You are on page 1of 28

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

DHIMAS DWI RAHMANTO


072.14.135

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Adanya unsur pengetahuan sistem informasi Geografis (SIG) berawal


pada sekitar 35000 tahun yang lalu bertempa t di gua Lascaux, Prancis,
dimana para pemburu Cromagnonmenggambar hewan mangsa mereka juga
garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut di dinding
gua, dimana catatan tersebut sejalan dengan dua elemen
struktur pada Sistem Informasi Geografis saat ini. Setelah itu, pada tahun 170
0-an, berkembangsebuah teknik survey modern untuk pemetaan topografis,
juga versi awal pemetaan tematis.Selanjutnya, pada abad ke-20,
pemngetahuan tersebut semakin menunjukkan perkembangan
dengan ditemukannya litografi foto yang dipisahkan menjadi bebebrapa
lapisan (layer).
Pada awal ahun 1960-an, perangkat keras komputer mulai meningkat seiring
dengan adanya penelitian senjata nuklir, sehingga membawa aplikasi
pemetaan menjadi multifungsi.Perkembangan pengetahun mengenai Sistem
Informasi Geografis dimulai pada tahun 1967oleh Roger Tomlinson dengan
sebutan CGIS (Canadian GIS
SIG Kanada) saat itu. Padaawal perkembangannya tersebut telah
diterapkan di Ottawa Ontario oleh Departemen Energi,Pertambangan, dan
Sumber Daya. Penggunaannya saat itu adalah untuk
menyimpan,mengenalisis, dan mengolah data yang dikumpulkan untuk
Inventarisasi Tanah Kanada (CLI
Canadian Land Inventory) dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan
memetakan berbagai informasi pada tasnah pertanian, pariwisatamaltam
bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1;250000.CGIS
merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi
pemetaan yangmemiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan,
pendijitalan/pemindaian(digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat
national yang membentang di atas benuaAmerika , memasukkan garis
sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut daninformasi
lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer
bernama Roger Tomlinson kemudian disebut Bapak SIG.
CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama
untuk penyempurnaansetelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing
denga aplikasi pemetaan komersil yangdikeluarkan beberapa vendor
seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikrokomputer memacu
vendor lain seperti ESRI dan CARIS banyak fitur SIG menggabung
pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan
atributnya,dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut
menjadi struktur database.Pada tahun 1980-an dan 1990-an, perkembangan
industri memacu perkembangan SIG dankomputer pribadi, sehingga pada
akhir abad ke-20, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat diberbagai sIstem
yang dikonsolidasikandan distandarisasikan menjadi platform lebih
sedikitdan para pengguna mulai mengekspot dan menampilkan data SIG
lewat internet yangmembutuhkan standar pada format data dan transfer.
Definisi SIG kemungkinan besar masih berkembang, bertambah, dan sedikit
bervariasi. Halini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar di
berbagai sumber pustaka. Dibawah ini merupakan beberapa pengertian SIG
menurut para ahli antara lain
Marbel et al (1983), SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.
Burrough (1986), SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan
untukmemasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan
mengaktifkan kembali data yangmempunyai referensi keruangan untuk
berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaandan perencanaan.
Berry (1988), SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta
otomatisasi datakeruangan.d.
Aronoff (1989), SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang memiliki
kemampuandalam menangani data bereferensi geografi yaitu
pemasukan data, manajemen data(penyimpanan dan pemanggilan
kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaransebagai hasil
akhir (output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan
dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan
dengan geografi.e.
Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan
keputusan spasialdan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi
lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di
lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakupmetodologi dan teknologi
yang diperlukan yaitu data spasial, perangkat keras, perangkatlunak
dan struktur organisasi.f.
Chrisman (1997), SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak,data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga
yang digunakan untukmengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan
menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah
dipermukaan bumi.SIG mempunyai kemampuan untuk
menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi,
menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya memetakan hasilnya.
Data yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu sebuah data
yang berorientasi geografis dan merupakanlokasi yang memiliki sistem
koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG
dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi, kondisi, tren,
pola dan pemodelan.Kemampuan inilah yang membedakan SIG
dengan sistem informasi lainnya.

