You are on page 1of 18

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan/ Kajian teoritis


Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk
adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas
penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik
nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen
(menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah
perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas
negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.
Migrasi merupakan salah satu dari tiga faktor yang dasar yang
mempengaruhi pertumbuhan penduduk, selain faktor lainnya, yaitu kelahiran dan
kematian. Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah
secara khusus mengingat adanya desentralisasi (kepadatan) dan distribusi
penduduk yang tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi
orang-orang untuk melakukan migrasi, adanya desentralisasi dalam
pembangunan, di lain pihak, komunikasi termasuk transportasi semakin lancar
(Munir, 2000: hal 115).
Perpindahan penduduk yang berlangsung dalam masyarakat ada dua
macam sebagai berikut:
1. Perpindahan vertikal, yaitu pindahnya status manusia dari kelas rendah
ke kelas menengah, dari pangkat yang rendah ke pangkat yang lebih
tinggi, atau sebaliknya.
2. Perpindahan horizontal, yaitu perpindahan secara ruang atau secara
geografis dari suatu tempat ke tempat yang lain. Peristiwa inilah yang
sering disebut dengan migrasi, meskipun tidak setiap gerak horizontal
disebut migrasi.
Fenomena migrasi merupakan salah satu dari mobilitas penduduk yang
tidak dapat dilepaskan dari proses perubahan menyeluruh dari kehidupan
ekonomi global. Pada tataran yang lebih makro aktivitas ini sesungguhnya
berada dalam satu frame dengan peta perubahan hubungan global, baik dalam
bidang ekonomi, sosial, budaya maupun politik.
Oleh karena itu, paling kurang terjadi dua hal yang penting untuk
menjelaskan mengapa aktivitas ini makin berkembang dalam skala yang sulit
untuk diprediksi. Pertama, secara teoritis aktivitas ini sering kali dikaitkan dengan

3
suatu bentuk perubahan dalam struktur sosial, yaitu suatu aktivitas yang
mencoba menghubungkan antara aktivitas migrasi atau distribusi sumber daya
sosial (social resources). Kedua, bahwa aktivitas ini juga sering dikaitkan dengan
suatu proses relasional dalam suatu proses pembangunan dengan elemen-
elemen sosial dan kelompok-kelompok sosial yang ada dalam suatu komunitas.
Lebih spesifik lagi, pada mulanya aktivitas ini dianggap sebagai suatu
proses kolonialisasi, baik yang dilakukan untuk kepentingan ekonomi maupun
politik. Selain itu ada dua dimensi penting dalam penelahan migrasi ini yaitu
dimensi waktu dan dimensi daerah. Untuk dimensi waktu menurut BPS
batasannya adalah menetap selama 6 bulan didaerah migran tersebut.
Sedangkan untuk dimensi daerah batasannya unit wilayah dibagi dalam
beberapa provinsi menurut BPS. Migrasi ini juga dijadikan salah satu alternatif
pemerintah dalam pemerataan jumlah penduduk dan mengurangi angka
pengangguran. Terbukti dengan peningkatan jumlah migran dari tahun ketahun
yang sangat spektakuler.
Dalam konteks yang lebih luas, meningkatnya arus migrasi dapat
mempengaruhi terjadinya perubahan komposisi penduduk di daerah yang terkait
dan juga mempengaruhi pola komunikasi baik individu maupun kolektif dalam
komunitas yang berbeda. Ini berarti dalam intensitas yang tinggi migarsi dapat
memberikan pengaruh modernisasi pada daerah tujuan migrasi. Sehingga
mendorong percepatan modernisasi dan pengalihan teknologi di daerah tersebut.
Dengan begitu dapat terjadi peningkatan kesejahteraan.

2.2 Alasan atau Penyebab terjadinya Migrasi


Alasan yang menyebabkan manusia / orang pelakukan aktifitas migrasi :
1. Alasan Politik / Politis
Kondisi perpolitikan suatu daerah yang panas atau bergejolak akan
membuat penduduk menjadi tidak betah atau kerasan tinggal di wilayah
tersebut.
2. Alasan Sosial Kemasyarakatan
Adat-istiadat yang menjadi pedoman kebiasaan suatu daerah dapat
menyebabkan seseorang harus bermigrasi ke tempat lain baik dengan
paksaan maupun tidak. Seseorang yang dikucilkan dari suatu pemukiman
akan dengan terpaksa melakukan kegiatan migrasi.

