You are on page 1of 20

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Menurut Nursalam (2009: 80), desain penelitian adalah suatu yang sangat

penting dalam penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor

yang dapat memengaruhi akurasi suatu hasil. Desain penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Desain Korelasional yang bertujuan untuk

menentukan faktor apakah yang terjadi sebelum atau bersama-sama tanpa adanya

suatu intervensi dari peneliti dan rancangan yang digunakan cross sectional yaitu

jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/ observasi data variabel

independen dan dependen hanya satu kali pada suatu saat, pada jenis ini, variabel

independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada

tindak lanjut.

3.2 Kerangka Kerja

Merupakan bagan kerja terhadap rancangan kegiatan penelitian yang akan

dilakukan meliputi siapa yang akan diteliti (subjek penelitian), variabel yang akan

diteliti, dan variabel yang mempengaruhi dalam penelitian.

Hidayat (2010: 187), kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan

dilakukan dalam penelitian yang berbentuk kerangka atau alur penelitian.

Penulisan dalam kerangka kerja disajikan dalam bentuk alur penelitian mulai dari

desain hingga analisis datanya. Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

66
67

Populasi
Semua keluarga siswa yang mempunyai anak berkebutuhan khusus (Autisme)
di Yayasan Pendidikan Melati Ceria Palangka Raya

Sampel:
Semua keluarga siswa di Yayasan Pendidikan Melati Ceria Palangka Raya
yang memiliki anak berkebutuhan khusus (Autisme) berjumlah 0 orang

Teknik Sampling:
Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Nonprobability Sampling (Purposive
Sampling)

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian
Cross Sectional

Informed Concent

Variabel Independen Variabel Dependen


Dukungan Keluarga Kemampuan Interaksi
Sosial

Pengumpulan data menggunakan kuisioner

Pengolahan data:
editing, coding scoring,
dan tabulasi data

Uji Statistik
Spearman Rank

Hasil dan kesimpulan

H1 diterima

Penyajian Hasil

3.1 Kerangka Kerja Penelitian Kerangka Konsep Hubungan Dukungan Keluarga


Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial pada Anak Berkebutuhan Khusus
(Autisme) Di Wilayah Kota Palangka Raya.
68

3.3 Identifikasi Variabel

Menurut Nursalam (2014; 178), variabel adalah perilaku atau karakteristik

yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain).

Variabel independen merupakan variabel yang nilainya menentukan variabel lain.

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain.

3.3.1 Variabel Independent

Variabel independent (variabel bebas) adalah variabel yang memengaruhi

atau nilainya menentukan variabel lain. Variabel independent dalam penelitian ini

yaitu Dukungan Keluarga Dengan Kemampuan Interaksi Sosial pada Anak

Berkebutuhan Khusus (Autisme) di Wilayah Kota Palangka Raya.

3.3.2 Variabel Dependent

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan

variabel lain. Variabel dependent dalam penelitian ini yaitu kemampuan interaksi

sosial pada anak berkebutuhan khusus (Autisme) di Wilayah Kota Palangka

Raya.

3.4 Definisi Operasional

Hidayat (2010: 187) Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel

secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara

cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional pada penelitian

ini adalah sebagai berikut:


69

Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemampuan Interaksi Sosial Pada Anak Berkebutuhan
Khusus (Autisme) Di Wilayah Kota Palangka Raya

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor


Operasional
Variabel independen Suatu bentuk bantuan yang Dukungan Keluarga Kuesioner Ordinal Keterangan nilai
diberikan oleh keluarga 1. Dukungan Informasional Pertanyaan:
Dukungan Keluarga
berupa informasi, emosional, 2. Dukungan emosional Nilai Positif
instrumental, dan penilaian 3. Dukungan instrumental 4 : Selalu
kepada anak berkebutuhan 4. Dukungan penilaian 3: Sering
khusus (autisme) 5. Dukungan sosial 2: Kadang- kadang
1: Tidak pernah
Nilai negatif
1 : Selalu
2: Sering
3: Kadang- kadang
4: Tidak pernah
N= Sp x 100%
Sm
N: nilai
dukungan
keluarga
Sp: jumlah nilai
yang diperoleh
Sm: jumlah nilai
maksimal

