You are on page 1of 33

TUGAS FARMAKOTERAPI I

ASMA PADA ANAK


Levosalbutamol versus Salbutamol for Treatment of Acute Exacerbation
of Asthma in Bangladesh Children

Disusun oleh :
Kelompok 1
Suci Ramadhani (G1F014023)
Windi Agle Liza (G1F014025)
Alim Wijaya (G1F014039)
Kiki Rizki Amelia (G1F014049)
Irenne Agustina T. (G1F014071)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan dengan
perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun zat-
zat yang ada di dalam makanan. Salah satu penyakit alergi yang banyak terjadi
di masyarakat adalah penyakit asma.
Asma adalah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa
disembuhkan secara total. Kesembuhan dari satu serangan asma tidak
menjamin dalam waktu dekat akan terbebas dari ancaman serangan berikutnya.
Apalagi bila karena pekerjaan dan lingkungannya serta faktor ekonomi,
penderita harus selalu berhadapan dengan faktor alergen yang menjadi
penyebab serangan. Biaya pengobatan simptomatik pada waktu serangan
mungkin bisa diatasi oleh penderita atau keluarganya, tetapi pengobatan
profilaksis yang memerlukan waktu lebih lama, sering menjadi problem
tersendiri.
Dalam tiga puluh tahun terakhir terjadi peningkatan prevalensi
(kekerapan penyakit) asma terutama di negara-negara maju. Kenaikan
prevalensi asma di Asia seperti Singapura, Taiwan, Jepang, atau Korea Selatan
juga mencolok. Kasus asma meningkat insidennya secara dramatis selama
lebih dari lima belas tahun, baik di negara berkembang maupun di negara maju.
Beban global untuk penyakit ini semakin meningkat. Dampak buruk asma
meliputi penurunan kualitas hidup, produktivitas yang menurun,
ketidakhadiran di sekolah, peningkatan biaya kesehatan, risiko perawatan di
rumah sakit dan bahkan kematian (Muchid dkk,2007)
Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di
Indonesia, hal ini tergambar dari data studi survei kesehatan rumah tangga
(SKRT) di berbagai propinsi di Indonesia. Survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 1986 menunjukkan asma menduduki urutan ke-5 dari 10
penyebab kesakitan (morbiditas) bersama-sama dengan bronkitis kronik dan
emfisema. Pada SKRT 1992, asma, bronkitis kronik dan emfisema sebagai

Halaman | 1
penyebab kematian ke- 4 di Indonesia atau sebesar 5,6 %. Tahun 1995,
prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13/1000, dibandingkan bronkitis
kronik 11/1000 dan obstruksi paru 2/1000. Studi pada anak usia SLTP di
Semarang dengan menggunakan kuesioner International Study of Asthma and
Allergies in Childhood (ISAAC), didapatkan prevalensi asma (gejala asma 12
bulan terakhir/recent asthma) 6,2 % yang 64 % diantaranya mempunyai gejala
klasik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana patofisiologis asma?
2. Bagaimana efektifitas dan tolerabilitas antara Levosalbutamol dan
Salbutamol untuk pengobatan eksaserbasi akut asma pada anak?
3. Terapi manakah yang lebih dipilih antara levosalbutamol dan
salbutamol?

C. TUJUAN
Untuk membandingkan efikasi dan tolerabilitas Levosalbutamol dan
Salbutamol untuk pengobatan eksaserbasi akut asma pada anak
berusia 8 sampai 15 tahun

Halaman | 2
BAB II
ISI
A. PATOFISIOLOGI ASMA

Asma merupakan penyakit inflamasi kronis yang melibatkan beberapa sel.


Inflamasi kronis mengakibatkan dilepaskannya beberapa macam mediator yang
dapat mengaktivasi sel target di saluran nafas dan mengakibatkan bronkokonstriksi,
kebocoran mikrovaskuler dan edema, hipersekresi mukus, dan stimulasi refleks
saraf . Pada asma terjadi mekanisme hiperresponsif bronkus dan inflamasi,
kerusakan sel epitel, kebocoran mikrovaskuler, dan mekanisme saraf.
Hiperresponsif bronkus adalah respon bronkus yang berlebihan akibat berbagai
rangsangan dan menyebabkan penyempitan bronkus. Peningkatan respons bronkus
biasanya mengikuti paparan alergen, infeksi virus pada saluran nafas atas, atau
paparan bahan kimia. Hiperesponsif bronkus dihubungkan dengan proses inflamasi
saluran napas (Meiyanti, 2000).
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang
menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas/
hiperresponsivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Bila
seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen
bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini
akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang
bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan
bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema
lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam

Halaman | 3
lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan
tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat (Meiyanti, 2000).

Gambar 1. Skema Patofisiologi Asma


(Meiyanti, 2000)

B. LEVOSALBUTAMOL DAN SALBUTAMOL

Struktur Levosalbutamol Struktur Salbutamol


(Ju, 2011) (Kemenkes RI, 2014)
Salbutamol adalah bronkodilator yang paling umum digunakan pengobatan
kontraksi otot polos bronkus. Salbutamol mempunyai C kiral dengan R dan S
isomer. Formulasi yang umum digunakan adalah campuran rasemat yang berisi
jumlah R dan S isomer yang sama. 2-agonis adalah campuran Racemic yang terdiri
dari 50:50 (R) dan (S) isomer (Rahman, 2012). Levosalbutamol adalah R-
enantiomer dari racemic salbutamol (albuterol) (Joerger, 2008). R isomer (disebut
sebagai levosalbutamol) adalah terapi aktif bronkodilator dengan cara

