You are on page 1of 10

Model-model Ekonomi

Seperti telah disebutkan pada bab sebelumnya, teori ekonomi merupakan abstraksi dari dunia
nyata. Dalam satu ha, keadaan perekonomian yang sebenarnya sangatlah luas serta rumit dan kita
tidak mungkin dapat memahaminya secara sekaligus semua hubungan timbal baik dalam
perekonomian, tidak juga hubungan timbal balik yang mempunyai kepentingan yang sama untuk
memahami dan menelaah fenomena ekonomi secara khusus. Oleh karena itu, cara yang bijaksana
adalah memilih faktor utama ari apa yang menarik perhatian kita, dan hubungan yang relevan
dengan permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian kita. Penyederhanaan kerangka analitis
secara teliti dan hat-hati seperti itu disebut model ekonomi, karena hanya merupakan suatu
kerangka an gambaran kasar dari perekonomian yang sebenarnya.

2.1 Unsur-unsur Dalam Model Matematis

Suatu model ekonomi hanya merupakan kerngka teoritis dan tidak ada alasan apapun yang
menyatakan mengapa model ekonomi harus bersifat matematis. Akan tetapi, jika suatu model
mempunyai bentuk matematis, biaanya model tersebut terdiri dari himpunan persamaan-
persamaan yang dibentuk untuk menjelaskan struktur modl itu. Dengan menghubungkan
sejumlah variabel dengan cara tertentu, persamaan-persamaan ini menunjukkan bentuk
matematis bagi uatu himpunan asumsi analitis yang digunakan. Kemudian, melalui penerapan
operasi matemais yang relevan dengan persamaan-persamaan ini, kita bisa mencoba memperoleh
suatu himpunan kesimpulan yang secara ogis mengikuti asumsi-asumsi tersebut.

Variabel, Konstanta, dan Parameter

Variabel adalah sesuatu yang besarnya dapat berubah, misalnya sesuatu yang dapat menerima
nilai yang berbeda. Variabel yang sering digunakan dalam ilmu ekonomi adalah harga, laba,
pendapatan, biaya, pendapatan nasional, konsumsi, investasi, impor, dan ekspor. Karena setiap
variabel dapa menerima berbagai nilai, maka variabel harus dinyatakan dalam simbol tertentu.
Misalnya, kita dapa menyatakan harga dengan simbol , laba dengan , pendapatan dnganR,
biaya dengan , pendapatan nasional dengan , dan seterusnya. Akan tetapi, jika telah
dinyatakan bahwa = 3 atau = 8, maka nilai variabel ini sudah tertentu, yaitu 3 untuk dan
18 untuk (dalam satuan yang dipilih secara tepat).
Model ekonomi yang dibentuk dengan baik dapat menghasilkan nilai penyelesaian untuk
himpunan variabel tertentu, sperti tingkat harga pasar, atau tingkat output (keluaran) yang
menghasilkan laba maksimum. Variabel seperti itu, yag nilai penyelesaiannya dicari melalui
model, disebut sebagai variabel endogen (diperoleh dari dalam). Akan tetapi, modeljuga dapat
berisi variabel-variabel yang dianggap dapat ditentukan oleh kekuatan dari luar model dan nilai-
nilai variabel yang diperoleh dari data yang ada. Variabel-variabel seperti itu disebut variabel
eksogen (diperoleh dari luar). Perlu diketahui bahwa suatu variabel mungkin merupakan variabel
enogen untuk suatu model dan mungkin pula menjai variabel eksogen unuk model lainnya.
Misalnya, dalam analisis penentuan harga pasar gandum (), variabel pasti merupakan
variabel enogen, tetapi dalam kerangka teori pengeluaran konsumen, merupakan data
konsumen perorangan, sehingga variabel harus dijadikan variabel eksogen.

