You are on page 1of 1

Mitokondria adalah organela yang terletak di dalam sitoplasma sel eukariota.

Struktur organela ini


berupa kantung yang selaputi oleh dua membran yaitu membran luar dan membran dalam, selain itu
memiliki dua kompartemen yaitu matriks mitokondria (yang diselimuti langsung oleh membran dalam)
dan ruang antar membran (Gambar 1). Membran luar mengandung sejumlah protein transpor (yang
disebut porin) dan enzim-enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid dan metabolisme mitokondria. Porin
ini membentuk saluran berukuran relative besar pada lapisan bilayer membran luar yang memungkinkan
lolosnya ion atau molekul kecil berukuran 5 kDa atau kurang. Ion atau molekul tersebut bebas memasuki
ruang antar membran namun sebagian besar tidak dapat melewati membran dalam yang bersifat
impermeable (Susmiarsih :2010 )

Membran dalam memiliki struktur melekuk, melipat ke bagian matriks mitokondria, yang dikenal sebagai
krista. Struktur melekuk ini sangat membantu dalam meningkatkan luas permukaan membran dalam
sehingga meningkatkan kemampuannya menghasilkan ATP. Struktur yang melekuk ini juga membantu
mempercepat komponen matriks mencapai membran dalam. Membran dalam dan matriks mitokondria
terkait erat dengan aktivitas utama mitokondria yaitu terlibat dalam pembentukan energi, oksidasi asam
lemak dan siklus Krebs. Matriks mitokondria mengandung protein (sekitar 67% dari seluruh protein
mitokondria), enzim, DNA mitokondria dan ribosom (Lodish et al., 2000; Artika, 2003). Jumlah
mitokondria di dalam sel tergantung dari jumlah kebutuhan sel akan energi. Sel dengan kebutuhan
energi yang besar mengandung banyak mitokondria, misalnya oosit yang mengandung 100.000
mitokondria, sedangkan pada spermatozoa matang, jumlah mitokondria sekitar 22-28 (St. John et al.,
2005). Oosit membutuhkan energi yang banyak terutama untuk pembelahan setelah dibuahi
spermatozoa. Sedangkan pada spermatozoa matang, energi yang dibutuhkan hanya dipakai untuk
pergerakan atau motilitas dalam rangka membuahi ovum

Fungsi mitokondria dalam sel adalah menghasilkan energi dalam bentuk ATP (adenosine triphosphate).
Sebagian besar ATP dihasilkan melalui proses fosforilasi oksidatif. Energi yang dihasilkan ini digunakan sel
untuk homeostatis, regulasi, pembelahan, motilitas dan kematian (Wallace, 1999; St. John et al., 2005;
May Panloup et al., 2006).

T. Susmiarsih. Peran Genetik DNA Mitokondria (mtDNA) Pada Motilitas Spermatozoa. Majalah Kesehatan
PharmaMedika, 2010 Vol,2, No,2

You might also like