You are on page 1of 7

Nama : Nafiah Ema Suryani

1400023171

FKKB

1. Patofisiologi kanker Payudara


Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem
duktal, mula mula terjadi hiperplasia sel sel dengan perkembangan sel sel atipik.
Sel - sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma.
Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai
menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira kira berdiameter 1 cm).
Pada ukuran itu kira kira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis.
Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan
sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah ( Price, Sylvia, Wilson
Lorrairee M, 1995)
Beberapa jenis kanker payudara sering menunjukkan disregulasi hormon
HGF dan onkogen Met, serta ekspresi berlebih enzim PTK-6

2. Obat Sintesis Kanker Payudara

Adriamycin (Doxorubicin)

Doxorubicin merupakan antibiotik golongan antrasiklin yang banyak


digunakan untuk terapi berbagai macam jenis kanker seperti leukemia akut,
kanker payudara, kanker tulang dan ovarium (Childs et al., 2002)

Antibiotik antrasiklin seperti doxorubicin memiliki mekanisme aksi


sitotoksik melalui empat mekanisme yaitu:

(1) penghambatan topoisomerase II


(2) interkalasi DNA sehingga mengakibatkan penghambatan sintesis DNA dan
RNA
(3) pengikatan membran sel yang menyebabkan aliran dan transport ion
(4) pembentukan radikal bebas semiquinon dan radikal bebas oksigen melalui
proses yang tergantung besi dan proses reduktif yang diperantarai enzim.
Mekanisme radikal bebas ini telah diketahui bertanggungjawab pada
kardiotoksisitas akibat antibiotik antrasiklin (Bruton et al, 2005).

Mekanisme toksisitas doxorubicin telah banyak diketahui. Toksisitas


kronis doxorubicin kemungkinan diperantarai oleh konversi metabolik
doxorubicin menjadi doxorubicinol yang melibatkan berbagai enzim antara
lain karbonil reduktase. Mekanisme utama toksisitas doxorubicinol terjadi
karena interaksinya dengan besi dan pembentukan reactive oxygen species
(ROS) yang merusak makromolekul sel (Minotti et al, 2004).

Spesifikasi obat

Komposisi:
Doxorubicin 10 mg/5 mL.
Doxorubicin 50 mg/25 mL.

Bentuk Sediaan:Cairan injeksi dalam vial.


Farmakologi:
Mekanisme kerja: menghambat enzim topoisomerase II sehingga menghambat
proses pembelahan sel dan pembentukan DNA.
Bersihan plasma cepat, ekskresi terutama melalui empedu.

Indikasi:
Leukemia akut, tumor Wilm, neuroblastoma, sarkoma jaringan lunak dan
tulang, kanker payudara, kanker ovarium, kanker kandung kemih (sel
transisional), kanker tiroid, kanker paru, kanker lambung, limfoma Hodgkin &
non-Hodgkin.

Dosis:
60-75 mg/m2 q3wk; 20 mg/m2 qwk.

Kontraindikasi:
Mielosupresi, penyakit jantung, telah mendapat dosis kumulatif maksimum
anthracycline, hipersensitif, kehamilan.

Peringatan dan Perhatian:


Perlu pemantauan hematologi, fungsi hati, dan jantung.
Dapat menyebabkan perubahan warna urin.

