Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 7
Ahmad Farhan Fathian 03
Chandra Siahaan 09
Dwi Handoko 12
Fitri Nisya Anwar Tinumbang 14
Rahmat 33
MATERIALITAS
Langkah 1
Merencanakan luas
Langkah 2 pengujian
Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang
materialitas ke segmen-segmen
Langkah 3
Langkah 4
Materialitas kinerja adalah jumlah yang ditetapkan oleh auditor pada angka yang lebih kecil
dari materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan demi menguranginya ke
tingkat probabilitas yang rendah dan tepat bahwa jumlah agregat dari salah saji belum
dikoreksi atau tidak terdeteksi melebihi materialitas untuk laporan keuangan secara
keseluruhan. Penentuan materialitas kinerja perlu dilakukan karena auditor mengumpulkan
bukti per segmen dan bukan untuk laporan keuangan secara keseluruhan, serta tingkat
materialitas kinerja akan membantu auditor dalam memutuskan bukti audit yang tepat
harus dikumpulkan.
Auditor menghadapi tiga kesulitan utama dalam mengalokasikan materialitas pada akun-
akun neraca :
(salah saji bersih dalam sampel)/(total sampel) X total nilai populasi yang tercatat
Estimasi untuk kesalahan sampling timbul karena auditor hanya mengambil sampel dari
sebagian populasi dan ada risiko bahwa mengambil sampel dari sebagian populasi dan ada
risiko bahwa sampel itu tidak secara akurat mewakili populasi.
RISIKO AUDIT
Terdapat hubungan yang erat antara materialitas dan resiko. Auditor menerima
beberapa tingkat risiko atau ketidak pastian dalam melaksanakan fungsi audit. Sebagai
contoh, auditor mengakui ketidakpastian yang melekat tentang ketetapan bukti,
ketidakpastian tentang keefektifan pengendalian internal klien, serta ketidakpastian tentang
apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar ketika audit selasi dilakukan. Auditor
yang efektif akan mengakui bahwa memang ada risiko dan akan menangani risiko tersebut
dengan tepat.
Auditor menggunakan model risiko audit untuk mengidentifikasi lebih jauh salah saji
yang potensial dalam laporan keuangan secara keseluruhan serta saldo akun khusus, kelas
transaksi, dan pengungkapan dimana salah saji paling mungkin terjadi. Auditor menangani
risiko dalam merencanakan pengumpulan bukti audit terutama dengan menerapkan model
risiko audit.
JENIS-JENIS RISIKO
PDR hanya akan berubah jika auditor melakukan perubahan pada salah satu dari
ketiga faktor lainnya tersebut.
Risiko ini menentukan nilai bukti substantif yang direncanakan oleh auditor untuk
dikumpulkan, yang merupakan kebalikan dari ukuran PDR itu sendiri.
Suatu ukuran yang dipergunakan auditor dalam menilai adanya kemungkinan bahwa
terdapat sejumlah salah saji yang material (kekeliruan/kecurangan) dalam suatu segmen
sebelum ia mempertimbangkan keefektifan dari pengendalian intern yang ada atau
kerentanan laporan keuangan terhadap timbulnya salah saji yang material.
Hubungan antara IR PDR Bukti audit yang direncanakan : IR saling berlawanan dengan
PDR tapi memiliki hubungan yang searah dengan bukti audit.
3. Control Risk (CR : Risiko Pengendalian)
Ukuran yang dipergunakan auditor untuk menilai kemungkinan terdapat sejumlah salah saji
material yang melebihi nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi atas segmen tertentu
akan tidak terdeteksi oleh pengendalian intern yang dimilki klien. CR memperlihatkan :
Penilaian tentang keefektifan pengendalian intern yang dimiliki klien untuk mencegah atau
mendeteksi salah saji. Kehendak auditor membuat penilaian tersebut senantiasa berada di
bawah nilai maksimum (100%) sebagai bagian dari rencana audit yang dibuatnya.
Ukuran atas tingkat kesediaan auditor untuk menerima kenyataan bahwa laporan keuangan
mungkin masih mengandung salah saji yang material setelah audit selesai dilaksanakan
serta suatu laporan wajar tanpa syarat telah diterbitkan.
Ketika auditor memutuskan untuk menetapkan suatu tingkat AAR yang lebih rendah, berarti
bahwa auditor ingin memperoleh tingkat keyakinan yang lebih tinggi bahwa laporan
keuangan tidak mengandung salah saji yang material.
PENILAIAN RISIKO
A. Menilai Risiko Yang Dapat Diterima ( Acceptable Audit Risk )
Auditor harus memutuskan risiko audit yang dapat diterima yang tepat bagi suatu audit
selama perencanaan audit. Pertama, auditor memutuskan risiko risiko penugasan. Risiko
penugasan (engagement risk) adalah risiko bahwa auditor atau organisasi yang membawahi
auditor akan menderita kerugian setelah selesainya audit, walaupun laporan audit sudah
benar. Untuk menilai risiko audit yang dapat diterima, auditor harus menilai setiap factor
yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima
Faktor faktor utama yang mempengaruhi resiko penugasan dan mempengaruhi resiko yang
audit yang dapat diterima antara lain:
a. Derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan keuangan
b. Kemungkinan klien mengalami kesulitan keuangan
c. Evaluasi Auditor atas Integritas manajemen
Auditor menggunakan tingkat risiko yang dapat diterima yang sama untuk setiap
segmen,karena faktoryang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima berhubungan
dengan keseluruhan audit,bukan akun-akun individual.
KETERBATASAN PENGUKURAN
Keterbatasan ini akan memepengaruhi tingkat bukti yang diinginkan oleh auditor.
Dalam meerapakan risiko audit ,auditor sangat memperhatikan overauditing dan
underauditing.
Auditor harus sangat berhati-hati ketika mengambil keputusan. Dalam hal seperti ini
auditor harus mengikuti pendekatan dua langkah :