You are on page 1of 6

Air merupakan kebutuhan esensial bagi seluruh makhluk hidup dan merupakan habitat

yang secara alaminya sangat mudah tercemar oleh faktor biotik dan abiotik. Kualitas air dapat
dilihat dari indikator mikrobiologi, fisik dan kimia yang terkandung di dalamnya. Kehadiran
bakteri coliform merupakan indikator biologi adanya kontaminasi sampah atau feses terhadap
sumber air. Kualitas mikrobiologi air dapat ditentukan berdasarkan nilai MPN coliform, nilai
MPN coliform fekal (BPOM RI, 2009).
Bakteri coliform adalah suatu bakteri yang berbentuk batang, bersifat gram negatif, tidak
membentuk spora, bersifat aerobik, dan anaerob fakultatif yang mampu memfermentasikan laktose
dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 1x24 jam atau 2x24 jam pada suhu 37C. Bakteri
coliform dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu (Dad, 2000):
- Coliform fekal, misalnya E.coli yang merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau
manusia.
- Coliform non fekal, misalnya E. aeroginosa yang biasanya ditemukan pada hewan atau
tumbuhan yang telah mati
Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Semakin sedikit kandungan coliform, artinya
kualitas air semakin baik. Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan uji E.coli
karena hanya memerlukan uji pendugaan yang merupakan tahap pertama uji E.coli (Fardiaz,
1996).
Metode MPN (Most Probable Number) merupakan salah satu metode perhitungan secara
tidak langsung. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang
pertama 10-1, 10-2, dan 10-3. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive
test), uji penegasan, dan uji kepastian. Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung
jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk
contoh berbentuk padat dengan melakukan pengenceran terlebih dahulu (Fardiaz, 1996).
Metode MPN (Most Probable Number) yang menggunakan medium cair dilakukan dalam
wadah berupa tabung reaksi. Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung positif yaitu
tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau
terbentuknya gelembung gas di dalam tabung kecil (tabung Durham). Dalam uji tahap pertama,
keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah (masih dalam dugaan). Uji ini
mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel (Fardiaz, 1996). Kemudian dari hasil
perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan dilakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Gobel, 2008):
1
Nilai MPN Coliform = Nilai MPN tabel x Tingkat Pengenceran Tengah

Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh
(growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel. Namun, pada
umumnya nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang
digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95%
sehingga pada setiap nilai MPN terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi
(Dwidjoseputro, 2005).
E. ALAT DAN BAHAN

Alat

1. Botol dengan volume 100 ml


2. LAF (Laminar Air Flow)
3. Tabung reaksi kecil
4. Tabung Durham
5. Vortex
6. Gelas ukur 10 ml
7. Pipet ukur
8. Lampu spiritus
9. Inkubator
10. Rak tabung reaksi

Bahan

1. Sampel air minum


2. Aquades steril
3. Medium KL (Kaldu Laktose)
4. Medium BGLB (Briliant Green Lactose Bile Broth)
5. Medium MCA (Mac Conkey Agar)
6. Alkohol 70%
7. Lisol
8. Sabun cuci
9. Korek api
10. Lap

F. Prosedur Kerja

1. Tes Pendugaan

Menyediaan 100 ml sampel air sumur yang akan diperiksa.


Menyiapkan juga 3 buah tabung reaksi berisi 9 ml aquades steril dan
9 buah tabung reaksi berisi tabung Durham yang telah diisi 3 ml
medium Kaldu Laktose

Secara aseptik menginokulasikan 1 ml sampel air sumur ke dalam


tabung reaksi berisi 9ml aquades steril dan 9 lalu mengocok tabung
tersebut sehingga diperoleh pengenceran sebesar 10-1

Melakukan pengenceran dengan cara yang sama sehingga diperoleh


pengenceran 10-2 dan 10-3

Menyiapkan 9 tabung reaksi berisi medium Kaldu Laktose, memberi


kode A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, dan C3. Memasukkan 1ml
sampel dengan pengenceran 10-1 ke dalam tabung A1, A2, A3.
Memasukkan 1ml sampel dengan pengenceran 10-2 ke dalam
tabung B1, B2, B3. Memasukkan 1 ml sampel dengan pengenceran
10-3 ke dalam tabung C1, C2, dan C3.
Menginkubasikan semua taung reaksi pada suhu 370oC selama 1x24
jam. Jika timbul gas dalam tabung Durham pada bagian dasar, maka
melakukan tes penegasan. Jika tidak ada gas, menunggu hingga
1x24 jam berikutnya. Jika tetap tidak ada gas, maka sampel air
minum tersebut tidak perlu diperiksa lebih lanjut.

2. Tes Penegasan

Melakukan inokulasi air minum yang menghasilkan gas pada tes


pendugaan. Memperlakukan seperti pada tes pendugaan, tetapi
medium yang digunakan ialah BGLB (Briliant Green Lactose Bile
Broth) sebanyak 9 tabung reaksi @3ml

Memasukkan semua tabung reaksi tersebut ke dalam inkubator


pada suhu 440C selama 1x24 jam. Jika terdapat gas pada bagian
dasar tabung Durham, berarti dalam sampel air minum terdapat
bakteri Coliform fekal. Jika tidak ada gas, maka menunggu sampai
2x24 jam. Jika ada gas, berarti sampel air tersebut mengandung
bakteri Coliform fekal. Untuk mengetahui nilai MPN bakeri
coliform yang tergantung dalam sampel air minum ini, kita dapat
melihat dalam tabel MPN.Menghitung nilai MPN Coliform
berdasarkan rumus.

3. Tes Kepastian

Menginokulasikan 0,1 ml sampel air minum padamasing-masing


tingkat pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3 pada medium Mac Conkey
Agar (MCA), kemudian inkubasikan pada suhu 370C selam 1x24
jam atau 2x24 jam.
Lalu mengamati koloni bakteri yang tumbuh pada permukaan medium.
Koloni yang berwarna merah merupakan koloni bakteri yang
memfermentasikan laktose, sedang koloni yang tidak berwarna merah
merupakan koloni bakteri yang tidak memfermentasikan laktose.

Menghitung jumlah koloni bakteri kedua kelompok bakteri ini,


berdasarkan tingkat pengenceran, lalu hitung reratanya.

Daftar Rujukan

BPOM RI. 2009. Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor
HK.00.06.1.52.4011. Jakarta: BPOM.

Dad. 2000. Bacterial Chemistry and Physiology. p 426. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Fardiaz. 1992. Analisis Mikrobiologi pangan. Bogor : IPB

Fardiaz, S. 1996. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada.


Gobel, R. B. 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Makassar: Universitas Hasanuddin.

You might also like