Gambar 1. Sistem Informasi Geografi sebagai alat pengelolaan.


BAB II
Komponen Pada SIG

1. Komponen Dasar SIG


Secara umum, Sistem Informasi Geografis bekerja berdasarkan
integrasi komponen, yaitu:Hardware, Software, Data, Manusia, dan Metode.
Kelima komponen tersebut dapatdijelaskan sebagai berikut:
Hardware
Sistem Informasi Geografis memerlukan spesifikasi komponen
hardware yang sedikitlebih tinggi dibanding spesifikasi komponen
sistem informasi lainnya. Hal tersebutdisebabkan karena data-data
yang digunakan dalam SIG, penyimpanannya membutuhkanruang
yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memory yang
besar dan processor yang cepat. Beberapa Hardware yang sering
digunakan dalam Sistem InformasiGeografis adalah:
Personal Computer (PC) , Mouse , Digitizer,
Printer, Plotter, danScanner.
Software
program komputer yang dibuat khusus dan memiliki kemampuan
pengelolaa , penyimpanan, pemrosesan,
analisis dan penayangan data spasial. Ada pun merk perangkat lunak i
ni cukup beragam, misalnya Arc/Info, ArcView, ArcGIS, Map Info,TNT
Mips (MacOS, Windows, Unix, Linux tersedia), GRASS, bahkan ada
Knoppix GISdan masih banyak lagi.Sebuah software SIG haruslah
menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan
data, analisis, dan menampilkan informasi geografis.Dengan demikian
elemen yang harus terdapat dalam komponen softwareSIG adalah:
1. Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis.
2. Sistem Manajemen Basis Data.
3. Tools yang mendukung,querygeografis, analisis, dan visualisasi.
4. Geographical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses
padatool geografi.

Data
Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data.
Secara fundamental,SIG bekerja dengan 2 tipe model data geografis,
yaitu model data vektor dan model dataraster.Dalam model data
vektor, informasi posisi point, line dan polygondisimpan
dalam bentuk koordinat x,y. Bentuk garis, seperti jalan dan sungai
dideskripsikan sebagaikumpulan dari koordinatkoordinat point .
Bentuk polygon,seperti daerah penjualan disimpan sebagai
pengulangan koordinat yang tertutup.Data raster terdiri dari
sekumpulan grid atau sel seperti peta hasil scanning maupun gambar
atau image .Masing-masing grid memiliki nilai tertenti yang bergantung
pada bagaimana image tersebut digambarkan.
Manusia
Komponen manusia memegang peranan yang sangat menentukan,
karena tanpamanusia maka sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan
dengan baik. Jadi manusiamenjadi komponen yang mengendalikan
suatu sistem sehingga menghasilkan suatuanalisa yang dibutuhkan.e.
MetodeSIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik
dan aturan dunianyata, dimana metode, model dan implementasi akan
berbeda untuk setiap permasalahan.

2. Komponen-komponen penting yang terdapat pada SIG:


Komponen posisi geografis
Komponen yang berupa sistem koordinat geografis berbasis
pada model matematis yang dapat ditransformasikan pada sistem yan
g lain.Koordinat geografis menunjukkan lokasi fenomena yang sering
digambarkan dengankoordinat kartesius, easting-northing, ataupun
latitude-longitude.2)
Komponen spasial
merupakan suatu hubungan topologis antar komponen darientitas data
spasial seperti hubungan antara titik dengan titik, titik dengan garis,
titikdengan area garis dengan garis, garis dengan area, dan area
dengan area yang lainnya.Hubungan ini menjelaskan posisi relatif
suatu fenomena, kaitan sebab akibat fenomena,arah, keterkaitan, dan
lain-lain.
Komponen atribut
merupakan data deskribtif dari sebuah obyek data spasial.Komponen
atribut ini dapat berupa data tabular, data deskriptif (seperti laporan
dansensus), gambar, grafik, bahkan foto atau data video. Atribut
memberikan penjelasanmengenai kualitas dan kuantitas fenomena.4)
Komponen waktu
merupakan informasi fenomena antar waktu dari data spasialtersebut.
Fenomena dijelaskan dengan pembandingan fenomena yang sama
dalam waktuyang berbeda, dari satu waktu ke waktu yang lainnya.
Komponen ini memberikan penjelasan mengenai berbagai
kemungkinan perubahan dan perkembangan kualitas ataupun
kuantitas data spasial. Dengan komponen informasi geografis ini, SIG
mampumemberikan gambaran yang komprehensif tentang sebuah
fenomena data spasial baikdari sisi lokasi, keterkaitannya dengan
fenomena spasial lain, kualitas dan kuantitasfenomena dan
perubahannya antar waktu. Pendekatan ini tentunya sangat baik
untuksebuah analisis kewilayahan saat ini ataupun prediksi-prediksi di
masa mendatang.
Selain itu, pada referensi lain, dijelaskan bahwa yang juga termasuk
dalam komponenSIG adalah:

