Professional Documents
Culture Documents
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 17 Mei 2015 pukul 12.00 wita diruang Jempiring
RSUD Kabupaten Badung.Data diperoleh melalui sumber data pasien, keluarga pasien dan catatan medis
dengan No.RM 114882 yang dilakukan dengan metode anamneses, observasi dan pemeriksaan fisik.
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(Hubungan dengan Penanggung)
Nama : An. S Ny.S
Umur : 11 tahun 43 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Status Perkawinan : Belum Kawin Kawin
Suku/Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan :- SMA
Pekerjaan :- Petani
Alamat : Br. Tabuan Punggul Abian Semal Br. Tabuan Punggul Abian Semal
No. Telp :- -
No. Register :- -
No. RM : 114882 -
Tanggal MRS : 17 Mei 2015
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama masuk rumah sakit
Saat MRS tanggal 17 Mei 2015 pukul 08.00 wita, pasien dikeluhkan oleh keluarga
mengalami panas sejak tanggal 14 Mei 2015.
2. Keluhan utama saat pengkajian
Saat pengkajian tanggal 17 Mei 2015 ibu pasien juga mengeluh badan pasien teraba
panas
3. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan anaknya panas disertai dengan sakit kepala sejak 3 hari yang lalu,
pada tanggal 14 Mei 2015. Pasien dibawa kepuskesmas dan diberi obat penurun panas
(dimana ibu dan pasien lupa nama obatnya). Setelah obat diminum panas pasien belum
juga turun.Kemudian pukul 17.15 wita pasien langsung dibawa ke IGD RSUD
Kabupaten Badung.Oleh dokter pasien tidak disarankan untuk rawat inap, tapi pasien
hanya disarankan kontrol ke poliklinik anak.
Pada tanggal 17 Mei 2015 pasien kontrol ke poliklinik anak RSUD Badung. Hasil
pemeriksaan DL pada tanggal 17 Mei 2015 PLT = 120 103/UL, HCT = 36,7%,
Pemeriksaan Anti Body Dengue IgM dengan hasil negative IgG negative, maka pada
tanggal 17 Mei 2015 pasien didiagnosis positif DHF (Dengue Hemoragic Fever) dan oleh
dokter pasien disarankan untuk rawat inap, pada pukul 12.00 wita pasien diterima di
Ruang Jempiring RSUD Badung.
Diagnosa Medis = DHF Hari 3
Therapy yang diberikan dari poliklinik anak RSUD Badung pada tanggal 17 Mei
2015 adalah IVFD RL (20 tetes/menit), parasetamol (4 x 1 tablet k/p), imunos (1 x 1
tablet)
4. Riwayat penyakit sebelumnya
Saat pengkajian, ibu mengatakan pasien baru pertama kali dirawat dirumah sakit, pasien
tidak pernah menderita penyakit lainnya seperti asma, diare, typhoid, dan lain-lain.
5. Riwayat penyakit Keluarga
Saat pengkajian, ibunya mengatakan dikeluarganya tidak ada yang menderita penyakit
keturunan seperti hipertensi, epilepsi dan asma.
b) Data Psikologis
8. Rasa Nyaman
Pasien mengatakan sakit pada saat menelan sejak 2 hari yang lalu, serta rasa sakit
dikepalanya, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 5 (sedang) dari 10
skala nyeri yang diberikan, tonsil membesar dan memerah ada nyeri saat menelan.
9. Rasa Aman (Orang Tua)
Ibu mengatakan khawatir dengan keadaan anaknya.Raut wajah ibu tampak tegang.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Kebersihan anak : eksremitas atas dan bawah anak tampak bersih dan pakain
tampak rapi dan bersih.
Keadaan kulit : elastis, kulit terasa hangat dan warna kulit kemerahan.
Kesadaran : kompos mentis
2) Ukuran-ukuran
Berat badan sebelum sakit : 21 kg
Berat badan saat pengkajian : 21 kg
Lingkar kepala : 52 cm
Lingkar lengan : 14 cm
Tinggi badan : 125 cm
3) Gejala cardinal
Tanggal 17 Mei 2015
Suhu : 38,6C
Nadi : 110 x/mnt
Pernafasan : 20 x/mnt
Tekanan darah : 110/90 mmHg
4) Keadaan fisik
a. Kepala :
Bentuk bulat, benjolan tidak ada, nyeri tekan tidak ada, lesi tidak ada, penyebaran
rambut merata, warna rambut hitam dan kebersihan cukup.
b. Mata :
Bentuk simetris, konjungtiva merah muda, nyeri tekan tidak ada, visus lapang
pandang normal, reflek pupil 2/2 (isokor), sklera ikterik, tidak ada kelainan pada
mata, tidak ada strabismus.
