You are on page 1of 7

Inovasi Teknik Kimia, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017, Hal.

35-41 ISSN 2527-6140, e-ISSN 2541-5890

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASIKLOVIR DALAM SEDIAAN SALEP


MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

Anita Dwi Puspitasari1*, Sumantri2, Putri Nara Aqidah Pawae1


1
Fakultas Farmasi, Universitas Wahid Hasyim
Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang 50236.
2
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada
Sinduadi, Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
*
Email: anita@unwahas.ac.id

Abstrak
Asiklovir merupakan derivat guanosin yang berkhasiat untuk pengobatan infeksi
virus herpes. Namun penelitian tentang validasi metode penetapan kadar acyclovir masih
jarang dilakukan, maka perlu adanya pengembangan. Tujuan penelitian ini adalah
melakukan validasi metode penetapan kadar asiklovir menggunakan KCKT dan aplikasinya
dalam sediaan salep. Validasi penetapan kadar salep asiklovir menggunakan KCKT dengan
kolom C18 dan fase gerak hasil optimasi campuran asetonitril:asam fosfat (80:20 v/v) dan
detektor uv-visibel 254 nm. Uji validasi yang dilakukan meliputi akurasi, presisi, selektivitas,
linieritas dan sensitivitas. Metode tervalidasi diaplikasikan pada penetapan kadar salep
asiklovir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji validasi memenuhi persyaratan sebagai
berikut : Uji akurasi dengan perolehan kembali 99,603-101,800 %, uji presisi dengan nilai
RSD 0,302 %, selektivitas yang baik, linieritas dengan nilai korelasi (r) 0,9998, LOD sebesar
0,282 g/mL dan LOQ sebesar 0,635 g/mL. Hasil penetapan kadar menggunakan metode
KCKT pada sediaan salep diperoleh hasil 104,632%. Hal ini memenuhi persyaratan kadar
yang ditetapkan Farmakope Indonesia Edisi V (2014).

Kata kunci: asiklovir, salep, validasi

PENDAHULUAN gelombang 254 nm memberikan hasil akurasi


Berbagai infeksi virus pada manusia presisi, linietritas dan reproduksibilitas yang
disebabkan oleh virus herpes. Infeksi dari virus baik. Tetapi dalam penelitian ini tidak
herpes dapat disembuhkan oleh salep asiklovir. dilakukan uji sensitivitas sehingga LOD dan
Salep asiklovir merupakan derivat guanosin LOQ tidak diketahui. Validasi metode ini tidak
berkhasiat spesifik terhadap virus herpes tanpa bisa dikatakan valid karena tidak memenuhi
mengganggu fisiologi sel-sel normal. salah satu parameter yaitu sensitivitas
Salepasiklovir sering digunakan oleh Penetapan kadar asiklovir dapat
masyarakat untuk pengobatan penyakit herpes. menggunakan metode KCKT dengan fase diam
Hal ini dikarenakan harganya yang murah dan C18 dengan ukuran 250 mm x 4.6 mm dan fase
mudah didapat. Namun penelitian tentang gerak campuran ammonium asetat pH 4.0 dan
validasi asiklovir dalam sediaan salep masih asetonitril pada perbandingan 40:60 v/v.
sangat jarang dilakukan, dan kadar asiklovir Penelitian yang dilakukan menghasilkan
dalam sediaan salep sangat kecil yaitu 50 mg sensitivitas, selektivitas,reproduktifitas, akurasi,
dalam 1 gram salep, oleh karena itu perlu presisi,liniearitas, stabilitas, dan spesifisitas
dikembangkan.Salah satu pengujian dengan (Muralidharan, et al, 2014). Penelitian ini tidak
metode yang selektif dan sensitif seperti dilakukan optimasi fase gerak campuran
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) ammonium asetat pH 4.0 dan asetonitril pada
diperlukanuntuk menganalisis kadar asiklovir. berbagai konsentrasi. Hal ini akan merusak
Pengembangan dan validasi metode hasil analisis penetapan kadar asiklovir dalam
RP-HPLC untuk penentuan valasiklovir sediaan salep.
hidroklorida dan subtansinya yang terkait dalam Deteksi dan penentuan asiklovir secara
formulasi tablet 500 mg yang dilakukan kuantitatif dan kualitatifdalam sediaan tablet
Bhavar, et al (2013) menggunakan fase diam sebagian besar dilakukan dengan metode
ukuran 150 x 4,0 mm, fase gerak campuran kromatografi cair kinerja tinggi reverse phase
asam fosfat 1 % dan metanol (90:10) serta (RP-HPLC). Sebelum dilakukan penetapan
menggunakan detektor UV pada panjang kadar asiklovir, metode ini harus di validasi