Halaman | 4
meningkatkan kalsium intraseluler dalam sel otot polos saluran napas in vitro yang
meningkatkan kontraksi otot polos melawan bronkodilatasi. Bukti terbaru
menunjukan bahwa S isomer tidak memiliki aktivitas bronkodilatasi.
Levosalbutamol jika diberikan sebagai isomer tunggal dapat menghindari semua
efek negatif dari (S) isomer (Rahman, 2012).
Dalam sebuah studi pasien asma rawat jalan yang dirawat dengan
levosalbutamol mengalami peningkatan lebih besar dalam FEV1 secara signifikan,
durasi lebih lama dengan efek samping yang sedikit. Levosalbutamol memperbaiki
fungsi paru lebih signifikan daripada salbutamol. Meskipun salbutamol adalah
pengobatan yang efektif pada eksaserbasi akut, namun salbutamol memiliki efek
samping yang tidak diinginkan seperti takikardi dan hipokalemia. Oleh karena itu
dilakukan penelitian ini untuk membandingkan efikasi dan tolerabilitas
Levosalbutamol dan Salbutamol untuk pengobatan eksaserbasi akut asma pada
anak berusia 8 sampai 15 tahun (Rahman, 2012).

Halaman | 5
C. MATERIAL DAN METODE
Studi klinis randomized double blind yang termasuk didalamnya yaitu
60 anak anak penderita asma dari kedua jenis kelamin berusia 8 sampai 15 tahun
yang menghadiri departemen gawat darurat untuk eksaserbasi asma akut. Obat-
obatan yang diteliti adalah salbutamol 2,5 mg dan levosalbutamol 0.63 mg
tersembunyi dalam amplop bernomor. Semua pasien yang memenuhi syarat secara
acak. Volume obat total adalah 2,5 ml yang di nebulized selama 8-10 menit.
Keparahan asma dinilai menggunakan skor asma diilustrasikan dalam tabel 1.

Anak-anak dirawat di UGD selama 1 jam. Tidak ada obat steroid diberikan
dalam ED dan terapi obat lebih lanjut untuk anak-anak mengikuti protokol asma
lokal. Parameter berikut sebelum dan setelah diberikan 3 nebulisasi pada 20 menit
interval dalam 1 jam dari presentasi:
Tingkat pernapasan (RR), denyut jantung (HR), saturasi oksigen di ruang
udara SPO2, skor asma dan tingkat serum K+. Volume ekspirasi paksa pertama
kedua (FEV1) diukur dengan menggunakan Pedoman spirometer. Anak-anak
melakukan spirometri 3 kali dan dari tiga nilai terbaik kemudian dicatat.

Halaman | 6
Desain penelitian
Penelitian ini dilakukan sesuai dengan International Conference on Harmonisasi
(ICH) Guideline Good Clinical Pratice (CGP) serta protokol pengobatan klinis telah
disetujui oleh Komite etika universitas dan departemen dewan pengurus tinjauan.
Randomized double blind di rumah sakit berdasarkan studi banding digunakan
untuk menilai efek dari dua obat pada parameter yang disebutkan di atas.
Pengacakan dilakukan dengan menggunakan urutan nomor acak, komputer dan
software STATA 8.0. Dua dokter residen bertanggung jawab untuk persiapan
penelitian ini dirangkai dengan pengacakan dan penempatan kemudian dilakukan
dengan menggunakan amplop buram, nomor urut ditempatkan untuk masing-
masing amplop tertutup, sehingga dipastikan tidak diketahui.

Penelitian populasi
Kelompok kelompok I- Levosalbutamol n = 30
Kelompok kelompok II- Salbutamol n = 30
Kriteria inklusi: Pasien Asma 8-15 tahun yang mengalamieksaserbasi akut.
Kriteria eksklusi: Usia di bawah 8 tahun dan di atas 15 tahun, anak-anak sudah di
terapi pencegahan (steroid inhalasi atau long acting bronkodilator LABA), episode
pertama dari mengi, jantung bawaan penyakit, fibrosis kistik dan penyakit paru-
paru kronis lainnya dikeluarkan dari penelitian ini.

Halaman | 7
Pengumpulan data dan evaluasi
Orang tua atau perawat memberikan pengarahan rinci tentang tujuan dari
penelitian ini. Formulir informasi persetujuan yang ditandatangani oleh subjek atau
perwakilan yang telah disahkan menurut hukum sebelum mereka berpartisipasi
dalam penelitian ini. Sebelum dan setelah diberikan levosalbutamol atau
salbutamol, parameter klinis dasar seperti RR, HR, SPO2, Skor asma dan tingkat
serum K+ dicatat dan dibandingkan pada proforma desain. Semua nilai-nilai
dinyatakan sebagai mean SD untuk perawatan efek pra dan pasca. Analisis
perbandingan parameter dasar dari dua kelompok dan dalam kelompok itu serta
persentase peningkatan antara kedua kelompok sebelum dan setelah pengobatan
dilakukan dengan menggunakan unpaired "t" test. Semua analisis statistik
dilakukan dengan menggunakan SPSS paket versi 16.

