Professional Documents
Culture Documents
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
adalah dua atau lebih individu yang terikat karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau adopsi dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lainnya, dan didalamnya terdapat peranan dari masing-masing anggota,
adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan perkawinan,
darah atau adopsi dan hidup dalam satu rumah yang saling berinteraksi satu sama
suatu kebudayaan.
10) keluarga merupakan salah satu elemen terkecil dari masyarakat. Keberadaan
6
7
2.1.2.5 Keluarga mempunyai tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah tangga.
2.1.3.1 Menurut Maclin (1998) dalam Achjar (2010: 3), pembagian tipe keluarga:
1) Menurut Tradisional
(1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-
(2) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga hanya dengan satu
(3) Pasangan inti, hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau
(5) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagi pencari nafkah,
(6) Jaring keluarga besar terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau
geografis.
8
(1) Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak menikah
(2) Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak
(3) Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama
(4) Keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu
konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh
keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga baik
kasih sayang.
anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan
perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya
budaya dan norma melalui hubungan interaksi dalam keluarga sehingga mampu
memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap
anggota keluarga.
pangan, papan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga.
Struktur dan fungsi keluarga merupakan hubungan yang dekat dan adanya
interaksi yang terus menerus antara satu dengan yang lainnya. Struktur didasari
oleh organisasi keanggotaan dan pola hubungan yang terus menerus. Hubungan
dapat banyak dan komplek seperti seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu,
sebagai menantu dan lain-lain yang semua itu mempunyai kebutuhan, peran dan
tergantung dari kemampuan keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada
dalam keluarga. Struktur dalam keluarga yang sangat kaku dan fleksibel akan
Menurut Friedman, Bowden dan Jones (2003) dalam Susanto (2012: 17),
struktur keluarga meliputi proses yang digunakan dalam keluarga untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Proses ini meliputi komunikasi antar anggota keluarga,
emosional seperti marah, depresi, dan perilaku yang menyimpang. Tujuan yang
ada didalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi komunikasi yang
organisasi meliputi keanggotaan dan pola keluarga yang terus menerus. Friedman,
11
Bowden dan Jones (2007) dalam Susanto (2012: 18) membagi struktur keluarga
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti
keluarga dapat berupa komunikasi secara emosional, komunikasi verbal dan non
atau marah diantara para anggota keluarga. Pola komunikasi verbal individu
yang dapat diringi dengan adanya komunikasi non verbal yang dapat berupa
Komunikasi sirkular mencakup sesuatu yang melingkar dua arah dalam keluarga,
misalnya apabila istri marah pada suami, maka suami akan melakukan klasifikasi
kepada istri tentang sesuatu yang membuat istri marah kepada suami.
sosial yang diberikan sehingga pada struktur peran bisa bersifat formal atau
informal. Posisi atau status dalam keluarga adalah posisi individu dalam keluarga
yang dapat dipandang oleh masyarakat sebagai istri, suami atau anak. Peran
suatu norma keluarga. Peran dalam keluarga menunjukkan pola tingkah laku dari
semua anggota didalam keluarga. Peran dalam keluarga merupakan pola tingkah
12
laku yang konsisten terhadap suatu situasi didalam keluarga yang terjadi akibat
didalam keluarga sekarang ini terjadi perubahan. Peran didalam keluarga dapat
juga terjadi peran ganda sehingga anggota keluarga dapat menyesuaikan peran
tersebut. Peran didalam keluarga dapat fleksibel sehingga anggota keluarga dapat
Nilai merupakan persepsi seseorang tentang sesuatu hal apakah baik atau
berasal dari nilaibudaya terkait. Norma mengarah sesuai dengan nilai yang dianut
tentang nilai dipengaruhi nilai. Nilai mengarahkan respon seseorang terhadap nilai
orang lain. Nilai merefleksikan identitas seseorang sebagai bentuk dasar evaluasi
diri. Nilai memberikan dasar untuk posisi seseorang pada isu personal,
harga diri. Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga
juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma
dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat
lain ke arah positif. Tipe struktur kekuatan-kekuatan dalam keluarga antara lain:
legitimate power/authority (hak untuk mengotrol) seperti orang tua terhadap anak,
referent power (pendapat, ahli dan lain-lain), reward power (pengaruh kekuatan
karena adanya harapan yang akan diterima), coercive power (pengaruh yang
dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual). Hasil dari kekuatan tersebut akan
Klein dan White (1996) dalam Friedman, Marilyn (2010: 300) merangkum
individu lebih puas saat mereka merasa seperti melakukan yang baik dalam
sebuah peran tertentu. Seorang ayah akan lebih puas dalam perannya sebagi
dengan baik.
