Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS KEPERAWATAN
TAHUN 2016
1. FISIOLOGI KEHAMILAN
A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma
(Kushartanti, 2004). Proses kehamilan harus ada spermatozoa, ovum,pembuahan ovum
(konsepsi) dan nidasi hasil konsepsi (Winkjosastro, 2007).Kehamilan merupakan suatu
krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, tetapi berharga karena wanita tersebut
menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih
besar. Seiring persiapannya untuk menghadapi peran baru, wanita tersebut mengubah
konsep dirinya agar sia menjadi orang tua (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita,
yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan
proses persalinan. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, akan tetapi
pentingnya diagnosis kehamilan tidak dapat diabaikan (Cunningham, 2006).
Kehamilan adalah suatu peristiwa bertemunya sel telur dan sel sperma hasil dari
pertemuan itu akan bernidasi di dalam rahim selama beberapa waktu dan tumbung-
kembang menjadi bayi (Manuaba, 1999).
Kehamilan adalah suatu peristiwa bertemunya sel telur dan sel sperma hasil dari
pertemuan itu akan bernidasi di dalam rahim selama beberapa waktu dan tumbung-
kembang menjadi bayi (Manuaba, 1999).
1. Gerakan janin yang dapat dilihat / diraba / dirasa, juga bagian-bagian janin.
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi folikel de graff dan ovulasi. Bila
seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah kawin mengeluh
terlambat haid, maka pikirkan bahwa dia hamil, meskipun keadaan stress, obat-
obatan, penyakit kronis dapat pula mengakibatkan terlambat haid.
2. Mual
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan menyebabkan mual dan muntah. Mual dan muntah merupakan gejala
umum, mulai dari rasa tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan. Dalam
kedokteran sering di kenal morning sickness karena munculnya seringkali pagi
hari. Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga
oleh emosi penderita yang tidak stabil. Untuk mengatasinya penderita perlu di
beri makan-makanan yang ringan, mudah di cerna dan jangan lupa menerangkan
bahwa keadaaan ini dalam batas normal orang hamil. Bila berlebihan dapat pula
diberikan obat-obat anti muntah.
3. Ngidam
4. Pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf pusat dan menimbulkan pingsan.
5. Mastodinia
Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara
membesar. Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus berproliferasi karena
pengaruh estrogen dan progesteron dan somatomammotropin.
6. Konstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus dan dapat
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
7. Hiperpigmentasi kulit
a. Sekitar pipi
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofis anterior menyebabkan
pigmentasi kulit.
b. Dinding perut
Striae lividae, striae nigra, linea alba atau nigra.
c. Sekitar payudara
Hiperpigmentasi areola mammae, puting susu makin menonjol, kelenjar
montgomery menonjol, pembuluh darah manifes sekitar putting.
c. Sistem pernapasan
Adanya usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran uterus, akan
menekan paru-paru sehingga wanita hamil akan cenderung mengeluh sesak dan
napas pendek. Kapasitas vital paru sedikit meningkat selama kehamilan.
d. Sistem Pencernaan
Pada trimester pertama, muncul keluhan mual dan muntah. Salivasi meningkat,
tonus otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas usus menurun dan
makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan.
e. Sistem Integumen
Pada daerah kulit tertentu, terdapat hiperpigmentasi jaringan seperti pada muka,
payudara (puting dan areola payudara), perut dan vulva.
f. Metabolisme
Tingkat metabolik basal pada wanita hamil meningkat hingga 15-20% terutama
pada trimester akhir. Terjadi gangguan keseimbangan asam basa, kebutuhan
protein dan kalori meningkat. Wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan
bertambah, sering buang air kecil dan kadang dijumpai glukosuria, serta berat
badan ibu hamil akan meningkat
g. Payudara
Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat terjadi
noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli; bayangan vena-vena lebih
membiru.
E. Perkembangan Janin
Pertumbuhan dan perkembangan janin dapat dibagi berdasarkan trimester :
1. Trimester pertama Pada trimester pertama atau tiga bulan pertama masa kehamilan
merupakan masa dimana system organ prenatal dibentuk dan mulai berfungsi. Pada
minggu ke 3 sel-sel mulai membentuk organ-organ spesifik dan bagianbagian tubuh.
