Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Standar Ponkesdes 1
Untuk mewujudkan Visi Pembangunan di Jawa Timur tersebut, perlu dilakukan
pendekatan akses dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di Jawa Timur.
Salah satu programnya adalah pengembangan Pondok Bersalin Desa (Polindes) menjadi
Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes).
Standar Ponkesdes 2
25. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Neonatal Esensial;
26. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 66 Tahun 2014 tentang Pemantauan Pertumbuhan,
Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak;
27. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas;
28. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual;
29. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan;
30. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
31. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit
Tidak Menular;
32. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan;
33. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas;
34. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
Bidan;
35. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014
2019;
36. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
37. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2015 tentang Upaya Kesehatan;
38. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pondok Kesehatan Desa
(Ponkesdes) di Jawa Timur.
1.3. Pengertian
1. Standar Pondok Kesehatan Desa ( Ponkesdes ) adalah ukuran baku dan tolok ukur yang
dipergunakan dalam penyelenggaraan pelayanan dan penilaian kualitas pelayanan
kesehatan di Ponkesdes.
2. Ponkesdes adalah sarana pelayanan kesehatan yang berada di desa atau kelurahan yang
merupakan pengembangan dari Pondok Bersalin Desa (Polindes) sebagai jaringan
Puskesmas dengan tenaga minimal perawat dan bidan dalam rangka mendekatkan akses
dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
3. Polindes (Pondok Bersalin Desa) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
yang berada di desa yang memberikan pelayanan kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga
Berencana yang dilaksanakan oleh Bidan.
Standar Ponkesdes 3
4. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
1.4. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tersedianya standar penyelenggaraan Ponkesdes sehingga tercapai pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, efektif dan efisien agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat di desa/ kelurahan yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya Standar Administrasi dan Manajemen Ponkesdes;
b. Tersedianya Standar Sumber Daya Ponkesdes;
c. Tersedianya Standar Upaya Pelayanan Kesehatan Ponkesdes;
d. Tersedianya Standar Pencatatan Pelaporan Ponkesdes;
e. Tersedianya Standar Monitoring dan Evaluasi Ponkesdes.
1.5. Manfaat
Dengan tersedianya Standar Ponkesdes maka dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:
1 . Bagi Masyarakat
Sebagai acuan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar;
2. Bagi Petugas Ponkesdes
Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Ponkesdes;
3. Bagi Puskesmas
Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan, monitoring dan evaluasi pelayanan
kesehatan di desa;
4 Bagi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
a. Sebagai acuan dalam mengukur kinerja pelayanan kesehatan di Ponkesdes;
b. Sebagai acuan dalam penentuan kebijakan di Ponkesdes.;
c. Sebagai acuan dalam perencanaan program dan anggaran.
Standar Ponkesdes 4
5. Monitoring dan evaluasi,dan
6. Penilaian Standar.
BAB II
ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN PONKESDES
Administrasi Ponkesdes adalah semua pekerjaan kegiatan dan tata cara tulis menulis
yang dilakukan secara teratur, tertib, terarah dan seragam serta mempunyai peranan dalam
mendukung pelaksanaan tugas pokok guna mencapai tujuan organisasi .
Manajemen Ponkesdes adalah proses rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara
sistematik di Ponkesdes untuk menghasilkan luaran yang efektif dan efisien.
Ponkesdes harus mempunyai organisasi dan pengelolaan administrasi serta manajemen yang
baik, meliputi:
A. Kelembagaan, Struktur Organisasi dan Papan Nama;
B. Visi, Misi dan Tujuan;
C. Jenis Pelayanan
D. Alur Pelayanan;
E. Biaya/Tarif;
F. Indikator Kinerja;
G. Uraian Tugas;
H. Perencanaan Kegiatan;
I. Rekam Medik;
J. Standar Operasional Prosedur;
K. Informed Consent;
L. Pendelegasian Pemeriksaan dan Pengobatan Tingkat Dasar; dan
M. Hak dan Kewajiban Pasien.
Standar Ponkesdes 5
2.1.2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah bagan yang memperlihatkan tata hubungan kerja antar
bagian dan garis kewenangan diantara kepala Puskesmas, penanggung jawab Puskesmas
Pembantu, koordinator Ponkesdes dan pelaksana Ponkesdes.
Kedudukan dan tanggung jawab di Ponkesdes:
1. Ditinjau dari aspek administrasi, Ponkesdes adalah jaringan Puskesmas dimana
Koordinator Ponkesdes bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas;
2. Ditinjau dari aspek teknis pelayanan kesehatan,Ponkesdes melaksanakan pelayanan
kesehatan wajib dan pengembangan, sesuai dengan kewenangan dan kompetensinya.
Kepala Puskesmas
Penanggung jawab
Puskesmas Pembantu
Penanggung jawab
Ponkesdes
Pelaksana Pelaksana
Keterangan:
--------- Garis koordinasi
Garis pertanggung jawaban
2.2.2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, maka misi yang dilaksanakan adalah:
a. Menggerakkan masyarakat desa/ kelurahan, agar menciptakan lingkungan desa/ kelurahan yang
sehat;
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di desa/ kelurahan;
c. Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar di Ponkesdes;
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat desa/ kelurahan.
Standar Ponkesdes 6
2.2.3. Tujuan
Tujuan Ponkesdes adalah meningkatkan akses pelayanan kesehatan serta
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
desa/kelurahan agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
2.5. Biaya/tarif
Biaya /tarif diberlakukan berdasarkan peraturan yang ada di Puskesmas.
Standar Ponkesdes 7
2.8. Perencanaan Kegiatan
Setiap awal tahun Ponkesdes harus membuat perencanaan terlebih dahulu dan
kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan harus sesuai dengan rencana kegiatan yang
telah dibuat. Perencanaan kegiatan disampaikan pada microplanning di Puskesmas (Contoh
lampiran 6).
Pelaksanaan rencana kegiatan harus dievaluasi berdasarkan indikator yang telah
ditentukan:
1. P1: Perencanaan, meliputi penyusunan rencana lima tahunan dan penyusunan rencana
tahunan;
2. P2: Penggerakan dan Pelaksanaan;
3. P3: Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja.
Standar Ponkesdes 8
Standar Operasional Prosedur adalah suatu perangkat instruksi/langkah yang
dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu dengan memberikan
langkah-langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan
berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan untuk membantu mengurangi kesalahan dan
pelayanan sub standar dengan memberikan langkah-langkah yang sudah diuji dan disetujui
dalam melaksanakan berbagai kegiatan.