Halaman | 8
D. HASIL DAN DISKUSI
Hasil

Parameter berikut dicatat pada awal dan setelah diberikan 3 kali nebulisasi
dengan jeda 20 menit, dan setelah 1 jam ditampilkan dengan data respiratory rate
(RR), denyut jantung (HR), saturasi oksigen di ruang udara (SPO 2 ), FEV1 (volume
ekspirasi paksa dalam 1 detik pertama), skor asma dan tingkat serum K+. Dalam
kelompok levosalbutamol, ada kenaikan signifikan di FEV1 dan SpO 2 (p <0,05)
dengan penurunan tacypnea dan skor asma sementara tidak ada perbedaan
signifikan yang ditemukan pada pra dan pasca pengobatan pada tingkat HR dan
serum K+. Pada kelompok Salbutamol meskipun ada perbaikan klinis dalam hal
FEV1 , SpO 2 dan skor asma, itu mengakibatkan takikardia yang signifikan dan
penurunan tingkat K+ (Tabel 3 dan 4).
Levosalbutamol (LEV), komponen aktif dari salbutamol rasemat
menghindari potensi efek samping dari (S) isomer bila diberikan sebagai isomer
tunggal. Levosalbutamol (LEV) memiliki sekitar 2 kali afinitas lipat lebih besar
dari salbutamol rasemat untuk reseptor adrenergik 2 dan sekitar 100 kali lipat

Halaman | 9
ikatan afinitasnya lebih besar dari S-salbutamol. LEV meningkatkan konsentrasi
intraselular cyclic AMP (cAMP) dengan mengaktifkan adenil siklase. Di saluran
udara, peningkatan konsentrasi cAMP melemaskan otot polos bronkus dengan
mengurangi kalsium intraseluler dan mencegah kontraksi dari hiperresponsif
saluran udara. Peningkatan konsentrasi cAMP juga menghambat pelepasan
mediator inflamasi dari sel mast dan eosinofil (Penn, (1996); Canning (2002); Carl
(2003); Qureshi (1998)).
Milgrom et al. (2001), sebelumnya membandingkan LEV dan RAC pada
populasi pediatri dengan asma kronis stabil menunjukkan bahwa LEV (0.63 mg)
menghasilkan perubahan besar pada FEV1 pasca nebulisasi (18%) bila
dibandingkan dengan RAC 2,5 mg (15,6%) . Pada penelitian ini untuk eksaserbasi
akut ditunjukkan 2 obat masing-masing mengalami peningkatan 19% dan 18%
yang menunjukkan efek terapi yang sama dengan perbedaan yang kurang signifikan
dalam pengurangan takikardia dan hipokalemia pada kelompok LEV (P <0,05).
Penelitian lain yang dilakukan Penn (1996), dan Carl (2003), perbandingan
antara LEV dan RAC pada anak usia 1-5 tahun dengan penyakit saluran napas
reaktif dan durasi rawat inap sebagai parameter, hasil menunjukkan rawat inap lebih
pendek dengan pemberian LEV. Meskipun ukuran hasil ini tidak sama seperti
penelitian ini menunjuk ke arah kegunaan LEV mirip dengan hasil saat ini . Dalam
penelitian ini tidak ada demonstrasi pengurangan efek seperti tremor dan takikardi
tapi kemudian digunakan dosis yang lebih tinggi dari LEV (1,25 mg), sementara
pasien kami memiliki dosis yang lebih rendah dari LEV (0.63 mg).
Ralston et al. (2005), membandingkan LEV dengan kombinasi dari
salbutamol dan ipratropium bromida pada anak-anak antara 6-18 tahun yang
mengalami asma akut dan dilaporkan bahwa LEV dikaitkan dengan pengurangan
takikardia tetapi tidak menunjukkan keuntungan lain dari penggabungan RAC
dengan ipratropium bromide. Penelitian ini menggaris bawahi kenyataan bahwa
LEV memiliki efek yang mirip dengan RAC saja.

Halaman | 10
DISKUSI KELOMPOK

Menurut kelompok kami, dari tabel 3 dan 4. Terapi yang lebih baik dipilih
adalah levosalbutamol, karena pada LEV memiliki efek samping yang lebih sedikit
dibandingkan dengan RAC. Efek samping yang lebih sedikit dibanding RAC dapat
dilihat pada parameter HR, dan Serum K+.
Pada LEV, HR yang diperoleh sebelum dan sesudah terapi mengalami
penurunan 1 angka, sedangkan pada RAC, HR meningkat 15 angka. HR ini
menunjukkan efek samping takikardia yang terjadi. Jadi pada RAC, efek samping
takikardia lebih besar dibanding LEV.
Parameter kedua yang dilihat yaitu serum K+. Pada LEV, serum K+ yang
diperoleh sebelum dan sesudah terapi, adanya penurunan 0.2 angka. Sedangkan
pada RAC, serum K+ mengalami penurunan lebih banyak, yaitu 1 angka. Penurunan
serum K+ yang semakin banyak menunjukkan hipokalemia yang dialami semakin
berat. Sehingga efek samping hipokalemia yang lebih parah dialami pada terapi
RAC.

Halaman | 11
Efek samping yang lebih sedikit pada LEV mungkin dikarenakan karena
struktur LEV yang adalah hanya R isomer salbutamol, sedangkan salbutamol
mempunyai isomer R dan S, dan isomer S tidak memiliki manfaat dalam
eksaserbasi akut asma. Maka kemungkinan efek samping salbutamol menjadi lebih
besar dibandingkan efek samping levosalbutamol. Jika dilihat dari parameter
lainnya seperti RR, SPO 2 , FEV1 , dan asma score, LEV dan RAC tidak berbeda jauh
signifikan, sehingga disimpulkan bahwa LEV dan RAC memiliki efek terapi yang
sama, dengan efek samping yang berbeda.
Menurut Penn, (1996); Canning (2002); Carl (2003); Qureshi (1998), LEV
memiliki afinitas dua kali lebih besar dibanding dengan RAC terhadap reseptor beta
2 adrenergik. Kemampuan afinitas yang lebih kuat ini memungkinkan suatu
substrat untuk berikatan lebih lama dengan reseptor. Selain itu, LEV juga memiliki
afinitas 100 kali lebih besar jika dibandingkan dengan S-Salbutamol.

Halaman | 12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Levosalbutamol memiliki efek yang sama baiknya dengan salbutamol dalam
memperbaiki FEV1, SpO 2 , dan asma score pada asma akut anak, tetapi
levosalbutamol lebih aman terhadap efek samping takikardi dan hipokalemia.

