You are on page 1of 8

eknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berhubungan dengan pengambilan sebagian

dari populasi. Jika sampling dilakukan dengan metode yang tepat, analisis statistik dari suatu sampel dapat
digunakan untuk menggeneralisasikan keseluruhan populas id.wikipedia.org

Sampling adalah proses dan cara mengambil sampel/ contoh untuk menduga
keadaan suatu populasi.

MACAM-MACAM TEKNIK SAMPLING

Teknik Sampling dibagi atas 2 yaitu :

1.Teknik Sampling Probabilitas :

Teknik sampling probabilitas dapat kita sebut dengan Random Sampling. Random
sampling/sampling probabilitas adalah sesuatu cara pengambilan sample yang memberikan
kesempatan atau peluang yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. maksudnya jika
elemen populasinya ada 50 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut
mempunyai kemungkinan 25/50 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Syarat pertama yang harus
dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel
atau dikenal dengan namasampling frame. Yang dimaksud dengan kerangka sampling adalah
daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa
berupa data tentang orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga tentang benda.

A.Macam-macam Sampling Probabilitas :

1) Simple random sampling :

Merupakan suatu teknik sampling yang dipilih secara acak, cara ini dapat diambil bila analisa
penelitian cenderung bersifat deskriptif atau bersifat umum. Setiap unsur populasi harus memilik
kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.

Contoh: misal ada pembiayaan pembangunan pendidikan Dasar di Jawa Barat, sampelnya adalah
seluruh SD dan SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP itu dilakukan pemilihan
secara random tanpa pengelompokan terlebih dahulu, dengan demikian peluang SD maupun SMP
untuk terpilih sebagai sampel sama.

2) Stratified Random Sampling :

Merupakan suatu teknik sampling dimana populasi kita bagi kedalam sub populasi(strata), karena
mempunyai karakteristik yang heterogen dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan
terhadap pencapaian tujuan penelitian, maka penelitian dapat mengambil dengan cara ini. Setiap
stratum dipilih sampel melalui proses simple random sampling.

Contoh: misalnya ada suatu manajer yang ingin mengetahui sikap manajer terhadap suatu kebajikan.
Dia menduga bahwa manajer tingkat atas memiliki sikap yang positif terhadap kebajikan perusahaan.
Agar dapat menguji dugaan teresebut maka sampelnya harus terdiri dari manajer tingkat atas,
menengah, dan bawah. Kemudian dari masing-masing. Strata dipilih manajer dengan teknik simple
random sampling.

3) Cluster Random Sampling/sampel gugus :

Merupakan cara pengambilan sampel dengan cara gugus. Populasi dibagi keadalam satuan-satuan
sampling yang besar yang disebut cluster. Berbeda dengan pembentukan

strata, satuan sampling yang ada dalam tiap kluster harus relatif heterogen.

Pemilihan dilakukan beberapa tingkat: (1) Memilih kluster dengan cara simple random sampling. (2)
Memilih satuan sampling dalam kluster. Jika

pemilihan dilakukan lebih dari 2 kali disebut Multi-stage Cluster Sampling.

Contoh : Misalnya dalam penelitian yang sama seperti di atas, karena Jawa Barat

sangat luas, dipilihlah kabupaten/kota tertentu sebagai sampel klaster ke-1

secara random. Dari tiap kabupaten terpilih dilakukan pemilihan lagi, yaitu

kecamatan-kecamatan tertentu dengan cara random sebagai sampel

klaster ke-2. Selanjutnya dari masing-masing kecamatan dilakukan

pemilihan sekolah yang juga dilakukan secara random.

4) Systematic Sampling atau Sampel Sistematis :

Merupakan teknik sampling jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak
memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan.
Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur
populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang keberapa.

Contoh : Misalnya setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal keberapa-
nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada ukuran populasi dan ukuran sampel.
Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah
dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.