Seringkali variabel muncul dalam satu kombinasi dengan bilangan tetap atau konstanta
seperti 7 atau 0,5 . Konstanta adalah besaran yang tidak berubah, sehingga merupakan lawan
dari variabel. Jika suatu konstanta digabung dengan sebuah variabel, maka angka itu sering
disebut koefisien variabel tersebut. Namun demikian, koefisien lebih merupakan simbol
ketimbang sebagai angka. Sebagai contoh, agar dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi, kita
dapat menyatakan simbol merupakan konstanta dan digunakan untuk menyatakan sebagai
pengganti 7 dalam suatu model. Simbol ini merupakan kasus yang cukup istimewa,
ianggap menyatakan bilangan konstanta tertentu, namun karena belum ditetapkan nilainya maka
bisa menunjukkan nilai berapa saja. Sehingga, ini merupakan suatu konstanta yang variabel.
Untuk mengidentifikasi kedudukannya yang khusus, kita beri nama tersendiri, yaitu konstanta
parametrik (atau dalam istilah sedrhana, parameter).

Perlu ditekankan bahwa meskipun nilai yang berbeda dapat diberikan pada suatu
prameter, niali itu dapat dianggap sebagai data dalam suatu model. Karena alasan inilah kadang-
kadang orang mudah menggunakan istilah konstanta meskipun konstanta tersebut adalah
parameter. Dala hal ini parameter serupa dengn variabel eksogen, karena keduanya diperlakukan
sebagai tertentu dalam model. Untuk mudahnya, banyak penulis menggunakan istilah
parameter untuk keduanya.

Secara umum, konstanta parametrik biasanya dinyatakan dengan simbol , , atau


dalam abjad Yunani , , . Tetapi simbol lainnya juga diperbolehkan. Untuk membedakan
variabel eksogen dengan variabel endogen digunakan subscript 0. Sebgai contoh, jika harga
dengan simbol , maka 0 menyatakan harga yang ditentuakan secara eksogen.

Persamaan dan Identitas

Variabel dapat berdiri sendiri, tetapi baru ada artinya bila berhubungan satu dengan lainnya
melalui persamaan atau ketidaksaman. Pada bagian ini kita hanya akan membahas persamaan.

Dalam penerapan ekonomi dibedakan menjadi 3 macam persamaan yaitu, persamaan


definisi (definitional equation), persamaan perilaku (behavioral equation), dan persamaan
bersyarat (conditional equation).

Persamaan definisi membenuk identitas antara dua pernyataan yang mempunyai arti
persis sama. Persamaan sperti itu disebut persamaan identik engan tanda (dibaca: adalah sama
ecara identik dengan) lebih sering digunakan daripada tanda =, meskipun tanda yang terakhir ini
juga dapat diterima. Sebagai contoh, total laba adalah selisih antara total pendapatan an totl
biaya, sehingga dapat ditulis

Persamaan perilaku menunjukkan perilaku suatu variabel sebagai tanggapan terhadap


perubahan variabel lainnya. Persamaan ini dapat menyangkut perilaku manusia (seperti pola
konsumsi secara keseluruhan dalam hubungannya dengan pendapatan nasional),atau perilaku
yang tidak menyangkut manusia (seperti bagaimana total biaya suatu perusahaan bereaksi
terhadap perubahan output). Secara umum, persamaan perilaku dapat igunakan untuk
menjelaskan lingkungan kelembagaan dari suatu model, termasuk teknologi (misalnya, fungsi
produksi) dan aspek-aspek hukum (misalnya, strukur pajak). Namun, sebelum persamaan
perilaku dapat ditulis harus dinyatakan dulu asumsi-asumsi tertentu mengenai pola perilaku dari
variabel yang diteliti. Maka perhatikan kedua fungsi biaya dibawah ini