B. DAFTAR PUSTAKA
Canning B., 2002, Pharmacological properties of S-salbutamol in human airway
smooth muscle preparation, Am J Resp Crit Care Med, 165: A770.
Carl JC, Myers TR, Kirchner HL, Kercsmar CM, 2003, Comparison of racemic
albutarol and Levalbuterol for treatment of acute asthma, J Pediatr,143:
731- 736.
Joerger M., Hartmann K., Kuhn M., 2008, 16 Drugs acting on the respiratory tract,
Side Effects of Drugs Annual, Volume 30, 2008, Pages 193208.
Ju, 2011, File : Levosalbutamol Structural Formulae
V.1.svg, https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Levosalbutamol_Structu
ral_Formulae_V.1.svg., diakses tanggal 5 Desember 2016.
Kemenkes RI, 2014, Farmakope Indonesia Edisi V, Kemenkes RI, Jakarta.
Meiyanti, Julius I. Mulia, 2000, Perkembangan Patogenesis dan Pengobatan Asma
Bronkial, J Kedokter Trisakti, Vol.19, No.3
Milgrom H, Skoner DP, Bensch G, Kim KT, Claus R, et al., 2001, Low-dose
Levalbuterol in children with asthma: safety and effiacy compared with
placebo and racemic albuterol, J Allergy Clin Immunol, 108: 938-945.
Muchid, dkk., 2007, Pharmaceutical care untuk penyakit asma.
http://125.160.76.194 /bidang/yanmed/farmasi/Pharmaceutical/ASMA.pdf,
diakses 7 Desember 2016 dari Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan
Klinik Depkes RI.
Penn RB, Frielle T, McCullough JR, Aberg G, Benovic JL, 1996, Comparison of
R-, S- and RS-albuterol interaction with human beta 1- and beta 2-
adrenergic recepters, Clin Rev Allergy Immunol ,14: 37-45.
Qureshi F, Pestian J, Davis P, Zaritsky A.,1998, Effect of nebullized ipratropium on
the hospitalization rates of children with asthma, N Engl J Med, 339: 1030-
1035.
Rahman A., Khanum S., Turcu S., 2012, Levosalbutamol versus Salbutamol for
Treatment of Acute Exacerbation of Asthma in Bangladesh Children,
Allergy & Therapy, Volume 3 , Issue 3.
Ralston ME, Euwema MS, Knecht KR, Ziolkowski TJ, Coakley TA, et al., 2005,
Comparison of levalbuterol and racemic albuterol combined with
ipratropium bromide in acute pediatric asthma: a randomized controlled
trial, J Emerg Med, 29: 29-35.

Halaman | 13
Rahman et al., J Aller Ther 2012, 3:3
Allergy & Therapy http://dx.doi.org/10.4172/2155-6121.1000123

Research Article Open Access

Levosalbutamol versus Salbutamol for Treatment of Acute Exacerbation


of Asthma in Bangladesh Children
Atiar Rahman1*, Selina khanum1 and Simona Turcu2
1
Department of Pediatrics, Bangabandhu Sheikh Mujib Medical University, Bangladesh
2
Evelina Children Hospital, London, UK

Abstract
Introduction: Salbutamol is an effective treatment of acute exacerbation asthma but its use is associated with
undesirable side effects like tachycardia and hypokalemia. Published studies have showed that levosalbutamol
improves pulmonary function more than racemic salbutamol without the known salbutamol side effects.
Objective: To compare the efficacy and tolerability of Levosalbutamol and Salbutamol for the treatment of acute
exacerbation of asthma in Bangladesh children aged 8 to 15 years.
Methods: A randomized double blind clinical study included 60 known asthmatic children aged between 8
and 15 years, who attended the emergency department for an acute exacerbation. The studied medicines were
salbutamol 2.5 mg and levosalbutamol 0.63 mg. The total drug volume was 2.5 ml which was nebulized over a period
of 8-10 minutes. Forced expiratory volume in 1st second was measured using Manual Promoter. Spirometry was
performed 3 times and the best of the three values was recorded. The following clinical parameters were recorded
initially and after giving 3 nebulizations at 20 minutes interval in the 1st hour of presentation: respiratory rate (RR),
heart rate (HR), oxygen saturation in room air SPO2, FEV1 (forced expiratory volume in 1st second), asthma score
and serum potassium level.
Results: In the levosalbutamol group there was significant increment in FEV1 and SpO2 (p<0.05) with decreased
tachypnea and asthma score while no significant difference was found in the pre and post treatment HR and serum
K+ levels. In the Salbutamol group although there was clinical improvement in terms of FEV1, SpO2 and asthma
score, there was significant tachycardia and decrease in K+ levels.
Conclusion: Levosalbutamol has similar therapeutic effects with salbutamol in acute exacerbation of asthma
but has no side effects such as tachycardia and hypokalemia.