5)Area Sampling atau Sampel Wilayah :


Merupakan teknik sampling yang dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi
penelitiannya tersebar di berbagai wilayah.
Contoh : Misalnya seorang marketing manajer sebuah stasiun TV ingin mengetahui tingkat
penerimaan masyarakat Jawa Barat atas sebuah mata tayangan, teknik pengambilan sampel dengan
area sampling sangat tepat.

2.Teknik Sampling NonProbabilitas/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak:

Teknik sampling nonprobabilitas adalah suatu teknik pengambilan sampel secaratidak acak
nonrandom sampling/ . Tidak semua populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih
menjadi sampel. Pada saat melakukan pemilihan satuan sampling tidak dilibatkan unsure peluang,
sehingga tidak diketahui unsure peluang sesuatu unit sampling terpilih kedalam sampling. Unsur
populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang
sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Sampling tipe ini tidak boleh dipakai untuk
menggeneralisasi hasil penelitian terhadap populasi, karena dalam penarikan sampel sama sekali tidak
ada unsur probabilitas.

B.Macam-macam Sampling NonProbabilitas :

1) Convenience Sampling / sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan :


Merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali
berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di
situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan
istilah accidental sampling tidak disengaja atau juga captive sample (man-on-the-street) Jenis
sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh
penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang
menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif.

Contoh : misalnya ada seorang peneliti ingin mengetahui tentang kebersihan wilayah Jakarta Selatan
ia menanyakan kepada orang yang ada dijalan atau orang dia jumpai bukan orang yang mengerti
tentang kebersihan wilayah Jakarta Selatan seperti petugas kebersihan atau mendatangi kantor
gubernur atau walikota Jakarta Selatan.

2)Snowball Sampling Sampel Bola Salju:

Merupakan teknik sampling yang banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi
penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan
sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk
menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Satuan sampling dipilih atau ditentukan
berdasarkan informasi dari responden sebelumnya

Contoh : Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga
perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian melakukan wawancara.
Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai teman
lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti
bisa mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya. . Hal ini bisa juga dilakukan pada pencandu
narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang eksklusif (tertutup)

3) Purposive Sampling / Judgment Sampling :

Merupakan teknik sampling yang Satuan samplingnya dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu
dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik atau kriteria yang
dikehendaki dalam pengambilan sampel. Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud
dan tujuan yang diinginkan peneliti atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap
bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki atau mengetahui informasi yang diperlukan bagi
penelitian yang dia buat. Pengambilan sampel ini dapat dibagi dua yaitu judgment sampling san quota
sampling:

Judgment sampling ialah teknik pengambilan sampling dimana sampel yang dipilih berdasarkann
penilaian peneliti bahwa dia atau seseorang yang paling baik jika dijadikan sampel penelitiannya.

Contoh : misalnya dalam suatu perusahaan untuk memperoleh data tentang bagaimana satu proses
produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik
untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang
menjadi sampel karena mereka mempunyai information rich.
Dalam program pengembangan produk (product development), biasanya yang dijadikan sampel
adalah karyawannya sendiri, dengan pertimbangan bahwa kalau karyawan sendiri tidak puas terhadap
produk baru yang akan dipasarkan, maka jangan terlalu berharap pasar akan menerima produk itu
dengan baik.
Quota sampling ialah teknik pengambilan sampling dalam bentu distratifikasikan secara proposional,
namun tidak dipilih acak melainkan secara kebetulan saja.

Contoh : Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% . Jika
seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus
mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang.
Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan
secara kebetulan saja.

4) Haphazard Sampling : merupakan teknik sampling dimna Satuan sampling dipilih sembarangan
atau seadanya,

tanpa perhitungan apapun tentang derajat kerepresentatipannya.

Contoh:Misalnya ketika kita akan melakukan penelitian mengenai kompetensi

dosen di sebuah Universitas, pertanyaan dapat diajukan kepada siapapun

mahasiswa dari universitas tersebut (sebagai sampel) yang kebetulan

datang pada saat kita berada di sana untuk melakukan penelitian.


