam-1
165 ke kede sebentar, baru beli rokok, terus ya jam setelah bangun
166 merokok sambil jalan (sambil tersenyum) pagi.
167 R Tadi kan titi bilang rokok itu sebagai
168 teman, apalah alasan titi merokok setiap
168 hari sampe rokok tu jadi teman?
170 E Ya...rasa candu aja gitu kak. Kan kalau Subyek
171 bisa dibilang kan, kan ada nikotinnya tu mempertahankan
172 kak yang mendorong kita untuk terus perilaku merokoknya
173 merokok dan candu rokok tersebut kan karena adanya rasa
174 kak, jadi...yah..mungkin itu lah kak ketagihan terhadap
175 faktor pendorongnya kak, udah rokok.
176 kecanduan..
177 R Ada faktor lain?
178 E Ehm...nggak kak. Walaupun saya gabung-
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
163

179 gabung dengan kawan ehm...awalnya


180 karena kawan, terus sekarang yah merokok
181 aja... gabung ma kawan kan ngomong-
182 ngomong terus, kan suntuk juga, karena
183 saya kan pecandu rokok jadi ya...disitulah
184 saya merokoknya..
185 R Rokok titi apa?
186 E Lucky strike, malboro, ehm....kadang-
187 kadang sampoerna juga...
188 R Titi tau kalau rokok nggak baik bagi
189 kesehatan?
190 E Tau...
191 R Lalu kenapa tetap mau merokok?
192 E Itulah nggak tau kan (sambil Subyek sudah
193 tersenyum)... candu saya udah kak bisa ketagihan terhadap
194 dibilang.. rokok.
195 R Ada pernah nyesal mencoba rokok sampe
196 candu kayak gini?
197 E Waktu dulu ada pernah nyesal.. (sambil Dulu subyek pernah
198 tersenyum), apa....sempat ketauan sama menyesal merokok
199 mama merokok.. karena ketahuan oleh
200 R Oya...kapan tu? ibunya.
201 E Waktu kelas 1 SMA gitu..
202 R Gimana ceritanya?
203 E Ketahuannya tu...pas malam-malam, mama
204 masuk kamar rupanya kecium bau rokok,
205 akhirnya ketahuan dan saya ngaku kalau
206 saya merokok..
207 R Terus mama gimana? Subyek dimarahi
208 E Yah...mama emang maafin, tapi saya ibunya ketika
209 dimarah juga lah..(sambil tertawa) ketahuan merokok.
210 R Terus ada berhenti merokok?
211 E Ehm...ada sekitar seminggu tapi kalau Subyek tidak
212 dikamar aja nggak merokok, tapi diluar merokok selam 1
213 tetap merokok (sambil tertawa). minggu didalam
214 Kalau di kamar itu kak, malam-malam lah kamar.
215 ya, lagi suntuk merokok sebatang 2 batang,
216 ada penyimpanan di kantong celana (sambil
217 tersenyum).
218 R Selain papa siapa lagi yang merokok
219 dirumah? Abang subyek
220 E Saya dengan abang aja yang merokok, seorang perokok.
221 papa dah berhenti..
222 R Sejak kapan papa berhenti merokok? Ayah subyek
223 E Ehm...sejak saya kelas 1 SMA.. berhenti merokok
224 R Kenapa ayah berhenti? saat subyek kelas 1
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
164

225 E Yah..mungkin karena darah tinggi, terus SMA.


226 sakit-sakit gitu kak..
227 R Abang tau kalau titi merokok?
228 E Tau...bagi-bagi rokok pun kami, Subyek berbagi
229 dikamar tu kalau saya ada rokok saya rokok dengan
230 bagikan kedia, dia juga kalau ada rokok abangya.
231 bagikan kesaya (sambil tersenyum)
232 R Oya....Abang kelas berapa?
233 E Kelas 3 SMA, Cuma beda 1 tahun kami.. Subyek lebih dulu
234 tapi duluan saya kak merokoknya, merokok daripada
235 walaupun dia abang (sambil tertawa) abangnya.
236 R Tadi ti bilangkan kalau disekolah ti
237 merokok, biasanya merokok dimana?
238 E e...kalau disekolah SMP gitu kan ti Subyek sering
239 sering merokok di WC gitu kak ma ketahuan merokok
240 kawan, pas istirahat lah kadang juga disekolah dan
241 dibelakang sekolah gitu kan... dihukum.
242 kalau sekarang tetap masih di WC
243 (sambil tersenyum), kayaknya WC emang
244 tempat paling aman.. (sambil tersenyum)
245 R waktu SMP pernah ketahuan merokok?
246 E Pernah kak 3 kali tu...(sambil tersenyum.. Subyek ketahuan 3
247 R Gimana ceritanya tu? kali merokok.
248 E 2 kali kami ketahuan merokok di WC, 1
249 kali dibelakang sekolah... Waktu yang
250 pertama kali ketahuan itu, kan lagi
251 nggak ada guru tu yang masuk, yaudah
252 teman ti ngajak ngerokok ke WC,
253 yaudah ikut lah... ada 3 orang tu kami..
254 pas lagi merokok dikamar mandi tu,
255 eh..rupanya guru ti tu lagi dikamar mandi
256 juga.. yaudah digedor lah pintu kamar
257 mandi, ya...nggak bisa ngelak lagi kami
258 tu...(sambil tersenyum)
259 R Lalu gimana reaksi guru ti?
260 E Ya marah-marah lah dia kak, dibilang Subyek dihukum
261 nya kalian saya nggak ada dikelas dengan dipermalukan
262 bukannya belajar, malah merokok, kami dilapangan sambil
263 nunduk aja kak... yaudah kami dibawa ke menghisap 7 batang
264 BP, trus dihukum lah... rokok
265 R Dihukum gimana?
266 E dimaluiin di tengah lapangan, terus
267 e...digantung dileher gitu kayak nama
268 bawasannya saya nggak merokok lagi,
269 terus 7 batang rokok ditaruk di mulut
270 disuruh hisap.. gitu lah....
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
165

271 R lalu kalian bagaimana?


272 E Ya mau-nggak mau kami jalani kak Subyek tidak
273 hukumannya... selama 4 hari tu kami merokok selama 4
274 nggak merokok disekolah, tapi hari ke 5 hari dan kembali
275 merokok lagi... merokokkarena tidak
276 R Kenapa merokok lagi? tahan untuk tidak
277 E Ya...nggak enak gitu kak kalau nggak merokok.
278 merokok, kalau tunggu pulang sekolah
279 kelamaan (sambil tersenyum)...
280 R Kalau sekarang gimana?
281 E Maksudnya?
282 R Ada merokok di sekolah?
283 E Ada lah kak... di WC juga.... (sambil Sekarang subyek
284 tersenyum).. oh kadang-kadang di e...kayak tetap merokok
285 ada apa tu...e... bangunan nggak terpake disekolahnya diWC
286 gitu dibelakang sekolah kak, disitu lah dan dibelakang
287 sering juga merokok. sekolah.
288 R Pernah ketahuan?
289 E e...Cuma sekali..
290 R gimana ceritanya?
291 E Ya..e... baru-baru 6 bulan yang lalu lah Subyek ketahuan
292 kak...waktu tu lagi istirahat kak, kalau merokok dan
293 istirahat kami sering kesitu, ya udah dihukum.
294 merokok... kayaknya ada yang bilang
295 gitu kami sering merokok dibelakang.
296 Yaudah kena razia mendadak kami...
297 (sambil tersenyum)
298 R Lalu gimana?
299 E Em....biasa lah dibawa ke BP.. dihukum
300 juga, hukumannya sama kayak waktu
301 SMP dulu, tapi ni disuruh lari keliling
302 lapangan 3 kali sambil buka baju gitu
303 dan rokoknya lebih banyak sampe 10
304 batang...Sekarang dah jarang kami
305 merokok disekolah kak, karena
306 peraturannya dah lebih ketat, sering ada
307 razia gitu...Tapi sekali-sekali pernah juga
308 lah (sambil tersenyum)
309 R Apa yang titi rasain kalau nggak merokok
310 dalam 1 hari?
311 E Ya...e...nggak enak gitu la badan kak, Subyek merasa
312 e..agak pusing gitu, lidah e.agak pahit pusing dan lidahnya
313 gitu...rasanya pengen mencari rokok itu pahit bila tidak
314 aja.. kadang-kadang sisanya rokok merokok dalam 1
315 diluar saya bawa pulang dikamar biar hari.
316 bisa merokok..
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
166

317 R Baiklah...itu sekarang wawancaranya ini


318 aja dulu, nanti kakak hubungi lagi ya...
319 E Iya kak...
320 R Makasi titi...
321 E Sama-sama kak.....

LAMPIRAN VERBATIM
Subyek 11
Wawancara II

Tanggal: 13 Februari 2009


Pukul : 12.00 12.30 Wib
Durasi : 30 Menit

Baris Iter/Itee Transkrip wawancara Pemaknaan


1 R Titi kan pertama ngelihat orang merokok
2 itu kan papa, itu gimana ceritanya dari titi
3 lihat ayah merokok sampe titi ingin coba
4 rokok?
5 E Ya..... papa kan merokok dirumah, jadi Subyek
6 titi liat papa merokok dengan cara memperhatikan cara
7 ngisapnya kayaknya enak banget, enak merokok ayahnya
8 dia, santai dia, enak gitu kan, jadi rasa hingga subyek ingin
9 pengen coba itu ada gitu.. pernah juga mencobanya.
10 dulu kepikiran klo ngelihat papa dan
11 orang-orang merokok gitu kan kayak
12 ada kelihatan lebih anggar gitu kak..
13 R Dari dulu titi lihat papa merokok? Subyek melihat
14 E Iya...dari kecil.. ayahnya merokok
15 R Papa biasanya sering merokok dimana? dari kecil.
16 E Ehm...dirumah aja, diluar juga, dirumah
17 sering..sering kali tu kalau abis makan Ayah subyek
18 merokok dimeja makan didepan kami, merokok didalam dan
19 terus kalau lagi nonton lah....tapi diluar rumah.
20 sekarang papa udah nggak merokoklagi
21 kak..
22 R Pas pertama kali titi coba rokok yang
23 dengan kawan itu kan titi langsung mau, itu
24 kenapa?
25 E Ya....pengen coba aja kak, lagian juga Subyek meneruskan
26 kan nggak enak juga kak ma kawan... merokok karena rasa
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
167