= 75 + 10
= 110 + 2

dimana menunjukkan jumlah output. Karena kedua persmaan mempunyai bentuk yang
berbeda, maka masing-masing kondisi produksi yang diasumsikan jelas berbeda. Pada (2.1),
biaya tetap (nilai jika = 0) adalah 75, sedangkan pada (2.2) biaya tetap adalah 110. Variasi
biaya ini juga berbeda. Pada (2.1), untuk setiap kenaikan satu unit terjadi penambahan
secara konstan sebesr 10. Tetapi pada (2.2), bila bertambah satu unit, bertambah secara
progresif dalam jumlh yang lebih besar. Jelas, perbedaan biaya ini terutama karena bentuk
persamaan perilaku yang menggunakan suatu model dengan asumsi yang dinyatakan secara
matematis.

Persamaan bentuk ketiga adalah persamaan bersyarat yang menyatakan persyaratan yang
harus dipenuhi. Misalnya, dalam model yang melibatkan konsep ekuilibrium, kita harus menset-
up syarat ekuilibrium yang menggambarkan prasyarat unuk pencapaian ekuilibrium. Dua syarat
ekuilibrium yang paling erkenal dalam ilmu ekonomi adalah

= [jumlah yang diminta = jumlah yang ditawarkan

dan

= [tabungan yang diharapkan = investasi yang diharapkan]

Yang masing-msasing membahas ekuilibrium model pasar dan ekuilibrium model pendapaan
nasional dalam bentuk yang paling sederhana. Demikian juga, suatu model optimisasi akan
mengambil atau menggunakan satu atau lebih syarat optimisasi. Salah satu syarat semacam itu
yang mudah dicerna adalah syarat

= [biaya marjinal = pendapatan marjinal]

Dalam teori perusahaan. Karena persamaan ini bukan merupakan bentuk bersyarat atau perilaku,
maka persamaan tersebut merupakan golongan yang tersendiri.

2.2 Sistem Bilangan Nyata

Variabel-variabel dan persamaan-persamaan merupakan bahan yang penting untuk model


matematika. Tetapi, karena nilai-nilai variabel yang akan digunakan umumnya merupakan
angka, perlu kita bahas sedikit mengenai sistem bilangan. Di sini kita hanya akan berhubungan
dengan bilangan nyata.
Seluruh bilangan seperti 1, 2, 3, . . . disebut bilangan bulat positif; ini adalah bilangan
yang paling sering disunakan alam menghitung. Lawannya bilangan negatif -1, -2, -3, . . . .
disebut bilangan bulat negatif; ini dapat digunakan misalnya untuk menunjukkan temperatur di
bawah nol (dalam derajat). Di lain pihak, bilangan 0 (nol) bukan positif dan bukan negatif serta
mempunyai arti tersendiri (unik). Kita gabungkan seluruh bilangan bulat positif-negatif, dan nol
ke dalam satu golongan, yaitu himpunan seluruh bilangan bulat.

Tentu saja, bilangaan bulat tidak menampung semua bilangan yang mungkin, misalnya
2 5 7
untuk pecahan seperti , , dan , yang apabila diletakkan pada penggaris akan terletak di antara
3 4 3
1 2
bilangan bulat. Kita juga memiliki bilangan-bilangan pecahan negatif, seperti 2 dan 5.

Bilangan ini bersama-sama dikelompokkan menjadi himpunan seluruh bilangan pecahan.

Semua bilangan pecahan ditunjukkan sebagai perbandingan antara dua bilangan bulat,
jadi bilangan pecahan memenuhi untuk penandaan bilangan rasional. Tetapi, bilangan bulat juga
merupakan bilangan rasional, karenanya setiap bilangan bulat dapat ditunjukkan sebagai
perbandingan /1. Himpunan seluruh bilangan bulat dan himpunan seluruh bilangan pecahan
secara bersama-sama membentuk himpunan seluruh bilangan rasional. Ciri lain dari bilangan
rasional adalah bahwa bilangan itu dapat ditunjukkan sebagai bilangan desimal yang berakhir
1 1
(misalnya, = 0,25) atau bilangan desimal yang berulang (misalnya, = 0,333 ), di mana
4 3

beberapa bilangan atau serangkaian bilangan di kanan titik desimal akan terus berulang.