69
70

Kategori:
1. baik, jika nilai
76-100%
2. Cukup, jika
nilai 56-75%
3. Kurang, jika
nilai 55%

Variabel Dependen Proses dimana orang-orang Interaksi Sosial Kuesioner Ordinal A. Jawaban
menjalin kontak dan 1) Kontak sosial Untuk Pertanyaan
Kemampuan berkomunikasi dan saling (1) Kontak langsung dan positif:
pengaruh mempengaruhi tidak langsung 1. Ya: 1
Interaksi Sosial
dalam pikiran maupun (2) Kontak antar individu, 2. Tidak: 0
tindakan. kelompok, serta Untuk Pertanyaan
individu dan negatif:
kelompok. 1. Ya: 0
(3) Kontak positif dan 2. Tidak: 1
negatif
(4) Kontak primer dan B. Penilaian
sekunder Rumus:
2) Komunikasi

70
71

Sp
N x100%
Sm
Keterangan :
N : Nilai Interaksi
Sosial
Sp: Jumlah nilai
yang diperoleh
Sm: Total
Maksimun
C. Kategori
(1) Interaksi
Baik
: Nilai 76%-
100%
(2) Interaksi
Cukup baik
: Nilai 56%-
75%
(3) Interaksi
Kurang baik
:Nilai 55%

71
72

3.5 Populasi, Sampel dan Sampling


3.5.1 Populasi

Nursalam (2011: 89), Populasi adalah seluruh objek atau subjek dengan

karakteristik tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya obyek atau subyek yang

dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subyek atau

obyek tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh subyek (misalnya

manusia, klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Populasi terbagi

menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut:

3.5.1.1 Populasi Target

Nursalam (2011: 89), Populasi target adalah populasi yang memenuhi

kriteria sampling dan menjadi sasaran akhir penelitian, serta populasi target

bersifat umumnya dan biasanya pada penelitian klinis dibatasi oleh karakteristik

demografis (meliputi jenis kelamin atau usia). Populasi target dalam penelitian ini

adalah semua keluarga anak berkebutuhan khusus (Autisme) yang ada di Yayasan

Pendidikan Melati Ceria Palangka-Raya berjumlah 30 responden.

3.5.1.2 Populasi Terjangkau (Accessible population)

Nursalam (2011: 89), populasi Terjangkau (Accessible population) adalah

populasi yang memenuhi kriteria penelitian yang biasanya dapat dijangkau oleh

peneliti dari kelompoknya dan dibatasi oleh tempat dan waktu. Berdasarkan hasil

survey pendahuluan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah semua

keluarga anak berkebutuhan khusus (Autisme) yang ada di Yayasan Pendidikan

Melati Ceria Palangka-Raya berjumlah 30 responden.

3.5.2 Sampel
Menurut Nursalam (2014: 171), sampel terdiri dari bagian populasi

terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling.


73

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang keluarga anak autis dan tidak

termasuk 5 responden yang telah di wawancara.

Menurut Nursalam (2014: 172) Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi

dua bagian yaitu: inklusi dan ekslusi.

3.5.2.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Semua keluarga anak berkebutuhan khusus (Autisme) diYayasan

Pendidikan Melati Ceria.

2) Semua keluarga anak berkebutuhan khusus (Autisme) di Yayasan

Pendidikan Melati Ceria yang bersedia menjadi responden.

