You are on page 1of 6

BAB II

KONSEP DASAR PENYAKIT


A. Defenisi
Akne vulgaris (jerawat) merupakan penyakit kulit akibat perdangan kronik folikel
pilosebasea yang umunya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa komedo,
papula, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya (Arif Mansjoer, dkk. 2000).
Akne vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebasea
(polikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian
atas. Akne ditandai dengan komedo tertutup ( white head ), komedo terbuka (black head),
papula, pustul, nodus, dan kista ( Brunner & Suddarth, 2001 )

B. Etiologi
Penyebab yang pasti dari akne vulgaris ini belum diketahui dengan jelas tetapi banyak
faktor yang berpengaruh yaitu ;
1. Produksi minyak berlebihan
Jerawat tidak melulu muncul karena kotor, melainkan lebih disebabkan faktor dari dalam
tubuh. Jerawat adalah kondisi abnormal kulit akibat gangguan berlebihan produksi kelenjar
minyak (sebaceus gland) yang menyebabkan penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori
kulit. Penyebab jerawat yang paling umum adalah hormon, tumpukan minyak atau sebum di
kulit berkolaborasi dengan bakteri
2. Sel-sel kulit mati
Umumnya, jerawat dsebabkan oleh kelebihan kelenjar minyak karena giat diproduksi hormon
androgen. Jerawat timbul karena kelenjar minyak yang berlebih tersebut bercampur dengan sel
kulit mati. Ketika sel-sel kulit itu bercampur dengan jumlah sebum yang sudah meningkat itu,
campuran yang tebal dan lengket itu dapat membentuk penyumbat yang menjadi bintik hitam
atau putih. Banyak yang beranggapan, bahwa jerawat hanya menyerang muka, tetapi jerawat bisa
juga menyerang bagian tubuh lain, seperti di bagian punggung, dada dan lengan atas.
3. Bakteri
Yang membuat masalah semakin rumit, bakteri biasanya ada di kulit, yang disebut p.acne,
yang cenderung berkembang biak didalam kelenjar sebaceous yang tersumbat, yang
menghasilkan zat-zat yang menimbulkan iritasi daerah sekitarnya. Kelenjar tersebut terus
membengkak, dan mungkin akan pecah, kemudian menyebarkan radang ke kulit daerah
sekitarnya. Inilah yang menyebabkan jerawat batu jenis yang paling mungkin, yaitu
meninggalkan pigmentasi jangka panjang dan bekas luka seperti cacar yang permanen.
4. Kosmetik
Penyumbatan pori-pori seringkali terjadi oleh penggunaan kosmetik yang mengandung
banyak minyak atau penggunaan bedak yang menyatu dengan foundation. Foundation yang
terkandung pada bedak menyebabkan bubuk bedak mudah menyumbat pori-pori.
5. Obat-obatan
Konsumsi obat kortikosteroid, baik oral (obat minum) maupun topical (obat oles), yang
mengakibatkan daya tahan tubuh menurun, juga meningkatkan potensi timbulnya jerawat karena
aktivitas bakteri patogen yang meningkat.

Klasifikasi
1. Menurut derajat

Acne ringan Komedo < 2, atau lesi inflamasi<15,


atau total lesi <30
Acne sedang Komedo 100-200 atau lesi inflamasi 15-
50 atau total lesi 30-125
Acne berat Kista > 5 atau komedo >100,atau lesi
inflamasi > 50 atau total

(Askep Gangguan system Integumen, 2010)

2. Klasifikasi oleh Plewig dan Kligman, yang mengelompokkan acne


vulgaris menjadi :
1) Acne komedonal
a. Grade 1 : Kurang dari 10 komedo pada tiap sisi wajah
b. Grade 2 : 10-25 komedo pada tiap sisi wajah
c. Grade 3 : 25-50 komedo pada tiap sisi wajah
d. Grade 4 : Lebih dari 50 komedo pada tiap sisi wajah
2) Acne papulopustul
a. Grade 1 : Kurang dari 10 lesi pada tiap sisi wajah
b. Grade 2 : 10-20 lesi pada tiap sisi wajah
c. Grade 3 : 20-30 lesi pada tiap sisi wajah
d. Grade 4 : Lebih dari 30 lesi pada tiap sisi wajah

