You are on page 1of 10

MAKALAH SEJARAH FISIKA

ETER DAN MATERI BERMASSA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 12

Anggun Mega Nurfhadilla (06111281621015)


Gede Mudita Edi Putra (06111281621058)
Shinta Mahaputri Hakim (06111281621059)

DOSEN PENGASUH: Drs. ABIDIN PASARIBU, M.M.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
JUDUL : ETER DAN MATERI BERMASSA
TUJUAN :
1. Memahami penemuan Relativitas Einstein
2. Memahami percobaan yang dilakukan A. Michelson dan E.W Morley.
3. Memahami teori relativitas khusus
4. Memahami teori relativitas Newton
5. Memahami teori Elektromagnetik
6. Memahami pengertian Eter berdasarkan pemikiran para tokoh
7. Memahami pengertian dan contoh materi bermassa
8. Memahami pengertian dan contoh materi tak bermassa

PERTANYAAN
1. Bagaimana penemuan relativitas Einstein?
2. Bagaimana percobaan yang dilakukan A. Michelson dan E. W Morley?
3. Jelaskan teori relativitas khusus!
4. Jelaskan teori relativitas newton!
5. Jelaskan teori elektomagnetik!
6. Jelaskan pengertian Eter berdasarkan pemikiran para tokoh!
7. Jelaskan dan beri contoh materi bermassa!
8. Jelaskan dan beri contoh materi tak bermassa!
PEMBAHASAN :

A. ETER
Pada tahun 1905, sebuah koran harian Jerman, Annalen der Physik, memuat
sebuah tulisan mengenai Albert Einstein. Tulisan tersebut menjelaskan garis besar
Teori Relativitas Khusus, sebuah teori fisika revolusioner yang membuang
konsep tentang gerak absolut menjadi gerak relatif dalam konteks kontinu empat-
dimensi ruang-waktu.
Sekitar sepuluh tahun kemudian, berdasarkan pada karya awalnya, Einstein
merumuskan Teori Relativitas Umum di mana ia menawarkan solusi baru pada
suatu masalah besar yaitu gravitasi, dengan mempostulasikan suatu karakter non-
Euclidean pada kontinu ruang-waktu. Dr. Einstein yang menjelaskan aspek-aspek
kedua teori yaitu Ether dan Relativitas (1920), yang disampaikan pada
Universitas Leiden, ia menjelaskan sifat-sifat yang diperlukan oleh ruang eter oleh
teori relativitas. Sedangkan Geometri dan Pengalaman (1921), diberikan pada
Akademi Sains Prusia, menjelaskan batas-batas di dalam mana geometri Euclidean
atau sebarang sistem geometrik praktis lainnya dapat dianggap mendekati
kebenaran dalam hubungannya dengan konsep tentang alam semesta berhingga
(finite universe).
Salah satu perkembangan pemikiran yang kiranya patut dicatat adalah,
dalam pernyataan di Leiden Einstein yang mengakui bahwa hipotesis tentang eter
tidak dengan sendirinya bertentangan dengan Teori Relativitas Khusus. Pada tahun
1905 ia jelas-jelas menyatakan bahwa gagasan tentang eter bersifat terlalu
mengada-ada. Jadi, dapat dikatakan, bahwa belakangan Einstein pun mengakui
adanya semacam eter meski bentuknya mungkin tidak persis seperti yang
dibayangkan orang sebelum lahirnya Teori Relativitas Khusus dan Teori Relativitas
Umum. Interaksi oleh eter dewasa ini dibayangkan oleh para fisikawan terjadi lewat
pancaran gelombang graviton (dari kata gravitasi), yang sayangnya juga belum
berhasil dibuktikan keberadaannya secara meyakinkan.
Permasalahan ini barangkali akan lebih menarik jika digabungkan dengan
sebuah kontradiksi lain dalam astrofisika modern, yaitu bahwa jumlah total massa