4
3. Alasan Agama atau Kepercayaan
Adanya tekanan atau paksaan dari suatu ajaran agama untuk
berpindah tempat dapat menyebabkan seseorang melakukan migrasi.
4. Alasan Ekonomi
Biasanya orang miskin atau golongan bawah yang mencoba mencari
peruntungan dengan melakukan migrasi ke kota. Atau bisa juga kebalikan di
mana orang yang kaya pergi ke daerah untuk membangun atau berekspansi
bisnis.
5. Alasan lain
Contohnya seperti alasan pendiddikan, alasan tuntutan pekerjaan,
alasan keluarga, alasan cinta, dan lain sebagainya.

Penyebab terjadinya migrasi tidak terlepas dari faktor-faktor internal dan


eksternal dalam diri seseorang untuk tergerak melakukan perubahan baik itu
dengan kesengajaan maupun keterpaksaan, sehingga dalam terjadinya migrasi
ada faktor pendorong dan faktor penarik keinginan seseorang untuk melakukan
migrasi. Faktor pendorong berkaitan dengan kondisi di desa yang mengakibatkan
masyarakatnya ingin pergi meninggalkan desa seperti, berikut beberapa faktor-
faktor pendorong terjadinya migrasi oleh masyarakat untuk meninggalkan daerah
asal mereka diantaranya yaitu:
1. Semakin berkurangnya sumber-sumber alam, menurunnya permintaan
atas barangbarang tertentu yang bahan bakunya makin sulit diperoleh
seperti hasil tambang, kayu atau bahan dari pertanian.
2. Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal akibat masuknya
teknologi yang menggunakan mesin-mesin.
3. Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku di daerah
asal.
4. Tidak cocok lagi dengan adat, budaya dan kepercayaan di tempat asal.
5. Alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak bisa
mengembangkan karir pribadi.
6. Bencana alam, baik banjir, kebakaran, gempa bumi, musim kemarau
panjang atau adanya wabah penyakit.
Kebanyakan migrasi dilakukan guna mendapatkan kesejahteraan yang
lebih baik lagi dibanding daerah asal. Selain faktor pendorong yang
menyebabkan maraknya migrasi daerah tujuan juga mengambil bagian yang
penting sebagai salah satu faktor terjadinya migrasi.

5
Kota sebagai suatu wilayah industri dan pusat pelayanan jasa tentunya
memberikan magnet tersendiri bagi masyarakat desa untuk hijrah dan mencari
peruntungan. Beberapa hal yang menarik dari kota sehingga banyak orang rela
meninggalkan desanya disebut juga dengan faktor penarik terjadinya migrasi,
adapun beberapa faktor-faktor penarik yang mendorong terjadinya migrasi :
1. Adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk
memasuki lapangan pekerjaan yang cocok.
2. Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik
3. Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi
4. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya :
iklim, perumahan, sekolah, dan fasilitas-fasilitas kemasyarakatan lainnya.
5. Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung
6. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat
kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang dari desa atau kota
kecil.

Gambar ilustrasi faktor penarik terjadinya migrasi

Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa faktor pendorong dan


penarik merupakan faktor utama yang menyebabkan migrasi. Rata-rata migrasi
disebabkan oleh keadaan ekonomi di daerah asal yang sangat tidak mendukung.
Oleh sebab itu, migrasi dijadikan harapan baru dalam meningkatkan
kesejahteraan mereka.
Selain ada faktor pendorong dan penarik, ada juga faktor penghambat
yang menjadi kendala dalam kegiatan ini. Faktor-faktor penghambat ini bisa
berupa penolakan atas kedatangan orang lain di daerah mereka sampai pada
tahap melakukan isolasi terhadap daerahnya. Serta pikiran yang takut akan
pengambil alihan hasil sumber daya yang ada kepihak lain. Di masyarakat yang
tradisional sumber daya merupakan warisan dari nenek moyang mereka yang
harus di jaga dan di rawat dengan baik. Karena masih percaya akan kutukan dari
nenek moyang. Di tandai dengan masih adanya istilah tanah adat dalam suatu

6
daerah yang mesti dijaga. Bagi daerah yang seperti ini sangat sulit sekali adanya
orang asing masuk kedaerah tersebut. Tetapi untuk saat ini, semua daerah
bebas di masuki oleh orang lain asalkan mereka tetap mengikuti tata aturan yang
berlaku dikalangan masyarakat. Keterbukaan ini telah membuat terjaadinya alih
teknologi yang dibawa pendatang kedaerah tersebut.

