Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
2.5.3.Terapi pembedahan
Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil untuk mengurangi rasa
sakit dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi deformitas sendi yang mengganggu
aktivitas sehari hari.
Berat badan yang kurang ataupun berlebih akan menimbulkan risiko penyakit
terhadap penyakit, seperti yang terdapat pada table berikut (Sirajuddin, 2011) :
Berat badan Kerugian
Hasil yang didapat selanjutnya akan dicocokkan dengan kategori pada tabel
klasifikasi Indeks Massa Tubuh yang telah dimodifikasi (Frank, 2005) di bawah ini sehingga
didapatkan suatu skala ordinal:
3.3. Hipotesis
Ada hubungan antara besar Indeks Massa Tubuh dengan derajat nyeri pada pasien
penderita osteoartritis lutut di Puskesmas Pasar Ikan Bengkulu.
BAB 4
METODE PENELITIAN
Kriteria Eksklusi :
a. Menderita OA lutut disertai penyakit penyerta lainnya seperti sendi Gout
Arthritis, Reumatoid Arthritis, Hipertensi, Diabetes Mellitus, dan Penyakit gagal
jantung.
Metode sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Selanjutnya, besar
sampel ditentukan melalui perhitungan dengan memakai rumus berikut (Sudigdo, 2008) :
Z2PQ
n=
a 2
d
= (1,645)2 . 0,22.0,78
(0,1)2
= 46,23
Keterangan :
Visi dan Misi , Motto , Strategi dan Kebijakan Puskesmas Pasar Ikan
a. Visi UPTD. Puskesmas Pasar Ikan adalah mewujudkan masyarakat Kota Bengkulu
yang sehat , yang mandiri dan berkeadilan , khususnya masyarakat dalam wilayah
kerja UPTD. Puskesmas Pasar Ikan. Dimana masyarakatnya mampu mengenali ,
mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapinya.
b. Misi UPTD. Puskesmas Pasar Ikan adalah :
1. Mengoptimalkan mutu pelayanan.
2. Melindungi kesehatan masyarakat , dan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang paripurna , merata , bermutu dan berkeadilan.
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat , melalui pemberdayaan masyarakat ,
termasuk swasta dan masyarakat madani.
4. Mengefektifkan sarana dan prasarana yang ada.
5. Meningkatan peran serta masyarakat.
6. Menjadikan puskesmas sehat dan bersih lingkungan
7. Menjalinkan hubungan lintas sektor yang baik dalam suasana kekeluargaan.
c. Motto UPTD. Puskesmas Pasar Ikan adalah CERDAS
- Cepat
- Enerjik
- Ramah
- Displin
- Aktif
- Simpatik
d. Strategi Puskesmas
Strategi yang diambil untuk mencapai Visi dan Misi yang telah ditetapkan adalah :
- Meningkatkan dan memantapkan sumber daya puskesmas untuk terciptanya upaya
kesehatan yang bermutu.
- Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan pihak swasta agar setiap program dapat
berjalan maksimal.
- Meningkatkan pemerdayaan masyarakat , keluarga , dan individu dalam upaya
peningkatan pembangunan kesehatan di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Pasar
Ikan.
- Meningkatkan sistem informasi dan manajemen puskesmas.
e. Kebijakan Puskesmas
Pada dasarnya puskesmas harus melaksanakan seluruh program kesehatan (baik
program pokok maupun program penunjang) , dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat , dengan menetapkan skala prioritas masalah ,
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Tujuan :
1. Umum
Menilai dan mengetahui sejauh mana usaha program yang dilaksanakan oleh
Puskesmas Pasar Ikan , untuk menjadi acuan bagi rencana kerja puskesmas kedepan ,
dalam rangka meningktkan mutu pelayanan.
2. Khusus
a. Meningkatkan mutu pelayanan.
b. Melanjutkan program / meningkatkan upaya program yang belum optimal.
c. Memperbaiki kinerja tahun lalu yang belum optimal , agar di masa yang akan
datang menjadi lebih baik.
d. Sebagai pedoman menyusun rencana kegiatan di tahun mendatang.