3
alam semesta yang dapat diamati baru sekitar 1-10% dari jumlah total massa yang
diperlukan untuk menjamin (secara teoretis) bahwa alam semesta sedang
mengembang mendekati laju ekspansi kritisnya (sesuai data pengamatan). Atau
dengan kata lain, 90-99% massa alam semesta ini tidak dapat diobservasi dengan
cara apapun, atau disebut 'massa yang hilang' (hidden matter). Maka ada paling
sedikit 3 kemungkinan :
a. Teori yang menetapkan laju ekspansi kritis alam semesta tersebut tidak valid
atau keliru; atau
b. Ukuran yang dipakai untuk 'menimbang' jumlah massa tadi tidak akurat, karena
memang cuma mengandalkan beberapa hipotesis dan teropong bintang, atau
c. Definisi kita tentang bagaimana bentuk ruang-waktu dan seberapa luas alam
semesta sesungguhnya (apakah berhingga atau tak berhingga) dan apakah itu
sebanding dengan ketelitian teropong kita yang paling handal sekalipun.
Einstein mengatakan bahwa tanpa eter, bagaimana kita dapat menerangkan
interaksi pada suatu jarak (action at a distance). Dan menurut Teori Relativitas
Umum, bentuk geometri ruang-waktu dipengaruhi oleh materi; dengan kata lain
tidak ada ruang-waktu tanpa materi, atau tidak ada ruang-hampa (karena ruang
senantiasa mengandaikan materi). Tetapi kalau eter tersebut -paling tidak secara
teoretis- ternyata kita perlukan, maka ia haruslah mampu memberi bentuk pada
ruang-waktu oleh pengaruh materi, namun ia sendiri tidak boleh termasuk dalam
jenis materi yang dapat ditimbang (ponderable masses). Karena itu ia harus
dideskripsikan sebagai suatu gejala yang terpisah dari materi maupun dari gejala
medan elektromagnetik (karena medan elektromagnetik, sebagai energi dapat
dikembalikan kepada bentuk materi, karena materi -menurut Teori Relativitas
Khusus - dapat dianggap sebagai tidak lain dari salah satu bentuk dari energi).
Berikut adalah beberapa teori tentang eter dan beberapa tokoh yang megupas
tentang masalah eter :

1. Percobaan A.Michelson dan E.W.Morley


Spesialisasi Michelson adalah pengukuran dengan ketelitian yang tinggi. Ia
mendefinisikan kembali pembakuan ukuran meter dengan memakai panjang
gelombang garis spektrail khusus dan merancang interferometer yang dapat

4
menentukan diameter bintang (bintang tampak sebagai bintik cahaya walaupun kita
memakai teleskop yang sangat kuat ).
Hasil kerja Michelson yang terpenting diperolehnya tahun 1887, sebagai
hasil kerja sama Edward Morley, yaitu eksperimen pengukuran gerak bumi melalui
eter suatu medium hipotesis yang memenuhi alam semesta ini sehingga cahaya
dapat merambat. Eksperimen Michelson-Morley yang sangat peka tidak
mendapatkan gerak bumi terhadap eter ini berarti tidak mungkin ada eter dan tidak
ada pengertian gerak absolut. Setiap gerak adalah relatif terhadap kerangka acuan
khusus yang bukan merupakan kerangka acuan universal. Dalam eksperimen yang
pada hakekatnya membandingkan kelajuan cahaya sejajar dengan dan tegak lurus
pada gerak bumi mengelilingi matahari, juga eksperimen ini meperlihatkan bahwa
kelajuan cahya sama bagi semua pengamat, suatu hal yang tidak benar bagi
gelombang memerlukan medium material untuk merambat (seperti gelombang
bunyi dan air). Pada akhirnya Michelson dan Morley gagal karena tidak dapat
mendeteksi pergerakan bumi terhadap eter.

2. Teori Relativitas Khusus


Postulat Relativitas khusus
semua gerak adalah relatif, kelajuan cahya dalam ruang hampa sama bagi
semua pengamat.
Untuk mengatakan bahwa sesuatu bergerak selalu menyangkut kerangka
khusus sebagai acuan. Kita tidak bisa mendapatkan kerangka universal yang
meliputi seluruh ruang, ini berarti tidak terdapat gerak absolut. Gerak hanya
berarti terhadap kerangka acuan tertentu. Teori relativitas ini muncul sebagai hasil
analisis konsekuensi fisis yang tersirat oleh ketiadaan kerangka acuan universal.
Permasalahan yang dimunculkan percobaan Michelson-Morley ini ternyata baru
berhasil terpecahkan dengan teori relativitas khusus yang menjadi landasan bagi
konsep-konsep baru tentang ruang dan waktu. Teori ini diusulkan oleh Albert
Einstein sepuluh tahun yang lalu, mempersoalkan kerangka yang dipercepat satu
terhadap yang lainnya. Teori relativitas khusus ini bersandar pada dua postulat.
Postulat pertama, prinsip relativitas, postulat ini menyatakan ketiadaan
kerangka acuan yang universal. Jika hukum fisika berbeda untuk pengamat

5
yang berbeda dalam keadaan gerak relatif, maka kita dapat menentukan mana
yang dalam keadaan diam dan mana yang bergerak dari perbedaan tersebut.
Tetapi, karena tidak terdapat kerangka acuan universal, perbedaan itu tidak
terdapat, sehingga muncul postulat di atas.
Postulat kedua menyatakan bahwa kepesatan cahaya dalam ruang hampa sama
besar untuk semua pengamat, tidak bergantung dari keadaan gerak pengamat
itu.
Einstein menunjukkan bahwa teori Maxwell sesuai dengan relativitas khusus,
sedangkan mekanika Newton tidak, dan modifikasi Einstein mengenai mekanika
membawa kedua cabang fisika tersebut menuju persesuaian.