3.5.2.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab, antara lain seperti

terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran maupun

interpretasi hasil, terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan pelaksanaan,

hambatan etis, subjek menolak berpartisipasi.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Tidak bersedia menjadi responden

2) Keluarga anak berkebutuhan khusus (autisme) yang tidak kooperetif

3.5.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan


74

keseluruhan subjek penelitian. Menurut Nursalam (2011: 94) cara pengambilan

sampel digolongkan menjadi dua yaitu: probability sampling dan nonprobability

sampling. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pengambilan sampel menggunakan Nonprobability sampling yaitu

Purposive Sampling yang disebut juga dengan judgement sampling adalah suatu

teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai

dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/ masalah dalam penelitian), sehingga

sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal

sebelumnya.

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian

3.6.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data

selama penelitian berlangsung. Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pendidikan

Melati Ceria Kota Palangka Raya.

3.6.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan peneliti untuk

memperoleh data penelitian yang dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan pada

tanggal 21 April sampai 28 Mei 2016.

3.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data

3.7.1 Pengumpulan Data

Nursalam (2011: 111), pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan

kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan

dalam suatu penelitian. Cara pengumpulan data bergantung pada teknik instrumen
75

yang digunakan. Selama proses pengumpulan data, peneliti memfokuskan pada

penyediaan subjek, melatih tenaga pengumpul data, serta menyelesaikan masalah-

masalah yang terjadi agar data dapat terkumpul sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan.

Proses pengumpulan data pada penelitian ini adalah pertama, peneliti

mengumpulkan data menyangkut tentang populasi yang akan diteliti di SLBN 1

kota Palangka Raya hasil survei tersebut menunjukkan bahwa responden yang

termasuk dalam kriteria inklusi tidak mencukupi untuk digunakan sebagai subjek

penelitian maka kemudian peneliti direkomendasikan untuk melakukan survei

pendahuluan ke Yayasan Pendidikan Melati Ceria Kota Palangka Raya.

Berdasarkan hasil survei tersebut menunjukkan bahwa responden atau yang

termasuk dalam kriteria inklusi di Yayasan Pendidikan Melati Ceria lebih banyak

dari SLBN 1 Kota Palangka Raya. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian

di Yayasan Pendidikan Melati Ceria. Kemudian dari populasi tersebut ditentukan

sampel untuk penelitian, teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan

Nonprobability sampling yaitu Purposive Sampling yang disebut juga dengan

judgement sampling adalah suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih

sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/

masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik

populasi yang telah dikenal sebelumnya. Setelah semua data terkumpul maka

data akan dilakukan dianalisa secara univariat dan bivariat. Setelah data dianalisa

maka akan dapat diketahui, apakah ada hubungan antara dukungan keluarga

dengan kemampuan interaksi sosial anak berkebutuhan khusus (autisme) di

Yayasan Pendidikan Melati Ceria Palangka Raya.


76

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data sekunder (Data jumlah

siswa dan profil sekolah SLBN 1 Palangka Raya dan Yayasan Pendidikan Melati

Ceria) dan data primer dengan menggunakan kuisioner untuk melakukan

penelitian di Yayasan Pendidikan Melati Ceria Palangka Raya.

3.7.1.1 Kuisioner

Menurut Hidayat (2010: 98) angket/ questionaire merupakan alat ukur yang

berupa angket atau kuisioner dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini

digunakan bila responden jumlahnya besar dan dapat membaca dengan baik yang

dapat mengungkapkan hal-hal yang bersifat rahasia. Pembuatan kuisioner ini

dengan mengacu pada parameter yang sudah dibuat oleh peneliti terhadap

penelitian yang akan dilakukan.

Kuisioner dalam penelitian ini dibuat dalam tiga bagian yang terdiri atas

data demografi responden, kuisioner dukungan keluarga, dan interaksi sosial.

