You are on page 1of 21

FISIOLOGI KEHAMILAN & MEKANISME PERSALINAN

DISUSUN OLEH :

FRISCHILLA TIKA SALAWOBA (14061026 )

ESTI ESTIVIEN TUMUWO (14061024 )

WIDIA SAMPE POLAN ( 14061002 )

KARLI IBUHU ORANYE ( 14061021 )

ANDREAS KUTIKA ( 14061006 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO

TAHUN 2016
1. FISIOLOGI KEHAMILAN
A. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma
(Kushartanti, 2004). Proses kehamilan harus ada spermatozoa, ovum,pembuahan ovum
(konsepsi) dan nidasi hasil konsepsi (Winkjosastro, 2007).Kehamilan merupakan suatu
krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, tetapi berharga karena wanita tersebut
menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih
besar. Seiring persiapannya untuk menghadapi peran baru, wanita tersebut mengubah
konsep dirinya agar sia menjadi orang tua (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).

Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita,
yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan
proses persalinan. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, akan tetapi
pentingnya diagnosis kehamilan tidak dapat diabaikan (Cunningham, 2006).

Kehamilan adalah suatu peristiwa bertemunya sel telur dan sel sperma hasil dari
pertemuan itu akan bernidasi di dalam rahim selama beberapa waktu dan tumbung-
kembang menjadi bayi (Manuaba, 1999).

Kehamilan adalah suatu peristiwa bertemunya sel telur dan sel sperma hasil dari
pertemuan itu akan bernidasi di dalam rahim selama beberapa waktu dan tumbung-
kembang menjadi bayi (Manuaba, 1999).

