You are on page 1of 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja


Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta, di mana dibicarakan upaya
pengorganisasian sistem pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan
kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan dari
kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, dan P4M (Pencegahan, Pemberantasan,
Pembasmian Penyakit Menular ) dan sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan
tidak saling berhubungan. Melalui Rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk
menyatukan semua pelayanan tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang
dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat(Puskesmas).
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau
sebagian wilayah kecamatan. Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata
pertama meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat dan kegiatan yang dilakukan puskesmas, selain dari intern sendiri tetapi
juga perlu peran serta masyarakat dalam pengembangan kesehatan terutama
dilingkungan masyarakat yang sangat mendasar, sehingga pelayanan kesehatan dapat
lebih berkembang. Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan
dalam bentuk : rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day
care), home care dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan kesehatan.
Pelayanan gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari pelayanan
kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera (imediately) untuk
menyelamatkan kehidupannya (life saving). Unit kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan gawat darurat disebut dengan nama Unit Gawat Darurat (emergency unit).
Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, keberadaan unit gawat darurat (UGD)
tersebut dapat beraneka macam, baik itu di rumah sakit atau di Puskesmas.

1
Pelayanan kesehatan gawat darurat menjadi sangat penting, karena letak
puskesmas yang lebih dekat dengan pemukiman warga dibandingkan dengan rumah
sakit. Letak puskesmas juga terkadang berada di wilayah rawan kecelakaan atau
kejadian lainnya yang perlu penanganan segera. Kesiapan puskesmas harus selalu
diperhatikan dalam pelayanan gawat darurat, baik untuk penanganan awal atau
pelayanan sampai dengan merujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap
.
1.1 Pernyataan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah
penelitian ini adalah bagaimana gambaran pelayanan gawat darurat di Puskesmas
Krueng Barona Jaya.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui dan meningkatkan pelayanan gawat darurat di Puskesmas
Krueng Barona Jaya

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pelayanan Kesehatan
Sebagai informasi khususnya di daerah wilayah kerja Puskesmas Krueng
Barona Jaya tentang bagaimana gambaran pelayanan gawat darurat dan menjadi
sumber evaluasi dan peningkatan pelayanan.

1.3.2 Bagi Masyarakat


Diharapkan mini project ini dapat berguna bagi masyarakat dalam
peningkatan pelayanan gawat darurat di puskesmas Krueng Barona Jaya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Fungsi Puskesmas


Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :
1 Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas selalu berupaya
menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembanguan lintas sektor
termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
2 Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan
terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
3 Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh ,
terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas
adalah :
1. Pelayananan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
pribadi dengan tujuan umum menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan penegahan penyakit.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang bersifat public
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

3
2.2 Pelayanan Gawat Darurat di Puskesmas
Peran puskesmas dalam peyanan gawat darurat sangat penting. Seperti fasilitas
kesehatan lainya, puskesmas tidak dapat memprediksi kasus atau pasien yang akan
datang untuk meminta pertolongan. Kesiapan puskesmas dalam menangani pasien
gawat darurat menjadi sangat penting, karena pasien gawat darurat dapat datang
kapan saja dan dengan kondisi apa saja.
Adapun kegiatan yang menjadi tanggung iawab UGD banyak macamnya. Secara
umum dapat dibedakan atas tiga macam (Flynn, 1962):
1. Menyelenggarakan pelayanan gawat darurat Bertujuan menyelamatkan
kehidupan penderita, namun sering dimanfaatkan hanya untuk memperoleh
mendapatkan pelayanan pertolongan pertama dan bahkan pelayanan rawat
jalan.
2. Menyelenggarakan pelayanan penyeringan untuk kasus-kasus yang
membutuhkan pelayanan rawat inap intensif. Merujuk kasus-kasus gawat
darurat yang dinilai berat untuk memperoleh pelayanan rawat inap intensif.
3. Menyelenggarakan pelayanan informasi medis darurat. Menampung serta
menjawab semua pertanyaan semua anggota masyarakat tentang segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan keadaan medis darurat (emergency
medical questions).
Banyak penyakit atau kondisi medis lainnya yang sering dijumpai di UGD
puskesmas, mulai dari penyakit yang ringan sampai yang berat dan butuh penanganan
cepat. Adapun berikut ini yang menjadi beberapa penyakit yang sering dilayani di
UGD puskesmas dan harus dilakukan tindakan segera dan pemantauan.
1. Diare Akut
2. Penatalaksaan Perawatan Luka Kecelakaan
3. Penanganan Kasus GE
4. Penangganan Astma Bronchiale
5. Penangganan Gastritis Akut
6. Demam Tifoid
7. Penanganan Kejang Demam