Sebelum kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yang

sebenarnya, terlebih dahulu kuesioner dilakukan uji coba kepada responden lain

yang memiliki karakter sama dengan karakter populasi penelitian. Pada penelitian

ini kuisioner yang digunakan yaitu dukungan keluarga dan interaksi sosial. Pada

kuisioner ini dukungan keluarga merupakan kuisioner yang sudah dilakukan uji

validitas dengan nilai cronbachs alpha 0,750 dan yang terdiri dari 31 items

pertanyaan dan 26 pertanyaan di nyatakan valid.

3.7.1.2 Uji Validitas dan Reabilitas

1) Prinsip Validitas (kesahihan)

Nursalam (2009: 104), Prinsip validitas adalah pengukuran atau pengamatan

yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen


77

harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Ada dua hal penting yang

harus dipenuhi dalam menentukan validitas pengukuran, yaitu:

(1) Relevan isi instrumen

Isi instrumen harus disesuaikan dengan tujuan penelitian (tujuan khusus)

agar dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Isi tersebut biasanya

dapat dijabarkan dalam definisi operasional.

(2) Relevan sasaran subjek dan cara pengukuran

Instrumen yang disusun harus dapat memberikan gambaran terhadap

perbedaan subjek penelitian.

Menurut Notoatmojo (2010: 164) validitas adalah suatu indeks yang

menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Hidayat (2009: 93) sebelum dilakukan pengambilan data dengan kuisioner, maka

terlebih dahulu kuisioner harus diuji agar kuisioner valid dan reliabel. Uji validitas

dan reabilitas dilakukan dengan cara uji coba instrumen kepada populasi yang

mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan responden yang digunakan

dalam penelitian sebenarnya.

Uji validitas dan reabilitas pada kuisioner penelitian ini dilakukan di SLBN

1 kota Palangka Raya dengan jumlah 20 responden yang terdiri dari keluarga anak

berkebutuhan khusus (autisme). Uji validitas pada penelitian ini yaitu untuk

kuesioner interaksi sosial dengan menggunakan 20 responden dan menggunakan

program komputer. Berdasarkan tabel Item-Total Statistics (tabel terlampir) pada

uji validitas dan reliabilitas didapatkan bahwa dari 35 item pertanyaan ada 10

pertanyaan yang tidak valid karena memiliki nilai r hitung lebih kecil dari r tabel

(r hitung < 0,28). Dari 35 kuisioner yang sudah diuji valid semua pertanyaan yang
78

dinyatakan valid yaitu: P1 (0,552), P2 (0,658), P3 (0,426), P5 (0,294), P6 (0,382),

P7 (0,722), P8 (0,763), P9 (0,422), P11 (0,521), P13 (0,379), P14 (0,778), P17

(0,328), P18 (0,385), P19 (0,714), P20 (0, 627), P24 (0,394), P25 (0,699), P26

(0,730), P28 (0,471), P29 (0,560), P30 (0,779), P31 (0,710), P32 (0, 489), P34

(0,772), P35 (0,379). Sedangkan untuk kuisioner yang tidak valid (r hitung <

0,28) yaitu P4 (0,236), P10 (-0,145), P12 (-0, 157), P15 (0,074), P16 (0,070), P21

(0,220), P22 (0,109), P23 (0,062), P27 (-0,048), P33 (0,211). Berdasarkan hasil

uji tersebut peneliti memilih untuk membuang 10 pertanyaan yang nilainya

dibawah r tabel (0,28) sehingga akhirnya di dapat 25 soal pertanyaan.

2) Reabilitas (Keandalan)

Notoatmodjo (2012: 168), Reabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh

mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapt diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas

(ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,

dengan menggunakan alat ukur yang sama.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS

melalui tahap-tahap sebagai berikut (Susilo, 2014: 155).

(1) Input data dalam format SPSS.

(2) Klik analisa dan pilih scale kemudian klik di reliability analysis.

(3) Pindahkan seluruh item pernyataan pada kotak item. Blok seluruh item

pernyataan pada kotak sebelah kiri dan pindahkan ke kotak di kanannya.

Kotak model ALPHA tetap saja.