Minggu ke 13, jantung telah lengkap dibentuk dan mulai berdenyut, sebagian besar
organ telah dibentuk,dan janin mulai dapat bergerak (Gambar 2.2) Bagi wanita hamil
tentu saja masa trimester pertama ini merupakan masa penyesuaiannya baik secara
fisik maupun emosi dengan segala perubahan yang terjadi dalam rahimnya. Pada
trimester pertama ini ibu sering mengalami mual atau, ingin muntah, tidak selera
makan yang sering dikenal dengan morning sickness, yang dapat menyebabkan
berkurangnya intik makanan ibu (Michio and Kushi, A, 1985). Defisiensi gizi dan
pengaruh-pengaruh lain yang membahayakan janin seperti penggunaan obat, vitamin
A dosisi tinggi, radiasi atautrauma dapat merusak atau menghambat perkembangan
janin selanjutnya. Sebagain besar keguguran terjadi pada masa ini, bahkan sekitar
sepertiga dari kejadian keguguran terjadi karena wanita tidak menyadari bahwa dia
sedang benar-benar hamil. Masa trimester pertama merupakan masa yang kritis,
sehingga harus dihindari hal-hal yang memungkinkan kegagalan pertumbuhan dan
perkembanganjanin (Wardlaw, G.M., et al, 1992). Sumber: http://www.w-
cpc.org/pictures/adam/mo8.jpg. Time Life Fetus. Gambar 2.2 Periode kritis
perkembangan janin selama kehamilan.
2. Trimester kedua Pada awal trimester kedua, berat janin sudah sekitar 100 g.
Gerakangerakan janin sudah mulai dapat dirasakan ibu. Tangan, jari, kaki dan jari
kaki sudah terbentuk, janin sudah dapat mendengar dan mulai terbentuk gusi, dan
tulang rahang. Organ-organ tersebut terus tumbuh menjadi bentuk yang sempurna,
dan pada saat ini denyut jantung janin sudah dapat dideteksi dengan stetoskop.
Bentuk tubuh janin saat ini sudah menyerupai bayi .
3. Trimester ketiga Memasuki trimester ketiga, berat janin sekitar 1-1,5 kg. Pada
periode ini uterus semakin membesar sampai berada di bawah tulang susu. Uterus
menekan keatas kearah diafragma dan tulang panggul. Hal ini sering membuat ibu
hamil merasa jantung sesak dan kesulitan pencernaan. Seringkali ibu juga
mengalami varises pada pembuluh darah sekitar kaki, wasir, dan lutut keram karena
meningkatnya tekanan kepada perut, rendahnya laju darah balik dari limbs, dan efek
dari progesterone, yang menyebabkan kendurnya saluran darah. Setelah usia
kehamilan mencapai sekitar 28 30 minggu, bayi yang lahir disebut prematur
(sebelum minggu ke 37 kehamilan), mempunyai kesempatan untuk hidup baik bila
dirawat dalam suatu perawatan bayi baru lahir risiko tinggi. Namun, mineral dan
cadangan lemak pada bayi tidak normal, yang seharusnya dibentu pada bulan
terakhir kehamilan. Masalah medis lain pada bayi prematur adalah masih belum
mampu mengisap dan menelan dengan baik, sehingga perawatan bayi ini sangat sulit
(Wardlaw, G.M., et al, 1992).
Kunjungan antenatal care (ANC ) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal.Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya
komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai ( Saifuddin
dkk,2002)
2. Pengawasan Antenatal Care (ANC )
3. Tujuan Antenatal Care ( ANC )
Menurut Wiknjosastro (2005), tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan ia
sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan postpartum sehat dan normal, tidak
hanya fisik akan tetapi juga mental, ini berarti dalam antenatal care harus diusahakan
agar :
a. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama sehatnya
atau lebih sehat.
b. Adanya kelainan fisik atau psikologi harus ditemukan dini dan diobati.
c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula fisik dan
mental.