1) Perangkat Keras(Hardware) Komputer mencakup komputer


tunggal, komputersistem jaringan dengan server (LAN & MAN),
Komputer dengan jaringan GlobalInternet (WAN), Perangkat
Keras Pendukung Sistem GIS, yang meliputi: peralatanuntuk
pemasukan data, peralatan untuk pemprosesan data, peralatan
untuk penyajianhasil, dan peralatan untuk penyimpanan
(Storage).
2) Perangkat Lunak (Software) Perangkat lunak yang mempunyai
fungsi: pemasukandata, manipulasi data, Penyimpanan data,
Analisis Data, dan Penayangan InformasiGeografi. Beberapa
Persyaratan yang harus dipenuhi dari Software SIG
adalahmerupakan DataBase Management System (DBMS),
memiliki fasilitas Pemasukandan Manipulasi Data Geografi,
memiliki fasilitas untuk Query, analisis, danvisualisasi, memiliki
kemampuan Graphical User Interface (GUI) yang
dapatmenyajikan hasil (Penayangan dan Printout) informasi
berbasis geografi danmemudahkan untuk akses terhadap
seluruh fasilitas yang ada.-
3) Sumber Daya Manusia (SDM-PEOPLE).Teknologi SIG menjadi
sangat terbataskemampuannya jika tidak ada Sumber Daya
Manusia (SDM) yang mengelola sistemdan mengembangkan
sistem untuk aplikasi yang sesuai. SDM Pengguna Sistem
danSDM Pembuat Sistem harus saling bekerjasama untuk
mengembangkan teknologiSIG.- Metode (Methods) yakni
model dan teknik pemrosesan yang perlu dibuat untuk berbagai
aplikasi SIG Layering Methods.
BAB III
TIPE DATA DALAM SIG

1. DATA SIG
Ada dua macam tipe data dalam SIG, yaitu data grafis dan data tabular.
Data grafis menyajikan kenampakan objek di permukaan bumi. Secara garis
besar data grafis dibagi 3 bagian, yaitu titik (point), garis (line/polyline), dan
area (region/poligon). Objek titik hanya terdiri dari satu pasangan koordinat
x,y, sedangkan garis terdiri dari posisi x,y awal dan x,y akhir. Sementara
objek area terdari dari beberapa pasangan x,y. Gambar berikut memberikan

ilustrasi tentang macam-macam data grafis.


Gambar 2. Macam-macam data grafis SIG.

Data grafis titik biasanya digunakan untuk mewakili objek kota, stasiun
curah hujan, titik sampel dll. Garis dapat dipakai untuk menggambarkan jalan,
sungai, jaringan listrik dll. Sementara Area digunakan untuk mewakili batas
administrasi, penggunaan lahan, kemiringan lereng dll. Data tabular adalah
data deskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis yang diterangkan. Data
ini biasanya berbentuk tabel terdiri dari kolom dan baris. Kolom menyatakan
jenis data (field), sedangkan baris adalah detail datanya (record) (Nuarsa,
2003). Di bawah ini disajikan contoh data tabular.

Gambar 3. Contoh tampilan data tabular.

Data grafis akan selalu terhubung dengan data tabularnya, seperti pada

contoh gambar di bawah ini.


