You are on page 1of 17

PREPLANNING LATIHAN KESEIMBANGAN PADA NY.

S
DENGAN OSTEOARTRITIS DAN HIPERTENSI
DI PANTI WREDHA HARAPAN IBU, NGALIYAN, SEMARANG
Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar program Profesi Ners Praktik
Keperawatan Gerontik

Dosen Pembimbing:
Ns. Muin, M.Kep, Sp.KepKom
Ns. Nurullya Rachma, M.Kep, Sp.KepKom

Disusun oleh:
Faisal Fachrur Arifin
22020116220108

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXIX


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
I. PENDAHULUAN
A. LATARA BELAKANG
Jumlah lanjut usia (lansia) di Indonesia cenderung semakin
meningkat. Kantor Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat
(KESRA) pada tahun 2020 diperkirakan penduduk lansia di Indonesia
mencapai 28,8 juta jiwa dengan usia harapan hidup sekitar 71,1 tahun
(kemenkes, 2010).
Jumlah lansia yang terus meningkat, mendapat perhatian dari
pemerintah yang ingin meningkatkan kualitas hidup lansia. Kualitas hidup
lansia dicapai salah satunya dengan pencegahan masalah yang akan terjadi
pada lansia. Jatuh merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh lansia.
Ketika lansia jatuh maka akan mengakibatkan penurunan kemandirian
lansia, meningkatnya biaya hidup lansia, bahkan kematian. Sehingga perlu
ada usaha pencegahan jatuh dengan mengidentifikasi berbagai resiko jatuh
pada lansia (Maryam, 2009).
Penyebab jatuh pada lansia adalah penyakit yang sedang diderita,
seperti hipertensi, stroke, sakit kepala atau pusing, nyeri sendi atau
osteroartritis, rematik dan diabetes melitus. Peruabahan akibat proses
penuaan seperti penurunan pendengaran, pengelihatan, status mental,
lambannya pergerakan, kelemahan otot ekstremitas bawah, gangguan
keseimbangan dn gaya berjalan. Faktor lingkungan terdiri dari penerangan
yang kurang, benda-benda yang dilantai, tangga tanpa pagar, tempat tidur
atau tempat air yang terlalu rendah, lantai yang tidak rata, licin dan alat
bantu jalan yang tidak sesuai (Nurkuncoro, 2015).
Berdasarkan pengkajian pada Ny. S salah satu masalah
keperawatan yang muncul adalah adanya resiko jatuh. Data pengkajian
menunjukan bahwa Ny. S memiliki riwayat jatuh sebanyak 2 kali selama
di panti sehingga kebutuhan ADL nya harus dibantu oleh pengasuh panti.
Pengkajian dengan menggunakan skala jatuh Morsc menunjukan bahwa
Ny. S masuk dalam kategori resiko jatuh tinggi Morse Fall Risk dengan
skor 65 dan nilai skala Berg 28 menunjukan keseimbangan cukup.
Intervensi keperawatan yang dapat harus dilakukan untu membantu
mencegah keajadian jatuh pada Ny. S dan juga untuk meningkatkan
keseimbangan klien (Gusi, 2012). Salah satu intervensi yang tepat adalah
dengan melatih klien untuk melakukan latihan keseimbangan atau latihan
keseimbangan.
Latihan keseimbangan dapat membantu meningkatkan kekuatan
otot kaki dan juga meningkatkan sistem keseimbangan tubuh. Penelitian
dari Nurkuncoro (2015) menunjukan bahwa ada pengaruh antara latihan