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 35


Validasi Metode Penetapan... (Anita Dwi P, dkk)

terlebih dahulu. Validasi metode ini harus v/v dibuat dengan cara sebanyak 200 ml
memenuhi persyaratan yaitu presisi, akurasi, asetonitril dimasukkan ke dalam labu takar 250
liniearitas, selektivitas, dan sensitivitas ml. Kemudian sebanyak 50 ml asam fosfat
(Harmita, 2004). ditambahkan kedalam labu takar berisi
Sehubungan hal tersebut maka asetonitril, lalu dihomogenkan dengan digital
penelitian ini bertujuan untuk melakukan ultrasonic cleaner pada suhu 30C selama 15
validasi penetapan kadar asiklovir secara menit.
kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) Pembuatan fase gerak dengan
menggunakan fase diam C18 dan fase gerak perbandingan asetonitril:asam fosfat= 75:25 v/v
asetonitril:asam fosfat dengan perbandingan dibuat dengan cara sebanyak 187,5 ml
(80:20;75:25 dan 70:30) v/v serta asetonitril dimasukkan kedalam labu takar 250
mengaplikasikannya dalam sediaan salep. ml. Kemudian sebanyak 62,5 ml asam fosfat
ditambahkan kedalam labu takar berisi
METODOLOGI asetonitril, lalu dihomogenkan dengan digital
Bahan dan Alat ultrasonic cleaner pada suhu 30C selama 15
Bahan-bahan yang digunakan dalam menit.
penelitian ini adalah baku pembanding asiklovir Pembuatan fase gerak dengan
(Phapros), metanol grade HPLC 100% perbandingan asetonitril:asam fosfat=70:30 v/v
(merck), aquabidest, asam fosfat 85 %, asam dibuat dengan cara sebanyak 175 ml asetonitril
klorida pekat, asetonitril, es batu dan salep yang dimasukkan kedalam labutakar 250 ml.
mengandung asiklovir 250 mg. Kemudian sebanyak 75 ml asam fosfat
Alat-alat yang digunakan yaitu ditambahkan kedalam labu takar berisi
Seperangkat KCKT (Jasco) terdiri dari pompa asetonitril, lalu dihomogenkan dengan digital
(PU 2080 plus), injektor manual, kolom C18 ultrasonic cleaner pada suhu 30C selama 15
lichrosper 100, reverse phase C18 (100 mm x menit (Bhavar, et al, tahun 2014).
4,6 mm ID, 5 m), detektor UV (2070 plus),dan
pengolah data pada komputer (Ezchromelite), Optimasi Fase Gerak
spektrofotometer UV-Vis (1800 Shimadzu), Optimasi campuran fase gerak terdiri
syringe (Hamilton), timbangan analitik dari asetonitril:asamfosfat dengan perbandingan
(Ohaus), penyaring eluen (Whatman), digital asetonitril:asam fosfat(80:20 v/v);
ultrasonic cleaner (Jeken), mikropipet asetonitril:asam fosfat(75:25 v/v) dan
(Socorex), dan alat-alat gelas yang lazim asetonitril:asam fosfat (70:30 v/v). Kemudian
digunakan di laboratorium analitik. dipilih perbandingan fase gerak yang
memberikan hasil resolusi yang terbaik. Laju
Pembuatan Larutan Stok Baku Asiklovir alir yang digunakan adalah 1 mL/menit
Ditimbang asiklovir sebanyak 50 mg, (Ravisankar et al, 2015).
kemudian dilarutkan kedalam labu ukur 250 ml.
Kemudian ditambahkan dengan fase gerak Pembuatan Kurva Baku
asam fosfat : asetonitril (80:20 v/v) sampai Larutan stok baku asiklovir 200 g/mL
tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi 200 dipipet sebanyak 100 L, 200L, 300 L, 400
g/ml (Ravisankar, et al, 2015). L, 500 L, dan 600 L, masing-masing
dimasukkan kedalam labu takar 10 mL.
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Kemudian masing-masing larutan stok tersebut
Larutan stok baku asiklovir 200 g/ml ditambah fase gerak campuran
dipipet 100 L kemudian dimasukkan ke dalam asetonitril:asamfosfat (80:20 v/v) sampai tanda
labu takar 10,0 mL. Kemudian diencerkan batas dan kocok hingga homogen sehingga
dengan metanol sampai tanda batas sehingga diperoleh kadar Asiklovir 2 g/mL, 4 g/mL, 6
diperoleh larutan asiklovir 2 g/ml. Larutan g/mL, 8 g/mL, 10 g/mL, 12 g/mL. Lalu
discanning menggunakan spektrofotometer UV masing-masing larutan disaring dengan
pada panjang gelombang 200-300 nm. Setelah membrane penyaring nylon 0,2 m, dan
itu dipilih panjang gelombang yang maksimum. diinjeksikan kesistem KCKT dengan volume
penyuntikan 20 L (Ravisankar,et al, 2015).
Pembuatan Fase Gerak
Pembuatan fase gerak dengan Validasi
perbandingan asetonitril:asam fosfat = 80:20 a. Uji Ketelitian