Gambar 4. Keterkaitan antara data grafis dan data tabular

2. SUMBER DATA SIG


Input data merupakan proses memasukkan data ke dalam SIG yang
berasal dari berbagai sumber. Dalam membangun sistem informasi geografi,
input data merupakan pekerjaan yang paling banyak memakan waktu dan
biaya. Bernhardsen (1992) dan Demers (1997) memperkirakan sekitar 60 ?
80 % waktu dan biaya membangun SIG digunakan untuk mengumpulkan
data dan input data. Weir (1991) menguraikan beberapa sumber data dan
cara input data SIG sebagai berikut :

a. Peta
Peta-peta yang telah ada baik itu peta dasar ataupun peta tematik dapat
digunakan sebagai sumber data dalam SIG. Peta dalam bentuk visual
harus dikonversi ke dalam bentuk digital baik melalui proses digitasi
ataupun scanning. Digitasi peta akan menghasilkan data grafis berformat
vektor, sedangkan scanning peta menghasilkan data grafis berformat

raster.
Gambar 5. Peta Rupabumi merupakan salah satu sumber data SIG.

b. Data Penginderaan Jauh


Produk penginderaan jauh baik berupa foto udara ataupun citra satelit
merupakan sumber data yang penting dalam SIG. Citra satelit dengan
perekaman ulang daerah yang sama (resolusi temporal) yang tinggi
sangat baik digunakan untuk monitoring perubahan kondisi permukaan
bumi seperti kebakaran hutan, banjir, penebangan hutan, pencemaran,
pembuangan limbah ke laut dan sebagainya. Contoh beberapa citra
satelit untuk mendeteksi kebakaran dan banjir disajikan pada gambar 6.

a b c
Gambar 6. Contoh beberapa citra satelit a. kebakaran di Portugal, b.
kebakaran di Kalimantan, dan c. banjir di Belanda.

c. Survey lapang
Data hasil survei lapang yang dilengkapi dengan koordinat geografis
dapat digunakan sebagai inputan data SIG. Misalnya dengan
menggunakan GPS (Global Position System) dapat diketahui posisi
geografis dari berbagai objek seperti stasiun curah hujan, lokasi
pengambilan sampel (air, tanah, tanaman, dll.) di lapangan, dan
sebagainya. Berikut ini adalah contoh data hasil survei lapang yang

diinputkan ke dalam SIG kemudian ditampilkan pada peta.


Gambar 7. Data hasil survei yang diinputkan ke SIG.

d. Computer Aided Design (CAD)


Data yang dibuat pada program grafis lain seperti Autocad dapat diimport
untuk menjadi bagian dari data SIG. Penambahan koordinat geografis
pada data yang bersumber dari CAD dilakukan melalui proses regestrasi
data.

e. Data tabular lainnya (Data statistik, hasil penelitian, dll.)


Data tabular dari berbagai sumber dapat digabungkan ke dalam data SIG

yang lain melalui manajemen database relasional.


Gambar 8. Contoh data tabular yang diambil dari data statistik
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMODELAN

Salah satu kemampuan penting dari SIG adalah kemampuannya dalam


melakukan analisis dan pemodelan spasial untuk menghasilkan informasi
baru. Aronoff (1989) menguraikan beberapa macam analisis dan pemodelan
dalam SIG sebagai berikut.

a. Pengukuran
Macam pengukuran yang dapat dilakukan meliputi, jarak antar titik, panjang,

keliling dan luas. Misalnya berapa perubahan luas hutan mangrove pada
kurun waktu tertentu.

Gambar 9. Mengitung luas dan keliling danau batur, yaitu 1.631,66 ha dan
20,92 km.
b. Query spasial digunakan untuk menampilkan data sesuai dengan kriteria
yang diinginkan. Misalnya menampilkan daerah-daerah yang mempunyai
tingkat erosi yang sangat tinggi.

Gambar 10. Menampilkan daerah dengan tingkat erosi sangat berat.

c. Reklasifikasi
Membuat informasi turunan berdasarkan data tabular. Contohnya
membuat peta tekstur tanah dari peta jenis tanah.