dalam sebuah struktur sosial dan semakin jelas harapan ditegaskan maka
peran ibu ditetapkan oleh norma sosial mengenai apa yang diharapkan
dalam peran ibu. Ibu diharapkan untuk mengasuh dan melindungi anak
tentang sebuah peran yang mereka sandang, semakin kecil ketegangan peran
mereka. Rossi dan Berk (1985) menyatakan bahwa satu aspek penting dari
2.1.6.4 Semakin besar keragaman seseorang, semakin sedikit konsesus yang akan
kali menjalani peran ganda secara simultan (misalnya ibu, istri, pekerja,
saudara perempuan dan teman), dan terdapat harapan ganda untuk peran
ganda. Jika individu tidak dapat memenuhi harapan peran atau terdapat
2.1.6.5 Semakin besar ketegangan peran yang dirasakan yang diakibatkan oleh
peran dan semakin besar kemudahan dalam membuat transisi keluar dari
posisi dan situasi tertentu. Peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan
15
dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan
nafkah, pelindung keluarga, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan
pelindung keluarga dan pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai
diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu peran formal atau terbuka dan peran
Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung dalam struktur peran
keluarga (ayah, suami, dll). Terdapat keterbatasan jumlah posisi yang ditentukan
sebagai posisi normatif dalam keluarga inti klasik dengan dua orang tua. Posisi ini
disebut sebagai posisi formal dan berpasangan, serta terdiri dari ayah-suami, istri-
ibu, anak laki-laki saudara laki-laki, dan anak perempuan saudara perempuan. Jika
sebuah peran, orang lain akan memenuhi peran tersebut guna mempertahankan
berfungsinya keluarga.
usia atau jenis kelamin dan lebih banyak cenderung berdasarkan atribut
adalah sikap, tindakan dan penerimaan orang tua terhadap anggota keluarga lain.
Anggota kelurga dalam menghadapi keadaan yang berada diluar harapan yang
keluarga itu untuk bertahan dan beradaptasi dengan baik hingga menjadi sebuah
adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit.
Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap
1) Dukungan Informasional
dukungan ini adalah adanya informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi
2) Dukungan Penilaian
3) Dukungan Instrumental
4) Dukungan Emosional
merasa aman.
5) Dukungan Sosial
Dukungan sosial adalah yang memerlukan bantuan orang lain. Oleh karena
itu, individu merupakan bagian dari keluarga, teman sekolah atau kerja, kegiatan
mengacu kepada dukungan sosial yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu
yang dapat diakses/ diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak
Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti
dukungan dari suami/ istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan
Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa
kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahap-
tahap siklus kehidupan. Namun demikian, dalam semua tahap siklus kehidupan,
kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan
adaptasi keluarga.
Wills (1985) dalam Akhmadi (2009: 90), menyimpulkan bahwa baik efek-
efek penyangga (dukungan sosial menahan efek-efek negatif dan stress terhadap
utama dari dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan boleh jadi
sembuh dari sakit dan dikalangan kaum tua, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan
emosi.
keluarga adalah:
19
1. Faktor Internal
1) Tahap perkembangan
Artinya dukungan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah
(khususnya ibu) juga dipengaruhi oleh usia. Ibu yang masih muda
anaknya dan juga lebih egosentris dibandingkan ibu-ibu yang lebih tua.
3) Faktor emosi
4) Spritual
2. Faktor eksternal
1) Praktik di keluarga
kesehatan pribadi.
21
Menurut Setiadi (2008: 19), Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk
kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam
masyarakat.
struktur sosial.
Menurut Walgiti, B (2001) dalam Nasir (2009: 91), interaksi sosial adalah
hubungan antar individu satu dengan individu lain, individu satu dapat
22
mempengaruhi yang lainnya atau sebaliknya, jadi pendapat hubungan yang saling
timbal balik.
Sedangkan menurut Fitriayah dan Jauhar (2014: 231), interaksi sosial dapat
berupa hubungan antar individu yang satu dengan individu lainnya, antara
kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan
individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai
sesuatu yang nilai atau maknanya di berikan kepadanya oleh mereka yang
menggunakannya.
tindakan.
berikut:
individu lainnya. Wujud interaksi bisa dalam bentuk berjabat tangan, saling
1) Imitasi
tuanya.
2) Identifikasi
ditirunya. Contohnya, seorang anak laki-laki yang begitu dekat dan akrab
3) Sugesti
4) Motivasi
salah satu bentuk motivasi supaya mereka mau belajar dengan rajin dan
5) Simpati
perasaan simpati itu timbul dari seorang perjaka terhadap seorang gadis atau
sebaliknya, maka kelak akan timbul perasaan cinta kasih/ kasih sayang.
6) Empati
Contohnya, jika kita melihat seseorang celaka sampai luka berat dan orang
itu kerabat kita, maka perasaan empati akan menempatkan kita seolah-oleh
ikut celaka.
Menurut Nasir (2009: 93), ada empat bentuk interaksi sosial yaitu:
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk
mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut
berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama
dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai
manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian
kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya,
rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik. Kerja sama timbul karena
biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut
sertamerta
tertentu
Menurut Nasir Abdul dan kawan-kawan (2009: 95), ada lima bentuk kerja
Kerukunan yang ada di masyarakat tidak pernah diukur dengan biaya atau
dibangun.
