You are on page 1of 12

99 14

Karunia Roh Kudus (Kis 2:38),

Karunia-karunia Rohani (1Kor 12:1) dan Buah Roh (Gal 5:16-26).

> Karunia Roh Kudus

Kata Karunia Roh jelas sekali hubungan erat dengan kata anugerah, artinya sesuatu
yang disebabkan oleh anugerah Allah. Penggunaan kata itu dalam Perjanjian Baru mencakup
dari karunia keselamatan (Rm.6:23) sampai pada karunia pemeliharaan Allah (2 Kor.1:11),
hingga penggunaan yang paling sering dalam hubungannya dengan kasih karunia bagi orang
percaya, maka karunia rohani adalah suatu kemampuan yang diberikan Allah untuk
pelayanan. Charles C.Ryrie mengatakan: Karunia Rohani adalah: suatu kemampuan yang
diberikan Allah, Kristus dan Roh Kudus adalah pemberi karunia-karunia tersebut dengan
tujuan untuk pelayanan, maka setiap karunia tersebut harus melayani tubuh Kristus.1

Istilah karunia-karunia Roh dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata benda jamak
yaitu Yunani: (baca: kharismata), menunjukkan belas kasihan, memberi dengan
cuma-cuma yang dihubungkan dengan kata benda kharis artinya kasih karunia.
Karena itu kharismata barangkali lebih tepat terjemahan karunia-karunia pengasihan2
sedangkan kata benda Ruakh berasal dari kata kerja yang berarti mengeluarkan nafas dengan
kuat dari hidung. Ruakh sering berarti angin dan sering pula dianggap berkuasa, bahkan
bisa merusak, tetapi selalu dikendalikan oleh Allah untuk melaksanakan kehendakNya.
Pneuma istilah Yunani adalah padan Ruakh dan arti umum pneuma sama dengan arti Ruakh
mengacu pada Roh Kudus.3

Setiap orang mempunyai karunia (I Ptr.4:10), tetapi karunia khusus yang disediakan
untuk sejumlah orang (I Kor.12:30), dan orang-orang yang diberkati karunia-karunia ini
adalah juga pemberian- pemberian, yang berasal dari Kristus yang naik ketempat tinggi
yang diberikan kepada Gereja (Ef.4:7)4. Setiap pelayanan gereja direncanakan untuk
bertumbuh baik secara kualitas maupun kuantitas. Oleh sebab itu agar pelayanan gereja
bertumbuh pesat, karunia Roh Kudus mempunyai peranan yang aktif dalam pertumbuhan
gereja. Karunia Roh Kudus dimiliki oleh setiap orang yang percaya. Sebab kepada yang

1
Charles C.Ryrie, Teologi Dasar 2, (Yogyakarta: Yayasan Andi,1986), hlm.145
2
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,1988), hlm.522
3
Ibid, Hlm 316
4
J.Wesley Brill, Tafsiran Surat Kor Pertama, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003), hlm 522
seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain
Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.

Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa
untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat,
dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh.
Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan
kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. (1 Kor12:8-10)

> Karunia-karunia Roh

Ada dua istilah Yunani dipakai untuk menjelaskan karunia-karunia rohani. Pertama,
pneumatikos yang berarti hal-hal rohani (Spiritual things), atau hal-hal yang bertalian
dengan Roh. Kata ini menekan tentang sifat rohani dan asal karunia-karunia rohani; Karunia-
karunia itu bukan talenta, tetapi lebih bersumber pada Roh Kudus, karunia-karunia itu secara
adikodrati diberikan kepada orang percaya oleh Roh Kudus (1 Kor 12:11). Kedua, kata yang
sering dipakai juga adalah charisma berarti pemberian anugerah(grace gift). Kata ini
menekankan bahwa karunia rohani adalah pemberian dari Allah, ini bukan suatu
pengembangan kemampuan, tapi pemberian dari Allah, ini bukan suatu pengembangan
kemampuan, tapi pemberian yang dikaruniakan kepada orang percaya (1 Kor 12:4). Dalam
Roma 12, Paulus juga menjelaskan bahwa karunia-karunia rohani adalah diterima melalui
pemberian anugerah kepada orang percaya (12:3,6). Definisi yang sederhana adalah
pemberian Ilahi yang berupa kemampuan yang khusus kepada anggota-anggota tubuh
Kristus untuk pelayanan.