Gambar 11. Keklasifikasi peta jenis tanah menjadi Peta tekstur tanah.
d. Overlay
Overlay merupakan penggabungan informasi beberapa peta untuk
menghasilkan satu informasi baru. Di bawah ini disajikan contoh overlay
kemiringan lereng dan peta curah hujan misalnya untuk menentukan

daerah dengan kemiringan lereng terjal dan curah hujan sangat tinggi,
dimana daerah tersebut biasanya berpotensi terjadi erosi yang besar.

a b c
Gambar 12. Overlay peta lereng dan peja curah hujan.

e. Interpolasi
Interpolasi merupakan suatu proses estimasi suatu nilai pada daerah
yang tidak disampel berdasarkan data yang ada disekitarnya. Misalnya
interpolasi nilai curah hujan berdasarkan data dari stasiun curah hujan,
Inperpolasi garis kontur untuk membuat model elevasi digital. Di bawah ini
disajikan model elevasi digital hasil interpolasi garis kontur.
Gambar 13. Model Elevasi digital yang ditampilkan dalam bentuk 3 dimensi.

f. Buffering
Buffering adalah pembuatan zone atau kawasan dengan menggunakan
jarak dari suatu objek. Buffering banyak digunakan penentuan sempadan,
daerah rawan bencana, dan sebagainya.

a b
Gambar 14.
Aplikasi buffer (a) Pembuatan sempadan danau batur dengan buffer, dan
(b) zonasi pada kawasan gunung api

g. Pemodelan
Model merupakan bentuk penyederhanaan dari keadaan yang
sebenarnya dengan memilih feacture yang mewakili atau yang
berhubungan. Valenzuela (1991b) membagi pemodelan menjadi 3, yaitu
model deskriptif, model prediktif, dan model keputusan. Model deskriptif
digunakan menggambarkan dunia nyata. Peta merupakan contoh model
deskriptif. Model prediktif banyak digunakan untuk melakukan estimasi.
Misalnya model prediksi erosi tanah menggunakan USLE (Universal Soil
Loss Equation). Sementara model keputusan dipakai untuk memberikan
suatu saran rekomendasi pada suatu kondisi dengan beberapa alternatif
pilihan.
BAB V

KEUNGGULAN MENGGUNAKAN SIG

Dengan SIG pekerjaan yang terkait dengan pemetaan menjadi lebih


efektif dan efisien karena dapat menghemat ruang, waktu dan biaya. Peta
digital yang dihasilkan bisa diperbesar, didetailkan, digeser dan ditandai
secara interaktif dan mudah. Peta dapat dibagi dalam zona-zona pemetaan
tergantung kebutuhan sistem. Peta dilengkapi dengan legenda dan mini map
untuk kemudahan pemantauan. Dan beberapakeunggulan lainnya antara
lain:

SIG sangat efektif dalam membantu proses-proses pembentukan,


pengembangan, atau perbaikan peta mental yang telah dimiliki oleh
setiap orang yang selalu berdampingandengan lingkungan dunia
nyata.
SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang effektif, menarik,
dan menantangdalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman,
pengertian, dan pendidikanmengenai ide atau konsep lokasi, ruang
(spasial), kependudukan dan unsur-unsurgeografis yang terdapat
dipermukaan bumi berikut data atribut terkait yang menyertainya.
SIG dapat memberikan gambaran yang lengkap dan komprehensif
terhadap suatu masalahnyata yang terkait spasial permukaan bumi.
Semua entitas yang dilibatkan dapatdivisualkan untuk memberikan
informasi baik yang tersirat (implisit) maupun yangtersurat (eksplisit).
integrasi hingga sistemnyadapat menjawab baik pertanyaan spasial
maupun non-spasial, memiliki kemampuananalisis spasial dan non-
spasial.
SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data
spasial berikutatribut-atributnya. Modifikasi warna, bentuk dan ukuran
simbol yang diperlukan untukmerepresentasikan unsur-unsur
permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah.
SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang
terdapat di permukaan bumi ke dalam bentuk layer , tematik, ata
coverage data spasial. Dengan layer ini permukaan bumi dapat
direkonstruksi kembali atau dimodelkan ke dalam bentuk nyata (real
world tiga dimensi) dengan menggunakan data ketinggian berikut layer
tematik yang diperlukan.
SIG dapat menurunkan informasi secara otomatis tanpa keharusan
untuk selalumelakukan interpretasi secara manual. Dengan demikian,
SIG dengan mudah dapatmenghasilkan data spasial tematik yang
merupakan (hasil) turuan dari data spasial yanglain (primer) dengan
hanya memanipulasi atribut-atributnya.
BAB V
KELUARAN (OUTPUT)
Hasil analsis SIG dapat ditampilkan dengan beberapa cara,
diantaranya hanya ditampilkan di layar monitor, dicetak dalam bentuk
hardcopy, Laporan dalam bentuk tabel dan grafik, dan output dalam bentuk
softcopy yang selanjutnya dapat digunakan sebagai inputan SIG yang baru
untuk proses lebih lanjut.

