You are on page 1of 6

Manuver Jaringan Distribusi

POSTED BY IBRAHIM S ON 11:17 AM WITH 2 COMMENTS

Manuver atau memanipulasi jaringan distribusi adalah serangkaian kegiatan


membuat modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan akibat dari adanya
gangguan atau pekerjaan jaringan yang membutuhkan pemadaman tenaga
listrik, sehingga dapat mengurangi daerah pemadaman dan agar tetap tercapai
kondisi penyaluran tenaga listrik yang semaksimal mungkin. Kegiatan yang
dilakukan dalam manuver jaringan antara lain :

1. Memisahkan bagianbagian jaringan yang semula terhubung dalam


keadaan bertegangan ataupun tidak bertegangan dalam kondisi
normalnya.
2. Menghubungkan bagianbagian jaringan yang semula terpisah dalam
keadaan bertegangan ataupun tidak bertegangan dalam kondisi
normalnya.

Optimalisasi atas keberhasilan kegiatan manuver jaringan dari segi teknis


ditentukan oleh konfigurasi jaringan dan peralatan manuver yang tersedia di
sepanjang jaringan. Peralatan yang dimaksud adalah peralatan peralatan
jaringan yang berfungsi sebagai peralatan hubung.

Peralatan tersebut antara lain yaitu :

1. Pemutus Tenaga (PMT)

PMT

Pemutus tenaga (PMT) adalah adalah alat pemutus tenaga listrik yang
berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan listrik
(switching equipment) baik dalam kondisi normal (sesuai rencana dengan
tujuan pemeliharaan), abnormal (gangguan), atau manuver system, sehingga
dapat memonitor kontinuitas system tenaga listrik dan keandalan pekerjaan
pemeliharaan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu pemutus tenaga atau Circuit
Breaker (CB) adalah :

Harus mampu untuk menutup dan dialiri arus beban penuh dalam waktu
yang lama.
Dapat membuka otomatis untuk memutuskan beban atau beban lebih.
Harus dapat memutus dengan cepat bila terjadi hubung singkat.
Celah (Gap) harus tahan dengan tegangan rangkaian, bila kontak
membuka.
Mampu dialiri arus hubung singkat dengan waktu tertentu.
Mampu memutuskan arus magnetisasi trafo atau jaringan serta arus
pemuatan (Charging Current)
Mampu menahan efek dari arching kontaknya, gaya elektromagnetik atau
kondisi termal yang tinggi akibat hubung singkat.

PMT tegangan menengah ini biasanya dipasang pada Gardu Induk, pada kabel
masuk ke busbar tegangan menengah (Incoming Cubicle) maupun pada setiap
rel/busbar keluar (Outgoing Cubicle) yang menuju penyulang keluar dari
Gardu Induk (Yang menjadi kewenangan operator tegangan menengah adalah
sisi Incoming Cubicle). Ditinjau dari media pemadam busur apinya PMT
dibedakan atas :

- PMT dengan media minyak (Oil Circuit Breaker)


- PMT dengan media gas SF6 (SF6 Circuit Breaker)
- PMT dengan media vacum (Vacum Circuit Breaker)

Konstruksi PMT sistem 20 kV pada Gardu Induk biasanya dibuat agar PMT dan
mekanisme penggeraknya dapat ditarik keluar / drawable (agar dapat ditest
posisi apabila ada pemadaman karena pekerjaan pemeliharaan maupun
gangguan).

2. Disconector (DS) / Saklar Pemisah

Adalah sebuah alat pemutus yang digunakan untuk menutup dan membuka
pada komponen utama pengaman/recloser, DS tidak dapat dioperasikan secara
langsung, karena alat ini mempunyai desain yang dirancang khusus dan
mempunyai kelas atau spesifikasi tertentu, jika dipaksakan untuk
pengoperasian langsung, maka akan menimbulkan busur api yang dapat
berakibat fatal. Yang dimaksud dengan pengoperasian langsung adalah
penghubungan atau pemutusan tenaga listrik dengan menggunakan DS pada
saat DS tersebut masih dialiri tegangan listrik.