27 e.....ya pengen dilihat teman tu jadi ingin mencoba dan


28 kayak sama la gitu kak, mereka ingin terlihat sama
29 merokok, titi juga merokok.. dengan temannya.
30 R Titi kan pernah belajar merokok sendiri
31 dirumah, tu gimana ceritanya sampe titi
32 bisa merokok dengan benar?
33 E Ya...ceritanya ti lagi dikamar, diambil Titi mempelajari cara
34 rokoknya yang beli dari pulang sekolah ya merokok yang benar
35 kan kak, ti bakar, pertama ti apa? E.....ti sendiri dikamar.
36 pengen ditarik gitu la kak rokoknya, pas
37 udah ditarik, masih agak batuk-batuk juga
38 pertamanya, terakhir kali nya nyoba
39 tariknya akhirnya bisa...
40 R Apa yang titi rasain ketika sedang
41 merokok?
42 E Nggak ada ti lebih konsentrasi aja gitu, Subyek merasa
43 kayak nganggap rokok itu temen gitu, dengan merokok
44 ya...lebih tenang la, nggak mikirin apa-apa dapat menambah
45 gitu... konsentrasi dan lebih
46 R Lalu....titi bilangkan semakin hari rokok titi tenang.
47 dari awal coba semakin bertambah, itu
48 bertahap dan dilatih gitu?
49 E Iya lah kak... pertama dilatih-latih gitu, Subyek sudah
50 terus udah bisa ditarik ketergantungan ketergantungan
51 jadinya kak. Jadi tiap apa.. abis makan, dengan rokok
52 tiap nongkrong, sendiri pasti
53 membutuhkan rokok.
54 R Kenapa tiap abis makan titi harus
55 merokok?
56 E e...biar rasanya...keyak mana ya kak...beda Merokok setelah
57 rasa abis makan merokok dengan kalau makan rasanya
58 kita lagi jalan gitu beli rokok.. pokoknya berdeda
59 lebih enak aja lah kak.. dibandingkan
60 R kalau bersama teman pasti merokok? merokok disituasi
61 E Iya... ti pasti merokok kalau lagi dengan yang lain.
62 teman..
63 R Biasanya nongkrong dimana aja?
64 E Ya di warung dekat rumah, di sun, terus Subyek merokok
65 di tempat tongkrongan lah kak... bersama temannya di
66 R Biasanya dengan teman siapa yang mulai tempat-tempat
67 merokok? nongkrong.
68 E Ehm....apa...teman-teman yang mulai
69 merokok.. tapi tergantung juga kak siap
70 yang ada rokok.. kalau satu orang nggak
71 ada rokok, patungan lah kak beli rokoknya..
72 R Terus...kalau beli rokok uangnya dari
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
168

73 mana?
74 E Ya dari uang jajan yang dikasih Subyek membeli
75 mama..(sambil tertawa kecil).. rokok dari uang
76 R Kan kemaren ti bilang merokok diluar jajannya.
77 rumah, selain itu?
78 E Ehm... dikamar paling ada dikamar Subyek merokok
79 sendiri gitu sambil dengerin MP3 ya didalam kamar baik
80 merokok... atau dikamar kalau teman sedang sendirian
81 datang kumpul-kumpul ma kawan.. maupun bersama
82 R Kalau merokok dikamar pernah ketahuan temannya
83 mama?
84 E e..karena temen yang dari luar datang.. jadi Mama subyek tidak
85 kadang-kadang kan mereka merokok mengetahui bahwa
86 didalam kamar, jadi dah terbiasa didalam subyek perokok dan
87 kamar tu ada asap rokok gitu..Yang mama Mama subyek tidak
88 tau temen-temen yang merokok, titi tahu bahwa subyek
89 nggak..(sambil tersenyum).. Karena kan merokok dikamar
90 hidupi kipas angin, baru semprot
91 pengharum ruangan itu..jadi nggak
92 ketahuan kak...(tersenyum)
93 R Kemaren tu kan titi bilang pernah ketahuan
94 merokok ma mama, tu gimana ceritanya?
95 E Ceritanya, ti pulang sekolah, baru deket
96 ma mama, tercium hawa rokoknya gitu
97 kak, terus katanya kok bau rokok ni?
98 Coba cium tangannya gitu katanya
99 kak. Terus dicium la tangan ti, ada
100 kuning-kuning dijari bekas nokotin
101 rokok tadi kan, terus dicium, katanya
102 ini bau rokok, kamu merokok ya?
103 Katanya gitu...
104 R Terus?
105 E Pertama ngelak gitu ya kan kak, nggak-
106 nggak temen, kata ti, terus ditanya-tanyain
107 terus kayak gitu, baru terakhir ngaku
108 sendiri lah...
109 R Terus mama gimana?
110 E Ya...nggak dikasih uang jajan selama 2 Subyek dihukum
111 hari..(sambil tertawa kecil).. terus titi tidak diberi jajan
112 bilang nggak merokok lagi ma selam 2 hari karena
113 mama..semenjak dari situ mama tau nya titi ketahuan merokok
114 nggak merokok lagi.. oleh mamanya.
115 R Abangkan merokok, pernah merokok
116 bersama-sama?
117 E Sering pun...
118 R Dimana biasanya? .
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
169

119 E Kalau lagi nongkrong ketemu bareng Subyek sering


120 lah.. kadang-kadang kan tempat bersama abangnya
121 nongkrongnya sama, ntah kadang- diluar maupun
122 kadang di Sun kan gitu kak , ya disitulah didalam kamar
123 bagi rokok nya.. kalau dirumah ya dengan rokok sisa.
124 rokok sisa lah..
125 R Maksudnya rokok sisa?
126 E Kalau kan titi keluar gitu misalnya, ti kan
127 beli rokok, ya dia minta juga. Ya
128 merokok lah kami dikamar...
129 R Kan yang duluan merokok titi, gimana
130 ketahuannya abang ternyata merokok juga?
131 E Ya...titi ya... ti liat di merokok dikamar, ti
132 bilang dah merokok ya?..jadi merokok
133 bersama...
134 R Titi tau kerugian dari merokok itu apa? Subyek tahu kerugian
135 E Ya..tahu sih.. dari merokok.
136 R Apa yang titi tau?
137 E Ya..kena radang paru-paru...terus apalagi
138 ya? (sambil garuk-garuk kepala)...e...bisa
139 impoten..(sambil tertawa kecil)..e..apa lagi
140 ya.. e...kayak yang dibungkusnya itu lah
141 ka...(tersenyum).. kanker, tah apa...
142 R Kalau keuntungan rokok itu menurut titi Keuntungan merokok
143 apa? bagi subyek adalah
144 E Kalau bagi titi rokok itu kayak sebagai teman dan
145 e.....kayak penambah apa kak, penghilang rasa
146 penambah...e....teman gitu lah kak...biar bosan.
147 nggak suntuk gitu lah kak...
148 R Semua teman-teman titi merokok? Tidak semua teman
149 E e..yang ti tau iya... eh...ngak semua juga subyek merokok.
150 lah kak...
151 R jadi...alasan utama titi mempertahankan Subyek
152 merokok itu apa? mempertahankan
153 E Kayaknya udak ketergantungan gitu lah perilaku merokok
154 kak...ketergantungan gitu... karena
155 R pernah nggak merokok? ketergantungan.
156 E Pernah 1 minggu dulu kak, karena sakit
157 batuk gitu....dah gitu sembuh, pergi Subyek pernah 1
158 gabung-gabung lagi, baru ditawari rokok, minggu tidak
159 ni ti rokok katanya, ya merokok lagi, merokok.
160 ntah kayak ada rasa gitu mu ambil lagi
161 kak... jadi merokok lah...
162 R Kalau lagi gabung ma teman yang Subyek selalu
163 merokok, titi pernah nggak merokok? merokok bila
164 E e...nggak sih...pasti merokok... bersama temannya.
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
170

165 R untuk sekarang ada niat untuk merokok?


166 E Ehm...nggak kak.. belum ada niat Subyek belum
167 walaupun banyak ruginya kan kak... berniat untuk
168 (sambil tertawa) berhenti merokok.
168 R Sekarang mama ada meriksa titi lagi gitu?
170 E Ehm...nggak.. pernah lagi karena mama Mama subyek tidak
171 pun jarang dirumah sekarang.. curiga kalau subyek
172 R Mama kemana? merokok karena
173 E e..apa mama sering keluar ama tante gitu mamanya jarang
174 jalan-jalan (tersenyum).. dirumah.
175 R papa gimana?
176 E Papa nggak tahu, papa lagi di Papa subyek tidak
177 Kalimantan, jarang pulang... mengetahui subyek
178 R Papa nggak pernah nanya? merokok.
179 E e...Nggak...nggak pernah tanya sekalipun
180 titi merokok apa nggak kak..
181 R Semenjak ketahuan yang dulu itu, mama
182 nggak pernah nanya-nanya lagi?
183 E Nggak...
184 R Mama tahu abang merokok?
185 E Nggak... karena cemana ya kak ya..yang Mama subyek tidak
186 sering kerumah pun kawan-kawan dari tahu bahwa abang
187 abang, kawan titi juga, 1 band gitu kan, jadi subyek juga perokok.
188 sering ngumpulnya dikamar gitu kan,
189 denger-denger lagu, cari lagu, nah disitulah
190 apa...ehm...merokok-merokok gitu... jadi
191 mama tahunya titi nggak merokok,
192 abangpun nggak merokok..

