Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit kulit parasit menyebar di seluruh belahan dunia dan dikenal sejak
zaman kuno. Salah satu penyakit kulit parasit yang penting dan umum dijumpai
adalah pedikulosis. Pedikulosis adalah suatu infesasi dari parasit yang menghisap
darah untuk mempertahankan hidunya dan meletakkan telurnya di batang rambut dan
terkadang di pakaian. Selain menyerang manusia, penyakit ini juga menyerang
binatang, oleh karena itu dibedakan Pediculus humanus dengan Pediculus animalis.
Tempat timbulnya kelainan tergantung tuma penyebabnya, dikenal pediculosis capitis,
pediculosis corporis, dan pediculosis pubis (Phthiriasis). Pada penyakit kulit parasit
ini, interaksi host dan parasit terbatas pada stratum korneum, bagian teratas epidermis.
Di bagian itu, ektoparasit menyelesaikan siklus hidup mereka.
Pedikulosis kapitis dan pedikulosis pubis terdapat di seluruh belahan dunia,
tetapi pedikulosis korporis terbatas pada negara yang beriklim dingin dan hampir tidak
ada di daerah tropis. Pedikulosis membawa suatu stgima sosial yang kuat karena
masyarakat telah lama menghubungkan penyakit ini dengan kemiskinan dan
lingkungan yang kumuh. Dalam populasi yang miskin, beberapa kelompok
mempunyai risiko tinggi untuk menderita penyakit tersebut. Perempuan dewasa dan
anak-anak lebih cenderung mengalami infestasi Pediculus humanus var. capitis, dan
pada orang yang tidak punya rumah lebih cenderung menderita pedikulosis korporis
dan pedikulosis pubis.
Pediculosis adalah infestasi kutu pada rambut dan kulit kepala yang
disebabkan oleh Pediculus humanus capitis. Penyakit ini tersebar luas di seluruh
dunia, prevalensi di negara yang sedang berkembang tampaknya lebih tinggi dari pada
di negara maju. Meskipun demikian penelitian P.h. capitis di negara berkembang
sangat sedikit sehingga prevalensi yang pasti belum diketahui. Demikian juga di
Indonesia, prevalensi pasti tidak diketahui. Hal ini disebabkan P.h. capitis bukanlah
penyakit yang wajib dilaporkan sedangkan masyarakat menganggapnya hanya sekedar
gangguan sehingga tidak berobat ke dokter. Sebenarnya P.h. capitis perlu mendapat
perhatian karena penyakit ini sering menyerang anak-anak. Rasa gatal yang hebat,
mengganggu ketenangan tidur dan mengganggu konsentrasi belajar sehingga prestasi
anak menurun. Penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi yaitu infeksi sekunder
oleh bakteri sehingga anak sering kena demam (Hadidjaja & Margono, 2011).
1
1.2 Tujuan Penulisan
A. Tujuan UmumMahasiswa mampu memahami konsep dasar penyakit dan asuhan
keperawatan .
B. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini, yaitu :
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian pediculosis.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
penyebab pediculosisMahasiswa mampu mengetahui dan memahami diagnosa-
diagnosa yang mungkinmuncul pada pasien pediculosis
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penatalaksanaan pada pasien
dengan pediculosis
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit
2.1.1 Definisi Pediculosis
Pedikulosis adalah infeksi kulit/rambut pada manusia yang
disebabkanolehPediculus tergolong famili Pediculidae (Ronnny P Handoko). Sedang
an menurut Brunner & Suddart, 2002 pedikulosis adalah infeksi kutu yang mengenai
kepala, badan, dan pubis, mengenai daerah-daerah yang berambut. Dan menurut Arif
Monsjoer, 2002 Pedikulosisadalah infeksi kulit dan rambut pada manusia yang
disebabkan oleh parasit obligat pediculus humanis.Jadi, dapat disimpulkan pengertian
pedikulosis yaitu infeksi yang terjadi pada kulitmanusia baik itu kulit badan, kulit
kepala dan kepala serta pada daerah pubis yang disebabkanoleh parasit obligat
pediculus humanis. Jadi, dapat disimpulkan pengertian pedikulosis yaitu infeksi yang
terjadi pada kulitmanusia baik itu kulit badan, kulit kepala dan kepala serta pada
daerah pubis yang disebabkanoleh parasit obligat pediculus humanis.Dan pedikulosis
terdiri dari kapitis, korporis, dan pubis.
Pedikulosis Kapitis.
2.1.2 Etiologi Pediculosis
Penyakit pedikulosis disebabkan oleh parasit Pediculus yang biasa kita kenal dengan
kutu. Kutu hampir tak dapat dilihat, merupakan serangga tak bersayap yang mudah
menular dari orang ke orang melalui kontak badan dan karena pemakaian bersama
baju atau barang lainnya. Ada beberapa kutu yang menyebabkan pedikulosis, seperti
kutu kepala juga kutu badan. Kutu kepala sangat mirip dengan kutu badan, meskipun
sebenarnya merupakan spesies yang berlainan. Kutu kemaluan memiliki badan yang
lebih lebar dan lebih pendek dibandingkan kutu kepala dan kutu badan.