Dua konsep tentang karunia-karunia rohani:

a. Karunia rohani kepada seorang individu (orang percaya) untuk memampukan dia untuk
pelayanan rohani (1 Kor 12:11)

b. Karunia rohani kepada gereja adalah orang yang secara unik diperlengkapi untuk
pembangunan dan pendewasaan gereja (Ef 4:11-13).

Konsep yang salah adalah, bahwa karunia rohani itu adalah tempat melayani.
Misalnya seseorang dianggap mempunyai karunia rohani untuk melayani ditempat kumuh.
Atau orang mengatakan bahwa ia diberi karunia untuk melayani diantara pelajar/siswa.
Karunia rohani tidak sama dengan talenta alamiah. Mungkin ada hubungan, namun
talenta/bakat adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, kemudian dikembangkan, sedangkan
karunia rohani diberikan secara supranatural oleh Allah pada saat seseorang bertobat.
Perbandingan dibawah ini dapat menolong :

Deskripsi tentang karunia-karunia rohani.

a. Rasul (Ef 4:11).

Perbedaan penting perlu dibuat antara karunia rohani dan jabatan. Rasul sebagai
jabatan sangat terbatas, yaitu hanya kepada 12 murid dan Paulus. Dalam Lukas 6:13, Tuhan
Yesus memanggil murid-murid kepada diriNya sendiri dan Tuhan memilih mereka sebagai
rasul-rasul. Kepada kedua belas murid Tuhan memberikan otoritas unik yang hanya terbatas
bagi mereka yang ada dalam jabatan tersebut (Luk 9:1; Mat 10:1). Kualifikasi-kualifikasi
bagi jabatan rasul jelas di dalam Kisah Para Rasul 1:21-22; mereka yang menjadi rasul adllah
yang berjalan bersama Tuhan dari saat baptisan Yojanes sampai kenaokan Tuhan Yesus ke
sorga. Paulus sebagai rasul adalah unik, ia menyebut dirinya sebagai anak yang lahir sebelum
waktunya (1 Kor 15:8-9).

Karunia rasul disebutkan dalam 1 Korintus 12:28, dan juga Efesus 4:11. Kata rasul
dari apostie, yang berasal dari apo artinya dari dan stello artinya mengirim. Sehingga
apostie berarti orang yang diutus dari (sent from). Penggunaan kata tersebut baik secara
teknis maupun arti secara umum. Dalam arti teknis, rasul adalah kedua belas orang ayng
dipilih Tuhan yang memiliki jabatan kerasulan, tetapi juga sebagai karunia. Dalam pengertian
ini para rasul itu diberi karunia untuk meletakkan dasar Gereja (Ef 2:20). Dan ketika gereja
telah diletakkan maka karunia ini tidak diperlukan lagi, sama seperti keduabelas rasul itu
tidak ada lagi, karena tidak seorangpun sesudah itu memenuhi persyaratan yang disebutkan
dalam Kisah Para Rasul 1:21-22 itu.

b. Nabi (Rm 12:6).

Karunia nabi disebutkan dalam Roma 12:6; 1 Korintus 12:10, dan Efesus 4:11). Rasul
juga menerima informasinya langsung melalu penyataan dari Allah, juga nabi Agabus
mengumumkan kelaparan yang akan datang menimpa seluruh dunia (Kis 11:28), dan
penawanan paulus di Yerusalem (Kis 21:10-11). Melalui penyataan langsung nabi menerima
pengetahuan Ilahi yang misteri (1 Kor 13:2), yang tentu saja manusia tidak memahaminya.
Sebelum kompletnya kanon, karunia nabi adalah penting untuk edifikasi gereja (1 Kor 14:3).
Nabi menerima penyataan langsung dari Allah dan mengajar umat bagi edifikasi
(pembangunan), dorongan dan konsolasi (penghiburan) (1 Kor 14:3).

c. Mujizat (1 Kor 12:10).