Distibusi jawaban dari subjek untuk setiap pertanyaan pada kuesioner untuk
mengukur derajat nyeri dapat dilihat pada tabel 5.4.
Pada pertanyaan no. 1, 7, dan 9 sebagian besar subjek menjawab bahwa mereka
merasakan nyeri ringan. Sedangkan pada pertanyaan nomer 4, 6, 8, 13, 14, dan 15,
kebanyakan subjek menjawab merasakan nyeri sedang. Sementara untuk pertanyaan no. 2, 3,
5, 10, 11, dan 12 kebanyakan pasien menyatakan merasa nyeri berat.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Jawaban dari Pertanyaan di Kuesioner yang Diisi oleh
Subjek
Jawaban (Tingkat Nyeri)
Total
Pertanyaan Ringan Sedang Berat
n % n % n % n %
1. Berjalan pada jalanan yang datar 23 44,2 26 50 3 5,8 52 100
2. Menaiki tangga 0 0 3 5,8 49 94,2 52 100
3. Menuruni tangga 2 3,8 11 21,2 39 75 52 100
4. Sedang tidur di kasur, pada malam hari 19 36,5 32 61,5 1 1,9 52 100
5. Bangun tidur diatas kasur, pada pagi hari 15 28,8 18 34,6 19 36,5 52 100
6. Turun dari tempat tidur 9 17,3 24 46,2 19 36,5 52 100
7. Duduk diatas kursi 42 80,8 9 17,3 1 1,9 52 100
8. Mencoba berdiri dari tempat duduk 8 15,4 32 61,5 12 23,1 52 100
9. Tidur-tiduran diatas lantai 29 55,8 22 42,3 1 1,9 52 100
10. Jongkok 2 3,8 13 25 37 71,2 52 100
11. Berdiri tegak 15 28,8 18 34,6 19 36,5 52 100
12. Turun dari kendaraan (angkutan umum, 5 9,6 17 32,7 30 57,7 52 100
mobil, sepeda motor dan lainnya)
13. Sedang berbelanja 14 26,9 31 59,6 7 13,5 52 100
14. Mencoba memakai kaus kaki dan 17 32,7 35 67,3 0 0 52 100
mengikat/ memakai sepatu
15. Melepaskan sepatu dan kaus kaki 18 34,6 34 65,4 0 0 52 100
Tabel 5.7 Tabulasi Silang Kategori IMT dan Derajat Nyeri Subjek
Derajat Nyeri Subjek
Total
Nyeri Ringan Nyeri Berat
Kategori
Obesitas 12 31 43
Obesitas
Berdasarkan
Non-Obesitas 7 2 9
IMT
Total 19 33 52
5.7. Pembahasan
5.7.1 Karakteristik Subjek
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui adanyavariasi kareakteristik subjek
berdasarkan umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Keseluruhan variasi karakteristik tersebut
ditabulasikan kedalam tabel 5.3.
Berdasarkan umur, kelompok umur tertinggi didapati pada kelompok umur 51-60
tahun yaitu sebanyak 20 orang atau 38,5%, diikuti kelompok usia 61-70 tahun sebesar 17
orang atau 32,7% dan kelompok usia >70 tahun sebesar 13 orang atau 25%. Kelompok umur
terendah adalah usia 41-50 tahun sebanyak 2 orang atau 3,8%. Namun secara keseluruhan,
subjek yang mengikuti penelitian ini adalah subjek yang berumur 49-77 tahun. Hal ini sesuai
dengan penelitian Joern et al (2010) yang menyatakan bahwa OA lutut sering dijumpai pada
pasien dengan rentang umur 60-70 tahun.
