You are on page 1of 61

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII TENTANG

CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI SMP NEGERI 3


GONDANGREJO KARANGANYAR
TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :
Kristiyah
NIM B11 088

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014

i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas VII
tentang Cuci Tangan Pakai Sabun di SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar Tahun
2014. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Ambarsari SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Kusairi S.Pd., S.Kom, selaku Kepala Sekolah SMP N 3 Gondangrejo
Karanganyar, yang telah memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan
data.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Responden yang bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner
yang telah diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juni 2014

Penulis

v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014
Kristiyah
NIM B11 088

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII TENTANG CUCI


TANGAN PAKAI SABUN DI SMP N 3 GONDANGREJO
KARANGANYAR
TAHUN 2014

Xii + 44 halaman + 16 lampiran + 4 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Indonesia


semakin membaik dengan adanya penurunan kejadian diare. Kejadian diare
menurun 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, 32% dengan
meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, dan 39% perilaku
pengelolaan air minum yang di rumah tangga, dengan upaya tersebut kejadian
diare menurun sebesar 94%. Kasus diare setiap tahun 100.000 anak Indonesia
meninggal akibat diare.
Tujuan : Tujuan umum untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas VII
tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar,
sedangkan untuk tujuan khusus untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa
kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar
pada tingkat baik, cukup dan kurang.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Lokasi
penelitian diambil di SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar pada tanggal 26 April
2014, populasi penelitian 75 siswa, teknik pengambilan sampel dengan sampling
jenuh sehingga diperoleh sampel 75 siswa. Cara pengumpulan data dengan
kuesioner tertutup sedangkan teknik analisa data menggunakan analisa univariat.
Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian terhadap 75 siswa kelas VII di SMP N 3
Gondangrejo Karanganyar tentang cuci tangan pakai sabun, yang berpengetahuan
baik sebanyak 3 siswa (4%), berpengetahuan cukup 69 siswa (92%) dan yang
berpengetahuan kurang ada 3 siswa (4%).
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 3
Gondangrejo Karanganyar sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak
69 siswa (92%).

Kata Kunci : Pengetahuan, anak usia sekolah, cuci tangan pakai sabun.
Kepustakaan : 18 literatur (Tahun 2003 s/d 2014)

vi
MOTTO

Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan


(QS. Al-insyiroh : 6)
Harapan adalah tiang yang menyangga dunia (Tri Susilowati)
Beri satu kunci untuk mengenal hidup, jadikan setiap langkah kita sebagai
ibadah insya allah kita akan tahu tujuan hidup sesungguhnya
Menjadi diri sendiri yang mandiri dan jujur itu akan membuat kita tahu
seberapa kemampuan kita dalam melakukan segala sesuatunya (Penulis)
Aku datang, aku belajar, aku ujian, aku revisi dan aku menang!!!

PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis
Ilmiah ini penulis persembahkan untuk :
Allah SWT dzat yang maha sempurna yang
maha mengetahui apa yang terbaik untuk
hambaNYA.
Ibu dan ayah yang selalu memberikan aku
semangat, doa, cinta dan kasih sayang yang
tulus selama ini.
Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
Untuk semua pihak yang telah membantuku,
mendukung dan mendoakanku yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Almamater tercinta.
Untuk pembaca yang budiman.

vii
CURICULUM VITAE

Nama : Kristiyah
Tempat, Tanggal Lahir : Sukoharjo, 22 Oktober 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dukuh Trosemi RT 01 RW 02 Gatak, Sukoharjo

Riwayat Pendidikan
1. SD N 01 Trosemi, Sukoharjo LULUS TAHUN 2005
2. SMP N 01 Gatak, Sukoharjo LULUS TAHUN 2008
3. MAN 2 Surakarta, Surakarta LULUS TAHUN 2011
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2011

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii
CURICULUM VITAE ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
E. Keaslian Penelitian ............................................................................ 5
F. Sistematika Penelitian ....................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ................................................................................... 8
B. Kerangka Teori.................................................................................. 23
C. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................ 25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 25
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ......................... 26
D. Variabel penelitian ............................................................................ 27
E. Definisi Operasional.......................................................................... 27

ix
F. Instrumen Penelitian.......................................................................... 28
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 31
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data .............................................. 32
I. Etika Penelitian ................................................................................. 35
J. Jadwal Penelitian............................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................................ 37
B. Hasil Penelitian ................................................................................. 38
C. Pembahasan ....................................................................................... 39
D. Keterbatasan ...................................................................................... 41
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 42
B. Saran.................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional cuci tangan pakai sabun .................................... 27
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pernyataan cuci tangan pakai sabun ..................................... 29
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi .................................................................. 38
Tabel 4.2 Gambaran pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai
sabun di SMP Negeri 3 Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 ......................... 38

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ................................................................................ 23
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ............................................................................ 24

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian (dalam bentuk tabel)


Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 16. Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir)

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data Kemenkes RI menunjukkan bahwa perilaku Cuci Tangan Pakai

Sabun (CTPS) semakin membaik. Dimana pada tahun 2006 CTPS dilakukan

oleh 9,6% warga Indonesia, tahun 2007 CTPS dilakukan oleh 23,2% warga

Indonesia dan tahun 2012 CTPS dilakukan oleh 49,5% warga Indonesia. Pada

tahun 2012 berdasarkan data Environmental Health Risk Assessment (EHRA)

di 56 Kabupaten/kota, yang diselenggarakan oleh Kemenkes RI bahwa CTPS

setelah BAB 68,4%, CTPS setelah menceboki anak 38,7%, CTPS sebelum

makan 71,6%, dan CTPS sebelum menyuapi anak 32,8% (Depkes RI, 2012).