3. Teori relativitas Newton


Semua badan bergerak, dalam semua badan, proton dan elektron juga
bergerak, karena "elastisitas" dan gerak getaran terjadi pada "materi ditimbang" dan
dalam eter. Eter menyiapkan pola-pola tertentu gerak pada elektron dan proton (dan
atom dan molekul) dalam hal ditimbang melewatinya. Seperti bumi melewati ether,
pasukan cepat berbagai elektrostatik yang menjangkau jarak beberapa polarisasi
dan komponen listrik negatif dari eter, dan mempengaruhi tubuh dalam jangkauan,
menciptakan apa yang kita sebut "gravitasi".
Efek dari perpindahan listrik dan gravitasi yang berbeda-beda, seperti "
persegi terbalik " hukum Newton. Di sinilah perbedaan antara "gaya gravitasi" dan
efek inersia dan momentum menjadi jelas. Secara tradisional, inersia selalu
dianggap (menurut Hukum Pertama Newton tentang Gerak) kecenderungan tubuh
"saat istirahat" atau dalam "kecepatan konstan" relatif terhadap bumi, untuk
melanjutkan negaranya istirahat atau kecepatan konstan, kecuali ditindaklanjuti
oleh kekuatan eksternal.
Karena semua benda yang diam relatif terhadap bumi sudah bergerak
dengan "kecepatan konstan" sama bumi namun hanya perubahan dalam gerakan
relatif terhadap bumi menjadi pokok permasalahan, dan setiap perubahan tersebut
mempengaruhi pola aliran massa dalam tabung kekuatan, ketika bergerak melalui
eter, pada waktu tertentu. Karena hanya tubuh yang bergerak dalam hal ke bumi
secara tradisional dikatakan memiliki "momentum" ("produk dari massa tubuh dan

6
kecepatan"), aturan ini salah, karena semua badan "saat istirahat" relatif terhadap
bumi sudah memiliki "momentum" serta "inersia".

4. Teori Elektromagnetik
Tahun 1888, Hertz membuktikan hipotesis Max Well bahwa cahaya
termasuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui medium. Melalui
penelitian para ilmuwan kemudian mengemukakan hipotesis eter. Hipotesis
tersebut adalah jagat raya dipenuhi oleh eter stasioner yang tidak mempunyai
wujud tetapi dapat menghantarkan perambatan gelombang.
Pada 1879, James Clerk Maxwell (1831-1879) mengatakan bahwa
kecepatan dari tata surya relatif terhadap eter dapat ditentukan dengan mengamati
keterbelakangan dari gerhana satelit Jupiter. Perilaku ini yang diamati cahaya
bintang bisa dilihat dengan gambar mantap sebagai bumi bergerak melalui ruang-
menunjukkan eter stasioner relatif terhadap bumi yang bergerak, tata surya, dan
badan lainnya
Eter stasioner, muncul untuk bergerak melalui sebuah badan bumi yang
terikat, karena gerakan bumi melalui itu, mengalami perubahan dalam perpindahan
listrik, karena perbedaan konstanta dielektrik antara ruang luar tubuh dan ruang
dalam tubuh. Perpindahan listrik di eter luar tubuh sebelum masuk, dan perpindahan
listrik karena memasuki dan melewati tubuh, perubahan akibat perubahan konstanta
dielektrik, dan mempengaruhi "isi listrik" (proton dan elektron, biaya listrik dan
bidang, dan medan magnet) dalam tubuh. Perubahan ini pada gilirannya
menyebabkan perubahan perpindahan listrik dari eter-dorong ke bawah pada
sebuah atom tubuh, jauh dari posisi "keseimbangan" yang sudah ada, mana atom
akan menduduki dengan tidak adanya gravitasi-seperti kata Maxwell.

5. Eter menurut Fresnel


Eter adalah ultrafine, namun sangat padat, dan terdiri dari materi listrik
positif dan negatif, yang melingkupi semua yang disebut "ruang bebas", serta ruang
yang "diduduki" oleh "massa" menurut para fisikawan eter adalah masalah yang
agak berat "karena sebagian besar ruang". Karena eter adalah stasioner, itu berarti
ditimbang yang bergerak melalui itu bukan sebaliknya.

