Fagositosis : pelenyapan partikel-partikel asing yang ada di dalam tubuh.
Pada manusia dan hewan vertebrata
fagositosis dilimpahkan tugasnya kepada 2 kelompok sel fagositik yaitu: fagositik mononuklir atau makrofag dan fagosit polimorfonuklir yaitu netrofil dan eosinofil. Penyebaran sel Makrofag
paru-paru (makrofag alveoler)
jaringan hati (sel Kupffer) ruang sendi (sel sinovial tipe A) sistem saraf pusat (sel Schwann atau mikroglia) ruang serosa (makrofag pleral dan peritoneal) jaringan pengikat (histiosit) makrofag bebas Perkembangan Sel ukuran berkisar antara 10 sampai 30 mikron dengan inti terletak eksentris, Bentuk selnya tidak teratur, karena membran selnya berlipat-lipat dan terdapat tonjolan- tonjolan mikrovili yang disebut pseudopodi. Fungsi makrofag adalah melakukan fagositosis dan melenyapkan bahan-bahan asing yang masuk ke dalam tubuh seperti kuman, virus, parasit, sel-sel tumor dan bahan-bahan atau jaringan yang sudah rusak.
Pemrosesan antigen dilakukan di dalam makrofag. Antigen
yang sudah difagositosis akan diproses menjadi segmen- segmen kecil. Fragmen antigen ini selanjutnya dibawa ke permukaan sel oleh MHC untuk disajikan ke sel T.
Sekresi faktor-faktor aktivasi : Makrofag menghasilkan IL-1
yang berpengaruh mengaktifkan limfosit T. Disamping itu makrofag juga mengeluarkan bahan biologik aktif seperti arginase, timidin, prostaglandin, dan interferon Pengenalan terhadap Benda Asing
Sinyal dari kuman atau komponen adjuvan
Sinyal dari neutrofil Makrofag itu sendiri dan sinyal yang dilepaskan oleh komplemen.
Umumnya makrofag diaktifkan oleh limfokin dari sel T
seperti Macrophage activating factor (MAF), interferon gamma, interleukin 2, granulocyte macrophage colony stimulating factor (GM-CSF), macrophage migration inhibiting factor (MIF), tumor necrosis factor (TNF), dan Macrophage arming factor yang akan menginduksi peningkatan efek sitolisis makrofag Infeksi
Netrofilberperan sebagai pertahanan primer
dan efektipitas maksimal pada 6 12 jam setelah infeksi. Setelah 24 48 jam, fungsi netrofil diambil alih oleh makrofag. Makrofag ini mampu bertahan di tempat infeksi sampai berbulan-bulan. Di daerah infeksi umumnya bersifat asam dan makrofag lebih tahan dalam suasana asam dibandingkan dengan netrofil. Tahapan Fagositosis
Tahap Adesi (perlekatan).
Tahap ini dipengaruhi oleh faktor muatan listrik diantara keduanya, suhu, dan pH. Makrofag mempunyai lebih dari 40 reseptor pada permukaannya. Tetapi hanya sebagian kecil yang dapat ditunjukkan dalam proses fagositosis. Reseptor yang paling dikenal adalah reseptor Fc untuk IgG dan reseptor komplemen yaitu C3b atau C3 konvertase. Adanya reseptor ini maka proses fagositosis akan berlangsung lebih efisien. Tahap Ingesti Tahap Digesti Tahap ini merupakan penghancuran partikel, yang prosesnya diawali dengan mendekatnya lisosom ke arah fagosom dan membentuk fagolisosom. Kemudian lisosom pecah dan melepaskan enzim-enzimnya ke dalam fagolisosom yang dibarengi dengan letupan respirasi (respiratory burst) Enzim lisozim , ribonuklease, protease, deoksiribonuklease, lipase dan rafinose yang akan menghidrolisis komponen-komponen kuman. Lisosom juga mengandung enzim yang menghasilkan oksigen toksin seperti radikal superoksid (O2), hidrogen peroksida (H2O2), singlet oxygen (1O2), radikal hidroksil (OH), yang akan menghancurkan benda-benda asing tersebut. Enzim yang lain juga dapat menghancurkan kuman seperti myelopeoksidase yang mengubah ion khloroda dan hidrogen peroksida menjadi asam hipochlorous (HOCl) yang sangat toksik terhadap kuman. Penyajian Antigen yang disajikan oleh APC ke limfosit T merupakan tahap awal terjadinya respon imun. molekul MHC yang terdapat dalam lisosom mengenali segmen-segmen antigen lalu dibawa ke permukaan sel dan disajikan kepada sel T. Makrofag yang memiliki CD38 merupakan penghubung antara makrofag dengan sel. Molekul MHC pada APC bertindak sebagai reseptor primer antigen Suatu peristiwa kompleks sebagai respon tubuh dalam menghadapi agen asing Walau secara klinik dianggap merugikan tapi espon protektif yang diperlukan tubuh untuk mengembalikan keadaan ke normal. Responnya : Pembengkakan Kemerahan Panas Nyeri Gangguan fungsi Dilatasi pembuluh darah Pengeluaran leukosit dan cairan Pengeluaran beberapa mediator oleh sel : histamin, serotonin, kinin, prostaglandin, leukotrin Berperan : Kontraksi otot polos Kenaikan permeabilitas vaskuler Peningkatan sekresi mukus Hipersensitif tipe cepat