B. Proses Terjadinya Kehamilan


Kehamilan (alamiah) terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di dalamindung
telur wanita oleh sperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi karena sperma masuk ke
indung telur melalui saluran rahim pada saat melakukan berhubungan badan.
Normalnya, wanita hanya memproduksi satu sel telur setiap bulannya.Dilain
tubuh pria bisa memproduksi sperma terus menerus dalam jumlah besar.Rata-rata setiap
semprotan air mani mengandung 100-200 juta sperma. Namun dari jumlah tersebut
hanya satu yang berhasil menembus indung telur danmembuahi sel telur. Ini merupakan
salah satu bentuk seleksi alam untuk memilihbibit yang terbaik. Apabila pembuahan ini
berhasil, dari satu sel telur yang telahdibuahi dan berukuran 0.2 mm akan terus
berkembang biak dan berpindah kedalam rahim.
Kurang lebih sekitar 7-10 hari setelah pembuahan, sel telur yang telahdibuahi
akan masuk dan menempel di selaput dalam rahim. Dianalogikan dengan kasur, selaput
dalam rahim ini tebal dan lunak sehingga bisa melindungi sel teluryang telah dibuahi.
Pada tahap ini kehamilan sudah dimulai.
Selama ini sel telur yang telah dibuahi tersebut terus berbiak danmembentuk
semacam akar/rambut yang halus. Ini menyerap gizi yang terkandung dalam selaput
dalam rahim sehingga bisa terus berkembang. Rambut-rambut halusini nantinya
memiliki fungsi yang sangat penting untuk janin.
Pada sekitar hari ke 5, sel telur yang telah dibuahi dan keluar dari indungtelur
sudah berbentuk sebagai satu garis. Pertama yang yang terbentuk adalah syaraf.
Perkembangan berikutnya terbagi dua yaitu otak dan sumsum. Segerasetelah ini cikal
bakal organ tubuh penting seperti jantung, pembuluh darah, otot,dll sudah mulai
terbentuk.
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan selsperma
hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama40 minggu
atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usiakehamilan sendiri
adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi(tanggal bersatunya
sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya.Proses kehamilan ini dibagi
menjadi proses sebelum terbentuknya embriodan setelah terbentuknya embrio. Proses
sebelum terbentuknya embrio terbagiatas fase di uterus dan fase di ovarium.
1. Fase pada uterus
Fase ini terbagi menjadi tiga fase yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu:
a. Fase Proliferasi
b. Fase Sekresi
c. Fase Menstruasi
2. Fase pada ovarium
Fase ini terbagi menjadi tiga bagian yang saling berhubungan selain satu sama lain,
juga berhubungan dengan fase pada uterus :
a. Fase Follikularis
b. Fase Ovulasi
3. Fase luteal
Seorang anak perempuan yang mempunyai ovum dan selubung yang
isebut folikel primordial. Folikel ini yang akan memberikan makanan pada ovumdan
membuat ovum tetap dalam keadaan primordial. Setelah masa pubertas, bilaFSH
(Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) dari kelenjarhipofise
anterior disekresi dalam jumlah besar, maka seluruh ovarium dan folikelakan mulai
bertumbuh.Perkembangan selanjutnya dari folikel primordial ini akan
membentuk suatu folikel primer. Diperkirakan pada seorang wanita dewasa terdapat
kira-kira100.000 folikel primer. Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang
duafolikel, yang dalam perkembangannya akan menjadi Folikel De Graaf.
Perkembangannya ini mulai pada saat jumlah FSH yang
meningkatsehingga merangsang terbentuknya suatu folikel De Graaf. Proses ini
dikenaldengan fase Follikularis.Folikel ini merupakan bagian terpenting dari
ovariumdan dapat dilihat di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan
puladalam tingkattingkat perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh
satulapisan sel-sel saja sampai menjadi folikel de Graaf yang matang terisi
denganlikour folikuli, mengandung estrogen, dan siap untuk berovulasi.
Fase follikularis ini berlanjut dengan fase proliferasi pada
endometrium.Dimana dinding endometrium yang meluruh pada saat fase menstruasi
akankembali terbentuk. Proses yang terjadi pada fase ini adalah sel-sel epitel dari
dasarkelenjar pada lapisan basalis akan berproliferasi banyak sekali dan dengan
cepatbermigrasi ke permukaan superficial mukosa untuk menutupi permukaan yang
terbuka. Hal ini terjadi karena stimulasi dari hormon estrogen yang dihasilkanoleh
sel theca pada folikel de Graaf .
Selanjutnya pada fase ovulasi, dimana pada wanita yang mempunyai
siklusseksual normal 28 hari, terjadi 14 hari sesudah terjadinya menstruasi.Fase
ovulasi awalnya terjadi karena hormon LH meningkat, disebabkankarena hormon
FSH yang yang telah menurun setelah menstimulasi folikel primermenjadi folikel de
Graaf. LH kemudian menggantikan fungsi FSH. Produksi LHyang semakin banyak
akan membuat folikel menjadi pecah dan ovum, yangditutupi oleh lapisan sel
granulanya, akan keluar dari folikel.
Ovum yang terlepas tadi akan diterima oleh sebuah mikrofilamen
yangberasal dari sel fimbrial tuba fallopi. Ovum kemudian akan disalurkan
olehkontraksi dari otot ritmik tuba fallopi ke dalam lumennya. Ovum yang dari
tubafallopi akan masuk ke dalam ovarium untuk mengalami pematangan. Setela
hmatang, akan disalurkan ke uterus melalui tuba fallopi. Dalam perjalannya
ovumdapat saja bertemu dengan sperma dan mengalami fertilisasi.
Fertilisasi terjadi pada saat materi genetic dari sperma bergabung
denganmateri genetic ovum untuk membentuk telur yang matang, atau zigot, yang
akanmenjadi sel pertama dari individu baru yang akan lahir nanti. Sebelum
fertilisasioosit yang disalurkan dari ovarium ke uterus, jika tidak menemui sperma
dalamwaktu paling lama 24 jam, maka oosit akan meluruh di endometrium.
Folikel yang pecah tadi nantinya akan membentuk suatu badan
yaitukorpus rubrum. Perkembangan dari korpus rubrum ini akan membentuk corpus
luteum jika terjadi fertilisasi pada endometrium dan akan membentuk
korpusalbikans jika tidak terjadi pembuahan pada oosit.
Proses terbentuknya corpus luteum disebut dengan fase luteal.
Korpusluteum ini akan memproduksi hormon progesteron yang berperan
dalampemberian makanan pada endometrium sehingga ketebalannya dapat
terjaga.Proses ini dikenal dengan fase sekresi dari endometrium. Jadi jika yang
terjadisebaliknya yaitu terbentuk korpus albikans, maka hormon progesterone tidak
akanterbentuk dan dinding endometrium tidak akan terjaga lagi ketebalannya. Hal
ini menyebabkan dinding endometrium pada dua lapisan luarnya akan meluruh dan
terjadilah fase menstruasi.
Umumnya embrio hasil implantasi ini mengambil makanannya dari sel-sel
pada dinding endometriumnya. Akan tetapi, setelah bulan kedua
kehamilan,terbentuklah plasenta yang menyediakan nutrien dan oksigen bagi embrio
dansebagai saluran keluar hasil metabolisme dari embrio. Selain itu, plasenta
jugaberfungsi dalam mensekresi HCG (Human Corionic Gonadotropin)
yangdigunakan untuk mempertahankan corpus luteum sehingga progesteron
danestrogen tetap terproduksi. Juga untuk merangsang sel intertisiel laydig yang
adadalam alat kelamin jantan.