keseimbangan terhadap resiko jatuh pada lansia di PTSW Yogyakarta Unit
Lansia. Selain itu, penelitian dari Gusi et al (2012) juga menunjukan bahwa
latihan keseimbangan efektif dalam mengurangi angka kejadian jatuh dan
memperbaiki keseimbangan tubuh pada lansia.
B. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
1. Pengkajian Keseimbangan berdiri dan berjalan
2. Pengkajian Tingkat kemandirian Lansia
3. Pengkajian kekuatan otot dan riwayat jatuh yang pernah didalam klien
C. Masalah Keperawatan
Resiko Jatuh (00155): faktor resiko usia lanjut, penggunaan alat bantu jalan,
penurunan kekuatan otot, gangguan keseimbangan, gangguan fungsi
pengelihatan
II. RENCANA KEPERAWATAN
A. Diagnosa Keperawatan
Resiko Jatuh (00155): faktor resiko usia lanjut, penggunaan alat bantu jalan,
penurunan kekuatan otot, gangguan keseimbangan, gangguan fungsi
pengelihatan (Nanda, 2015)
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan intervennsi selama 30 menit diharapkan skor resiko jatuh
menurun dari 65 menjadi 40 dan skor tingkat keseimbangan Ny. S
meningkat dari 28 menjadi 41.
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan intervensi keperawatan latihan keseimbangan diharapkan
klien dapat melakukan 4 gerakan dalam latihan keseimbanagn secara
mandiri.
III. RANCANGAN KEGIATAN
A. Topik
Latihan keseimbangan berdiri dan berjalan pada Ny. S dengan resiko
jatuh di Ruang Anggrek, Panti Harapan Ibu
B. Metode Pelaksanaan
Aktivitas latihan keseimbangan (demontrasi)
C. Sasaran dan Target
Ny. S sebagai penerima manfaat di Ruang Anggrek di Panti Harapan Ibu,
Ngaliyan, Semarang.
D. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Teraupetik
Selamat pagi mbah? Bagaimana kabarnya hari ini?
b. Validasi
Ini dengan mbah siapa? Masih ingat dengan saya mbah?
c. Kontrak waktu
Topik: Hari ini, kita akan melakukan latihan keseimbangan
mbah, jadi nanti mbah Sumi saya pandu untuk duduk, kemudian
berdiri, dan berjalan dalam beberapa hitungan dan cara yang
akan saya pandu
Waktu: 30 menit
Tempat: Ruang Anggrek, Panti Harapan Ibu, Kasur Ny. S
2. Fase Kerja
a. Memepersiapkan Ny. S untuk latihan keseimbangan
b. Membantu Ny. S posisi duduk di kursi atau bed dengan badan
tegak kemudian berdiri dan tahan satu detik. Mengulangi latihan
sebanyak 3-5 set dengan 1 set 10 hitungan.
c. Membantu Ny. S berdiri tegak dan berjalan lurus perlahan
dengan kaki rapat tumit menyentuh ujung ibu jari kaki.
3. Fase Terminasi
a. Evalusai respon Ny. S terhadap tindakan keperawatan
1) Evaluasi Subjektif: Nah, setelah latihan keseimbangan tadi,
bagaimana perasaannya mbah Sumi?.
2) Evaluasi Objektif: Memperhatikan anatusiass dan motivasi
Ny. S pada saat melakukan latihan keseimbangan.
b. Tindakan lanjut
Memotivasi Ny. S untuk melakukan latihan secara mandiri
sesuai kondisi Ny. S.
c. Kontrak
Hari ini sudah cukup latihan keseimbangannya, besok kita
latihan Bersama lagi, bagaimana? Apakah mbah Sumiyem
bersedia?.
E. Media dan Alat Bantu
Kursi dan kasur
F. SETTING TEMPAT

