Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
besar dan serius. Disamping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung
meningkat dimasa yang akan datang, juga karena dampak yang diakibatkannya
berupa kecacatan permanen dan kematian mendadak. Saat ini angka kematian
kesehatan dasar) tahun 2007 mencapai 30 % dari populasi, dari jumlah itu 60 %
penderita hipertensi berakhir pada stroke. 10 besar penyakit yang terbanyak pada
pasien rawat inap di seluruh Rumah Sakit di Indonesia tahun 2009 hipertensi
pada urutan ke 6, tercatat sejumlah laki-laki 15.533 dan perempuan 21.144 dan
ke sajian siap santap yang mengandung lemak, protein, dan kandungan garam
yang tinggi tapi rendah serat pangan (dietary fiber), membawa konsekuensi
menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur dan kelompok sosial-
ekonomi. Penderita hipertensi tidak hanya diderita oleh sekelompok masyarakat,
pada tahun 2010 adalah 156 ( 6.% ) Penyakit hipertensi menduduki rangking 10
Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering disebut sebagai the silent killer
bertahun tahun tanpa menyadarinya sampai terjadi kerusakan organ vital yang
berada pada tingkatan diatas normal. Peningkatan tekanan darah ini dipengaruhi
oleh berbagai faktor keturunan, besarnya asupan garam sehari hari, stress,
kegemukan, dan faktor usia. Ada berbagai macam komplikasi yang ditimbulkan
oleh hipertensi diantaranya adalah stroke. Penderita hipertensi berisiko 6 kali lipat
terkena stroke. Hipertensi dan stroke merupakan dua kondisi klinis yang bisa
faktor resiko penting penyebab penyakit jantung koroner. Meski penelitian itu
ginjal, namun hasilnya sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa hipertensi
yang ditangani dengan buruk bertanggung jawab atas munculnya penyakit ginjal
kronis dalam masyarakat. Sampai saat ini, usahausaha baik mencegah maupun
menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal, menghindari rokok,
mutu dan menjadikan usia lanjut tetap sehat, produktif dan mandiri selama
mungkin. Pelaksanaan pencegahan hipertensi pada pra usia lanjut harus dilakukan
terus menerus dan berkesinambungan. Karena pada pra lansia sering mengalami
B. Rumusan Masalah
1 Tujuan Umum
yang tepat untuk membantu mencegah timbulnya komplikasi yang lebih berat.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Peneliti
2. Subyek Penelitian
ini juga diharapkan dapat menjadi data dasar bagi penelitian selanjutnya.
.
BAB II
TINJAUAN PUTAKA
A. Definisi Perilaku
1. Pengertian Perilaku
diluar subyek tersebut, yang bersifat pasif (tanpa tindakan) dan dapat juga bersifat
2. Jenis Perilaku
Bentuk operasional dari perilaku ini dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu :
2) Perilaku dalam bentuk sikap yakni tanggapan batin terhadap keadaan atau
rangsangan dari luar diri si subyek sehingga alam itu sendiri akan mencetak
perilaku manusia yang hidup didalamnya, sesuai dengan sikap dan keadaan alam
tersebut.
3) Perilaku dalam bentuk tindakan yang sudah konkrit, berupa perbuatan (action)
terhadap situasi dan atau rangsang dari luar. Bloom seorang ahli psikologi
domain tersebut terdiri dari ranah kognitif (cognitive), ranah afektif (affective) dan
faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor non
(Notoatmodjo, 2003) :
tetanus).
sikap-sikap perilaku dari petugas kesehatan atau petugas ynag lain, yang
hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja
B. Definisi Hipertensi
WHO, didalam guidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan darah yang
masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila
lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi, dan nilai tersebut
C. Etiologi
1. Usia
seseorang. Jika hipertensi diderita oleh individu yang berusia kurang dari 35
premature
2. Jenis Kelamin
Pada umumnya insiden pada pria lebih tinggi dari pada wanita,
namun pada usia pertengahan dan usia selanjutnya, insidens pada wanita
mulai meningkat, sehingga pada usia diatas 65 tahun, insidens pada wanita
lebih tinggi.
