You are on page 1of 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fertilitas adalah suatu keadaan dimana organ- organ reproduksi

berfungsi baik dan terjadinya masa kesuburan. Sedangkan antifertilitas

adalah suatu obat atau bahan yang dapat menurunkan kesuburan pada

alat reproduksi.

Pengobatan fertilitas dan berbagai penyakit lainnya yang

berhubungan dengan alat reproduksi dapat dilakukan dengan cara

pemberian obat-obat fertilitas seperti estrogen sintesis atau lainnya.

Disamping pengobatan dengan obat modern fertilitas dapat pula

diobati dengan obat tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan,

hewan, maupun mineral. Pengobatan secara tradisional memiliki efek

samping yang kurang dibanding obat modern.

Hormon estrogen dan progesteron termasuk hormon steroid kelamin,

karena keduanya mempunyai struktur kimia berintikan steroid dan secara

fisiologik sebagian terbesar diproduksi oleh kelenjar endokrin sistem

produksi. Fungsi utamanya juga berhubungan erat dengan fungsi alat

kelamin primer dan sekunder, terutama pada wanita.

Hormon steroid yang dapat mempengaruhi fertilitas pada alat

reprodiksi baik pria dan wanita dipengaruhi oleh beberapa hormon seperti
Estrogen, Antiestrogen, Progestin, Antiprogestin, Androgen, Antiandrogen,

Kortikosteroid, Inhibitor dan Adrenokortikoid.

Hormon-hormon endogen yang menimbulkan berbagai aksi fisiologis,

terutama pada wanita. Pada wanita : kontrol ovulasi, dan pengaturan

metabolisme mineral, karbohidrat, protein, dan lipid. Pada pria, efek

terhadap perkembangan tulang, spermatogenesis, dan perilaku estrogen

alami.

Dalam percobaan ini akan dibandingkan efek obat antifertilitas dari

obat yang berbeda. Pada manusia ada beberapa cara yang dapat

dilakukan untuk mengendalikan kesuburan seperti menunda perkawinan,

system berkala, mengalami sterilisasi wanita atau pria, menggunakan

kondom, menjalani abortus, menggunakan obat spermisida / pil vagina,

maupun obat obat kontrasepsi oral sampai memanfaatkan obat

tradisional seperti jamu atau tumbuh tumbuhan tertentu.Obat

antifertilitas adalah obat yang dapat mengurangi kesuburan, obat demikian

ini disebut juga sebagai obat kontrasepsi, berdasarkan pemikiran bahwa

pencegahan kehamilan dilakukan dengan usaha mencegah terjadi

pertemuan antara sel telur dan sperma. Pengendalian kesuburan pada

dasarnya dilakukan untuk pencegahan kehamilan.

B. Maksud percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami

efek obat antifertilitas dengan menggunakan obat Andalan , Microgynon,


dan Na CMC sebagai pembanding pada kontrasepsi hewan coba mencit

betina. (Mus musculus).

C. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui efektivitas

antifertilitas dari obat Andalan, Microgynon, dan Na CMC sebagai

kontrasepsi oral terhadap hewan coba mencit betina (Mus musculus).

D. Prinsip Percobaan

Penentuan efektivitas obat andalan, Microgynon, dan Na CMC

pada mencit betina (Mus musculus) berdasarkan ada tidaknya

pertumbuhan janin setelah pemberian obat antifertilitas selama 7 hari.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

Fertilisasi adalah penyatuan spermatozoa dan oosit sekunder untuk

membentuk sel diploid zigot, yang mengandung kromosom paternal dna

maternal (Sherwood, 2011).

Proses terjadinya fertilisasi pada saat berlangsungnya senggama

sekitar 250 400 juta sperma disemprotkan kedalam rongga vagina saat

laki-laki mengejakulasi sperma masuk kedalam vagina dengan bantuan

kontraksi muskular dari tuba uterin ke uterus kemudian masuk kedalam

tuba falopi dimana terjadi pertemuan antara sel ovum dan sel sperma ini

akan berkapasitasi guna menyeimbangkan jumlahnya dengan kondisi

lingkungan didalam sistem reproduksi wanita kemudian sperma ini akan

mengeluarkan enzim hidrolitik sehingga kehilangan flageliukm (ekor)

kemudian akan terjadi pertemuan antara ovum dan sperma yang berakhir

dengan replikasi dan pembentukan gamet (Sloane, 2004 ).