Karunia mujizat (1 Kor 12:10, 28), memiliki pengertian yang lebih luas dari karunia
kesembuhan. Kata mujizat berarti kuasa (power) atau pekerjaan yang disertai kuasa.
Contoh, ketika Petrus menghukum Ananias dan Safira (Kis 5:3,5), dan Paulus menghukum
Elimas, penyihir, dengan kebutaan (Kis 13:8-11). Kata ini juga dipakai untuk melukiskan
mujizat-mujizat Kristus (Mat 11:20, 21, 23; 13:54).

Perlu dibedakan antara mujizat dan karunia mujizat. Walaupun karunia mujizat
kemampuan dari seseorang melakukan aksi-aksi yang ajaib berakhir pada masa rasul-rasul.
Tidak berarti mujizat itu telah berhenti sekarang. Allah bisa saja langsung menjawab doa
seorang percaya dan melakukan mujizat dalam hidupnya. Allah bisa menyembuhkan seorang
yang sedang mengalami penyakit terminal dengan jalan menjawab doa, tetapi Ia tidak
melakukan itu melalui medium.

d. Kesembuhan (1 Kor 12:9).

Aspek yang sempit dari karunia mujizat adalah karunia kesembuhan (1 Kor 12:9, 28,
30). Kata ini dipakai dalam bentuk jamak (Yunani, iamaton artinya kesembuhan-
kesembuhan). Dalam 1 Korintus 12:9 menyebutkan berbagai kelompok penyakit yang
berbeda disembuhkan. Karunia kesembuhan melibatkan kemampuan seseorang untuk
mendatangkan kesembuhan bagi seorang yang lain yang mengalami berbagai penyakit.
Perlu dibedakan antara karunia kesembuhan dan kesembuhan itu sendiri. Sama
seperti karunia mujizat, karunia kesembuhan juga dianggap telah berhenti sesudah kanon
Kitab Suci menjadi komplit. Namun Allah bisa saja mendengarkan doa dengan jalan
mengaruniakan kesembuhan kepada seseorang yang sedang sakit, tanpa melalui agen seorang
khusus. Ada beberapa kasus dalam Alkitab yang memberitahukan bahwa Allah memutuskan
untuk tidak menyembuhkan (2 Kor 12:8-9; 1 Tim 5:23).

e. Bahasa Roh (1 Kor 12:28)

Dalam beberapa tempat di Alkitab, ditemukan tentang karunia ini.


1) Dalam Kisah Para Rasul menyatakan bahwa bahasa Roh adalah languages (Kis
2:6,8,11). Pada waktu orang-orang Yahudi asal luar mengunjungi Yerusalem pada hari
pentakosta, mereka mendengar rasul-rasul berbicara dalam bahasa mereka.

2) Bahasa Roh di Kisah Para Rasul dan Korintus adalah sama. Tidak ada bukti tongues di
Korintus berbeda, atau bahwa di Korintus adalah bahasa malaikat tidak ada bukti (1 Kor
13:1)

3) Tongues adalah karunia yang lebih rendah (1 Kor 12:28), Karunia-karunia yang sangat
mendasar yang diberikan untuk pembangunan gereja adalah: rasul, nabi, pemberita Injil,
gembala-pengajar, dan guru (1 Kor 12:28; Ef 4:11). Bahasa Roh disebut terakhir
mengindikasikan bahwa bahasa roh itu bukan karunia utama.

4) Bahasa roh bersifat temporal (1 Kor 13:8). Frase yang berbunyi: they will cease
dalam bentuk middle voice, menekankan bahwa bahasa roh itu akan berhenti dengan
sendirinya. Implikasinya adalah bahwa bahasa roh tidak akan diteruskan sampai yang
sempurna itu tiba waktunya ketika pengetahuan dan nubuat berakhir jika penggunaannya
berakhir. Jika tongue akan berlanjut sampai yang sempurna tiba, maka kata kerja yang
dipakai seharusnya dalam bentuk pasif. Nampaknya bahasa roh adalah tanda yang diberikan
pada orang percaya Korintus yang kanak-kanak secara rohani (1 Kor 13:10-11; 14:20).
Tongue dipakai bagi orang Yahudi yang tidak percaya, dengan pengertian sebagai penginjilan
(1 Kor 12:21-22). Pada waktu orang Yahudi yang tidak percaya memasuki pertemuan dan
orang-orang berbicara dalam bahasa asing, maka itu akan menjadi tanda bagi mereka (Yes
28:11-12), sehingga tanda itu akan memimpin mereka percaya kepada Kristus, sebagai
Mesias mereka.

f. Menafsirkan bahasa roh (1 Kor 12:10).