Ahmad nurfadli,2009.teknik sampling. Cited ini : www.wordpress.com.Diakses pada 31 maret 2014

6. Kriteria inklusi dan eksklusi(6)

Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian pada populasi terjangkau.

Kriteria eksklusi
Sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari studi karena berbagai sebab,
antara lain :
- Terdapat keadaan lain yang mengganggu pengukuran maupun interpretasi.
- Terdapat keadaan yang mengganggu kemampulaksanaan.
- Hambatan etis
- Subjek menolak berpartisipasi.

1. Populasi (Universe)
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Variabel tersebut bisa
berupa orang, kejadian, perilaku atau sesuatu lain yang akan dilakukan penelitian. Contoh :
semua pasien laki-laki yang akan menjalani operasi jantung di RSU A. Wahab Sjahranie
Samarinda.
Populasi dapat juga diartikan sebagai populasi target, yaitu suatu populasi yang memenuhi
sampling kriteria dan menjadi akhir penelitian. Menurut Sastro Asmoro & Ismail (1995) populasi
target bersifat umum, pada penelitian klinis dibatasi oleh karakteristik demografis. Misalnya
jenis kelamin, usia, kelompok pasien dengan masalah gangguan integritas kulit dan kelompok
pasien dengan resiko aspirasi pasca pembedahan.

2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang dipilih dengan sampling tertentu untuk bisa memenuhi
atau mewakili populasi dengan kata lain sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan
objek yang diteliti sehingga dianggap mewakili seluruh objek yang diteliti (populasi). Dalam
mengambil sampel penelitian digunakan cara atau teknik-teknik tertentu, sehingga sampel
tersebur sedapat mungkin mewaikli populasinya, teknik ini biasanya disebut Teknik Sampling.
Di dalam penelitian survei teknik sampling ini sangat penting dan perlu diperhitungkan masak-
masak. Sebab teknik sampling yang tidak baik akan mempengaruhi validitas hasil penelitian
tersebut. Dalam penelitian pada umumnya tidak menggunakan seluruh objek sebagai objek
penelitian. Misalnya kelompok pasien dengan masalah gangguan integritas kulit, akan meneliti
faktor yan menyebabkan gangguan integritas kulit (dekubitus) selama dirawat. Objek tidak
semua pasien dengan gangguan integritas kulit, misalnya pasien dengan dekubitus pasca operasi
trepanasi yang tidak sadar.

Kegunaan Sampel
Di dalam penelitian ilmiah, banyak masalah yang tidak dapat dipecahkan tanpa memanfaatkan
teknik sampling. Penelitian kesehatan/keperawatan meliputi bidang yang sanat luas, yang terdiri
dari berbagai sub bidang. Apabila dilakukan penelitian tidak hanya dapat dilakukan terhadap
unit atau sub bidang tertentu saja. Oleh sebab itu agar dapat dilakukan penelitian terhadap semua
sub bidang dann dengan biaya yang murah, peneliti harus dapat melakukan sampling
terhadap objek yang ditelitinya. Kegunaan sampel dalam penelitian yaitu :
Menghemat biaya
Proses penelitian memerlukan alat penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan
sebagainyanya dimana semua itu memerlukan biaya. Apabila penelitian itu dilakukan terhadap
seluruh objek yang diteliti sudah barang tentu memerlukan lebih banyak biaya. Oleh sebab itu
dengan sampling, dalam arti penelitian hanya dilakukan terhadap sebagian populasi, biaya
tersebut dapat ditekan.
Mempercepat pelaksanaan penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap objek yang banyak (seluruh populasi) jelas akan memakan
waktu yang lama, bila dibandingkan dengan hanya sebagian populasi saja (sampel). Oleh sebab
itu jelas bahwa penelitian yang hanya dilakukan terhadap sampel akan lebih cepat.
Menghemat tenaga
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan terhadap seluruh populasi jelas akan memerlukan tenaga
yang lebih banyak bila dibandingkan dengan penelitian yang hanya dilakukan pada sebagian
populasi (sampel).
Memperkecil ruang lingkup penelitian
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan terhadap seluruh objek akan memakan waktu, tenaga,
biaya dan fasulitas-fasilitas lain yang lebih besar. Apabila penelitian dilakukan terhadap sampel,
maka dengan waktu, tenaga dan biaya yang sama dapat dilakukan penelitian yang lebih luas
ruang lingkupnya.
Memperoleh hasil yang lebih akurat.
Penelitian yang dilakukan terhadap populasi jelas akan menyita sumber daya yang lebih besar,
termasuh usaha-usaha analisis. Hal ini akan berpengaruh terhadap keakuratan hasil penelitian.
Dengan mempergunakan sampel, maka dengan usaha yang sama akan diperoleh hasil analisis
yang lebih akurat.

Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam menentukan Sampel Penelitian

Untuk keberhasilan suatu penelitian perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang dapat


berpengaruh terhadap pengambilan sampel. Faktor-faktor tersebut antara lain :
Membatasi jumlah populasi
Suatu populasi menunjukkan pada sekelompok subjek yang menjadi objek atau sasaran
penelitian. Sasaran penelitian ini dapat dalam bentuk manusia, benda, geografis, penyakit,
penyebab penyakit, wilayah, program-program kesehatan dan lainnya. Apabila tidak dilakukan
pembatasan terhadap populasi, maka kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian tidak
menggambarkan atau mewakili seluruh populasi. Tanpa pembatasan dengan jelas anggota
populasi, kita tidak memperoleh sampel yang representatif. Oleh sebab itu dalam penelitian
apapun populasi tersebut harus dibatasi, misalnya satu wilayah kelurahan, kecamatan atau
kabupaten, kelompok umur tertentu.

Mendaftar seluruh unit yang menjadi anggota populasi


Seluruh unit yang menjadi anggota populasi dicatat secara jelas, sehingga dapat diketahui unit-
unit yang termasuk pada populasi. Misalnya penelitian tentang status gizi anak balita di
kelurahan X, maka sebelum dilakukan pengambilan sampel terlebih dahulu dilakukan
pencatatan seluruh anak di bawah lima tahun yang berdomisili di kelurahan X tersebut. Untuk
melakukan ini dengan sendirinya peneliti terlebih dahulu harus membuat batasan tentang anak
balita tersebut atau batasan populainya.
Menentukan sampel yang akan dipilih
Dari daftar anggota populasidipilih sebagai sampel, besarnya atau banyaknya anggota yang akan
dijadikan sampel memerlukan perhitungan tersendiri. Besar/kecilnya suatu sampel bukan ukuran
semata untuk menentukan apakah sampel tersebut representatif atau tidak, hal ini akan
tergantung pada karakteristik populasi, misalnya homogen atau hiterogen dan sebagainya.
Menentukan teknik sampel
Teknik pengambilan sampel ini sangat penting karena bila salah maka hasilnya pun akan jauh
dari kebenaran.

Syarat-syarat Sampel
Sampel harus representatif
Untuk meneuhi hasil/kesimpulan pelitian yang diperoleh bisa menggambarkan keadaan populasi
objek penelitian, maka sampel yang diambil harus mewakili populasi yang ada. Untuk itu dalam
sampling harus direncanakan dan asal mengambil. Misalnya, Kita ingin meneliti hubungan
antara pengetahuan pasien dan diet pada pasien diabetus. Dasar pendidikan pasien ada yang tidak
sekolah, tidak lulus SD, SMP, SMU, Akademi/Perguruan Tinggi dan masih ada yang lain lagi.
Kesemua tingkat pendidikan tersebut harus terdapat dalam sampel. Istilah terwakili dalam
sampel penelitian, kalau semua tinglat pendidikan pasien yang ada dalam populasi telah terwakili