2.3 Jenisjenis Migrasi dan Pola Perpindahan Penduduk


Secara umum migrasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Migrasi internasional (migrasi antarnegara)
Migrasi internasional (migrasi antarnegara) adalah perpindahan penduduk
dari suatu Negara ke Negara lain. Migrasi internasional meliputi imigrasi,
emigrasi, dan remigrasi.
Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari Negara lain ke suatu Negara
dengan tujuan menetap.
Emigrasi, yaitu berpindahnya penduduk atau keluarnya penduduk dari
suatu Negara ke Negara lain dengan tujuan menetap.
Remigrasi, yaitu kembalinya penduduk dari suatu Negara ke Negara
asalnya.
2. Migrasi internal (migrasi nasional)
Migrasi internal (migrasi nasional) adalah perpindahan penduduk yang
masih berda dalam lingkup satu wilayah Negara. Perpindahan yang merupakan
migrasi internal antara lain sebagai berikut.
a. Urbanisasi, adalah prepindahan dari daerah pedesaan ke daerah
perkotaan. Berikut faktor-faktor penyebab urbanisasi.
Faktor daya tarik desa ( contohnya : upah tenaga kerja di kota lebih tinggi
daripada desa, lapangan pekerjaan formal maupun informal di kota lebih banyak
daripada di desa, dan banyak hiburan dan fasilitas kehidupan yang lain).
Faktor daya dorong desa ( contohnya : Sempitnya lahan pertanian di desa,
sempitnya lapangan pekerjaan di luar sektor pertanian, rendahnya upah tenaga
kerja di desa, kurangnya fasilitas hburan dan kehidupan, adanya kegiatan
pertanian di desa yang bersifat musiman, dan adanya keinginan penduduk untuk
memperbaiki taraf hidup).
b. Transmigrasi, adalah perpindahan penduduk, yang diprakarsai dan
diselenggarakan pemerintah, dari daerah yang padat penduduknya ke
daerah yang belum padat penduduknya. Macam-macam transmigrasi :

7
Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang dibiayai oleh pemerintah
mulai dari daerah asal sampai ke daerah tujuan transmigrasi.
Transmigrasi spontan, yaitu transmigrasi yang dilakukan penduduk
atas biaya, kesadaran, dan kemauan sendiri.
Transmigrasi sektoral,yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung
bersama antar pemerintah daerah asal transmigran dengan
pemerintah daerah yang dituju.
Transmigrasi khusus, yaitu transmigrasi dalam rangka pembangunan
proyek-proyek tertentu, seperti transmigrasi bedol desa dan
transmigrasi pramuka.
Transmigrasi swakarsa, yaitu transmigrasi yang seluruh
pembiayaannya ditanggung oleh transmigran atau pihak lain (bukan
pemerintah).
Selain itu ada juga jenis migrasi yang didasarkan pada sifatnya yaitu :
Migrasi sirkuler atau migrasi musiman adalah migrasi yang terjadi jika
seseorang berpindah tempat tetapi tidak bermaksud untuk menetap di
tempat tujuan migrasi.
Migrasi ulang-alik adalah orang berpindah setiap hari meninggalkan
tempat tinggalnya pergi ke tempat lain untuk bekerja atau berdagang.
Jenisjenis migrasi lainnya :
Evakuasi, yaitu perpindahan penduduk karena gangguan bencana
alam atau keamanan.
Weekend, yaitu perginya orang-orang kota untuk mencari tempat
berudara sejuk.
Forensen, yaitu orang-orang yang tinggal di desa tetapi bekerja di
kota, sehinggasetiap hari menglaju (pergi dan pulang).
Turisme, yaitu orang-orangyang bepergian ke luar untuk mengunjungi
tempat-tempat pariwisata di daerah/Negara yang dituju.
Reuralisasi, yaitu kembalinya pelaku urbanisasi ke daerah pedesaan.
Repatriasi, adalah kembalinya suatu warga negara dari negara asing
yang pernah menjadi tempat tinggal menuju tanah asal
kewarganegaraannya.
Seharusnya kegiatan ini dijadikan suatu hal yang dapat mengurangi jumlah
pengangguran yang ada, tetapi banyak juga kegiatan migrasi di sertai juga
dengan migran budaya. Sehingga kebudayaan di daerah migran menjadi