Standar Operasional Prosedur keperawatan dan kebidanan bermanfaat sebagai acuan
dan dasar bagi perawat dan bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan bermutu
sehingga setiap tindakan dan kegiatan yang dilakukan berorientasi pada budaya mutu. Selain
hal tersebut standar dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan, dapat
meningkatkan motivasi dan pendayagunaan staf, dapat dipergunakan untuk mengukur mutu
pelayanan keperawatan dan kebidanan serta melindungi masyarakat dari pelayanan tidak
bermutu.
Perawat dan bidan wajib mempunyai dan melaksanakan SOP yang disusun oleh
Puskesmas setempat. Contoh SOP yang harus ada :
1. SOP Pengukuran Tekanan Darah (lampiran 8);
2. SOP Perawatan Luka (lampiran 9);
3. SOP Penyuluhan Kesehatan kepada Individu/Keluarga (lampiran 10);
4. SOP Penyelidikan Epidemiologi Penderita DBD (lampiran 11);
5. SOP Penimbangan Balita (lampiran 12);
6. SOP P2 TB dalam gedung Ponkesdes (lampiran 13);
7. SOP ANC, dilengkapi masing-masing SOP dari 10 T;
8. SOP Pertolongan Persalinan Normal;
9. SOP Melakukan Rujukan Gawat Darurat Maternal dan Neonatal;
10. SOP Pelayanan Nifas;
11. SOP Pelayanan Neonatal; dan
12. SOP lain yang digunakan Puskesmas dalam melaksanakan program sesuai
kewenangan.
Standar Ponkesdes 10
2.13.2. Kewajiban pasien
Kewajiban pasien di Ponkesdes adalah:
a. Memeriksakan diri sedini mungkin;
b. Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang masalah kesehatannya
kepada tenaga kesehatan di Ponkesdes;
c. Mematuhi nasehat dan petunjuk tenaga kesehatan di Ponkesdes; dan
d. Membayar biaya sesuai peraturan yang berlaku.
Standar Ponkesdes 11
BAB III
SUMBERDAYA DI PONKESDES
3.1. Bangunan
1. Ponkesdes merupakan bagian dari jejaring pelayanan kesehatan
Puskesmas untuk mencapai indikator kinerja kesehatan yang ditetapkan daerah, oleh
karena itu Ponkesdes harus didirikan diatas tanah negara dan merupakan bangunan milik
Pemerintah Daerah.
2. 1 (satu) buah Ponkesdes mempunyai luas bangunan minimal sebesar
49 m2.
3. Lokasi Ponkesdes hendaknya mudah dijangkau oleh masyarakat, bebas
dari pencemaran, banjir dan tidak berdekatan dengan rel kereta api, tempat bongkar muat
barang, tempat bermain anak, pabrik industri dan limbah pabrik.
4. Luas lahan untuk bangunan tidak bertingkat, minimal 1,5 kali luas
bangunan.
5. Jenis Bangunan: Permanen
6. Kriteria bangunan yang memenuhi syarat minimal kesehatan:
Bangunan harus kuat, utuh, dinding tidak berlubang, atap kuat, luas ventilasi 20 % luas
lantai, penerangan cukup, lantai kedap air, sirkulasi udara yang baik.
7. Pada setiap ruangan periksa harus tersedia wastafel dengan air
mengalir.
8. Untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan di Ponkesdes
diperlukan ruangan-ruangan (denah pada lampiran 18).
Standar Ponkesdes 12
1 Ruang Periksa Perawat 1 buah 9
2 Ruang Periksa Bidan 1 buah 9
3 Ruang persalinan dan nifas 1 buah 12
4 Ruang tunggu 1 buah 4,5
5 Kamar mandi/WC 1 buah 3
6 Ruang Pendaftaran dan Obat 1 buah 4,5
7 Koridor 7
8 Luas Bangunan 49
3.2. Pembiayaan
1. Pembiayaan penyelenggaraan Ponkesdes diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota, APBD Provinsi, APBN, dan sumber lain yang
sah dan tidak mengikat.
2. Dana operasional Ponkesdes adalah dana yang dapat digunakan untuk kelangsungan
kegiatan di Ponkesdes, bisa berupa dana untuk pemeliharaan bangunan Ponkesdes,
pelaksanaan program maupun pembelian bahan pakai habis.
3. Tarif sesuai dengan aturan yang berlaku.
3.3. Peralatan
Peralatan kebidanan dan keperawatan harus terlihat bersih sehabis dipakai, langsung
dicuci, atau disetrika, disimpan pada tempatnya dengan rapi dan tertutup sehingga tidak ada
debu yang menempel.
Peralatan (minimal) dan bahan habis pakai yang harus dimiliki oleh Ponkesdes baik
dalam gedung maupun luar gedung yang terdiri dari:
1. Kit Bidan
Standar Ponkesdes 13
No Jenis Peralatan Jumlah Minimal
Peralatan
Standar Ponkesdes 14
I Kit Bidan
1 Alat Penghisap Lendir DeLee / Bulb 1 buah
2 Alat Penghisap Lendir Elektrik 1 buah
3 Bak Instrumen dengan tutup 2 buah
4 Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 2 buah
5 Bengkok Kecil 2 buah
6 Bengkok Besar 2 buah
7 Doppler 1 buah
8 Gunting Benang 2 buah
9 Gunting Episiotomi 2 buah
10 Gunting Verband 1 buah
11 Gunting Tali Pusat 2 buah
12 Pemeriksaan Hb 1 buah
13 Klem Pean/ Klem Tali Pusat 2 buah
14 Korcher Tang 2 buah
15 1/2 Klem Korcher/ Pemecah Ketuban 2 buah
16 Lancet 1 buah
17 Mangkok untuk Larutan 2 buah
18 Meteran 2 buah
19 Palu Refleks 1 buah
20 Penjepit Uterus 2 buah
21 Pelvimeter Obstetrik 1 buah
22 Pengukur Lingkar Kepala 1 buah
23 Pengukur Panjang Badan Bayi 1 buah
24 Pengukur Tinggi Badan (Microtoise) 1 buah
25 Pinset Anatomi Pendek 2 buah
26 Pinset Anatomi Panjang 2 buah
27 Pinset Bedah 2 buah
28 Pisau Pencukur 2 buah
29 Pita Pengukur Lila 1 buah
30 Penutup Mata (Okluder) 1 buah
31 Stetoskop Janin 1 buah
32 Stetoskop Neonatus 1 buah
33 Sudip lidah logam panjang 12 cm 1 buah
34 Sudip lidah logam panjang 16,5 cm 1 buah
35 Sonde mulut 1 buah
