Professional Documents
Culture Documents
Bab ini akan disajikan hasil dari pengumpulan data yang diperoleh pada
tanggal 21 April sampai 28 Mei 2016 di Yayasan Pendidikan Melati Ceria Kota
Palangka Raya. Penyajian hasil dan pembahasan dimulai dari data karakteristik
tempat penelitian, data umum tentang karakteristik responden yang meliputi usia
86
87
Bakti No. 5 RT.03 RW. IV Kel. Langkai Kecamatan Pahandut, Kota Palangka
Raya. Yayasan ini menangani peserta didik berkebutuhan khusus usia PAUD,
TK dan SD. Dengan ibu Lilis Lismaya, S.Pd.,M.Si sebagai ketua Yayasan
Pendidikan Melati Ceria dan ibu Novriyanti S.Pd sebagai kepala sekolah
Yayasan Pendidikan Melati Ceria. Selain menangani peserta didik Yayasan ini
juga menyediakan program terapi bagi anak berkebutuhan khusus yaitu terapi
Melati Ceria berdiri pertama kali tahun 2003, namun sebelumnya tahun
2002 dengan nama TK Khusus yang merupakan bagian TKLB dari SLBN-2
Pembina Palangka Raya. TK Khusus ini didirikan oleh Ibu Lilis Lismaya, S.Pd.
karena adanya sejumlah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) usia dini yang tidak
bisa dilayani di SLBN 2 yang disebabkan lokasi terlalu jauh dari tempat tinggal
anak. TK Khusus pada awalnya menangani hanya 2 orang berusia 2 dan 3 tahun
Tahun 2003 anak yang ditangani mengalami kemajuan dengan pesat baik
orang. Seiring dengan semakin banyaknya murid ABK (yang datang melalui
informasi dari mulut ke mulut), TK Khusus pada tahun 2003 menyewa tempat di
jalan Rangas No. 27 yang kemudian untuk selanjutnya menjadi tempat resmi
kemudian mencari dan merekrut guru pengajar yang sebelumnya dilatih dahulu
oleh Bu Lilis sendiri. Karena untuk menjadi seorang guru anak berkebutuhan
khusus harus mempunyai teknik khusus punya sifat sabar, ulet, dan selalu
lain. Pada akhirnya diperoleh 4 orang guru yang memenuhi persyaratan tersebut.
direkrut. Atas persetujuan orang tua maka pada tanggal 10 Agustus 2006
dengan Akta Notaris R.A. Setiyo Hidayati, SH. Dan kemudian mendapat Ijin
Operasional dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya dengan No.
89
banyak anak berkebutuhan khusus yang ditangani dengan jenis yang bermacam-
macam dan paling banyak anak autistik. Tiap bulan selalu ada murid baru, dan
setiap triwulan atau semester selalu ada anak yang mutasi karena orang tua
merasa anaknya sudah mampu masuk ke sekolah umum. Sehingga jumlah murid
yang pernah ditangani LPK Melati Ceriasampai bulan Maret 2009 ada 218
orang. Setiap bulan anak yang aktif ditangani berkisar 50-60 orang dengan
Khusus, ada beberapa anak di sekitar lokasi Melati Ceria yang juga memerlukan
dibawah naungan YPMC. YPMC berdiri tahun 2008 (Akta Notaris R.A. Setiyo
pelayanan anak berkebutuhan khusus usia dini (pra sekolah) dan juga melayani
pengungsi, anak putus sekolah, anak yang terkena narkoba, dll. Sedangkan bagi
anak berkebutuhan khusus usia dini (pra sekolah/TK) dan usia sekolah (SD)
2009.
90
Visi
Misi
pekerjaan.
91
Usia Responden
37% 13%
dari 11 dari 4
Responden Responden
17-25 tahun
26-35 tahun
36-45 tahun
50%
dari 15
Responden
terbanyak adalah 15 responden (50%) yaitu berusia 26-35 tahun, usia 36-45
tahun berjumlah 11 responden (37%) dan yang berusia 17-25 tahun berjumlah 4
responden (13%).
92
laki-laki
perempuan
7%
Dari 2
Pendidikan Terakhir
0%
Dari 0 Responden
27%
Persen
Dari 8
Responden
SD
SMP
SMA
67% PERGURUAN TINGGI
Dari 20
Responden
pendidikan terakhir SMA, 2 responden (6%) pendidikan terakhir SMP dan tidak
17% Pekerjaan
dari 5
10% Responden
dari 3
responden
PNS
SWASTA
PELAJAR
IBU RUMAH TANGGA
23% 50%
dari 7 dari 15
responden responden
(23%) bekerja sebagai swasta, 5 responden (17%) sebagai ibu rumah tangga dan
Palangka Raya.
95
Tabel 4.1 Frekuensi tabulasi dukungan keluarga pada anak berkebutuhan kusus
(autisme) di wilayah kota Palangka Raya.