8
tergangu dengan adanya kebudayaan yang di bawa para imigran tersebut.
Kebudayaan yang positif dapat membawa daerah tersebut menjadi lebih modern
dan high technology, tetapi jika budaya itu mengarah pada hal-hal yang negatif
maka akan merusak daerah itu seperti penggunaan narkoba.
Dalam konteks yang lebih kontemporer, aktivitas migrasi ini berkaitan
langsung dengan kegiatan ekonomi dalam konteks pembangunan ekonomi.
Proses perubahan ini paling kurang meliputi lima aspek yang secara langsung
memiliki implikasi penting dalam proses pembangunan ekonomi :
1. Tumbuhnya kesadaran akan pentingnya kesempatan kerja antar negara.
2. Meningkatnya apresiasi masyarakat antar negara dalam hubungan-
hubungan sosial, budaya, dan ekonomi.
3. Berkembangnya suatu hubungan yang baru.
4. Munculnya kesepakatan-kesepakatan migran antar negara.
5. Terjadinya peningkatan pendapatan sebagai implikasi langsung dari
remiten dan besarnya volume migrasi kembali.
Kelima aspek ini dalam proses pembangunan, baik nasional maupun
internasional menjadi dasar alternatif dalam perumusan arah kebijakan
pembangunan yang mempertimbangkan posisi migran. Hal ini mengingat bahwa
suatu proses pembangunan merupakan suatu proses improvisasi kualitas
seluruh sumber daya yang ada yang ditujukan untuk peningkatan standar hidup
manusia. Migrasi antar negara ini merupakan suatu bentuk manifestasi dari
kebebasan melakukan pilihan ekonomi sebagai konsekuensi leburnya sistem
ekonomi lokal ke dalam sistem yang lebih global. Dengan leburnya sistem
ekonomi telah menciptakan bentuk-bentuk hubungan yang baru yang lebih
moderat dan terbuka.
Tetapi tidak selamanya setiap orang senang dengan istilah migrasi, ada
sebagian orang yang tetap bertahan di daerah asal. Mereka beranggapan bahwa
migrasi dapat menghilangkan kebudayaan dan adat istiadat di daerah mereka.
Biasanya masyarakat yang masih memandang seperti ini adalah mereka yang
memiliki pola piker yang tradisional yang menekankan pada unsur budaya.
Pola Perpindahan (Mobilitas) Penduduk Suatu Daerah
Pola perpindahan (Mobilitas) penduduk dibedakan menjadi empat mecam
sebagai berikut.

9
Pola perpindahan harian, yaitu perpindahan penduduk setiap hari dari desa ke
kota untuk mencari makan. Setiap hari melakukan perjalanan pergi
pulang/nglaju (pergi pada pagi hari dan pulang pada sore hari).
Pola perpindahan musiman, yaitu perpindahan tempat tinggal penduduk yang
dilakukan pada musim-musim tertentu. Contoh : perpindahan penduduk dari
kaki pegunungan Himalaya, bila musim dingin turun ke daerah lembah,
sedangkan saat musim panas mereka akan kembali ke daerah semula.
Pola perpindahan menetap, yaitu perpindahan penduduk dari satu tempat ke
tempat lain dengan tujuan menetap sekurang-kurangnya enam bulan
lamanya.
Pola perpindahan tidak menetap, yaitu perpindahan penduduk Dalam jangka
waktu pendek, tidak begitu teratur waktunya, dan hanya berdasarkan
kebutuhan, contoh : salesman atau pedagang keliling yang melakukan
promosi produk dari suatu perusahaan.

2.4 Hubungan Migrasi dan Perubahan Populasi


Keadaan jumlah pendududk di Indonesia serta pertumbuhanya masih
cukup tinggi. Tingkat kematianpun dibandingkan dengan negara yang
pendapatan tiap penduduknya lebih rendah dari Indonesia, kenyataanya masih
tinggi. Selain itu penyebaran penduduk yang tak merata, struktur umur serta
kualitas penduduk yang masih rendah memberikan dampak pada pembagunan
kebijaksanaan pembagian seyogyanya dapat mempengaruhi variable demografi
untuk mencapai tujaun pembagunan. Populasi dapat dikatakan sebagai
kumpulan individu-individu makhluk hidup yang sejenis (satu spesies) yang hidup
dalam suatu daerah tertentu. Pengaturan populasi dipengaruhi oleh dua faktor
lingkungan yaitu faktor yang bergantung kepadatan populasi dan faktor yang
tidak bergantung kepada kepadatan populasi. Dalam demografi dipelajari
tentang jumlah, penyebaran dan komposisis penduduk, termasuk perubahan
serta penyebab dari perubahan populasi tersebut adalah kelahiran,kematian dan
migrasi.
Kepadatan populasi biasanya dinyatakan dengan Kepadatan penduduk
dihitung dengan menjumlahkan individu per km2. Dalam kenyataannya, tidak tiap
satu km2 dihuni oleh jumlah yang sama. Secara nasional jumlah penduduk
Indonesia adalah 300 jiwa per km2. Jumlah penduduk berubah-ubah dikarenakan
ada yang lahir, ada yang mati, ada yang pergi, ada yang datang. Kalau angka