36 Sonde Uterus/Penduga 2 buah
37 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Besar 1 buah
38 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Kecil 1 buah
39 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Sedang 1 buah
40 Stetoskop 2 buah
41 Silinder Korentang Steril 2 buah
42 Spekulum Vagina (Sims) 1 buah
43 Tabung untuk bilas vagina 1 buah
44 Tampon Tang 1 buah
45 Termometer Dahi dan Telinga 1 buah
46 Thermometer digital 1 buah
47 Termometer Dewasa 1 buah
48 Tensimeter Dewasa 1 buah
Standar Ponkesdes 15
49 Timbangan Dewasa 1 buah
50 Timbangan Bayi 1 buah
51 Toples Kapas/Kasa Steril 1 buah
52 Torniket Karet 1 buah
53 Tromol Kasa / Kain Steril 1 buah
54 Resusitasi Dewasa beserta masker 1 buah
55 Resusitasi Bayi beserta masker 1 buah
56 Waskom Bengkok 1 buah
57 Waskom Cekung 1 buah
58 Weight baby scale + tray for 20 kg 1 buah
II Bahan Habis Pakai
1 Alkohol 5 botol
2 Betadine Solution atau Desinfektan lainnya 5 botol
3 Chromic Catgut 1 pak
4 Cairan NaCl 1 pak
5 Disposable Syringe, 1 cc 5 dus
6 Disposable Syringe, 2,5 3 cc 5 dus
7 Disposable Syringe, 5 cc 5 dus
8 Disposable Syringe, 10 cc 5 dus
9 Infus Set dengan Wing Needle untuk Anak dan Bayi no. 23 2 set
dan 25
10 1 gulung
Kasa
11 1 pak
Kapas
12 2 buah
Kateter Karet
13 1
Lidi kapas
14 1 pak
Masker
15 1 buah
Pelumas
16 1 buah
Sarung tangan
17 1 buah
Sabun Tangan atau Antiseptik
18 50 tes
Tes kehamilan strip
19 1 buah
Ultrasonic gel 250 ml
20 2 pak
Umbilical cord klem plastik
III
Perlengkapan
1 1 buah
Duk steril kartun
2 1 buah
Kotak Penyimpan Jarum atau Pisau Bekas
3 1 buah
Senter + baterai besar
4 1 pasang
Sarung Tangan Karet untuk Mencuci Alat
5 1 buah
Sikat untuk Membersihkan Peralatan
6 1 buah
Stop Watch
7 1 buah
Tas tahan air tempat kit
8 1 buah
Tempat Kain Kotor
9 1 buah
Tempat Plasenta
Standar Ponkesdes 16
1 Alat Test Darah Portable / rapid diagnostic test ( Hb, Gula 1 unit
darah, Asam Urat, Kolesterol)
2 1 buah
Bak Instrumen dilengkapi Tutup
3 1 buah
Gunting Angkat Jahitan
4 1 buah
Gunting Iris Lurus
5 1 buah
Gunting Jaringan
6 1 buah
Gunting Verband
7 1 buah
Klem Arteri
8 1 buah
Kom Iodine
9 1 buah
Kom Kapas Steril
10 1 buah
Kom dilengkapi tutup
11 1 buah
Nierbeken
12 1 buah
Palu Reflex
13 1 buah
Peak Flow Meter
14 1 buah
Pen lancet
15 1 buah
Penlight
16 1 buah
Pinset Anatomis
17 1 buah
Pinset Cirurgis
18 1 buah
Sphygmomanometer Dewasa dan anak
19 1 buah
Stetoskop Anak
20 1 buah
Stetoskop Dewasa
21 1 buah
Termometer
22 1 buah
Timbangan Badan Dewasa
II
Bahan Habis Pakai
1 1 buah
Alat tenun perawatan luka
2 1 botol
Alkohol 70% kemasan botol 100 ml
3 1 box
Alkohol Swab kemasan box isi 100 lembar
4 1 box
Blood Lancet kemasan box isi 25 buah
5 1 botol
Handscrub kemasan botol 500 ml
6 1 dos
Kasa Hidrofil Steril uk 16 cm x 16 cm kemasan dos isi 16
7 lembar 1 buah
8 Masker 1 botol
9 NaCl 0,9 % kemasan botol 500 ml 10 roll
10 Pembalut (gulung) hidrofil 4 m x 5 cm 1 roll
11 Plester 1 botol
12 Povidon Iodida larutan 10% kemasan botol 60 ml 1 buah
13 Refill Strip Asam Urat kemasan isi 25 strip 1 buah
14 Refill Strip Glukosa kemasan isi 25 strip 1 buah
15 Refill Strip Haemoglobin Darah kemasan isi 25 strip 1 buah
16 Refill Strip Kolesterol kemasan isi 25 strip 1 botol
17 Rivanol kemasan botol 300 ml 1 pasang
18 Sarung Tangan Non Steril 1 pasang
19 Sarung Tangan Steril 1 buah
III Sudip Lidah
1 Perlengkapan 1 buah
2 Duk Biasa 1 buah
3 Duk Bolong 1 buah
4 Meteran Gulung 1 buah
Standar Ponkesdes 17
5 Perlak Besar 1 buah
6 Perlak Kecil 1 buah
Tas Kanvas tempat kit
3. Kit Posyandu
No Jenis Peralatan Jumlah Minimal
Peralatan
I Kit Posyandu
1 Alat Permainan Edukatif 2 set
2 Food Model 1 set
Gunting perban 1 buah
3 Timbangan Bayi 1 unit
4 Timbangan Dacin dan perlengkapannya 1 set
5 Timbangan Dewasa 1 unit
6 Termometer Anak 1 buah
II Bahan Habis Pakai
1 Alkohol 1 botol
2 Cairan Desinfektan atau Povidone Iodin 1 botol
3 Kasa steril 1 kotak
4 Kapas 1 kotak
5 Perban 1 roll
6 Plester 1 roll
7 Masker Sesuai kebutuhan
8 Sarung tangan Sesuai kebutuhan
III Perlengkapan
1 Tas kanvas tempat kit 1 buah
4. Kit Imunisasi
Jenis Peralatan Jumlah Minimal
No Peralatan
I Kit Imunisasi
1 Vaksin Carrier 1 unit
II Bahan Habis Pakai
1 Alat Suntik Sekali Pakai 1 ml Sesuai kebutuhan
2 Alat Suntik Sekali Pakai 3 ml Sesuai kebutuhan
3 Alkohol Swab kemasan box isi 100 lembar 1 box
4 Vaksin Sesuai kebutuhan
III Perlengkapan
1 Kotak penyimpan jarum bekas 1 buah
2 Tas Kanvas tempat kit 1 buah
Standar Ponkesdes 18
c. Papan data.
d. Papan nama Ponkesdes.
e. Mebelair Ponkesdes minimal :
No Uraian Jumlah Satuan
1 Lemari obat 1 Buah
2 Meja 4 Buah
3 Tempat tidur periksa 3 Buah
4 Kursi lipat 6 Buah
5 Kursi tunggu panjang 1 Buah
6 Rak 1 Buah
Standar Ponkesdes 19
Tenaga Bidan di Ponkesdes adalah Bidan dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang
diangkat oleh Bupati/ Walikota atau bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) Pusat yang diangkat
oleh Menteri Kesehatan atau Bidan PTT daerah yang diangkat Bupati /Walikota.