LAMPIRAN VERBATIM
Subyek 11
Wawancara III

Tanggal: 28 Februari 2009


Pukul : 12.00 12.20 Wib
Durasi : 20 Menit

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
171

Baris Iter/Itee Transkrip wawancara Pemaknaan


1 R Ayah titi kan dari titi kecil udah merokok,
2 sejak kapan titi merhatikan ayah titi
3 merokok?
4 E Dari kecil lah kak.. tapi pas kelas 5 SD tu Subyek mulai
5 lah coba rokoknya, ya..ya...gitu deh.. memperhatikan
6 R Bagaimana ceritanya? ayahnya merokok
7 E Ehm...Diperhatikan lah ayah merokok sejak kelas 5 SD, lalu
8 kak, emang sih nggak diperhatikan kali, mencobanya, karena
9 ngelihatnya rasanya enak gitu. Terus- batuk-batuk subyek
10 terus titi liat ayah merokok, ya udah titi tidak
11 ambil rokok ayah 1, tes merokok ma meneruskannya.
12 abang waktu kecil itu kelas 5 itu..ehmm..
13 yaudah ngetes gitu kak, batuk-batuk
14 kak, panas kayak apa gitu tenggorokan
15 kak...
16 R Terus...??
17 E Ehm...kan kan titi ambil rokok ayah 1 kan
18 titi ngelihat ayah merokok enak kali gitu,
19 jadi titi ambil 1, papa pas itu kan papa pergi
20 kerja, ya merokok diteras dibelakang sofa
21 teras gitu ama abang, yaudah merokok-
22 merokok aja, terakhir emang ketahuan
23 sama mama, tu kok ada rokok disitu
24 katanya (sambil tertawa kecil)..
25 R Terus bagaimana reaksi mama?
26 E Ehm..nggak ada...kena marah lah, Mama subyek
27 dicubit, dibilang jangan lagi merokok memarahi dan
28 tapi nggak diaduin ke papa... mencubit subyek
29 R Lalu? ketika ketahuan
30 E Ya berhenti kak karena batuk-batuk kan merokok.
31 terus dimarahi mama..kan masih kecil kak
32 Cuma pengen coba aj, penasaran kan ama
33 rasa rokok itu.. SMP baru mulai lagi..
34 R Kenapa dilanjutin lagi pas SMP itu? Subyek menerima
35 E e.... itu lah karena teman tapi.. tawaran temannya
36 kan itu waktu pertama titi disodorin teman, merokok karena
37 R gimana reaksi titi waktu ditawarin teman merasa tidak enak
38 itu? dengan temannya.
39 E Waktu ditawari teman itu..e... emang
40 pertama mau nggak mau gitu lah kak,
41 pertama nggak mau gitu, terus kan
42 terakhir titi yang ambil sendiri tu lah
43 karena nggak enak juga ma kawan kan
44 semua merokok masa titi nggak...(sambil
45 tertawa kecil)
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
172

46 R Kenapa titi awalnya agak nggak mau itu?


47 E Ehm... karena kan kemaren tu udah
48 batuk-batuk gitu kan, jadi nggak mau
49 merokok, tu juga masih kecil dulu. Tapi
50 karena kawan tadilah makanya dicoba
51 lagi...
52 R Dulu bagaimana pikiran titi tentang rokok? Subyek ingin
53 E Ya...kan keluar asap gitu... kayak mana ya.. mencoba rokok
54 ehm... kan papa kan sering main-mainin karena
55 asap gitu kan,masih kecil dulu kan kak memperhatikan
56 jadi mau ngetes gitu.. susah memang, ayahnya ketika
57 nggak bisa ti makanya batuk-batuk lah... bermain dengan asap
58 R Apa yang titi pikirin waktu titi liat papa rokok.
59 maen-maenin asap gitu?
60 E Yah...pengen aja, pengen buat kayak
61 yang papa buat gitu...
62 R bisa titi ceritain gimana semakin hari
63 rokok titi semakin bertambah dari dulu
64 sampe sekarang?
65 E Itu....berjalan dengan sendirinya kak.. Semakin lama jumlah
66 ya...titi kayak kecanduan gitu la kak.. rokok subyek
67 kayak yang ti bilang gitulah abis makan bertambah karena
68 merokok... kek mana ya kak, kan dirokok kecanduan.
69 itu ada nikotin gitu kan, jadi ada rasa
70 candu gitu kak..semakin hari nggak
71 terasa gitu kak, awalnya 1 2 batang
72 gitu, lama-lama udah sampe 11 batang
73 gitu kak... kan semakin lama banyak
74 kawan juga kan, nongkrong-nongkrong..
75 ya gitulah kak....
76 R Setiap hari titi pasti menghabiskan 11
77 batang?
78 E Hm...nggak pasti juga sih kak.. Subyek
79 R Nggak pasti gimana dek? mengkonsumsi rokok
80 E Keadaannya...hm...tergantung hm..duitnya dalam jumlah sedikit
81 juga kak. Kalau duitnya sedikit ya ketika tidak memiliki
82 jumlah rokoknya berkurang (sambil uang.
83 tertawa kecil)
84 R Berkurang gimana dek?
85 E Hm...ya kalau lagi nggak ada duit gitu
86 kak minimal 4 batang gitu perhari kak..
87 tapi jarang... seringnya 11 batang gitu
88 kak.. kadang kan walaupun nggak ada duit
89 juga kan, duduk-duduk ma kawan ada juga
90 ditawari rokok kan, lumayan
91 gratis..(tertawa kecil)
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
173

92 R Keadaan yang bagaimana biasanya titi


93 banyak merokoknya?
94 E Hm..keadaan lagi sendiri gitu biasanya Subyek banyak
95 kan sendiri ngearasa bosan gitu kan, menghabiskan
96 rokok itu tadi lah temannya, atau malam jumlah rokok ketika
97 gitu kan karena udaranya dingin jadi merasa bosan, malam
98 lebih hangat aja.. lagi sama teman juga hari, dan bersama
99 ngobrol-ngobrol gitu.. kalau duduk ma teman.
100 teman lama kali gitu kan, kadang bisa juga
101 tu sampe 14 batang gitu dalam 1 hari.
102 R Kemaren kan titi bilang dirumah merokok
103 di kamar, selain dikamar biasanya dimana
104 lagi?
105 E Kalau dirumah kalau mama nggak ada Subyek merokok di
106 ya... diteras lah, terus diruang tamu, rumah ketika mama
107 kalau kosong rumah, ya disitu lah kak.. subyek tidak berada
108 R Adik dirumah gimana lihat titi merokok? di rumah.
109 E Hm..adik ya nggak pa pa... nggak ada
110 macam-macam dia, biasa aja.. paling Cuma
111 ada nanya kok ti merokok, tapi ti bilang tu
112 urusan orang gede, yaudah diam aja dia....
113 R Pernah diaduin ke mama kalau titi merokok Adik subyek tidak
114 dirumah? pernah mengadukan
115 E Nggak...nggak pernah sih.. subyek yang
116 R Kemaren kan titi bilang papa nggak tau titi merokok dirumah.
117 merokok, titi kan pernah ketahuan
118 merokok, mama nggak ada bilang ke papa
119 titi merokok?
120 E Nggak pernah kak... toh sampe sekarang Ayah subyek tidak
121 juga papa nggak pernah nanya-nanya mengetahui bahwa
122 gitu ma titi, singgung-singgung pun ttg subyek perokok.
123 rokok nggak pernah..
124 R Waktu pertama kali ketahuan ma mama
125 merokok, bagaimana reaksi mama?
126 E Ya...marah juga la kak... di cubit, ya Mama subyek marah
127 dicubit aj kak..(sambil tertawa kecil), dan mencubit subyek
128 teruskan kayak yang ti bilang tu nggak ketika subyek
129 dikasih jajan 2 hari... ketahuan merokok.
130 R Selanjutnya mama nggak pernah meriksa
131 titi lagi?
132 E Emang selama seminggu ada lah kak, Mama subyek
133 selama seminggu. Tiap ti pulang sekolah memeriksa subyek
134 atau ti pulang dari mana gitu, pulang selama 1 minggu,
135 kerumah, dilihatnya tangan ti, karena kan tapi sekarang tidak
136 nikotin kan ada lengket ditangan gitu, lagi lagi karena
137 ya...sebelum pulang biasanya bersih- mama subyek jarang
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
174

138 bersihin tangan dulu lah pake sabun gitu, di rumah.


139 trus agak-agak pake parfum gitu kan
140 (sambil tersenyum). Tapi Cuma diliat gitu
141 aja.. Cuma seminggu aja kayak gitu,
142 sekarang udah nggak lagi, kan mama
143 juga jarang dirumah...
144 R Waktu pertama kali ketahuan ma mama ti
145 merokok itu kapan?
146 E Ehm...itu baru-baru merokok gitu lah Subyek ketahuan
147 kak.. baru-baru 1 batang sampe 1 merokok ketika baru
148 batang setengah nyanting ma kawan gitu mencoba rokok.
149 kak..
150 R Nyanting itu apa?
151 E Nyanting tu kongsi ma kawan kak, 1
152 batang rokok kongsi-kongsi ngisapnya
153 kak..
154 R Bagaimana perlakuan orang tua titi kalau
155 anaknya buat salah gitu?
156 E Hm....kalau papa.. kalau masih kecil Papa subyek akan
157 dulu ya kak, dilibas gitu kak pake rotan memukul anaknya
158 (sambil tersenyum), kalau dengan mama ketika berbuat salah
159 Cuma dicubit-cubit aja, palingan juga dan mama subyek
160 dimarah-marah aja.. tapi kalau sekarang hanya memarahi dan
161 papa nggak gitu lagi kak, kan papa juga mencubit anaknya
162 jarang dirunah kan, paling mama lah suka yang berbuat salah.
163 marah-marah kalau kami buat salah...
164 R Setiap buat salah papa pasti mukul?
165 E Dulu seringnya gitu kak, apalagi kalau
166 bandel kan, gangguin adek gitu sampe
167 nangis, biasanya papa marah gitu, jadi
168 mukul gitu, tapi sekarang nggak lagi kok..
168 R Terus, waktu ngelihat papa merokok itu, titi
170 udah tau rokok itu bagaimana bahaya
171 rokok?
172 E Hm...apa ya... dulu yang titi tau rokok tu Subyek mengetahui
173 bisa serangan jantung, tu lah waktu kecil bahaya rokok
174 itu... sebelum subyek
175 R Dari mana titi tau? mencoba rokok dari
176 E Om yang bilang tu.. om nya.
177 R Gimana om bilang?
178 E Waktu itu kan waktu SD itu lah.. titi kan
179 dah liat papa merokok, terus om waktu itu
180 juga lagi merokok, terus titi ada bilang ma
181 om boleh titi tes?, oh jangan, nanti kena
182 serangan jantung, gitu kata om... yaudah
183 nggak titi tes disitu..
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
175