10
kelahiran sama dengan angka kematian, dan angka emigrasi sama dengan
angka imigrasi, maka jumlah penduduk secara keseluruhan konstan saja. Ini
berarti bahwa secara lokal tidak ada perubahan. Contohnya perubahan populasi
akibat migrasi misalnya pada masa giling, jumlah penduduk sekitar pabrik gula
bertambah, perkampungan sekitar perguruan tinggi lebih padat penghuninya
selama tahun kuliah, dan kembali seperti semula kalau mahasiswa-
mahasiswanya sedang libur. Keadaan seperti ini merupakan penyebab
perubahan kepdatan populasi akibat transmigrasi khusus, dan sifatnya local.
Perpindahan imigran dari negara luar juga mengakibatkan naiknya populasi
penduduk, hal ini disebabkan sebuah negara berkewajiban menerima imigran
dari negara luar yang telah mendapatkan izin dari pemerintah luar negeri asal
transmigran tersebut. Ditambah lagi dengan sistem perdagangan bebas yang
disebut dengan MEA. MEA diawali tahun 2016 terjadi pemberlakuan
perdagangan bebas di kawasan ASEAN. Sebuah integrasi ekonomi ASEAN
dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN. MEA
dirancang untuk mewujudkan Wawasan ASEAN 2020. Namun berdampak
terhadap perubahan peraturan tenaga kerja yang mamberi kebebasan untuk
tenaga kerja asing untuk mendapatkan lapangan peekerjaan di Indonesia. Hal ini
menimbulkan gelombang arus tenaga kerja yang tinggi dari negara luar dan
didorong situasi politik yang lemah dari pemerintah.

Sumber: Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Gambar diagram kenaikan jumlah tenaga asing di indonesia

Jumlah tenaga kerja asing (TKA) yang berada di Indonesia hingga


November 2016 mencapai 74.183 pekerja meningkat 7,5 persen dari posisi akhir
2015, yaitu 69.025 pekerja. Rata-rata tenaga kerja asing di Indonesia periode

11
2011-2016 mencapai 71.776 pekerja. Jumlah tenaga kerja asing di Indonesia
tersebut berdasarkan izin mempekerjakan tenaga asing (IMTA) yang dikeluarkan
pemerintah.(databoks : 2016).
Data tersebut merupakan jumlah yang terdata secara sah/ legal.
Perdebatan di masyarakat soal jumlah tenaga kerja asing, terutama asal Cina,
yang masuk ke Indonesia terus terjadi. Sebagian mengatakan jumlah mereka
mencapai 10 juta orang tapi angka ini dibantah oleh Direktur Jenderal
Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja,
Kementerian Ketenagakerjaan, Hery Sudarmanto. Anggota DPR dari Komisi III
Muslim Ayub mengatakan bahwa fokusnya nanti adalah untuk memastikan,
apakah para warga negara Cina yang masuk ke Indonesia benar turis atau
menggunakan visa turis untuk bekerja. "Tenaga kerja termasuk di perkebunan,
tambang emas, batu bara, pekerja-pekerja karet, yang sudah masuk dari Cina.
Saya yakin itu bukan 21.000, saya tidak menafsirkan itu sampai 10 juta, tapi bagi
saya, sampai hampir mencapai satu juta, itu sangat memungkinkan," kata
Muslim. (A.Isyana : 2016)
Perubahan populasi penduduk juga dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah
wisatawan asing yang berkunjung atau disebut juga dengan emigrasi. Badan
Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
(wisman) atau turis asing ke Indonesia pada bulan Februari 2017 naik 7,8 persen
dibanding jumlah kunjungan wisman pada Februari 2016, dari 888.310
kunjungan menjadi 957.580 kunjungan.