Sekali konsep bilangan rasional digunakan, jelas akan timbul konsep bilangan irasional,
bilangan-bilangan yang tidak dapat ditunjukkan sebagai perbandingan dua bilangan bulat. Sat

Bilangan Bilangan
Bulat Pecahan

Bilangan Rasional Bilangan Irasional

Bilangan Nyata

contoh, adalah bilangan 2 = 1,4142 , yang merupakan bilangan desimal yang tidak berulang
dan tidak berakhir. Lainnya adalah konstanta istimewa = 3,1415 (yang menunjukkan
perbandingan keliling setiap lingkaran terhadap diameternya), yang juga merupakan bilangan
desimal tidak berulang dan tidak berakhir, sebagai ciri dari seluruh bilangan irasional.

Seperti halnya angka pecahan mengisi kekosongan di antara bilangan-bilangan bulat pada
penggaris, bilangan-bilangan irasional mengisi kekosongan diantara bilangan-bilangan rasioal
sehingga bila setiap bilangan irasional diletakkan pada penggaris, akan terletak di antara dua
bilangan rasional. Hasil dari proses pengisian ini adalah suatu rangkaian kesatuan bilangan
seluruh bilangan nyata yang biasanya ditunjukkan dengan tanda . Bila ini himpunan
digambarkan pada satu garis lurus kita sebut garis ini sebagai garis nyata.

Pada gambar 2.1 ditunjukkan seluruh himpunan bilangan yang disusun dalam hubungan
satu dengan lainnya. Bila kita membaca dari bawah ke atas, kita menemukan suatu skema
klasifikasi di mana himpunan bilangan-bilangan nyata dipecah ke dalam komponen dan
subkompeten himpunan-himpunan bilangan. Jadi, gambar ini merupakan ringkasan dari struktur
sistem bilangan nyata.

Bilangan-bilangan nyata seluruhnya kita perlukan untuk ke-15 bab pertama buku ini tetap
yang digunakan dalam matematika tidak hanya bilangan-bilangan nyata. Sebenarnya, alasan
digunakan istilah nyata adalah karena ada juga bilangan khayal (imajiner) yang berhubungan
dengan akar kuadrat bilangan negatif. Konsep ini akan dibahas nanti pada Bab 16.

2.3 Konsep Himpunan

Kita telah menggunakan kata himpunan beberapa kali. Karena konsep himpunan mendasari
setiap cabang matematika modern, maka penting sekali untuk membiasakan diri, paling tidak
dengan aspek-aspek mendasar dari suatu himpunan.

Penulisan Himpunan

Secara sederhana himpunan adalah suatu kumpulan objek yang berbeda. Objek ini mungkin
merupakan suatu kelompok bilangan-bilangan (berbeda), orang, makanan, atau sesuatu lainnya.
Jadi, seluruh mahasiswa yang mengikuti mata pelajaran ekonomi tertentu dapat dianggap sebagai
himpunan, seperti halnya ketiga bilangan bulat 2, 3, dan 4 yang dapat membentuk suatu
himpunan. Objek-objek dalam suatu himpunan disebut elemen-elemen himpunan.
Ada dua cara lain untuk menulis suatu himpunan, dengan menyebut satu per satu dengan
gambaran. Jika kita misalkan mewakili himpunan dari tiga bilangan 2, 3, dan 4, maka kita
dapat menulis dengan menyebut satu per atu dari himpunan setiap elemen,

= {2, 3, 4}

Tetapi, bila kita misalkan merupakan himpunan untuk seluruh bilangan bulat positif, menyebut
satu per satu akan menjadi sulit, dan kita boleh menjelaskan elemen-elemen secara sederhana
dan menulis,