184 R Kenapa tetap dicoba rokok pertamanya,


185 kan udah tau kena serangan jantung?
186 E Ya...karena ngelihat papa tadi, Subyek mencoba
187 penasaran aja. Papa aja kan nggak kena rokok pertama karena
188 serangan jantung, jadi saya pikir kan, melihat ayahnya
189 karena papa kan kok makin banyak yang merokok dan
190 merokok nya, kok makin enak, nggak tidak terserang
191 ada kena serangan jantung juga, jadi penyakit jantung.
192 nggak percaya aja gitu rokok bisa bikin
193 serangan jantung..
194 R Waktu SMP itu kan coba rokok lagi, titi
195 udah tau lebih banyak tentang bahaya
196 merokok?
197 E Udah banyak kak.. tahu dari temen-temen Waktu SMP subyek
198 gitu, bicara-bicara gitu ma teman yang mengetahui lebih
199 lebih tua yang kasih tau juga... lanjut bahaya rokok
200 R Udah tau bahaya rokok gitu kok tetap dar teman-teman
201 merokok SMP itu? yang lebih tua dari
202 E Karena... karena kan pertama karena subyek dan subyek
203 kawan itu juga kan, candu gitu juga ada tetap melanjutkan
204 kak setelah coba itu kak, emang pertama perilaku merokok
205 ada ketakutan juga dengar berita gitu karena kecanduan.
206 pertama-tama gitu kak ya.. ketakutan gitu,
207 tapi rasanya nggak mungkin lah rokok
208 bisa buat penyakit gitu, karena kan
209 banyak ti liat orang merokok, ti pikir
210 kan orang ni banyak yang merokok,
211 tapi nggak ada yang mati, yaudah lah
212 dicoba aja lah...
213 R Sampe sekarang titi percaya seperti itu?
214 E Kalau untuk sekarang ti percaya penyakit
215 itu kak, tapi kan nggak lah pas orang
216 merokok langsung mati (sambil
217 tersenyum)...
218 R Ooo gitu... lalu, teman titi semua merokok?
219 E Hm...emang nggak semua lah, tapi Teman subyek
220 sebagian besar merokok.. sebagian besar
221 R Kemarenkan ti bilang kalau ma teman pasti perokok.
222 merokok, bagaimana kalau teman ti lagi
223 nggak merokok?
224 E Ya...titi tetap merokok kak, walaupun Subyek tetap
225 teman nggak merokok.. kan nggak enak merokok walaupun
226 gitu kak kalau lagi ngobrol-ngobrol gitu bersama temannya
227 nggak merokok, ada yang kurang aja.. yang tidak merokok.
228 R Dulu kan waktu sekolah titi beli rokok dari
229 uang jajan, pernah ngerasa kurang uang
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
176

230 jajannya?
231 E Nggak pernah....kalau untuk beli rokok Subyek tidak merasa
232 pasti ada aja uang, walaupun Cuma kekurangan uang
233 seribu perak ada, kalau nggak keluar, jajan karena membeli
234 paling nggak nanti ada teman yang rokok.
235 nongkrong, ya..minta rokok dia gitu,
236 kadang minta dibeliin rokok...
237 R Hubungan titi dengan orangtua titi gimana?
238 E Hm...biasa aj kak. Ama mama lebih dekat Subyek lebih dekat
239 dari pada ma papa. Paling ada ma mama dengan ibunya
240 komunikasi lebih lancar lah, dulu sering daripada ayahnya.
241 kami cerita-cerita gitu, tapi sekarang jarang Walaupun ayahnya
242 kak.. titi kan dah sering keluar kan, mama jarang dirumah,
243 pun sering keluar sekarang, jalan-jalan aja tetapi ayah subyek
244 kerjanya (sambil tersenyum)...kalau dengan tetap berkomunikasi
245 papa... Ya..gitu la kak, kan papa jarang dengan subyek.
246 dirumah, kan sering tugas diluar kota
247 gitu...tapi tiap telepon kan pasti ngobrol
248 ngobrol ma keluarga, ma titi juga. Sekali
249 pulang gitu kan kadang-kadang pulang
250 papa, 2 hari kemudian pergilah
251 sekeluarga gitu kak.. liburan gitu kak,
252 entah ke prapat gitu kak, ke danau toba gitu
253 lah...
254 R Bagaimana harapan titi dengan perilaku
255 merokok titi yang sampe sekarang masih
256 berlanjut?
257 E e...memang rasanya pengen berhenti Subyek tidak bisa
258 juga, tapi kayaknya belum bisa lah kak.. berhenti merokok
259 entah karena efeknya belum nampak karena efek dar
260 ama titi, entah karena nikotinnya itu rokok belum
261 yang buat candu.. kayak gitu lah... jadi dirasakan secara
262 kalau bisa dibilang karena candu itu dan langsung dan
263 efeknya juga belum ada, makanya merokok kecanduan.
264 terus..

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
177

LAMPIRAN VERBATIM
Subyek 11I
Wawancara I

Tanggal: 8 Februari 2009


Pukul : 20.00 20.25 Wib
Durasi : 25 Menit

Baris Iter/Itee Transkrip wawancara Pemaknaan


1 R Malam odoy...
2 E Malam mbak...
3 R Wawancaranya langsung aja ya...
4 E Sip kak..
5 R Kapan pertama kali odoy mencoba rokok?
6 E Ehm..pertama kali kelas 2 SMP.. kan Subyek mencoba
7 waktu kelas 2 SMP tu liat kawan-kawan rokok pertama kali
8 sering diwarung depan sekolah gitu kan pada kelas 2 SMP
9 ngumpul sebelum pulang sekolah. dan rokok membuat
10 Yaudah pergi kesitu lah, liat kawan- subyek ketagihan
11 kawan merokok disitu.. beli rokok
12 sendiri odoy... coba ngerokok.
13 yaudah...gitu disitu saya mulai merokok,
14 pertama-tama sih Cuma mencoba doang,
15 apa sih rokok itu? Saya coba
16 rokok..Ternyata ketika saya udah tau apa
17 arti rokok, kok itu membuat ketagihan..
18 R Lalu?
19 E e.....karena rokok itu buat ketagihan...e..
20 sampe sekarang rokok itu masih terasa
21 nikmat aja gitu mbak..
22 R odoy pertama kali ngelihat orang merokok Orang pertama yang
23 ngelihat siapa? subyek liat merokok
24 E Dari ayah.. adalah ayahnya.
25 R Waktu ngeliat ayah merokok apa yang odoy Ketika melihat
26 pikirkan? ayahnya merokok
27 E Ya... rasa ingin tau itu pasti ada kan...e.. timbul rasa ingin tahu
28 ya...yang pertama rasa ingin tau..yang dan ingin mencoba
29 kedua rasa ingin coba, apa sih sebenarnya rokok.
30 rokok dan kenapa ayah sampe merokok...
31 R Ayah merokok dari kapan?
32 E Dari saya kecil mbak.. (sambil Ayah subyek
33 tersenyum).. merokok sejak
34 R Lalu, sudah lama memperhatikan ayah subyek kecil.
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
178

35 merokok?
36 E Ehm...kalau memperhatikan secara detail Subyek
37 sih nggak pernah, karena odoy tu ingin memperhatikan ayah
38 tahunya agak besar gitukan karena...ya merokok setiap hari
39 mungkin....karena odoy ngelihat ayah gitu, sehingga timbul rasa
40 maksudnya gini e...disetiap saat dirumah ingin mencoba untuk
41 kan odoy masih bersama ayah, e... dan merokok seperti
42 ayah tu seperti odoy sekarang kan setiap ayahnya.
43 waktu dengan rokok.. e...mungkin dari
44 situ gitu karena setiap hari kan e...kecil
45 dan beranjak besar kita ingin tahu
46 mungkin bisa semakin besar, disitu
47 mungkin kita akan bertanya apa yang
48 dilakukan orang tua kita pengen tau
49 gitukan, disitu barulah mengerti itu apa
50 sih yang dipegang-pegang, setelah tahu
51 itu rokok, itu rokok gitu ya...kemudian
52 ingin mencoba rokok, itu enak nggak..
53 R o...
54 E eh dulu kan mbak ada yang dijual bon-bon
55 kayak rokok, itukan manis.. nah jadi pengen
56 tahu apa rokok itu manis juga kayak bon-
57 bon itu rokok yang dihisap oleh ayah, tapi
58 kok nggak bisa dibakar, coba-coba merokok
59 kayak ayah gitu lah... mungkin itu kan yang
60 dipikir waktu kecil dulu. Setelah tahu rokok
61 yang betulannya, ada yang manis, ada yang
62 nggak ada rasanya..
63 R Dimana pertama kali nyoba rokok? Subyek mencoba
64 E Ehm...pertama kali nyoba rokok didepan rokok pertama di
65 sekolah.. warung yang berada
66 R Gimana tu kejadiannya? didepan sekolahnya
67 E Pertama datang sekolah kan waktu SMP, dan subyek merokok
68 sekolahnya kan siang, itu datang sekitar bersama teman-
69 jam-jam..ehm..masuk hari itu jam 1, temannya.
70 datangnya sekitar jam 12. Pas didepan
71 sekolah itu biasanya ada warung, ada
72 warung itu, disana tu ada temen-temen,
73 temen-temen pada merokok, ehm... ya
74 merokok lah..coba rokok gitu
75 R Dulu beli rokok uang nya dari mana?
76 E Ehm...beli rokok dari uang jajan kak... Dulu subyek membeli
77 masih sekolah kan dapat uang jajan, yaudah rokok dari uang jajan
78 dari uang itu lah.. kan nggak tau orang tanpa sepengetahuan
79 tua, kalau sama-sama nggak ada uang ma orang tua.
80 kawan, patungan kami kak, terus merokok
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
179

81 sama-sama (sambil tersenyum)