Ny. S Pemateri

Supervisor

G. Susunan Acara
Hari : Selasa, 8 Agustus 2017
Tempat: Tempat tidur Ny. S
Waktu Kegiatan
09.30 09.35 WIB Orientasi:
Perkenalan diri
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan prosedur latihan
keseimbangan
Kontrak waktu
09.35 09.55 WIB Tahap kerja:
Latihan keseimbangan
(demonstrasi)
09.55 10.00 WIB Terminasi dan evaluasi:
Evaluasi
Penutup dan kontrak waktu
H. Pengorganisasian
Fasilitator : Faisal Fachrur Arifin
Peserta : Ny. S
Supervisior : Ns. Nurullya Rachma, M.Kep, Sp.KepKom
I. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Menyiapkan preplanning
b. Kontrak waktu
c. Persipan peralatan dan bahan (sudah siap)
2. Proses
Klien antusian dan kooperatif
3. Hasil
a. Terjadi peningkatan pengetahuan Ny. S mengenai manfaat dan
latihan keseimbangan
b. Ny. S berkeinginan untuk melakukan latihan keseimbangan
secara mandiri
J. Materi (Lampiran)
LATIHAN KESEIMBANGAN
Latihan keseimbangan adalah latihan yang ditujukan untuk membantu
meningkatkan kekuatan otot pada ekstremitas bawah dan untuk meningkatkan
sistem keseimbangan tubuh. Organ yang berperan dalam sistem
keseimbangan tubuh adalah balance perception. Latihan keseimbangan
sangan penting pada lansia Karena latihan ini sangat membantu
mempertahankan tubuh sehingga dapat mencegah resiko jatuh pada lansia.
Latihan keseimbangan membutuhkan kerjasama dari orgab otak, otot
dan tulang bekerja bersama-sama menajaga keseimbangan tubuh supaya tetap
seimbang dan mencegah terjatuh. Ketiga organ ini merupakan sasaran yang
terpenting dan harus dioptimalkan pada latihan kesimbangan untuk itu
program latihan integrase yang lengkap harus dipersiapkan oleh perawat atau
fisioterapis. Dasar untuk menciptakan program latihan keseimbangan yaitu
pada awalnya adalah latihan kesimbangan seperti berdiri dengan kaki atau
memejamkan mata.
Sensitivitas sensor proprioseptif berfungsi mengatur keseimbangan
tubuh inilah yang membuat kita menyadari posisi tubuh sedang berdiri, duduk
atau sedang melakukan aktivitas apapun sehingga tidak terjatuh atau tubuh
tidak seimbang ketika berdiri
Proprioseptif dapat ditemukan pada beberapa bagian tubuh seperti
seluruh kulit, otot dan sendi. Degenerasi fungsi proprioseptif merupakan awal
gangguan keseimbangan yang sering terjadi ketika mulai memasuki usia ke
50 tahun. Proses alamiah tersebut akan menyebabkan metabolisme otot
menurun, sehingga lemak mudah mengumpul dan timbunan lemk ini yang
membuat otot kehilangan kekuatan, akibatnya keseimbangan tubuh juga
semakin berkurang.
Latihan keseimbangan bertujuan untuk mengasah sensitivitas sensor
proprioseptif. Prinsip gerakan latihan kesimbangan cukup mudah hanya
dengan duduk kemudian berdiri yang dialkukan berulang-ulang, tetapi dapat
menjadi sulit bagi mereka yang keseimbangan terganggu akan merasa seperti
jatug ketika berdiri.
Gerakan pada latihan keseimbangan meliputi :
a. Keseimbangan 1
Gerakan single limb stance, merupakan gerakan mempertahankan
keseimbangan tubuh dengan mengangkat salah satu kaki dan menjadikan
kaki lainnya sebagai tumpuan. Tujuan dari latihan keseimbangan ini
dalah untuk mengaktifkan otot core dan gluteus yang berfungsi dalam
memberikan postur yang baik pada tubuh dan dapat menunjang
keseimbangan postur pada lansia (Kause, 2009)
b. Keseimbangan 2
Gerakan balancing wand, merupakan latihan keseimbangan dengan
meletakan botol berisi air pada telapak tangan dalam keadaan duduk dan
lansia di instruksikan untuk mempertahankan botol berisi air tersebut agar
tidak jatuh selama yang klien bisa lakukan. Latihan ini berfungsi untuk
melatih koordinasi mata dengan lengan tangan sebagai efek dalam
mempertahankan pusat gravitasi tubuh ketika memproteksi tubuh supaya
tidak jatuh.
c. Keseimbangan 3
Gerakan tandem stance, berfungsi untuk meningkatkan keseimbangan
stastis dan menguatkan otot-otot ankle dalam upaya mempertahankan
pusat gravitasi tubuh
d. Keseimbangan 4
Gerakan Heel to toe, merupakan bentuk latihan keseimbangan pada posisi
tubuh dinamik, dimana kemampuan tubuh unutuk menjaga keseimbangan
pada posisi bergerak, dengan cara berdiri lurus pandangan ke depan
kemudian berjalan pada satu garis lurus.
LAMPIRAN GAMBAR