Propinsi Jawa Tengah sendiri memfokuskan Program PHBS pada

PHBS Rumah Tangga, PHBS Sekolah, dan PHBS Tempat Ibadah, didasarkan

pertimbangan tatanan tersebut mempunyai daya ungkit yang besar dalam

pencapaian derajat kesehatan tersebut (Dinkes Jateng,2009).Salah satu dari

empat kunci kegiatan PHBSuntuk meningkatkan pencapaian derajat

kesehatan adalah meningkatkan perilaku cuci tangan yang benar (cuci tangan

dengan airyang mengalir dan sabun) setelah buang air besar, setelah

menceboki bayi dan balita, sebelum makan serta sebelum menyiapkan

makanan.Hasil pelaksanaan program PHBStentang mencuci tangan,

menurutstudi WHO tahun 2007menyatakan,kejadiandiare menurun 45%

dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, 32% dengan meningkatkan

1
2

akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, dan 39% perilaku pengelolaan air

minum yang di rumah tangga, dengan upaya tersebut kejadian diare menurun

sebesar 94% (Depkes RI, 2007).

Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis

dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuannya

adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari

permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara (Dahlan

dan Umrah, 2013).

Sabun dan deterjen merupakan produk-produk pembersih (berbentuk

batangan, cair, selebaran atau bubuk) yang menurunkan tegangan permukaan

sehingga membantu membuang kotoran, debu dan mikroorganisme sementara

dari kedua belah tangan. Sabun biasa membutuhkan friksi (penggosokan)

untuk membuang mikroorganisme secara mekanik sedangkan sabun

antiseptik juga membunuh atau menghambatpertumbuhansebagian besar

mikroorganisme (Dahlan dan Umrah, 2013).

Cuci tangan dengan sabun biasa dan air sama efektifnya dengan cuci

tangan menggunakan sabun anti microbial, iritasi kulit jauh lebih rendah

apabila menggunakan sabun biasa. Cuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum

memeriksa/kontak langsung dengan pasien, sebelum memakai sarung tangan

bedah steril/DTT, setelah kedua tangan terkontaminasi (memegang instrumen

yang kotor dan alat lainnya, menyentuh lendir, darah, kontak yang lama dan

intensif dengan pasien) setelah melepas sarung tangan (Dahlan danUmrah,

2013).
3

Masalah-masalah yang sering muncul karena kurang pedulinya

terhadap cuci tangan pakai sabun diantaranya diare dan Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA). Kasus diare menurut WHO (2005) setiap tahun

100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare. Penyebab terjadinya diare

disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Jalur masuknya bakteri atau virus

tersebut melalui benda-benda yang dipegang, hewan, makanan, air dan udara

yang menempel ditangan dan berinteraksi dengan mulut kedalam pencernaan.

Sedangkan pada penyakit pernafasan juga merupakan hal yang harus

diperhatikan dikalangan anak-anak. Penyebab utama ISPA ini disebabkan

oleh bakteri atau virus yang menyerang paru-paru yang membawa korban

paling banyak (WHO, 2003).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 26 November

2013 pada siswa kelas VII di SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar, dari bulan

Januari-Oktober 2013 didapatkan data jumlah siswa sebanyak 75 siswa.

Setelah dilakukan wawancara kepada 10 siswa didapatkan hasil 4 siswa

kurang mengetahui tentang cuci tangan pakai sabun dan 6 siswa belum

mengetahui tentang cuci tangan pakai sabun.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil

judul Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas VII tentang Cuci Tangan Pakai

Sabun di SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar Tahun 2014.


4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengangkat masalah

penelitian yaitu, Bagaimana tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang

cuci tangan pakai sabun di SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar tahun

2014?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci

tangan pakai sabun di SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan

pakai sabun di SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada

tingkat baik.

b. Untuk mengetahui pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan

pakai sabun di SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada

tingkat cukup.

c. Untuk mengetahui pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan

pakai sabun di SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada

tingkat kurang.
5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat menambah kekayaan ilmu

pengetahuan tentang cuci tangan pakai sabun pada anak usia sekolah dan

dapat dijadikan bahan untuk penelitian lanjutan.

2. Bagi peneliti

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian tentang cuci tangan pakai

sabun ini peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dari

perkuliahan dan menjadi pengalaman yang nyata dalam melaksanakan

penelitian.

3. Bagi institusi

a. SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar

Diharapkan memberi masukan kepada institusi untuk meningkatkan

lagi kesadaran para siswa tentang pentingnya cuci tangan pakai

sabun dan hal ini akan menjadi faktor yang akan mempermudah

terjadinya penularan pengetahuan dan kebiasaan CTPS pada murid

sekolah tersebut.

b. STIKes Kusuma Husada Surakarta

Diharapkan dapat menambah referensi baik untuk institusi maupun

para dosen dalam memberikan materi kepada mahasiswa tentang

cuci tangan pakai sabun.