Progesteron, bersama estrogen, penting sekali bagi pemasakan

folikel dan pelepasan telur. Ovulasi ini baru terjadi beberapa hari setelah

kadar LH mencapai puncaknya. Sisa folikel berkembang lagi menjadi

badan kuning (corpus luteum), yang segera mulai membentuk

progesterone. Kedua hormon wanita juga memegang peranan penting

pada pembuahan dan transport telur melalui tuba telur ke rahim dan
pada penyarangannya dalam endometrium (implantasi, nidatio)

(Tjay, 2010).

Siklus haid (menstruasi) berhubungan dengan siklus ovarium dan

siklus endometrium. Siklus ovarium terdiri dari 3 fase yaitu fase folikular

yang mencakup periode pertumbuhan folikular, fase ovulasi yang

merupakan titik kulminasi dalam ovulasi,dan fase luteal yaitu periode

aktivitas korpus luteum. Sedangkan untuk siklus endometrium terdiri dari

3 fase yaitu (Sherwood, 2011) :

1. Fase Menstruasi

Lepasnya lapisan fungsional endometrium, sekresi FSH meningkat

dan beberapa folikel ovarium mulai tumbuh, terjadi pada hari 1 6 hari.

2. Fase Folikular (poliferasi)

FSH merangsang pertumbuhan folikel ovarium sehingga

endometrium yang berfoliferasi dari lapisan basal kembali menjadi tebal

dan tervaskularisasi dengan baik, mensekresi banyak estrogen oleh sel

folikel dan berakhir dengan ovulasi, peningkatan LH menyebabkan

folikel.ruptur, terjadi pada hari k-5 sampai hari k-14.

3. Fase Luteal/Sekretori

Folikel yang ruptur menjadi korpus luteum, mulai mensekresi

progesteron untuk merangsang pertumbuhan pembuluh darah pada

lapisan fungsional endometrium, jika tidak terjadi fertilisasi.

Di bawah pengaruh FSH dari hipofisis,ovarium mulai membentuk

hormon estrogen dan progesteron yang berperan dalam organ reproduksi


primer dan sekunder wanita. Dimana fungsi esterogen yaitu

pertumbuhan dan perkembangan organ wanita (Uterus, Serviks, Vagina,

Tuba falopi), Perkembangan tanda-tanda seksual sekunder pubertas,

mempengaruhi siklus haid, membuat kelenjar vagina dan serviks menjadi

lebih cair dan berjumlah banyak Sedangkan fungsi progestin yaitu untuk

mempersiapkan saluran genital wanita terhadap penerimaan dan

pematangan ovum yang telah dibuahi dan mempertahankan kehamilan

(Tjay, 2010).

Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat

sementara ataupun menetap, kontrasepsi dapat dilakukan tanpa

menggunakan alat, secara mekanis menggunakan obat/alat atau dengan

operasi (Mansjoer, 2001).

Pembagian kontrasepsi (Sloane, 2004) :

A. Kontrasepsi Hormonal

1. Kontrasepsi oral (pil penegendali kelahiran) adalah gabungan

sntesis estrogen dan progesteron sintesis yang dikonsumsi

perempuan selama 21 hari siklus menstruasi.

a) Pil pengendali kelahiran menghalangi ovulasi, mungkin dengan

menekan LH

b) Efek sekunder pil adalah perubahan transpor tubal dan

perubahan endometrial yang menghalangi implantasi. Pil

berdosis rendah bekerja melalui efek sekunder ini tanpa harus

menghalangi ovulasi.
2. Norplant adalah implant progesteron sintesis subdermal yang

memberikan kontrasepsi selama lima tahun

3. Depoprovera adalah kontrasepsi yang dapat diinjeksikan.

Injeksi tunggal progesteron sintesis 150 mg memberikan

kontrasepsi selama tiga bulan. Norplant dan depoprovena

mengakibatkan efek samping seperti perdarahan iregular,

berat badan turun, sakit kepala atau mual.

B. Intrauterin device (IUD) dimasukkan ke dalam rongga uterus.

Mekanisme jelasnya dalam mencegah kehamilan tidak diketahui. Alat

ini dipercaya mampu mengganggu implantasi ovum yang telah

dibuahi dengan cara mengubah lingkungan uterus.