Berdasarkan pekerjaan, didapatkan bahwa kelompok pekerjaan tertinggi adalah Ibu
Rumah Tangga (IRT) sebanyak 44 orang, diikuti pekerjaan buruh dan supir masing-masing
sebanyak 2 orang. Dan tidak bekerja sebanyak 4 orang. Penelitian dari Sara L.K. (2010)
mendukung hal ini, disebutkan bahwa 53,6% penderita OA lutut di RS. Dr. Kariadi Semarang
bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Selain itu faktor lain yang mendukung tingginya
pekerjaan ibu rumah tangga adalah karena sebagian besar subjek berjenis kelamin perempuan
(44 orang ). Asumsi peneliti bahwa hasil ini diperoleh karena subjek yang mempunyai
keluangan waktu untuk pergi berobat ke Puskesmas Pasar Ikan dan bersedia menjadi subjek
adalah dari golongan Ibu Rumah Tangga.
5.7.4 Hubungan Kategori Obesitas Non Obesitas Berdasarkan IMT Subjek dengan
Derajat Nyeri
Pada penelitian ini didapatkan pasien dengan status obesitas dan derajat nyeri berat
berjumlah 31 orang sementara yang memiliki derajat nyeri ringan berjumlah 12 orang.
Subjek dengan status non obesitas dan derajat nyeri berat hanya berjumlah 2 orang sementara
yang memiliki derajat nyeri ringan adalah sejumlah 7 orang. Hal ini memperlihatkan suatu
gambaran bahwa subjek dengan status obese memiliki kemungkinan untuk merasakan nyeri
yang lebih berat dibandingkan dengan subjek yang Non Obese.
Analisis hubungan variabel kategori waist-hip ratio dengan derajat nyeri subjek
menggunakan uji hipotesis chi square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan secara
statistik antara kedua variabel tersebut. Nilai p yang didapatkan yaitu 0,008 lebih rendah
daripada 0,05.
Menurut Thumboo (2002) rasa nyeri yang dirasakan pada penderita OA lutut semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya berat badan penderita, yaitu status obese. Selain itu,
penelitian lain dari Thomas (2005) menyatakan bahwa intensitas rasa nyeri sangat
dipengaruhi oleh obesitas sebagai salah satu faktor utama, selain dari kelemahan otot, fisik,
inflamasi dan sebagainya. Kedua penelitian tersebut mendukung hasil yang didapatkan pada
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Angst, F., Aeschlimann, A., dan Stucki, G., 2001. Responsiveness of the WOMAC
osteoarthritis index as compared with the SF-36 in patients with osteoarthritis of the
legs undergoing a comprehensive rehabilitation intervention. Clinic of Rheumatology
and Rehabilitation, Zurzach, Switzerland. Didapat dari : http://www.annrheumdis.com/
[Diakses pada tanggal 1 Mei 2010]
3. AU, Pardede, 2010. Profil RSUP H. Adam Malik Medan. Universitas Sumatera Utara.
Didapat dari : repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18195/4/Chapter%20II.pdf
[diakses pada tanggal 5 November 2010]
5. Elisa, H.T., dan Jose, L.N.E., 2008. Cost-outcome analysis of joint replacement: evident
from a Spanish public hospital. Departemento de Economica Internacional y de Espana,
Facultad de Ciencas Economicas y Empresariales, Campus La Cartuja, Granada,
Spanyol. Didapat dari : http://www.scielosp.org/scielo.php?pid=S0213-
91112008000400006&script=sci_arttext [diakses pada tanggal 5 November 2010]
6. Felson, D.T., 2008. Osteoarthritis. Dalam : Fauci, A., Hauser, L.S., Jameson, J.L., Ed.
HARRISON's Principles of Internal Medicine Seventeenth Edition. New York, United
States of America. McGraw-Hill Companies Inc. : 2158-2165.
7. Grotle, M., Hagen, K.B., Natvig, B., Dahl, F.A., Kvien, T.K., 2008. Obesity and
osteoarthritis in knee, hip and/or hand: an epidemiological study in the general
population with 10 years follow- up. National resource centre for rehabilitation in
rheumatology, Dept. of Rheumatology, Diakonhjemmet Hospital, Oslo, Norway.