Tenaga Perawat di Ponkesdes adalah perawat PNS atau Perawat Ponkesdes yang
ditempatkan oleh Bupati / Walikota, minimal DIII keperawatan.
BAB IV
UPAYA KESEHATAN DI PONKESDES
Standar Ponkesdes 20
Ponkesdes wajib berpartisipasi dalam penanggulangan bencana, wabah penyakit,
pelaporan penyakit menular dan penyakit lain yang ditetapkan oleh tingkat nasional dan
daerah serta dalam melaksanakan program prioritas pemerintah. Ponkesdes melaksanakan
pelayanan kesehatan dasar yang terdiri dari upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan.
Lingkup Upaya Pelayanan Kesehatan
Sebagai jejaring Puskesmas, Ponkesdes menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di wilayah
desa/kelurahan.
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Tingkat Pertama
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a). Pelayanan Promosi Kesehatan;
b). Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
c). Pelayanan Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana;
d). Pelayanan Gizi; dan
e). Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
a). Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
b). Pelayanan kesehatan jiwa
c). Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
d). Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
e). Pelayanan kesehatan olahraga
f). Pelayanan kesehatan indera
g). Pelayanan kesehatan lansia
h). Pelayanan kesehatan kerja
i). Pelayanan kesehatan lainnya.
Disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan
potensi sumber daya yag tersedia.
B. Upaya Kesehatan Perseorangan Tingkat Pertama
a). Rawat jalan
b). Home care
Standar Ponkesdes 21
Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat sesuai sosial
budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Tujuan promosi kesehatan adalah agar masyarakat mau dan mampu menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) rumah
tangga yang diharapkan adalah 10 (sepuluh) indikator rumah tangga sehat meliputi:
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI eksklusif, menimbang bayi
atau Balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan sayur dan buah setiap hari,
melakukan aktifitas fisik setiap hari serta tidak merokok di dalam rumah.
Jenis komunikasi dalam promosi kesehatan:
Komunikasi perorangan (komunikasi interpersonal)
Komunikasi kelompok
Komunikasi massa
Macam metode dalam Promosi Kesehatan :
Ceramah
Diskusi Kelompok
Curah pendapat
Demonstrasi, dll.
Pemilihan metode harus dilakukan dengan memperhatikan kemasan informasinya, keadaan
penerima informasi (termasuk sosial budayanya) dan hal-hal lain seperti ruang dan waktu.
Agar pesan dapat mudah diterima oleh sasaran, maka sebaiknya dalam melaksanakan
penyuluhan menggunakan alat bantu atau media penyuluhan.
Jenis media penyuluhan:
Leaflets, Poster, lembar balik, stiker
Spanduk, Umbul umbul, Banner
Pemberdayaan Masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif,
untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi
masalah, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi
setempat.
Standar Ponkesdes 22
Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dan
keluarga dalam bidang kesehatan, sehingga masyarakat akan dapat berkontribusi dalam
meningkatkan derajat kesehatan.
Antara Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Promosi Kesehatan selalu bertujuan akan adanya kemampuan dan
kemauan masyarakat untuk bertindak yaitu yang disebut sebagai masyarakat yang berdaya,
sedangkan Pemberdayaan Masyarakat selalu harus diawali dengan pemberian informasi yang
terus menerus.
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses, salah satu bentuk proses
pemberdayaan masyarakat saat ini adalah berkembangnya kegiatan Desa Siaga. Keberhasilan
Proses pemberdayaan dapat dilihat dengan terwujudnya berbagai Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di masyarakat.
UKBM adalah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibentuk dari, oleh ,
untuk dan bersama masyarakat.
Jenis-jenis UKBM :
Posyandu
Poskesdes
Poskestren
Pos UKK, dll
b. Kegiatan Promosi Kesehatan yang dilaksanakan di Ponkesdes
1. Kegiatan di dalam gedung
Melakukan penyuluhan perorangan, keluarga dan kelompok.
Pemasangan dan pemanfaatan Media Promosi Kesehatan.
Melaksanakan konseling masalah kesehatan.
Pencatatan dan pelaporan kegiatan promosi kesehatan.
2. Kegiatan di luar gedung
Melakukan pendekatan kepada pimpinan wilayah setempat agar mendapat
dukungan dalam pengembangan kegiatan kesehatan.
Membina hubungan kerjasama dengan para tokoh masyarakat/agama di desa.
Melakukan kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan, Lembaga Sosial
Masyarakat ( LSM) , Tokoh Masyarakat ( TOMA) dan Tokoh Agama ( TOGA).
Melakukan penyuluhan perorangan pada saat kunjungan rumah.
Melakukan Penyuluhan kelompok yang ada (pengajian, arisan, karang taruna dsb).
Melakukan pengembangan dan pembinaan UKBM yang berkembang di desa
( Posyandu, Poskestren, Pos UKK, Poskesdes dsb.)
Mengembangkan Desa Siaga Aktif.
Standar Ponkesdes 23
Memberdayakan Masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Standar Ponkesdes 28
mengabaikan peningkatan kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB serta penatalaksanaan
penderita.
b. Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular serta masalah kesehatan
1. Kegiatan di dalam gedung
Pengamatan perkembangan penyakit (data kesakitan dan kematian) menurut
karakteristik epidemiologi (waktu, tempat dan orang) dalam rangka kewaspadaan
dini dan respon KLB (Kejadian Luar Biasa).
Melakukan screning TT WUS.
Membuat pemetaan, daerah rawan bencana, rawan imunisasi dengan indikator
cakupan imunisasi (kurang dari target yang ditentukan). Dengan disertai analisis
faktor penyebabnya
Analisa data Surveilans Berbasis Masyarakat sebagai dasar pengambilan
keputusan ataupun tindakan penanggulangan.
Melakukan pelayanan penderita Pneumonia Balita, Diare, TB Paru, Kusta dan
DBD.
Melakukan rujukan diagnosis (pada TB, Kusta) dan rujukan kasus (Pneumonia
Balita, Diare, TB Paru, Kusta dan DBD) yang tidak bisa ditangani di Ponkesdes.
Pengambilan obat dan pengawasan menelan obat (TB dan Kusta).
Pelayanan konseling.
Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan.
2. Kegiatan di luar gedung
Pelayanan di Posyandu (imunisasi dan pemeriksaan PTM).
Pemeriksaan Jentik Berkala (DBD) di rumah-rumah dan tempat-tempat umum
serta Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN).
Penyuluhan kepada masyarakat melalui kegiatan yang ada di desa/kelurahan
setempat.
Melakukan penemuan suspek TB, Kusta secara aktif (kunjungan rumah,
pemeriksaan kontak, survey penjaringan, dsb).
Melakukan pelacakan kasus mangkir (TB, Kusta).
Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi dan tindakan Pengendalian dan
Pemberantasan Penyakit Potensi Wabah (kolera, pes Bubo, Demam Berdarah
Dengue).
Penyelidikan epidemiologi bila terjadi KLB.
Melakukan pelacakan dan menentukan daerah fokus penyakit potensi KLB
(kolera, pes Bubo, Demam Berdarah Dengue, Campak, Polio, Difteri, Pertusis,
Rabies, Malaria, Avian influenza H5N1, penyakit Antraks, Leptospirosis,
Hepatitis, Influenza A baru/H1N1, Meningitis, Demam kuning Cikungunya)
dengan membuat pemetaan.
Standar Ponkesdes 29
Mengambil tindakan darurat pengobatan dan melakukan rujukan sesegera
mungkin.
Melakukan pencarian kasus penderita secara aktif (pelacakan kasus, kunjungan
rumah, pelacakan kontak, dsb).
Melakukan pelacakan kasus mangkir (TB, Kusta).
Pelayanan di Posyandu.
Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di rumah-rumah atau tempat-tempat umum.
Penyuluhan kepada masyarakat melalui kegiatan yang ada di desa/kelurahan
setempat.
Melakukan koordinasi lintas sektor dan tokoh masyarakat dalam rangka
pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
a. Deskripsi
Keperawatan Kesehatan Masyarakat adalah suatu bidang dalam keperawatan
kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
Prioritas sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah keluarga rawan terutama
yang berpenghasilan rendah. Keluarga rawan adalah keluarga yang rentan terhadap masalah
kesehatan (vulnerable group), terutama keluarga yang mempunyai ibu hamil/nifas/menyusui
(termasuk balitanya), usia lanjut, penderita penyakit kronis baik menular maupun tidak
menular.
b. Kegiatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
1. Kegiatan di dalam gedung
Melakukan Asuhan keperawatan individu (rawat jalan) pada pasien yang datang ke
Ponkesdes yang meliputi keluhan utama atau SOAP.
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
Asuhan keperawatan terhadap pasien rawat jalan.
Penemuan kasus baru (deteksi dini) pada pasien rawat jalan.
Penyuluhan/ Pemberian nasehat (konseling) keperawatan.
Pemantauan keteraturan berobat.
Rujukan kasus/masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain.
Standar Ponkesdes 30
Kegiatan yang merupakan tugas limpah sesuai pelimpahan kewenangan
yang diberikan dan atau prosedur yang telah ditetapkan (contoh pengobatan,
penanggulangan kasus gawat darurat, KLB, dll).
Menciptakan lingkungan terapeutik dalam pelayanan kesehatan di dalam
gedung.
Dokumentasi keperawatan.
2. Kegiatan di luar gedung
Melakukan kunjungan luar gedung ke keluarga/kelompok/masyarakat untuk
melakukan asuhan keperawatan di keluarga/kelompok/masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
Penemuan suspek/kasus kontak serumah.
Penyuluhan/Pendidikan kesehatan pada individu dan keluarganya.
Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan.
Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai rencana.
Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak
langsung (indirect care).
Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan.
Pencatatan dan pelaporan.
a) Asuhan keperawatan Individu
Melakukan Asuhan keperawatan individu baik dalam gedung ataupun luar gedung
dengan melakukan pengkajian, perencanan, pelaksanaan dan evaluasi.
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
Melakukan Pengkajian terhadap pasien.
Penemuan kasus baru (deteksi dini) pada pasien rawat jalan.
Penyuluhan/ Pemberian nasehat (konseling) keperawatan.
Pemantauan keteraturan berobat.
Rujukan kasus/masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain.
Kegiatan yang merupakan tugas limpah sesuai pelimpahan kewenangan yang
diberikan dan atau prosedur yang telah ditetapkan (contoh pengobatan,
penanggulangan kasus gawat darurat, KLB, dll).
Menciptakan lingkungan terapeutik dalam pelayanan kesehatan di dalam
gedung.
Dokumentasi keperawatan.
Standar Ponkesdes 31
Identifikasi keluarga rawan kesehatan/keluarga miskin dengan masalah
kesehatan di masyarakat.
Penemuan dini suspek/kasus kontak serumah.
Pendidikan/penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (lingkup keluarga).
Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai rencana.
Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak
langsung (indirect care).
Pelayanan kesehatan sesuai rencana, misalnya memantau keteraturan
berobat pasien dengan pengobatan jangka panjang.
Pemberian nasehat ( konseling) kesehatan/keperawatan di rumah.
Pencatatan dan pelaporan.
c) Asuhan keperawatan kelompok khusus
Merupakan asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat rawan kesehatan
yang memerlukan perhatian khusus, baik dalam suatu institusi maupun non
institusi (Posyandu, Panti Asuhan, Panti Jumpo, LP atau kelompok penyakit
menular ataupun tidak menular dll).
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
Identifikasi faktor-faktor resiko terjadinya masalah kesehatan di kelompok.
Pendidikan/penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan.
Pelayanan keperawatan langsung (direct care) pada penghuni yang
memerlukan keperawatan.
Memotivasi pembentukan, membimbing, dan memantau kader-kader
kesehatan sesuai jenis kelompoknya.
Pencatatan dan pelaporan.
d) Asuhan Keperawatan masyarakat di daerah binaan.
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada masyarakat yang rentan atau
mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan.
Standar Ponkesdes 32
a. Deskripsi
Upaya kesehatan perseorangan di Ponkesdes berupa pengobatan dasar sesuai dengan
kewenangan yang diberikan kepada perawat dan bidan Ponkesdes, kegiatan dilaksanakan
dalam bentuk rawat jalan dan home care yang dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur
operasional dan standar pelayanan. Pengobatan dasar yang dilakukan di Ponkesdes dilakukan
oleh perawat dan bidan dengan pelimpahan tugas dan wewenang.
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan
temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam proses
pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan
untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil
mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang
rasional. Pengobatan rasional menurut WHO 1987 yaitu pengobatan yang sesuai indikasi,
diagnosis, tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan harga
terjangkau.