82 R Kalau sekarang?
83 E Sekarang ya..dari jajan juga.. tapi
84 kadang-kadang tu kan...ehm..dikasih Sekarang subyek beli
85 uang gitu kan, ni uang tuk rokok, papa rokok dari uang jajan
86 bilang kayak gitu. Istilah aja kan, tapi dengan
87 emang aku beli rokok kak uangnya... sepengetahuan orang
88 (tertawa kecil) tuanya
89 R O gitu... sekarang 1 hari berapa batang
90 rokok yang odoy hisap?
91 E e.....kalau dihitung perhari sih e...nggak Subyek merokok 1
92 pernah jadi patokan berapa batang perhari, hari 8 10 batang.
93 Cuma kalau bisa dipastikan itu bisa 8
94 sampe 10 batang perhari gitu mbak...
95 R Pertama kali coba rokok berapa batang?
96 E Ya...pertama itu karena ada nyoba rokok Pertama mencoba
97 yang salah gitu kan, ada rokok yang pahit, rokok, subyek
98 ada rokok yang manis...ya pertama-tama menghabiskan 2
99 sebatang, kemudian tau-tau yang lain hingga 3 batang.
100 ada yang enak lagi, langsung ketagihan
101 jadi 2 batang 3 batang, kemudian
102 seterusnya...
103 R Dari rokok pertama 1 batang sampe odoy
104 ngerokok 4 batang sehari, odoy
105 membutuhkan waktu berapa lama?
106 E Ehm....karena dilingkungan juga banyak
107 yang merokok, jadi banyak-banyak tau kan
108 e...nanya itu rokok apa, itu manis nggak, eh
109 boleh coba nggak, manis nggak, manis
110 nggak. e... mungkin kalau dilihat dari Subyek
111 lingkungan paling cepat, kira-kira dalam membutuhkan waktu
112 waktu 2 minggu lah.. 2 minggu gitu. 1 bulan untuk
113 R Itu langsung 4 batang? menghisap rokok 4
114 E Nggak juga sih, berangsur-angsur.. klo batang perhari dan
115 sampe 4 batang bisa dibilang waktunya prosesnya secara
116 ehm... sebulan lah.. berangsur-angsur.
117 R Pertama kali coba rokok, gimana rasanya?
118 E Pertama-pertama sih karena belum tahu cara
119 menggunakannya, ya.. pertama pasti Pertama mencoba
120 batuk, yang kedua pasti terasa sesak gitu. rokok subyek batuk-
121 Karena belum tau aja kak (sambil batuk dan terasa
122 tersenyum) sesak.
123 R Kan udah batuk-batuk, terasa sesak, kanapa
124 odoy melanjutkan merokok nya?
125 E Nah itu tadi yang pertama karena Subyek memutuskan
126 ketagihan, ingin terus mencoba gitu, untuk meneruskan
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
180

127 karena e..pengaruh lingkungan banyak perilaku merokoknya


128 yang bilang bukan gitu cara nya, kayak karena ketagihan dan
129 gini caranya, dicontohin yang benar, dari lingkungan dan
130 temen-temen lah yang mengajari saya teman-temannya.
131 merokok..
132 R Orang tua tahu kalau odoy merokok?
133 E e...kalau untuk setelah tamat dari STM ini
134 tau.. Orang tua subyek
135 R maksudnya? mengetahui bahwa
136 E Dulu waktu masih sekolah nggak pernah subyek perokok.
137 ketahuan saya mbak, main cantik..haha
138 (sambil tertawa). Tapi pas tamat STM baru
139 ketahuan 2 kali merokok..
140 R Gimana ceritanya sampe ketahuan?
141 E Waktu itu kan dah tamat STM kan, itu lagi
142 dirumah kan, malam itu kan, orang tua
143 lagi dirumah kan, jemput nenek di
144 Rumah Sakit. Aku lagi di warung itu
145 kan, warung dekat-dekat rumah, tempat
146 kawan sih memang lagi merokok, itu
147 kondisinya lagi mati lampu kan pake lilin,
148 jadi nggak nampak ke jalan itu posisinya
149 kan. Nggak lama kemudian tiba-tiba datang
150 mama gitu, aku dipanggil pas lagi ngisap
151 rokok gitu.. yaudah ketahuan...
152 R Lalu bagaimana mereka?
153 E Pertama-pertama sih biasalah kalau orang Reaksi orang tua
154 tua itu memberi nasehat gitu kan.. yang subyek ketika
155 kedua ya..e...sebenarnya sih nggak ada pertama sekali
156 nada-nada marahi gitu dengan rasa mengetahui bahwa
157 emosi yang besar itu nggak ada, karena subyek merokok
158 orang tua juga tau karena saya anak laki- adalah memberi
159 laki pasti tau gitu gimana kedepannya, yah nasehat tanpa
160 gimana dia mencontoh orang tuanya, karena memarahi subyek.
161 air hujan itu jatuhnya pasti kebawah gitu
162 (sambil tersenyum).
163 R Terus, sekarang kan orang tua udah tau
164 odoy merokok, kalau dirumah odoy
165 merokok?
166 E Kalau untuk dirumah mungkin odoy Subyek tidak
167 nggak bisa merokok karena e...walaupun Merokok ketika
168 e....orang tua sering bilang gitu, berada dirumah.
169 bahwasannya ini duit untuk beli rokok, yah Bagi subyek merokok
170 walaupun nggak dibilang kan tapi orang tua didepan orang tua
171 tu kan pasti tau.. nah tapi bagi odoy adalah bentuk
172 didepan mata orang tua odoy nggak mau kesombongan diri.
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
181

173 merokok untuk menampakkan


174 kesombongan diri gitu..
175 R Jadi menurut odoy kalau merokok itu
176 menampakkan kesombongan diri?
177 E Iya..tapi kalau merokoknya didepan orang
178 tua ya, kalau didepan orang lain itu nggak
179 masalah gitu ..
180 R Sekarang rokok itu odoy anggap sebagai
181 apa?
182 E Kalau menurut odoy e....itu nggak seperti Subyek menganggap
183 nasi sebetulnya, itu nggak pokok kan. e... rokok sebagai suatu
184 bisa dibilang sih sebenernya itu sebagai kebiasaan.
185 kebiasaan gitu, karena pengaruh
186 lingkungan dan benda itu ada disekitar
187 saya..
188 R Kalau pengaruh lingkungan itu maksudnya
189 bagaimana?
190 E e...karena waktu STM dulu ada temen- Subyek merokok
191 temen 2 orang yang nggak merokok, itu ketika berada
192 kalau jalan ma mereka odoy nggak bersama orang yang
193 merokok, tapi disaat sama temen yang merokok.
194 lain yang merokok, odoy bisa merokok..
195 R o gitu... ada nggak jadwal-jadwal odoy
196 untuk merokok?
197 E e...misalnya kalau pagi 1 batang, siang 2
198 batang gitu?
199 R Ya...
200 E Ehmm...mungkin kalau yang pertama Pada saat sekolah
201 waktu sekolah dulu kan, abis bangun Perilaku merokok
202 pagi kan sarapan, abis sarapan tu baru dilakukan subyek dari
203 pergi, nah waktu pergi sekolah itu bangun pagi hingga
204 merokok. Bisa ada 1 batang. Disaat pulang malam hari.
205 sekolah tu bisa 1 batang, tu disaat abis
206 makan siang. Malam.... mungkin malam itu
207 yang bisa banyak, karena e.... mungkin
208 karena siang itu tidurkan, jadi aktifitas
209 nggak begitu banyak. E...kalau malam itu
210 kan sesudah belajar kan maen-maen,
211 e...ya maen-maen itu ya..sambil merokok,
212 itu aja...
213 R o...itu waktu jamannya sekolah la ya.. kalau
214 sekarang gimana?
215 E Kalau sekarang..ehm tiap keluar dari Saat ini, subyek
216 rumah lah mbak... e...sebenarnya merokok ketika
217 terkadang sih tergantung suasana gitu subyek berada diluar
218 kan, kapan saya diluar, kapan saya teringat rumah.
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
182

219 rokok gitu. Ehm..bangun tidur, duduk-


220 duduk dulu, mandi, sarapan terus saya
221 merokok, yang pasti waktu udah pergi
222 keluar..
223 R Itu waktunya berapa lama dari bangun pagi Subyek memulai
224 sampe menghisap rokok? rokok pertama dalam
225 E Ehm...paling ada 2 3 jam setelah 1 hari selang 2 3
226 bangun pagi lah.. karena itu kan pasti udah jam setelah bangun
227 berada dijalan dan diluar rumah gitu.. pagi.
228 R Pernah tidak merokok dalam satu hari?
229 E Ehm...pernah 1 hari nggak merokok
230 kak.... Pernah tu waktu satu hari tu kan Subyek pernah tidak
231 teman saya ada yang meninggal di Rantau, merokok dalam 1 hari
232 saya coba rokok yang salah, salah beli karena menghisap
233 rokok. Nggak cocok ditenggorokan gitu, rokok yang salah.
234 e...kalau malam gitu terasa sesak disaat
235 tidur.. E....disitu pada saat tau sakitnya
236 karena rokok itu, pengen mencoba gitu 1
237 hari untuk nggak mencoba merokok dan
238 ternyata bisa...tapi keesokan harinya
239 merokok lagi, nggak tahan juga..
240 R Kenapa nggak tahan?
241 E Ya itu tadi udah ketagihan gitu mbak, Subyek tidak tahan
242 nggak enak aja kalau nggak merokok... untuk tidak merokok
243 ditambah lagi pengaruh lingkungan, karena ketagihan dan
244 makin nggak bisa lah nggak merokok.. adanya pengaruh
245 R Odoy rokoknya apa? lingkungan.
246 E Ehm....keseharian mungkin bisa dibilang
247 sampoerna..
248 R Kalau lagi sendiri odoy merokok?
249 E Sendiri merokok..ehm...itu sering juga Subyek merokok
250 terjadi, biasanya kalau lagi bosan aja, tapi ketika merasa bosan.
251 kalau ada teman yang merokok, saya nggak
252 merokok, itu artinya saya lagi nggak ada
253 duit....

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
183

LAMPIRAN VERBATIM
Subyek 11I
Wawancara II

Tanggal: 11 Februari 2009


Pukul : 14.15 15.00 Wib
Durasi : 45 Menit

Baris Iter/Itee Transkrip wawancara Pemaknaan


1 R Siang odoy...
2 E Siang mbak..
3 R Kita langsung aja ya, ni lanjutan dari
4 wawancara yang kemaren itu ya dek...
5 E Baiklah kak...
6 R Kemaren kan odoy bilang rokok itu terasa
7 nikmat gitu, nikmat seperti apa yang odoy
8 rasakan ketika merokok?
9 E Mungkin ada terasa nikmat tersendiri Subyek merasa
10 dari dalam diri gitu.. kayaknya ngerasa tenang jika merokok.
11 apa gitu ya...ngerasa mungkin kalau
12 dibilang ngerasa tenang ada..ehm ngerasa
13 tenang macem apa ya dibilang ya,
14 ehm...macem kita duduk didepan teras gitu,
15 kena angin sepoi-sepoi, tenang gitu perasaan
16 kan... gitu lah kalau rasanya merokok mbak...
17 R Kan orang yang pertama kali odoy lihat
18 merokok itu kan ayah, apa pertama ngelihat
19 ayah merokok langsung timbul minat untuk
20 mencoba rokok?
21 E Nggak langsung...ehm..mungkin kan Minat untuk merokok
22 disaat kita menjadi anak-anak gitu kan tidak langsung timbul
23 pengen tahu apa yang dilakukan orang ketika pertama
24 tua gitu, ehm...ya kayaknya ayah kok melihat ayahnya
25 nyantai gitu kan kalau setiap merokok... merokok, tetapi
26 mungkin karena itu sering terlihat secara perlahan

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
184

27 didepan anak, sering ngelihat ayahnya lahan.