Keywords: Levosalbutamol; Salbutamol; Acute asthma and hypokalemia [15]. Search for a more effective drug with fewer
side effects is still on. The purpose of the present study is to evaluate
Introduction the impact of levosalbutamol on clinical effectiveness and assess the
Salbutamol, the most commonly used bronchodilator, is a chiral patient outcome. Formulation of salbutamol containing only R-isomer
drug with R and S Isomers. The commonly used formulation is a (levosalbutamol) has been available on the national and international
racemic mixture that contains equal amount of both R and S isomer market for the last few years. So far to our knowledge, efficacy and
[1-3]. 2-agonist Racemic Salbutamol has been the mainstay of tolerability of levosalbutamol have not been compared with racemic
treatment for bronchial smooth muscle contraction since 1982 [4]. salbutamol in acute exacerabation asthma in children.
2-agonist are Racemic mixture that are composed of a 50:50 ratio of
(R) and (S) isomers. The R isomer (referred to as levosalbutamol) is Objective
the therapeutically active bronchodilator by increasing intracellular To compare the efficacy and tolerability of Levosalbutamol and
calcium in airway smooth muscle cell in vitro which promotes smooth Salbutamol for the treatment acute exacerbation of asthma in children
muscle contraction opposing bronchodilation [5,6]. Current evidence aged 8 to 15 years.
indicates that the S isomer is devoid of any bronchodilator activity
[7]. Also, levosalbutamol (LEV) the active component of racemic Materials and Methods
salbutamol (RAC) when administered as the single isomer avoids all of
This was a randomized double blind clinical study that included
the potential adverse effect of (S) isomer.
60 known asthmatic children of both sexes aged 8 to 15 years who
Studies have shown that in asthmatic patients, treatment with
levosalbutamol decreased hypersensitivity to methacoline to a greater
degree and with longer duration of action than does treatment *Corresponding author: Atiar Rahman, Department of Pediatrics, Bangabandhu
with racemic salbutamol [8-10]. In studies of outpatient asthma Sheikh Mujib Medical University, Dhaka, Bangladesh; E-mail: atiar777@yahoo.com
patients who were treated with levosalbutamol they experienced a Received September 24, 2012; Accepted November 20, 2012; Published
significantly greater increase in FEV1, a longer duration of action November 24, 2012
and fewer side effects [11-13]. In the emergency department studies Citation: Rahman A, khanum S, Turcu S (2012) Levosalbutamol versus Salbutamol
showed levosalbutamol improved pulmonary function significantly for Treatment of Acute Exacerbation of Asthma in Bangladesh Children. J Aller
Ther 3:123. doi:10.4172/2155-6121.1000123
more than racemic salbutamol and significantly decreased the
number of hospitalizations compared to racemic salbutamol [14]. Copyright: 2012 Rahman A, et al. This is an open-access article distributed
under the terms of the Creative Commons Attribution License, which permits
Though salbutamol is an effective treatment of acute exacerbation,
unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the
its use is associated with undesirable side effects like tachycardia original author and source are credited.

J Aller Ther
ISSN: 2155-6121 JAT, an open access journal Volume 3 Issue 3 1000123
Citation: Rahman A, khanum S, Turcu S (2012) Levosalbutamol versus Salbutamol for Treatment of Acute Exacerbation of Asthma in Bangladesh
Children. J Aller Ther 3:123. doi:10.4172/2155-6121.1000123

Page 2 of 4

attended the emergency department for acute asthma exacerbation. Group 1 (LEV) Group 2 (RAC) P value
The studied medicines were salbutamol 2.5 mg and levosalbutamol Age (years) 10.57 3.60 10.77 4.05 p>.05
0.63 mg concealed in a numbered envelope. All the eligible patients Sex
were randomly assigned. The total drug volume was 2.5 ml which Boys 17 16 p>.05
Girls 13 14
was nebulized over a period of 8-10 minutes. Severity of asthma was
ED visits (past 12 mths)
assessed using the asthma score illustrated in table 1 [16].
0
Children were treated in ED for 1 hour. No steroids were given in 1 11 13 p>.05
ED and further drug treatment for admitted children followed the local 19 17
asthma protocol. Hospitalization (past 12 mths)

The following parameters were recorded initially and after giving 0


3 nebulizations at 20 minutes interval in the 1st hour of presentation: 1 23 24 p>.05
7 6
respiratory rate (RR), heart rate (HR), oxygen saturation in room air
Duration of illness (years 4.15 2.17 3.95 2.54 p>.05
SPO2, asthma score and serum K+ level. Forced expiratory volume in 1st mean SD)
second (FEV1) was measured using Manual Spirometer. Children had
Table 2: Characteristic of patients in the two groups.
spirometry 3 times and best of the three values was recorded.
Inclusion criteria: Asthma patient 8-15 years presenting with
Study design acute exacerbation.
The study was conducted according to the International Exclusion criteria: Age below 8 years and above 15 years, children
Conference on Harmonization (ICH) Guideline for Good Clinical already on preventive therapy (inhaled steroids or long acting
Practice (CGP) and the clinical treatment protocol was approved by the bronchodilator LABA), first episode of wheezing, congenital heart
ethical Committee of the University and departmental review board. A diseases, cystic fibrosis and other chronic lung diseases were excluded
randomized double blind hospital based comparative study was used to from the study.
asses the effects of the two drugs on the above mentioned parameters.
Randomization was performed using a random number sequence, a Data collection and evaluation
computer and STATA 8.0 software. Two resident doctors responsible
Parents or care takers were given a detailed briefing about the
for the study prepared the randomization series the assignment was
purpose of the study. Informed consent forms were signed by the
then performed using opaque envelop, A sequence number was
subject or the subjects legally authorized representative before his/ her
assigned to each of these sealed envelope, thus blinding was ensured.
participation in the study. Before and after giving levosalbutamol or
Location and period of study salbutamol baseline clinical parameter RR, HR, SPO2, asthma score and
serum K+ level were recorded and compared on a designed proforma.
The study was carried out in the asthma center (ED) of Pediatric All the values were expressed as mean SD for pre and post treatment
Department, Bangabandhu Sheikh Mujib Medical University effects. Comparative analysis of baseline parameters of two groups and
(BSMMU), from September 2009 to August 2011. within the groups and percentage of improvement between these two
Study population groups before and after treatment was done using unpaired t test.
All the statistical analysis was done by using SPSS package 16 version.
Group I- Levosalbutamol group n=30
Result
Group II- Salbutamol group n=30
Baseline characteristic age, sex, diagnosis, duration of asthma were
Asthma Severity Assessement Asthma Score comparable between the two groups (p value>0.05) (Table 2). None of
1 point 2 point 3 point the patients were receiving preventive therapy like steroids or LABA
Resp. rate before presenting to ED. Patients were either lost to preventive therapy
2-3 yrs 34 35-39 40 or never initiated on preventive therapy, none was given steroids
4-5 yrs 30 31-35 36 during their 1 hour stay at ED.
6-12 yrs 26 27-30 31
The following parameters were recorded initially and after giving
>12 yrs 23 24-27 28
3 nebulizations at 20 minutes interval in the 1st hour of presentation-
O2 saturation in >95% 90-95% 90%
(room air)
respiratory rate (RR), heart rate (HR), oxygen saturation in room air
Auscultation No to mild Expiratory Ins+Exp wheezing or
SPO2, FEV1 (forced expiratory volume in 1st second), asthma score
end-expiratory Wheezing Diminished BS and serum K+ level. In levosalbutamol group, there was significant
wheezing increment in FEV1 and SPO2 (p<0.05) with decrease tacypnea and
Retraction None or Intercostal+ Intercostal, Subster- asthma score while no significant difference was found in pre and post
Intercostal substernal nal+ Supraclavicular
treatment HR and serum K+ levels. In the Salbutamol group although
Dyspnoea Speaks in sen- Speaks in partial Speaks in single
tences or coos sentences, or words or short there was clinical improvement in terms of FEV1, SPO2 and asthma
and babbles utter short cries phrases, or grunt. score, it resulted in significant tachycardia and decrease in K+ levels
Severity Assessment (Tables 3 and 4).
Mild rModeate Severe
Asthma Score 5-7 8-11 12-15 Discussion
% FEV1 <80% 50-65% <50% It has been established that regular and excessive use of racemic
Table 1: Scoring severity of asthma. salbutamol (RAC) induces paradoxical reaction in some subject