= {| bilangan bulat positif }

yang dibaca sebagai berikut: adalah himpunan seluruh (bilangan-bilangan) , sedemikian rupa
ehingga merupakan bilangan bulat positif. Perhatikan bahwa tanda kurung digunakan untuk
menutup himpunan kedua kasus tersebut. Pada pendekatan deskriptif, garis vertikal (atau titik
dua) selalu disisipkan guna memisahkan simbol untuk elemen-elemen dari gambaran elemen-
elemen. Contoh lai, himpunan seluruh bilangan nyata yang lebih besar dari 2 tetapi lebih kecil
dari 5 (katakanlah ) dapat dinyatakan dengan simbol berikut ini,

= {|2 < < 5}

Di sini, pernyataan deskriptif ditunjukkan dengan simbol.

Suatu himpunan dengan elemen-elemen bilangan hingga, yang ditunjukkan oleh


himpunan di atas, disebut sebagai himpunan hingga (finite set). Di lain pihak, himpunan dan
himpunan , masing-masing dengan elemen-elemen bilangan tak hingga, merupakan contoh
himpunan tak hingga (infinite set). Himpunan-himpunan hingga umumnya dapat dihitung,
sehingga elemen-elemennya dapat dihitung satu per satu dalam urutan 1, 2, 3, .... Akan tetapi,
himpunan-himpunan tak hingga mungkin dapat dihitung (himpunan di atas), atau tak dapat
dihitung (himpuna diatas). Pada kasus terakhir, tidak ada cara untuk menghubungkan elemen-
elemen himpunan dengan bilangan-bilangan perhitungan 1, 2, 3, ..., sehingga himpunan adalah
tidak dapat dihitung.
Anggota dalam suatu himpunan dinyatakan dengan simbol (berasal dari huruf Yunani
epsilon untuk elemen), yang dibaca sebagai berikut: suatu elemn dari . Jadi untuk kedua
himpunan dan diatas bisa ditulis

2 3 8 9 (dan lain-lain).

tetapi, jelas 8 (dibaca:8 bukan elemen dari himpunan ). Jika kita gunakan simbol untuk
menunjukkan himpunan dari seluruh bilangan nyata, maka peryataan adalah suatu bilangan
nyata dapat disederhanakan menjadi

Hubungan diantara himpunan-himpunan

Bila dua himpunan dibandingkan satu dengan yang lainnya, beberpa jenis hubungan yang
mungkin dapat diselidiki. Bila dua himpunan 1 dan 2 berisi elemen-elemen yang sama,

1 = {2,7, , } dan 2 = {2, , 7, }

Maka 1 dan 2 dikatakan sama (1 = 2 ) perhatikn bahwa orde yang terlihat pada elemen-
elemen himpunan tidak penting. Akan teapi, meskipun hanya satu elemen yang berbeda, dua
himpunan menjadi tidak sama.

Himpunan jenis lain adalah bahwa satu himpunan mungkin merupakan himpunan bagian
dari himpunan lainnya. Kalau kita mempunyai dua himpunan,

= {1, 3, 5, 7, 9} dan = {3, 7}

Maka adalah himpunan bagian dari , karena setiap elemen adalah juga elemn . Pernyataan
yang lebih pasti mengenai hal ini adalah: adalah himpunan bagian dari jika dan hanya jika
memenuhi . Dengan menggunakan simbol (berada dalam) dan (termasuk), kita
bisa menulis

atau
Mungkin saja terjadi bahwa dua himpunan tertentu merupakan himpunan bagian dari masing-
masing himpunan. Bila hal ini terjadi, pasti bahwa kedua himpunan itu sama. Jelasnya, bisa
memiliki 1 2 dan 2 1 jika dan hanya jika 1 = 2.