Karunia ini menuntut kemampuan supranatural dari seseorang dalam pertemuan


jemaat untuk menafsirkan bahasa asing, yang disampaikan oleh seseorang yang berkarunia
bahasa roh.

g. Penginjilan (Ef 4:11)

Kata euanggelistas, diterjemahkan dalam bahasa Inggris, evangelists berarti,


seseorang yang memeberitakan kabar baik. Definisinya: Karunia untuk memberitakan
kabar baik tentang keselamatan secara efektif sehingga orang menanggapinya dalam
pertobatan dan dimuridkan.

h. Gembala-Pengajar (Ef 4:11).

Ini kelihatannya satu karunia bukan dua. Kata pastor (Yunani, poimenas) secara literal
berarti shepherd, hanya dipakai kini sebagai karunia. Memang kata ini dipakai bagi Kristus
yang adalah Gembala yang Baik (Yoh 10:11,14,16; Ibrani 13:20; 1 Pet 2:25) dan menunjuk
pada pengembalaan rohani, yang diberikan kepada orang yang adalah Gembala-Pengajar.
Pekerjaan seorang gembala adalah melakukan kepedulian terhadap domba-domba (umat
gembalaannya). Ia membimbing, menjaga, melindingi, dan memperhatika kebutuhan-
kebutuhan yang digembalakan. Dalam Kisah Para Rasul 20:28, rasul Paulus memberikan
nasihat kepada para penatua Efesus, untuk menggembalakan jemaat Allah. Harus dilakukan
dengan sukarela, bukan karena mencari keuntungan materi, juga tidak patut untuk
memerintah, tetapi sebaliknya menjadi teladan dari kerendahan hati (1 Pet 5:2-5).

Aspek kedua dari karunia ini adalah kemampuan untuk mengajar. Mengajar tidak
dapat dipisahkan dari seorang gembala, karena dengan membimbing, menjaga, melindungi,
dll adalah dengan jalan mengajar. Sedang seorang pengajar lebih menekankan pada
cara/metode yang melaluinya hembala melakukan pekerjaannya. Pekerjaan ini penting bagi
pendewasaan warga gereja. Seperti halnya Paulus mendorong Timotius, agar setia dalam hal
mengajar firman (1 Tim 1:3,5; 4:11; 6:2,17).

Ada beberapa istilah yang terkait. Elder (penatua) Titus 1:5, menunjuk pada
jabatannya; sedangkan overseer (penilik) menunjuk pada fungsinya (1 Tim 3:2). Pastor
(gembala) menunjuk pada karunia serta menekankan pekerjaan pengembalaan termasuk
didalamnya mengajar. Teacher (guru) Roma 12:7; 1 Korintus 12:28. Gembala juga adalah
pengajar, namun guru tidak selamanya menjadi seorang gembala.

Ada cukup banyak fakta yang menunjukkan tentang orang yang berkarunia sebagai
guru/pengajar. Ia memiliki perhatian yang tinggi terhadap firman Allah dan menyerahkan diri
untuk berlajar/studi firman. Ia mempunyai kemampuan untu mengkomunikasikan firman
secara jelas dan memberikan aplikasi-aplikasi yang tepat bagi kehidupan mereka yang diajar.
Bahkan orang-orang yang sesederhana pun dapat memahami pengajarannya. Melalui
pelayanan ini umat dapat dibawa kepada kedewasaan iman (Kis 2:42; 4:2; 5:42; 11:26; 13:1;
18:11, dan ayat lainnya).
i. Melayani (Rm 12:7).