6

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Listyowati (2012), dengan judul

Pengaruh Intervensi Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap

dan Praktek Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa Kelas V di SDN

Pengasinan IV Kota Bekasi Tahun 2012. Hasil penelitian ini adalah

pengaruh intervensi promosi kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan

praktek cuci tangan pakai sabun pada siswa kelas V di SDN Pengasinan

IV Kota Bekasi tahun 2012 sudah mengalami peningkatan pengetahuan,

sikap dan praktek cuci tangan pakai sabun, peningkatan terbesar terjadi

pada variabel berapa langkah cuci tangan pakai sabun (10,4%) dan

peningkatan terendah terdapat pada variabel cuci tangan dengan air saja

dapat membunuh kuman (6,8%), peningkatan sikap siswa mengenai cuci

tangan pakai sabun, kecuali pada variabel cuci tangan pakai sabun adalah

hal yang merepotkan mengalami penurunan jawaban yang benar sebesar

(-1,2%) dan variabel tertinggi adalah makan tanpa CTPS mengalami

peningkatan jawaban yang benar sebesar (9,1%), peningkatan pada

seluruh variabel perilaku cuci tangan, peningkatan tertinggi pada variabel

tidak tersedia sarana air bersih di sekolah saat makan atau jajan (63,0%)

dan peningkatan terendah terdapat pada variabel cuci tangan pakai sabun

setelah BAB (7,0%). Kemudian adanya pengaruh intervensi promosi

kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan praktek cuci tangan pakai

sabun.
7

Perbedaan dengan penelitian ini adalah lokasi dan waktu, responden,

teknik pengambilan sampel dan hasil penelitian. Sedangkan

persamaannya dengan penelitian ini adalah jenis rancangan dengan

menggunakan deskriptif kuantitatif.

F. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah terdiri dari lima bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian,

dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan tentang teori-teori pengetahuan, anak

sekolah, mencuci tangan pakai sabun, kerangka teori, kerangka

konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi

dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan

sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel

penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis

data, etika penelitian.


8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum, hasil penelitian,

pembahasan dan keterbatasan.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo,

2011).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974)

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yang disebut AIETA, yaitu :

1) Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari

dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

9
10

2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut.

Di sini sikap subjek sudah mulai timbul.

3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden

sudah lebih baik lagi.

4) Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5) Adaption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus

(Notoatmodjo, 2011).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan mempunyai enam

tingkatan, yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan


11

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu

sama lain. kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan

kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan lain

sebagainya.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruahan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu


12

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

c. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur

dengan objek penelitian atau responden. Data yang bersifat kualitatif

di gambarkan dengan kata-kata, sedangkan data yang bersifat

kuantitatif terwujud angka-angka, hasil perhitungan atau

pengukuran, dapat diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan

dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, setelah

dipersentasekan lalu ditafsirkan kedalam kalimat yang bersifat

kualitatif.

1) Kategori baik yaitu menjawab benar 76%-100% dari yang

diharapkan.

2) Kategori cukup yaitu menjawab benar 56%-75% dari yang

diharapkan.

3) Kategori kurang yaitu menjawab benar <56% dari yang

diharapkan.
13

(Arikunto, 2006)

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

Notoatmodjo (2003), adalah sebagai berikut:

1) Umur

Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam

penelitian-penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu

hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur adalah lamanya

hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan.

Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin bertambah pula

ilmu atau pengetahuan yang dimiliki karena pengetahuan

seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun

pengalaman yang diperoleh dari orang lain.

2) Pendidikan

Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh

kemampuan dan perilaku manusia melalui pengetahuan,

sehingga dalam pendidikan perlu dipertimbangkan umur (proses

perkembangan klien) dan hubungan dengan proses belajar.

Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi persepsi sesorang atau lebih mudah menerima

ide-ide dan teknologi. Pendidikan meliputi peranan penting

dalam menentukan kualitas manusia. Dengan pendidikan

manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan implikasinya.


14

Semakin tinggi pendidikan, hidup manusia akan semakin

berkualitas karena pendidikan yang tinggi akan membuahkan

pengetahuan yang baik yang menjadikan hidup yang berkualitas.

3) Paparan media massa

Melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik

maka berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat,

sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa akan

memperoleh informasi yang lebih banyak dan dapat

mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki.

4) Sosial ekonomi (pendapatan)

Dalam memenuhi kebutuhan primer, maupun sekunder

keluarga, status ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi

dibanding dengan orang yang memiliki status sosial ekonomi

rendah, semakin tinggi status sosial ekonomi seseorang semakin

mudah dalam mendapatkan pengetahuan, sehingga menjadikan

hidup lebih berkualitas.

5) Hubungan sosial

Faktor hubungan sosial mempengaruhi kemampuan individu

sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model

komunikasi media. Apabila hubungan sosial seseorang dengan

individu baik maka pengetahuan yang dimiliki juga akan

bertambah.
15

6) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu sumber pengetahuan atau suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan

dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa

yang lalu. Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal

biasanya diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses

pengembangan misalnya sering mengikuti organisasi.

2. Anak Usia Sekolah

a. Pengertian Anak Usia Sekolah

Usia sekolah adalah anak pada usia 6 12 tahun, yang artinya

sekolah menjadi inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai

bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan

orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah

merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk

keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan

memperoleh ketrampilan tertentu (Wong, 2009).

b. Ciri-ciri Anak Usia Sekolah

Menurut Hurlock (2003), orang tua, pendidik, dan ahli

psikologis memberikan berbagai label kepada periode ini dan label-

label itu mencerminkan ciri-ciri penting dari periode anak usia

sekolah, yaitu sebagai berikut :


16

1) Label yang digunakan oleh orang tua

a) Usia yang menyulitkan

Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah

dan dimana ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman

sebaya daripada oleh orang tua dan anggota keluarga

lainnya.

b) Usia tidak rapi

Suatu masa dimana anak tidak memperdulikan dan ceroboh

dalam penampilan, dan kamarnya sangat berantakan.

