Professional Documents
Culture Documents
Integrasi ekonomi merupakan langkah penting bagi pencapaian ASEAN Economic Community
(AEC) yang berdayasaing dan berperan aktif dalam ekonomi global. Sedangkan momentum
menuju terwujudnya AEC 2015 tentunya tidak terlepas dari ASEAN sebagai organisasi regional
sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan tersebut. Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang
dilaksanakan pada bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk
mengembangkan AEC Blueprint yang merupakan pedoman bagi negara-negara anggota ASEAN
untuk mencapai AEC 2015. AEC Blueprint memuat 4 (empat) kerangka utama atau pilar
(Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Menuju ASEAN Economic Community 2015),
yaitu :
1. ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan elemen aliran bebas
barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas;
2. ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi, dengan elemen
peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan
infrastruktur, perpajakan dan e-commerce;
3. ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen
pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara
CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam); dan
4. ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global
dengan elemen pendekatan yang koherendalam hubungan ekonomi di luar kawasan, dan
meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.
Dari keempat pilar tersebut, saat ini pilar pertama yang masih menjadi perhatian utama
ASEAN.Untuk mewujudkan AEC pada tahun 2015, seluruh negara ASEAN harus melakukan
liberalisasi perdagangan barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil secara bebas dan arus
modal yang lebih bebas. Menuju AEC bukannya tanpa persiapan yang matang, tapi juga
dibutuhkan kerjasama dari penduduk setiap Negara anggota agar bisa mewujudkan AEC tahun
2015.
SOAL:
Oleh:
FITRIJAH
Puji & syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ASEAN Economic Comonity
(AEC) ini dengan baik dan lancar. Makalah ini merupakan bentuk tugas dari mata kuliah teori
organisasi dan knowledge management sebagai salah satu penilaian terhadap proses
pembelajaran di Universitas Dr. Soetomo.
Pada makalah ini dimaksudkan untuk mengetahui perubahan yang harus dihadapi
Indonesia menuju ASEAN Economic Comunity. Maka akan tersedia bahan bacaan yang dapat
menambah wawasan mengenai AEC dan tentang integrasi ekonomi ASEAN 2015. .
Meski dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha dengan maksimal, namun
penulis masih merasa memiliki kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu penulis meminta
kritik dan saran pembaca makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II .ISI.......................................................................................................................................
F. Peluang Dan Tantangan Yang Dihadapi Oleh Indonesia Dalam Menghadapi AEC 2015...
a) Peluang ...............................................................................................................................
b) Tantangan ...............................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu Negara terbesar populasinya yang ada di kawasan
ASEAN. Masyarakat Indonesia adalah Negara Heterogen dengan berbagai jenis suku, bahasa
dan adat istiadat yang terhampar dari Sabang sampai Merauke. Indonesia mempunyai
kekuatan ekonomi yang cukup bagus, pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia (4,5%)
setelah RRT dan India. Ini akan menjadi modal yang penting untuk mempersiapkan
masyarakat Indonesia menuju AEC tahun 2015. Jika dilihat dari sisi demografi Sumber Daya
Manusia-nya, Indonesia dalam menghadapi ASEAN Economic Community ini sebenarnya
merupakan salah satu Negara yang produktif. Jika dilihat dari faktor usia, sebagian besar
penduduk Indonesia atau sekitar 70% nya merupakan usia produktif. Jika kita lihat pada sisi
ketenaga kerjaan kita memiliki 110 juta tenaga kerja (data BPS, tahun 2007), namun apakah
sekarang ini kita utilize dengan tenaga kerja kita yang berjumlah sekitar 110 juta itu.
Diawali pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-2 tanggal 15 Desember
1997 di Kuala Lumpur, Malaysia, dengan disepakatinya Visi ASEAN 2020, para Kepala
Negara ASEAN menegaskan bahwa ASEAN akan: (i) menciptakan Kawasan Ekonomi
ASEAN yang stabil, makmur dan memiliki daya saing tinggi yang ditandai dengan arus lalu
lintas barang, jasa-jasa dan investasi yang bebas, arus lalu lintas modal yang lebih bebas,
pembangunan ekonomi yang merata serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-
ekonomi, (ii) mempercepat liberalisasi perdagangan di bidang jasa, dan (iii) meningkatkan
pergerakan tenaga professional dan jasa lainnya secara bebas di kawasan. Selanjutnya pada
beberapa KTT berikutnya (KTT ke-6, ke-7) para pemimpin ASEAN menyepakati berbagai
langkah yang tujuannya adalah untuk mewujudkan visi tersebut.