Kata melayani diterjemahkan dari diakonia suatu kata yang memiliki pengertian
secara umum, termasuk dalam melayani oranglain. Contoh: Timotius dan Erastus melayani
Paulus di Efesus (Kis 19:22); Paulus melayani orang-orang percaya Yerusalem dengan jalan
membawa mereka kepada persembahan (Rm 15:25), Oniseforus melayani di Efesus (2 Tim
1:18); Onisimus melayani Paulus di penjara (Fil 13); orang-orang percaya Ibrani
menunjukkan kebaikan hati mereka (Ibr 6:10). Dari contoh-contoh ini menyatakan bahwa
sangat penting memeberi bantuan/melayani orang-orang lain yang sedang membutuhkan,
termasuk kebutuhan fisik.

j. Memberi pertolongan (1 Kor 12:28).

Kata yang sering dipakai: antilempsis yang berarti perbuatan-perbuatan yang


mendatangkan pertolongan atau memberi bantuan. Kata ini hanya digunakan di PL. Ada
hubungan dengan kata antilambanesthai yang mucul juga di Lukas 1:54; Kisah Para Rasul
20:35; 1 Timotius 6:2. Kata tersebut berarti to take firm hold to some one, in order to help.
Pertolongan yang dimaksud dapat diberikan kepada: orang miskin, janda, anak yatim piatu,
orang asing, orang yang mengadakan perjalanan.

k. Iman (Rm 12:9).

Sebagai orang Kristen memiliki iman yang memiliki iman yang menyelamatkan (Ef
2:8), mereka juga patut memiliki iman untuk menopang kehidupan rohani mereka (Ibr 11).
Karunia iman diberikan kepada hanya sebagian orang percaya. Karunia iman adalah iman
yang memanifestasikan diri dalam perbuatan-perbuatan yang luar biasa. Orang yang
demikian memilki kapasitas untuk melihat sesuatu yang perlu terjadi dan percaya bahwa
Allah akan melakukan melalui dia meskipiun kelihatannya mustahil. Stefanus memiliki
kapasitas ini, seperti yang dikatakan, penuh dengan iman (Kis 6:5). Orang-orang seperti
George Mueller dan Hudson Taylor adalah contoh-contoh terkemuka dari karunia iman ini.

l. Menasehati (Rm 12:8).

Menasehati diterjemahkan dari parakalon yang berarti called alongside to help.


Bentuk kata benda digunakan untuk Roh Kudus (Yoh 14:16, 26). Seorang penasihat adalah
seorang yang diberi kemampuan untuk menyatakan kepada kehendak seseorang utnuk
bertindak. Karunia menasihati sering kali berduaan denan karunia mengajar (1 Tim 4:13;
6:2), dan ditunjukkan kepada kesadaran dan hati. Pelayanan ini ditujukan kepada seseorang
sedang mengalami pencobaan atau tragedi yang sungguh memerlukan penghiburan.

m. Membedakan bermacam-macam roh (1 Kor 12:10)

Dalam gereja mula-mula, sebelum kanon ada Allah memberikan penyataan langsung
kepada pribadi-pribadi yang dapat mengkomunikasikan penyataan rersebut kepada gereja.
Tetapi bagaimana Gereja tau penyataan tersebut benar atau palsu? Bagaimana mereka dapat
memberitahukan bahwa itu berasal dari Allah atau bukan? Untuk menyetahui keaslian
penyataan tersebut, Allah memberikan karunia untuk membedakan roh. Mereka yang
memiliki karunia tersebut, memiliki kekuatan supranatura untuk memastikan penyaatan
tersebut datang dari Allah atau palsu. Nasihat rasul Yohanes, menguji semua roh (1 Yoh
4:1). Demikian juga ketika dua atau tiga orang berbicara tentang penyatan Allah dalam
pertemuan jemaat, mereka yang diberi karunia ini patut menyatakan apakah itu dari Allah
atau bukan (1 Kor 14:29; bdg 1 Tes 5:20-21). Oleh karena penyataan langsung berhenti
dengan adanya kanon yang sudah tersedia, dan juga karena karunia membedakan roh
bergantung pada penyataan langsung dari Allah, maka karunia ini telah berhenti.

n. Menunjukkan kemurahan (Rm 12:8).