Sekalipun ada peraturan keluarga yang ketat mengenai

kerapihan dan perawatan barang-barangnya, hanya

beberapa saja yang taat, kecuali kalau orang tua

mengharuskan melakukannya dan mengancam dengan

hukuman.

2) Label yang digunakan oleh para pendidik

a) Usia sekolah dasar

Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-

dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk

keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan

mempelajari berbagai ketrampilan penting tertentu, baik

ketrampilan kulikuler maupun ekstra kulikuler.

b) Periode kritis
17

Suatu masa dimana anak membentuk kebiasaan untuk

menacapai sukses, tidak sukses, atau sangan sukses. Sekali

terbentuk, kebiasaan untuk bekerja dibawah, diatas atau

sesuai dengan kemampuan cenderung menetap sampai

dewasa. Telah dilaporkan bahwa tingkat perilaku

berprestasi pada kanak-kanak mempunyai korelasi yang

tinggi dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa.

3) Label yang digunakan ahli psikologi

a) Usia berkelompok

Suatu masa dimana perhatian utama anak tertuju pada

keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai

anggota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi

dalam pandangan teman-temannya. Oleh karena itu, anak

ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui

kelompok dalam penampilan, berbicara, dan perilaku.

b) Usia penyesuaian diri

Suatu masa dimana perhatian pokok anak adalah dukungan

dari teman-teman sebaya dan keanggotaan dalam

kelompok.

c) Usia kreatif

Suatu masa dalam rentang kehidupan dimana akan

ditentukan apakah anak-anak menjadi konformis atau


18

pencipta karya yang baru yang orisinil. Meskipun dasar-

dasar untuk ungkapan kreatif diletakkan pada masa awal

kanak-kanak, namun kemampuan untuk menggunakan

dasar-dasar ini dalam kegiatan-kegiatan orisinil pada

umumnya belum berkembang sempurna sebelum anak-anak

belum mencapai tahun-tahun akhir masa kanak-kanak.

d) Usia bermain

Bukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk bermain

daripada dalam periode-periode lain hal mana tidak

dimungkinkan lagi apabila anak-anak sudah sekolah

melainkan karena terdapat tumpang tindih antara ciri-ciri

kegiatan bermain anak-anak yang lebih muda dengan ciri-

ciri anak-anak remaja. Jadi alasan periode ini disebut

sebagai usia bermain adalah karena luasnya minat dan

kegiatan bermain dan bukan karena banyaknya waktu untuk

bermain.

c. Tugas Perkembangan Usia Sekolah

Tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah adalah sebagai

berikut :

1) Mempelajari ketrampilan fisik yang dibutuhkan untuk

permainan-permainan yang umum.

2) Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai

makhluk yang sedang tumbuh.


19

3) Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya.

4) Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.

5) Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk

membaca, menulis dan berhitung.

6) Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk

kehidupan sehari-hari.

7) Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan

tingkatan nilai.

8) Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan

lembaga-lembaga.

9) Mencapai kebebasan pribadi.

(Hurlock, 2003)

3. Mencuci Tangan Pakai Sabun

a. Pengertian Mencuci Tangan Pakai Sabun

Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara

mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan

air. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu secara

mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah

mikroorganisme sementara (Dahlan dan Umrah, 2013).

Sabun dan deterjen merupakan produk-produk pembersih

(berbentuk batangan, cair, selebaran atau bubuk) yang menurunkan

tegangan permukaan sehingga membantu membuang kotoran, debu

dan mikroorganisme sementara dari kedua belah tangan. Sabun biasa


20

membutuhkan friksi (penggosokan) untuk membuang

mikroorganisme secara mekanik sedangkan sabun antiseptik juga

membunuh atau menghambat pertumbuhan sebagian besar

mikroorganisme

(Dahlan dan Umrah, 2013).

Cuci tangan dengan sabun biasa dan air sama efektifnya

dengan cuci tangan menggunakan sabun anti microbial, iritasi kulit

jauh lebih rendah apabila menggunakan sabun biasa. Cuci tangan

sebaiknya dilakukan sebelum memeriksa/kontak langsung dengan

pasien, sebelum memakai sarung tangan bedah steril/DTT, setelah

kedua tangan terkontaminasi (memegang instrumen yang kotor dan

alat lainnya, menyentuh lendir, darah, kontak yang lama dan intensif

dengan pasien setelah melepas sarung tangan (Dahlan dan

Umrah, 2013).

b. Tujuan Mencuci Tangan Pakai Sabun

Menurut Annamma Jacob, dkk (2014), tujuan dari mencuci

tangan adalah sebagai berikut :

1) Mengangkat kotoran dan mikroorganisme sesaat dari tangan

2) Mengurangi jumlah mikroba dengan berjalannya waktu

3) Mencegah terjadinya infeksi silang.

c. Waktu Untuk Mencuci Tangan :

Menurut Saputra (2013), menjelaskan bahwa waktu untuk

mencuci tangan adalah sebagai berikut :