3. Ras
Misalnya mortalitas pasien pria hitam dengandiastol 115 atau lebih, 3,3
kali lebih tinggi daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita
a. Generik
b. Gaya hidup
c. Psikososial
tinggi menetap.
d. Garam
rendah. Tetapi jika asupan garam 5 -15 gram per hari maka dapat
Sitanggang, 2005).
D. Klasifikasi hipertensi
berikut :
a. Normatensi yaitu tekanan sistolik < 140 mmHg, tekanan diastolik < 90
mmHg
> 91 - 94 mmHg
c. Hipertensi yaitu tekanan sistolik > 160 mmHg, tekanan diastolik > 95
sebagai berikut :
a. Hipertensi ringan, jika tekanan darah sistolik 140 160 dan diastolik 95
104.
b. Hipertensi sedang, jika tekanan darah sistolik 140 180 dan diastolik
105 114.
c. Hipertensi berat, jika tekanan darah sistolik lebih dari 160 dan diastolik
hipertensi primer.
c. Tingkat III : baik keluh kesah, maupun gejala telah terlihat sebagai akibat
hipertensi.
enselopati.
Sampai saat ini faktor hipertensi belum diketahui secara pasti, masih
hipertensi tidak dapat diketahui penyebab secara pasti. Namun para ahli
telah mengungkapkan paling tidak ada dua faktor yang tidak dapat dikontrol
lemak dan diet rendah garam serta diet rendah kalori bila kelebihan
berat badan (obesitas). Jumlah kalori yang diberikan pada diet rendah
lemak jenuh yang terdapat pada bagian pangan hewani. Adapun jenis
bijian ) dan bahan pangan lain dari tanaman yang mengandung lemak,
air.
tinggi pada umumnya terdapat pada makanan yang sudah diproses seperti
pengolahan seperti sayur segar, buah segar, golongan serelia, susu tanpa
b. Perencanaan menu.
derajat hipertensi, aktivitas dan ada tidaknya komplikasi. Secara garis besar
garam harus berasal dari keinginan seseorang, apabila pola makan hanya
garam dapur saja, tetapi rendah sodium atau natrium (Na). Garam dapur
selai, jeli) dan makanan yang dibuat dari mentega (Purwati, 2003).
d. Pola makan rendah kolesterol dan lemak terbatas
diobservasi oleh tubuh, lainya akan dibuang melalui feses atau kotoran.
jeroan, keju keras, susu, yogurt, kuning telur, ginjal, kepiting, kerang,
Ada dua macam istilah serat yaitu serat kasar (crude fiber) dan
serat makanan (dietary fiber). Serat kasar banyak terdapat pada sayuran
selain buah dan sayuran, seperti beras, kentang, singkong dan kacang
ijo.
tinggi(Purwati, 2003)
f. Pengendalian Stress
tinggi untuk sementara waktu. Jika sering mengalami stress akan terjadi
dendam, rasa takut dan bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal
menegangkan seperti tinju, gulat atau angkat besi, karena latihan yang
terjadinya hipertensi.
marah, tidak bisa tidur atau timbul hipertensi.Agar terhindar dari efek
sudah dikelurkan. Dari sini akan timbul saran atau ide yang akan
dengan suami atau istri, teman kerja atau tetangga rumah. Beda
sejahtera(Gunawan, 2001).
pasrah kepada Tuhan. Dengan hilangya rasa iri dan dengki akan
Faktor-faktor
Gaya Hidup.
Pola makan
Pendidikan Stres
Lingkungan Penyakit
Aktivitas fisik Hipertensi
Sosial ekonomi
Merokok
Budaya
Alkohol
Gen\ Keturunan
Ket:
: Yang diteliti Usia
Sumber :
Kerangka Teori (Arjatmo, 1999; Guyton & Hall, 1997; Kurniawan, 2002; Waspaji,
1999).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Puskesmas Sluke
Kriteria Sampel
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eklusi adalah keadaan yang menyebabkan subjek penelitian tidak dapat
c. Kriteria Kontrol
kelompok kasus.
Besar Sampel
Besar sampel penelitian ini sejumlah 35. Pengambilan sampel pada penelitian
Variabel Penelitian
terpimpin mengenai usia pasien, jenis kelamin, kebiasaan merokok, dan pola
asupan garam dengan pola kuisioner sebanyak 35 terdiri dari 5 pertanyaan nama,