Menurut Dewi dan Sunarsih (2011) dengan melakukan ANC, kehamilan dan
persalinan akan berakhir dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan, dan nifas tanpa trauma
fisik maupun mental yang merugikan.
2. Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental.
3. Ibu sanggup merawat dan memeberikan ASI kepada bayinya.
4. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga
berencana setalah kelahiran bayinya.
Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO yang dikutip oleh Dewi dan Sunarsih
(2011), menunjukkan hal-hal berikut ini:
1. Pendekatan risiko dilakukan bila terdapat prediksi buruk karena kita tidak bisa
membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak. Hasil studi di
Kasango (Zaire) membuktikan bahwa 71% ibu yang mengalami partus macet
tidak terprediksi sebelumnya dan 90% ibu yang diidentifikasi sebagai ibu berisiko
tinggi tidak pernah mengalami komplikasi.
2. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok risiko tinggi pernah mengalami
komplikasi, walaupun mereka telah memakai sumber daya yang cukup mahal dan
jarang didapat. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu
yang tergolong dalam kategori risiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi
komplikasi yang terjadi.
3. Banyak ibu yang tergolong kelompok risiko rendah mengalami komplikasi, tetapi
tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat
dilakukannya, seperti kurangmya informasi tanda-tanda bahaya selama kehamilan
(perdarahan pervaginam, sakit kepala lebih dari biasa, gangguan penglihatan,
pembengkakan pada wajah/tangan, nyeri abdomen (epigastrik), janin tidak
bergerak sebanyak biasanya.
Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan risiko adalah bahwa setiap ibu hamil
berisiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa diprediksi sehingga setiap ibu
hamil harus mempunyai akses asuhan kehamilan dan persalinan yang berkualitas.
Oleh karena itu, fokus ANC perlu diperbarui (refocused) agar asuhan kehamilan lebih
efektif dan dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil.
Menurut Clinical Practice Guidelines yang dikutip oleh Nurmawati (2010) Standar
adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna sebagai batas
penerimaan minimal. Standar pelayanan kebidanan dapat digunakan untuk
menentukan kompetensi yang diperlukan oleh bidan dalam menjalankan praktek
sehari-hari.
Menurut Dewi dan Sunarsih (2011) terdapat enam standar dalam pelayanan asuhan
antenatal. Standar tersebut merupakan bagian dari lingkup standar pelayanan
kebidanan:
1. Standar 1 : Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini
secara teratur.
2. Standar 2 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi
anamnesis, perkembangan janin, mengenal kehamilan resiko tinggi, imunisasi,
nasihat, dan penyuluhan kesehatan.
Partus immaturitas adalah kurang dari 28 minggu dan lebih dari 20 minggu dengan berat
janin antara 1000-1500 gram. Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil.
Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali.
Para adalah wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup. Nullipara adalah
seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang hidup untuk pertama kali.
Multipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan anak yang hidup untuk
beberapa kali. (Wiknjosastro H., 2005)
1. Power.
Yaitu faktor kekuatan ibu yang mempengaruhi dalam persalinan.
His
Kontraksi otot dinding perut.
Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengedan.
Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum.
2. Passage.
Yaitu : keadaan jalan lahir.
Jalan lahir lunak.
Jalan lahir keras
3. Passenger.
Yaitu faktor yang ada pada janin dan plasenta.
Selain kedua faktor tersebut di atas ditambah lagi dengan satu faktor khusus, sebagai
contoh antara lain :
Jarak kehamilan < 2 tahun
Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun
Penyakit ibu
Perdarahan antepartum
Infertilitas
Grandemulti( Manuaba, 1998)
C. FASE-FASE PERSALINAN
Terdapat empat kala dalam persalinan normal, pertama adalah
1. kala I yaitu dimulai dengan waktu serviks membuka karena his, kontraksi uterus
teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai
pengeluaran lendir darah dan berakhir setelah pembukaan serviks lengkap yaitu bibir
portio tidak dapat diraba. Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada akhir kala I.