21

1) Sebelum makan

2) Sehabis buang air besar

3) Sebelum menyusui

4) Sebelum menyiapkan makan

5) Setelah bersentuhan dengan hewan.

d. Peralatan dan Perlengkapan Mencuci Tangan Pakai Sabun

Menurut Dahlan dan Umrah (2013), peralatan dan

perlengkapan yang dibutuhkan untuk mencuci tangan adalah :

1) Sabun biasa atau antiseptik

2) Handuk bersih

3) Wastafel atau air mengalir.

e. Teknik Mencuci Tangan

Menurut Dahlan dan Umrah (2013), teknik mencuci tangan

ada dua cara, yaitu :

1) Cuci Tangan Biasa

a) Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan

b) Lepas cincin, jam tangan dan gelang

c) Singsingkan lengan baju sampai ke siku

d) Basahi tangan dengan menggunakan air mengalir, gunakan

sabun secara merata pada kedua tangan

e) Gosok kedua tangan dan jari

f) Gosok punggung tangan secara bergantian


22

g) Gosok sela jari dengan jari-jari tangan yang berlawanan,

lakukan secara bergantian

h) Gosok punggung jari secara bergantian

i) Gosok ibu jari secara bergantian

j) Gosok ujung jari pada telapak tangan secara bergantian

k) Bilas kedua tangan dengan air bersih yang mengalir

l) Tutup kran dengan tisu atau handuk bersih

m) Keringkan tangan dengan handuk bersih.

2) Cuci Tangan Bedah

a) Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan

b) Lepas cincin, jam tangan dan gelang

c) Singsingkan lengan baju sampai ke siku


23

d) Basahi tangan dengan menggunakan air mengalir sampai ke

siku, gunakan sabun kearah lengan bawah, lakukan hal

yang sama pada lengan sebelah

e) Bersihkan kuku dengan pembersih kuku atau sikat lembut

kearah keluar kemudian bersihkan jari hingga siku dengan

gerakan sirkular dengan spon. Mengulangi hal yang sama

pada lengan lain. Lakukan selama minimal dua menit

f) Membilas tangan dengan lengan secara terpisah dengan air

mengalir, setelah bersih, tahan kedua tangan mengarah

keatas sebatas siku. Jangan biarkan air bilasan mengalir

kearah bersih

g) Menggosok seluruh permukaan kedua belah tangan, jari

dan lengan bawah dengan antiseptik minimal selama dua

menit

h) Membilas setiap tangan dengan lengan secara terpisah

dengan air mengalir setelah bersih tahan kedua tangan

mengarah keatas sebatas siku. Jangan biarkan air bilasan

mengalir kearah tangan

i) Menegakkan kedua tangan kearah atas dan jauhkan dari

badan, jangan sentuh permukaan atau benda apapun

j) Mengeringkan tangan menggunakan handuk steril atau

diangin-anginkan. Seka tangan mulai dari ujung jari hingga


24

siku. Untuk tangan yang berbeda gunakan sisi handuk yang

berbeda

k) Pakai sarung tangan bedah yang steril atau DTT pada kedua

tangan.
25

B. Kerangka Teori

Tingkat pengetahuan siswa kelas


VII tentang cuci tangan pakai sabun

Pengetahuan Anak Usia Sekolah Cuci Tangan Pakai Sabun

Faktor-faktor yang 1. Pengertian anak 1. Pengertian mencuci


mempengaruhi usia sekolah tangan pakai sabun
pengetahuan : 2. Ciri-ciri anak usia 2. Tujuan mencuci
1. Umur sekolah tangan pakai sabun
2. Pendidikan 3. Tugas 3. Waktu untuk
3. Paparan media perkembangan mencuci tangan
massa anak usia sekolah 4. Peralatan dan
4. Sosial ekonomi perlengkapan
(pendapatan) mencuci tangan
5. Hubungan sosial 5. Teknik mencuci
6. pengalaman tangan

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Modifikasi : Notoatmodjo (2003), Notoatmodjo (2007), Notoatmodjo (2011),

Hurlock (2003), Wong (2009), Dahlan dan Umrah (2013), Saputra (2013),

Jacob, dkk (2014)


26

C. Kerangka Konsep

Baik
Tingkat Pengetahuan Siswa
Kelas VII tentang Cuci Cukup
Tangan Pakai Sabun
Kurang

Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan :
1. Umur
2. Pendidikan
3. Paparan media massa
4. Sosial ekonomi
(pendapatan)
5. Hubungan sosial
6. Pengalaman

Keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan)

peristiwa-peristiwa yang penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi

peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual

daripada penyimpulan (Nursalam, 2008). Penelitian kuantitatif adalah teknik

yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai

hasil pengukuran maupun hasil konvensi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini

meneliti tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun

di SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar tahun 2014.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data

selama penelitian berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini telah

dilakukan di SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan peneliti

untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003).

Penelitian ini telah dilaksanakan mulai dari tanggal 25 November 2013

sampai tanggal 26 Juni 2014.

26
27

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Hidayat, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua siswa kelas VII di SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar yang

berjumlah 75 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Arikunto (2010), apabila jumlah populasi atau subjeknya besar,

maka diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung pada

kemampuan peneliti. Jika populasi kecil (<100) maka semua anggota

populasi menjadi sampel. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 75 siswa,

karena populasi hanya sejumlah 75 siswa (<100) maka semua populasi

tersebut dijadikan sampel.

