You are on page 1of 2

KERANGKA ACUAN

ANALISIS PENGENDALIAN BAHAYA


PUSKESMAS TERARA TAHUN 2016

A. Pendahuluan
Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahay yang dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat
kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya
kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian
yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja. Undang Undang No. 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiang ruangan
atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber sumber
bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya
yang merupakan bagian bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
Potensi bahaya mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan kerugian.
Untuk menghindari dan meminimalkan kemungkinan terjadinya potensi bahaya di
tempat kerja, Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya
upaya pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi.
Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai
faktor, antara lain : 1) faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada
peralatan kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri; 2) faktor lingkungan, yaitu
potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari
proses produksi termasuk bahan baku, baik produk antara maupun hasil akhir; 3) faktor
manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila manusia yang
melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima baik fisik
maupun psikis.
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan
terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang
melaksanakan upaya penyuluhan, pencegahan dan penanganan kasus-kasus penyakit di
wilayah kerjanya, secara terpadu dan terkoordinasi. Puskesmas merupakan tempat kerja serta
berkumpulnya orang-orang sehat (petugas dan pengunjung) dan orang-orang sakit (pasien),
sehingga puskesmas merupakan tempat kerja yang mempunyai resiko kesehatan maupun
penyakit akibat kecelakaan kerja. Oleh karena itu petugas puskesmas tersebut mempunyai
resiko tinggi karena sering kontak dengan agent penyakit menular, dengan darah dan cairan
tubuh maupun tertusuk jarum suntik bekas yang mungkin dapat berperan sebagai transmisi
beberapa penyakit seperti hepatitis B, HIV AIDS dan juga potensial sebagai media penularan
penyakit yang lain.
B. Tujuan Kegiatan
Mampu mencegah dan mengendalikan penyakit dan/atau cidera di Puskesmas Terara.
C. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Setiap fungsi dan penanggung jawab lokasi kerja mengidentifikasi semua bahaya K3 dan
aspek lingkungan dari seluruh kegiatan/proses, produk atau jasa yang dapat berinteraksi
dengan K3 dan lingkungan.
2. Setiap fungsi dan penanggung jawab lokasi kerja dalam mengidentifikasi bahaya K3 dan
aspek lingkungan harus mempertimbangkan :
a. Kegitan rutin dan non rutin terkait dengan bahaya K3 dan normal, abnormal dan
darurat terkait dengan aspek lingkungan.
b. Kegiatan yang dilakukan oleh semua orang dalam area pekerjaan.
c. Perilaku, kemampuan dan faktor faktor manusia lainnya.
d. Bahaya bahaya yang teridentifikasi dari luar lokasi kerja yang dapat merugikan
kesehatan dan keselamatan kerja.
D. Sasaran
Seluruh kegiatan, pegawai serta sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas Terara.
E. Sumber Dana
Dana BOK.
F. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Dilakukan setiap 3 bulan sekali di minggu terakhir.
G. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Memprediksi tingkat risiko melalui evaluasi yang akurat merupakan langkah yang
sangat menentukan dalam rangkaian penilaian risiko. Kualifikasi dan kuantifikasi risiko
dikembangkan dalam proses tersebut. Konsultasi dan nasehat dari para ahli seringkali
dibutuhkan.
H. Pencatatan dan Pelaporan
Pelaporan dilakukan pada forum yang melibatkan semua manajemen. Hasil analisis
dikomunikasikan dalam bentukagregat dengan kode etik yang menjunjung privasi.
Penyampaian manfaat yang tinggi dan menguntungkan banyakpihak harus dilakukan untuk
kesuksesan pelaksanaan rekomendasi, terkait program kesehatan yang direncanakan.

You might also like