4
8. Pemantauan / Observasi Penderita Gawat
9. Pengobatan Luka Bakar Grade I
10. Pengobatan Luka Tusuk Paku
11. Penatalaksanaan Luka Robek
12. Penatalaksanaan Incise Abses
13. Cidera Kepala
14. Penalaksanaan Corpus Alienum
Menurut Sistem Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) berikut ini adalah yang
termasuk ke dalam criteria kasus gawat darurat. Pelayanan Kesehatan Darurat Medis
adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah
kematian, keparahan, dan/atau kecacatan sesuai dengan kemampuan Fasilitas
kesehatan.

5
6
2.3 Standar Pelayanan UGD Puskesmas
Sebuah UGD puskesmas yang baik, harus memenuhi standard pelayanan UGD.
pada prinsipnya pelayanan UGD di puskesmas tidak jauh berbeda dengan pelayanan

7
UGD di rumah sakit. Namun, ada beberapa hal yang menjadi pembeda mengingat
puskesmas adalah fasilitas layanan tingkat pertama. Untuk standard pelayanan UGD
puskesmas tidak ada format yang sama, bisa disesuaikan dengan kebutuhan di daerah
masing-masing. Berikut adalah beberapa standard pelayanan UGD puskesmas secara
umum.
Standar 1. FALSAFAH DAN TUJUAN
Unit gawat darurat dapat memberikan pelayanan gawat darurat kepada
masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan
standar.
a. Puskesmas menyelenggarakan pelayanan gawat darurat
selama 24 jam terus menerus.
b. Ada instalasi atau unit gawat darurat yang terpisah secara fungsional dari unit-
unit pelayanan lainnya.
c. Ada kebijakan dan prosedur tentang pasien yang tidak tergolong akut dan
gawat yang datang berobat di instalasi/unit gawat darurat.
Standar 2. ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN
Unit gawat darurat harus diatur, dipimpin dan di integrasikan dengan bagian lain
dan instalasi Puskesmas lainnya.
a. Instalasi/unit gawat darurat dilengkapi dengan bagan organisasi disertai
uraian tugas, pembagian kewenangan dan mekanisme hubungan kerja dengan
unit kerja lain didalam puskesmas
b. Ada jadwal jaga harian bagi dokter, perawat, konsulen dan petugas
pendukung lain yang bertugas di instalasi/unit gawat darurat
c. Ada petunjuk dan informasi yang disediakan bagi masyarakat untuk
menjamin adanya kemudahan, kelancaran dan ketertiban dalam memberikan
pelayanan di instalasi/unit gawat darurat
Standar 3. STAF DAN PIMPINAN
Unit gawat darurat dipimpin oleh dokter yang telah mendapat pelatihan gawat
darurat, dibantu oleh tenaga medis, para medis perawatan, para medis non perawatan
dan tenaga non medis yang terampil.