J Aller Ther
ISSN: 2155-6121 JAT, an open access journal Volume 3 Issue 3 1000123
Citation: Rahman A, khanum S, Turcu S (2012) Levosalbutamol versus Salbutamol for Treatment of Acute Exacerbation of Asthma in Bangladesh
Children. J Aller Ther 3:123. doi:10.4172/2155-6121.1000123

Page 3 of 4

Parameters Pre-treatment Post-treatment P-value effects like tremor and tachycardia but then they used a higher dose of
RR 30.53 5.12 26.63 0.60 <0.05 LEV (1.25 mg) while our patients had a lower dose of LEV (0.63 mg).
HR 110 18.20 109.43 13.25 >0.05
Ralston et al. compared LEV with a combination of salbutamol
SpO2 95.57 14.81 98.43 11.12 <0.05
and ipratropium bromide in children between 6-18 years presenting
FEV1 50.50 10.12 69.80 12.50 <0.05
19%
with acute asthma and reported that LEV was associated with less
Serum K+ 4.78 0.80 4.53 0.59 >0.05
tachycardia but showed no other advantage of associating RAC with
Asthma score 7.80 1.25 5.6 0.79 <0.05
ipratropium bromide [2,18]. Our study underlines the fact that while
having similar effects with RAC alone, LEV does not cause either
Table 3: Pre and Post-treatment observation of levosalbutamol group (LEV).
tachycardia or hypokalemia [2,18].
Parameters Pre-treatment Post-treatment P-value Conclusion
RR 30.7 4.15 27.37 3.50 < 0.05
HR 109.52 18.56 124.52 16.02 < 0.05 Levosalbutamol has equally good effect with salbutamol in
SPO2 96.78 13.52 98.12 7.20 < 0.05 improving FEV1, SpO2 and asthma score in acute exacerbation of
FEV1 51.12 10.90 68.99 13.12 < 0.05 asthma in children but better tolerability in terms of tachycardia and
18% hypokalemia compared to salbutamol.
Serum K+ 4.65 0.70 3.65 0.51 >0.05
References
Asthma score 8.42 1.20 6.26 0.71 < 0.05
1. Punj A, Prakash A, Bhasin A (2009) Levosalbutamol vs racemic salbutamol in
Table 4: Pre- and post-treatment observation of salbutamol (RAC).
the treatment of acute exacerbation of asthma. Indian J Pediatr 76: 1131-1135.
with asthma [8]. This has led to development of safer and at least 2. Penn RB, Frielle T, McCullough JR, Aberg G, Benovic JL (1996) Comparison of
equally therapeutically active agents of the available 2-agonists. R-, S- and RS-albuterol interaction with human beta 1- and beta 2-adrenergic
Levosalbutamol (LEV), the active component of racemic salbutamol recepters. Clin Rev Allergy Immunol 14: 37-45.
avoids the potential adverse effect of (S) isomer when administered as 3. Page CP, Morley J (1999) Contrasting properties of albuterol stereoisomers. J
the single isomer. Levosalbutamol was approved by Food and Drug Allergy Clin Immuno 104: S31-S41.
Administration (FDA) in 1999 as a purified single isomer for clinical 4. National Asthma Education and Prevention Program (1997) Expert panel report
use in asthma patients. 2: guidelines for the diagnosis and management of asthma. US Department of
Health and Human Services, Public health service, National Institute of Health
Levosalbutamol (LEV) has approximately 2 fold greater affinity Bethesda.
than the racemic salbutamol for the 2 adrenergic receptor and
5. Mitra S, Ugur M, Ugur O, Goodman HM, McCullough JR, et al. (1998) (S)-
approximately 100 fold greater binding affinity than S-salbutamol. LEV
Albuterol increases intracellular free calcium by muscarinic receptor activation
elevates intracellular concentration of cylic AMP (cAMP) by activating and a phospholipase C-dependent mechanism in airway smooth muscle. Mol
adenyl cylase. In the airways, increased concentration of cAMP relaxes Pharmacol 53: 347-354.
bronchial smooth muscle by reducing intracellular calcium and prevents 6. Yamaguchi H, McCullough JR (1996) S-albuterol exacerbates calcium
contraction of hyperresponsive airways. Increased concentration of response to carbachol in airway smooth muscle cells. Clin Rev Allergy Immunol
cAMP also inhibit the release of inflammatory mediators from mast 14: 47-55.
cells and eosinophil [2,13,14,16]. 7. Perrin-Fayolle M (1995) Salbutamol in the treatment of asthma. Lancet 346:
1101.
Milgrom et al. previously compared LEV to RAC in pediatric
population with chronic stable asthma showing that LEV (0.63 mg) 8. Van Essen-Zandvliet EE, Hughes MD, Waalkens HJ, Duiverman EJ, Pocock SJ,
produces greater change in FEV1 immediately post nebulization et al. (1992) Effect of 22 months of treatment with inhaled corticosteroids and/
or beta-2-antagonists on lung function, airway responsiveness, and symptom
(18%) when compared to RAC 2.5 mg (15.6%) [10]. Our study in
in children with asthma. The Dutch Chronic Non-specific Lung Disease Study
acute exacerbation showed the 2 drugs made 19% and 18% increase Group. Am Rev Respir Dis 146: 547-554.
respectively indicating similar therapeutic effects.
9. Nelson HS, Bensch G, Pleskow WW, DiSantostefano R, DeGraw S, et al.
Study assessing the efficacy of LEV in acute exacerbation of asthma (1998) Improved bronchodilation with Levalbuterol compared with racemic
have been carried in adults [12,17] but only one in children done by albuterol in patients with asthma. J Allergy Clin Immunol 102: 943-952.
Punj in India among children aged 5-18 years presenting in the ED 10. Milgrom H, Skoner DP, Bensch G, Kim KT, Claus R, et al. (2001) Low-dose
with acute exacerbation of asthma. The patients had initial mean PEFR Levalbuterol in children with asthma: safety and efficacy compared with placebo
<80% of predicted and nebulized LEV (0.63 mg) at presentation. and racemic albuterol. J Allergy Clin Immunol 108: 938-945.

