You are on page 1of 6

Laporan Praktikum EkologiTumbuhan Ke-1, Kelompok-3

PEMETAAN SEDERHANA

Muhammad Zulfikar Mahmudin1, Rizal Maulana Hasbi2, Vina Yuliandiana3


Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. A.H Nasution No. 105
Email : izulbiosains@gmail.com1, rizal.maulana@fst.uinsgd.ac.id2, vinauvin@gmail.com3

ABSTRAK

Prinsip pemetaan dengan pengukuran secara sederhana seperti: kerja lapangan, unsur
yang perlu di ukur dalam pembuatan peta sederhana adalah pengukuran jarak, pengukuran
sudut arah, pengelolaan data penyajian data. Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk
membuat peta daerah dari suatu komunitas. Cara kerjanya dengan menentukan dua titik
konstan (P dan Q) di luar lokasi, menghubungkan kedua titik itu dengan meteran,
menentukan titik-titik pada batas luar dari daerah yang akan dipetakkan, menentukan
derajat/kedudukan titik-titik itu terhadap kedua titik konstan menggunakan kompas, mencatat
data pada table, dan menggambarkan PQ pada kertas grafik dengan skala 1 : 100.
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh dapat diketahui bahwa penyebaran tumbuhan
adalah memencar karena jarak antar tumbuhan relative tidak sama. Dalam pengambilan data
pengamatan kami melakukan pengukuran di sekitar masjid UIN Sunan Gunung Djati
Bandung dengan keadaan lingkungan yang dikelilingi oleh banyak pohon sehingga dapat
melakukan pengukuran dengan banyak variasi. Ada banyak metode yang digunakan dalam
pemetaan ini yaitu memencar, interseksi, beranting dan meloncat. Dari ke empat metode
tersebut, yang dilakukan adalah pemetaan sederhana dengan metode memencar yang terdiri
dari titik A sampai J dengan menggunakan skala 1 : 200.
Kata Kunci: Kompas, Memencar, Pemetaan, Peta, Skala.

1. Pendahuluan Indonesia menekankan ungkapan perasaan

Peta pertama kali dibuat oleh dalam bentuk gambar, tulisan, peta, dan

bangsa Babilonia berupa lempengan grafik. Definisi ini menekankan produk

berbentuk tablet dari tanah liat sekitar atau output dari peta. Sedangkan Spasser

2300 SM. Pemetaan di zaman Yunani lebih menekankan proses kegiatan

Kuno sangat pesat. Alat cetak untuk peta pemetaan.Kedua pendapat ini tidak

pun berkembang. Banyak penemuan berbeda melainkan saling melengkapi,

sekitar abad 15. Pada mulanya, peta di karena sebuah produk atau output

cetak menggunakan papan kayu yang pemetaan dihasilkan melalui suatu proses

sudah di ukir berupa peta. Pada abad tertentu (Martina, 2010).