C. Sterilisasi bedah pada perempuan adalah legasi tubal-pemotongan,

kauterisasi, atau pengikatan tuba uterin. Pada laki laki,

prosedurnya disebut vasektomi-pemotongan, kauterisasi atau

pengikatan duktus vas deferen.

D. Kontrasepsi barier menghalangi sperma manyatu dengan oosit.

1. Bareier fisik secara mekanis mengobstruksi aliran sperma malalui

serviks. Satu alat ini harus dipakai bersamaan dengan

spermisida.

2. Kondom melapisi penis saat ereski untuk menangkap semen yang

terejakulasi dan mencegahnya memasuki vagina. Kondom juga

dfapat mencegah penyebaran penyakit menular seksual.


E. Metode irama kontrasepsi didasarkan pada ketiadaan sementara

senggama selama masa subur siklus menstruasi. Jika metode irama

dikombinasikan dengan metode pengenalan ovulasi, seperti

perubahan suhu tubuh atau mukus serviks, maka teknik ini disebut

keluarga berencana alami atau metode sympto-thermal.

F. Interupsi Koitus adalah penarikan penis dari vagina sebelum

ejakulasi. Untuk sebagian besar pasangan, metode ini kurang efektif

dibandingkan metode lain.

G. Cara lain untuk mengendalikan fertilitas adalah melalui uji klinis. Uji

klinis meliputi kontrasepsi hormonal untuk pria, cincin intravagina

pelepas hormon, dan metode imunologis seperti vaksin antifertilitas.

Dalam Kontrasepsi oral atau pil anti hamil mencegah ovulasi

dengan menekan seksresi gonodrotropin. Pil pil ini yang mengandung

steroid sintetik mirip estrogen dan mirip progesterone, diminum selama 3

minggu, baik dalam kombinasi atau berurutan, dan kemudian dihentikan

selama 1 minggu. Steroid steroid ini, seperti steroid alamiah yang

dihasilkan selama siklus ovarium, menghambat sekresi GnRH dan dengan

demikian, FSH serta LH. Akibatnya, pematangan folikel dan ovulasi tidak

terjadi sehingga tidak mungin terjadi konsepsi. Endometrium berespons

terhadap steroid eksogen tersebut dengan menebal dan mengembangkan

kapasitas sekretoriknya, seperti responnya terhadap hormone alamiah.

Apabila steroid sintetik dihentikan setelah 3 minggu, lapisan endometrium

akan terlepas dan terjadi haid, seperti yang terjadi dalam keadaan normal
saat korpus luteum mengalami degenerasi. Selain menghambat ovulasi ,

kontrasepsi oral juga mencegah kehamilan dengan meningkatkan

kekentalan mucus serviks, sehingga penetrasi sperma menjadi lebih sulit,

dan dengan menurunkan kontraksi otot otot disaluran reproduksi wanita,

sehingga transportasi sperma ke oviduktus berkurang . Kontrasepsi oral

hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Obat obat ini diketahui

dapat meningkatkan risiko pembekuan intravaskuler, terutama pada

wanita jangan merokok (Sherwood, 2011).

Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat

sementara ataupun menetap, kontrasepsi dapat dilakukan tanpa

menggunakan alat, secara mekanis menggunakan obat/alat atau dengan

operasi , pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan

kontrasepsi, yaitu : (Mansjoer, 2001)

1. Menunda kehamilan, pasangan dengan istri berusia di bawah 20 tahun

dianjurkan menunda kehamilannya.

2. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan), masa saat istri

berusia 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk melahirkan 2 anak

dengan jarak kelahiran 3-4 tahun

3. Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi), saat usia istri diatas 30

tahun, dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2

anak.

Jenis jenis kontrasepsi : (Mansjoer, 2001)

a. Kontrasepsi hormonal
b. Kontrasepsi barier

c. Kontrasepsi alamiah

Estrogen bekerja terhadap mukosa rahim (endometrium) dengan

mendorongnya untuk berkembang dan menebal. Proses proliferasi ini

berlangsung pada 2 minggu pertama dari siklus haid dan berfungsi

menampung telur yang sudah dibuahi (Tjay, 2010).

Progesteron, bersama estrogen, penting sekali bagi pemasakan

folikel dan pelepasan telur. Ovulasi ini baru terjadi beberapa hari setelah

kadar LH mencapai puncaknya. Sisa folikel berkembang lagi menjadi

badan kuning (corpus luteum), yang segera mulai membentuk (Tjay,

2010).