c. Hidung :
Bentuk simetris, tidak ada pembesaran konka, polip tidak ada, pernafasan cuping
hidung tidak ada, secret tidak ada, kebersihan cukup.
d. Mulut :
Mukosa bibir kering, stomatitis tidak ada, pendarahan pada gusi tidak ada, karies
tidak ada, karang gigi tidak ada, kebersihan lidah cukup
e. Telinga :
Bentuk simetris, pendengaran baik, nyeri tekan tidak ada, kebersihan cukup, tidak
ada serumen.
f. Leher :
Pembesaran klenjar tiroid tidak ada, pembesaran vena jugularis tidak ada, tidak ada
nyeri tekan.
g. Thorax :
Pergerakan otot dada simetris, nyeri tekan tidak ada wheezing tidak ada, rhonchi
tidak ada, tidak ada pembesaran jantung, nyeri pada jantung tidak ada.
h. Abdomen :
Bentuk simetris, nyeri tekan tidak ada, distensi abdomen tidak ada, bising usus
5x/menit.
i. Ektremitas :
Atas :
pergerakan baik, tangan kiri terpasang infuse RL, odema tidak ada, nyeri tekan tidak
ada.
Bawah :
Pergerakan baik, odema tidak ada, nyeri otot tidak ada.
Kekuatan otot :
444 444
444 444
j. Genetalia dan anus : tidak dapat diobservasi
e. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 17 Mei 2015
Eo (0.7)
2. ANALISA DATA
4. ANALISA MASALAH
a. P : Kekurangan Volume Cairan
E : Kegagalan mekanisme regulasi
S : Ibu pasien mengatakan badan pasien teraba panas, ibu pasien mengatakan anaknya
hanya minum 1 gelas (200cc). Pasien mengeluh haus, mukosa bibir kering, suhu =
38,60C, nadi =110 X/menit, tekanan darah = 110/90 mmHg, IVFD RL 1050 cc. Minum
200 cc, BAK 800 cc, IML 380 cc , CM 1250 ml , CK 1180 ml , hasil perhitungan CM -
CK= 70.
Proses Terjadinya :
Akibat infeksi virus dengue sehingga menimbulkan suatu reaksi Anamnestik antibody,
dan menimbulkan konsentrasi kompleks antigen antibody (kompleks virus antibody) yang
tinggi.Terdapatnya virus antibody dalam sirkulasi darah mengakibatkan pembentukan
aktipasi sistem komplemen, agregasi trombosit dan aktifitas koagulasi. Kompleks virus
antibody trombosit akan mengakifasi sistem komplemen, yang berakibat dilepaskannya
anafitosin C34 dan C54, hutamine dan serotonin yang menyebabkan meningginya
permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding
tersebut, suatu keadaan yang amat berperan dalam terjadinya renjatan timbulnya agresi
trombosit pelepasan trombosit sistem retikulondotelial dengan akibat trombositopenia hebat
sehingga terjadi koagulapati atau gangguan fungsi trombosit yang menimbulakan renjatan
atau syok.
b. P : Hipertermi
E : Tidak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap virus dengue
S : Ibu mengatakan anaknya mengalami panas tinggi sejak 3 hari yang lalu. Pada tanggal
14 Mei 2015 dengan suhu 38,6 0C, nadi =110 X/menit, tekanan darah = 110/90 mmHg,
pasien susah minum mukosa bibir kering, badan pasien saat diraba terasa panas.
Proses Terjadinya :
Masuknya virus kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti akan mempunyai
factor atau monologis bila tubuh tidak mampu melawannya sehingga akan menimbulkan
peradangan dan salah satu tandanya adalah peningkatan suhu tubuh sampai hipertermi.
Akibat bila tidak ditanggulangi : resiko terjadinya kejang yang akan mengakibatkan kejang
demam.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme regulasi ditandai dengan
pasien mengatakan haus, mukosa bibir kering. Ibu pasien mengatakan anaknya malas minum,
ibu pasien mengatakan anaknya hanya minum 1 gelas (200cc), suhu = 38,6 0C, nadi =110
X/menit, tekanan darah = 110/90 mmHg, IVFD RL 1050 cc. Minum 100 cc, BAK 800 cc, IML
380 cc , CM 1250 ml , CK 1180 ml , CM - CK= 70.
2) Hipertermi berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap virus dengue
ditandai dengan, ibu mengatakan anaknya mengalami panas naik sejak 3 hari lalu pada tanggal
14 mei 2015 dengan suhu 38,6 0C ,nadi = 110X/menit, tekanan darah 110/90 mmHg. Mukosa
bibir kering, badan pasien saat diraba terasa panas.