Setelah krisis ekonomi yang melanda khususnya kawasan Asia Tenggara, para
Kepala Negara ASEAN pada KTT ASEAN ke-9 di Bali, Indonesia tahun 2003, menyepakati
pembentukan komunitas ASEAN (ASEAN Community) dalam bidang Keamanan Politik
(ASEAN Political-Security Community), Ekonomi (ASEAN Economic Community), dan
Sosial Budaya (ASEAN Socio-Culture Community) dikenal dengan Bali Concord II.Untuk
pembentukan ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015, ASEAN menyepakati
pewujudannya diarahkan pada integrasi ekonomi kawasan yang implementasinya mengacu
pada ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint.
Makalah ini hanya fokus pada pilar pertama karena pilar ini memuat aspek utama dan
mendasar dari komponen integrasi ekonomi yaitu arus bebas barang, jasa, investasi, tenaga
kerja terampil, dan arus modal yang lebih bebas serta sektor prioritas integrasi. Secara umum
dilaporkan tingkat implementasi AEC Blueprint periode 1 Januari 2008 30 September 2009
oleh masing-masing Negara Anggota dengan menggunakan instrumen Scorecard. Capaian
Scorecard ini memiliki nilai politis karena dapat mencerminkan kesungguhan ASEAN dalam
mewujudkan Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC 2015). Berdasarkan laporan AEC
Scorecard yang disiapkan Sekretariat ASEAN, tingkat implementasi Indonesia mencapai
80,37% dari 107 measures untuk periode tersebut, berada pada urutan ke-7. Tingkat
implementasi tertinggi dicapai oleh Singapura dengan angka 93,52%, sedangkan yang
terendah adalah Brunei Darussalam sebesar 74,57%. Integrasi ekonomi merupakan langkah
penting bagi pencapaian ASEAN Economic Community (AEC) yang berdayasaing dan
berperan aktif dalam ekonomi global. Sedangkan momentum menuju terwujudnya AEC 2015
tentunya tidak terlepas dari peranan dari ASEAN, sebagai organisasi regional sebagai
kendaraan untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, sebelum membahas lebih
lanjut tentang AEC itu sendiri, maka kita akan mengawali tentang sejarah ASEAN dan
sejarah lahirnya konsep AEC 2015
B. Rumusan Masalah
3. Mengetahui peluang dan tantangan pembentukan AEC 2015 bagi Indonesia dan strategi
umum menuju AEC 2015
BAB II
ISI
A. Sejarah Singkat ASEAN Economic Community (AEC) 2015 Dalam kerjasama ASEAN di
bidang ekonomi, pada awalnya kerjasama difokuskan dengan pemberian prefensi
perdagangan (Predential trade), usaha patungan (Joint Venture) dan skema saling
melengkapi (Complementation scheme) antar pemerintah negara-negara anggota maupun
pihak swasta di kawasan ASEAN, seperti Industrial Project Plan (1976), Prefential Trading
Area (1977), ASEAN Industrial Complement Scheme (1981), ASEAN Joint Venture
Scheme (1981) dan Enhanched Prefential Trading Arengement (1987).Pada dekade 80-an
dan 90-an, ketika antar negara di berbagai belahan dunia melakukan upaya-upaya untuk
menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi, negara-negara ASEAN menyadari bahwa cara
terbaik untuk bekerjasama adalah dengan saling membuka perekonomian mereka, guna
menciptakan integrasi ekonomi kawasan. Pada KTT ke-5 di Singapura tahun 1992 telah
ditandatangani Framewok Agreement Enchanching ASEAN Economic Cooperation
sekaligus menandai dicanangkannya ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tanggal 1
Januari 1993 dengan Common Efective Prefential Tariff (CEPT) sebagai mekanisme utama.
Pendirian AFTA memberikan implementasi dalam bentuk pengurangan dan eliminasi tarif,
penghapusan hambatan-hambatan non-tarif, dan perbaikan terhadap kebijakan- kebijakan
fasilitas pedagangan.