C. Tanda tanda kehamilan

a. Tanda pasti kehamilan

1. Gerakan janin yang dapat dilihat / diraba / dirasa, juga bagian-bagian janin.

2. Denyut jantung janin

a. Didengar dengan stetoskop monoral leannec.

b. Dicatat dan didengar alat Doppler.

c. Dicatat dengan feto elektrokardiogram.

d. Dilihat pada ultrasonografi (USG).

3. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

b. Tanda tidak pasti kehamilan (persumptive)

1. Amenorhea (terlambat datang bulan)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi folikel de graff dan ovulasi. Bila
seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah kawin mengeluh
terlambat haid, maka pikirkan bahwa dia hamil, meskipun keadaan stress, obat-
obatan, penyakit kronis dapat pula mengakibatkan terlambat haid.

2. Mual
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan menyebabkan mual dan muntah. Mual dan muntah merupakan gejala
umum, mulai dari rasa tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan. Dalam
kedokteran sering di kenal morning sickness karena munculnya seringkali pagi
hari. Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga
oleh emosi penderita yang tidak stabil. Untuk mengatasinya penderita perlu di
beri makan-makanan yang ringan, mudah di cerna dan jangan lupa menerangkan
bahwa keadaaan ini dalam batas normal orang hamil. Bila berlebihan dapat pula
diberikan obat-obat anti muntah.

3. Ngidam

Keinginan untuk makan tertentu.

4. Pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf pusat dan menimbulkan pingsan.

5. Mastodinia
Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara
membesar. Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus berproliferasi karena
pengaruh estrogen dan progesteron dan somatomammotropin.

6. Konstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus dan dapat
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

7. Hiperpigmentasi kulit

a. Sekitar pipi
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofis anterior menyebabkan
pigmentasi kulit.

b. Dinding perut
Striae lividae, striae nigra, linea alba atau nigra.

c. Sekitar payudara
Hiperpigmentasi areola mammae, puting susu makin menonjol, kelenjar
montgomery menonjol, pembuluh darah manifes sekitar putting.

d. Varises atau penampakan pembuluh darah vena


Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena.

8. Perubahan berat badan


Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan, karena nafsu
makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan selanjutnya berat badan akan
selalu meningkat sampai stabil menjelang aterm.