LANGKAH 1

LANGKAH 2

LANGKAH 3

LANGKAH 4
Catatan Perkembangan Latihan Keseimbangan Ny. S di Ruang Anggrek Panti
Wredha Harapan Ibu Ngaliyan, Semarang

Hari/Tanggal Gerakan Catatan Perkembangan


1 2 3
Single limb stance
Balancing wand
Tandem stance
Heel to toe
Single limb stance
Balancing wand
Tandem stance
Heel to toe
Single limb stance
Balancing wand
Tandem stance
Heel to toe
Single limb stance
Balancing wand
Tandem stance
Heel to toe
Single limb stance
Balancing wand
Tandem stance
Heel to toe
Single limb stance
Balancing wand
Tandem stance
Heel to toe
Single limb stance
Balancing wand
Tandem stance
Heel to toe
Keterangan: 1 = Tidak Mampu, 2 = Dibantu, 3 = Mandiri
LEMBAR EVALUASI LATIHAN KESEIMBANGAN DAN
A. Evaluasi Persiapan
No Penilaian Iya Tidak
1. Menyiapkan preplanning sebelum pelaksanaan
latihan keseimbangan
2. Melakukan kontrak waktu dengan Ny. S sebelum
kegiatan berlangsung
3. Melakukan kontrak waktu dengan dosen
pembimbing
B. Evaluasi Proses
No Penilaian Iya Tidak
1. Mahasiswa datang sesuai dengan kontrak yang disepakati.

2. Ny. S terlibat aktif dalam pelaksanaan kegiatan Latihan


Keseimbangan (balance exercise)
3. Ny. S dapat menjelaskan tentang pengertian latihan
keseimbangan (balance exercise)
4. Ny. S dapat menjelaskan manfaat latihan keseimbangan
(balance exercise)
5. Diskusi dan tanya jawab berjalan dengan lancar

6. Media dan alat bantu dapat digunakan dengan efektif

7. Ny. S mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai


(kooperatif)
C. Evaluasi Gerakan
No Gerakan Evaluasi Gerakan
1 2 3
1 Single limb stance
2 Balancing wand
3 Tandem stance
4 Heel to toe
Keterangan: 1= tidak mampu, 2 = dibantu, 3 = mandiri
D. Evaluasi Hasil
No Penilaian Iya Tidak
1. Ny. S memahami apa itu latihan keseimbangan
2. Ny. S mampu menyebutkan tujuan dilakukannya latihan
keseimbangan minimal 2
3. Ny. S mampu mempraktikkan gerakan latihan
keseimbangan dibantu maupun mandiri
LAPORAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN MONITORING
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA NY. S DI RUANG
ANGGREK PANTI RREDHA HARAPAN IBU, NGALIYAN
SEMARANG

Nama Mahasiswa : Faisal Fachrur Arifin


Nama Kegiatan : Latihan Keseimbangan

a. Kegiatan
Masalah keperawatan resiko jatuh pada lanisa dapat diketahui dari riwayat
klien dan mobilisasi lansia yakni pernah jatuh di kamar mandi satu bulan yang
lalu. Faktor resiko jatuh terjadi diakibatkan antara lain Karena kekuatan
ekstremitas bawah 4|4, skor morse fall risk 65, nilai skala berg 28 dan nyeri sendi
5.

b. Strategi Pelaksanaan
a. Target Audiens : Ny. S
b. Hari/Tanggal : Selasa, 8 Agustus 2017
c. Tempat : Ruang Anggrek Panti Wredha Harapan Ibu
d. Waktu : Pukul 09.30-10.30 WIB