36
Inovasi Teknik Kimia, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017, Hal. 35-41 ISSN 2527-6140, e-ISSN 2541-5890

Larutan yang mengandung Asiklovir 10 suasana asam HCl. Lalu dipanaskan larutan
g/mL diinjeksikan sebanyak 20 L ke alat dalam tabung reaksi selama beberapa menit,
KCKT. Uji ini dilakukan replikasi sebanyak 6 setelah itu dibekukan dengan es. Untuk
kali. Kemudian dicacat hasil uji berupa luas memisahkan zat maka disentrifugasi pada30
area, waktu retensi, lebar dan tinggi puncak. rpm selama 15 menit. Disaring masing-masing
Selanjutnyadihitung presentase koefisien dengan membrane filter 0,45 m. Kemudian
variasinya. larutan sampel diambil 1 ml diarutkan dengan
fase gerak sebanyak 50 ml. Sampel dianalisis
b. Uji Ketepatan dengan menggunakan KCKT dengan fase gerak
Uji ketepatan dilakukan dengan metode asetonitril:asam fosfat (80:20 v/v) dan fase
penambahan baku (standard addition method) diam C18. Detektor diatur pada panjang
yaitu dengan membuat 3 konsentrasi analit gelombang 254 nm. Sebanyak 20 L
sampel dengan penambahan baku 80 % setara diinjeksikan dengankecepatanalir 1 mL/menit.
dengan 40 g/mL, 100% setara dengan 50 Penetapan kadar sampel dilakukan sebanyak 6
g/mL dan 120% setara dengan 60 g/mL, kali pengulangan untuk salep sampel. Dihitung
dimana masing-masing dilakukan 3 kali kadar Asiklovir dengan mensubstitusikan luas
replikasi. Masing-masing sebanyak 20 L area sampel Y kedalam persamaan regresi linier
diinjeksikan kedalam KCKT. y=bx+a (Ravisankar, et al 2015 dan Ghosh, et
al, 2012).
c. Uji Linieritas
Larutan baku Asiklovir dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
konsentrasi 2; 4; 6; 8; 10 dan12 g/mL, Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
diinjeksikan sebanyak 20 L ke alat KCKT. Hasil scanning larutan asiklovir
Luas area dari puncak Asiklovir yang diperoleh menunjukkan serapan maksimum pada panjang
setiap konsentrasinya dibuat persamaan regresi gelombang 254,90 nm. Panjang gelombang
linier, dan dihitung koefisien korelasinya. Uji maksimum larutan asiklovir dapat dilihat pada
linieritas dilakukan 3 kali pengulangan. Gambar 1.
Persamaan garis linier yang paling baik
digunakan sebagai persamaan kurva baku
dalam menetapkan kadar sampel.