(4) Pada kotak Descriptives for pilih kotak kecil scale if item deleted

kemudian continue dan OK.


79

(5) Out-put validitas dan reliabilitas

(6) Pada kolom corrected item-total correction bandingkan dengan tabel r.

Apabila lebih besar dari nilai tabel r, maka item dinyatakan valid. Apabila

nilai corrected item-total correction ada yang lebih kecil dari nilai r tabel

maka item tidak valid dan sebaiknya dikeluarkan dari instrumen penelitian.

Pada nilai yang bersifat marginal dapat dilakukan perbaikan pernyataan

pada item kuisioner.

Langkah-langkah mencari nilai r table dan t table dengan mempergunakan

SPSS (Susilo, 2014 : 159).

(1) Nilai t table dicari dengan langkah: menentukan df (derajat bebas) = N

(jumlah item instrumen penelitian riset) 2.

(2) Buka SPSS klik data view isikan nilai df dengan N 2 lalu transform

selanjutnya pilih compute variable.

(3) Isikan pada kolom target variable t_0.05 pada level signifikansi 95%.

Kemudian pada kotak Numeric expression, ketik rumus IDF.T (0,95,df)

OK.

(4) Maka didapat nilai t tabel.

(5) Selanjutnya untuk mencari r table, ulangi lagi dengan transform dan

compute variabel. Pada kotak target variable ketik r_0.05 sedangkan

pada kotak numeric expression ketik rumus t_0,05/SQRT(df+t_0.05*2)

(6) Luaran nilai r yang dipergunakan sebagai cut of point uji validitas pada

kuisioner.

Pertanyaan yang sudah valid dilakukan uji reliabilitas dengan cara

membandingkan r tabel dengan r hasil. Jika nilai r hasil adalah alpha yang terletak
80

di awal output dengan tingkat kemaknaan 5% (0,05) maka setiap pertanyaan

dikatakan valid, jika r alpha lebih besar dari konstanta maka pertanyaan tersebut

reliabel (Budiman, 2013 : 22). Nilai reliabilitas dapat dilihat pada tabel luaran

reliability statistics pada nilai Alpha Cronbachs (Susilo, 2014 : 167).

Menurut Budi (2006), tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach

diukur berdasarkan skala Alpha 0 sampai 1. Apabila skala alpha tersebut

dikelompokkan ke dalam 5 kelas dengan range yang sama, maka ukuran

kemantapan alpha dapat dipresentasikan ke dalam tabel berikut.

Tabel 3.2 Tingkat Reliabilitas berdasarkan Nilai Cronbach atau

Alpha Tingkat Reliabilitas


0,00 0,20 Kurang reliable
> 0,20 0,40 Agak reliabel
> 0,40 0,60 Cukup reliabel
> 0,60 0,80 Reliabel
> 0,80 1,00 Sangat reliable

Pada uji reabilitas kuisioner interaksi sosial diperoleh nilai Cronbachs

alpha (0,889), maka ini menunjukkan bahwa 25 item pertanyaan tersebut

reliabel untuk dijadikan instrumen penelitian.

3.7.2 Analisa Data

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, yaitu untuk mengetahui

hubungan antara dukungan keluarga dengan kemampuan interaksi sosial pada

anak berkebutuhan khusus (autisme) di Wilayah Palangka Raya, kegiatan dalam

analisa data yaitu:

3.7.2.1 Editing

Menurut Notoatmodjo (2012: 176), hasil wawancara, angket, atau

pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.


81

Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan

isian formulir atau kuisioner tersebut:

1) Apakah lengkap, dalam arti semua pertanyaan sudah terisi.

2) Apakah jawaban atau tulisan masing-masing pertanyaan cukup jelas atau

terbaca.

3) Apakah jawabannya relevan dengan pertanyaannya.

4) Apakah jawaban-jawaban pertanyaan konsisten dengan jawaban pertanyaan

yang lainnya.