Results showed efficacy in terms of improvement in SpO2, PEFR and 11. Gawchik SM, Saccer CL, Noonan M, Reasner DS, DeGraw SS (1999) The
asthma score (P<0.01) and better tolerability, less tachycardia and safety and efficacy of nebulized Levalbutarol compared with racemic albuterol
less hypokalemia compared to RAC (P<0.01) [1]. Our study result and placebo in the treatment of asthma in pediatric patients. J Allergy Clin
Immunol 103: 615-621.
shows that both have same therapeutic effect with less significantly less
tachycardia and hyokalemia in the LEV group (P<0.05). 12. Nowak RM, Emerman CL, Schaefer K, Disantostefano RL, Vaickus L, et al.
(2004) Levalbuterol compared to racemic albuterol in the treatment of acute
Another study was conducted in children aged 1-5 years with asthma : result of a pilot study. Am J Emerg Med 22: 29-36.
reactive airway diseases that compared LEV with RAC and assessed 13. Canning B (2002) Pharmacological properties of S-salbutamol in human airway
hospitalization as outcome measure showing shorter hospitalization smooth muscle preparation. Am J Resp Crit Care Med 165: A770.
with LEV [2,14]. Although this outcome measure is not same as in the
14. Carl JC, Myers TR, Kirchner HL, Kercsmar CM (2003) Comparison of racemic
present study it points towards usefulness of LEV similar to the present albutarol and Levalbuterol for treatment of acute asthma. J Pediatr 143: 731-
results. In this study there was no demonstration of reduction of side 736.

J Aller Ther
ISSN: 2155-6121 JAT, an open access journal Volume 3 Issue 3 1000123
Citation: Rahman A, khanum S, Turcu S (2012) Levosalbutamol versus Salbutamol for Treatment of Acute Exacerbation of Asthma in Bangladesh
Children. J Aller Ther 3:123. doi:10.4172/2155-6121.1000123

Page 4 of 4

15. Skoner DP, Greos LS, Kim KT, Roach JM, Parsey M, et al. (2005) Evaluation 17. Haider D (2001) Levalbuterol (LEV) affords superior health and cost benefit
of the safety and efficacy of Levalbuterol in 2-5-year-old patients with asthma. over racemic albuterol in the emergency department. Resp Care 46: 1081.
Pediatr Pulmonol 40: 477-486.
18. Ralston ME, Euwema MS, Knecht KR, Ziolkowski TJ, Coakley TA, et al. (2005)
16. Qureshi F, Pestian J, Davis P, Zaritsky A (1998) Effect of nebullized ipratropium Comparison of levalbuterol and racemic albuterol combined with ipratropium
on the hospitalization rates of children with asthma. N Engl J Med 339: 1030- bromide in acute pediatric asthma: a randomized controlled trial. J Emerg Med
1035. 29: 29-35.