3. Acne konglobata
Klasifikasi ASEAN grading Lehmann 2003 yang mengelompokkan acne
menjadi tiga kategori, yaitu ringan, sedang, dan berat sebagai berikut:
Derajat Komedo Papul / pustul Nodul
Derajat Komedo Papul/pustul Nodul
Ringan <20 <15 Tidak ada
Sedang 20-100 15-50 <5
Berat >100 >50 >5

Manifestasi klinis akne vulgaris


Akne vulgaris ditandai dengan empat tipe lesi : komedo terbuka, komedo tertutup, papula,
pustule dan lesi nodulokistik. Satu atau lebih tipe mendominasi bentuk yang paling ringan dan
sering di jumpai pada remaja awal, lesi terbatas pada bagian tengah wajah.Lesi dapan mengenai
dada, punggung atas dan deltoid.Lesi yang terdapat pada kening terutama pada komedo tertutup
sering disebabkan oleh penggunaan sediaan minyak rambut.
Akne dapat disertai dengan rasa gatal, namun umumnya keluhan penderita adalah keluhan
estetika.Komedo adalah gejala patognomonik bagi akne berupa papul milar yang tengahnya
mengandung sumbatan sebum, bila berwana hitam mengandung unsur melanin disebut komedo
hitam atau komedo terbuka, bila berwarna putih karena letaknya lebih dalam sehingga tidak
mengandung unsur melanin disebut komedo putih atau komedo tertutup. (wasitaatmadja,2007).

F. Patofisiologi
Kelenjar sebasea berada dibawah kendali endokrin khususnya hormon-hormon androgen.
Dalam usia pubertas hormon androgen menstimulasi kelenjar sebasea dan menyebabkan kelenjar
tersebut membesar serta mensekresi suatu minyak alami yaitu sebum yang merembes naik
hingga puncak filokel rambut dan mengalir keluar dari permukaan kulit. Pada remaja yang
berjerawat, stimulasi androgenik akan meningkatkan daya responsif kelenjar sebasea hingga
akne terjadi ketika duktus polisebasea tersumbat oleh tumpukan sebum. Bahan yang terbentuk
ini akan membentuk komedo. Maka dari itu faktor-faktor predisposisi seperti hormone, diet dll
dapat mempengaruhi tercetusnya acne vulgaris karena merangsang keluarnya sebum atau
meningkatnya kelenjar sebasea.
Pada saat pubertas, jumlah P. acnes pada wajah dan pipi penderita acne meningkat
drastis, dan saat dewasa akan menunjukkan jumlah yang konstan. Penelitian tentang DNA
P.acnes yang dilakukan oleh Miura dkk., menemukan bahwa pada penderita acne berusia 10-14
tahun didapatkan jumlah P.acnes di hidung dan dahi yang lebih tinggi secara signifikan daripada
non acne.
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama ini, diduga P. acnes berperan secara tidak
langsung dalam patogenesis acne dengan merangsang komedo dan menghasilkan substansi
substansi yang menyebabkan terjadinya ruptur komedo, sehingga memulai respon inflamasi.

ASUHAN KEPERAWATAN AKNE VULGARIS

AKNE VULGARIS (jerawat) merupakan kelainan folikuler umum yang mengenai folikel
pilosebasea (folikel rambut ) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher,
serta badan bagian atas. Akne ditandai dengan komedo tertutup (whitehead), komedo terbuka
(blackhead), papula, pustule, nodul, dan kista.