Gambar 15. Beberapa contoh output SIG.


BAB VI

KESIMPULAN

Dari penjelasan bab bab diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

1. Ada dua macam tipe data dalam SIG, yaitu data grafis dan data
tabular. Data grafis menyajikan kenampakan objek di permukaan
bumi. Secara garis besar data grafis dibagi 3 bagian, yaitu titik (point),
garis (line/polyline), dan area (region/poligon).
2. Dalam SIG dapat dilakukan analisa dengan cara pengukuran,
Interpolasi, Pemodelan, Buffering dan lain sebagainya
3. Dengan SIG, pekerjaan yang terkait dengan pemetaan menjadi lebih
efektif dan efisien karena dapat menghemat ruang, waktu dan biaya.
Peta digital yang dihasilkan bisa diperbesar, didetailkan, digeser dan
ditandai secara interaktif dan mudah.
4. Burrough (1986), SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan
untukmemasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan
mengaktifkan kembali data yangmempunyai referensi keruangan untuk
berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaandan perencanaan.
5. Sistem Informasi Geografis bekerja berdasarkan integrasi komponen,
yaitu:Hardware, Software, Data, Manusia, dan Metode.
6. Hasil analsis SIG dapat ditampilkan dengan beberapa cara,
diantaranya hanya ditampilkan di layar monitor, dicetak dalam bentuk
hardcopy, Laporan dalam bentuk tabel dan grafik, dan output dalam
bentuk softcopy yang selanjutnya dapat digunakan sebagai inputan
SIG yang baru untuk proses lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

http://nounadc.blogspot.com/2012/11/12-tahapan-perancangan-
basis-data.html

http://nuninunanininana.blogspot.com/2012/12/pengenalan-sig-
normal-0-false-false.html

Aronoff, Stanley. 1989. Geographic Information Systems, A Management


Perspective. Ottawa Canada.

Bernhardsen, Tor. 1992. Geographic Information Systems. Longum Park


Norway.

http://aurelio.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/26714/Sistem
+Informasi+Geografis+-
+10.pptx http://doktafia.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/file
s/31244/MODEL+DATA+SPASIAL.pdf

http://penyott-bencicoklatt.blogspot.com/2010/04/perangkat-lunak-
sig.html

http://sobatgeografis.blogspot.com/2012/12/sejarah-dan-
pengertian-sistem-informasi.html

http://zeincom.wordpress.com/2012/03/25/cagis/
Nuarsa. 2003. Aplikasi Sistem Informasi Geografi Untuk Penentuan Prioritas
Pengembangan Kawasan Wisata di Kabupaten Badung, dalam Dari
dan Untuk Bali. Kumpulan Penelitian Unggulan, Lembaga Penelitian
Universitas Udayana.

http://srisucia.blogspot.com/2011/11/konsep-pengelolaan-basis-
data-spasial.html

http://oktaloasetan.blogspot.com/2013/04/teknik-survei-data-
spasial.html

Sutanto. 1997. Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis dalam


Pembangunan Berkelanjutan. Program Pasca Sarjana, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.

\
LAMPIRAN

You might also like