8
a. Ditetapkan dokter sebagai kepala instalasi/unit gawat darurat yang
bertanggung jawab atas pelayanan di UGD.
b. Ditetapkan perawat sebagai penanggung jawab pelayanan keperawatan di
unit/instalasi gawat darurat
c. Jumlah, jenis dan kualifikasi tenaga yang tersedia
sesuai dengan kebutuhan pasien
d. Semua dokter dan tenaga keperawatan mampu melakukan teknik pertolongan
hidup dasar (Basic Life Support).
e. Informasi tentang pelayanan yang diperlukan sudah dikomunikasikan kepada
staf yang berkepentingan sebelum pasien sampai
Standar 4. FASILITAS DAN PERALATAN
Fasilitas yang disediakan harus menjamin efektivitas bagi pelayanan pasien gawat
darurat dalam waktu 24 jam terus menerus.
a. Ada kemudahan bagi kendaraan roda empat dari luar untuk mencapai lokasi
Instalasi/ Unit Gawat Daurat di puskesmas, dan kemudahan transportasi
pasien dari dan ke UGD dari arah dalam puskesmas
b. Ada pemisahan tempat pemeriksaan dan tindakan sesuai dengan kondisi
penyakitnya.
c. Pengadaan dan penyediaan peralatan, obat, bahan, cairan infus dilakukan
sesuai dengan standar pada Buku Pedoman Pelayanan Gawat Darurat.
d. Ada sistem komunikasi untuk menjamin kelancaran hubungan antara unit
gawat darurat dengan unit lain : (1) unit lain di dalam dan di luar Puskesmas
yang terkait (2) rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya (3) pelayanan
ambulance.
e. Ada ketentuan tentang pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan
secara berkala
Standar 5. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
Harus ada kebijakan dan prosedur pelaksanaan tertulis di unit yang selalu ditinjau
dan disempurnakan (bila perlu) dan mudah dilihat oleh seluruh petugas.
a. Ditetapkan kebijakan tentang TRIASE

9
b. Ditetapkan kebijakan tentang pasien yang perlu dirujuk ke rumah sakit lain.
c. Ditetapkan kebijakan tentang penggunaan obat dan peralatan untuk life saving
d. Ditetapkan kebijakan, program, prosedur penanggulangan bencana (Disaster
Plan) yang mungkin terjadi didalam atau di luar rumah sakit.
Standar 6. EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU
a. Data dan informasi tentang pelayanan gawat darurat serta analisis nya
disediakan dan disampaikan kepada unit lain yang terkait.
b. Dilakukan evaluasi mengenai penanganan kasus kecelakaan dan kasus medis
paling sedikit setahun sekali
c. Ketentuan tentang Informed Consent (IC) telah dilaksanakan oleh staf medis
dan perawat.
2.4 Alur Pelayanan Pasien UGD
Gambar 2. Contoh Alur Pelayanan Pasien UGD

10
BAB III

METODE

3.1 Jenis dan Rancangan Project

Laporan ini merupakan laporan deskriptif kualitatif dengan observasi

mengambil data primer dari dokumen UGD Puskesmas

3.2 Waktu dan Tempat Project

Projek ini dilaksanakan sejak bulan Oktober hingga November 2015 di


Puskesmas Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar.

3.3 Alur Project

Alur kerja dari project ini digambarkan seperti Gambar 1 di bawah ini :

Pengambilan data melalui observasi dan


dokumen

Pengolahan data

Pelaporan Hasil

11
3.5 Pengolahan Data

Pengolahan data dalam mini project ini melalui beberapa langkah yang
meliputi:
a. Editing
Editing adalah data yang dikumpulkan, diperiksa kebenarannya sehingga
menghasilkan informasi yang benar. Setelah pengumpulan data,
b. Coding
Coding adalah usaha untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban atau hasil yang
ada menurut macamnya, klasifikasi dilakukan dengan cara menandai masing-
masing jawaban dengan kode-kode tertentu agar mudah dalam pengolahan data.
c. Tabulating
Tabulating adalah data yang diperoleh dikelompokkan dan disajikan dalam
bentuk Tabel, Grafik dan gambar dokumentasi.