28 melakukan terus-terusan merokok,
29 lambat laun anak itu pengen coba..
30 R Lalu...apa semakin hari jumlah rokok odoy
31 semakin bertambah dari pertama merokok?
32 E Jumlah batangnya gitu?
33 R Iya dek.. Jumlah rokok yang
34 E Iya lah pasti....dulunya kan 1 sampe 2 dihisap subyek terus
35 batang aja... makin lama makin banyak bertambah seiring
36 aktifitas diluar rumah makin sering berjalannya waktu.
37 gabung ma kawan makin bertambah dia
38 jumlah rokoknya. Sekarang aja kira-kira 8-
39 10 batang nggak kemana itu mbak... tapi
40 kalau sibuk kali 1 hari itu bisa lebih...
41 R Disaat- saat seperti apa biasanya odoy
42 merokok?
43 E Disetiap ngerasa...maksudnya, misalnya abis
44 makan itu merokok, baru kan mungkin jam Subyek merokok
45 diluar rumah itu kan banyak ngumpul ma ketika selesai makan
46 kawan, disitukan waktunya lebih lama, dan ketika berkumpul
47 bisa di apa ya...bisa dimungkinkan 2 jam aja dengan teman-
48 ngumpul ma teman bisa sekitar 6 batangan temannya.
49 juga...
50 R Kenapa abis makan odoy merokok?
51 E e....kalau abis makan merokok, itu dapat Merokok setelah
52 menambah kenikmatan kak. Kan perut kita makan menambah
53 kenyang tu kalau selesai mekan, jadi kalau kenikmatan.
54 merokok lebih plong aj....
55 R Menurut odoy rokok itu untuk apa?
56 E Banyak orang bilang sih untuk ketenangan Rokok dianggap
57 itu banyak, itu bisa jadi alasan salah satunya. subyek sebagai
58 Tapi menurut aku sendiri gitu hanya sebuah kebiasaan dan
59 seperti kebiasaan aja gitu, kebiasaan dilakukan ketika
60 karena terbiasa ada rokok itu disekitar sedang merasa bosan
61 aku gitu... ehm....kalau dirumah kan odoy atau merasa sendiri.
62 nggak merokok, kalau diluar biasanya
63 kalau ngerasa bosan, ngerasa sendiri,
64 ngerokok lah pastinya.... rokok itu supaya
65 lebih apa tenang gitu, karena kadangpun bisa
66 dibilang saat pulang sekolah dulu atau pulang
67 kuliah sekarang kan capek gitu, jadi kalau
68 merokok bisa jadi lebih tenang gitu... supaya
69 menenangkan pikiran aja dari bosan dan
70 kejenuhan...
71 R O gitu....dulu sebelum odoy mencoba rokok ,
72 temen-temen udah mulai merokok duluan?
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
185

73 E Temen-temen....ehm ada yang udah ada Teman subyek ada


74 juga yang belum... yang duluan-duluan itu yang sudah duluan
75 lah yang ngajarin, yang belum ya sama-sama merokok dari subyek
76 kami coba rokok nya.... dan ada yang belum.
77 R Dulu waktu SMP pernah merokok di
78 sekolah?
79 E Kalau SMP...e...di sekolah dulu sih nggak...
80 diluar sekolah aja...tapi waktu STM ada...
81 R Gimana ceritanya tu?
82 E Didalam lokal waktu ada jadwal olahraga Dilingkungan
83 kan, kebetulan jauh dari kantor kepala sekolah subyek
84 sekolah...jauh itu ada dilantai 3. jadi merokok didalam
85 waktu itu ada kegiatan olah raga, kelas ketika tidak
86 kebetulan pernah ada sakit kuning berolahraga dan
87 gitukan aku nggak boleh olah raga, jadi dikamar mandi.
88 terserah aku mu kemana gitu istirahatnya.
89 Ehm...ada juga kawan yang nggak pake
90 baju olahraga jadi dia dihukum gitu
91 nggak boleh ikut olahraga, jadi kami sama
92 gitu didalam kelas. Yaudah kami didalam,
93 kebetulan kawan aku tu kantongin rokok,
94 yaudah..merokok didalam..
95 R Dimana lagi kalau dilingkungan sekolah?
96 E Dikamar mandi lah paling... dalam waktu
97 seminggu tu pasti ada kami merokok dikamar
98 mandi..
99 R Pernah ketahuan ama guru?
100 E Ketahuan sih...nggak pernah...karena rejeki Subyek tidak pernah
101 bagus kali (sambil tertawa kecil)... ketahuan merokok
102 R Biasanya apa hukuman yang diberikan pihak dilingkungan sekolah
103 sekolah kalau ada yang ketahuan merokok? oleh guru. Pihak
104 E ehm...pernah dulu ada yang ketahuan, sekolah akan
105 disuruh buka baju terus dikasih rokok memberikan
106 gitu, tapi dimulutnya dikasih rokok 5 hukuman kepada
107 batang gitu, diajak keliling apa siswa yang ketahuan
108 lah...kelililing disetiap lokal lah sama guru merokok.
109 BP...
110 R Nggak takut untuk merokok ngeliat kawan
111 digituin? Subyek tidak takut
112 E Nggak lah...nggak pernah takut...(sambil dihukum jika
113 tertawa kecil)..tetap merokok kok... ketahuan merokok.
114 R Terus...kemaren kan odoy bilang waktu
115 pertama coba rokok batuk-batuk, terasa sesak
116 tapi tetap diterusin karena ketagihan, gimana
117 tu ceritanya sampe ketagihan?
118 E Itu kan waktu pertama kan karena belum tau Subyek diajari teman
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
186

119 cara menggunakannya yang betul makanya cara merokok yang


120 kayak gitu kan...ehm..disaat tau caranya benar dan subyek
121 gimana, rasanya laen kan dari dada yang terus mecoba rokok
122 sesak gitu kan, ehm...lain aja rasanya kalau sampai ketagihan.
123 udah tau cara penggunaan yang sebetulnya...
124 karena udah tau caranya yang betul itu, jadi
125 pengen mencoba lagi, coba lagi...bahwasanya
126 cara yang ku gunakan pertama kan salah, ku
127 coba lagi dengan cara ku yang baru ini... ya
128 kawan-kawan juga yang ajar tu mbak
129 cara yang benernya, sampe sekarang jadi
130 ketagihan aja merokoknya...
131 R Setelah diajari teman, ada coba coba
132 sendiri?
133 E Setelah tau dari temen..ehm...ada nyoba- Subyek mencoba
134 nyoba sendiri diwarung deket rumah merokok sendiri agar
135 tanpa ketahuan temen-temen yang laen tidak diejek oleh
136 kan supaya nggak dibilang, ah baru pande temannya karena
137 merokok gitu, kan malu kalau ketahuan tidak pandai
138 belum pande merokok, diejek-ejek dikit merokok.
139 lah... dibilang ah gimana sih pande nggak
140 merokok?, paling dibilang kayak gitu aja...
141 R Pas pertama kali merokok kan didepan
142 sekolah, ngelihat kawan langsung merokok?
143 Atau bagaimana?
144 E Ehm... ada perasaan sendiri aja gitu untuk Subyek merasa segan
145 merokok, kawan-kawan pada merokok untuk menolak
146 yaudah segan aja kalau nggak merokok ajakan teman untuk
147 kan, yaudah merokok. Terus ditanya kawan merokok dan
148 kan eh kau merokok juga?, iya lah aku temannya yang
149 jawabkan, rupanya pas hari pertama tu mengajarkan subyek
150 ketahuan aku nggak bisa merokok kan, merokok.
151 kayak gini loh cara merokok yang
152 benarnya kata orang ni gitu... terus
153 selanjutnya kalau gabung-gabung lagi pulang
154 sekolah, pas datang langsung ditawarin
155 rokok, rokok doy.., terus merokok aja kami
156 sama-sama (sambil tersenyum)..
157 R Odoy kan nggak pernah merokok didepan
158 orang tua, kalau sendirian dirumah pernah?
159 E Dikamarlah palingan ada... tapi nggak Subyek merokok
160 sering lah, dalam seminggu itu ada satu didalam kamar 2 kali
161 atau 2 kali merokok dikamar. pernah kan dalam seminggu.
162 waktu itu nggak bisa tidurkan, jadi kamar tu
163 paling depan ada jendela kaca kan tu panjang
164 kebawah, jadi ya tinggal buka jendela, ya
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
187