26
(2) Bargaining
yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih
dengan lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah untuk mencapat
(5) Join-venture
2) Persaingan (compettion)
melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat
menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada
berusaha untuk memnuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang
disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Biasanya terdapat unsur pemaksaan
kehendak pada individu atau kelompok. Individu atau kelompok hanya berpikir
sangat primitif tanpa memikirkan dampak yang lebih luas. Tipe pertentangan atau
28
pertikaian antara lain mengelompok dengan area yang lebih sempit (tipe vertikal)
dan melembaga dengan area yang lebih luas (tipe horizontal). Bentuk-bentuk
(1) Menunjuk pada suatu keadaan bahwa akomodasi berarti adanya suatu
tepat ketika suatu pertentangan atau perbedaan sulit disatukan demi menjaga
keutuhan kelompok.
1) Coercion
2) Compromise
3) Arbitration
4) Conciliation
5) Tolerantion
6) Stalemate
7) Adjudication
Proses interaksi sosial menurut Herbert Blumer dalam Fitriyah dan Jauhar
(2014: 235) adalah tindakan manusia terhadap sesuatu atas dasar makna yang
dimiliki oleh sesuatu. Makna yang dimiliki oleh sesuatu itu berasal dari interaksi
antara seseorang dengan sesamanya. Makna tidak bersifat tetap namun dapat
berubah. Perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang
dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan
interpretative process.
31
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat
kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari
Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi
Sumber informasi tersebut dapat dibagi dua, yaitu: ciri fisik dan
penampilan. Ciri fisik adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak
lahir yang meliputi jenis kelamin, usia dan ras. Penampilan disini dapat meliputi
Interaksi sosial memiliki aturan dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi
ruang dan waktu. Robert Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4
batasan jarak, yaitu: jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik.
Selain aturan, Hall juga menjelaskan mengenai aturan waktu. Pada dimensi waktu
ini, terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk
interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukan oleh WiI
Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat
3) Kontak sosial positif dan kontak sosial negatif: Kontak sosial positif
mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah
atau ABK adalah anak yang mengalami keterlambatan lebih dari dua aspek
learning disability.
fisik/tubuh yang berpengaruh pada gerak, mental emosional dan sosial sehingga
yang dimaksud dapat dilihat dan diklasifikasi berat dan ringannya hambatan
diantaranya :
2.3.1 Tunanetra
mata/kebutaan/tunanetra.
2.3.2 Tunarungu
2.3.3 Tunagrahita
2.3.4 Tunadaksa
Tunadaksa adalah anak atau seseorang yang mengami kerusakan pada organ
tubuh dapat berupa kekauan organ gerak, kelayuhan, gangguan koordinasi gerak,
kontraktur sendi.
2.3.5 Tunalaras
Tunalaras adalah anak atau seseorang yang mengalami gangguan emosi dan
sosial.
2.3.6 Tunaganda
2.3.7 Autis
Menurut Sunu Christopher (2012: 7), autisme berasal dari kata auto yang
artinya sendiri. Istilah ini dipakai karena mereka yang mengidap gejala autisme
seringkali memang terlihat seperti seorang yang hidup sendiri. Mereka seolah-
oleh hidup di dunianya sendiri dan terlepas kontak sosial yang ada di sekitarnya.
dengan orang lain. Orang di anggap sebagai suatu objek (benda) bukan sebagai
objek yang dapat berinteraksi dan berkomnukasi. Monks, dkk (1988) menuliskan
bahwa autistik berasal dari kata Autos yang berarti Aku. Dalam pengertian
36
non ilmiah dapat diinterpretasikan bahwa semua anak yangg mengarah kepada
sebagai kriterria untuk mendiagnosis autisik. Hal ini terkenal dengan istilah
Wings Triad Of Impairment yang dicetuskan Lorna Wing dan Judy Gould.
(Jordan, 2001; Jordan & Powell, 1995; Wall, 2004 ; Yuwono, 2006). Tiga
gangguan yang ditulis oleh Wing dijabarkan secara berbeda dalam tulisan Jordan
(2001) dan wall (2004) meskipun secara diskriptif memilki kesamaan. Jordan
menuliskan tiga gangguan tersebut terdiri dari interaksi sosial, bahasa dan
komunikasi dan imajinasi. Perbedaan hanya pada istilah pikiran dan perilaku
jauh berbeda.
dalam kehidupan yang panjang, yang meliputi gangguan pada aspek perilaku,
interaksi sosial, komunikasi dan bahasa, serta gangguan emosi dan persepsi
sensori bahkan pada aspek motoriknya. Gejala autistik muncul pada usia sebelum
3 tahun.