Progesteron, suatu progestin alami, dihasilkan sebagai respons

terhadap hormon luteinisasi (LH) oleh perempuan (disekresi oleh korpus

luteum, terutama selama pertengahan kedua siklus haid dan oleh

plasenta) dan oleh laki-laki (disekresikan oleh testis). Juga disintesis oleh

korteks adrenal pada kelamin. Pada perempuan, progesteron

menyebabkan perkembangan sekresi endometrium yang dapat

menampung implantasi embrio yang baru terbentuk. Kadar tinggi

progesteron yang dilepaskan selama pertengahan kedua siklus haid (fase

luteal) menghambat produksi gonadotropin, dan karena itu lebih lanjut

ovulasi. Jika terjadi konsepsi, progesteron terus disekresikan, untuk

memelihara endometrium dalam keadaan yang cocok untuk kelanjutan

kehamilan dan mengurangi kontraksi uterus. Jika tidak terjadi konsepsi


pelepasan progesteron dari korpus luteum berhenti mendadak. Penurunan

ini merangsang mulainya haid (Mycek , 2006)

Golongan utama kontrasepsi oral : (Mycek, 2006)

a. Pil kombinasi, produk yang mengandung kombinasi estrogen dan

progestin merupakan tipe kontrasepsi oral yang paling umum,

komponen estrogen menekan ovulasi sedangkan progestin

mencegah implantasi pada endometrium dan menyebabkan mukus

serviks tidak dapat dipenetrasi oleh sperma.

b. Pil progestin, produk yang hanya mengandung progestin biasanya

noretindron atau norgestrel diberikan setiap hari pada suatu waktu

kontinu.

c. Implan progestin, kapsul subdermal yang mengandung

levonorgestrel menawarkan kontrasepsi jangka panjang, enam

kapsul, masing masing sebesar korek api ditempatkan subkutan

pada lengan atas.

d. Kontrasepsi pasca-senggama, kontrasepsi menggunakan estrogen

dosis tinggi diberikan dalam waktu 72 jam pasca senggama dan

dilanjutkan dua kali sehariselama 5 hari

B. Uraian Bahan dan Obat

1. Air Suling (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Sinonim : Air suling, aquadest

RM/BM : H2O / 18,02


Rumus bangun : H O H

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak

Mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertrutup baik.

Kegunaan : Sebagai pelarut

2. Na-CMC (Dirjen POM, 1979)

Nama Resmi : NATRII CARBOXYMETHYLCELLULOSUM

Nama lain : Natrium karboksimetil selullosa

Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning gading;

tidak berbau atau hampir tidak berbau hidrofobik .

Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, tidak larut dalam

etanol (95%) eter P dan pelarut organik lain.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Kontrol

3. Andalan (Mansjoer, 2001)

Nama sediaan : Tablet

Komposisi : Tiap tablet mengandung :

Levonorgestrel 0,150 mg

Etinilestradiol 0,030 mg

Indikasi : Sebagai kontrasepsi oral (Gunawan, 2007).

Kontraindikasi : Pada pasien yang sedang mengalami tromboflebitis,

fenomena tromboembolik, dan pasien- pasien

gangguan kardiovaskular, atau yang memiliki riwayat


gangguan ini sebelumnya (Katzung , 2013).

Efek samping : Reaksi ringan meliputi mual, mastalgia, perdarahan

antar haid, sakit kepala ringan, perubahan berat

badan dan udem (Gunawan, 2007).

Farmakodinamik : Sediaan kombinasi atau sekuensial yang dimulai

pada hari ke 5 siklus haid akan meniadakan kadar

puncak FSH atau LH pada pertengahan sikus.

(Gunawan, 2007).

Farmakokinetik : Diabsorbsi dengan cepat dan mengalami sirkulasi

entrerohepatik. Inaktivasinya terjadi di hepar

(Gunawan, 2007).

Interaksi obat : Bila sedang memakan obat-obatan lain secara

teratur (misalnya barbiturate fenilbutazon, hidantoin,

rifampisin, ampisilin) karena obat obat tersebut

dapat mengganggu kerja obat ini (Mansjoer, 2001).

Dosis : Tiap hari 1 tablet mulai hari pertama haid dari tablet

nomor 1, dilanjtukan dengan nomor berikutnya

(Mansjoer, 2001).