165 merokok sendiri dikamar.. ehm...sambil


166 diam-diam merokok.. udah, sehabis merokok
167 itu kan ngerasa tenang aja gitu, ngerokok-
168 ngerokok terus kan, mata jadi berat, jadi bisa
168 tidur jadinya...
170 R Pernah ketahuan merokok dirumah sama
171 orangtua?
172 E Kalau dirumah kan mudah-mudahan Subyek tidak pernah
173 kalau untuk lagi ngisap rokok itu nggak ketahuan merokok
174 pernah, Cuma kalau untuk ngantongin dirumah oleh
175 rokok, ngantongin mancis itu pernah orangtuanya.
176 ketahuan.. waktu SMP itu kan baju celana
177 kan dicuci ma pembantu kan, jadi waktu mau
178 nyuci itu dia ngerogoh-rogoh ada rokok
179 dikantong celana ku, jadi dikasih taunya ama
180 mama. Disitu lah aku dimarahi, maksudnya
181 dimarahi-dimarahi itu nggak secara langsung
182 gitu. Dia diam aja gitu, diam aja, maksudnya
183 dalam arti kata, Cuma ditanya itu rokok
184 siapa tu dicelanamu?. Nggak tau ma bukan
185 rokok aku,nggak ada ngantongi rokok, dari
186 celana papa kali, ku jawab gitu.. ehm..gitu
187 aja bilangnya. Mereka tahu, tapi mereka tu
188 nggak mau langsung nyudutkan gitu loh...
189 R Kan odoy bilang waktu itu pengaruh
190 lingkungan yang ngajari odoy merokok juga
191 kan, itu gimana menurut odoy pengaruh
192 lingkungan tersebut?
193 E Pengaruh lingkungan aku tu besar kali Lingkungan sangat
194 mbak... ehm...karena terbiasa gitu dengan mempengaruhi
195 adanya sebuah cerita dari kawan-kawan, subyek untuk terus
196 cerita-cerita, sapa-sapaan, duduk cerita, merokok.
197 merokok.. sekarang biasanya kan mereka
198 yang nawarin merokok, ya merokok. Ada
199 perasaan nggak enak ma kawan kalau
200 nggak merokok, apalagi kalau abang-
201 abangan gitu yang nawarin kan, lebih
202 nggak enak aku mbak... Kadang juga
203 misalnya kita udah bosan bicara berdua,
204 udah bosan, terpikir kita beli rokok yok...
205 ayok jadi sama-sama lah merokoknya...
206 R Satu hari kalau nggak merokok apa yang
207 odoy rasain?
208 E Ehm...jadi kayak apa aja gitu... macem
209 kebingungan aja gitu... bingung, Subyek merasa
210 bingung...ehm..cemana dibilang kebingungan dan
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
188

211 ya...macem ada..apa ya...cem ngerasa bosan jika tidak


212 bosan aja gitu, kebosanan aja gitu. merokok dalam
213 Misalnya ehm...bangun pagi gitu kan, diem- waktu yang lama
214 diem diem aja dirumahkan, nonton TV, dalam 1 hari.
215 makan, gitu-gitu aja kan, nggak merokok gitu
216 kan. Kayak ada suatu kebiasaan yang hilang
217 gitu.. susah lah bilangnya, kayak ada yang
218 kurang aja gitu...
219 R Sekarang kan odoy bisa dibilang perokok
220 tetap?
221 E Iya....bisa dibilang gitu...
222 R Odoy tau kerugian dari rokok ini? Subyek mengetahui
223 E Tau... kerugian dari rokok.
224 R Apa aja yang odoy tau?
225 E Ya...kebanyakan yang media-media bilang
226 gitukan ..ehm...merusak paru-paru kan
227 intinya gitu kan...bagi kalangan-kalangan
228 anak muda gitu kan biasanya disebut kanker,
229 itu kantung kering.. (sambil tertawa)
230 R Keuntungan dari merokok itu apa menurut Keuntungan merokok
231 odoy? bagi subyek adalah
232 E Kayaknya bisa dibilang cuma penghilang dapat menghilangkan
233 rasa bosan, apalagi stres ya kan rasa bosan dan stres.
234 (tersenyum) dan seneng-seneng aja kalau
235 dengan kawan kan....
236 R Kalau dikampus odoy merokok?
237 E Iya...
238 R Dimana tu biasanya? Dikampus subyek
239 E Kalau dikampus...kebanyakan merokok merokok dikantin
240 itu dikantin.. dikantin kalau lagi istirahat dan didalam kelas
241 atau dah selesai kuliah kan ma kawan-kawan, ketika sedang
242 dilokal kalau lagi nunggu dosen datang, ya menunggu dosen.
243 kalau dosennya datang rokoknya dimatiin
244 lah.. kalau udah gabung-gabung ma kawan
245 tu, walaupun nggak ada yang nyodorin, aku
246 punya rokok, aku bakar sendiri gitu...
247 R Pernah ketahuan merokok didalam kelas ma Subyek tidak pernah
248 dosen? ketahuan merokok
249 E Ehm....karena aku baru-baru masuk kan, dikampus oleh dosen.
250 nggak pernah ketahuan sampe sekarang
251 mbak...
252 R o..gitu...apa yang odoy persepsikan ketika Persepsi subyek
253 ngelihat orang merokok? ketika melihat orang
254 E Ehm...apa ya... mungkin suatu merokok adalah
255 kebiasaannya aj gitu.. kayak ngeliat orang bahwa merokok itu
256 merokok, oh...ini orang ni kebiasaannya suatu kebiasaan
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
189

257 merokok.. ya suatu kebiasaan aj gitu kan... orang.


258 R Odoy ada niat untuk berhenti?
259 E Ehm...untuk sekarang sih belum ada niat
260 mbak...
261 R Kenapa?
262 E Kalau ditanya kenapa, mungkin jawabannya
263 nggak masuk diakal kali ya (sambil Subyek belum
264 tersenyum) berniat untuk behenti
265 R Emang apa? merokok dengan
266 E Karena udah terbiasa aja dengan alasan merokok itu
267 mempergunakan rokok itu. Kayak yang sudah menjadi
268 tadi aku bilang, ada yang kurang kalau kebiasaan baginya.
269 nggak merokok mbak.....

LAMPIRAN VERBATIM
Subyek 11I
Wawancara III

Tanggal: 1 Maret 2009


Pukul : 12.10 12.30 Wib
Durasi : 20 Menit

Baris Iter/Itee Transkrip wawancara Pemaknaan


1 R Ayah odoy kan dari odoy kecil merokok, itu
2 sudah lama odoy memperhatikan ayah
3 merokok?
4 E Karena keseringan jumpa, kalau dibilang Subyek sudah lama
5 lama ya lama juga, karena sering jumpa, memperhatikan
6 sering liat ayah merokok gitu, cara dia ayahnya merokok
7 merokok di rumah kan merokoknya. Ya karena sering
8 pengen tahu gitu, SMP lah baru coba bertemu.
9 merokoknya ma teman...

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009
190

10 R Waktu pertama kali melihat teman merokok


11 ma teman, bagaimana reaksi odoy?
12 E Yang pertama kali terlintas ya..perasaan Reaksi pertama kali
13 ingin mencoba. Pengen tahu apa rasa itu, subyek melihat teman
14 dah jelas kalau kita pengen tahu ya pengen merokok adalah
15 coba. Ini loh rokok yang biasanya ayah perasaan ingin
16 hisap, ya pengen coba aja... mencoba.
17 R Sebelum odoy mencoba rokok, bagaimana
18 gambaran odoy tentang rokok?
19 E e... ya Cuma tahu rokok itu dihisap aja Sebelum mencoba
20 yang kayak ayah hisap, bisa dibilang odoy rokok, subyek tidak
21 nggak tahu gambaran lain atau informasi- memiliki gambaran
22 informasi tentang rokok itu, em....mungkin tentang rokok.
23 karena dulu tidak terlalu peduli, jadi nggak
24 ngerti.. tapi setelah tau-tau bahwa merokok
25 itu membahayakan, ya jadi tau..
26 R tahu bahaya rokok itu dari mana?
27 E Tahu bahaya rokok itu setelah odoy coba Subyek mengetahui
28 rokok pertama-tama itulah...em..tahu dari bahaya merokok dari
29 bacaan di bungkusannya dan tahu dari bacaan, iklan adn
30 iklan-iklan yang lain, atau dari pelatihan- pelatihan.
31 pelatihan yang pernah dijumpai..
32 R Bagaimana perasaan odoy ketika tahu bahaya
33 merokok itu?
34 E hm...kalau bisa dibilang sih, ada rasa takut Subyek memiliki
35 gitu ada, tapi kecil.. karena mungkin bisa sedikit rasa takut
36 dibilang e....belum pernah, mungkin...kalau terhadap bahaya
37 orang belum ngerasai pahitnya, mereka akan rokok karena subyek
38 terus melakukan itu. Ya jadi karena odoy belum merasakan
39 belum merasa kan sakitnya, ya terus efek rokok
40 merokok... sebenarnya rasa ingin tidak
41 meneruskannya itu ada, tapi karena pengaruh
42 lingkungan itu lah...
43 R Lingkungan yang bagaimana maksud odoy?
44 E Mungkin kalau menurut odoy sendiri, Pengaruh lingkungan
45 lingkungan odoy itu nggak bisa jauh dari disekitar subyek yang
46 rokok, karena setiap orang dilingkungan membuat subyek
47 odoy merokok. Terpengaruh-terpengaruh tetap merokok dan
48 dan selanjutnya makin banyak.. tapi kalau subyek tidak
49 aku gitu pergi ama teman yang nggak merokok ketika
50 merokok gitu kan, ada sekitar 3 orang yang sedang bersama
51 nggak merokok, kami hanya 4 orang, jadi temannya yang tidak
52 Cuma aku yang merokok, kadang aku merokok dan subyek
53 dengan...dengan melakukan aktifitas yang akan merokok ketika
54 lain seperti ya ketawa-ketawa kan, jauh dari bersama teman yang
55 warung kan supaya bisa beli rokok, itu merokok.
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
191

56 nggak merokok. Tapi kalau disaat


57 e...disaat bersama dengan kawan yang
58 merokok, aku pasti merokok...
59 R Bagaimana rasanya ketika odoy tidak
60 merokok ketika bersama teman yang tidak
61 merokok itu?
62 E e...terkadang sih ada dirasain itu..e..macem Subyek merasa jenuh
63 satu kejenuhan gitu.. tapi ya.aku emang ketika tidak merokok.
64 kayak gitu orang nya kak, kalau dengan
65 teman yang tidak merokok, aku tetap nggak
66 merokok walaupun jenuh.. karena kan disaat
67 jenuh itu kan kita bisa terlupa lagi kan,
68 misalnya e...disaat ini saya merasakan jenuh,
69 rupanya beberapa detik kemudian kalau saya
70 melakukan suatu hal yang lucu, itu bisa lupa
71 gitu....
72 R waktu pertama kali ketahuan merokok sama
73 mama itu kapan?
74 E Itu dah lama lah... em....setelah 5 tahunan Subyek ketahuan
75 jadi perokok gitu, ya waktu tamat-tamat merokok oleh
76 STM gitu lah... orangtuanya setelah 5
77 R odoy kan waktu pertama merokok pernah tahun merokok.
78 ketahuan ma mama, kalau sama papa pernah
79 ketahuan?
80 E e...kalau sama papa belum pernah Subyek pernah
81 ketahuan..mungkin kalau dibilang dari ketahuan sedang
82 mama, misalnya mama bilang ke papa gitu merokok oleh
83 pernah, tapi kalau ketahuan di depan mata ayahnya dan reaksi
84 gitu belum pernah... hm...oh...tapi pernah ayahnya hanya
85 sekali, itu..kebetulan itu lagi ngumpul- menasehati subyek.
86 ngumpul sama kawan gitu dirumah kawan,
87 rupanya tanpa disangka-sangka si Bapak itu
88 lagi didalam rumah itu, pas dia keluar dan
89 dia liat aku lagi merokok gitu...
90 R lalu bagaimana reaksi papa?
91 E e...karena dia..mungkin dia udah tahu dari
92 mama kan bahwasannya aku udah merokok
93 gitu udah-udah.. itu kejadiannya aku udah
94 tamat sekolah, baru-baru tahun lalu gitu
95 kan...e... dia pertama biasa aja gitu, biasa aja,
96 dengan ekspresi wajah yang terkejut gitu
97 kan..e....tapi selanjutnya kan aku ngerti
98 sendiri, aku buang rokok itu, aku buang
99 rokok itu yaudah aku matiin. Terus dia,
100 e....bilang seperti mama bilang gitu jangan
101 merokok banyak-banyak gitu, Cuma gitu
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
192

102 aja sih...