3) Sistem limbik yang terdiri dari hypocampus dan amygdala adalah bagian
Sedangkan hypocampus membantu kita dalam proses belajar dan daya ingat
dalam menyimpan informasi baru. Salah satu ciri yang menandai autisme
5) Perdarahan berat
38
6) Alergi berat
3) Zat pewarna
4) Bahan pengawet
6) Polutan garam berat. Dari hasil tes darah dan beberapa rambut anak
antimoni, kadmium (Cd), air raksa (Hg) atau timbal (Pb). Diduga
pada seorang penderita autis bersama Parker Back pada tahun 1997. Selain itu,
ini diketahui disebabkan oleh virus campak, hal ini menjadi penyebab banyak
orang tua yang akhirnya menolak memberikan vaksinasi MMR (measies, mumps,
39
membuat anak tidak mampu memecah rantai protein dari makanan yang
otak, peptida ini disergap oleh reseptor penerima opioid. Opioid yang berlebihan
gangguan pada otak, karena jamur ini dapat menyebabkan kebocoran usus dan
tidak tercernanya kasein dan gluten dengan baik sehingga protein yang ada tidak
Gangguan pada anak autis terdapat ciri-ciri yang disediakan sebagai kriteria
untuk mendiagnosis autistik. Hal ini terkeanl dengan istilah Wings Triad of
Impairment yang dicetuskan oleh Lorna Wing dan Judy Gould. Meskipun ada
perbedaan dalam pemilihan kata dari ketiga gangguan anak autistik, penulis
membagi dalam tiga gangguan yakni perilaku, interaksi sosial, dan komunikasi
Jika perilaku bermasalah maka dua aspek interaksi sosial dan komunikasi
kemampuan komunikasi dan bahasa anak tidak berkembang, maka anak akan
Demikian pula jika anak memiliki sesulitan dan berinteraksi sosial. Implikasi
integrated (keterpaduan) karena sifat masalah anak autistik yang tidak dikotomis.
1) Perilaku
(6) Tantrum
(8) Terpaku terhadap benda yang berputar atau benda yang bergerak
2) Inteaksi sosial
(2) Tidak ada usaha untuk berkomunikasi secara non verbal dengan bahasa
tubuh
sebab yang jelas, tidak dapat berempati, rasa takut yang berlebihan dan
kesulitan dalam menangkap dan melempar bola, melompat, menutup telinga bila
mendengar suara tertentu, car call, klakson mobil, suara tangisan bayi dan sirine,
Wing dan Gould dalam Hadis (2006: 48), mengklasifikasikan anak autistik
Grup aloof merupakan ciri yang klasik dan banyak diketahui orang dan ini
sangat sesuai dengan deskripsi autisme infantil klasik oleh Leo Kanner pada tahun
1943. Anak autistik kelompok ini sangat menutup diri untuk berinteraksi dengan
orang lain. Bila anak autistik berdekatan dengan orang lain, anak autistik tersebut
merasa tidak nyaman dan marah. Anak autistik juga menghindari kontak fisik dan
42
sosial, walaupun kadang-kadang masih mau bermain secara fisik. Kadang anak
autistik masih dapat mendekati orang lain untuk keperluan makan, atau duduk
Grup atau kelompok anak jenis ini tidak berinteraksi secara spontan, tetapi
menunjukkan rasa senang. Kelompok anak autistik jenis ini dapat diajak bermain
bersama, tetapi tetap pasif. Anak ini dapat meniru bermain, tetapi tanpa imajinasi,
Pada kelompok ini, anak autistik dapat mendekati orang lain, mencoba
berkata dan bertanya tetapi bukan untuk kesenangan atau tujuan interaksi sosial
secara timbal balik. Kemampuan anak ini untuk mendekati orang lain kadang
berbentuk fisik, sangat melekat terhadap orang lain, walaupun orang lain tersebut
bicara, dan ciri aneh lainnya. Bicaranya anak ini aneh, karena mereka
memandang situasi dan tanpa pengertian. Intonasinya menoton, kontrol napas dan
mengalami gangguan. Mimik anak ini terbatas dan kontak mata dengan orang lain
Semua yang kita lakukan dapat diisebut sebagai perilaku. Senyum, makan,
tahap awal perkembangan, semua perilaku tersebut diharapkan dan didorong akan
menunjukkan perilaku yang baik, dapat diterima dan tepat. Tetapi kadang
Menurut Yuwono (2012: 43) ada beberapa bentuk perilaku anak autistik
2) Perilaku anak-anak tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dari teman-
teman sebayanya.
3) Anak-anak tidak melakukan apa yang kita ingin mereka lakukan atau ketika
kita ingin mereka untuk melakukan sesuatu atau bagaimana kita ingin hal itu
dilakukan.