c. Proses dan Hasil Pelaksanaan


a. Proses Pelaksanaan
I. Pra-Orientasi
Kegiatan pra orientasi dilakukan 10 menit sebelum acara dimulai.
Kegiatan pra orientasi yang dilakukan adalah mengobservasi kegiatan
klien.
II. Orientasi
Tahap orientasi yaitu dengan menyampaikan salam, tujuan dan kontrak
waktu utnuk melakukan latihan keseimbangan.
III. Tahap Kerja
Pada tahap kerja, kegiatan yang dilakukan adalah memberikan Latihan
Keseimbangan kepada klien dan dilakukan monitoring cara klien
mobilisasi.
IV. Penutup
Pada tahap ini penyuluh mencoba untuk menggali pengetahuan klien
kembali mengenai tahapan latihan keseimbangan.
b. Hasil Pelaksanaan
Hasil kegiatan intervensi monitoring mobilisasi klien didapatkan bahwa
klien sudah latihan mempraktekan cara untuk latihan berdiri dan bergerak
menekuk sendi. Selama latihan keseimbangan klien dapat mengikuti tahapan
latihan keseimbangan sesuai dengan tahapan yang dilakukan.

I. Evaluasi Kegiatan
a. Evaluasi Proses
Preplanning disiapkan 2 hari sebelum implementasi supervise dilakukan
Kontrak waktu dan tempat, 1 hari sebelum latihan keseimbangan yang
sudah disepakati
Tempat telah disiapkan
Materi tentang latihan keseimbangan sudah disiapkan
b. Evaluasi Proses
Klien kooperatif selama dilakukan latihan keseimbangan
Waktu dan tempat pelaksanaan sesuai kontrak
Klien antusias saat diberikan latihan keseimbangan untuk lansia
c. Evaluasi Hasil
Evaluasi Persiapan
No Penilaian Iya Tidak
1. Menyiapkan preplanning sebelum pelaksanaan v
latihan keseimbangan
2. Melakukan kontrak waktu dengan Ny. S sebelum v
kegiatan berlangsung
3. Melakukan kontrak waktu dengan dosen v
pembimbing
Evaluasi Proses
No Penilaian Iya Tidak
1. Mahasiswa datang sesuai dengan kontrak yang disepakati. v
2. Ny. S terlibat aktif dalam pelaksanaan kegiatan Latihan v
Keseimbangan (balance exercise)
3. Ny. S dapat menjelaskan tentang pengertian latihan v
keseimbangan (balance exercise)
4. Ny. S dapat menjelaskan manfaat latihan keseimbangan v
(balance exercise)
5. Diskusi dan tanya jawab berjalan dengan lancar v
6. Media dan alat bantu dapat digunakan dengan efektif v
7. Ny. S mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai v
(kooperatif)

Evaluasi Gerakan

No Gerakan Evaluasi Gerakan


1 2 3
1 Single limb stance v
2 Balancing wand v
3 Tandem stance v
4 Heel to toe v
Keterangan: 1= tidak mampu, 2 = dibantu, 3 = mandiri
Evaluasi Hasil
No Penilaian Iya Tidak
1. Ny. S memahami apa itu latihan keseimbangan v
2. Ny. S mampu menyebutkan tujuan dilakukannya latihan v
keseimbangan minimal 2
3. Ny. S mampu mempraktikkan gerakan latihan v
keseimbangan dibantu maupun mandiri
DAFTAR PUSTAKA

Astriyana, S. 2012. Pengaruh latihan keseimbangan terhadap penurunan risiko


jatuh pada lansia. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Herdman, T Heather. (2015). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Jakarta: EGC
Ismaningsih. (2011). Perbedaan Pemberian Durasi Auto Static Stretching Otot
Hamstring Terhadap Keseimbangan Dinamis Pada Lansia. Skripsi.
Surakarta: UMS
Kemenkes RI. (2014). Pusat Data Informasi Kementrian Kesehatan RI: Situasi
dan Analisis Lanjut Usia. Jakarta: Kemenkes RI
Maryam R. S. (2009). Pengaruh Latihan Keseimbangan Fisik Terhadap
Keseimbangan Tubuh Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Wilayah
Pemda DKI Jakarta. Tesis. Depok: FIK UI
Nurkuncoro, Irawan D. (2015). Pengaruh Latihan Keseimbangan terhadap
Resiko Jatuh pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Yoyakarta Unit
Budhi Luhur Kasongan Bantul. Yogyakarta: STIKES Aisyiyah
Yogyakarta

You might also like