103 R hubungan odoy dengan orangtua bagaimana?
104 E e...dengan ayah kalau dibilang deket Hubungan subyek
105 sih..e..nggak juga, Cuma disaat dia lagi dengan ayahnya tidak
106 santai gitu, sering juga ngomong-ngomong begitu dekat tetapi
107 sama dia, dalam arti kata, sering itu bukan dengan mama nya
108 berarti tiap hari atau sangat dekat gitu kan subyek lebih dekat.
109 asal ada apa-apa ngomong sama ayah gitu,
110 jarang kalau yang kayak gitu...kalau mama
111 e...lebih dekat kak, lebih sering ngomong-
112 ngomong ma mama.. misalnya kalau minta
113 duit gitu lebih sering minta ma
114 mama..(sambil tersenyum)
115 R kalau odoy berbuat salah, bagaimana
116 tindakan orang tua odoy?
117 E e..contohnya mungkin seperti shalat ya... Ketika subyek
118 e..itu dulu pernah waktu lagi aku beranjak berbuat salah,
119 dewasa itu waktu SMP kelas 1 atau kelas 2 orangtua subyek
120 gitu..e.... pernah tu orangtua menerapkan menghukumnya.
121 wajib shalat tiap hari, e..pernah disitu aku
122 masih pengen bermain-main terus dan
123 bermain terus, disaat maghrib aku
124 pulang..e...disaat maghrib aku pulang, aku
125 nggak shalat gitu kan, mandinya lama gitu
126 kan, disitu aku pernah nggak dikasih
127 makan malam... (sambil tersenyum)...
128 R o gitu...lalu ada cerita yang laen mungkin?
129 E Ehm...oya dulu waktu kecil aku juga sering Subyek sering
130 dipukul gitu.(sambil tersenyum) dipukul waktu kecil
131 R Gimana ceritanya? karena berbuat salah.
132 E Kalau aku nggak salah itu SD gitu, tapi aku
133 lupa kelas berapa. Itu gara-gara e...maen di
134 paret (sambil tertawa kecil), jadi pulang-
135 pulang pada basah semua nya, baju-baju
136 sekolahnya basah gitu, jadi dicubit pantatnya
137 dan dilibas...(sambil tersenyum).. dulu aku
138 bandel gitu waktu kecil, sering maen paret,
139 terus disuruh tidur siang aku lari entah
140 kemana, kalau udah dilibas baru pulang
141 (sambil tersenyum)
142 Odoy merokok nya 1 hari pasti 8 batang?
143 Iyap... bisa dibilang pasti kak,tapi bisa juga
144 lebih...
145 R Lebih maksudnya bagaimana?
146 E e...disaat aku banyak diluar, banyak
147 melakukan aktifitas diluar rumah Subyek merokok
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
193

148 bersama teman-teman yang lagi merokok lebih banyak ketika


149 itu..bisa jadi mungkin bisa dihitung memiliki banyak
150 misalnya, disaat e...malam 17 an gitukan aktifitas diluar rumah
151 begadang sampe lama gitu kan, mungkin bisa dan sedikit merokok
152 dibilang kalau dalam 24 jam itu aku kerja ketika kebanyak
153 dari pagi sampe malam, e.....kalau ditambah- dirumah.
154 tambahin bisa jadi sebungkus e...sekitar 16
155 batang lah.. tapi itu disaat tertentu aja
156 yang banyak kali aktifitas kayak itu lah...
157 tapi biasanya juga 8 10 batang lah.. tapi
158 bisa juga kurang..
159 R kurang nya gimana?
160 E e...kurangnya itu...kalau kebanyakan lagi
161 dirumah. Misalnya tu dari pagi sampe sore
162 dirumah, itu jarang untuk terpikir merokok,
163 mungkin saat malamnya gitu, disaat keluar,
164 malam paling, jalan-jalan gitu, jalan itu
165 paling ngga tunggu sampe jam 10 gitu kan,
166 paling ada 1hm...4 batangan lah...
167 R waktu pertama kali nyoba itu kan baru 2 3 Pertama mencoba
168 batang, itu nyobanya dimana aja? rokok, subyek dan
169 E Ehm...disekolah...itu kan didepan sekolah teman-temannya
170 kan ada warung, ya di warung itu lah merokok di warung
171 sama teman-teman... depan sekolah
172 R Dari awal merokok kan semakin lama
173 semakin bertambah jumalah rokok yang
174 odoy hisap, itu bagaimana kalau diceritakan?
175 E e....mungkin kalau dibilang dari 3 batang Jumlah rokok yang
176 bertambah terus sampe sekarang itu, dikonsumsi subyek
177 e...itu bisa dibilang kerena kebiasaan.. semakin bertambah
178 karena kebiasaan, itu mungkin pengaruhnya karena kebiasaan
179 nggak pernah odoy rasain sendiri gitu, merokok dan
180 karena semakin banyak kita merokok, itu ketagihan terhadap
181 semakin ketagihan gitu...itu menurut odoy rokok.
182 sendiri...
183 R kan waktu dulu yang ngajarin ngerokok
184 dengan benar itu kan teman odoy, itu
185 bagaimana perasaan odoy waktu diajarin ma
186 teman itu?
187 E e.... ya biasa aja diajari teman, karena juga Subyek diajari oleh
188 kan waktu pertama merokok ama teman, temannya merokok
189 diajarin teman juga ketika tahu asiknya sehingga subyek
190 merokok itu, dirasa lebih..o...mungkin mengetahui
191 disini nikmatnya merokok itu..nggak ada nikmatnya rokok.
192 yang lebih seperti orang banyak bilang
193 e..dengan merokok itu menjadi lebih
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
194

194 ganteng, itu nggak ada, gimana pun orang


195 kalau jelek ya tetap jelek gitu (sambil tertawa
196 kecil)... karena kalau bisa dipikir jaman
197 sekarang gitu anak SD aja udah merokok, dia
198 nggak mungkin merasa ganteng disitu dan
199 satu lagi kan bencong aja merokok, padahal
200 kan mereka cantik (tertawa)...
201 R kamarenkan odoy bilang kalau merokok
202 didepan orangtua itu seperti menampakkan
203 kesombongan diri, itu bagaimana
204 maksudnya?
205 E e.... karena kalau berpikir..e...disaat kondisi
206 yang sekarang ini kan..e...bisa dibilang uang Subyek tidak
207 itu kan penghasilan odoy kan masih dari merokok didepan
208 orang tua gitu, e...seperti orangtua bilang gitu orangtuanya karena
209 seperti membakar uang orangtua, istilahnya bagi subyek itu dapat
210 gitu. Jadi odoy kurang suka gitu merokok menjatuhkan harga
211 didepan orangtua, seakan-akan harga diri diri orangtuanya.
212 orangtua itu jatuh gitu, karena dengan
213 merokok itu kalau bisa dibilang itu seperti
214 hal yang dilarang gitu kan, jadi seperti
215 menjatuhkan orang tua gitu, sama-sama
216 merokok gitu kan, didepan mereka kita
217 merokok gitu kan, nggak suka odoy kayak
218 gitu.. kalau didepan orangtua kawan juga
219 odoy segan aja kalau merokok didepan
220 mereka gitu..
221 R rokok odoy dapat dari mana?
222 E e..uang dari mama, dari uang jajan odoy..
223 tapi nggak dibilang ini uang untuk beli Subyek mendapatkan
224 rokok, gitu, paling Cuma dibilang gini aja rokok dari uang
225 ni ada duit mama kasih, dipegang aja dulu jajannya.
226 duit ini, tapi jangan dibeliin rokok ya,
227 paling Cuma gitu aja...
228 R kalau dulu waktu pertama-tama merokok,
229 rokoknya dari mana?
230 E Dari jajan juga..tapi pernah kekurangan
231 uang gitu karena beli rokok , karena udah Dulu subyek
232 ketagihan gitu kan udah-udah sering mendapatkan rokok
233 melakukannya. Kalau nggak nggak cukup dari uang jajan dan
234 uang patungan ma kawan. Dulu SMP ku dari temannya.
235 dulu kebetulan dekat dengan rumah gitu, jadi
236 e...kalau untuk menyesal itu ada karena uang
237 jajan berkurang untuk rokok kan, tapi nggak
238 berkepanjangan gitu, biasa aja gitu..
239 R Kenapa kok biasa aja?
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.
USU Repository 2009
195

240 E Karena e...merokok itu kalau disaat mu pergi


241 sekolah itu jarang, disaat mau masuk gitu kan
242 masuk sekolah siang dulukan, jarang, paling
243 sering waktu pulang sekolah itu, karena uang
244 itu udah dipisah-pisahin gitu. Misalnya kan
245 kalau disaat ada uang lebih, mau beli
246 rokok ya beli rokok, kalau nggak ada ya
247 dari kawan juga ada...
248 R Kemarenkan odoy bilang kalau dikamar
249 kadang merokok, selain dikamar biasanya
250 dimana lagi?
251 E e..... diruang tamu lah palingan. Itu
252 karena udah besar gini kan, kadang kan Subyek merokok
253 orang tua pergi, kalau dirumah didalam rumah ketika
254 sendiriankan terkadang merokok diruang tidak ada orang
255 tamu.. dirumah.
256

Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009.


USU Repository 2009

You might also like