Dalam perkembangannya, AFTA tidak hanya difokuskan pada liberalisasi perdagangan
barang, tetapi juga perdagangan jasa dan investasi. Sejalan dengan perkembangan konstelasi
global, ASEAN pun mengalami pengembangan pesat yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Seperti yang telah dikemukakan di atas, pada awal berdirnya, ASEAN
mencurahkan perhatiannya untuk membangun rasa saling percaya (confidence Bulding
Measure), itikad baik dan mengembangkan kebiasaan secara terbuka dan dinamis diantara
sesama angotanya.Menjelang usianya yang ke-40, ASEAN telah mencapai tingkat koefisitas
dan memiliki rasa saling percaya yang cukup tinggi dantara para anggotanya serta mulai
menyentuh kerjasama di bidang-bidang yang dianggap sensitif.
Perkembangan ASEAN yang pesat tersebut tidak terlepas dari pengaruh lingkungan baik di
dalam maupun luar kawasan yang turut membentuk dan memperkaya pola-pola kerjasama
diantara negara anggota ASEAN. Pengalaman kawasan Asia Tenggara semasa krisis
keuangan dan ekonomi Tahun 1997-1998 memicu kesadaran ASEAN mengenai pentingnya
peningkatan dan perluasan kejasama intra kawasan.
Perkembangan ASEAN memasuki babak baru dengan diadopsinya Visi ASEAN 2020 di
Kuala Lumpur tahun 1997 yang mencita-citakan ASEAN sebagai Komunitas negara-negara
Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil, sejahtera, saling perduli, diikat bersama dalam
kemitraan yang dinamis di tahun 2020. Selanjutnya ASEAN juga mengadopsi Bali Concord
II pada KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003 yang menyetujui pembentukan Komunitas
ASEAN. Pembentukan Komunitas ASEAN ini merupakan bagian dari upaya ASEAN untuk
lebih mempererat integrasi ASEAN. Selain itu juga merupakan upaya evolutif ASEAN
untuk menyesuaikan cara pandang agar dapat lebih terbuka dalam membahas permasalahan
domestik yang berdampak pada kawasan tanpa meninggalkan prinsp-prinsip utama ASEAN,
yaitu: saling menghormati (Mutual Respect), tidak mencampuri urusan dalam negeri (Non-
Interfence), konsensus, diaog dan konsultasi. Komunitas ASEAN terdiri dari tiga pilar yang
termasuk di dalamnya kerjasama di bidang ekonomi, yaitu:
Komonitas Keamanan ASEAN ( ASEAN Security Comunity/ASC),
Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC)
dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Sosio-Cultural Community/ASCC).
Pencapaian Komunitas ASEAN semakin kuat dengan ditandatanganinya Cebu Declaration
on the Estabilishment of an ASEAN Community by 2015 oleh para pemimpin ASEAN
pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu Filiphina, 13 Januari 2007. Dengan ditandatanganinya
deklarasi ini, para pemimpin ASEAN menyepakati percepatan pembentukan Komunitas
ASEAN/ASEAN Community dari tahun 2020 menjadi 2015.
Lalu komimen tersebut, khususnya di bidang ekonomi, dilanjutkan dengan penandatanganan
ASEAN Charter/Piagam ASEAN beserta cetak biru AEC 2015 pada KTT ASEAN ke-13 di
Singapura, pada tanggal 20 November 2007. Penandatanganan Piagam ASEAN beserta
cetak birunya AEC adalah merupakan babak baru dalam kerjasama ASEAN di bidang
ekonomi diusianya yang kempat puluh tahun. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa
AEC adalah merupakan salah satu dari tiga pilar utama dalam ASEAN Community 2015,
yang ingin membentuk integrasi ekonomi di kawasan ASEAN Tenggara.
AEC memiliki lima (5) pilar utama, yakni:
1. Aliran bebas barang (free flow of goods),
2. Aliran bebas jasa (free flow of sevice),
3. Aliran bebas investasi (free flof of investment),
4. Alran bebas tenaga kerja terampil (free flow of skilled labour), dan
5. Alian bebas modal ( free flow of capital)
B. Gambaran AEC dalam piagam ASEAN
ASEAN Charter