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Komunitas Umum

Krueng Barona jaya adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Aceh Besar,


Provinsi Aceh, Indonesia.Kecamatan ini terletak di dekat wilayah Ulee Kareng,
Banda Aceh. Di Kecamatan Krueng Barona Jaya ini terdiri dari 12 Desa dan 3
Mukim, yaitu Kemukiman Ulee Kareng/ Lamreung yang terdiri dari 3 desa ( Lueng
Ie, Meunasah Papeun, dan Meunasah Baktrieng). Kemukiman Lam Ujong yang
terdiri dari 6 desa ( Meunasah Baet, Meunasah Intan, Meunasah Manyang, Gla
Meunasah Baro, Rumpet dan Lamgapang). Dan kemukiman Pango yang terdiri dari 3
desa ( Miruk, Gla Deyah dan Lampermai). Lamreung dikenal sebagai kampung
halaman seorang pahlawan nasional Aceh, yaitu Teuku Nyak Arief yang dimakamkan
di wilayah tersebut.

4.2 Data Geografis

Kecanatan Krueng Barona Jaya merupakan salah satu dari 23 kecamatan di


Kabupaten Aceh Besar, yang terletak di sebelah Timur Kota Banda Aceh, dengan
jarak tempuh dari ibukota Provinsi Aceh 6,5 km.kecamatan Krueng Barona Jaya
terletak pada 5,2- 5,8 Lintang Utara dan 95-45 Lintang Timur, dengan luas
wilayah 12,37 2 (1237 Ha), kecamatan Krueng Barona jaya merupakan kecamatan
Ingin jaya pada bulan Maret tahun 2005 (Puskesmas krueng Barona Jaya, 2012).

Adapun batas wilayah Krueng Barona Jaya adalah :

Sebelah barat berbatas dengan kotamadya Banda Aceh


Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Kuta Baro
Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Ingin Jaya
Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Darussalam

13
4.3 Data Demografi
Menurut hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk di Kecamatan
Krueng Barona Jaya 12.883 jiwa. Jumlah kepala keluarga mencapai 3176 KK,
dengan rincian laki-laki mencapai 6278 jiwa dan perempuan mencapai 6605
jiwa(Puskesmas krueng Barona Jaya, 2012). Sedangkan data terbaru tahun 2013,
jumlah penduduk Kecamatan Krueng Barona Jaya 13.770 jiwa, dengan rincian laki-
laki mencapai 6678 jiwa dan perempuan mencapai 7094 jiwa, sedangkan jumlah
kepala keluarga 3401 KK. Distribusi jumlah penduduk sesuai tabel berikut:

Tabel4.1. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kepala


Keluarga di Kecamatan Krueng Barona Jaya Tahun 2012

No Desa KK LK PR Jumlah
1 Meunasah Papeun 608 1388 1623 3011
2 Meunasah Baktrieng 414 748 714 1462
3 Lueng Ie 244 340 405 745
4 Rumpet 221 372 449 821
5 Lamgapang 516 1134 1126 2260
6 Meunasah Manyang 187 432 434 866
7 Gla Meunasah Baro 230 418 421 839
8 Meunasah Baet 201 457 446 903
9 Meunasah Intan 215 440 438 878
10 Lampermai 148 274 269 543
11 Miruk 245 385 475 860
12 Gla Deyah 163 288 294 582
Jumlah 3401 6678 7094 13770
Sumber : Statistik Kesehatan 2012

Kecamatan Krueng Barona Jaya terdiri dari 12 desa dan 3 mukim yaitu:

1. Kemukiman Ulee kareng terdiri dari 3 desa (Meunasah Papeun, Meunasah


baktrieng, Lueng Ie).