Sumber: Dinas Pariwisata 2017


Gambar Statistik Perbandingan Jumlah Pengunjung wisatawan internasional ke
indonesia 2016-2017

12
Hal ini tentu saja mempengaruhi jumlah kepadatan penduduk, akan tetapi
pertambahan penduduk tersebut terjadi umumnya di daerah yang tidak begitu
padat tapi memiliki daya tarik dari objek wisata namun tidak menutup
kemungkunan turut menjadi andil terhadap dampak lingkungan yang dihasilkan
oleh migrasi tersebut.
Akan tetapi tidak semua aspek bagian migrasi yang berdampak buruk
misalnya transmigrasi dimana Pembangunan transmigrasi merupakan bagian
integral dari pembangunan nasional dan daerah. Kebijakan tersebut dilakukan
sebagai upaya untuk mempercepat pembangunan, terutama di kawasan yang
masih terisolasi atau tertinggal. Tujuan yang diharapkan yakni meningkatkan
kesejahteraan para transmigran dan masyarakat sekitarnya.
Saat ini pembangunan transmigrasi dilaksanakan berbasis kawasan.
Program tersebut diprioritaskan untuk mendukung pembangunan wilayah
perbatasan negara melalui pembangunan satuan permukiman baru, satuan
permukiman pugar, dan satuan permukiman tempatan dengan berbagai pola
usaha yang dikembangkan. Upaya pengembangan ekonomi lokal dalam rangka
meningkatkan daya saing daerah juga terus dilakukan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014, hingga saat ini
sudah terbentuk 23 kawasan transmigrasi yang telah ditetapkan oleh menteri.
Lokasi tersebut diantaranya, Kawasan Salor, Kabupaten Merauke; Kawasan
Kobisonta, Kabupaten Maluku Tengah; Kawasan Air Terang, Kabupaten Buol;
Kawasan Bungku, Kabupaten Morowali; Kawasan Pawonsari, Kabupaten
Boalemo; Kawasan Subah, Kabupaten Sambas; Kawasan Gerbang Kayong,
Kabupaten Kayong Utara; dan Kawasan Telang, Kabupaten Banyuasin. Sebelum
terbentuk menjadi kawasan transmigrasi, pemerintah telah menetapkan 48 Kota
Terpadu Mandiri (KTM). KTM merupakan embrio dari kawasan transmigrasi.
Pada tahun 2016 ini, pemerintah telah memberangkatkan 1.658 Kepala Keluarga
(per Desember 2016).
Sejumlah kontribusi positif dari program transmigrasi yakni, pertama,
membuka keterisolasian daerah terpencil. Data mencatat, program transmigrasi
telah berkontribusi pada pembangunan jalan penghubung/ poros dan jalan desa
sepanjang 68.002 kilometer serta jembatan dan gorong-gorong sepanjang
142.021,97 M2 di kawasan-kawasan transmigrasi.
Kedua, program transmigrasi telah mendorong pembentukan 2 ibukota
provinsi baru. Mamuju, yang kini menjadi ibukota Sulawesi Barat, merupakan

13
pengembangan dari kawasan transmigrasi. Selain itu, ibukota Kalimantan Utara,
yakni Bulungan, juga lahir dari pengembangan kawasan transmigrasi. Ketiga,
program ini juga telah mendorong pembentukan ibukota kabupaten/ kota dan
kecamatan. Tercatat, terdapat 104 permukiman transmigrasi yang berkembang
menjadi ibukota kabupaten/ kota. Selain itu, 385 permukiman transmigrasi telah
menjadi ibukota kecamatan.
Keempat, kontribusi positif transmigrasi yakni mendorong terbentuknya
desa-desa baru. Dari 3.055 desa baru yang terbentuk dari permukiman
transmigrasi, 1.183 telah menjadi desa definitif yang diakui oleh pemerintah.
Kelima, transmigrasi juga mendorong swasembada pangan. Upaya tersebut
diwujudkan melalui penambahan luas areal pertanian pangan berupa
ekstensifikasi (lahan pekarangan, lahan usaha I dan lahan usaha II) seluas
8.081.969 hektar. Keenam, mendukung upaya ekspor non migas. Wujud nyata
dari kontribusi tersebut yaitu melalui pembukaan lahan perkebunan seluas
391.559 hektar dan berkembangnya pusat produksi baru yang berbasis
pertanian yaitu perkebunan kelapa sawit dan karet. Sebagian besar lokasi
tersebut tersebar di Sumatera dan Kalimantan.(Badan Pertahanan Nasional :
2016)
Ketidak seimbangan dalam migrasi penduduk mengakibatkan masalah
ledakan jumlah populasi penduduk dan pada akhirnya akan menjadikan masalah
bagi lingkungan, adapun permasalahan yang disebabkan oleh ledakan jumlah
penduduk adalah:
1) angka kelahiran tinggi
2) angka kematian rendah
3) ekonomi yang teratur dan meningkat
4) membaiknya kesehatan masyarakat
5) tingkat pendidikan penduduk yang masih rendah