Efek Samping:
Mielosupresi, gangguan fungsi jantung, alopesia, hiperpigmentasi, mual-
muntah, stomatitis, flebosklerosis
3. Bahan Alam antikanker
Daun Sirsak
Senyawa: Acetogenin
Mekanisme: merupakan kumpulan senyawa aktif yang mempunyai sifat
sitotoksik didalam tubuh dan bekerja dengan menghambat transpor ATP, adenosia
trifosfat. Dan ATP merupakan sumber energi untuk pertumbuhan sel dalam tubuh.
Sebagai senyawa sitotoksik, senyawa acetogenin dapat bersifat toksik sebagai zat
racun, maupun sebagai zat yang dapat menghambat dan menghentikan pertumbuhan
sel sel kanker dan tumor. (inhibitor seumber energi). Kekurangan energi (ATP)
menyebabkan sel sel tidak dapat membelah.el kanker gagal untuk berkembang dan
pada akhirnya sel kanker akan mati.
Senyawa acetogenin yang masuk kedalam tubuh akan menempel pada dinding
sel dan secara selektif berfungsi sebagai perusak ATP didinding mitokondria
(pembentuk ATP). Senyawa ini selektif menyerang sel tubuh yang abnormal dengan
energi besar. Sel sel normall yang butuh enenrgi relatif rendah dalam pertumbuhannya
tidak menjadi target dari senyawa acetogenin.
Dari berbagai hasil yang ditampilkan di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrak
daun sirsak mempunyai kecenderungan menghambat proliferasi melalui
penghambatan ekspresi Ki-67. Di samping itu, ekstrak daun sirsak mempunyai
kecenderungan untuk meningkatkan apoptosis. Hal ini kemungkinan karena
kandungan acetogenin yang mempunyai efek anti tumor yang poten baik secara
invitro maupun secara invivo. Golongan acetogenin (squamocin) diketahui
mempunyai efek dapat menghambat proliferasi kultur sel HL-60 dengan IC50 pada
0,17 g/mL dan menginduksi apoptosis pada sel HL-60. Mekanisme squamocin
terhadap apoptosis menyebabkan kondensasi nucleus, fragmentasi DNA dan
pemecahan PARP (Poly ADP Ribose Polymerase) dan menginduksi aktifitas caspase
3. Ekspresi Bcl2, Bax, tidak ada perubahan pada kultur sel HL-60 yang diberi
Squamocin walaupun SAPK (Stress Activated Protein Kinase) aktif setelah treatment
Squamocin (Zhu et al., 2002). Acetogenin juga merupakan inhibitor NADH quininon
oxidase (complex 1). NADH dehydrogenase merupakan enzim yang berada pada
membran mitokondria bagian dalam mengkatalisis transfer elektron dari NADH ke
Co enzyme Q. NADH complex 1 meningkatkan apoptosis. Squamosin (gol.
Acetogenin) memodulasi posporilasi Histon (Lee et al., 2011). Histon merupakan
merupakan protein pada struktur kromatin sel eukaryotic, terlibat pada regulasi gen,
mitosis dan DNA repair. Pada jalur MAPK (jalur proliferasi) squamosin menurunkan
phosporilasi ERK dan meng-aktifkan caspase 3, 8, dan 9 pada proses apoptosis (Lee
et al., 2011). Acetogenin aliphatic menghambat proliferasi sel melalui jalur RAS/
RAF/Monstituen MEK/ERK (Ambrosio et al., 2011).
Senyawa: beta karoten
Mekanisme: antioksidan
Sebagai antioksidan, nutrisi betakaroten dapat membuang senyawa-senyawa
berbahaya yang ada dalam tubuh, salah satunya adalah sel kanker. Sebagai
antioksidan, beta karoten berfungsi menyelamatkan tubuh dari senyawa-senyawa
berbahaya yang masuk ke dalam tubuh. Salah satunya, sel kanker.
Daftar Pustaka

Bruton, L., Lazo, J. S., and Parker, K. L., 2005, Goodman & Gilmans The Pharmacological
Basis of Therapeutics, 11th Edition, McGrawHill, Lange.

Childs, A.C., Phaneuf, S.L., Dirks, A.J., Phillips, T., and Leeuwenburgh, 2002, Doxorubicin
Treatment in Vivo Causes Cytochrome c Release and Cardiomyocyte Apoptosis, As Well As
Increased Mitochondrial Efficiency, Superoxide Dismutase Activity, and Bcl-2:Bax
Ratio, Cancer Research, 62:4592-4598.

Gewirtz, D.A., 1999, A critical evaluation of the mechanisms of action proposed for the
antitumor effects of the anthracycline antibiotics adriamycin and daunorubicin, Biochem.
Pharmacol., 57:727-741.

Han, X., Pan, J., Ren, D., Cheng, Y., Fan, P., and Lou, H., 2008, Naringenin-7-O-glucoside
protects against doxorubicin-induced toxicity in H9c2 cardiomyocytes by induction of
endogenous antioxidant enzymes, Food and Chemical Toxicology, 46:3140-3146.
Minotti, G., Menna, P., Salvatorelli, E., Cairo,G., and Gianni, L. 2004. Anthracyclins:
Molecular Advances and Pharmacologic Developments in Antitumor Activity and
Cardiotoxicity. Pharmacol Rev., 56:185-228.

You might also like