Pengoperasian DS tidak dapat secara bersamaan melainkan dioperasikan satu


per satu karena antara satu DS dengan DS yang lain tidak berhubungan,
biasanya menggunakan stick (tongkat khusus) yang dapat dipanjangkan atau
dipendekkan sesuai dengan jarak dimana DS itu berada, DS sendiri terdiri dari
bahan keramik sebagai penopang dan sebuah pisau yang berbahan besi logam
sebagai switchnya.

Disconecting Switch (DS)

3. Air Break Switch (ABSw)

Air Break Switch (ABSw) adalah peralatan hubung yang berfungsi sebagai
pemisah dan biasa dipasang pada jaringan luar. Biasanya medium kontaknya
adalah udara yang dilengkapi dengan peredam busur api / interrupter berupa
hembusan udara. ABSw juga dilengkapi dengan peredam busur api yang
berfungsi untuk meredam busur api yang ditimbulkan pada saat membuka /
melepas pisau ABSw yang dalam kondisi bertegangan .

Kemudian ABSw juga dilengkapi dengan isolator tumpu sebagai penopang


pisau ABSw , pisau kontak sebagai kontak gerak yang berfungsi membuka /
memutus dan menghubung / memasukan ABSw , serta stang ABSw yang
berfungsi sebagai tangkai penggerak pisau ABSw.

Perawatan rutin yang dilakukan untuk ABSw karena sering dioperasikan,


mengakibatkan pisau-pisaunya menjadi aus dan terdapat celah ketika
dimasukkan ke peredamnya / kontaknya. Celah ini yang mengakibatkan terjadi
lonjakan bunga api yang dapat membuat ABSw terbakar.
Air Break Switch Gambar 3.16. Handle ABSW

Pemasangan ABSw pada jaringan, antara lain digunakan untuk :


a. Penambahan beban pada lokasi jaringan
b. Pengurangan beban pada lokasi jaringan
c. Pemisahan jaringan secara manual pada saat jaringan mengalami gangguan.

ABSW terdiri dari :

1. Stang ABSW
2. Cross Arm Besi
3. Isolator Tumpu
4. Pisau Kontak
5. Kawat Pentanahan
6. Peredam Busur Api
7. Pita Logam Fleksibel

4. Load Break Switch (LBS)

Load Break Switch (LBS) atau saklar pemutus beban adalah peralatan hubung
yang digunakan sebagai pemisah ataupun pemutus tenaga dengan beban
nominal. Proses pemutusan atau pelepasan jaringan dapat dilihat dengan mata
telanjang. Saklar pemutus beban ini tidak dapat bekerja secara otomatis pada
waktu terjadi gangguan, dibuka atau ditutup hanya untuk memanipulasi beban.
Load Break Switch ( LBS )

5. Recloser ( Penutup Balik Otomatis / PBO )

Recloser adalah peralatan yang digunakan untuk memproteksi bila terdapat


gangguan, pada sisi hilirnya akan membuka secara otomatis dan akan
melakukan penutupan balik (reclose) sampai beberapa kali tergantung
penyetelannya dan akhirnya akan membuka secara permanen bila gangguan
masih belum hilang (lock out). Penormalan recloser dapat dilakukan baik
secara manual maupun dengan sistem remote. Recloser juga berfungsi sebagai
pembatas daerah yang padam akibat gangguan permanen atau dapat
melokalisir daerah yang terganggu

Recloser mempunyai 2 (dua) karateristik waktu operasi (dual timming), yaitu


operasi cepat (fast) dan operasi lambat (delay)
Menurut fasanya recloser dibedakan atas :
Recloser 1 fasa
Recloser 3 fasa

Menurut sensor yang digunakan, recloser dibedakan atas :


Recloser dengan sensor tegangan (dengan menggunakan trafo tegangan)
digunakan di jawa timur
Recloser dengan sensor arus (dengan menggunakan trafo arus) digunakan
di jawa tengah
Recloser

sumber:

http://dayatthepieceofworld.blogspot.com

http://anak-elektro-ustj.blogspot.com/2011/11/ayo-sama-sama-belajar-3_10.html

You might also like