4.2.1. Rawat Jalan
Kegiatan pengobatan dasar di dalam gedung
Konseling pengobatan.
Diagnosa dan terapi dasar .
Pertolongan pertama pada kecelakaan atau gawat darurat penyakit.
Rujukan pasien.
Rehabilitasi pasien.
4.2.2. Home Care
Kegiatan pengobatan dasar di luar gedung
Penyuluhan tentang penyakit.
Pengobatan sederhana .
Deteksi dini pada keluarga dan masyarakat.
Standar Ponkesdes 33
BAB V
PENCATATAN PELAPORAN
Standar Ponkesdes 34
b. Pelayanan Kesehatan Anak 1) Kartu anak
2) Formulir MTBM dan MTBS
3) Buku KIA
4) Register kohort bayi
5) Register kohort Anak Balita
6) Register kohort Anak Prasekolah
7) Register penyimpangan tumbuh kembang
8) PWS-KIA ( Anak )
9) LB3KIA
10) Laporan Kematian bayi dan balita
c. Pelayanan Keluarga Berencana 1) Kartu status KB (K4)
dan Kesehatan Reproduksi 2) Register kohort KB/sejenisnya
3) Lb3 KUSUB/Laporan bulanan
KB/sejenisnya
4) PWS KB
5) Laporan PPIA
4 Gizi Masyarakat 1) LB 3 Gizi
2) Peta Kadarzi
3) Balita gizi buruk yang mendapat perawatan
4) Balita gizi buruk yang dapat intervensi
5) PWS Gizi
5 Pencegahan dan Pengendalian 1) Laporan kader (Form SBM/Surveilence
Penyakit Berbasis Masy)
2) Form Surveillance terpadu penyakit
berbasis Ponkesdes ( Laporan Bulanan)
3) Laporan Minggguan Wabah/PWS KLB.
4) Laporan KLB (W1)bila ada KLB
5) Laporan suspek kasus TB baru ditemukan
6) Laporan suspek baru kusta ditemukan
7) Laporan kasus Pneumonia Balita ditemukan
dan di obati/ dirujuk
8) Laporan kasus diare ditemukan dan di
obati/ dirujuk
9) Laporan kasus / tersangka DBD yang
ditemukan/dirujuk
10) Hasil Pemeriksaan Jentik
Standar Ponkesdes 35
11) Laporan Imunisasi
12) Laporan Posbindu Penyakit Tidak Menular.
6 Keperawatan Kesehatan 1) Formulir Dokumentasi Keperawatan
Masyarakat individu, keluarga, kelompok dan
komunitas.
2) Family Folder
3) Register Kohort Pembinaan Keluarga
Rawan
4) Rekapitulasi Pembinaan Keluarga Rawan
5) Peta KK rawan
6) Kantong Perkesmas
7 Rawat jalan dan home care 1) Laporan Kasus Penyakit (LB1)
2) LB4
3) Register Rawat Jalan dan Home Care
4) Pola penyakit ( 10 terbanyak)
Mekanisme Pelaporan
1. Koordinator Ponkesdes mengumpulkan Laporan Bulanan dan harus sudah diserahkan ke
Puskesmas selambat-lambatnya tanggal 1 bulan berikutnya. (penutupan pencatatan dan
pelaporan Kesehatan Ibu dan Anak dilakukan setiap tanggal 25 bulan berjalan).
2. Laporan Bulanan Kinerja Ponkesdes dianalisa dengan Evaluasi kinerja Tribulan
Kumulatif Triwulan I/II/III/IV Ponkesdes (lampiran 19) dan dilaporkan ke Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya selanjutnya
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi beserta laporan pelaksanaannya.
3. Untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat ( telaah UKBM ) karena penilaiannya 1 (satu)
tahun sekali maka digunakan laporan tahunan ( Formulir laporan Profil Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat ) sebagaimana terlampir.
Standar Ponkesdes 36
BAB VI
Standar Ponkesdes 37
BAB VII
PENILAIAN STANDAR PONKESDES
Nilai Standar Ponkesdes = Sub total 1 + Sub total 2 + Sub total 3 + Sub total 4
BAB VIII
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, (1990). Pondok Bersalin. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Keluarga Ditjen
Pembinaan Kesehatan Masyarakat.
Depkes RI, (1996). Pedoman Pemantauan dan Penilaian Program Perawatan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI.
Standar Ponkesdes 39
Depkes RI, (2001). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/MENKES/SK/XI/2001 tentang
Registrasi dan Praktik Perawat.
Depkes RI, (2007). Standar Pelayanan Minimal Pengendalian Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Dirjen PP dan PL
Jakarta.
Dinkes Prov. Jatim, (2010). Pedoman Pengukuran Tingkat Perkembangan UKBM. Surabaya.
Dinkes Prov. Jatim, (2010). Pedoman Pelaksanaan Pondok Kesehatan Desa di Provinsi Jawa
Timur). Surabaya.
Dinkes Prov. Jatim, (2011). Standar Ponkesdes (Pondok Kesehatan Desa). Surabaya.
Hanafiah, Jusuf, Amir, Amri, (1999). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. EGC: Jakarta.
Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah Kabupaten
/Kota di Jawa Timur tentang Kerjasama Pembangunan Daerah. Surabaya.
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 4 tahun 2010 tentang Pondok Kesehatan Desa
(Ponkesdes). Surabaya.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur tahun
2014-2019. Surabaya
Kementerian Kesehatan RI, (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta.
Standar Ponkesdes 40
Kementerian Kesehatan RI, (2013). Instrumen Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI, (2013). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI, (2014). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial.
Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI, (2015). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu edisi dua, Dirjen
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Kesehatan Ibu. Jakarta.
Lampiran 1
PENDERITA
PENDAFTARAN
Standar Ponkesdes 41
PEMERIKSAAN KESEHATAN
PULANG
JAM PELAYANAN
Senin- Sabtu : 07.00 15.00 WIB
Minggu : Tutup
Lampiran 2
Standar Ponkesdes 42
Standar Ponkesdes 43
Standar Ponkesdes 44
Standar Ponkesdes 45
Standar Ponkesdes 46
Standar Ponkesdes 47
Standar Ponkesdes 48
Lampiran 3
Standar Ponkesdes 49
Sasaran yang disurvei adalah KK yang berbalita sejumlah hasil perkalian dimaksud (20 %
x Jml KK di Desa/Kel) yang dipilih secara random.
Rumah Tangga Sehat adalah jumlah rumah tangga yang memenuhi 10 indikator PHBS
sebagai berikut:
1. Pertolongan persalinan oleh Nakes
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
Untuk menentukan skor rumah tangga sehat bisa dilihat pada lampiran formulir
Kuesioner Kajian rumah tangga sehat.
