You are on page 1of 7

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyajian Data

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 mahasiswa Jurusan Analis

Kesehatan Surabaya, yang meneliti tentang perbandingan hasil pemeriksaan LED

Westergren dengan pemakaian antikoagulan Natrium Sitrat 3,8% dengan

perbandingan darah dan antikoagulan 4 : 1 dan Natrium Sitrat 3,2% dalam

vacutainer dengan perbandingan darah dan antikoagulan 9 : 1, dapat dilihat pada

tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan laju endap darah Westergren dengan pemakaian
antikoagulan Natrium Sitrat 3,8% dan Natrium Sitrat 3,2%

HASIL LAJU ENDAP DARAH

Nomor Kode Natrium Sitrat 3,8% Natrium Sitrat 3,2%


Urut Sampel 4 bagian darah : 1 9 bagian darah : 1
bagian antikoagulan bagian antikoagulan
(mm/ jam) (mm/ jam)
1 SF 40 42
2 SM 20 42
3 FF 13 10
4 DA 38 41
5 RK 35 48
6 SA 41 47
7 NK 35 46
8 TT 16 17
9 YL 18 31
10 VI 10 13
11 AN 45 53
12 VC 23 38
13 WI 12 14
14 NI 12 24

27
28

HASIL LAJU ENDAP DARAH


Nomor Kode Natrium Sitrat 3,8% Natrium Sitrat 3,2%
Urut Sampel 4 bagian darah : 1 9 bagian darah : 1
bagian antikoagulan bagian antikoagulan
(mm/ jam) (mm/ jam)
15 RE 16 18
16 NUI 26 27
17 IN 25 27
18 MI 24 31
19 VA 22 36
20 AZ 8 18
21 PR 18 12
22 FE 6 11
23 PU 28 27
24 FA 11 11
25 RF 10 9
26 IA 23 40
27 SR 23 34
28 QA 12 15
29 RI 24 49
30 AF 37 50

Rata-rata 22,366 29,366

4.2 Analisa Data

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan LED metode

Westergren menggunakan antikoagulan Natrium Sitrat 3,8% diperoleh rata-rata

nilai LED 22,366 mm/jam sedangkan menggunakan antikoagulan Natrium Sitrat

3,2% diperoleh rata-rata nilai LED 29,366 mm/jam. Sehingga rata-rata nilai LED

yang menggunakan antikoagulan Natrium Sitrat 3,8% lebih rendah dibandingkan

dengan rata-rata nilai LED yang menggunakan antikoagulan Natrium Sitrat 3,2%.
29

4.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal

atau tidak berdistribusi normal. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika uji normalitas data yang dihasilkan

berdistribusi normal, maka dilanjutkan ke uji parametrik Paired-Sample T Test

Hipotesis :

Ho : Data berdistribusi normal

Hi : Data tidak berdistribusi normal

Pedoman dalam pengambilan keputusan data berdistribusi normal atau tidak

berdistribusi normal adalah :

1. Jika nilai signifikan atau p lebih kecil dari , nilai adalah 0,05 maka

dikatakan data berdistribusi tidak normal

2. Jika nilai signifikan atau p lebih besar dari , nilai adalah 0,05 maka

dikatakan data berdistribusi normal

Hasil uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test tersaji

sebagai berikut :

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Natrium Natrium
Sitrat 3,8% Sitrat 3,2%
N 30 30
Normal Parameters a,b Mean 22.3667 29.3667
Std. Deviation 10.90866 14.32500
Most Extreme Absolute .110 .153
Differences Positive .107 .153
Negative -.110 -.104
Kolmogorov-Smirnov Z .602 .838
As ymp. Sig. (2-tailed) .862 .484
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
30

Berdasarkan hasil uji normalitas di atas dihasilkan nilai signifikan dari

antikoagulan Natrium Sitrat 3,8% (p) > (0,862 > 0,05), hal ini berarti bahwa

data statistik terdistribusi normal atau Ho diterima. Dan didapatkan juga nilai

signifikan dari antikoagulan Natrium Sitrat 3,2% (p) > (0,484 > 0,05) , hal ini

berarti bahwa data statistik terdistribusi normal atau Ho diterima. Dapat

disimpulkan bahwa data statistik nilai LED yang dihasilkan terdistribusi normal.