d. Uji Selektivitas
Larutan yang mengandung Asiklovir
diinjeksikan sebanyak 20 L kealat KCKT.
Berdasarkan kromatogram dapat dilihat puncak
analit Asiklovir dan komponen lainnya dalam
salep dapat terpisah dengan sempurna.
Selektivitas metode dapat ditentukan melalui
perhitungan daya resolusinya (Rs).
Gambar 1. Hasil Scanning Panjang
e. Uji Sensitivitas Gelombang Maksimum Asiklovir
Larutan yang mengandung Asiklovir Menggunakan Spektrofotometri UV
konsentrasi 2; 4; 6; 8;10; dan 12 g/mL
diinjeksikan sebanyak 20 L kealat KCKT. Uji
sensitivitas dinyatakan dengan uji batas deteksi Panjang gelombang maksimum tersebut
(LOD) dan batas kuantifikasi (LOQ). Batas sama dengan penelitian yang dilakukan
deteksi dan batas kuantifikasi metode dihitung Somsubhra G., et al(2015) yaitu larutan
secara statistik menggunakan persamaan garis asiklovir menunjukkan serapan maksimum
regresi linier yang diperoleh dari uji linieritas. pada panjang gelombang 254 nm.

Penetapan Kadar Asiklovir dalam Sediaan Optimasi Komposisi Fase Gerak


Salep Optimasi fase gerak dilakukan dengan
Proses ekstrasi dilakukan dengan cara merubah perbandingan fase gerak sehingga
Asiklovir ditimbang sebanyak 1 gram, mampu ditemukan komposisi fase gerak
kemudian dilarutkan dengan 50 ml aquabidest umumnyayang tepat untuk asiklovir yaitu

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 37


Validasi Metode Penetapan... (Anita Dwi P, dkk)

campuran asetonitril : asam fosfat dengan


perbandingan 80:20 v/v, 75:25 v/v dan 70:30
v/v. Deteksi dilakukan dengan panjang
gelombang 254,90 nm dan laju alir 1 ml/menit.
Hasil optimasi komposisi fase gerak dapat
dilihat pada Tabel 1 dan kromatogram fase
gerak optimum dapat dilihat pada Gambar 2.

