Professional Documents
Culture Documents
DIRUMAH
Mata Kuliah :
Gerontik
Disusun Oleh :
Kelompok 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
berdampak terhadap meningkatnya usia harapan hidup. Akibatnya terjadi perubahan struktur
penduduk menjadi berbentuk piramid terbalik, dimana jumlah orang lanjut usia (Lansia)
lebih banyak dibandingkan anak berusia 14 tahun kebawah. Hal ini tidak hanya terjadi di
Indonesia termasuk salah satu negara, dimana proses penuaan penduduknya terjadi
paling cepat di Asia Tenggara dimana proyeksi penduduk serta estimasi rata-rata harapan
hidup penduduk Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun
2005 rata-rata usia harapan hidup sekitar 67,8 tahun meningkat menjadi 70 tahun antara
tahun 2005-2010. Persentase penduduk lanjut usia, yaitu seseorang yang berusia di atas 60
tahun, sekitar 9,5% pada tahun 2005 akan menjadi 11% atau sekitar 28 juta pada tahun 2020
Peningkatan harapan hidup ini, memang patut untuk disyukuri, namun disisi lain
berkeluarga. Ketika seseorang sudah mencapai usia tua dimana fungsi-fungsi tubuhnya tidak
dapat lagi berfungsi secara baik, maka lansia membutuhkan banyak bantuan dalam menjalani
menyertai keadaan lansia membuat mereka memerlukan perhatian ekstra dari orang-orang
disekelilingnya.
Lansia juga memerlukan berbagai hal lain untuk dapat mempertahankan kualitas
hidupnya seperti latihan-latihan yang dapat melatih kekuatan tubuhnya agar tidak terus
khusus dari keluarga sebagai orang terdekat untuk menjaga dan merawat lansia di rumah.
Beberapa penelitian menyebutkan, bahwa lansia lebih senang dirawat di rumah karena
mereka mendapatkan rasa nyaman dan aman dan selalu berada di tengah-tengah keluarga.
Perawatan kesehatan lansia adalah perawatan lansia sebagai klien di rumah tidak hanya
meliputi pelayanan kesehatan saja, namun juga pelayanan pendukung untuk dapat
mendorong lansia menjadi lebih cepat mencapai kondisi sehat dan juga mandiri. Mengingat
banyaknya masalah dan kebutuhan yang diperlukan lansia, oleh karena itu diperlukan
perawatan lansia dirumah dimana perawatan lansia diharapkan dapat meningkatkan kualitas
hidup lansia sehingga mereka tetap merasa bahagia dan dapat menjalani kehidupan masa
tuanya dengan lebih baik.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Apa itu lansia dan penggolongannya?
b. Masalah- masalah kesehatan apa saja yang biasanya dihadapi oleh lansia?
c. Bagaimana pendekatan yang dipakai dalam perawatan lansia di rumah?
d. Bagaimana peranan keluarga dalam asuhan keperawatan pada lansia di rumah?
e. Bagaimana asuhan keperawatan pada lansia di rumah?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengertian lansia dan penggolongannya.
b. Untuk mengetahui masalah-masalah yang biasanya dihadapi oleh lansia.
c. Untuk mengetahui pendekatan yang digunakan dalam perawatan lansia dirumah.
d. Untuk mengetahui peranan keluarga dalam perawatan lansia di rumah.
e. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang di berikan pada perawatan lansia di
rumah
D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat yang diperoleh dari makalah ini adalah pembaca dapat memperoleh
informasi tentang masalah apa saja yang muncul pada lansia, pendekatan yang dipakai
dalam perawatan lansia di rumah, asuhan keperawatan yang diberikan khususnya dari
tujuan pemberian asuhan keperawatan pada lansia, diagnosa yang muncul berdasarkan
masalah yang terjadi pada lansia, dan Intervensi keperawatan yang bisa diberikan pada
lansia berdasarkan diagnosa yang muncul dari masing-masing masalah.