2.4.5.1 Aggressive
ini merupakan gejala yang sangat umum. Perilaku yang menunjukkan kemarahan
yang meledak-ledak dan seketika pada anak autistik merupakan hal yang umum.
melempar dengan merusak benda yang ada disekitarnya. Perilaku ini bukan
44
symptom dari gangguan, bukan sebagai akibat dari keterampilan yang bersifat
parenting yang buruk. Yang membedakan perilaku agresif pada anak autistik
dengan anak-anak pada umumnya adalah bahwa perilaku agresif pada anak-anak
terkesan sangat sederhana (bagi kita) dan terjadi secara tiba-tiba seperti tidak
munculnya perilaku ini pada umumnya karena kebutuhan/ keinginan anak tidak
kesukaan diambil, posisi benda yang ditata secara berdereh berubah, dilarang
dimanifestasikan dalam bentuk menyakiti diri sendiri. Perilaku ini muncul dan
meningkat dikarenakan beberapa masalah seperti rasa jemu, stimulus yang kurang
atau kebalikannya yakni adanya stimulus yang berlebihan. Ada juga yang
lantai. Perilaku ini muncul secara spontan dan dilakukannya tanpa ragu-ragu,
menunjukkan adanya bekas benjol atau atas benturan kepala dengan lantai atau
dinding, berdarah atau membiru pada bagian tubuh tertentu sebagai bekas
gigitannya sendiri. Rasa sakit yang ditimbulkan respom secara singkat. Hal ini
masalah dengan fungsi sensorinya dimana seperti sama sekali tidak merasakan
mengikuti pola dan urutan tertentu dan ketika pola atau urutan itu berubah anak
sederhana seperti urutan jalan ketika pergi ke sekolah, jenis pakaian yang
dikenakan, perubahan ruang belajar atau terapi hingga perubahan jadwal terapi
rutinitas, dimana hal tersebut jarang atau sulit dihilangkan dan perilaku ini dapat
menjadi tidak terkontrol dan terlalu mengganggu dalam proses belajar. Contoh
yang sering dijumpai adalah anak autistik yang cenderung belajar dengan guru
tertentu, jam tertentu dan belajar dengan materi serta alat peraga tertentu. Ketika
guru memiliki hambatan untuk hadir dan digantikan dengan guru lain, beberapa
kasus anak-anak autistik kebingungan dan menolak. Beberapa kasus anak autistik
46
sangat rigid dengan pola duduk saat terapi berlangsung dan respon terhadap
bukan hanya menunjukkan kelemahan, tetapi perilaku ini merupakan satu bagian
untuk tetap menjalin hubungan dengan orang lain. Karena tidak memiliki
pemahaman komunikasi verbal maupun non verbal yang memadai, maka mereka
kegiatan fisik agar dapat berhubungan dengan dunia luar yang tidak diketahui.
merupakan salah satu ciri utama yang terdapat dalam mendiagnosis anak autistik.
beberapa fungsi lain diluar sensori grafitasi. Ketika anak autistik terlibat dalam
self stimulation, maka perhatiannya biasanya tertuju penuh pada perilaku tersebut
dan anak dipastikan tidak dapat memproses informasi penting. Hal ini sangat
berkaitan dengan belajar. Perilaku ini semakin menguatkan individu autistik dan
membagi beberapa perilaku self stimulation ini. Kategori pertama adalah gerak
tubuh. Hal ini termasuk berayun-ayun, hand flapping, dan memutar-mutar badan
sesuatu garis visual yang melintang bergerak seperti melihat melalui rusuk-rusuk
pagar. Kategori yang kedua, self stimulation menggunakan objek bertujuan untuk
47
tali pada jari, memutar objek, memutar roda mobil, mengayak pasir, memercikan
benda-benda melalui bermain. Kategori ketiga, ritual dan obsessions. Perilaku ini
benda, memakai pakaian yang sama, menuntut sesuatu yang tidak berpindah
menutup pintu dan masalah dengan perpindahan benda. Hal ini seringkali
melibatkan aturan yang anak kembangkan dan menuntut orang lain untuk
terlibat dalam kehidupan sehari-hari. Saking kuatnya dan menjadi sangat melekat
Self stimulation pada anak autistik terjadi pada waktu anak merasa bosan
atau tertekan/ tidak nyaman. Ketika perilaku ini muncul dengan keasyikan yang
tinngi, anak tidak akan dapat belajar. Tetapi sebenarnya fungsi dari perilaku ini