Tabel 1. Hasil Optimasi Komposisi Fase


Gerak
Gambar 3. Grafik Kurva Baku Asiklovir
Komposisi fase
RT Luas Keterangan Grafik diatas menunjukkan linieritas yang
gerak (asam (menit) puncak mendekati angka 1 yaitu 0.9997 dengan
fosfat:asetonitril) sumbuY adalah luas puncak area kromatogram
asiklovir dan sumbu X adalah kadar.
80:20 1,933 2018773 Optimum
75:25 2,033 1879095 Uji Validasi
a. Uji Ketelitian (Presisi)
70:30 2,023 1734538 Uji presisi ditentukan berdasarkan nilai
RSD (Relative Standard Deviasi), uji ketelitian
Penulisan persamaan menggunakan menghasilkan nilai RSD sebesar 0,302 %. Hasil
ukuran 11 point dengan menuliskan Nomor yang diperoleh menunjukkan bahwa metode
Persamaan yang diletakkan di dalam analisis yang divalidasi memenuhi persyaratan
kurung pada akhir marjin kanan. Penulisan nilai RSD dan menunjukkan ketelitian yang
persamaan diberi jarak satu spasi pada sebelum baik yaitu nilai RSD kurang dari 2% (Harmita,
dan sesudah penulisannya. 2004).Hasil uji ketelitian asiklovir dapat dilihat
<satu spasi> pada Tabel 2.
(1)
<satu spasi> Tabel 2. Hasil Uji Ketelitian (Presisi)
Penyajian Gambar dan Tabel waktu
kadar tinggi
retensi luas area Kadar
(ppm) puncak
Gambar 2. Kromatogram Hasil Optimasi (menit)
Komposisi Fase Gerak Optimum 10 1.910 437868 79047 7.96
Asetonitril:Asam Fosfat (80:20 v/v) 10 1.197 439230 85522 7.98
10 1.917 436521 85441 7.93
Fase gerak yang terpilih adalah fase
gerak dengan perbandingan asetonitril:asam 10 1.910 436824 79031 7.94
fosfat (80:20 v/v) karena memiliki waktu 10 1.910 436602 78963 7.93
retensi yang cepat, luas puncak yang cukup luas 10 1.917 439230 85522 7.98
dan puncak yang simetris.
Rata-rata 7.96
Pembuatan Kurva Baku Asiklovir SD 0.02
Kurva baku menghasilkan persamaan % RSD 0.302%
regresi linier y = 52932.53x + 16615.47 dengan
koefisien korelasi r = 0,9997. Grafik kurva baku b. Uji Ketepatan (Akurasi)
asiklovir dapat dilihat pada gambar 3. Uji akurasi ditentukan melalui uji
perolehan kembali dengan metode penambahan
bahan baku pada analit. Perolehan kembali
dihitung dengan membandingkan jumlah
asiklovir terukur untuk masing-masing
penambahan baku terhadap kadar baku
asiklovir yang ditambahkan. Untuk asiklovir,
nilai range akurasinya yaitu antara 98-

38
Inovasi Teknik Kimia, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017, Hal. 35-41 ISSN 2527-6140, e-ISSN 2541-5890

102%.Hasil perolehan kembali pada tingkat tiga


kosentrasi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Akurasi Asiklovir

sampel : Replikasi Rata-


bahan baku Perolehan kembali (%) D RSD
rata
1 101.584
100:80 2 101.203 101.292 0.262 0.258%
3 101.089
1 101.981
100:100 2 101.612 101.788 0.180 0.177%
3 101.799
1 99.631
100:120 2 99.582 99.603 0.023 0.023%
3 99.598

keterangan :
A = kosentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan bahan baku (total)
B = kosentrasi sampel sebelum penambahan bahan baku
C = kosentrasi bahan baku yang ditambahkan

c. Linieritas paling baik berdasarkan nilai r adalah y =


Uji linieritas dilakukan pada 6 52932.53x+16615.47; r = 0.9997.
konsentrasi asiklovir yaitu 2, 4, 6, 8, 10 dan 12
g/mL dengan melakukan replikasi sebanyak 3 d. Selektivitas
kali. Hasil uji linieritas dapat dilihat pada Tabel Selektivitas dapat dinyatakan dengan
4. derajat penyimpangan dari metode yang
Tabel 4. Hasil Uji Linieritas dilakukan terhadap larutan pembanding yang
Replikasi Regresi linier mengandung bahan yang ditambahkan.Semakin
besar nilai resolusi maka pemisahan komponen-
1 a = 14355.93 komponen yang terelusi dengan waktu retensi
b = 53320.98 yang berdekatan semakin efisien. Hasil
r = 0,9996 kromatogram asiklovirdapat dilihat pada
gambar 4.
2 a = 17476.13
b = 52501.31
r = 0,9998
3 a = 10768.33
b =54125
r = 0,9995

Berdasarkan tabel diatas dapat


diketahui bahwa ketiga garis regresi linier
menunjukkan korelasi yang baik dengan
koefisien korelasi (r) memenuhi kriteria yang
dimana nilai r dapat diterima yaitu r +1 atau -1
(Harmita, 2004). Persamaan garis regresi yang Gambar 4. Hasil kromatogram asiklovir