Terdapat fase laten berlansung selama 8 jam dan fase aktif selama 6 jam. Peristiwa
yang penting dalam kala ini adalah keluar lendir darah (bloody show) dengan
lepasnya mucous plug, terbukanya vaskular pembuluh darah serviks, pergeseran
antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus. Ostium uteri internum dan
eksternum terbuka menjadikan serviks menipis dan mendatar dan selaput ketuban
pecah spontan( Manuaba, 1998).
2. Kala II berlangsung selama 2 jam, dimulai dengan pembukaan serviks dengan
lengkap dan berakhir dengan saat bayi telah lahir lengkap. Sebelumnya his menjadi
lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat. Kadang kala, selaput ketuban
mungkin juga pecah spontan pada awal Kala II. Pada kala ini, ibu selalunya rasanya
ingin mengedan makin kuat sehingga perineum meregang dan anusnya membuka.
Bagian terbawah janin turun hingga dasar panggul. Sedangkan kepala dilahirkan lebih
dahulu, dengan suboksiput di bawah simfisis, selanjutnya dilahirkan badan dan
anggota badan janin. ( Manuaba, 1998)
3. Kala III dimulai pada saat bayi lahir dengan lengkap dan berakhir dengan lahirnya
plasenta . Ini ditandai dengan perdarahan baru atau kadang kala dari tidak disertai
perdarahan. Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi
pusat, plasenta lepas 5-15 menit setelah bayi lahir. (Manuaba, 1998)
4. Kala IV dimulai dengan observasi selama 2 jam post partum. Terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan seperti vital sign ibu dalam batas normal, apakah kontraksi
uterus baik, pastikan bahwa perdarahan per vaginam kurang dari 500 cc, plasenta dan
selaput ketuban sudah lahir lengkap , pastikan kandung kemih harus kosong dan jika
terdapat luka-luka di perineum harus dirawat segera. ( Manuaba, 1998)
D. Mekanisme Persalinan
Hampir 96% janin berada dalam uterus dengan presentasi kepala dan pada presentasi
kepala ini ditemukan 58% ubun-ubun kecil terletak d kiri depan, 23% di kanan depan,
11% di kanan belakang, dan 8% di kiri belakang. Kedaan ini mungkin disebabkan
terisinya ruangan di sebelah kiri belakang oleh kolon sigmoid dan rektum. Seperti telah
dijelaskan terdahulu 3 faktor penting yang memegang peranan pada persalinan, ialah
kekuatan- kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengedan,
keadaan jalan lahir dan janinnya sendiri.( Wiknjosastro H., 2005)
His adalah salah satu kuatan pada ibu, seperti telah dijelaskan yang menyebabkan serviks
membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada presentasi kepala, bila his sudah cukup
kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul. Masuknya kepala
melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitimus, ialah bila arah sumbu janin
tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan
asinklitimus, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan pintu atas panggul. (
Wiknjosastro H., 2005)
Sampai di dasar atas panggul kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimum.
Kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis dan tekanan intrauterine disebabkan
oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi. Sesudah kepala janin sampai di
dasar panggul dan ubun-ubun kecil di bawah simfisis, kepala mengadakan gerakan
defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his vulva lebih membuka dan kepala janin
makin tampak. Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum.
Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan mengedan, berturut-turut tanpa bregma,
dahi, muka dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi,
yang disebut putaran paksi luar ( Wiknjosastro H., 2005)
Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk
menyesuaikan gerakan kepala dengan punggung anak. Bahu melintasi pintu atas panggul
dalam keadaan miring. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dahulu baru kemudain
bahu belakang. Demikian pula dilahirkan prokanter depan baru kemudian prokanter
belakang. Kemudian bayi lahir seluruhnya. Apabila bayi telah lahir, segera jalan napas
dibersihkan. Tali pusat dijepit di antara dua cunam pada jarak 5 dan 10cm. Kemudian,
digunting di antara kedua cunam tersebut dan diikat. Tunggul tali pusat diberi antiseptika.
Umumnya bila telah lahir lengkap, bayi segera akan menarik napas dan menangis (
Wiknjosastro H., 2005)