14
2. Kemukiman Lam Ujong Terdiri dari 6 desa ( Meunasah baet, Meunasah
manyang, Meunasah Intan, Gla Meunasah Baro. Rumpet, Lamgapang).
3. Kemukiman Pango terdiri dari 3 desa ( Miruk, Gla Deyah, Lampermai).

4.4. Sumber daya dan sarana kesehatan yang ada


4.4.1 Sarana Kesehatan
Puskesmas Krueng Barona Jaya terletak di pusat Kecamatan Krueng Barona
Jaya (Cot Irie). Puskesmas ini mulai diaktifkan setelah terjadinya bencana gempa dan
gelombang tsunami, namun pada saat itu masih sebagai posko sementara dan
beroperasi secara rutin pada bulan Maret 2005 dan hingga saat ini masih aktif
menjadi pusat layanan kesehatan. Puskemas Krueng Barona Jaya berbatas dengan :
Sebelah Utara dengan Polsek Krueng Barona Jaya.
Sebelah Barat dengan Krueng Cot Irie.
Sebelah Selatan dengan jalan raya.
Sebelah Timur dengan Desa Gla Deyah.
Puskesmas Krueng Barona Jaya mempunyai fasilitas kesehatan berupa 2
Pustu ( Lamreung dan Lam Ujong) dan 10 Poskesdes ( Lamgapang, Lueng ie,
Meunasah papeun, Gla meunasah Baroe, Meunasah Baktrieng, Lampermai,
Meunasah manyang, Rumpet, Miruk dan Meunasah Intan).

4.4.2 Ketenagaan
Jumlah tenaga kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Krueng Barona Jaya
adalah 75 orang. Distribusi tenaga kesehatan terdiri dari berbagai disiplin ilmu untuk
melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdiri dari pegawai
negeri sipil (PNS) dan pegawai tidak tetap (PTT).
Distribusi tenaga kesehatan di Puskesmas Krueng Barona Jaya dapat dilihat
pada table di bawah ini :

15
Tabel 4.2 Jenis Pegawai Kesehatan Puskesmas Krueng Barona Jaya tahun 2012
No Jenis Pegawai Jumlah
1 Dokter Umum 2 orang
2 Dokter Gigi 1 orang
3 S-1 Keperawatan 1 orang
4 S-1 Kesehatan Masyarakat 4 orang
5 S-1 tek. Pangan 1 orang
6 AKBID 1 orang
7 AKL 2 orang
8 AKG 2 orang
9 AKZI 1 orang
10 AMAK 1 orang
11 Bidan 40 orang
12 SPK 4 orang
13 SPPH 1 orang
14 Analis 2 orang
15 SPRG 1 orang
16 Ass. Apoteker 2 orang
17 Pekarya 2 orang
18 AKPER 5 orang
Total 72 orang

4.5 Sarana pelayanan kesehatan yang ada


Dari hasil survey BPS tahun 2010 diketahui bahwa di Kecamatan Krueng barona Jaya
terdapat 1 puskesmas, 2 puskesmaspembantu, dan 10 buah poskesdes ( Puskesmas
Krueng Barona Jaya, 2012).
Adapun kegiatan pokok yang dijalankan oleh Puskesmas Krueng Barona Jaya
adalah sebagai berikut:
1. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas, meliputi :
a. Promosi Kesehatan Masyarakat

16
b. Kesehatan lingkungan
c. Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana
d. Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta pengobatan
2. Upaya Kesehatan pengembangan Puskesmas :
a. Upaya kesehatan sekolah
b. Upaya kesehatan gigi dan mulut
c. Upaya kesehatan jiwa
d. Kesehatan usia lanjut
e. Pembinaan pengobatan tradisional

4.6 Gambaran Layanan Unit Gawat Darurat Puskesmas Krueng Barona Jaya
4.6.1 Struktur Organisasi

Misnasari
Kepala IGD
Tugas :
Bertanggung jawab
terhadap tindakan
kecelakaan dengan Ruda
paksa

Suryadi, Amk. Ns. Nuraida, S.Kep. Darmiati, Amd. Keb.