Sampel harus cukup banyak


The more sample, the representativeness the result of the research will be. Meskipun
keseluruhan lapisan populasi telah terwakili, kalau jumlahnya kurang meneuhi, maka kesimpulan
hasil penelitian kurang atau bahkan tidak bisa memberikan gambaran tentang populasi.
Sebenarnya tidak ada pedoman umum yang digunakan untuk menentukan besarnya sampel untuk
suatu penelitian. Besar kecilnya jumlah sampel sangat dipengaruhi oleh macam dari penelitian
itu sendiri. Polit & Hungler (1993) menyatakan bahwa semakin besar sampel yang dipergunakan
semakin baik dan representatif hasil yang diperoleh. Dengan kata lain semakin besar sampel,
semakin mengurangi angka kesalahan. Prinsip umum yang berlaku adalah agar dalam penelitian
digunakan jumlah sampel yang sebanyak mungkin, tetapi penggunaan sampel sebesar 10-20 %
untuk data sejumlah 1000 ke atas kiranya sudah dipandang cukup, Makin kecil jumlah sampel,
presentasi harus semakin besar.

Kriteria Inklusi dan Eksklusi dari Sampel

Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target dan
terjangkau yang akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus sebagai pedoman di dalam menentukan
kriteria inklusi. Misalnya kita meneliti tentang manfaat senam hamil terhadap percepatan
pembukaan kala I, maka yang perlu sebagai bahan pertimbangan dalam kriteria inklusi adalah
paritas dan umur, karena kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi hasil dari intervensi yang
dilakukan.
Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan /mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria
inklusi dari studi karena berbagai sebab, antara lain :
(1) Terdapat suatu kedaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran maupun interpretasi hasil.
Misalnya dalam suatu studi kasus kontrol yang mencari hubungan suatu faktor resiko dengan
kejadian penyembuhan luka pada pasca operasi laparatomi, maka subjek dengan kelainan
immunologis tidak boleh diikut sertakan dalam kelompok kasus.
(2) Terdapat keadaan yang menganggu pelaksanaan, seperti subjek yang tidak mempunyai tempat
tinggal tetap sehingga sulit ditindaklanjuti.
(3) Hambatan etis
(4) Subjek menolak berpartisipasi.

3. Sampling
Sampling artinya cara/metode pengambilan sampel. Sampling adalah suatu proses dalam
menyeleksi porsi dari polpulasi untuk dapat mewakili populasi. Sampel terdiri dari beberapa
porsi yang membentuk suatu populasi. Tekhnik sampling suatu cara-cara yang ditempuh dalam
pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan
objek penelitian. Pada garis besarnya ada 2 jenis sampel, yaitu sampel-sampel probabilitas
(Probability samples) atau sering disebutrandom sample (sampel acak) dan sampel-sampel non
probabilitas (Non probability sample).
Random Sampling (Probability Samples)
Prinsip utama dari probability sampling adalah bahwa setiap subjek dalam populasi mempunyai
suatu kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel lebih dari 0. Setiap populasi
yang mungkin berbeda satu dengan lainnya tetapi menyediakan populasi parameter, mempunyai
kesempatan menjadi sampel yang representatif. Dengan menggunakan random sampling, peneliti
tidak bisa memutuskan bahwa X lebih baik dari pada Y untuk penelitian. Teknik random
sampling hanya boleh digunakan apabila setiap unit atau anggota populasi bersifat homogen.
Pengambilan sampel secara acak sederhana (Simple Random Sampling)
Simple random sampling adalah bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel secara acak
sederhana ini dibedakan menjadi :
(1) Dengan mengundi anggota populasi (lottery techneque) atau teknik undian.
(2) Dengan menggunakan tabel bilangan atau angka acak (random number).

You might also like