D. Perubahan-perubahan pada saat Kehamilan


1. Perubahan Fisiologis Kehamilan
Hampir setiap tubuh wanita hamil mengalami perubahan baik pada organ dan sistem
organnya. Menurut Mochtar (2011) dan Bobak, Lowdermilk & Jensen (2004)
perubahan fisiologis yang terjadi pada wanita hamil antara lain:
a. Sistem Reproduksi
Ukuran uterus membesar akibat dari hipertrofi dan hiperplasia otot polos rahim,
berat uterus naik dari 30 gram menjadi 1000 gram, isthmus rahim hipertrofi dan
serviks uteri bertambah vaskularisasinya dan bertambah lunak.Proses ovulasi
berhenti, vagina dan vulva berwarna lebih merah atau kebiruan. Pembesaran
rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastin di
bawah kulit sehingga timbul stirae gravidarum.
b. Sistem Sirkulasi Darah
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester
pertama. Gambaran protein darah berubah; jumlah protein, albumin dan gama
globulin menurun pada trimester pertama dan meningkat bertahap pada
akhirkehamilan. Pompa jantung akan meningkat setelah kehamilan tiga bulan
dan menurun lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Tekanan darah
cenderung turun pada trimester kedua dan akan naik lagi seperti pada prahamil.
Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 kali per menit.

c. Sistem pernapasan
Adanya usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran uterus, akan
menekan paru-paru sehingga wanita hamil akan cenderung mengeluh sesak dan
napas pendek. Kapasitas vital paru sedikit meningkat selama kehamilan.

d. Sistem Pencernaan
Pada trimester pertama, muncul keluhan mual dan muntah. Salivasi meningkat,
tonus otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas usus menurun dan
makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan.

e. Sistem Integumen
Pada daerah kulit tertentu, terdapat hiperpigmentasi jaringan seperti pada muka,
payudara (puting dan areola payudara), perut dan vulva.

f. Metabolisme
Tingkat metabolik basal pada wanita hamil meningkat hingga 15-20% terutama
pada trimester akhir. Terjadi gangguan keseimbangan asam basa, kebutuhan
protein dan kalori meningkat. Wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan
bertambah, sering buang air kecil dan kadang dijumpai glukosuria, serta berat
badan ibu hamil akan meningkat
g. Payudara
Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat terjadi
noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli; bayangan vena-vena lebih
membiru.

2. Perubahan Psikologis Pada Saat Kehamilan


Selain menimbulkan perubahan fisik, kehamilan juga menimbulkan perubahan dan
adaptasi psikologis bagi ibu hamil. Membesarnya janin dalam kandungan
mengakibatkan calon ibu letih, tidak nyaman, tidak dapat tidur nyenyak, sering
mendapat kesulitan bernapas dan beban fisik lainnya. Semua pengalaman ini
mengakibatkan timbulnya kecemasan, ketegangan, konflik batin dan lain-lain. Selain
itu, adanya resiko perdarahan, rasa sakit pada saat melahirkan, bahaya kematian pada
dirinya sendiri maupun bayi yang akan dilahirkan juga menambah kecemasan dan
ketakutan bagi ibu hamil (Lia, 2011).Menurut Nirwana (2011) dan Hamilton (2004),
perubahan psikologis yang dialami ibu hamil berdasarkan usia kehamilan yaitu:

a. Perubahan psikologis pada trimester pertama


Ibu membutuhkan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya pada
trimester awal kehamilan. Banyak ibu yang merasa kecewa, terjadi penolakan,
kecemasan dan kesedihan. Sering kali pada awal kehamilan banyak ibu yang
mengharapkan untuk tidak hamil. Hampir 80% wanita menolak, gelisah, depresi
dan murung. Sebanyak 15% ibu hamil mengalami gangguan jiwa pada trimester
pertama. Pada wanita hamil banyak mengalami ketakutan dan fantasi selama
kehamilan, khususnya tentang perubahan fisik yang terjadi pada dirinya.