Staff IGD Staff IGD Staff IGD

Tugas : Bertanggung Tugas :Bertanggung Tugas :Bertanggung


Jawab terhadap tindakan jawab Observasi Pasien Jawab Terhadap
kecelakaan lalu lintas Sterilisasi Alat

17
4.6.1 Fasilitas dan Sarana Unit Gawat Darurat Puskesmas Krueng Barona Jaya

Daftar Kelengkapan Fasilitas UGD Puskesmas Krung Barona Jaya


Secara keseluruhan, fasilitas yang dimiliki UGD Puskesmas Krueng Barona Jaya
sangat baik, fasilitas medis dasar seperti tempat tidur pasien, kursi roda, standar infus
sangat lengkap dan dalam kondisi yang sangat baik. Begitu juga dengan fasilitas
pendukung seperti peralatan medis gawat darurat, alat nebulisasi, hingga alat
sterilisasi, semuanya dalam kondisi sangat baik dan terjaga kualitasnya. Ketersiadaan
obat-obat emergensi juga cukup baik, seluruhnya tersusun rapi dalam lemari
penyimpanan obat dan diatur berdasarkan jenis obat sehingga memudahkan petugas
untuk mencari obat.

No Nama Alat atau Kelengkapan Keterangan jumlah


1. Tempat tidur pasien 5 buah
2. Standar Infus 10 Buah
3. Stetoskop 1 Buah
4. Tensimeter 1 Buah
5. Box Bayi 1 Buah
6. Kursi Roda Pasien 1 Buah
7. Meja Instrumen 2 Buah
8. Meja Administrasi 1 Buah
9. Kursi Pasien 10 Buah
10. Kursi Petugas 2 Buah
11. Lemari Obat 2 Pintu 2 Buah
12. Lemari Es 1 Buah
13. Alat Sterilisasi Alat 3 Tingkat 1 Buah
14. Nebulizer 1 Buah
15. Timbangan 1 Buah
16. Waskom cuci 4 Buah
17. Standar Waskom cuci 2 Buah
18. Minor Set 3 Set
19. Tempat sampah medis dan non medis 4 Buah
20. Tabung Oksigen 1 Buah
21. Ambulance 1 Unit
22. Alat Pemadam Kebakaran 1 Buah
23. Buku Registrasi Pasien UGD 1 Buah (yang sedang
berjalan)

18
Pembagian dan Setting Ruangan UGD Puskesmas Krung Barona Jaya.

Pengaturan ruangan UGD puskesmas diatur sedemiakn rupa sehingga


memenuhi standard pelayanan UGD yang baik, dimulai dengan memberikan akses
yang mudah untuk pasien untuk masuk ke UGD, ruangan tindakan yang terpisah
dengan ruangan observasi pasien. Serta dilengkapi dengan ruang sterilisasi alat
menggunakan alat sterilisasi yang canggih.

1. Meja Registrasi pasien


2. Ruang pemeriksaan dan tindakan gawat darurat
3. Ruang observasi pasien rawatan (terpisah dari ruang tindakan)
4. Ruangan penyimpanan obat-obat emergensi
5. Ruangan sterilisasi alat

Gambar 3. Denah Unit Gawat Darurat Puskesmas Krung Barona Jaya

RUANG TINDAKAN RUANG


GAWAT DARURAT
OBSERVASI
PASIEN
(TERDIRI DARI 2
TEMPAT TIDUR
(TERDIRI
PASIEN) DARI 3
TEMPAT
TIDUR
PASIEN)