PATOFISIOLOGI

Jerawat merupakan suatu proses peradangan kronik kelenjar-kelenjar pilosebase. Keadaan ini
sering dialami oleh mereka yang berusia remaja dan dewasa muda dimana akan mengehilang
dengan sendirinya pada usia 20-30 tahun. Walaupun demikian banyak juga orang setengah baya
yang mengalami serangan akne. Akne biasanya berkaitan dengan tingginya sekresi sebum.

ANDROGEN TELAH diketahui sebagai perangsang sekresi sebu, sedangkan estrogen


mengurangi produksi sebum.suatau awitan mendadak serangan acne yang disertai hirsupisme
dan atau kelainan menstruasi mungkin menunjukan adanya gangguan endokrin pada pasien
wanita. Akne pada wanita berusia 20an, 30an, dan 40an sering sekali disebabkan oleh kosmetik
dan pelembab dengan bahan dsarnya dari minyak dan menimbulkan komedo.
Factor-faktor mekanik, seperti megusap, tekanan periksi, dapat juga mencetus akne. Obat-obatan
juga dapat mencetuskan akne. Kortikosteroid oral kronik yang dipakai untuk mengobati penyakit
lain(seperti lupus eritematosus sistemik atau transplant ginjal ). Dapat menimbulkan kustula di
permukaan kulit wajah, dadah, dan punggung. Kontrasepsi oral biasanya adapat membantu
pengobatan akne karena mengandung estrogen. Akan tetapi, pada beberapa wanita, kontrasepsi
oral justru dapat memperburuk keadaan. Obat-obatan yang lain diketahui dapat mempercepat
atau memperlambat akne adalah bromide, yodida,defenitoi, hidrazik asam isonikotinat.

PENGKAJIAN

Pada pengkajian, penting untuk ditanyakan mengenai adanya program pengobatan akne
atau pasien berusaha mengobati sendiri dengan berbagai produk komersial yang terdat di pasaran

Buat daftar lengkap yang memuat nama-nama preparatkosmetik, krim,obat pelembab


kulit, dan preparat akne yang dibeli di took-toko obat, serta baru saja digunakan oleh pasien
harus diperoleh.

Dalam melakukan pengkajian anamnesis, perawat perlu menggali persepsi pasien mengenai
factor-faktor yang memicu peningkatan intensitas akne atau membuat lesi semakin parah, seperti
makanan dan minuman, gesekan atau tekanan dari pakaian seperti kerah baju, helm,tali helm,
atau pita kepala,atau trauma akibat upaya untuk memijat keluar komedo dengan tangan.Adanya
ketidaksesuaian atau kesalahan persepsi dari pasien tentang factor-faktor tersebut dapat menjadi
data dasar dalam memberikan intervensi keperawatan pada masalah keperawatan
penatalaksanaan program terapeotik tidak efektif.

Pada pemeriksaan status lokasi kulit pasien di regangkan dengan hati-hati dan kemudian
lesinya di inspeksi pada saatng dilakukan pemeriksaan jasmani,komedo yang tertutup (yang
merupakan precursor untuk terjadinya lesi inflamatori yang lebih besar) tampak seperti papula
kecil yang agak menonjol.Komedo yang terbuka akan terlihat datar atau agak menonjol dengan
pemadatan bagian tengah polikel.Ciri-ciri lesi inplamatori(papula,pustule,nodul,kista) harus
dicatat.
Apabila lesi utama akne mengalami peradangan akan disertai papula, pustula,nodula,dan
kista.Lesi nodula-kistik yang mengalami peradangan dapat terasa gatal dan nyeri tekan, bila
pecah dapat mengeluarkan pus. Lokasi terutama pada muka, dada, dan pungggung.

Derajat akne vulgaris

Akne ringan Komedo <20,atau total lesi >30


Akne sedang Komedo 20-100 atau lesi, inflamasi 15-50, atau total lesi 30-125
Akne berat Kista >5 atau komedo, >100, atau lesi inflamasi >50, atau total lesi >125

You might also like