b. Perubahan psikologis pada trimester kedua


Terdapat dua fase perubahan psikologis pada trimester kedua. Fase pertama yaitu
fase prequickening, dimana pada fase ini ibu menganalisis dan mengevaluasi
segala hubungan interpersonal yang telah terjadi. Proses ini akan menjadi dasar
bagaimana calon ibu mengembangkan hubungan dengan anak yang akan
dilahirkan. Proses yang terjadi pada pengevaluasian adalah perubahan identitas
dari penerima kasih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih sayang
(persiapan menjadi seorang ibu). Pada trimester kedua, calon ibu sudah dapat
menerima kehamilannya. Fase kedua yaitu fase postquickening yaitu ibu hamil
akan fokus pada kehamilan dan persiapan untuk menyambut lahirnya bayi.
Pergerakan yang dirasakan dapat membantu ibu membangun konsep bahwa
bayinya adalah individu yang terpisah dengannya dan menyebabkan ibu terfokus
pada bayinya.

c. Perubahan psikologis pada trimester ketiga


Pergerakan bayi akan semakin sering dirasakan oleh calon ibu pada trimester
ketiga. Perasaan tersebut menimbulkan kecemasan tersendiri bagi seorang ibu
seperti takut kalau sewaktu-waktu bayinya lahir, apakah bayinya akan terlahir
normal, dan hal-hal lain terkait kondisi bayinya. Seorang ibu juga akan
memikirkan tentang proses persalinan yang akan dialami dan bahaya fisik yang
akan timbul pada saat persalinan. Trimester ketiga inilah ibu memerlukan
ketenangan dan dukungan dari suami, keluarga serta tenaga kesehatan. Penelitian
dari Aprianawati (2007) tentang hubungan antara dukungan keluarga terhadap
tingkat kecemasan ibu primigravida menjelang persalinan. Hasil dari penelitian
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga
dengan kecemasan ibu hamil, dimana ibu hamil yang mendapat dukungan yang
besar dari keluarganya, akan mengalami kecemasan yang rendah dalam
menghadapi persalinannya.

E. Perkembangan Janin
Pertumbuhan dan perkembangan janin dapat dibagi berdasarkan trimester :
1. Trimester pertama Pada trimester pertama atau tiga bulan pertama masa kehamilan
merupakan masa dimana system organ prenatal dibentuk dan mulai berfungsi. Pada
minggu ke 3 sel-sel mulai membentuk organ-organ spesifik dan bagianbagian tubuh.
Minggu ke 13, jantung telah lengkap dibentuk dan mulai berdenyut, sebagian besar
organ telah dibentuk,dan janin mulai dapat bergerak (Gambar 2.2) Bagi wanita hamil
tentu saja masa trimester pertama ini merupakan masa penyesuaiannya baik secara
fisik maupun emosi dengan segala perubahan yang terjadi dalam rahimnya. Pada
trimester pertama ini ibu sering mengalami mual atau, ingin muntah, tidak selera
makan yang sering dikenal dengan morning sickness, yang dapat menyebabkan
berkurangnya intik makanan ibu (Michio and Kushi, A, 1985). Defisiensi gizi dan
pengaruh-pengaruh lain yang membahayakan janin seperti penggunaan obat, vitamin
A dosisi tinggi, radiasi atautrauma dapat merusak atau menghambat perkembangan
janin selanjutnya. Sebagain besar keguguran terjadi pada masa ini, bahkan sekitar
sepertiga dari kejadian keguguran terjadi karena wanita tidak menyadari bahwa dia
sedang benar-benar hamil. Masa trimester pertama merupakan masa yang kritis,
sehingga harus dihindari hal-hal yang memungkinkan kegagalan pertumbuhan dan
perkembanganjanin (Wardlaw, G.M., et al, 1992). Sumber: http://www.w-
cpc.org/pictures/adam/mo8.jpg. Time Life Fetus. Gambar 2.2 Periode kritis
perkembangan janin selama kehamilan.

2. Trimester kedua Pada awal trimester kedua, berat janin sudah sekitar 100 g.
Gerakangerakan janin sudah mulai dapat dirasakan ibu. Tangan, jari, kaki dan jari
kaki sudah terbentuk, janin sudah dapat mendengar dan mulai terbentuk gusi, dan
tulang rahang. Organ-organ tersebut terus tumbuh menjadi bentuk yang sempurna,
dan pada saat ini denyut jantung janin sudah dapat dideteksi dengan stetoskop.
Bentuk tubuh janin saat ini sudah menyerupai bayi .