3. Teknik sampling

Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi

untuk dapat mewakili populasi. Cara-cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek

penelitian (Nursalam, 2009). Dalam penelitian ini teknik sampling yang

digunakan adalah sampling jenuh, karena populasi hanya 75 siswa


28

(<100) jadi semua populasi dijadikan sampel. Sampling jenuh adalah

teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel (Sugiyono, 2010).

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel

tunggal yaitu pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun

di SMP Negeri 3 Gondangrejo Karanganyar.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang

lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas VII

tentang Cuci Tangan Pakai Sabun di SMP Negeri 3 Gondangrejo

Karanganyar

Nama Indikator Kategori Alat Skala


Variabel Ukur
Tingkat Kemampuan Baik bula : Bila Kuesioner Ordinal
pengetahuan siswa kelas nilai responden
siswa kelas VII (x) > mean + 1
VII tentang menjawab SD
cuci tangan dengan benar Cukup : Bila
pakai sabun tentang cuci nilai responden
di SMP N 3 tangan pakai mean 1 SD <
29

Gondangrejo sabun yang x < mean + 1


Karanganyar meliputi SD
tahun 2014 pengertian, Kurang : Bila
tujuan cuci nilai yang
tangan, waktu diperoleh
untuk cuci responden (x) <
tangan, mean 1 SD
perlengkapan
dan peralatan
cuci tangan,
teknik cuci
tangan

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Arikunto (2010),

kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang

ia ketahui.

Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa kelas

VII tentang cuci tangan pakai sabun adalah kuesioner tertutup dimana sudah

disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto,

2010). Pernyataan disusun berdasarkan kisi-kisi yang diambil dari sumber

teori tentang cuci tangan pakai sabun. Pernyataan terdiri dari pernyataan

positif (favourable) atau pernyataan negatif (unfavourable) dengan pilihan

jawaban benar dan salah. Penilaian pernyataan positif (favourable) jika

responden menjawab dengan benar mendapatkan skor 1 dan jika responden

menjawab salah mendapatkan skor 0. Pernyataan negatif (unfavourable) jika

responden menjawab dengan benar mendapatkan skor 0 dan jika responden


30

menjawab salah mendapatkan skor 1. Pengisian kuesioner tersebut dengan

memberikan tanda chek () pada jawaban yang dianggap benar.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Cuci Tangan Pakai Sabun

Variabel Indikator Pernyataan Jumlah


Favourable Unfavourable Pernyataan

Tingkat 1. Pengertian 1, 3, 4, 6, 7 2, 5, 8 8
pengetahuan 2. Tujuan cuci 9 10, 11 3
siswa kelas tangan pakai
VII tentang sabun
cuci tangan 3. Waktu cuci 13, 14, 15 12 4
pakai sabun tangan
di SMPN 3 4. Peralatan dan 17, 19 16*, 18 4
Gondangrejo perlengkapan
Karanganyar cuci tangan
tahun 2014 5. Teknik cuci 20, 21, 22*, 25 23, 24, 27 14
tangan 26, 28, 29, 31, 33 30*, 32

Total 20 13 33

Ket : *) = Pernyataan yang tidak valid

Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji

validitas telah dilakukan di SMP N 3 Mojogedang Karanganyar dengan 30

siswa dan 33 item pernyataan.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur yang seharusnya


31

hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus

Product Moment (Riwidikdo, 2013), yaitu :

N . SXY - SX.SY
rxy =
{N SX 2 - (SX ) }{N SY 2 - (SY ) }
2 2

Keterangan :

N : Jumlah responden

R : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Dikatakan valid jika rhitung > rtabel ( 0,361) dengan taraf signifikan 0,05

(Riwidikdo, 2009). Uji validitas dilakukan di SMPN 3 Mojogedang

Karanganyar dengan menggunakan 33 item pernyataan pada 30 siswa.

Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien item

pernyataan nomor 16, 22, 30 kurang dari 0,361 sehingga ketiga item

pernyataan tersebut di anggap tidak valid dan tidak digunakan untuk

penelitian selanjutnya karena sudah ada pernyataan yang dapat mewakili

ketiga pernyataan tersebut. Jadi kuesioner untuk penelitian selanjutnya

hanya terdiri dari 30 item pernyataan.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarah


32

responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang

sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil akan tetap

akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).

Dalam penelitian uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha

Cronchbach, yaitu :

k Ssb
2
r11 = 1 -
k - 1 s 2 t

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

b2 = Jumlah varian butir

t2 = Varians total

Uji reliabilitas menggunakan program SPSS 16,0. Instrumen dikatakan

reliabel jika nilai Alpha Cronchbach minimal 0,7 (Riwidikdo, 2009).

Dari uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap 33 item pernyataan di

SMP N 3 Mojogedang Karanganyar didapatkan nilai alpha 0,860 hal ini

menunjukkan bahwa nilai alpha diatas 0,7 sehingga kuesioner dinyatakan

reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar

pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner kepada siswa kelas VII

tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar,


33

kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh

mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga

oleh peneliti.

Data yang diperoleh terdiri dari :

1. Data Primer

Data primer adalah secara langsung diambil dari objek penelitian oleh

peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2013). Dalam

penelitian ini data primer didapatkan dari hasil pengisian kuesioner

secara langsung oleh responden tentang cuci tangan pakai sabun.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder didapatkan dari

bagian Tata Usaha (TU) dan diperoleh data siswa kelas VII sebanyak 75

siswa.