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 39


Validasi Metode Penetapan... (Anita Dwi P, dkk)

Berdasarkan hasil kromatogram diatas Tabel 5. Kadar Asiklovir


diketahui bahwa hanya ada 1 puncak saja dari
asikloviryang dapat diukur sedangkan Kandungan
komponen lain tidak ada yang terukur. Metode Sam Luas asiklovir
analisis memiliki selektivitas yang baik karena Kadar %
-pel Puncak dalam 5 g
dapat mengukur asiklovir secara tepat. sampel (mg)

e. Sensitivitas 1 554471 254.029 508.058


Uji sensitivitas dinyatakan dengan uji
2 581799 266.936 533.872
batas deteksi (LOD) dan batas kuantifikasi
(LOQ). Batas deteksi dan batas kuantifikasi 3 558276 255.826 511.652
dihitung berdasarkan hasil dari persamaan garis 4 587696 269.721 539.442
regresi linier, yaitu y = 52501.31x + 17476.13 5 554471 254.029 508.058
dan koefisen korelasi (r) = 0.9998.LOD
menunjukkan konsentrasi analit terendah dalam 6 586034 268.936 537.872
sampel yang mampu dideteksi dengan Rata-rata 261.580 104.632
persamaan Y = YB + 3 SB. Sedangkan LOQ SD 1.539 3.079
menunjukkan kuantitas terkecil analit dalam RSD 0.029 2.943%
sampel yang masih dapat memenuhi kriteria
cermat dan seksama dengan persamaan YB + 10
Kadar yang telah diperoleh memenuhi
SB.
Konsentrasi yang sudah ditentukan (2-
persyaratan yang tercantum dalam
12g/mL) dimasukkan dalam persamaan kurva
Farmakope Indonesia Edisi V (2014), yaitu
asiklovir mengandung tidak kurang dari
baku asiklovir y = 52501.31x + 17476.13.
Berdasarkan perhitungan kurva baku, diperoleh 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%.
nilai LOD asikloviradalah 0,282 g/mL
KESIMPULAN
sedangkan nilai LOQ asikloviradalah 0,635
g/mL (lampiran 3). Sedangkan penelitian Validasi metode penetapan kadar
sebelumnya yang dilakukan Ravisankar,et al, asiklovir menggunakan KCKT dengan fase
diam C18 dan fase gerak campuran asetonitril :
(2015) diperoleh nilai LOD 0,2470 g/mL dan
asam fosfat dengan perbandingan 80:20 v/v
LOQ 0,7486g/mL. Nilai ini cukup memadai dengan laju alir 1 mL/menit, panjang
untuk analisis kualitatif asiklovir dengan gelombang 254 nm dan volume injeksi 20 L
menggunakan KCKT. dapat dilakukan.
Metode penetapan kadar asiklovir Metode validasi di atas dapat memenuhi
dengan menggunakan KCKT yang dilakukan
persyaratan validasi, yaitu memberikan hasil uji
menunjukkan bahwa presisi, akurasi, sebagai berikut : Uji presisi RSD 0,302 %, uji
selektivitas, sensitivitas dan linieritas
akurasi 99,603-101,800%, uji selektivitas
memenuhi persyaratan. Sehingga dapat
menghasilkan luas puncak yang tajam, waktu
disimpulkan bahwa validasi metode untuk
retensi yang pendek, uji linieritas dengan (r)
penetapan kadarasiklovirtelah tervalidasi maka
0,9998 pada kisaran kosentrasi 2-12 g/mL,
dapat dipastikan metode yang dilakukan dapat dengan LOD sebesar 0,282 g/mL dan LOQ
digunakan untuk menetapkan kadar asiklovir.
sebesar 0,635 g/mL.
Penetapan Kadar Asiklovir dalam Sediaan Metode yang sudah divalidasi tersebut
Salep dapat diaplikasikan pada penetapan kadar
Penetapan kadar asiklovir dalam asiklovir dalam sediaan salep dengan hasil
sediaan salep menggunakan KCKT kadar rata-rata asiklovir pada sediaan salep
adalah 104,632 %. Hal ini memenuhi
dihitung dengan cara memplotkan luas area
persyaratan kadar yang ditetapkan Farmakope
(Y) sampel dengan masing-masing kurva Indonesia Edisi V (2014).
baku yang telah diperoleh yaitu y = y =
52932.53x+16615.47
Hasil perhitungan kadar asiklovir
dalam sediaan salep dapat dilihat pada Tabel 5.

