You are on page 1of 4

PEMBAHASAN

Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet yang terjadi di dalam Gonade.


Proses tersebut pada hewan jantan disebut spermatogenesis yang terjadi di dalam testis, sedang
pada hewan betina disebut oogenesis yang terjadi di dalam ovarium dan dilanjutkan di oviduk
(Elisa, 2012). Oogenesis diamati pada preparat histologis ovarium kelinci. Pada ovarium kelinci
terlihat beberapa komponen dalam proses oogenesis, diantaranya folikel primodial, folikel
primer, sekunder dan folikel graff. Menurut Panji (2014) folikel merupakan struktur dalam
ovarium dimana terjadi perkembangan ovum. Pada folikel primodial, terdapat oosit I yang
terbentuk sejak lahir dan diselubungi oleh selapis sel granolosum pipih, pada preparat folikel ini
tampak kecil walaupun pada perbesaran 40x 10. Secara histologis, folikel primordial
mengandung satu oosit primer berukuran kecil (diameter ~ 25m) yang tertahan dalam stadium
profase dari meiosis I, satu lapis sel granulosa gepeng atau skuamous, dan lamina basalis.
Dengan adanya lamina basalis, maka akan tercipta suatu lingkungan mikro yang mendukung
pertumbuhan dari sel granulosa dan oosit, yang mana lamina basalis ini berfungsi agar kontak
langsung dengan sel-sel lain tidak terjadi. Folikel primordial tidak memiliki suplai darah sendiri
dan oleh karena itu hubungan dengan sistem endokrin pun menjadi terbatas ( Ruwena. 2010; 6 ).

Pada preparat histologi ovarium pada perbesaran 10 x10 juga terlihat folikel tumbuh,
folikel tumbuh terdiri dari 2 tahapan yaitu ketika mencapai folikel primer dan folikel sekunder.
Folikel primer ditandai dengan adanya satu atau lebih sel granulosa kuboid yang tersusun dalam
satu lapis sel yang mengelilingi oosit. Proses perkembangan utama yang terjadi pada folikel
primer termasuk ekspresi reseptor FSH dan pertumbuhan serta diferensiasi oosit. Pada saat
perkembangan folikel primer, sel-sel granulosa akan mengekspresikan reseptor FSH. Menurut
Bintang (2014) folikel primer dibedakan menjadi dua yaitu folikel monolaminar/ unilaminar dan
folikel multilaminar. Folikel monolaminar merupakan folikel primer yang membentuk selapis sel
kuboid, sedangkan folikel primer multilamianr merupakan sel folikel primer yang terus
berproliferasi dan membentuk epitel folikel berlapis, atau lapisan granulosa.

Folikel sekunder juga ditemukan pada preparat histologi ovarium pada perbesaran
10x10.Folikel sekunder terlihat terdiri dari oosit I, dan dilapisi beberapa sel granulosa.
Perubahan yang utama selama perkembangan folikel sekunder yaitu peningkatan jumlah sel
granulosa dan penambahan sel theca. Pada saat transisi folikel primer menjadi sekunder,
beberapa lapisan dari sel-sel yang menyerupai jaringan ikat dibentuk di sekitar lamina basalis
yang nantinya disebut sebagai lapisan theca. Menurut Rowena (2010;12) dengan berlanjutnya
perkembangan folikel sekunder, maka akan terbentuk dua lapisan sel theca yaitu lapisan dalam
theca interna yang berdifferensiasi di dalam sel theca interstitial dan lapisan luar theca eksterna
yang berdifferensiasi menjadi sel otot polos.

Folikel matang atau folikel Graff ditandai dengan munculnya suatu ruang (kavitas) atau
antrum yang mengandung cairan yang disebut cairan folikuler atau liquor folliculi. Ukuran dari
folikel Graaf ditentukan dari besarnya antrum yang juga dipengaruhi oleh volume cairan
folikuler yang berkisar antara 0,02 sampai 7 ml. Proliferasi dari sel-sel folikel juga berperan
dalam menentukan ukuran folikel. Ukuran dari folikel graff dipengaruhi oleh terbatasnya
pembentukan cairan folikuler dan mitosis sel granulosa dan theca. Theca eksterna terdiri dari sel
otot polos yang tersusun secara konsentris, yang mana dipersarafi oleh saraf otonom. Theca
interna mengandung kumpulan dari sel-sel epitel besar yang disebut sel theca interstitial. Sel
theca interstitial memiliki reseptor sel untuk LH dan insulin( Ruwena. 2010;16).

Menurut Cambell (1999; 162) proses oogenesisnya yang terjadi di ovarium terdiri dari
beberapa tahap yaitu:tahap perbanyakan oogenia melalui pembelahan mitosis terjadi pada masa
embrio,kemudian masinng-masing oogonium akan tumbuh menjadi oosit primer (I). Oositprimer
kemudian memasuki tahap pemasakan. Setiap oosit primer mengalamipembelahan meiosis
primer (I) menghasilkan sebuah oosit skunder (II) dan sebuahpalosit primer (I) (badan polar I).
Selanjutnya oosit skunser mengalami meiosis I dan menghasilkan ootid (ovum), dan satu
poloosit II. Dalam tahap pemasakan setiap oosit primer mengalami pembelahan meiosis I
menghasilkan sebuah oositskunder dan sebuah palosit primer. Selanjutnya oosit skunder
mengalami meiosiaII dan menghasilkan ootid (ovum) dan satu polosit skunder, polosit primer
jugaakan membelah menjadi dua polosit skunder. Jadi secara keseluruhan tahappemasakan,
pembelahan meiosis hanya menghasilkan satu sel telur yang funsional.

