You are on page 1of 1

BAB I

PENDAHULUAN

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah keadaan adanya perkembangbiakan


bakteri yang menyebabkan reaksi inflamasi pada traktus urinarius, meliputi
parenkim ginjal hingga kandung kemih.1,2 Infeksi saluran kemih komplikata
terjadi akibat adanya penyulit terdahulu seperti kelainan faktor fungsional
(misalnya gangguan sistem imun atau sistem saraf pada neurogenic bladder),
faktor metabolik (misalnya diabetes atau kehamilan), ataupun faktor struktural
(adanya kalkulus, sistitis, abses renal, atau penggunaan kateter).3
Bakteri patogen juga berpengaruh dalam menyebabkan ISK komplikata
umumnya terjadi akibat bakteri yang didapatkan di rumah sakit, misalnya seperti
E.Coli, Klebsiell, Proteus, Pseudomonas, enterococci, dan staphylococcus.
Sebagian besar bakteri tersebut telah resisten dengan antibiotik yang umum
digunakan.3 Pada neurogenic bladder atau divertikulum buli dan pasien wanita
post-menopause (50 hingga 70 tahun), terjadi perkembangbiakan kuman residual
berlebih (bacterial overgrowth) menjadi patogen. Pada wanita muda hingga usia
pertengahan, prevalensi ISK adalah sebesar 5%, semenetara pada wanita
menopause kelompok usia 65 hingga 70 tahun, terdapat 15-20% pasien dengan
bakteriuria. Pada wanita usia lebih dari 80 tahun prevalensi ISK meningkat
menjadi 20 hingga 50%.4
Pada pasien dengan diabetes mellitus, tingginya kadar gula dalam urin dan
menurunnya sistem imun tubuh menyebabkan perkembangan kuman yang
melampaui kemampuan pertahanan tubuh. Tingginya kadar glukosa dalam urin
dapat mengganggu kemampuan neutrofil dalam fagosit kuman. ISK komplikata
pada pasien diabetes meliputi abses renal, pielonefritis dan sistitis emfisematosa,
infeksi jamur, dan pielonefritis xantogranulomatosa. Sementara pada kasus
kalkulus pada ISK, terjadi peningkatan terbentuknya batu struvite. Meningkatnya
prevalensi pada ISK komplikata menyebabkan memanjangnya masa terapi dan
meningkatakan resiko gagalnya terapi.1,2,3

You might also like