Menunjukkan kemurahan diterjemahkan dari kata eleon (Yunani), berari merasa


belas kasihan. Dalam kehidupan Tuhan Yesus, menunjukkan kemurahan: menyembuhkan
orang buta (Mat 9:27), menolong anak perempuan wanita kanaan (Mat 15:22),
menyembuhkan orang yangs akit ayan (Mat 17:15), dan mentahirkan orang-orang kusta (Luk
17:13). Pelayanan ini meliputi: menolong orang miskin, yang sakit, yang berkesusahan, dan
orang-orang yang menderita. Pelayanan ini haruslah dilakukan dengan sukacita. Orang yang
memiliki karunia ini, haruslah melakukannya dengan kegembiraan, bukan dengan tanpa
semangat.

o. Memberi (Rm 12:8).

Kata memberi diterjemahkan dari matadidous yang artinya membagi dengan


seseorang. Dengan itu karunia memberi ini adlah kemampuan yang luar biasa yang
didasarkan kepada kerelaan membagi apa yang menjadi miliknya dengan sukarela. Ini
menunjukkan pada yangan dan hati yang terbuka memberi dengan belas kasihan dengan satu
tujuan, bukan karena ambisi. Jemaat Filipi melatih diri mereka untuk memberi untuk
menyokong rasul Paulus dan pelayanannya.

p. Memberi pimpinan/administrasi (Rm 12:8; 1 Kor 12:28).

Dalam Roma 12:8, Paulus menyebut tentang orang yang memberi pimpinan. Dari
kata Yunani, prohistmi yang artinya to stand before (berdiri didepan). Kata ini dipakai untuk
para penatua dalam 1 Tesalonika 5:12 dan 1 Timotius 5:17. Dalam 1 Korintus 12:8, dipakai
kata administrasi yang diterjemahkan dari kubernesis, yang artinya to steer a ship
(mengemudikan kapal). Walaupun kata tersebut digunakan hubungan dengan para penatua,
yang tentu maksudnya adalah memimpin umat, namut istilah tersebut memiliki pengertian
yang lebih dari itu, misalnya mengajdi pengawas Sekolah Minggu, emjadi pimpinan
perguruan tinggi Kristen atau seminari.

q. Hikmat (1 Kor 12:28).

Karunia ini tentu sangat penting. Paulus emjelaskan karunia hikmat ini secara lebih
detail dalam 1 Korintus 2:6-12, bahwa karunia ini sangat berhubungan erat dengan penyataan
(wahyu), sehingga menjadi karakteristik dari para rasul, yang menerima wahyu langsung dari
Allah. Orang yang memiliki karunia ini adalah mempunyai kapasitas untuk menerima
kebenaran yang dinyatakan oleh Allah dan memberikan itu kepada umat. Dengan kata lain
karunia hikmat adalah kemampuan untuk menjelaskan/menguraikan maksud Allah dalam
Kristus, sehingga umat yang menerimanya dapat mengerti.

r. Pengetahuan (1 Kor 12:28).

a. Karunia ini sangat berdekatan dengan karunia hikmat. Ini menunjukkan pada
kemampuan untuk mengerti secara tepat kebenaran-kebenaran yang dinyatakan kepada rasul
dan nabi. Ada yang berkata karunia ini sudah tidak berlaku lagi sega kanon tersedia, yang
didasarkan pada 1 Kor 13:8.

> Buah Roh Kudus

Buah Roh dalam Galatia 5:22-23 adalah dalam bentuk tunggal, sedangkan perbuatan
daging adalah jamak. Ada yang mengatakan bahwa buah adalah Kasih (bnd. 1 Kor. 13:1-8),
sedangkan delapan lainnya adalah aspek-aspek dari Kasih itu sendiri. Istilah buah
menunjuk kepada kebaikan-kebaikan yang dihasilkan oleh orang-orang percaya. Buah ini
menyatakan unsur proses, yaitu sesuatu yang terus menerus seumur hidup.
> Pembagian buah Roh

Buah Roh ini terbagi dalam tiga kelompok, yaitu:

Kelompok I: buah yang hubungan dengan Allah (vertical);

Kasih - adalah kebaikan-kebaikan yang bernilai. Tekanannya adalah pada pengorbanan


dan usaha untuk kebaikan atau keuntungan obyek.