AKSES
MASUK

MEJA
ADMINISTRASI
RUANGAN
KHUSUS
STERILISASI PENYIMPANAN
OBAT EMERGENSI

19
Gambar 4. Ruangan Tindakan UGD Puskesmas Krung Barona Jaya

Ruangan tindakan UGD Puskesmas Kruneg Barona jaya terdiri dari 2 tempat
tidur pasien, 2 meja tempat peralatan medis emergensi dan 2 tempat sampah medis
dan non medis. Setting ruangan ini terletak dekat dengan pintu akses masuk. Hal ini
bertujuan agar memudahkan pasien dengan kondisi gawat darurat cepat mendapat
pertolongan. Tempat peralatan dan obat emergensi juga di letakkan berdekatan
dengan tempat tidur tindakan agar mempermudah tugas petugas medis di UGD.
Ruangan tindakan terletak di dekat meja administrasi dan meja petugas, hal
ini bertujuan untuk memudahkan petugas melakukan pengawasan dan observasi pada
pasien yang butuh pengawasan setelah dilakukan tindakan emergensi.

Gambar 5. Meja Petugas UGD

20
Gambar 6. Lemari obat emergensi UGD

Tempat penyimpanan obat emergensi diletakkan dekat dengan meja tindakan


petugas dan tempat tidur tindakan, hal ini untuk memudahkan petugas dalam bekerja.
Pasien yang telah selesai dilakukan tindakan emergensi dan butuh perawatan,
ditempatkan di ruangan khusus observasi pasien. Ruangan ini terletak terpisah
dengan ruangan tindakan. Hal ini untuk memberikan kenyamanan pada pasien yang
akan di observasi. Dalam ruangan observasi ini terdiri dari 3 tempat tidur pasien.
Tempat tidur terbuat dari kasur yang lebih tebal dan lembut dibandingkan dengan
tempat tidur pasien di ruangan tindakan.

21
Gambar 7. Ruangan Observasi Pasien

Ruang khusus sterilisasi alat juga dipersiapkan dengan baik. Ruangan ini
letakknya tepat di belakanh meja petugas. Ruangan terpisah tersendiri dari ruangan
tindakan. Di dalam ruangan sterilisasi terdapat alat sterilisasi 3 tingkat dan alat
sterilisai yang canggih dan efektif melakukan sterilisasi alat dengan baik dalam waktu
yang cepat.

Gambar 8. Salah satu satu peralatan sterilisasi di UGD puskesmas

22
Puskesmas Krueng barona jaya juga dilengkapi dengan satu unit ambulance.
Ambulance ini merupakan Bantuan dari PT Angkasa Pura II melalui program Bina
Lingkungan. Ambulance diperuntukkan untuk menunjang kegiatan puskesmas. Dan
sangat berperan penting untuk keperluan merujuk pasien dalam kondisi darurat.

Gambar 9. Ambulance Puskesmas Krung Barona Jaya

4.7 Kasus yang Ditangani di UGD Puskesmas Krueng Barona Jaya

Kasus gawat darurat yang ditangani di UGD puskesmas Krueng Barona Jaya
sangat bervariasi. Dalam beberapa tahun terakhir (2011-2013), jumlah kunjungan
pasien meningkat, yaitu dari jumlah 1.249 kasus pada tahun 2012 menjadi 1.347
kasus di tahun 2013. Kasus yang mendominasi adalah kecelakaan dengan ruda paksa
dan kecelakaan lalu lintas (250-350 pertahun) disertai dengan kunjujgan control ulang
untuk keperluan ganti verban (200-300 pertahun). Kasus lain yang juga memiliki
angka kunjungan tinggi adalah (200-250 pertahun) kasus demam dengan segala
penyebab (Asma (60 80 kasus pertahun) diikuti dengan kasus dispesia (60-80 kasus
pertahun) dan diare (>40 kasus pertahun).