adalah untuk mengurangi frustasi, tekanan (stress) dan fungsi adaptasi dan
lingkungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan sosialnya. Jika
anak mengabaikan kehadiran orang lain disekitarnya maka anak tersebut memiliki
situasi. Hal ini membuktikan bagaimana keterkaitan anatara perilaku sosial yang
muncul terlihat tidak singkron dengan nilai-nilai sosial di lingkungannya. Hal ini
yang berlaku sehingga orang kebanyakan yang tidak memahami kondisi anak
autistik maka yang terjadi adalah marah dan kemungkinan apa orang tuanya
tidak bisa mendidik?. Perilaku sosial ini sebaiknya diajarkan dan diterapkan
secara rutin dan konsisten. Tata laksana perilaku yang rutin, konsisten dan
pembiasaan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan anak merupakan bagian
yang penting. Tetap ajarkan dan latih dalam kehidupan sehari-hari sesuai
kontekstual dari lingkungan sosial anak. Memulai dalam lingkungan yang sangat
2.4.5.6 Fixations
Setiap anak autistik memiliki minat dan kesenangan dengan objek atau
aktivitas tertentu. Sebuah benda atau aktivitas yang menjadi favorit bagi anak
fixation masa kecilnya menjadi karir. Dalam buku yang berjudul Teaching
Children with Autism (noname) memberikan beberapa kasus fixation masa pada
minat anak autistik pada masa kecil menjadi sesuatu yang luar biasa di masa
kanak terhadap matematika dapat membentuk dasar karir dalam bidang pelaporan
finansial fiskal. Kenner (1943) juga melaporkan adanya 11 kasus autistik dan
ternyata 6 orang gagal, 2 tak diketahui, sebagian sembuh dan 2 berhasil. Yang
paling berhasil yaitu yang pada masa kecilnya mengalami fixation dalam
berhitung dan sekarang bekerja sebagai kasir bank. Tujuan dari kegiatan ini
diharapkan. Dengan demikian pada saat nanti anak akan besar diharapkan
melalui bahasa. Bentuk bahasa dapat berupa isyarat, gesture, tulisan, gambar dan
selalu dimilki oleh anak autitik. Perkembangan komunikasi dan bahasanya sangat
berbeda dengan perkembangan anak pada umumnya. Sebagian dari mereka cara
mereka belum dapat berbicara. Menurut Yuwono (2012: 67) mengutip tulisan
Harlock (1978) perkembangan anak-anak pada umumnya, sejak usia diri, bayi
verbal yang disebut dengan pre speech yakni berupa gerak isya;at/ gesture ,
tangisan, mimik dan sebagainya. Tahap ini bersifat sementara sebelum anak dapat
yang berarti dan dapat dipahami baik dipahami oleh dirinya sendiri dan orang
lain. Fungsi bahasa isyarat dalam perkembangan anak adalah sebagai pengganti
atau pelengkap bicara. Sebagai pengganti bicara, isyarat menggantikan kata yaitu
gagasan yang ingin disampaikan kepada orang lain melalui gerakan tertentu.
tidak setuju. Berdasarkan penulis, anak-anak autistik pada usia dini 2-3 tahun
anak autistik, sebagian besar menunjukkan kemampuan pre speech dalam bentuk
buang air besar. Mereka cenderung kencing dan buang air besar dicelana. Anak
51
1) Receftive Language
mendengarkan bahasa bicara dari orang lain dan menguraikan hal tersebut dalam
gambaran mental yang bermakna atau pola pikiran, dimana dipahami dan
reseptif pada anak-anak autistik adalah ketika mereka diberikan instruksi untuk
mengambil sesuatu ambil bola!, anak autistik tidak dapat merespon dengan baik
dan benar. Hal ini dikarenakan anak tersebut kesulitan dalam memahami apa
2) Expresive Language
untuk mengkomunikasikan konsep atau pikiran. Jika anak autistik sudah memiliki
tua mereka. Mereka belajar bahwa bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Kata
pertama ketika anak mulai berkata-kata sebenarnya tanda bahwa bahasa reseptif
itu telah bekerja secara efektif. Bahasa ekspresif diartikan sebagai kemampuan
anak dalam menggunakan bahasa bak secara verbal, tulisan, symbol, isyarat
52
bahasa ekspresifnya mulai dari menggunka isyarat, bahasa lisan, simbol, hingga
tulisan dengan baik ketika mereka sudah menginjak di bangku sekolah dasar.