Kutu ini mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan
menjadikemerahan jika sudah menghisap darah. Terdapat 2 jenis kelamin jantan dan
betina, yang betina ukuran panjang 1,2-3,2 mm dan lebarnya lebih kurang
panjangnya, jantan lebih kecildan jumlahnya lebih sedikit dibanding betina.
3
Gambar Pediculls Humanus Capitis Jantan
Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa, dan dewasa. Telur (nits)
diletakkandisepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut, yang berarti makin
ke ujung terdapattelur yang matang.
4
Pedikulosis pubis, debu berwarna cokelat kemerahan (ekskresi kutu) dapat
ditemukan pada pakaian dalam. Kutu kemaluan dapat menginfestasi rambut dada,
aksila, janggut dan bulu mata. Makula yang berwarna kelabu-biru kadang-kadang
dapat terlihat pada badan, paha dan aksila sebagai akibat dari reaksi saliva serangga
tersebut dengan bilirubin ( yang mengubahnya menjadi biliverdin ) atau ekskresi yang
dihasilkan oleh kelenjar liur kutu. Lipatan pubis harus diperiksa dengan kaca
pembesar untuk mendeteksi keberadaan phthirus pubis yang merayap disepanjang
batang rambut atau keberadaan telur kutu tersebut yang menempel erat dengan rambut
atau tempat pertemuan antara rambut dan kulit. Rasa gatal merupakan gejala yang
paling sering ditemukan, khususnya di malam hari, infestasi oleh kutu kemaluan dapat
dijumpai bersama dengan penyakit menular kelamin (gonore, kandidiasis, sifilis).
D. Data Sosial
1. Pola komunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan dengn baik.
2. Pola interaksi
Pasien berinteraksi dengan keluarga dan perawat dengan baik dan jelas
E. Data Spiritual
10
Klien mengatakan pada saat sebelum sakit dapat melaksanakan aktivitas ibada tetapi
saat di rumah sakit aktivitas ibadah belum dapat dilakukan karena alasan kondisinya.
11
keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
2. Gangguan citra Harga diri Peningkatan harga diri.
tubuh b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Peningkatan
gangguan keperawatan selama 1x24 jam pasien sosialisasi .
pandangan tubuh dapat teratasi dengan criteria hasil : 2. Dukungan kelompok.
seseorang 1. Komunikasi terbuka. 3. Peningkatan system
2. Verebalisasi penerimaan diri. dukungan.
3. Gambaran diri. 4. Klarifikasi nilai.
4. Tingkat kepercayaan diri.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pedikulosis adalah infeksi pada kulit/rambut pada manusia yang disebabkan
parasit obligatPediculus humanus Penyakit ini dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Pediculosis kapitis
Pediculosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala atau tuma pada kulit
kepala
2. Pediculosis korporis
Pediculosis korporis merupakan infestasi kutu Pediculus humanus
corporis pada badan.
3. Pediculosis pubis
Pediculosis pubis merupakan infestasi oleh Phthirus pubis.
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, syarat pengobatan
dan menghilangkan faktor predisposisi, penyakit ini dapat diberantas dan memberi
prognosis yang baik.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan agar teman-teman mampu memahami hasil pemaparan
dari makalah kami tentang asuhan keperawatan pediculosis . Kami menyadari
bahwa makalah yang kami buat belum begitu sempurna, maka dari itu penulis
mengharapkan masukan yang dapat membangun agar pembuatan makalah
berikutnya dapat lebih sempurna.
13
DAFTAR PUSTAKA
Handoko RP., Pedikulosis, Dalam: Djuanda A., edisi V Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Jakarta: Balai penerbit FKUI, 2007; p. 119-120
Stone SP., Goldfarb JN., Bacelieri RE., Scabies, Other Mites, adn Pediculosis, In: Wolff K.,
Goldsmith LA., Katz SI.,Gilchrest BA., Paller AS., Leffell DJ,eds 7thedition.2. Fitzpatricks
Dermatology in General Medicine. New York: McGraw-Hill Medicine, 2008; p. 2033-35
Bolognia JL., Jorizzo JL., Rapini RP.,eds. Dermatology 2nd edition. British: Elsevier
Mosby,2008
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37359/4/Chapter%20II.pdf Di akses pada
tanggal 27 september 2017 pada jam 22.10 WIB)
(http://jukeunila.com/wp-content/uploads/2016/02/8.pdf Di akses pada tanggal 27 september
2017 pada jam 22.19 WIB)
(http://newssehat.com/pedikulosis-kapitis-kutu-rambut/ Di akses pada tanggal 27 september
2017 pada jam 23.10 WIB)
(https://www.scribd.com/doc/22574608/Asuhan-Keperawatan-Dengan-Pedikulosis Di akses
pada tanggal 27 september 2017 pada jam 23.20 WIB)
14