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2010), setelah data terkumpul, maka

langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Sebelum

melakukan analisa data beberapa tahap harus dilakukan terlebih dahulu

guna mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data tidak

mendapat kendala.

Menurut Notoatmodjo (2010), langkah-langkah pengolahan data yaitu :


34

a. Editing (Penyuntingan Data)

Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan

melalui kuesioner perlu disunting terlebih dahulu. Secara umum

editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan izin

formulir atau kuesioner.

b. Coding

Setelah semua kuesioner telah diedit atau disunting selanjutnya

dilakukan pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk

kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

c. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing

Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden

dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan kedalam program

atau software komputer.

d. Tabulating

Memindahkan data yang masuk atau data mentah ke dalam tabel

yang sudah tersusun. Melalui tabel ini maka dapat dilihat hasil dari

penelitian

yang dilakukan dengan sangat mudah.

e. Pembersihan Data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan

adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya,


35

kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut

pembersihan data (data cleaning).

2. Analisis Data

Menurut Notoatmodjo (2010), analisis univariat yaitu menganalisa

terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan

distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel.

Untuk menghitung mean menggunakan rumus menurut Riwidikdo

(2010), yaitu :

Rumus : X =
x
n

Keterangan :

X : Rata-rata ( mean )

x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah responden

Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat

dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap

rata-ratanya.

Rumus :

(x
i =1
1 - x) 2
SD :
n -1

Keterangan:

x : Nilai responden

n : Jumlah responden
36

Adapun rumus untuk memperoleh skor prosentase menurut Riwidikdo

(2010), yaitu sebagai berikut :

Siswa menurut tingkat pegetahuan


Persen = x 100%
Responden

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan menurut Riwidikdo (2010),

adalah sebagai berikut :

a. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

b. Cukup : Bilai nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD

c. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean 1 SD

I. Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian

dengan memperhatikan masalah etika (Hidayat, 2011), meliputi :

1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian, peneliti

terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan

dilakukan serta manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan

penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika

subyek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani

lembar persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti

maka peneliti tidak akan memaksa dan akan tetap menghormati haknya.
37

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

inisial dan memberi nama pada masing-masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian

dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan

disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.

J. Jadwal Penelitian

Dalam bagian ini berisi tentang berlangsungnya setiap kegiatan dalam

penelitian (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian ini terlampir.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

SMP Negeri 3 Gondangrejo Karanganyar terletak di Jln. Mayor

Achmadi Karanganyar. Batas sebelah timur adalah Desa Pule, batas

sebelah barat adalah Desa Gemblung sedangkan batas sebelah utara adalah

Desa Ngasem dan batas sebelah selatan adalah Jln. Mayor Achmadi.

Terletak 0,5 km dari Balai Desa Jeruk Sawit, sedangkan jarak ke tempat

pelayanan kesehatan terdekat adalah Puskesmas Sibela dengan jarak 1

km.

Secara umum, keadaan lingkungan SMP Negeri 3 Gondangrejo

Karanganyar terlihat bersih dan tertata rapi dengan luas sekitar 2950 m.

Terdiri dari 9 kelas yaitu kelas VII ada 3 kelas, kelas VIII ada 3 kelas dan

kelas IX ada 3 kelas. Jumlah keseluruhan siswa adalah 297 siswa, jumlah

keseluruhan Guru, Staff / Karyawan adalah 56 orang. Fasilitas kesehatan

untuk siswa adalah UKS yang dilengkapi dengan kotak obat dan tempat

tidur. Adapula sarana prasarana yang meliputi 1 ruang aula, 1 ruang

perpustakaan, 1 ruang laboratorium, 1 ruang mushola, 1 koperasi dan 2

kantin.

38
39

B. Hasil Penelitian

Tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun

di SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 dapat dilihat di tabel

hasil analisis gambaran pengetahuan siswa kelas VII di SMP N 3

Gondangrejo Karanganyar tentang cuci tangan pakai sabun tahun 2014.

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi

Tingkat pengetahuan siswa


kelas VII tentang cuci tangan 25,68 2,70
pakai sabun di SMP Negeri 3
Gondangrejo Karanganyar

Tabel 4.2 Tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai

sabun di SMP Negeri 3 Gondangrejo Karanganyar tahun 2014

No. Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)

1 Baik 3 4
2 Cukup 69 92
3 Kurang 3 4

Jumlah 75 100

Sumber : Data Primer


Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui gambaran pengetahuan siswa

kelas VII di SMP Negeri 3 Gondangrejo Karanganyar tentang cuci tangan

pakai sabun, yang berpengetahuan baik sebanyak 3 siswa (4%),

berpengetahuan cukup sebanyak 69 siswa (92%), dan berpengetahuan

kurang sebanyak 3 siswa (4%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
40

gambaran pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun

tebanyak pada kategori cukup yaitu 69 siswa (92%).

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun di SMP

negeri 3 Gondangrejo karanganyar 3 siswa (4%) adalah berpengetahuan

baik, sedangkan berpengetahuan cukup 69 siswa (92%) dan

berpengetahuan kurang 3 siswa (4%).

Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan merupakan hasil dari

tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga.

Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara

mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air.

Tujuannya adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis

dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara

(Dahlan dan Umrah, 2013).