2.4.6.3 Echolalia
Echolalia merupakan bentuk pengulangan kata atau prase orang lain. Pada
adalah derajat echolalianya dan lama/waktu dalam tahap perkembangan ini. Anak-
anak umumnya pada masa ini cukup singkat dan derajat echolalia yang cepat
berubah menjadi fungsional dan bermakna sosial yang lebih baik. Sedangkan pada
autistik yang masa echolalianya cukup lama, 2-3 tahun lebih. Hal ini ditunjukkan
oleh anak autistik yang mengulangi pertanyaan yang sederhana ini siapa?, anak
menjawab :siapa, meskipun anak sudah mengenali dirinya sendiri, namun tetap
Pertama, The Own Agenda Stage. Pada tahap ini anak cenderung bermain sendiri
dan tampak tidak tertarik pada orang-orang disekitar. Anak belum memahami
53
keinginannya kita dapat memperhatikan gerak tubuh dan ekspresi wajahnya. Anak
dapat berinteraksi cukup lama dengan orang yang sudah dikenalnya, namun ia
akan kesulitan dan menolak berinteraksi dengan orang baru dikenalnya. Ia akan
terhadap aktiftas bermainnya. Kedua, The Requester Stage. Pada tahap ini anak
autistik sudah menyadari bahwa perilakunya dapat mempengaruhi orang lain. Bila
ciluk ba, lari, lompat, digiliklitik dan sebagainya. Anak dapat mengenal perintah
kegiatan yang bersifat rutinitas. Ketiga, The Eary Communication Stage. Pada
tahap ini, kemampuan komunikasi anak autistik lebih baik karena melibatkan
gestur, suara dan gambar. Ia dapat berinteraksi cukup lama dan menggunakan satu
bentuk komunkasi meski dalam situasi khusus. Inisiatif anak untuk berkomunikasi
disukai saja. Pada tahap ini anak telah mengulang hal-hal yang didengar, mulai
diucapkan. Keempat, The Partner Stage. Pada tahap ini merupakan fase yang
Interaksi sosial merupakan kesulitan yang nyata bagi anak autistik untuk
luar biasa dalam dunia autistik. Dalam dimensi ini jelas sekali bagaimana level
menghalangi bagi mereka untuk menjadi sociable, tetapi pada keadaan ini pada
orangtua yang memilki anak autistik mengatakan bahwa anak mereka lebih
hal yang paling mencolok sebagai ciri anak autistik dimana ketika anak autistik
sosial yang salah atau ganjil. Anak autistiik tidak akan bergabung dalam aktifitas
55
sosial dan memilih terpisah dari kelompok temannya atau ia tetap berada dalam
teoritik yang mengacu pada gambaran tentang beliefs (ide dan pemikiran) dan
desires (harapan) orang-orang dewasa atau anak-anak terhadap orang lain, yang
akhirnya dapat menjelaskan perilaku orang lain. TOM dapat dikatakan sebagai
hubungan antara berpikir tentang pikiran (Van Tiel, 2008). Secara luas TOM
berkaitan dengan sosial kognitif pada anak autistikk didefinisikan oleh beberapa
dengan tepat; memahami pikiran dan perasaan orang lain dan merasakan dampak
Anak autistik memilki minat yang sangat terbatas pada lingkungan sosial
disfungsi sosial dan respon yang tak bisa menjadi dua ciri esensial dari sindrom
ini. Anak autistik mungkin sangat tertarik untuk berinteraksi sosial, tetapi gaya
sosial interaksinya aneh dan eksentrik dan memiliki kapasitas untuk memahami
interaksi sosial atau mengatisipasi pernyataan emosional kepada orang lain secara
terbatas, tujuan dan motivasi untuk membuat hal yang sangat sulit untuk
56
1) Gaze
Ekspresi wajah dan kontak mata merupakan bentuk komunikasi bayi dengan
ibunya. Hal ini merupakan bentuk dialog antara bayi dan orangtua secara
nonverbal dan sebagai bukti bahwa pada masa bayi telah menjadi interaksi sosial
awal dan tersedianya kesempatan penting sebagai pembejaran. Pada kasus anak
autistik, mereka gagal menciptakan interaksi sosial pada masa kanak-kanak awal.
Penyimpangan gaze ini nampak pada anak autistik dan tidak terlihat terlibat pada
mental retardation. Sebagian anak autistik dapat berkontak mata dengan baik,
durasi dan arahnya, tetapi ternyata anak autistik tersebut tidak dapat menggunakan
kontak matanya untuk mengirim pesan. Artinya kontak mata memilki makna
komunikasi interaktif.
2) Joint Attention
membangun berbagi secara emosional yang bermakna antara orang tua dan
caregiver. Tony Charman dan Wendy Stone (2006) mendefinisikan joint attention
(JA) dalam dua jenis yakni responding to joint Attention (RJA) dan Initiating
Joint Attention (IJA). Dua jenis perilaku ini mengindikasikan secara aktif antara
partner dan objek termasuk dalam fokus perhatian anak. RJA didefinisikan
sebagai kemampuan anak untuk mengikuti perhatian anak remaja secara langsung
dan IJA mengarah pada masa kanak-kanak menggunakan kontak mata, sikap,
57
isyarat, suara atau simbol komunikasi secara spontan untuk berbagai pengaruh
3) Imitation
meniru sesuatu gerakan atau tindakan. Perkembangan meniru pada anak autistik
sesuai dengan lubang yang berbentuk segi empat. Kedua, motor object imitation,
4) Play
tujuan anak. Bermain merupakan kekuatan yang berarti dimana keterampilan ini
penting bagi perkembangan dan tetap eksis dalam lingkungannya. Piaget (1962)
bermain mengarah pada aktifitas yang didorong secara dalam, dimana aktifitas
sensorimotor play dan symbolic atau pretend play. Sensori motor play melibatkan
peristiwa sosial.
yang nyata adalah orang tua (khususnya ibu) sulit untuk memahami anak autistik
dan tidak memahami apa yang seharusnya mereka lakukan kepada anaknya.