3.7.2.2 Coding (Pengkodean)

Hidayat (2010: 121), Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik

(angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Kode

yang digunakan berupa angka yang selanjutnya akan diproses dengan komputer.

1. Data Umum

1) Responden

Kode : R1, R2, R3, ...... dan seterusnya.

2) Berdasarkan Usia

Kode: 1 = Usia 17-25 tahun

2 = Usia 26-35 tahun

3 = Usia 36-45 tahun

3) Jenis Kelamin

Kode 1=laki-laki

2= perempuan
82

4) Pendidikan terakhir

Kode: 1 = SD sederajat

2 = SMP sederajat

3 = SMA sederajat

4 = Perguruan Tinggi

5) Pekerjaan

Kode 1= PNS

2=Swasta

3=Pelajar

4=Ibu Rumah Tangga

2. Data Khusus

Kategori :

Dukungan keluarga

1 = baik (76-100%0

2= cukup (56-75 %0

3=kurang (55 %)

Kategori

Interaksi Sosial

1=baik (76-100%_

2=cukup (56-75%)

3=kurang (55 %)
83

3.7.2.3 Scoring

Scoring adalah menentukan skor atau nilai untuk setiap item pertanyaan,

tentukan nilai terendah dan tertinggi, tetapkan jumlah kuesioner dan bobot

masing-masing kuesioner.

1) Dukungan Keluarga

baik, jika nilai 76-100%

Cukup, jika nilai 56-75%

Kurang, jika nilai 55%

2) Interaksi Sosial

Interaksi Baik : Nilai 76%-100%

Interaksi Cukup baik : Nilai 56%-75%

Interaksi Kurang baik : Nilai < 55%

3.7.2.4 Tabulating

Menurut Wasis (2008: 52), Tabulating adalah usaha untuk menyajikan data,

terutama pengolahan data yang akan menjurus ke analisis kuantitatif. Biasanya

pengolahan data seperti ini akan menggunakan tabel, baik tabel distribusi

frekuensi maupun tabel silang.

1) Analisa Univariat

Notoatmodjo (2012: 182), Analisa univariat adalah analisis yang bertujuan

untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari

jenis datanya, untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan
84

standar deviasi. Analisa univariat pada penelitian yaitu berupa data umum yang

mencakup usia responden, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan pekerjaan.

2) Analisa Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisis untuk melihat hubungan dua variabel.

Untuk analisa bivariat, maka terlebih dahulu dirumuskam hipotesis. Jenis uji

statistik yang akan digunakan sangat tergantung pada jenis data dari masing-

masing variabel. Uji bivariat pada penelitian ini yaitu melihat hubungan antara

dukungan keluarga dengan kemampuan interaksi sosial anak berkebutuhan khusus

(autisme).

3) Uji Statistik

Uji statistik digunakan untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan

antara dua variabel yang berskala ordinal dan ordinal, uji statistik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Spearman Rank.

Analisis dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer,

dilakukan uji statistik dengan metode Spearman Rank (Rho) dengan

menngunakan tingkat kemaknaan 5% atau nilai alpha 0,05 (5%) dimana kriteria

pengujian adalah sebagai berikut:

(1) Bila p value alpha (0,05) maka hubungan tersebut secara statistik ada

hubungan yang bermakna.

(2) Bila p value > alpha (0,05) maka hubungan tersebut secara statistik tidak

mempunyai hubungan yang bermakna.

3.8 Etika Penulisan

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung dengan


85

manusia. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai

berikut.

3.8.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan Menjadi Responden)

Hidayat (2010: 93), Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent terebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed

consent ini bertujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan peneliti dan

mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti

harus menghormati dan menghargai hak responden.

3.8.2 Anonimity (Tanpa Nama)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

3.8.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Hidayat (2010: 95), masalah ini merupakan masalah etika dengan

memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset.

You might also like