berikutnya, peta semakin berkembang Peta ilmu pengetahuan yaitu

dengan menggunakan metode-metode menggambarkan suatu hubungan ruang

secara ilmiah. Definisi pemetaan yang antara batas penelitian dalam bidang

dirumuskan dalam kamus bahasa kegiatan yang signifikan, juga dimana


bidang penelitian itu di distribusikan serta
1
dapat memberikan makna dari hubungan indonesia adalah proyeksi merkator,
tersebut. Peta ilmu pengetahuan dapat proyeksi tansverse merkator, UTM, dan
menggambarkan dan memberikan makna kerucut konformal. Tipe-tipe tersebut
dari hubungan ruang antara batas memiliki juga kelebihan dan kekurangan
penelitian yang bidang kegiatannya sehingga ditinjau juga dalam memilih
signifikan dan bidang kegiatan tersebut proyeksi berdasarkan tujuan dari
dapat di distribusikan. Peta ilmu pembuatan peta. Metode penelitian
pengetahuan tidak hanya merupakan suatu dilapangan dlakukan dengan survei
alat yang praktis untuk menyampaikan dilapangan yang merupakan suatu
informasi mengenai aktivitas ilmiah, tetapi kombinasi gambaran ilmiah tentang
juga dapat dijadikan sebagai suatu dasar keadaan suatu tempat, tanah dan vegetasi.
untuk mengkaji atau memahami aktivitas Gambara lokasi : gambaran fisik
ilmiah dengan menggambarkannya secara menyeluruh tentang keadaan tempat
tersusun dan terstruktur. Visualisasi ilmu tertentu, arti penting lokasi tersebut untuk
pengetahuan dapat diwujudkan dalam beberapa kategori kegunaannya berbeda,
bentuk peta, sehingga muncullah bidang aksebilitas, nama lokal untuk lokasi
pemetaan ilmu pengetahuan atau tersebut, unit lahan dan vegetasi dan lain-
knowledge mapping (Suprawito dan Deni, lain. Penentuan kedudukan pada peta
2010). dilakukan dengan cara bergerak
Metode atau cara pengukuran menyusurri pohon-pohon sambil
digunakan untuk perhitungan, pengolahan memperhatikan perubahan arah belokan
dan koreksi data untuk menentukan posisi pada pepohonan, dibantu dengan tanda-
(koordinat) setiap titik yang terukur dalam tanda alam tertentu yang sepanjang area
wilayah pemetaan dengan menggunakan yang akan dipetakan. Ada dua cara yang
GPS (Sudaryatno, 2001). dapt digunakan untuk menentukan
GPS (Global Postioning System) kedudukan yaitu dengan bantuan tanda-
merupakan suatu cara penentuan posisi tanda alam dengan melakukan enyusuran
navigasi global. Didalam GPS digunakan terhadap titik A dan B, kemudian pada
sistem kordinat dimana terdapat dua jenis suatu tempat ditetapkan untuk ditentukan
yaitu sistem kordinat global dan sistem saat ini, melakukan orientasi peta,
kordiinat didalam bidang proyeksi. kemudian amati pada setiap medan yang
Koordinat didalam bidang proyeksi pada akan diteliti, mengukur melalui sudut
umumnya berkaitan dengan sistem kompas dari lintasan area pepohonan yang
proyeksi yang lazim digunakan di pada tiap belokan didepan dan di belakang
2
dengan menggunakan kompas kemudian 2. Metode
gambar situasi area tersebut (Indriyanto, 2.1. Alat dan Bahan
2005). Alat yang digunakan pada saat
Berikut prinsip pemetaan dengan praktikum adalah kompas lapangan
pengukuran secara sederhana seperti: kerja dengan derajat 360o (0o menyatakan utara,
lapangan, unsur yang perlu di ukur dalam 90o adalah timur, 180o adalah selatan dan
pembuatan peta sederhana adalah 270o menyatakan barat), meteran dengan
pengukuran jarak, pengukuran sudut arah, panjang 20m-50m, busur derajat, dan
pengelolaan data penyajian data. Selain millimeter block. Serta bahan yang
dengan pengukuran, peta dapat di buat digunakan adalah objek tumbuhan yang
dengan menggunakan yang sudah ada. ada disekitar lokasi pengamatan.
Berikut ini langkah umum dalam membuat 2.2. Prosedur Kerja
peta dari peta yang sudah ada ialah: Cara kerja yang pertama adalah
menentukan daerah yang akan di petakan, menentukan dua titik konstan (P dan Q) di
memilih peta dasar yang tepat, membuat luar lokasi, sehingga daerah yang akan
peta dasar baru, yaitu peta yang belum di dipetakkan terlihat dengan jelas, kemudian
beri simbol, mencari dan menghubungkan kedua titik itu dengan
mengklasifikasikan data sesuai dengan meteran dan ukur panjangnya, kemudian
kebutuhan, membuat simbol-simbol yang menentukan titik-titik pada batas luar dari
mewakili data, menempatkan simbol pada daerah yang akan dipetakkan (A, B, C, D,
peta dasar, melengkapi peta dengan dan seterusnya), selanjutnya menentukan
komponen yang lain (Hartana, 2009). derajat/kedudukan titik-titik itu terhadap
Tujuan dari praktikum kali ini kedua titik konstan menggunakan kompas,
adalah untuk membuat peta daerah dari mencatat data pada table, dan yang
suatu komunitas. terakhir adalah menggambarkan PQ pada
kertas grafik dengan skala 1 : 100.
3. Hasil dan Pembahasan
Kedudukan
Titik P Q
Azimut Jarak Azimut Jarak
A 190 2.46 180 6.52
B 220 5.46 210 8.92
C 240 14.36 230 16.98
D 340 22.18 320 18.6
E 350 18.91 339 15.11
F 20 13.98 28 10.08

3
G 45 13.05 60 10.17
H 70 10.28 90 9.28
I 90 6.81 125 7.41
J 105 4.2 144 6.14
Tabel. Kedudukan terhadap titik konstan

U
SKALA 1 : 200

Gambar. Peta Memencar

Berdasarkan data pengamatan yang Penyebaran secara seragam ditunjukkan


diperoleh dapat diketahui bahwa oleh jarak yang relative sama dari satu
penyebaran tumbuhan adalah memencar arah terhadap arah yang lain. Karena
karena jarak antar tumbuhan relative tidak terjadi pembagian ruang yang sama akibat
sama. Dengan metode pemetaan dua titik adanya suatu persaingan. Penyebaran
konstan ini kita lebih mudah untuk melihat vegetasi pada daerah tersebut (lahan
posisi dan pola penyebaran sampel-sampel praktikum) juga tidak dikatakan
tumbuhan dari arah tepi atau horisontal penyebaran kelompok karena jenis
area. Dari data kedua cara pemetaan dapat penyebarannya hanya terjadi akibat
diketahui bahwa penyebaran vegetasi pada reproduksi vegetative dan individunya
lahan praktikum terjadi secara acak. selalu ditemukan secara berkelompok,