Submit your next manuscript and get advantages of OMICS


Group submissions
Unique features:

User friendly/feasible website-translation of your paper to 50 worlds leading languages


Audio Version of published paper
Digital articles to share and explore
Special features:

200 Open Access Journals


15,000 editorial team
21 days rapid review process
Quality and quick editorial, review and publication processing
Indexing at PubMed (partial), Scopus, DOAJ, EBSCO, Index Copernicus and Google Scholar etc
Sharing Option: Social Networking Enabled
Authors, Reviewers and Editors rewarded with online Scientific Credits
Better discount for your subsequent articles
Submit your manuscript at: http://www.editorialmanager.com/acrgroup/

J Aller Ther
ISSN: 2155-6121 JAT, an open access journal Volume 3 Issue 3 1000123
FARMAKOTERAPI
ASMA ANAK

K E LOM P OK:
S U C I R A M ADH AN I ( G 1 F014023)
W I N DI A G LE ( G 1 F014025)
A L I M W I JAYA ( G 1 F014039)
K I K I R I Z K Y A M ELI A ( G 1 F014049)
I R E N NE A GU ST I NA ( G 1 F014071)
OUTLINE

Pendahuluan

Material dan Metode

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan
PENDAHULUAN

STRUKTUR

LEVOSALBUTAMOL SALBUTAMOL
Salbutamol adalah bronkodilator yang paling umum digunakan
untuk pengobatan eksaserbasi akut namun memiliki ESO takikardi dan
hipokalemia. Salbutamol mempunyai R dan S isomer dimana S isomer
tidak terbukti memiliki aktivitas bronkodilatasi. Levosalbutamol adalah R
isomer dari salbutamol yang dapat meningkatkan FEV1 lebih signifikan
dan memiliki ESO yang lebih sedikit. Oleh karena itu dilakukan penelitian
ini untuk membandingkan efikasi dan tolerabilitas Levosalbutamol dan
Salbutamol untuk pengobatan eksaserbasi akut asma pada anak berusia 8
sampai 15 tahun
MATERIAL DAN METODE
Studi klinis randomized double blind :
- 60 anak-anak penderita asma dari kedua jenis kelamin berusia 8 sampai 15 tahun
-Obat-obatan yang diteliti adalah salbutamol 2,5 mg dan levosalbutamol 0.63 mg
tersembunyi dalam amplop bernomor.
-Semua pasien yang memenuhi syarat secara acak.
-Volume obat total adalah 2,5 ml yang di nebulized selama 8-10 menit
-Keparahan asma dinilai menggunakan skor asma diilustrasikan dalam tabel 1.
-Anak-anak dirawat di UGD selama 1 jam.
-Tidak ada obat steroid diberikan dalam ED dan terapi obat lebih lanjut untuk anak-anak
mengikuti protokol asma lokal.
-Parameter berikut sebelum dan setelah diberikan 3 nebulisasi pada 20 menit interval
dalam 1 jam dari presentasi: Tingkat pernapasan (RR), denyut jantung (HR), saturasi
oksigen di ruang udara SPO2, skor asma dan tingkat serum K+.
-Volume ekspirasi paksa 1 jam kedua (FEV1) diukur dengan menggunakan Pedoman
spirometer.
-Anak-anak melakukan spirometri 3 kali dan dari tiga nilai terbaik kemudian dicatat.
DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan International


Conference on Harmonisasi (ICH) Guideline Good Clinical
Pratice (CGP) serta protokol pengobatan klinis telah disetujui oleh
Komite etika universitas dan departemen dewan pengurus tinjauan.
Menggunakanan Randomized double blind di rumah sakit.

LOKASI DAN MASA STUDI

Penelitian itu dilakukan di asma center (ED) dari Departemen Pediatrik,


Bangabandhu Sheikh Mujib Medis Universitas (BSMMU), dari
September 2009 sampai Agustus 2011.
PENELITIAN POPULASI

Kelompok kelompok I- Levosalbutamol n = 30

Kelompok kelompok II- Salbutamol n = 30

Kriteria inklusi: Pasien Asma 8-15 tahun yang mengalami


eksaserbasi akut.

Kriteria eksklusi: Usia di bawah 8 tahun dan di atas 15 tahun, anak-anak


sudah di terapi pencegahan (steroid inhalasi atau long acting
bronkodilator LABA), episode pertama dari mengi, jantung bawaan
penyakit, fibrosis kistik dan penyakit paru-paru kronis lainnya
dikeluarkan dari penelitian ini.
PENGUMPULAN DATA DAN EVALUASI

Orang tua atau perawat memberikan pengarahan rinci tentang


tujuan dari penelitian ini. Formulir informasi persetujuan yang
ditandatangani oleh
subjek atau perwakilan yang telah disahkan menurut hukum sebelum
mereka berpartisipasi dalam penelitian ini. Sebelum dan setelah diberikan
levosalbutamol atau
salbutamol, parameter klinis dasar seperti RR, HR, SPO2, Skor asma dan
tingkat serum K+ dicatat dan dibandingkan pada proforma desain.
Semua nilai-nilai dinyatakan sebagai mean SD untuk perawatan efek pra
dan pasca. Analisis perbandingan parameter dasar dari dua kelompok dan
dalam kelompok itu serta persentase peningkatan antara kedua
kelompok sebelum dan setelah pengobatan dilakukan dengan menggunakan
unpaired "t" test. Semua analisis statistik dilakukan dengan menggunakan
SPSS paket versi 16.
HASIL & PEMBAHASAN

LEV vs RAC
LEV memiliki afinitas 2x lebih besar terhadap reseptor beta 2
adrenergik dibanding dengan RAC efek terapi lebih besar
dibanding dengan RAC
Lev memiliki afinitas 100x lebih besar dibanding dengan s-
salbutamol
KESIMPULAN

Levosalbutamol memiliki efek yang sama baiknya


dengan salbutamol dalam memperbaiki FEV1, SpO2, dan
asma scor pada asma akut anak, tetapi levosalbutamol lebih
aman terhadap efek samping takikardi dan hipokalemia
DAFTAR PUSTAKA
Atiar Rahman, Selina khanum, dan Simona Turcu, 2012,
Levosalbutamol versus Salbutamol for
Treatment of Acute Exacerbation of Asthma in
Bangladesh Children, Research Article, Vol. 3,
Issue 3.

You might also like