Sukacita - karena hubungan kita dengan Allah di dalam Kristus, maka kita dapat memiliki
buah ini, yang kemudian dapat berkembang dalam kehidupan (1 Ptr. 1:8; Fil. 4:4).

Damai sejahtera - damai dengan Allah baru sesudah itu, maka damai sejahtera itu dapat
dipantulkan dalam hidup dengan sesama.

Kelompok II: buah yang hubungan dengan manusia (horizontal);

kesabaran kesediaan untuk menanggung beban, misalnya perlakuan orang (1 Kor. 13:4).

kemurahan istilah ini mengandung arti sikap bersahabat, sopan santun, rasa punya
perhatian terhadap orang lain.

Kebaikan kesediaan untuk berbuat kepada orang lain termasuk berbuat baik kepada
masyarakat.

Kelompok III: buah yang hubungan dengan diri sendiri

Kesetiaan adalah tindakan di mana orang dengan sadar melakukan pekerjaan Allah.

lemah lembut - artinya tidak sombong dan tidak kasar.

penguasaan diri seperti ada kuasa dalam diri untuk mengontrol dan mengendalikan diri.
Kesimpulan

Karunia Rohani adalah: suatu kemampuan yang diberikan Allah, Kristus dan Roh
Kudus adalah pemberi karunia-karunia tersebut dengan tujuan untuk pelayanan, maka setiap
karunia tersebut harus melayani tubuh Kristus. Istilah karunia-karunia Roh dalam bahasa
Indonesia adalah padanan kata benda jamak yaitu Yunani: (baca: kharismata),
menunjukkan belas kasihan, memberi dengan cuma-cuma yang dihubungkan dengan kata
benda kharis artinya kasih karunia. Karena itu kharismata barangkali lebih tepat
terjemahan karunia-karunia pengasihan sedangkan kata benda Ruakh berasal dari kata kerja
yang berarti mengeluarkan nafas dengan kuat dari hidung. Ruakh sering berarti angin dan
sering pula dianggap berkuasa, bahkan bisa merusak, tetapi selalu dikendalikan oleh Allah
untuk melaksanakan kehendakNya. Pneuma istilah Yunani adalah padan Ruakh dan arti
umum pneuma sama dengan arti Ruakh mengacu pada Roh Kudus.

Setiap orang mempunyai karunia (I Ptr.4:10), tetapi karunia khusus yang disediakan
untuk sejumlah orang (I Kor.12:30), dan orang-orang yang diberkati karunia-karunia ini
adalah juga pemberian- pemberian, yang berasal dari Kristus yang naik ketempat tinggi
yang diberikan kepada Gereja (Ef.4:7).

Ada dua istilah Yunani dipakai untuk menjelaskan karunia-karunia rohani. Pertama,
pneumatikos yang berarti hal-hal rohani (Spiritual things), atau hal-hal yang bertalian
dengan Roh. Kata ini menekan tentang sifat rohani dan asal karunia-karunia rohani; Karunia-
karunia itu bukan talenta, tetapi lebih bersumber pada Roh Kudus, karunia-karunia itu secara
adikodrati diberikan kepada orang percaya oleh Roh Kudus (1 Kor 12:11). Kedua, kata yang
sering dipakai juga adalah charisma berarti pemberian anugerah(grace gift). Kata ini
menekankan bahwa karunia rohani adalah pemberian dari Allah, ini bukan suatu
pengembangan kemampuan, tapi pemberian dari Allah, ini bukan suatu pengembangan
kemampuan, tapi pemberian yang dikaruniakan kepada orang percaya (1 Kor 12:4). Dalam
Roma 12, Paulus juga menjelaskan bahwa karunia-karunia rohani adalah diterima melalui
pemberian anugerah kepada orang percaya (12:3,6). Definisi yang sederhana adalah
pemberian Ilahi yang berupa kemampuan yang khusus kepada anggota-anggota tubuh
Kristus untuk pelayanan. Karunia rohani tidak sama dengan talenta alamiah. Mungkin ada
hubungan, namun talenta/bakat adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, kemudian
dikembangkan, sedangkan karunia rohani diberikan secara supranatural oleh Allah pada saat
seseorang bertobat.

You might also like