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN LANSIA
Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas (UU No.13 tahun
1998 tentang kesejahteraan lansia). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
Penggolongan lansia :
Proses penuaan merupakan proses alamiah setelah tiga tahap kehidupan, yaitu
masa anak, dewasa, dan masa tua yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu dimana
yaitu :
1. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang menetap
6. Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah akibat penurunan kelemahan otot
8. Sinkope-dizziness;
2. Ingatan terhadap hal-hal di masa muda lebih baik daripada hal-hal yang baru saja
terjadi
Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto
kalangan kelompok peduli lansia, menyampaikan beberapa masalah yang kerap muncul
pada usia lanjut , yang disebutnya sebagai a series of Is. Mulai dari immobility
Selain gangguan-gangguan tersebut, Nina juga menyebut tujuh penyakit kronik degeratif
yang kerap dialami para lanjut usia, yaitu : Osteo Artritis (OA), Osteoporosis, Hipertensi,
1. Mudah jatuh
Jatuh pada lanjut usia merupakan masalah yang sering terjadi. Penyebabnya multi-
faktor. Dari faktor instrinsik misalnya : gangguan gaya berjalan, kelemahan otot
ekstremitas bawah, kekakuan sendi, dan sinkope atau pusing. Untuk faktor ekstrinsik,
misalnya lantai licin dan tidak rata, tersandung benda, penglihatan yang kurang karena
2. Mudah lelah
Pengaruh obat, misalnya obat penenang, obat jantung, dan obat yang
Pada umumnya nafsu makan menurun karena kurang adanya gairah hidup atau
4. Gangguan eliminasi
Sering ngompol yang tanpa disadari (inkontinensia urine) merupakan salah satu
keluhan utama pada orang lanjut usia. Hasil penelitian pada populasi lanjut usia di
masyarakat (usia di atas 70 tahun) didapatkan 7% pria dan 12 % wanita mengalami
Obat diuretik yang mengakibatkan sering berkemih dan obat penenang terlalu
banyak
Faktor psikologis
Presbiopi
dengan glaukoma
lakrimal
menerima warna-warna
6. Gangguan pendengaran
kaku dan tidak dapat bergerak secara leluasa. Penyakit ini harus ditangani oleh
Presbikusis merupakan tuli saraf sensorineural frekuensi tinggi, terjadi pada usia
lanjut, simetris kiri dan kanan. Disebabkan proses degenerasi di telinga dalam.
bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti
meningkatnya keratin.
7. Gangguan tidur
Faktor usia sangat berpengaruh terhadap kualitas tidur. Pada kelompok lanjut usia (60
tahun), ditemukan 7 % kasus yang mengeluh mengenai masalah tidur (hanya dapat
tidur tidak lebih dari 5 jam sehari). Hal yang sama juga ditemukan pada 22% kasus
pada kelompok usia 70 tahun. Selain itu, terdapat 30 % kelompok usia 70 tahun yang
terbangun di malam hari. Angka ini tujuh kali lebih besar dibandingkan dengan
Faktor intrinsik baik organik maupun psikogenik. Organik berupa nyeri, gatal,
kram betis, sakit gigi, sindrom tungkai bergerak (akatisia) atau penyakit tertentu
yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh,
tingkat kesehatan yang masih bisa di capai dan dikembangkan, serta penyakit yang yang
dapat dicegah atau ditekan progresifitasnya. Perawatan fisik secara umum bagi klien
1. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak
tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannya sehari-hari masih mampu
2. Klien lanjut usia yang pasif atau yang tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya
mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien
usia lanjut ini terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan kebersihan
mengingat sumber infeksi dapat timbul bila keberhasilan kurang mendapat perhatian.
Adapun komponen pendekatan fisik yang lebih mendasar adalah memperhatikan atau
membantu para klien lanjut usia untuk bernafas dengan lancar, makan, minum,
melakukan eliminasi, tidur, menjaga sikap tubuh waktu berjalan, tidur, menjaga sikap,
tubuh waktu berjalan, duduk, merubah posisi tiduran, beristirahat, kebersihan tubuh,
memakai dan menukar pakaian, mempertahankan suhu badan melindungi kulit dan
untuk itu kekurangan O2 yang mendadak harus dicegah dengan posisi bersandar pada
Seorang perawat homecare harus mampu memotivasi dan memandirikan lansia sesuai
Kesehatan lansia perlu diperiksa secara berkala untuk mengetahui kondisi kesehatannya
terlebih lagi pada lansia yang diduga menderita penyakit tertentu atau bila
pada lansia di rumah. Dalam hal ini perawat homecare berperan dalam memberikan
2. Pendekatan Psikososial
klien lanjut usia, perawat homecare harus selalu memegang prinsip Tripple, yaitu
Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih sayang dari
pelayanan, perawat homecare harus selalu menciptakan suasana yang aman, tidak
gaduh, membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan hobi
yang dimilikinya.