40
Inovasi Teknik Kimia, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017, Hal. 35-41 ISSN 2527-6140, e-ISSN 2541-5890

DAFTAR PUSTAKA Perhitungannya, Majalah Ilmu


Anonim, (2014), Farmakope Indonesia Kefarmasiaan, Vol.I, No. 3, 117-
Edisi V. Departemen Kesehatan 128.
Republik Indonesia, Jakarta. Miller, J.C., and Miller, J.N., (1998),
Anief, M., (2006), Ilmu Meracik Obat, Statistics for Analytical Chemistry,
Gajah Mada University Press, 2nd Edition, John Wiley & Sons,
Yogyakarta. New York, 109-120.
Ansel, H.C., (1989), Pengantar Bentuk Muralidharan S., Kalaimani J.,
Sediaan Farmasi, Edisi 4, Parasuraman S., Dhanaraj A., S.,
Universitas Indonesia UI-press, (2014), Development and validation
Jakarta. of Acyclovir HPLC External
Ardiningsih, R., (2009), Penggunaan High Standard Method in Human Plasma
Performance Liquid Application to Pharmacocinetic
Chromatography (HPLC) dalam Studies, Hindiawi.
Proses Analisis Deteksi Ion, Putra, E.D., (2007), Kromatografi Cair
Penelitian Bidang Dirgantara, Kinerja Tinggi Dalam Bidang
Pusterapan, LAPAN. Farmasi, Fakultas Farmasi
Anonim, (2008), Informatorium Obat Universitas Sumatera Utara, Medan.
Nasional Indonesia, Badan Ravisangkar P. Niharik A., Sireesha A.,
Pengawasan Obat Dan Makanan Khoushik S., O., Himaja G., (2015),
Republik Indonesia, Jakarta. Development And Validation Of
Bhavar B. G.,PekamwarS., S., Aher1 B., K., RP-HPLC Method For Quantitative
Chaudhari1 R. S., (2014), Estimation Of Acyclovir In Bulk
Development and Validation of RP- Drug And Tablets, Hindiawi.
HPLC Method for the Rohman, A., (2009), Kromatografi Untuk
Determination of Valacyclovir Analisis Obat, Ghara Ilmu,
Hydrochloride and its Related Yogyakarta.
Substances in Tablet Formulation, Sastrohamodjojo, H., (2002), Kromatografi,
International Journal of Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Pharmaceutical Sciences Review 67-77.
and Research,53-58. Snyder, R.L., Kirkland, J.J., and Glajch,
Food and Drug Administration & Centre J.L., (1997), Practical HPLC
for Drug Evaluation and Research, Method Development, 2nd Edition,
(2001), Guidance For Industry John Wiley & Son, Inc., New York,
Bioanalytical Method Validation, 686-697.
http://www.fda.gov/downloads/Drug
s Guidance Compliance Regulatory
Information/Guidance/UCM070107.
pdf, diakses 11 Januari 2012.
Gandjar, I.G., dan Rohman, A., (2007),
Kimia Farmasi Analisis, Cetakan II,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 246.
Ghosh S., Sahu A., Kumar S., D., Jena S.,
harani A., Reddy K., P., T.,Tanuja
D., (2012), Method Development
And Validation For Acyclovir In
Tablet Dosage Form By RP-HPLC,
India.
Harmita, (2004), Petunjuk Pelaksanaan
Validasi Metode Dan Cara

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 41

You might also like