23
400

350

300

250

200

150

100

50

0
kecelakaan GV penyakit lain kecelakaan asma dyspepsia
dengan ruda (febris) lalu lintas
paksa

Grafik 1. Jumlah 6 Kasus terbanyak di UGD Puskesmas Krung Barona Jaya Tahun
2013

.
300

250

200

150

100

50

0
Kecelakaan Penyakit Lain Kecelakaan Dyspepsia Asma Diare
dengan ruda (febris) lalu lintas
paksa

Grafik 2. Jumlah Jumlah 6 Kasus terbanyak di UGD Puskesmas Krung Barona Jaya
Tahun 2012

24
Kasus lain yang ditangani di puskesmas Krueng Barona Jaya juga sangat
bervariasi, misalnya saja kasus luka bakar, keracunan makanan dan keracunan bahan
kimia, hal ini menggambarkan bahwa kesiapan layanan Puskesmeskas harus selalu
diperhatikan, karena kunjungan pasien sangat bervariasi. Kesiapan yang perlu
diperhatikan adalah kebersihan alat dan kelengkapan obat. Hal ini untuk
mengantisipasi kekurangan obat atau pun alat ketika sewaktu-waktu diperlukan.

25
BAB V

DISKUSI

Unit Gawat Darurat (UGD) puskesmas Krueng Barona Jaya telah


dipersiapkan dan dikelola dengan baik. Dimulai dengan struktur organisasi dan
pembagian tugas yang jelas antar Staf UGD. Pembagian jadwal piket petugas juga
disusun dengan cukup baik dan merata.
Fasilitas yang dimiliki UGD Puskesmas Krueng Barona Jaya juga tergolong
sangat lengkap. Mulai dari fasilitas dasar berupa tempat tidur pasien, standard infus
alat nebulizer, tabung oksigen dan alat penunjang medis lainnya. Semua peralatan
diinventarisir dengan jelas dan rapi. Pemerliharaan alat juga dilakukan dengan baik.
Kelengkapan alat dan obat-obatan juga selalu diperiksa dan dilaporkan secara
berkala.
Pengaturan ruangan UGD juga dilakukan dengan baik. Mulai dari
memberikan akses yang mudah bagi pasien untuk masuk ke UGD, kemudian tempat
tindakan yang berdekatan dengan tempat obat-obatan dan meja peralatan tindakan.
Hal ini sangat memudahkan petugas dalam bekerja. Tempat observasi pasien terpisah
dari ruang tindakan. Hal ini memberikan kenyamanan bagi pasien yang akan
dilakuakan tindakan observasi. Apabila ada kasus yang perlu durujuk ke Rumah Sakit
dengan segera, satu unit Ambulance selalu dipersiapkan. Ambulance selalu dalam
kondisi baik dan dilengkapi dengan peralatan medis yang lengkap agar menjamin
keselamatan pasien selama perjalanan.
Angka kunjungan kasus di UGD sangat bervariasi dan terus meningkat dari
tahun ke tahun. Untuk menyikapi hal ini, perlu ditingkatkan kualitas tenaga medis
yang sudah ada, serta evaluasi berkala terhadap kesiapan peralatan bantuan medis
yang tersedia du UGD puskesmas.

26
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Pelayanan di UGD Puskesmas Kruneg Barona Jaya sangat baik
2. Fasilitas dan peralatan medis yang dimilik cukup lengkap
3. Tenaga kesehatan sangat terampil
4. Pengaturan ruangan UGD sangat baik

6.2 Saran
1. Selalu dilakukan evaluasi berkala tentang pelayanan UGD karena kasus
kunjungan pasien meningkat setiap tahunnya
2. Peningakatan kemampuan petugas medis perlu dilakukan

27
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito Wiku. 2007. Sistem Kesehatan . Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


Departemen Kesehatan RI. 2005. Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-
2009. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Profil Kesehatan Indonesia 2003 Menuju
Indonesia Sehat 2010. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pengobatan Dasar Puskesmas. Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Banten. 2010. Standar Unit Gawat Darurat Puskesmas.
Pedoman Pelayanan Gawat Darurat BPJS Kesehatan. 2014.

28

You might also like