2.5 Dampak Lingkungan Akibat Migrasi dan Perubahan Populasi serta


Usaha Penanggulangannya
Kepadatan populasi manusia saat ini semakin meningkat. Daerah-daerah
yang dulu dijadikan lahan pertanian saat ini dijadikan lahan untuk tempat tinggal.
Berbagai akibat ditimbulkan oleh meningkatnya jumlah manusia di bumi ini.
Sementara itu semua kebutuhan manusia dipasok dari lingkungan yang
merupakan sumber daya alam. Contoh: kebutuhan pangan, kebutuhan air bersih,
kebutuhan udara bersih dan kebutuhan lainnya. Apabila jumlah populasi

14
meningkat akan timbul berbagai masalah dimana jika terus dimana apabila hal ini
dibiarkan maka akan terjadi penurunan kualitas lingkungan yang nantinya juga
akan merusak lingkungan.Dampak yang dapat terjadi antara lain:

1. Krisis terhadap kebutuhan makanan


Manusia sebagai mahkluk hidup membutuhan makanan. Dengan
bertambahnya jumlah populasi manusia atau penduduk, maka jumlah
kebutuhan makanan yang diperlukan juga semakin banyak. Bila hal ini tidak
diimbangi dengan peningkatan produksi pangan, maka dapat terjadi
kekurangan makanan .Akan tetapi,biasanya laju pertambahan penduduk lebih
cepat daripada kenaikan produksi pangan makanan.
Ketidakseimbangan antara bertambahnya penduduk dengan
bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia.
Akibatnya, penduduk dapat kekurangan gizi atau pangan. Kekurangan gizi
menyebabkan daya tahan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit rendah,
sehingga mudah terjangkit penyakit.peningkatan jumlah penduduk menyebabkan
peningkatan jumlah kebutuhan pangan. Sementara lahan pertanian semakin
sempit. Akibatnya terjadi kekurangan bahan pangan yang berdampak pada
kualitas manusia.

2. Krisis terhadap kebutuhan air bersih


Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan air
bersih. Air merupakan kebutuhan mutlak makhluk hidup. Akan tetapi, air yang
dibutuhkan manusia sebagai mkhluk hidup adalah air bersih. Air bersih
digunakan untuk kebutuhan penduduk atau rumah tangga sehari-hari. Air bersih
merupakan air yang memenuhi syarat kualitas yang meliputi syarat fisika, kimia,
dan biologi. Syarat kimia yaitu air yang tidak mengandung zat-zat kimia yang
membahayakan kesehatan manusia. Syarat fisika yaitu air tetap jernih (tidak
brubah warna), tidak ada rasa, dan tidak berbau. Syarat biologi yaitu air tidak
mengandung mikrooganisme atau kuman-kuman penyakit.
Pencemaran air dan berkurangnya hutan akibat ulah manusia sangat
berpengaruh pada penyediaan air bersih oleh alam. Akibatnya banyak penduduk
yang menggunakan air kotor untuk kebutuhan sehari-hari, yang efeknya akan
timbul berbagai penyakit misalnya diare.

15
3. Krisis terhadap ketersediaan lahan
peningkatan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan lahan,
akibatnya ketersediaan lahan kosong semakin menyempit. Karena tidak terpenuhinya
lahan untuk pemukiman maka dampak yang banyak terjadi adalah timbulnya
pemukiman kumuh.

Gambar Pemukiman padat dan perumahan kumuh akibat lahan berkurang


Peningkatan populasi manusia atau meningkatnya jumlah penduduk
menyebabkan tingkat kepadatan semakin tinggi. Pada sisi lain, luas tanah atau
lahan tidak bertambah. Kepadatan penduduk dapat mengakibatkan tanah
pertanian semakin berkurang karena digunakan untuk pemukiman penduduk.

4. Pencemaran air akibat limbah rumah tangg dan industri


Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air
merupakan penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih dari 14.000 orang
meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran
air.
Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai
macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar
danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku
air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan
sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.