Pada pengamatan kedua dilakukan pada preparat testis kelinci. Saat preparat testis kelinci
diamati dengan perbesaran 10 x 10 terlihat beberapa tubulus seminiferus disela sela antara
tubulus seminiferus satu dengan tubulus seminiferus yang lain terdapat ruang yang disebut ruang
intertesial. Selain itu diantara tubulus seminiferus yang satu dengan yang lain terdapat sel leydig.
Sel Leydig memproduksi hormon testosteron, merupakan hormon seks pria yang paling penting.
Sel Leydig dewasa berbentuk oval, dengan sitoplasma yang eosinofilik, kaya retikulum
endoplasma halus dan mitokondria dengan tubular cristae, yang merupakan karakter untuk sel
penghasil steroid( Setiawan.2014).

Ketika preparat histologi testis kelinci diamati dengan perbesaran 4o x 10, terlihat jelas
bagian bagian dari tubulus seminiferus. Menurut Affitunissa(2014) tubulus seminiferus terdiri
dari 3 unsur utama yaitu tunika fibrosa, lamina basalis dan Epitel germinativum. Tubulus
seminiferus merupakan tempat terjadinya spermatogenesis. Pada bagian dekat dengan membran
basalis ditemukan spermatogonia. Spermatogonia berbentuk oval dengan ukuran yang agak
kecil, dan inti selnya berwarna kurang terang. Pada bagian yang lebih jauh dari membran basalis
ditemukan spermatosit I atau spermatosit primer yang memiliki ukuran paling besar diantara
yang lain, selain spermatosit preimer memiliki bentuk bulat, dengan warna inti yang kuat.
Dibagian mendekati lumen ditemukan spermatosit II atau spermatosit sekunder yang memiliki
ukuran setengah dari spermatosit I, memiliki bentuk bulat, warna inti lebih kuat. Di dekat lumen
terdapat spermatid yang berukuran kecil, berbentuk agak oval, dan warna inti kuat. Sedangkan
dibagian lumen ditemukan spermatozoa Serta demgan karakteristik spermatozoa
muda/spermatozoa yang telah matang tediri atas baggian kepala,bagian tengah dan bagian ekor
melekat secara bergerombol padas sel sertoli yangmelekat yng terdapat di dalam lumen. Sel
sertoli ini memiliki bentuk piramida, inti polimorf dan pucat, melekat pada lamina basalis,
sedangkan bagian ujungnya menjorok kedalam lumen tubulus seminiferus. Menurut
Affitunissa(2014) sel-sel sertoli tersebut memiliki funsi sebagai berikut :
1. untuk mencegah bahan-bahan yang terdapat didalam darah masuk kedalam lumen tubulus
2. Sel sertoli sebagai penyokong, pelindung dan pengatur yang sedang berkembang
3. Sel sertoli berperan untuk fagositosis.
4. Sel sertoli mengsekresikan kedalam tubulus seminiferus cairan yang mengalir ke arah
duktus genitalis dan digunakan untuk transport spermatozoa.
5. Sel sertoli adalah tempat kerja testosteron dan follicle stimulating hormon (FSH) untuk
mengontrol spermatogenesis.

Proses spematogenesisnya itu sendiri selain berlangsung dari dasar menujukelumen


tubulus seminiferus kemudian spermatogoniumnya mengalamiperbanyakan melalui
pembelahan secara mitosis beberapa kali menjadispermatogonia, tahap ini disebut
juga spermatogegesis. Selanjutnyaspermatogonia ini akan mengalami proses tumbuh
(pertambahan volume) menjadispermatosit primer (I). Kemudian spermatosit primer (I)
mengalami prosespematangan (maturiasi) yaitu mengalami pembelahan secara meiosis. Meiosis
Imenghasilkan spermatosit skunder (II), dilanjutkan dengan meiosis II menghasilkan
spermatid. Akhirnya spermatid mengalami spermatogegesis, yaitutransformasi menjadi bentok
seperti kecubung dan perlengkapan stuktur menjadispermatozoid (spermatozoia).
Affitunissa.2014.Bab 2 Tinjauan Pustaka.(online),
(http://eprints.undip.ac.id/43707/2/Afifatunnisa_G2A009012_BAB_2.pdf), diakses 1
Agustus 2016

Bintang.2014.Anatomi Ovarium. (Online),


(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42376/3/Chapter%20II.pdf), diakses 1
Agustus 2016.

Campbell, Neil A.Jane B Recce.Lawrence G Mitchel.1999.Biologi.(Online)


(https://books.google.co.id/books?id=x9OOphMNmxwC&pg=PA162&dq=Tahap+oogen
esis&hl=id), diakses 1 Agustus 2016

Elisa.2012.Perkembangan Hewan. (online),


(elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/24152/6648d922b256fbacafd3289de451e98c)
diakses 1 Agustus 2016

Panji.2014. PERBEDAAN FOLIKEL, KORPUS LUTEUM, DAN KORPUS ALBICAN


(http://www.edubio.info/2014/11/perbedaan-folikel-korpus-luteum-dan.html), diakses 1
Agustus 2016

Ruwena, Anwar 2010. MORFOLOGI DAN FUNGSI OVARIUM. (Online),


http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2010/05/morfologi_dan_fungsi_ovarium.pdf), diakses 1 Agustus 2016

Setiawan. Fariz Eka. 2014. Testis. (Online),


(http://eprints.undip.ac.id/44627/3/fariz_eka_setiawan_22010110120091_BAB_2.pdf),
diakses 1 Agustus 2016

You might also like