3. Trimester ketiga Memasuki trimester ketiga, berat janin sekitar 1-1,5 kg. Pada
periode ini uterus semakin membesar sampai berada di bawah tulang susu. Uterus
menekan keatas kearah diafragma dan tulang panggul. Hal ini sering membuat ibu
hamil merasa jantung sesak dan kesulitan pencernaan. Seringkali ibu juga
mengalami varises pada pembuluh darah sekitar kaki, wasir, dan lutut keram karena
meningkatnya tekanan kepada perut, rendahnya laju darah balik dari limbs, dan efek
dari progesterone, yang menyebabkan kendurnya saluran darah. Setelah usia
kehamilan mencapai sekitar 28 30 minggu, bayi yang lahir disebut prematur
(sebelum minggu ke 37 kehamilan), mempunyai kesempatan untuk hidup baik bila
dirawat dalam suatu perawatan bayi baru lahir risiko tinggi. Namun, mineral dan
cadangan lemak pada bayi tidak normal, yang seharusnya dibentu pada bulan
terakhir kehamilan. Masalah medis lain pada bayi prematur adalah masih belum
mampu mengisap dan menelan dengan baik, sehingga perawatan bayi ini sangat sulit
(Wardlaw, G.M., et al, 1992).

F. Antenatal Care ( ANC )


1. Pengertian Antenatal Care (ANC)
Antenatal care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditentukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuba dalam Febyanti
2012)
Pemeriksaan antenatal care (ANC ) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu
menghadapi persalinan,kala nifas,persiapan pemberian ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar ( Manuaba,1998).

Kunjungan antenatal care (ANC ) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal.Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya
komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai ( Saifuddin
dkk,2002)
2. Pengawasan Antenatal Care (ANC )
3. Tujuan Antenatal Care ( ANC )
Menurut Wiknjosastro (2005), tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan ia
sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan postpartum sehat dan normal, tidak
hanya fisik akan tetapi juga mental, ini berarti dalam antenatal care harus diusahakan
agar :
a. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama sehatnya
atau lebih sehat.
b. Adanya kelainan fisik atau psikologi harus ditemukan dini dan diobati.
c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula fisik dan
mental.

Menurut Departemen Kesehatan RI (2002) tujuan pelayanan antenatal adalah:


1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
2. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan janin.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayi dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan kelurga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Menurut Dewi dan Sunarsih (2011) dengan melakukan ANC, kehamilan dan
persalinan akan berakhir dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan, dan nifas tanpa trauma
fisik maupun mental yang merugikan.
2. Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental.
3. Ibu sanggup merawat dan memeberikan ASI kepada bayinya.
4. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga
berencana setalah kelahiran bayinya.

Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO yang dikutip oleh Dewi dan Sunarsih
(2011), menunjukkan hal-hal berikut ini:
1. Pendekatan risiko dilakukan bila terdapat prediksi buruk karena kita tidak bisa
membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak. Hasil studi di
Kasango (Zaire) membuktikan bahwa 71% ibu yang mengalami partus macet
tidak terprediksi sebelumnya dan 90% ibu yang diidentifikasi sebagai ibu berisiko
tinggi tidak pernah mengalami komplikasi.
2. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok risiko tinggi pernah mengalami
komplikasi, walaupun mereka telah memakai sumber daya yang cukup mahal dan
jarang didapat. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu
yang tergolong dalam kategori risiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi
komplikasi yang terjadi.
3. Banyak ibu yang tergolong kelompok risiko rendah mengalami komplikasi, tetapi
tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat
dilakukannya, seperti kurangmya informasi tanda-tanda bahaya selama kehamilan
(perdarahan pervaginam, sakit kepala lebih dari biasa, gangguan penglihatan,
pembengkakan pada wajah/tangan, nyeri abdomen (epigastrik), janin tidak
bergerak sebanyak biasanya.

Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan risiko adalah bahwa setiap ibu hamil
berisiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa diprediksi sehingga setiap ibu
hamil harus mempunyai akses asuhan kehamilan dan persalinan yang berkualitas.
Oleh karena itu, fokus ANC perlu diperbarui (refocused) agar asuhan kehamilan lebih
efektif dan dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil.

4. Standar Antenal Care ( ANC )

Menurut Clinical Practice Guidelines yang dikutip oleh Nurmawati (2010) Standar
adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna sebagai batas
penerimaan minimal. Standar pelayanan kebidanan dapat digunakan untuk
menentukan kompetensi yang diperlukan oleh bidan dalam menjalankan praktek
sehari-hari.

Menurut Kemenkes RI (2011), pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar


pelayanan antenatal dimulai dengan :
a. Ukur tinggi badan
b. Timbang berat badan dan Lingkar Lengan Atas (LILA)
c. Ukur Tekanan Darah
d. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)
e. Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
f. Pemberian Tablet besi (fe)
g. Tanya/Temu wicara

Menurut Dewi dan Sunarsih (2011) terdapat enam standar dalam pelayanan asuhan
antenatal. Standar tersebut merupakan bagian dari lingkup standar pelayanan
kebidanan:
1. Standar 1 : Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini
secara teratur.
2. Standar 2 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi
anamnesis, perkembangan janin, mengenal kehamilan resiko tinggi, imunisasi,
nasihat, dan penyuluhan kesehatan.

3. Standar 3 Palpasi Abdominal


Bidan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, memeriksa
posisi, bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga
panggul untuk mencari kelainan.

4. Standar 4 Pengelolaan Anemia pada Kehamilan


Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan/atau
rujukan semua kasus anemia pada kehamilan.

5. Standar 5 Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan


Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan,
mengenali tanda dan gejala preeklamsia lainnya, mengambil tindakan yang tepat,
dan merujuknya.

6. Standar 6 Persiapan Persalinan


Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami, dan keluarganya
pada trimester ketiga untuk memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan
aman, serta suasana yang menyenangkan. Pelayanan antenatal disebut lengkap
apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar tersebut.
2. MEKANISME PERSALINAN
A. Pengertian Persalinan Normal
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar.

Partus immaturitas adalah kurang dari 28 minggu dan lebih dari 20 minggu dengan berat
janin antara 1000-1500 gram. Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil.
Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali.

Para adalah wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup. Nullipara adalah
seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang hidup untuk pertama kali.
Multipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan anak yang hidup untuk
beberapa kali. (Wiknjosastro H., 2005)

B. Faktor faktor penting dalam persalinan


Faktor penting yang memegang peranan dalam persalinan.

1. Power.
Yaitu faktor kekuatan ibu yang mempengaruhi dalam persalinan.
His
Kontraksi otot dinding perut.
Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengedan.
Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum.
2. Passage.
Yaitu : keadaan jalan lahir.
Jalan lahir lunak.
Jalan lahir keras
3. Passenger.
Yaitu faktor yang ada pada janin dan plasenta.

Faktor penunjang yang turut berperan pada persalinan :


a. Penolong
b. Peralatan
c. Faktor khusus

Selain kedua faktor tersebut di atas ditambah lagi dengan satu faktor khusus, sebagai
contoh antara lain :
Jarak kehamilan < 2 tahun
Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun
Penyakit ibu
Perdarahan antepartum
Infertilitas
Grandemulti( Manuaba, 1998)