Dari hasil skor rumah tangga sehat per KK yang disurvei direkap menjadi satu desa
(formulir rekapan satu desa/kelurahan terlampir) sehingga jumlah rumah tangga yang
memenuhi 10 indikator PHBS dapat dihitung.
b. Posyandu Purnama Mandiri ( PURI ) adalah jumlah Posyandu balita dengan strata
Purnama dan Mandiri di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.
Posyandu Purnama adalah Posyandu balita dengan nilai tingkat perkembangannya 75 - 94
pada skor Telaah Kemandirian UKBM ( Posyandu Balita ) di wilayah kerja desa /
kelurahan selama periode Januari s/d Desember sebagaimana format terlampir.
Posyandu Mandiri adalah Posyandu balita dengan nilai tingkat perkembangannya 95 -100
pada skor Telaah Kemandirian UKBM ( Posyandu Balita ) di wilayah kerja
desa/kelurahan selama periode Januari s/d Desember sebagaimana format terlampir.
Standar Ponkesdes 50
Cara perhitungan / rumus:
Jumlah Posyandu PURI x 100 %
Jumlah Posyandu
Lampiran 4
Yang bertanda tangan dibawah ini kepala Puskesmas..., memberikan tugas kepada:
Nama :
NIP :
Pendidikan :
Jabatan : Perawat Ponkesdes..........................................................................................
Kedudukan : Berada dibawah dan bertanggung jawab kepada............................................
Fungsi : Membantu pelaksanaan pelayanan di Ponkesdes
Standar Ponkesdes 51
Hasil Kerja : Masyarakat desa yang sehat
Pelaksanaan Kerja:
1. Uraian Tugas:
a.Menyusun rencana kerja tahunan
b. Mengajukan kebutuhan obat, mengambil dan menyimpan obat
c.Memeriksa pasien, melakukan tindakan pelayanan dan memberikan obat
d. Melakukan tindakan kegawatdaruratan
e.Melakukan pengamatan dan pencegahan penyakit
f. Melakukan pembinaan dan pendampingan PSN
g. Memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat gizi masyarakat
h. Melaksanakan pendampingan kegiatan di Posyandu bersama bidan
i. Melakukan kunjungan rumah
j. Mendokumentasikan hasil layanan dan hasil kegiatan sesuai pedoman yang berlaku
k. Membuat laporan hasil layanan dan hasil kegiatan
l. Mengikuti rapat atau pertemuan internal dan atau lintas sektor
m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Puskesmas
n. Melaksanakan pembinaan UKBM dan kegiatan pengembangan desa siaga
aktif bersama bidan.
o. Melaksanakan pembinaan PHBS ke masyarakat
2. Tanggung Jawab:
a. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai SOP
b. Memelihara inventaris atau alat keperawatan
3. Wewenang :
a. Menggunakan alat atau inventaris keperawatan untuk kepentingann pelayanan
b. Melakukan tindakan medis sesuai dengan kompetensi
c. Merujuk pasien ke Puskesmas atau rumah sakit
Uraian tugas ini berlaku selama yang bersangkutan masih menduduki jabatan tersebut diatas.
Standar Ponkesdes 52
() (.)
NIP NIP
Mengesahkan
Kepala Puskesmas
()
NIP
Lampiran 5
Yang bertanda tangan dibawah ini kepala Puskesmas...., memberikan tugas kepada:
Nama :
NIP/NIK :
Pendidikan :
Jabatan : Bidan Ponkesdes....................................................................
Kedudukan : Berada dibawah dan bertanggung jawab kepada................
Fungsi : Membantu pelaksanaan pelayanan di Ponkesdes
Hasil Kerja : Masyarakat desa yang sehat
Standar Ponkesdes 53
Pelaksanaan Kerja:
1.Uraian Tugas:
a.Menyusun rencana kerja tahunan
b. Mengajukan kebutuhan obat, mengambil dan menyimpan obat
c.Memberikan pelayanan kesehatan masa sebelum hamil
d. Memberikan pelayanan kesehatan masa hamil
e.Memberikan pelayanan kesehatan persalinan
f. Memberikan pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan
g. Memberikan pelayanan kontrasepsi
h. Memberikan pelayanan kesehatan seksual
i. Memberikan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
j. Memberikan pelayanan kesehatan bayi, anak balita dan pra sekolah
k. Memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat
l. Melaksanakan pendampingan kegiatan di Posyandu bersama perawat
m. Melakukan kunjungan rumah
n. Mendokumentasikan hasil layanan dan hasil kegiatan sesuai pedoman yang
berlaku
o. Membuat laporan hasil layanan dan hasil kegiatan
p. Mengikuti rapat atau pertemuan internal dan atau lintas sektor
q. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Puskesmas
r. Melaksanakan pembinaan UKBM dan kegiatan pengembangan desa siaga aktif
bersama perawat.
s. Melaksanakan pembinaan PHBS ke masyarakat
2. Tanggung Jawab:
a. Memberikan pelayanan kebidanan sesuai SOP
b. Memelihara inventaris atau alat kebidanan
3. Wewenang :
a. Menggunakan alat atau inventaris kebidanan untuk kepentingann pelayanan
b. Melakukan tindakan medis sesuai dengan kompetensi
c. Merujuk pasien ke Puskesmas atau rumah sakit
Uraian tugas ini berlaku selama yang bersangkutan masih menduduki jabatan tersebut diatas.
Standar Ponkesdes 54
Dibuat oleh .....................,.........................
Koordinator ................... Personil yang bersangkutan.
() ()
NIP NIP
Mengesahkan
Kepala Puskesmas
()
NIP
Lampiran 6
Standar Ponkesdes 55
Standar Ponkesdes 56
Standar Ponkesdes 57
Lampiran 7
REKAM MEDIK
Nama :................................................................Umur......................................
Nama KK :...............................................................................................................
Alamat :...............................................................................................................
No Indeks :...............................................................................................................
Standar Ponkesdes 58
*B = Baru = Kunjungan penderita untuk pertama kali
*L = Lama = Kunjungan berikutnya.
*KKL = Kunjungan Kasus Lama Penyakit.
Lampiran 8
SOP
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Standar Ponkesdes 59
3. Buku catatan
4. Alat tulis
6. Langkah-
langkah 1. Memberi tahu pasien.
2. Lengan baju dibuka atau digulung.
3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa
karetnya berada disisi luar tangan.
4. Pompa tensimeter dipasang.
5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskope ditempatkan pada
daerah tersebut.
6. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka, selanjutnya
balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air
raksa didalam pipa gelas naik.
7. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan sambil memperhatikan
turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan
terakhir.