Sabun dan deterjen merupakan produk-produk pembersih (berbentuk

batangan, cair, selebaran atau bubuk) yang menurunkan tegangan

permukaan sehingga membantu membuang kotoran, debu dan

mikroorganisme sementara dari kedua belah tangan. Sabun biasa


41

membutuhkan friksi (penggosokan) untuk membuang mikroorganisme

secara mekanik sedangkan sabun antiseptik juga membunuh atau

menghambat pertumbuhan sebagian besar mikroorganisme

(Dahlan dan Umrah, 2013).

Hasil penelitian tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci

tangan pakai sabun mayoritas berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 69

siswa (92%). Dalam hal ini pengetahuan siswa dipengaruhi oleh paparan

media massa dan hubungan sosial.

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan dipengaruhi oleh paparan

media massa. Melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik

maka berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga

seseorang yang lebih sering terpapar media massa akan memperoleh

informasi yang lebih banyak dan dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan yang dimiliki. Dalam penelitian ini mayoritas siswa sudah

pernah mendapatkan informasi tentang cuci tangan pakai sabun melalui

media massa cetak seperti koran dan juga media massa elektronik seperti

TV.

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan dipengaruhi oleh

hubungan sosial. Faktor hubungan sosial mempengaruhi kemampuan

individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model

komunikasi media. Apabila hubungan sosial seseorang dengan individu

baik maka pengetahuan yang dimiliki juga akan bertambah. Dalam

penelitian ini mayoritas siswa pernah mendapatkan informasi tentang cuci


42

tangan pakai sabun dari teman sebayanya yang berasal dari sekolah lain

yang sudah pernah mendapatkan penyuluhan tentang cuci tangan pakai

sabun.

D. Keterbatasan

1. Kendala dalam penelitian

Selama penelitian ini tidak ada kendala apapun.

2. Kelemahan dalam penelitian

a. Penelitian ini mempunyai kelemahan dalam penyusunan alat

(kuesioner) yang menggunakan jawaban tertutup sehingga

responden tidak dapat menguraikan jawaban selain dari jawaban

yang tersedia.

b. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan siswa kelas VII

tentang cuci tangan pakai sabun dan faktor-faktor yang

mempengaruhi tidak diteliti. Penelitian ini akan berbeda hasil jika

faktor yang mempengaruhi diteliti.


BAB V

PENUTUP

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan peneliti yaitu untuk mengetahui tingkat

pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun di SMP Negeri 3

Gondangrejo Karanganyar tahun 2014, maka peneliti mengambil sampel 75

responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan

saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian gambaran pengetahuan siswa kelas VII

tentang cuci tangan pakai sabun di SMP Negeri 3 Gondangrejo Karanganyar,

dapat disimpulkan bahwa :

1. Tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun di

SMP Negeri 3 Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 termasuk dalam

kategori baik yaitu sebanyak 3 siswa (4%).

2. Tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun di

SMP Negeri 3 Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 termasuk dalam

kategori cukup yaitu sebanyak 69 siswa (92%).

3. Tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun di

SMP Negeri 3 Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 termasuk dalam

kategori kurang yaitu sebanyak 3 siswa (4%).

43
44

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan siswa

kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun di SMPN 3 Gondangrejo

Karanganyar tahun 2014, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah

sebagai berikut :

1. Bagi Institusi

a. Bagi Institusi SMP

Diharapkan dapat memberikan penyuluhan dan menjalin kerjasama

dengan tenaga kesehatan (bidan wilayah kerja setempat atau

Puskesmas) untuk memberikan penyuluhan tentang Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya cuci tangan pakai sabun.

b. Bagi Institusi Akademik

Diharapkan bisa dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

pengetahuan tentang cuci tangan pakai sabun dengan

menggunakan variabel lebih dari satu sehingga dapat diperoleh

hasil yang lebih baik.

2. Bagi siswa

Diharapkan siswa untuk meningkatkan pengetahuan melalui

pendidikan kesehatan, penyuluhan, pengalaman, membaca materi

tentang cuci tangan pakai sabun melalui media cetak seperti majalah,

leaflet, buku tentang kesehatan atau melalui media elektronik.


45

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya mengadakan penelitian dengan metode

yang berbeda, mengembangkan variabel penelitian dan menggunakan

kuesioner terbuka sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT


Rinera Cipta.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT


Rinera Cipta.

Budiarto, E. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC.

Dahlan, A.K, Umrah, A,St. 2013. Buku Ajaran Keterampilan Dasar Praktik
Kebidanan. Malang : Intimedia.

Departemen Kesehatan RI. 2012. Pofil Kesehatan Indonesia. Diakses di


http://www.depkes.go.id. htm, tanggal akses 27 November 2013.

Hidayat. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta : Pustaka Pelajar.

Hurlock, E. 2003. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Surabaya : Erlangga.

Jacob, A, et al. 2014. Buku Ajar Clinical Nursing Procedures. Edisi 2. Tangerang
Selatan : Binarupa Aksara Publisher.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rinera


Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rinera


Cipta.

Notoatmodjo, S. 2011. Promosi Kesehatan dan Ilmu Kesehatan. Jakarta : PT


Rinera Cipta.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Press.

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Press.

Saputra, Dr.L. 2013. Keterampilan Dasar untuk Perawat dan Bidan. Tangerang
Selatan : Binarupa Aksara Publisher.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Wong, D.L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Volume 2. Edisi 6. Jakarta :
EGC.

You might also like