Palangka Raya.
Tabel 4.2 Frekuensi tabulasi interaksi sosial pada anak berkebutuhan kusus
(autisme) di wilayah kota Palangka Raya.
(23,3 %).
Dukungan Interasi
Keluarga Sosial
Correlation
1,000 ,586**
Dukungan Coefficient
Keluarga Sig. (2-tailed) . ,001
Spearman's N 30 30
rho Correlation
,586** 1,000
Coefficient
InteraksiSosial
Sig. (2-tailed) ,001 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Melati Ceria kota Palangka Raya pada tahun 2016 menunjukkan p-value 0,001
<0,05, yaitu bila p-value 0,05 maka H1 diterima dapat dikatakan ada hubungan
memiliki hubungan yang erat dan sejalan antara dukungan keluarga dengan
(autisme) karena semakin baik dukungan keluarga maka akan semakin baik pula
keluarga baik dengan kemampuan interaksi sosial baik 3 (13%), interaksi sosial
4.2 Pembahasan
cukup 2 (25%) responden dan pada jenjang perguruan tinggi dukungan keluarga
dukungan emosional dan dukungan sosial. Menurut Purnawan (2008; 72) faktor-
faktor emosi, spritual dan faktor eksternal yang meliputi; praktik di keluarga,
Berdasarkan analisis peneliti dari hasil penelitian dan teori di atas bahwa
tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta. Dukungan keluarga yang diberikan
percaya diri anak ketika melakukan interaksi sosial, dukungan penilaian berupa
keterlibatan anak dalam setiap keputusan serta tindakan yang dilakukan dan
tentunya hal ini akan sangat berpengaruh terhadap proses perkembangan anak
autis khususnya dalam hal interaksi sosial. Dukungan keluarga juga dapat
dipengaruhi oleh usia, pekerjaan dan pendidikan terakhir. Dari hasil penelitian
lebih besar yaitu usia 26-35 tahun hal ini menunjukkan pada usia tersebut
memiliki usia yang cukup matang serta waktu yang cukup banyak untuk
mengasuh dan merawat anggota keluarga yang sakit atau berkebutuhan khusus
100
dukungan lebih besar yaitu keluarga dengan jenjang pendidikan perguruan tinggi
(23,3 %). Hasil penelitian ini juga menunjukkan dari beberapa anak
mengalami interaksi sosial cukup dibandingkan dengan interaksi sosial baik dan
kurang.
dinamis. Hubungan sosial berupa hubungan antar individu yang satu dengan
individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun
antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana
simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya di berikan kepadanya
101
Interaksi sosial merupakan kesulitan yang nyata bagi anak autistik untuk
fakta dan teori. Pada hasil penelitian ini ditemukan bahwa anak autis lebih
interaksi sosial baik hal ini membuktikan bahwa interaksi sosial merupakan
kesulitan yang nyata bagi anak autistik. Anak autistik memilki minat yang
sangat terbatas pada lingkungan sosial dimana mereka lebih tertarik dengan
Palangka Raya
keluarga maka semakin baik pula kemampuan interaksi sosial pada anak
orang responden di Yayasan Pendidikan Melati Ceria kota Palangka Raya pada
tahun 2016 menunjukkan p-value 0,001 <0,05 maka H0 ditolak dan artinya H1
102
interaksi sosial cukup 18 (78,3 %), interaksi sosial kurang 2 (8,7%). Sedangkan
Akhmadi (2009: 60) dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan
orang tua terhadap anggota keluarga lain. Anggota keluarga dalam menghadapi
keadaan yang berada diluar harapan yang menjadi stressor bagi keluarga melalui
proses tertentu akan memungkinkan keluarga itu untuk bertahan dan beradaptasi
dengan baik hingga menjadi sebuah keluarga yang relisien. Sedangkan menurut
Walgiti, B (2001) dalam Nasir (2009: 91), interaksi sosial adalah hubungan
antar individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi yang
lainnya atau sebaliknya, jadi pendapat hubungan yang saling timbal balik.
Interaksi sosial merupakan kesulitan yang nyata bagi anak autistik untuk
sosial memiliki signifikansi yang luar biasa dalam dunia autistik. Dalam dimensi
mempengaruhi aspek dalam belajar dan perilaku. Hal ini bukanlah merupakan
sociable, tetapi pada keadaan ini pada umumnya mereka semakin terhalangi
dunia yang ada. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yeanny
Berdasarkan hasil analisis peneliti tidak ada kesenjangan antara fakta dan
teori hal ini dapat terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan dukungan
sosial cukup 18, dan interaksi sosial kurang 2 sedangkan pada dukungan
cukup 2 dan interaksi sosial kurang 5. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
semakin besar dukungan keluarga maka semakin baik pula interaksi sosial anak
4.3.2 Alat ukur yang digunakan masih berupa kuisioner sehingga hasilnya