Perawat homecare memotivasi semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam
memecahkan dan mengurangi rasa putus asa , rendah diri, rasa keterbatasan sebagai
Hal itu perlu dilakukan karena perubahan psikologi terjadi karena bersama dengan
menurunnya daya ingat untuk peristiwa yang baru terjadi, berkurangnya kegairahan
atau keinginan, peningkatan kewaspadaan , dan perubahan pola tidur dengan suatu
3. Pendekatan spiritual
Perawat homecare membantu klien dalam untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan,
memperoleh ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau
agama yang dianutnya dalam kedaan sehat maupun sakit. Pendekatan perawat homecare
pada klien lanjut usia bukan hanya terhadap fisik saja, melainkan perawat homecare
lebih dituntut menemukan pribadi klien lanjut usia melalui agama mereka.
1. Agar lanjut usia dapat melaukan kegiatan sehari hari secara mandiri dengan
2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut
4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau gangguan
diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai kelainan tertentu
6. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita
suatu penyakit, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu
RUMAH
Keluarga merupakan entry point dalam perawatan lansia di rumah karena keluarga
Memberi perhatian yang baik terhadap orang tua yang sudah lanjut, maka anak-
Diagnosa Keperawatan
diharapkan mampu:
1. Diskusikan dengan pasien untuk membuat target berat badan, jika berat
2. Diskusikan dengan ahli gizi untuk menentukan asupan kalori setiap hari
5. Dorong pasien untuk memonitor diri sendiri terhadap asupan makanan dan
7. Berikan pujian atas peningkatan berat badan dan tingkah laku yang
terbangun lebih awal atau terlambat bangun dan penurunan kemampuan fungsi
pengosongan.
Kontinensia Urin
NOC : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ... x ... pertemuan pasien
cepat
pasien dapat :
Ambulasi : berjalan
Menggerakan otot
3. Gunakan alat bantu untuk bergerak, jika tidak kuat untuk berdiri (mudah
goyah/tidak kokoh)
pasien dapat:
Dx 7 : Risiko jatuh
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... x ... pertemuan diharapkan tidak
Intervensi Keperawatan :
1. Anjurkan klien/lansia untuk menggunakan sepatu jalan yang kuat atau datar
baru saja terjadi atau masa lampau, Lupa dalam melaporkan atau menunjukkan
informasi baru
pasien dapat :
Aspek Psikososial
Dx 9 : Coping tidak efektif b.d percaya diri tidak adekuat dalam kemampuan
koping, dukungan social tidak adekuat yang dibentuk dari karakteristik atau
hubungan.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ... x ... pertemuan pasien secara
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ... x ... pertemuan pasien secara
Memecahkan masalah
perawatan pasien.
pasien dapat:
ketakutan
Aspek spiritual
Dx 12 : Distress spiritual b.d peubahan hidup, kematian atau sekarat diri atau
kurang sosiokultural.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ... x ... pertemuan pasien secara
Mengekspresikan kepercayaan
dalam hidup
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. Pada lanjut usia akan
terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti
dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Kemunduran yang terjadi pada
lansia tidak hanya dari segi fisik saja tetapi juga pada kognitifnya sehingga akan sering
timbul berbagai masalah mulai dari immobility (imobilisasi), instability (instabilitas dan
jatuh), incontinence (inkontinensia), intellectual impairment (gangguan intelektual),
infection (infeksi), impairment of vision and hearing (gangguan penglihatan dan
pendengaran), isolation (depresi), Inanition (malnutrisi), insomnia (ganguan tidur), hingga
immune deficiency (menurunnya kekebalan tubuh). Untuk mengatasi permasalah-
permasalan tersebut, perawat harus mengadakan pendekatan dalam perawatan pasien dengan
lansia di rumah baik melalui pendekatan fisik, psikososial maupun spiritual sehingga
masalah-masalah yang dialami pasien bisa terselesaikan. Perawatan lansia di rumah
diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup lansia sehingga mereka tetap merasa
bahagia dan dapat menjalani kehidupan masa tuanya dengan lebih baik.
B. SARAN
2. Keluarga diharapkan selalu memberikan perhatian yang penuh kepada lansia sehingga
3. Dalam perawatan lansia sebaiknya berupaya untuk memandirikan lansia sesuai dengan
kemampuannya.