Didapat dari : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18831740. [diakses pada tanggal 1
April 2010]
8. Joern, M., Klaus, S.B., dan Peer,E, 2010. The Epidemiology, Etiology, Diagnosis, and
Treatment of Osteoarthritis of the Knee. Dtsch Arztebl International. Didapat dari :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2841860/pdf/Dtsch_Arztebl _Int-107-
0152.pdf [diakses pada tanggal 1April 2010]
9. Madiyono, B., Moeslichan, S., Sastroasmoro, S., Budiman, I., dan Purwanto, H., 2008.
Bab 16 - Perkiraan besar sampel. Dalam : Sastroasmoro, S., ed. Dasar dasar
Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-3.Jakarta, Indonesia. Sagung Seto, 302-318.
10. Marlowe, F., Apicella, C., dan Reed, D, 2005. Mens preference for womens profile
waist-to-hip ratio in two Species. Department of Athropology, Harvard University,
Cambridge. Didapat dari :
http://www.anthro.fsu.edu/people/faculty/marlowe_pubs/profilewhr.pdf. [diakses pada
tanggal 10 April 2010]
11. Mollarius, A., Seidell, JC., Sans, S., Tuomilheto, J., dan Kuulasmaa, K, 1999. Waist and
hip circumferences, and waisthip ratio in 19 populations of the WHO MONICA
Project. World Health Organization. Didapat dari :
http://www.tede.ufsc.br/teses/PNTR0041-D.pdf. [diakses pada tanggal 13 Maret 2010]
12. Paula, K., Peter, J.W., dan Tenant, A., 2010. The Visual Analogue WOMAC 3.0. scale
internal validity and responsiveness of the VAS version. Department of Rehabilitation
Medicine, Faculty of Medicine and Health, University of Leeds, Leeds, United Kingdom.
Didapat dari : http://www.biomedcentral.com/content/pdf/1471-2474-11-80.pdf [diakses
pada tanggal 2 April 2010]
13. Roos, E.M., Roos, H.P., dan Lohmander, L.S., 1999. WOMAC Osteoarthritis Index--
additional dimensions for use in subjects with post-traumatic osteoarthritis of the knee.
Western Ontario and MacMaster Universities. University of Lund. Didapat dari:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10222220. [diakses pada tanggal 2 April 2010]
14. Soeroso, J., Isbagio, H., Kalim, H., Broto, R., dan Pramudiyo, R., 2006. Osteoartrits.
Dalam : Alwi, I., Sudoyo, A.W., dan Setiati, S., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi IV. Jakarta, Indonesia : Penerbit FKUI Pusat, 1195-1201.
15. Thomas, R., Gunter, L., Joachim, S., Michael, W., dan Richard, G., 2005. Pain and
Osteoarthritis in Primary Care : Factors Associated with Pain Perception in a sampleof
1021Patients. Dalam : Anonymous, ed. Pain Medicine Volume 9 Number 7
2005.American Academy of Pain Medicine : Blackwell Publishing Limited, 905-910
16. Thumboo, J., Chew, L.H., dan Lewin- Koh, S.C., 2002. Socioeconomic and psychosocial
factors influence pain or physical function in Asian patients with knee or hip
osteoarthritis. The National Arthritis Foundation and Nanyang Polytechnic, Singapore.
Didapat dari : http://ard.bmj.com/content/61/11/1017.full. [diakses pada tanggal 13 Maret
2010]
17. Urwin, M., Symmons, D., Allison, T., Brammah, T., Busby, H., Roxby, M., Simmons, A.,
dan Williams, G., 1998. Estimating the burden of musculoskeletal disorders in the
community: the comparative prevalence of symptoms at different anatomical sites, and the
relation to social deprivation. ARC Epidemiology Research Unit, University of
Manchester Medical School, Oxford. Didapat dari :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1752494/pdf/v057p00649.p df. [diakses
pada tanggal 17 Maret 2010]
18. Vasquez, G., Duval, S., Jacobs, D.R., dan Silventoinen, K., 2007. Comparison of body
mass index, waist circumference, and waist/hip ratio in predicting Incident Diabetes: A
Meta-Analysis. University of Minnesota. Didapat dari :
http://epirev.oxfordjournals.org/cgi/content/abstract/29/1/115. [diakses pada tanggal 2
April 2010]
20. World Health Organization, 2004. Global burden of disease report 2004 Update.
Direktorat World Health Organization.