4.2.2 Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada atau tidak ada

perbedaan nilai LED Westergren dengan pemakaian antikoagulan Natrium Sitrat

3,8% dan Natrium Sitrat 3,2%. Dalam hai ini uji hipotesis yang digunakan adalah

Paired-Sample T Test

Pedoman dalam pengambilan keputusan adalah :

Ho (hipotesa nol) : Tidak ada perbedaan nilai LED Westergren

dengan pemakaian antikoagulan Natrium Sitrat

3,8% dan Natrium Sitrat 3,2%

Hi (hipotesa alternatif ) : Ada perbedaan nilai LED Westergren dengan

pemakaian antikoagulan Natrium Sitrat 3,8% dan

Natrium Sitrat 3,2%

Syarat pengambilan keputusan :

1. Jika nilai signifikan atau p < , dimana = 0,05, maka Ho ditolak dan Hi

diterima

2. Jika nilai signifikan atau p > , dimana = 0,05, maka Hi ditolak dan Ho

diterima
31

Hasil Paired-Sample T Test, tersaji sebagai berikut :

T-Test
Paired Samples Statistics

Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair Natrium Sitrat 3,8% 22.3667 30 10.90866 1.99164
1 Natrium Sitrat 3,2% 29.3667 30 14.32500 2.61538

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair Natrium Sitrat 3,8% &
30 .860 .000
1 Natrium Sitrat 3,2%

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair Natrium Sitrat 3,8% -
-7.0000 7.44636 1.35951 -9.7805 -4.2195 -5.149 29 .000
1 Natrium Sitrat 3,2%

Setelah pengujian data menggunakan Paired-Sample T Test didapatkan

hasil nilai signifikan (p) yang lebih kecil dari , yaitu 0,000 < 0,05 , maka dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima, sehingga ada perbedaan yang

signifikan terhadap nilai LED Westergren dengan pemakaian antikoagulan

Natrium Sitrat 3,8% dan Natrium Sitrat 3,2%.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, setelah dilakukan uji normalitas dengan uji

Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil < p dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal. Data yang berdistribusi normal memenuhi syarat untuk

dilanjutkan uji Paired-Sample. Bedasarkan uji Paired-Sample didapatkan hasil

> p sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan nilai LED Westergren
32

dengan pemakaian antikoagulan Natrium Sitrat 3,8% dan Natrium Sitrat 3,2%.

Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena pemakaian

antikoagulan dan perbandingan darah dengan antikoagulan yang tidak tepat.

Menurut Gandasoebrata (2007), standart pemakaian antikoagulan untuk

pemeriksaan LED Westergren adalah menggunakan antikoagulan Natrium Sitrat

3,8% dengan perbandingan darah dan antikoagulan 4 : 1. Antikoagulan Natrium

Sitrat 3,8% merupakan larutan yang isotonik terhadap darah. Sedangkan,

pemakaian antikoagulan Natrium Sitrat 3,2% berbeda dengan standar. Sesuai

dengan National Committee for Clinical Laboratory Standards atau disingkat

NCCLS dengan perbandingan darah dan antikoagulan 9 : 1 yaitu perbandingan

yang selalu konstan akurasinya. Natrium Sitrat 3,2% merupakan antikoagulan

yang khusus untuk pemeriksaan koagulasi dan agregasi trombosit.

Menurut Kosasih (2008), Faktor lain yang mempengaruhi hasil

pemeriksaan LED adalah viskositas atau kekentalan plasma. Dalam keadaan

plasma sangat kental ,eritrosit dapat menghambat pengendapan dan hasil LED

menurun. Sedangkan, plasma yang encer nilai LED akan meningkat karena

eritrosit yang mudah untuk mengendap.

Penggunaan Natrium Sitrat 3,2% yang bukan standart unuk pemeriksaan

LED menghasilkan nilai LED yang meningkat dibandingkan dengan nilai LED

yang menggunakan Natrium Sitrat 3,8% sebagai standart. Menurut penelitian

sebelumnya Perrotta (2005) antikoagulan Natrium Sitrat 3,2 % bisa membuat

ukuran eritrosit menjadi besar. Menurut Sacher (2004) ukuran eritrosit yang besar

menyebabkan LED berlangsung cepat maka nilai LED akan meningkat.


33

Berdasarkan perbedaan konsentrasi maupun perbedaan perbandingan

darah dan antikoagulan tersebut dapat menyebabkan adanya perbedaan yang

signifikan nilai LED antara pemakaian antikoagulan Natrium Sitrat 3,8% sebagai

standar dan Natrium Sitrat 3,2%.

You might also like