4. Mycrogynon (Tiap pil mengandung) : Etinil Estradiol (Ditjen POM,

1995)

Nama resmi : ETHYNIL ESRTADIOLUM

Nama lain : Etinil Estradiol

Pemerian : Serbuk hablur, putih sampai putih krem


Kelarutan : Tidak larut dalam air, larut dalam etanol, dalam

kloroform, dalam eter, dalam minyak nabati, dan

dalam larutan alkali hidroksida tertentu.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai kontrasepsi oral (Mutschler, 2006).

Nama Paten : Diane, gracial, gynera, lynoral Y, marvelon, lyndiol,

mercilon, microgynon, mikrodiol, nordette, ovostat,

pilkab, pil KB, planotab, triquilar ED, yasmin

(Mansjoer, 2001).

Indikasi : Kontrasepsi, monopause, osteoporosis, vaginitis

senilis atau atrofi, karsinoma prostat dan

mammae (Mutschler, 2006).

Kontra : Penderita denga kelainan kardiovaskuler seperti

tromboemboli, tromboflebitis, hipertensi berat,

apoleksia serebri, gangguan hati, anemia hemolitik

kronik, perdarahan vagina yang tidak diketahui

penyebabnya (Mutschler, 2006)

Efek Samping: Mual, muntah, pusing, anoreksia, sakit kepala,

edema, kulit kemerahan, nyeri payudara. Rasa logam

dimulut, hipoglikemia (Mutschler, 2006).

Dosis : Terapi pengganti : 10-20 mcg/hari

Karsinoma mammae dan prostat : 3 X 0,1-1 mg/hari

(Mutschler, 2006)
Farmakokinetik:Mudah diabsorbsi setelah pemberian per-oral, dan

melalui kulit atau membran mukosa. Mestranol

cepat dioksidasi menjadi etinil estradiol, yang

dimetabolisme lebih lambat daripada estrogen yang

terbentuk alami oleh hati dan jaringan perifer. Larut

dalam lemak, obat-obat ini disimpan dalam jaringan

adiposa darimana senyawa ini dilepaskan secara

lambat. Karena itu, analog estrogen sintetik

mempunyai efek yang lama dan potensinya lebih

tinggi dibandingkan estrogen alam (Mycek, 2002).

Farmakodinamik: Memacu sintesis mRNA dan beberapa protein

spesifik lain sehingga terjadi perangsangan

sintesis DNA atau dengan menghambat pelepasan

hormon FSH, RH, LH dari hipotalamus dan

hipofise, serta efek sitotoksik sel tumorakibat

penempatan reseptor hormon (Mutschler, 2006).


C. Uraian Hewan Coba

1. Klasifikasi (itis.gov)

Mencit

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub phylum : Vertebrata

Class : Mamalia

Ordo : Rodentia

Family : Muridae

Genus : Mus

Species : Mus musculus

2. Karakteristik (Malole, 1989)

Mencit (Mis musculus)

a. Mencit adalah hewan pengerat yang dapat berkembang biak,

mudah dipelihara dalam jumlah banyak.

b. Dapat hidup dalam berbagai iklim baik di dalam kandang

maupun secara bebas sebagai hewan liar, oleh karena itu

mencit banyak digunakan di laboratorium.

c. Mudah ditangani, memiliki sifat fotofobik (takut pada cahaya)

maka cenderung berkumpul sesamanya. Mereka lebih efektif

pada malam hari daripada siang hari karena kehadiran

manusia mengganggu dari aktifits mencit.


d. Mencit mencapai umur 2 - 3 tahun, dan jika sedang menyusui

akan mempertahankan sarangnya

e. Lama kehamilan 19 - 21 hari (4 - 12 ekor sekali lahir)

f. Mulai dikawinkan : jantan 50 hari dan betina 50 60 hari


BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikun ini yaitu Gunting

bedah, Jarum pentul, Kanula, Kapas, Papan bedah (gabus), Pinset,

Pisau bedah, Spoit

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan yaitu Na CMC, Andalan dan

Microginon

C. Hewan Coba

Adapun hewan coba yang dipakai yaitu mencit.