8. Mencatat hasil pengukuran.
7. Bagan Alir
8. Unit Terkait 1. Rawat Jalan
2. Home Care
9. Dokumen 1. Rekam Medis
Terkait 2. Catatan Tindakan
10. Rekaman
historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
Lampiran 9
SOP
PERAWATAN LUKA
Perawatan Luka
No. Dokumen :
LOGO PEMDA No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Nama Ka Puskesmas
Nama Puskesmas Dx
NIP
1. Pengertian Tata cara perawatan luka yang dilakukan pada pasien yang berada di
rumah
2. Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan perawatan luka di rumah
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.............tentang....................................
4. Referensi Pedoman Layanan Klinis Puskesmas............................................
5. Alat dan Bahan
1. Alat
Standar Ponkesdes 60
a. Bak instrumen
b. Pinset anatomis
c. Pinset chirrugis
d. Gunting jaringan
e. Arteri klem
f. Kassa dan depres dalam tromol
g. Handschone / gloves steril
h. Kom kecil/ sedang
i. Pembalut sesuai kebutuhan
j. Kasa
k. Kasa gulung
l. Betadine sol
m. Cairan pencuci luka dan disinfektan
n. Alkohol 70 %
2. Bahan
a. Gunting verband
b. Neerbeken / bengkok
c. Plester (adhesive) atau hipafix micropone
d. Tas plastik kotoran / tempat sampah
e. Alat tulis
f. Family Folder
Standar Ponkesdes 61
micrope untuk memfiksasi
15. Meletakan pinset dan gunting dalam bengkok yang berisi cairan
desinfektan
16. Melepaskan gloves dengan bagian luar , kemudian buang kedalam
tas plastik
17. Membereskan peralatan dan memberikan kenyamanan bagi klien
18. Mencuci tangan
19. Mengecek pembalut dan area luka
20. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
7. Bagan Alir
8. Unit Terkait 1. Rawat Jalan
2. Home Care
9. Dokumen 1. Rekam Medis
Terkait 2. Catatan Tindakan
10. Rekaman
historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
Lampiran 10
SOP
PENYULUHAN KESEHATAN KEPADA INDIVIDU/KELUARGA
7. Bagan Alir
8. Unit Terkait 1. Rawat Jalan
2. Home Care
9. Dokumen 1. Rekam Medis
Terkait 2. Catatan Tindakan
10. Rekaman
historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
Lampiran 11
SOP
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DBD DI PONKESDES
Lampiran 12
SOP
PENIMBANGAN BALITA
Penimbangan Balita
No. Dokumen :
LOGO PEMDA No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Nama Ka Puskesmas
Nama Puskesmas Dx
NIP
1. Pengertian Tatacara m enimbang balitadi Ponkesdes
2. Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan penimbangan balita
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.............tentang....................................
4. Referensi Pedoman UKM Puskesmas............................................
5. Alat dan Bahan
6. Langkah- 1. Gantung dacin pada tempat yang kokoh seperti penyangga kaki tiga
langkah atau pelana rumah atau kusen pintu atau dahan pohon yang kuat
Standar Ponkesdes 64
2. Atur posisi batang dacin sejajar dengan mata penimbang
3. Pastikan bandul geser berada pada angka nol dan posisi paku tegak
lurus.
4. Pasang sarung timbang / celana timbang yang kosong pada dacin
5. Seimbangkan dacin dengan memberi kantung plastik berisikan pasir
batu di ujung dacin sampai kedua jarum tegak lurus.
6. Masukkan balita ke dalam sarung timbang denganpakaian
seminimal mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak lurus
7. Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung bandul geser.
8. Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas atau buku bantu
dalam kg dan ons.
9. Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari sarung ,
celana, kotak timbang.
7. Bagan Alir
8. Unit Terkait 1. Rawat Jalan
2. Home Care
9. Dokumen 1. Rekam Medis
Terkait 2. Catatan Tindakan
10. Rekaman
historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
Lampiran 13
SOP
P2TB DALAM GEDUNG PONKESDES
Standar Ponkesdes 66
Lampiran 14
(.) () (.)
nama jelas nama jelas nama jelas
2.
(..)
Nama jelas
** Isi dengan jenis tindakan medis yang akan dilakukan
Lingkari dan coret yang lain
Lampiran 15
b. Telah saya pahami sepenuhnya informasi dan penjelasan yang diberikan dokter.
c. Atas tanggung jawab dan resiko saya sendiri tetap menolak untuk dilakukan tindakan
medis yang dianjurkan dokter .
Tgl.Bulan.tahun.
Saksi-saksi Perawat/Bidan Yang membuat pernyataan
Tanda tangan Tanda tangan Tanda tangan
1
(.) () (.)
nama jelas nama jelas nama jelas
2.
(..)
Nama jelas
** Isi dengan jenis tindakan medis yang akan dilakukan
Lingkari dan coret yang lain
Lampiran 16
KOP PUSKESMAS
KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS ..
Nomor.
TENTANG
PENDELEGASIAN PENGOBATAN DASAR
DI UPT PUSKESMAS ................
Menimbang : a. .........
b. .........dst
Mengingat : 1 Permenkes No . 512/Menkes/Per/IV/200 tentang Ijin Praktik Dokter
dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran
Standar Ponkesdes 69
2. Kepmenkes No. 1239/SK/Menkes/XI/2001 tentang Registrasi dan
Praktik Perawat.
MEMUTUSKAN
Nama
Standar Ponkesdes 70
3M 3M 1M
Lampiran 17
RUANG PERIKSA RUANG PERIKSA KMR
DENAH BANGUNAN
PERAWAT PONKESDES MINIMAL DI JAWA TIMUR
MANDI/
3M BIDAN 3M
WC
BELAKANG
1M 1M
RUANG RUANG
TUNGGU OBAT
PASIEN
RUANG
BERSALIN DAN NIFAS
3M 3M
RUANG
PENDAF-
TARAN
Standar Ponkesdes 71
1,5 M 4M
1,5 M
DEPAN
Lampiran 18
Standar Ponkesdes 72
Standar Ponkesdes 73
Standar Ponkesdes 74
Standar Ponkesdes 75
Standar Ponkesdes 76
Standar Ponkesdes 77
Lampiran 19
KOP SURAT
NO KEGIATAN REALISASI
1 SK Pengangkatan Perawat dan SK. .. No. .. tentang
Bidan ..
Dasar usulan No.......................
Tanggal.
Standar Ponkesdes 78
4. Gedung/Bangunan Tersendiri dan Milik desa : Ponkesdes
Milik Bidan : Ponkesdes
Gabung : .. Ponkesdes
Kondisi gedung ............Baik/...........rusak
9 Permasalahan
10 Solusi
Standar Ponkesdes 79