7
6. Eter menurut J.J Thompson
Eter adalah transparan, karena ultra halus struktur, frekuensi tinggi, yang
tidak membiaskan atau mencerminkan cahaya tampak, karena ukuran ultrafine
yang terlalu kecil untuk bereaksi terhadap radiasi frekuensi rendah. Untuk
momentively "akses" eter dengan cara pendorong, pulsa tegangan tinggi
diperlukan. Hal ini sesuai dalam "Momentum elektromagnetik" teori Thomson, dan
dikonfirmasi dengan tes yang dilakukan oleh Nikola Tesla tahun 1891.
Tesla menyatakan bahwa eter itu menjadi media 'solid state' untuk "cahaya
dan panas" (cahaya tampak dan inframerah), dan dapat diakses dengan
menundukkan ke "tegangan yang cukup tinggi dan frekuensi". Eter menjadi lebih
jelas ketika terjadi perubahan mendadak dalam arah gerakan, tingkat percepatan,
atau kecepatan tubuh.

B. MATERI BERMASSA

Materi adalah setiap objek atau bahan yang membutuhkan ruang, yang
jumlahnya diukur oleh suatu sifat yang disebut massa. Secara umum materi dapat
juga didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki massa dan menempati volume.
Materi tersusun atas molekul-molekul, dan molekul pun tersusun atas atom-atom.
Materi terbagi atas dua yaitu :

1. Materi Bermassa adalah materi yang memiliki muatan, bermassa, dan


mempunyai wujud. Contoh materi bermassa adalah:
a) Proton
Proton adalah partikel subatomik dengan muatan positif sebesar 1.6 10-
19
coulomb dan massa 938 MeV (1.6726231 10-27 kg, atau sekitar 1836
kali massa sebuah elektron).
b) Meson
Meson adalah partikel subatom yang terdiri dari satu quark dan antiquark
yang terikat oleh gaya nuklir kuat. Meson juga artikel yang massanya
diantara massa proton dan elektron.

8
Meson diperkirakan memunyai jari-jari sekitar satu femtometer (1015 m)
atau 2/3 ukuran proton atau neutron. Semua meson bersifat tidak stabil
karena quark dan antiquark akan saling memusnahkan. Meson hanya
dapat bertahan paling lama sekitar 1/100.000.000 detik. Meson bermuatan
dapat meluruh (kadang-kadang melalui partikel perantara) dan
membentuk elektron dan neutrino. Meson tak bermuatan bisa meluruh
menjadi foton.
Massa meson : 1. M-meson 207 x massa elektron disebut muon
2. M-meson 273 x massa elektron disebut pion
c) Barion
Barion adalah artikel yang massanya lebih besar atau sama dengan massa
proton.

2. Materi Tidak Bermassa adalah materi yang tidak bermuatan, tidak memiliki
massa, dan tidak ada wujudnya. Contoh materi tidak bermassa :

a) Gelombang Suara
Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang bergetar maju-
mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat, sehingga
menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain merenggang, sehingga
menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah
secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Gelombang
bunyi ini menghantarkan bunyi ke telinga manusia,Gelombang bunyi adalah
gelombang longitudinal.
Bunyi merambat di udara dengan kecepatan 1.224 km/jam. Bunyi merambat
lebih lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah. Di udara tipis dan dingin
pada ketinggian lebih dari 11 km, kecepatan bunyi 1.000 km/jam. Di air,
kecepatannya 5.400 km/jam, jauh lebih cepat daripada di udara Rumus mencari
cepat rambat bunyi adalah v=s:t Dengan s panjang Gelombang bunyi dan t waktu.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sulis, Tri. 2012. Eer dan Materi Bermassa.


(http://sulissukafisika.blogspot.com/2012/09/eter-dan-materi-
bermassa.html). Diakses pada 3 April 2017.

Akbar, Najwa. 2012. Resume Sejarah Fisika: Perkembangan Ilmu Fisika jaman
Pra sejarah sampai dengan Eter dan Materi Bermassa.
(http://teknologiidanperkembangan.blogspot.com/2012/11/resume-
sejarah-fisika-perkembangan-ilmu.html). Diakses pada 3 April 2017.

Pasharibu, Udur. 2013. Teori Relativitas Khusus.


(http://udulpash95.blogspot.com/2013/03/teori-relativitas-
khusus.html). Diakses pada 3 April 2017.

10

You might also like