D. Cara kerja

Pemilihan dan pemeliharaan Hewan coba

1. Dipilih hewan coba yang sehat (tidak cacat dan sakit) 3 pasang

mencit

2. Diinduksi selama 1 minggu

3. Sehari sebelum diberi perlakuan, berat badan mencit ditimbang

dan dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan jenis obat yang

akan diberikan

4. Mencit diberi tanda dan dicatat berat badannya.


Penyiapan bahan

1. Obat antifertil

Andalan dan microginon

Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

Ditimbang obat sesuai dengan perhitungan

Digerus dalam lumpang dan ditambahkan dengan larutan Na

CMC sedikit demi sedikit, hingga obat larut

Dimasukkan dalam labu takar dan dicukupkan hingga 10 ml

dan dihomogenkan.
BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

A. Data Pengamatan

Kontasepsi Wanita

Janin
NO Nama Obat BB (gram) Vp mencit (ml)

1. Mikroginon 22 gram 0,36 ml -

2. Andalan 28 gram 0,46 ml -

3. Na CMC 23 gram 0,38 ml -


B. PEMBAHASAN

Obat antifertilitas adalah obat yang dapat mengurangi kesuburan,

obat demikian disebut juga sebagai obat kontrasepsi berdasarkan

pemikiran bahwa pencegahan kehamilan dilakukan dengan usaha

mencegah konsepsi yaitu mencegah persatuan antara telur dan sperma.

Pengendalian kesuburan adalah pada dasarnya pencegahan kehamilan.

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui efektivitas obat

andalan dan obat Microgynon sebagai kontrasepsi oral terhadap hewan

coba mencit betina (Mus musculus).

Pada percobaan ini kita menggunakan hewan uji mencit (Mus

musculus) karena mencit (Mus musculus) memilki sistim organ yang

hampir menyerupai sistim organ pada manusia sehingga kita dapat

melihat efek dari obat yang diberikan sebelum diberikan pada manusia.

Pada percobaan antifertilisasi, untuk pra-perlakuan, pertama-tama

ditimbang masing-masing berat Mencit (Mus mucullus), kemudian

diberikan secara oral obat andalan dan obat Microgynon tablet sebagai

obat kontrasepsi oral dan diberikan Na.CMC sebagai kontrol. Pemberian

obat dilakukan tiap hari selama seminggu.

Untuk perlakuan, mencit sebelumnya dianestesi dengan

menggunakan eter lalu dibedah dengan menggunakan pisau bedah.

Kemudian dilihat uterus pada mencit apakah terdapat janin atau tidak.

Kemudian dibandingkan uterus mencit yang diberikan obat Andalan dan

obat Microgynon tablet serta Na-CMC sebagai kontrol.


Adapun hasil yang diperoleh, yaitu untuk mencit yang diberi kontrol

Na.CMC tidak terdapat janin. Untuk mencit yang diberi obat microgynon

pada mencit betina positif tidak memiliki janin. Untuk obat andalan pada

mencit betina juga positif tidak terdapat janin. Artinya obat andalan dan

obat microgynon memiliki efek dengan baik sebagai obat kontrasepsi.

Dimana percobaan ini sesuai dengan apa yang ada pada teori.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasi percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

obat Andalan dan obat Microgynon memiliki efektifitas yang baik sebagai

obat kontrasepsi.

B. Saran

Diharapkan agar asisten kelompok hadir pada saat praktikum. Dan

alat dilab sebaiknya dilengkapi lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim,.2015, Penuntun Praktikum Farmakologi dan Toksikologi


Universitas Muslim Indonesia, Makassar.
Gunawan, 2007, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, UI-Press: Jakarta.
http://www.itis.gov. Integrated Taxonomic Information System.
Malole, 1989. Penanganan Hewan Coba. Depkes RI. Jakarta.
Mansjoer, A., 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Penerbit Aesculapius:
Jakarta.
Mutschler, E,. 1991. Dinamika Obat, Edisi III. ITB: Bandung
Mycek., 2006, Farmakologi Ulasan Bergambar, Widya medika, Jakarta.
Sherwood., 2011, Fisiologi Manusia dari Sel keSistem, Buku Kedokteran :
Jakarta.
Sloane, Ethel ,2004, Anatomi dan fisiologi untuk pemula, EKG,
Jakarta.
Tjay Tan, Hoan., 2010, Obat Obat Penting, Elex Media Komputindo,
Jakarta.
LAMPIRAN

Disiapkan 3 pasang mencit

betina betina betina

I II III

Andalan mikroginon Na CMC

Diinduksi selama 1 minggu

Perlakuan

Dibedah

Diamati uterusnya
Gambar :

You might also like