Perhatikan bahwa simbol menghubungkan elemen individu dengan himpuanan (set),


sedangkan simbol menghubungkan himpunan bagian (subset) dengan himpunan. Sebagai
contoh penggunaan ide ini, kita bisa menyatakan berdasarkan gambar 2.1 bahwa himpunan
semua bilangan bulat adalah himpunan bagian dari himpunan semua bilangan rasional. Demikian
pula, himpunan semua bilangan rasional adalah himpunan bagia dari himpunan semua bilangan
nyata.

Berapa banyak himpunan bagian dapat dibentuk dari 5 elemen dalam himpunan =
{1, 3, 5, 7, 9}?. Pertama-tama, setiap elemen individual dapat merupakan himpuanan bagian
yang tersendiri seperti {1} dan {3}. Demikian pula untuk elemn yang berpasangan, bertiga,
berempat seperti {1, 3}, {1,5}, dan {3, 7, 9}. Setiap himpuan bagin yang tidak berisi semua
elemen disebut himpunan bagian yang layak dari . Karena itu, himpuna itu sendiri dengan
kelima elemennya dapat dianggap sebagai himpunan bagian dari himpunan . Setiap elemen
adalah elemn dari sendiri, sehingga himpunan itu sendiri memenuhi definisi dari himpuna
bagian. Tentu saja, ini merupakan kasus yang sempit. Karena dari himpunan dapat diperoleh
himpunan bagian yang terbesar, yang juga disebut .

Pada ekstrem lainnya, himpunan bagian yang terkecil adalah suatu himpuanan yang
tidak berisi elemn sama sekali. Himpunan seperti itu disebut himpunan nol atau himpunan
kosong, yang ditunjukkan oleh simbol atau { }. Alasan himpunan nol dianggap sebagai
himpunan bagian dari adalah sungguh menarik: jika himpunan nol bukan merupakan himpunan
bagian ( ), maka harus berisi paling sedikit satu elemen sehingga . Tetapi karena
menurut definisi himpunan nol tidak mempunyai elemen apapun, kita tidak dapat mengatakan
bahwa ; karena itu, himpunan nol adalah himpunan bagian .

Sangat penting membedakan secara jelas simbol atau { } dengan notasi {0}; yang
pertama tanpa elemen, sedangkan yang terakhir berisi elemen nol. Himpunan nol adalah unik;
yang diseluruh dunia hanya ada satu himpunan seperti itu dan dianggap sebagai himpunan
bagian dari setiap himpunan yang mungkin.
Dengan menghitung semua himpunan dari , termasuk kedua kasus dan maka,
kitamenemukan sebanyak 25 = 32 himpunan bagian. Secara umum, jik suatu himpuna
mempunyai elem, dapat dibentuk himunan bagian sebesar 2 dari elemen-elemen tersebut.

Hubungan tipe ketiga yang mungkin adalah dua himpunan yang seluruh elemennya
berbeda sama sekali. Alamkasus ini, kedua himpuanan tersebut dikatakan menjadi terputus
(disjoint). Sebagai contoh, himpunan seluruh bilangan bulat positif an himpunan seluruh
bilangan bulat negatif adalah himpunan yang terputus.

Hubungan tipe keempat terjadi bila dua himpuanan mempunyai beberapa elemen yang
sama tetapi beberapa elemen diantaranya aneh satu sama lainnya. Dalam peristiwa itu kedua
himpunan tidak sama maupun terputus (disjoint), tetapi juga bukan bagian himpunan satu dengan
yang lainnya.

Operasi Himpunan

Jika kita menambahkaan, mengurangkan, mengalikan, membagi, atau menarik akar dari
beberapa bilangan, maka kita katakan melakukan operasi matematis. Meskipun himpunan
berbeda dengan bilangan dapat juga dilakukan beberapa operasi matematis yang sama dengan
bilangan. Tiga prinsip operasi yang akan dibahas disini meliputi gabungan (union), irisan
(intersection), dan komplemen (complement) himpunan.

You might also like