Orang tua merasa bersalah dan hal ini akan menjadi kesulitan yang nyata
bagi ibu khususnya dan anak autistik itu sendiri. Jika ibu memiliki self esteem
yang rendah, hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan dalam membuat kontak
tersebut dan rasa takut. Perhatian yang penting bagi profesional adalah bagaimana
memberikan bimbingan pada orang tua untuk memahami anak autistik dan
bagaimana orang tua dapat bermain dalam perkembangan sosial dan intelektual
anak mereka.
keyakinan orang tua terhadap masa depan anak. Beberapa hasil penelitian
Ada perhatian yang nyata bagi ibu dengan anak autistik merupakan problem
tambahan yang menyertai pada anak autistik seperti gangguan sensori, gangguan
berinteraksi dengan anak autistik. Oleh karena itu ibu selayaknya memperboleh
kondisi dan kegagalam anak-anak autistik pada umumnya. Apalagi anak yang
autistik yang disertai dengan kesulitan belajar khusus. Ketika suatu waktu anak
didiagnosis sebagai anak autistik, ibu membutuhkan keterangan tentang hal ini.
Pada tahap awal ibu selalu mencoba membantu berinteraksi dengan anaknya tanpa
frustasi.
Kesulitan yang seringkali dihadapi oleh ibu adalah ketika ibu harus
mengatakan tentang masalah anaknya. Hal ini sangat sulit dan membutuhkan
dukungan informasi bagi dianosis sesegera mungkin untuk membantu masalah ibu
tersebut. Apabila masalah anak tidak dikenali sejak dini, semua masalah akan
60
muncul menjadi lebih rumit. Masalah tersebut muncul ketika menghadapi anak
ekspresi emosional yang salah, tidak dapat bermain dengan teman sebaya dan
tidak dapat berbicara. Ibu yang memilki anak autistik membutuhkan dukungan
yang ekstra baik secara praktis maupun emosional. Penting sekali bagi ibu
mendapatkan dukungan dari teman, tetangga, saudara, kakek, nenek, dan tentu
Tabel 2.1 Penelitian terkait tentang Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kemampuan Sosialisasi Anak Berkebutuhan Khusus di
SLB Yakut Purwokerto dan SDN 04 Grendeng Purwokerto
Populasi Penelitian Tindakan Yang Diberikan Hasil Penelitian Uji Statistik
Populasi dalam penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan Analisa data dalam penelitian
adalah anak berkebutuhan Memberikan kuesioner bahwa dukungan sosial yang ini dengan analisa kuantitatif
khusus (tunadaksa) yang diperoleh anak berkebutuhan yaitu Hasil pengambilan data
memenuhi kriteria penelitian di khusus menunjukkan bahwa diolah menggunakan komputer
SLB Yakut Purwokerto orang tua telah memberikan sistem dengan analisis chi
berjumlah 16 orang anak dan dukungan dengan 4 jenis square.
11 anak usia sekolah di SD (emosional, penilaian,
Grendeng. informasi dan instrumental).
Hasil yang diperoleh yaitu :
terdapat dukungan emosional
orang tua terhadap anak
sebanyak 8 (50%), penilaian
sebanyak 4 orang (25%),
informasi sebanyak 2 orang
(12,5%), dan instrumental
sebanyak 2 orang (12,5).
61
62
Tabel 2.2 Penelitian terkait tentang Hubungan Peran Orang tua Dengan Kemampuan Sosialisasi Anak Reatrdasi Mental Di SDLB
Negeri Kota Pekalongan
Populasi Penelitian Tindakan Yang Diberikan Hasil Penelitian Uji Statistik
Populasi dalam penelitian ini Alat pengumpulan data Hasil penelitian pada peran Penelitian ini menggunakan
adalah orangtua anak retardasi menggunakan kuesioner orang tua yang memiliki anak desain Korelasional dengan
mental di SDLB Negeri Kota terkait dengan peran orangtua retardasi mental di SDLB pendekatan cross sectional
Pekalongan sebanyak 71 siswa dan kemampuan sosialisasi. Negeri Kota Pekalongan Teknik pengambilan sampel
Tahun 2015 diketahui bahwa menggunakan sampel jenuh.
59,2% responden menyatakan Jumlah responden sebanyak 49
peran orangtua baik dan orangtua yang memiliki anak
sebanyak 40,8% responden retardasi mental sesuai dengan
menyatakan peran orangtua kriteria inklusi dan eksklusi.
kurang baik. Hasil ini dapat
diartikan bahwa sebagian besar
orangtua yang memiliki anak
retardasi mental mempunyai
peran yang baik.
62
63
63
64
Menurut Nursalam (2014: 49) Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu
realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan
keterikatan antar variabel, baik variabel yang diteliti maupun tidak diteliti.
Interaksi sosial :
1) Kontak sosial
(1) Kontak langsung dan tidak
langsung
(2) Kontak antar individu,
kelompok, serta individu dan
kelompok.
(3) Kontak positif dan negatif
(4) Kontak primer dan sekunder
2) Komunikasi
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Berpengaruh
: Berhubungan
2.7 Hipotesis
penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris antara dua variabel.
Variabel tersebut adalah variabel bebas, yakni variabel penyebab, serta variabel
menyatakan adanya suatu hubungan, pengaruh dan perbedaan antara dua atau
lebih variabel. Sedangkan hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang digunakan