4
sedangkan pada hasil pengamatan vegetasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan
jenis tumbuhan ditemukan sendiri - sendiri keadaan lingkungan yang dikelilingi oleh
secara terpisah. banyak pohon sehingga dapat melakukan
Di dalam pemetaan sederhana ini pengukuran dengan banyak variasi. Ada
alat yang digunakan terdiri dari beberapa banyak metode yang digunakan dalam
macam yaitu diantaranya adalah kompas pemetaan ini yaitu memencar, interseksi,
dan meteran, kompas ini berfungsi untuk beranting dan meloncat. Dari ke empat
penentuan arah dari satu titik/tempat ke metode tersebut, yang dilakukan adalah
titik/tempat lain, yang ditunjukkan oleh pemetaan sederhana dengan metode
besarnya sudut azimut. Menurut Hidayat memencar. Metode memencar ini
(2005) jenis - jenis kompas, yaitu : kompas merupakan metode pemetaan yang
datar, kompas bidik. Dan fungsi dari dilakukan untuk lokasi yang dapat
meteran itu sendiri yaitu untuk mengukur dijangkau hingga ke tengah lokasi. Salah
jarak atau panjang. Meteran juga berguna satu contoh lokasi untuk metode
untuk mengukur sudut, membuat sudut memencar adalah kebun atau lapangan.
siku-siku, dan juga dapat digunakan untuk Untuk memulai metode memencar,
membuat lingkaran. Satuan yang terlebih dahulu menetapkan dua titik
digunakan dalam meteran adalah mm atau konstan ( P dan Q ) di dalam lokasi.Setelah
cm, feet tau inch. Menurut Periadi (2011), menentukan dua titik konstan, kemudian
Output dari kegiatan pemetaan adalah menentukan titik-titik yang lain diluar
gambar, tulisan, peta, dan grafik yang lokasi. Jarak antara P ke Q diukur dengan
menunjukkan hubungan antar elemen meteran, kemudian sudut P ke Q maupun
pengetahuan. Q ke P dibidik dengan kompas untuk
Pemetaan ini adalah menurut menentukan sudut konstannya. Selisih
pandangan pribadi yaitu sebagai letak sudut P ke Q maupun sebaliknya harus
suatu jenis tumbuhan dan pola 180. Kemudian hal yang dilakukan
penyebarannya dalam suatu wilayah dan selanjutnya yaitu menentukan jarak dari P
untuk mengetahui jarak dan sudut dari dan Q ke titik titik yang lain, yang dalam
suatu tempat yang dijadikan objek praktikum ini terdiri dari titik A sampai J
penelitian dan hasilnya tersebut dapat dengan menggunakan skala 1 : 200. Selain
dijadikan sebuah peta atau grafik dengan menentukan jarak, juga menentukan
skala yang telah disesuaikan. Dalam azimutnya. Azimut ini adalah sudut yang
pengambilan data pengamatan kami diukur searah jarum jam dari sembarang
melakukan pengukuran di sekitar masjid meridian acuan.
5
4. Kesimpulan Martina, B. 2010. Biologi. Bandung:
Dari hasil pengamatan yang telah Persada.
Priadi, A dan Yuwono. 2011. Studi
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Tentang Pengukuran Dan
membuat peta ialah dengan menentukan
Pemetaan Pada Pelaksanaan
daerah yang akan di petakan, memilih peta
Land reform Di Indonesia.
dasar yang tepat, membuat peta dasar baru,
Jurnal Geomatika. 45 (12): 1-
yaitu peta yang belum di beri simbol,
13.
mencari dan mengklasifikasikan data
Sudaryatno. 2001. Ilmu Ukur Tanah.
sesuai dengan kebutuhan, membuat
Yogyakarta :Gadjah Mada
simbol-simbol yang mewakili data,
University Press.
menempatkan simbol pada peta dasar, dan
Suprawito dan Deni. 2010. Sistem
melengkapi peta dengan komponen yang
Pemetaan Program Rencana
lain.
Strategis Dinas Pendidikan
5. Daftar Pustaka
Kab/ Kota Berbasis Distrik
Hartana, H. 2009. Pemetaan. Jakarta:
Erlangga. Planning Support Sistem dalam
Hidayat, R. 2005. Seri Panduan Pemetaan rangka Otonomi Daerah. Jurnal
Prsitipatif. Bandung :Garis Penelitian Pendidikan. 11 (1):
Penggerakan.
109-122.
Indriyanto. 2005. Ekologi Hutan. Jakarta:
Erlangga.

You might also like