Judul : Terapi Melukis terhadap Kognitif Pasien Skizofrenia di Rumah
Sakit Jiwa Sambang Lihum
Penulis : Nursyehan, Dhian Ririn Lestari, dan Yeni Mulyani
Tahun : 2015
Jurnal : DK Vol. 3
Keyword : Kognitif, terapi melukis, skizofrenia
Pendahuluan
Skizoprenia adalah sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi
berbagai area fungsi individu termasuk berpikir, dan berkomunikasi, menerima, menginterpretasikan realitas, menunjukkan emosi, dan perilaku dan sikap yang dapat diterima secara sosial (Issac, 2005). Skizofrenia ditandai dengan gejala- gejala positif dan negatif. Gejala positif diantaranya pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, dan gangguan kognitif. Sementara gejala negatif antara lain seperti avolition (menurunnya minat dan dorongan, berkurangnya keinginan berbicara dan miskinnya isi pembicaraan, afek yang datar, serta terganggunya relasi personal (Wulansih & Widodo, 2008). Penyakit skizofrenia juga merupakan gangguan kejiwaan yang dalam kondisi medis bisa mempengaruhi fungsi otak manusia, fungsi normal kognitif, emosional, dan tingkah laku penderita (Nevid, 2005).
Penurunan kognitif muncul dalam bentuk menurunnya kemampuan
mengingat warna dan bahasa lisan (verbal), kemampuan eksekusi (mengerjakan sesuatu), dan penurunan dalam kecepatan memproses sesuatu. Kognitif ini termasuk masalah pada semua aspek memori, perhatian, bentuk dan isi bicara, pengambilan keputusan, isi pikir (Stuart, 2006). Gangguan-gangguan tersebut menggambarkan perubahan nyata dari tingkat fungsi seseorang yang sebenarnya.
Penatalaksanaan pasien skizofrenia biasanya berupa terapi medikasi,
psikologi, terapi milieu, pendekatan keperawatan, dan terapi modalitas. Terapi modalitas merupakan metode pemberian terapi yang menggunakan kemampuan fisik atau elektrik, yang bertujuan untuk membantu proses penyembuhan atau mengurangi keluhan yang dialami oleh pasien (Setyoadi, 2011). Namun berdasarkan studi yang dilakukan oleh Norsyehan, Lestari, & Mulyani (2011), responden melakukan terapi sebesar 62, 80. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan kognitif pada pasien skizofrenia setelah melakukan terapi melukis.
Terapi seni memberikan efek relaksasi sehingga dengan potensi yang
dimiliki klien untuk melakukan aktivitas aktivitas seni akan merangsang proses relaksasi dan membuat perasaan tenang dan merangsang proses penyembuhan. Pada pasien skizofrenia lukisan bisa menjadi bentuk komunikasi dari alam bawah sadarnya. Kegiatan melukis dapat membantu pasien untuk mempersepsikan lingkungannya dan sepanjang proses melukis pasien melatih kemampuan untuk berkonsentrasi dan menunjukkan atensi (perhatian). Berkesenian salah satunya dengan melukis dapat menjadi jalan agar koordinasi antara otak, hati, pikiran, dan aktivitas fisik kembali berjalan dengan selaras dan bekerja bersamaan dimana biasanya pada pasien skizofrenia hal tersebut mengalami gangguan.
Kesimpulan
Skizoprenia sangat mempengaruhi kognitif penderitanya, kognitif yang
dimaksud adalah memori (penurunan mengingat), kemampuan mengeksekusi, atensi (perhatian), bentuk dan isi bicara, serta isi pikir . Skizofrenia selain menggunakan terapi medikasi juga menggunakan terapi psikososial namun studi ini mencoba membuktikan bahwa ada terapi melukis yang dapat meningkatkan kognisi pasien skizofrenia dengan alasan terapi seni memberikan efek relaksasi sehingga dapat membuat perasaan tenang dan proses penyembuhan. Kondisi psikologis manusia akan secara spontan terkondisikan untuk mencurahkan segala aspek emosionalnya pada saat berkarya sehingga diharapkan dengan melukis pasien dapat mengekspresikan apa yang ada di alam bawah sadarnya karena melukis bisa menjadi bentuk komunikasi alam bawah sadar dan membantu untuk mempersepsikan lingkungannya. Berkesenian adalah suatu jalan agar, koordinasi antara otak, hati, pikiran, dan aktivitas fisik kembali berjalan dengan selaras dan bekerja bersamaan, sehingga diharapkan kedepannya terapi melukis dapat diimplementasikan untuk meningkatkan kemampuan kognitif serta menyelaraskan hati, pikiran, dan aktivitas pasien skizofrenia.