16
Gambar Air limbah rumah tangga dan industri masuk ke perairan alam

Disebabkan oleh limbah rumah tangga dan limbah industri. Air biasanya
disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika tidak
bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami
pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas
penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae
blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam
kualitas air dan status ekologi air. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah
bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu
bagian dari siklus hidrologi.

5. Pencemaran lingkungan akibat sampah

Gambar tumpukan sampah akibat aktivitas penduduk

Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering


menimbulkan dampak buruk pada lingkungan. Misalnya untuk memenuhi
kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka kayu di hutan ditebang. Untuk
memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan
gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik
tekstil. Untuk mempercepat transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan
bermotor. Apabila tidak dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut

17
lambat laun dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan
ekosistem. Misalnya penebangan hutan yang tidak terkendali dapat
mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat
melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Apabila daya
dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk selanjutnya
menjadi tidak terjamin.
Di daerah yang padat, karena terbatasnya tempat penampungan sampah,
seringkali sampah dibuang di tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai.
Akibatnya timbul pencemaran air dan tanah. kebutuhan transportasi juga
bertambah sehingga jumlah kendaraan bermotor meningkat. Hal ini akan
menimbulkan pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan penduduk yang
tinggi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan
kerusakan ekosistem.

6. Rusaknya Hutan
peningkatan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan eksploitasi
terhadap alam yang menyebabkan ketidakseimbangan alam. Adanya pembukaan
hutan secara liar untuk dijadikan tanah pertaniaan atau untuk mencari hasil
hutan sebagai mata pencaharian penduduk akan merusak ekosistem hutan. Para
ahli lingkungan memperkirakan lebih dari 70% hutan di dunia yang alami telah
ditebang atau rusak parah. Menigkatnya jumlah penduduk akan diiringi pula
dengan meningkatnya penggunaan sumber alam hayati.

Gambar Hutan yang gundul/rusak akibat penebangan

7. Krisis terhadap kebutuhan udara bersih


Setiap makluk hidup membutuhkan oksigen untuk pernapasan. Demikian
pula manusia sebagai makluk hidup juga membutuhkan oksigen untuk
kehidupanya.Manusia memperoleh oksigen yang dibutuhkan melalui udara

18
bersih. Udara bersih berati udara yang tidak tercemar,sehingga huyakitas udara
terjaga dengan baik.Dengan udara yang bersih akan diperoleh pernapasan yang
sehat.
Udara bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup
manusia. Udara bersih banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah
penduduk berarti semakin banyak oksigen yang diperlukan. Bertambahnya
pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industri yang menggunakan bahan
bakar fosil (minyak bumi, bensin, solar, dan batu bara) mengakibatkan kadar
CO2 dan CO di udara semakin tinggi. Berbagai kegiatan industri juga
menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen (NO x) dan oksida
belerang (SOx) di udara. Zat-zat sisa itu dihasilkan akibat dari pembakaran yang
tidak sempurna.
Jadi dapat dipahami bahwa semakin tinggi kepadatan penduduk, maka
kebutuhan oksigen semakin banyak. Oleh karena itu pemerintah kota di setiap
wilayah gencar mengkampanyekan penanaman pepohonan. Selain sebagai
penyejuk dan keindahan, pepohonan berfungsi sebagai hutan kota untuk
menurunkan tingkat pencemaran udara.

8. Efek Rumah Kaca


Penggunaan bahan bakar fosil, asap pabrik, kebakaran hutan menyebabkan
timbulnya gas karbondioksida yang berlebihan di udara. Karbondioksida ini akan
berkumpul di atmosfer membentuk suatu lapisan. Lapisan karbondioksida ini sifatnya
seperti kaca yang dapat menyimpan panas.

Gambar terjadinya Efek rumah kaca


Sinar matahari yang mengenai bumi panasnya akan dipantulkan kembali ke luar
angkasa, jika di atmosfer terdapat lapisan karbondioksida akibat dari
pencemaran ini maka panas dari matahari terhalang untuk dipantulkan kembali

19
ke angkasa, akibatnya panas akan tertahan di bumi. Peningkatan suhu inilah
yang disebut dengan efek rumah kaca.

9. Hujan Asam
Hujan asam dapat diartikan dengan hujan yang tingkat keasaman air atau pH-nya
kurang dari 6. Penurunan derajat keasaman air ini karena adanya belerang sisa
pembakaran bahan bakar fosil dengan nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen
membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan
bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut
sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan
kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan
dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.

Gambar proses terjadinya hujan asam

20

You might also like