C. FASE-FASE PERSALINAN
Terdapat empat kala dalam persalinan normal, pertama adalah
1. kala I yaitu dimulai dengan waktu serviks membuka karena his, kontraksi uterus
teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai
pengeluaran lendir darah dan berakhir setelah pembukaan serviks lengkap yaitu bibir
portio tidak dapat diraba. Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada akhir kala I.
Terdapat fase laten berlansung selama 8 jam dan fase aktif selama 6 jam. Peristiwa
yang penting dalam kala ini adalah keluar lendir darah (bloody show) dengan
lepasnya mucous plug, terbukanya vaskular pembuluh darah serviks, pergeseran
antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus. Ostium uteri internum dan
eksternum terbuka menjadikan serviks menipis dan mendatar dan selaput ketuban
pecah spontan( Manuaba, 1998).
2. Kala II berlangsung selama 2 jam, dimulai dengan pembukaan serviks dengan
lengkap dan berakhir dengan saat bayi telah lahir lengkap. Sebelumnya his menjadi
lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat. Kadang kala, selaput ketuban
mungkin juga pecah spontan pada awal Kala II. Pada kala ini, ibu selalunya rasanya
ingin mengedan makin kuat sehingga perineum meregang dan anusnya membuka.
Bagian terbawah janin turun hingga dasar panggul. Sedangkan kepala dilahirkan lebih
dahulu, dengan suboksiput di bawah simfisis, selanjutnya dilahirkan badan dan
anggota badan janin. ( Manuaba, 1998)
3. Kala III dimulai pada saat bayi lahir dengan lengkap dan berakhir dengan lahirnya
plasenta . Ini ditandai dengan perdarahan baru atau kadang kala dari tidak disertai
perdarahan. Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi
pusat, plasenta lepas 5-15 menit setelah bayi lahir. (Manuaba, 1998)
4. Kala IV dimulai dengan observasi selama 2 jam post partum. Terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan seperti vital sign ibu dalam batas normal, apakah kontraksi
uterus baik, pastikan bahwa perdarahan per vaginam kurang dari 500 cc, plasenta dan
selaput ketuban sudah lahir lengkap , pastikan kandung kemih harus kosong dan jika
terdapat luka-luka di perineum harus dirawat segera. ( Manuaba, 1998)

D. Mekanisme Persalinan
Hampir 96% janin berada dalam uterus dengan presentasi kepala dan pada presentasi
kepala ini ditemukan 58% ubun-ubun kecil terletak d kiri depan, 23% di kanan depan,
11% di kanan belakang, dan 8% di kiri belakang. Kedaan ini mungkin disebabkan
terisinya ruangan di sebelah kiri belakang oleh kolon sigmoid dan rektum. Seperti telah
dijelaskan terdahulu 3 faktor penting yang memegang peranan pada persalinan, ialah
kekuatan- kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengedan,
keadaan jalan lahir dan janinnya sendiri.( Wiknjosastro H., 2005)

His adalah salah satu kuatan pada ibu, seperti telah dijelaskan yang menyebabkan serviks
membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada presentasi kepala, bila his sudah cukup
kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul. Masuknya kepala
melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitimus, ialah bila arah sumbu janin
tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan
asinklitimus, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan pintu atas panggul. (
Wiknjosastro H., 2005)

Sampai di dasar atas panggul kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimum.
Kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis dan tekanan intrauterine disebabkan
oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi. Sesudah kepala janin sampai di
dasar panggul dan ubun-ubun kecil di bawah simfisis, kepala mengadakan gerakan
defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his vulva lebih membuka dan kepala janin
makin tampak. Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum.
Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan mengedan, berturut-turut tanpa bregma,
dahi, muka dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi,
yang disebut putaran paksi luar ( Wiknjosastro H., 2005)

Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk
menyesuaikan gerakan kepala dengan punggung anak. Bahu melintasi pintu atas panggul
dalam keadaan miring. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dahulu baru kemudain
bahu belakang. Demikian pula dilahirkan prokanter depan baru kemudian prokanter
belakang. Kemudian bayi lahir seluruhnya. Apabila bayi telah lahir, segera jalan napas
dibersihkan. Tali pusat dijepit di antara dua cunam pada jarak 5 dan 10cm. Kemudian,
digunting di antara kedua cunam tersebut dan diikat. Tunggul tali pusat diberi antiseptika.
Umumnya bila telah lahir lengkap, bayi segera akan menarik napas dan menangis (
Wiknjosastro H., 2005)

You might also like